Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 - 2020

  PENDAHULUAN

  4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Kabupaten Paser dengan ibukota Tanah Grogot merupakan salah satu dari sepuluh Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur yang berada diwilayah selatan Kalimantan Timur dengan luas 11.603,94 Km², dimana luas daratan tanpa laut, pantai, danau, rawa,

  2

  muara sungai dan sungai besar adalah ± 10.851,18 Km² dan sisanya sekitar 752,76 Km berupa perairan laut. Dimana secara geografis Kabupaten Paser terletak pada posisi 0 45’18,37” - 2 27’20,82” LS dan 115 36’14,5” -166 57’35,03” BT. Secara administratif, Kabupaten Paser memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Kutai
  • Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Selat Makasar
  • Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru Provinsi

  Kalimantan Selatan; dan • Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Tabalong Prop.

  Kalimantan Selatan dan Hulu Sungai Utara Prop. Kalimantan Selatan.

  Dari segi konstelasi regional, Posisi Kabupaten Paser dilintasi oleh jalan arteri

primer (jalan negara/nasional) yang menghubungkan Propinsi Kalimantan Timur

dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian timur Kabupaten Paser melintang selat

Makassar, yang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif

pelayaran internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan

Teluk Adang terletak 12 Km ke arah utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot),

sedangkan Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang 145 Km dari Kota Balikpapan,

atau 260 Km dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda).

  Secara Administratif Kabupaten Paser terdiri dari 10 Kecamatan yang dibagi menjadi 139 Desa/Kelurahan. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Long Kali, yaitu sekitar 20,56% dari luas Kabupaten Paser atau 2.385,39 Km² , sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya terkecil adalah Kecamatan

2 Tanah Grogot, yaitu sekitar 335,58 Km atau 2,89 persen dari luas total Kabupaten Paser.

  Luas wilayah masing-masing kecamatan di Kabupaten Paser selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Paser Per Kecamatan

  Luas Wilayah

No Kecamatan Daratan Perairan laut Jumlah Persentase

2 2 2 (km ) (km ) (km ) (%)

  1 Tanah Grogot 326,95 8,63 335,58 2,89

  2 Tanjung Harapan 480,40 233,65 714,05 6,15

  3 Kuaro 596,76 150,54 747,30 6,44

  4 Muara Samu - 855,25 855,25 7,37

  5 Pasir Belengkong 836,62 153,49 990,11 8,53

  6 Batu Sopang 1.111,38 1.111,38 - 9,58

  7 Long Ikis 1.138,37 65,85 1.204,22 10,38

  8 Batu Engau 1.501,61 5,65 1.507,26 12,99

  9 Muara Komam - 1.753,40 1.753,40 15,11

  10 Long Kali 2.250,44 134,95 2.385,39 20,56

  Kabupaten Paser 10.851,18 752,76 11.603,94 100,00 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Tabel 4.2 Daftar Kelurahan/Desa di Kabupaten Paser Tahun 2012

  No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

  1 Tanah Grogot Jone Pulu Rantau Janju Rantau Panjang Sungai Tuak Pepara Muara Pasir Tanah Periuk Tepian Batang Sempulang Padang Pengrapat Pulau Rantau Perepat Desa Tapis Desa Senaken

  2 Pasir Belengkong Suliliran Baru Sangkuriman Lempesu Laburan Baru Suatang Seniung Jaya Suliliran Suatang Baru Pasir Belengkong Damit

  No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

  Laburan Bekoso Sunge Batu Olong Pinang Suatang Keteban

  3 Kuaro Pasir Mayang Modang Pondong Baru Rangan Sandeley Keluang Lolo Kerta Bumi Padang Jaya Kendarom Air Mati Klempang Sari Keluang Paser Jaya

  4 Longkali Perkuwen Mendik Makmur Muara Toyu Mendik Karya Muara Pias Sebakung Munggu Mendik Bhakti Sebakung Taka Sebakung Makmur Muara Telake Mendik Pinang Jatus Muara Lambakan Bente Tualan Petiku Maruat Kepala Telake Muara Adang II Makmur Jaya Gunung Putar Desa Putang

  5 Long Ikis Kayungo Sari Kayungo Samuntai Krayan Makmur Krayan Bahagia Krayan Jaya Krayan Sentosa Jemparing Tajur Olung

  No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

  Lombok Muara Adang Teluk Waru Long Gelang Tiwei Belimbing Bukit Saloka Sekurou Jaya Sawit Jaya Kerta Bakti Adang Jaya Pait Tajer Mulia Brewe Atang Pait

  6 Muara Samu Biu Libur Dinding Suweto Muser Rantau Atas Rantau Bintungan Muara Andeh Tanjung Pinang Luan

  7 Tanjung Harapan Lori Selengot Keladen Tanjung Aru Labuangkallo Senipah Random

  8 Muara Komam Uko Batu Butok Muara Langon Muara Kuaro Prayon Muara Payang Long Sayo Swan Slutung Lusan Binangon Sekuan Makmur Selerong

  9 Batu Sopang Legai Samurangau Sungai Terik Kasungai Rantau Buta Batu Kajang

  No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

  Busui Rantau Layung Songka

  10 Batu Engau Kerang Tampakan Riwang Lomu Mengkudu Kerang Dayo Langgai Petangis Segendang Saing Prupuk Pengguren Jaya Bai Jaya Taberu

  Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

  Jarak ibukota kecamatan yang terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Muara Komam yang berjarak ± 86 km, Kecamatan Long Kali dengan jarak ± 77 km dari Tanah Grogot yang merupakan ibukota Kabupaten Paser. Sedangkan ibukota kecamatan terdekat ke ibukota kabupaten adalah Kecamatan Pasir Belengkong dengan jarak ± 5 km.

4.2 Kondisi Fisik Dasar

4.2.1. Topografi

  Berdasarkan topografi wilayah Kabupaten paser memiliki ketinggian dan kontur yang bervariasi, Secara garis besar Kabupaten Paser dibagi dalam dua wilayah:

  • Wilayah Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang dengan ketinggian berkisar 0-1.000 m diatas permukaan laut yang membentang dari utara sampai selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai dengan luas 967.100 Ha (69,52% dari Luas daratan). Dengan jalan negara Penajam-Kuaro dan Kerang Dayu sebagian batas topografi;
  • Wilayah Barat merupakan daerah bergelombang, berbukit dan bergunung berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan luas 424.100 Ha (30,48% dari luas daratan). Di wilayah ini terdapat beberapa puncak pegunungan seperti Gunung Serumpaka dengan ketinggian 1.380 m, Gunung Lumut 1.233 m, Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat.

  Secara keseluruhan ketinggian di Kabupaten Paser dibagi menjadi 6 (enam) bagian wilayah ketinggian sebagai berikut :

  • Ketinggian 0-7 M dari permukaan laut (dpl), umumnya mempunyai ciri fisik yaitu

  sewaktu-waktu tergenang, air tanah payau, banyak tanaman bakau, daerah pengendapan sungai, kelembaban udara dan suhu air tawar dan tidak terendam;

  • Ketinggian 7-25 M dpl, umumnya, mempunyai ciri fisik yaitu tanah cukup dalam dan

  subur, dapat dialiri air cukup besar, tidak ada erosi dan bila ada sangat terbatas, permukaan tanah datar sampai berlereng sedikit, kadang-kadang tergenang dan mempunyai air tanah yang cukup baik dan mudah didapat;

  • Ketinggian 25-100 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu erosi sudah mulai terjadi, daerah

  yang dapat dialiri sudah mulai berkurang, permukaan tanah mulai kasar, permukaan tanah berlereng datar sampai bergelombang;

  • Ketinggian 100-150 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu permukaan tanah berlereng,

  bergelombang sampai bergunung, curah hujan tinggi, air tanah dalam dan susah didapat, erosi sering terjadi, lapisan tanah cukup dangkal, tumbuhan tropika mulai sukar tumbuh, perkampungan tersebar dan terpencil, wilayah peralihan iklim panas ke iklim pegunungan (sejuk);

  • Ketinggian 1000 M atau lebih dpl, mempunyai ciri fisik yaitu wilayah berbukit-bukit

    sampai berlereng terjal dan memiliki udara sejuk.

4.2.2. Klimatologi

  Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan topografi wilayahnya. Suhu rata-rata tahunan adalah 25 derajat Celcius, sedangkan rata-rata curah hujan di kawasan ini adalah 154,18 milimeter.

Tabel 4.3 Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Paser Menurut Pos Pengamatan Dirinci per bulan

  

(MM) Kabupaten Paser, 2015

Batu Muara Tanjung Batu Pasir Tanah Long Muara Long No. Bulan Sopang Samu*) Harapan*) Engau Belengkong Grogot Kuaro Ikis Komam Kali

  

1 Januari 103,00 - 102,0 169,00 170,00 214,00 131,00 269,00 120,00 231,00

  

2 Februari 169,00 - 250,0 202,00 310,00 224,00 229,00 164,00 113,00 95,00

3 - Maret 391,00 583,0 211,00 295,00 478,00 375,00 351,00 189,00 243,00

  

4 April 107,00 - 309,0 162,00 162,00 291,00 252,00 224,00 119,00 230,00

  

5 Mei 207,00 122,00 150,00 167,00 100,00 168,00 138,00 132,00

- -

6 - Juni 288,00 145,0 60,00 161,00 190,00 116,00 189,00 145,00 145,00

  

7 Juli 159,00 76,0 93,00 - 86,00 142,00 145,00 115,00 97,00 0,00

8 - Agustus 130,00 43,0 88,00 45,00 43,00 0,00 82,00 38,00 69,00

  • 9 September 0,00 0,0 15,00 15,00 16,00 76,00 5,00 4,00 6,00

  • 10 Oktober 157,00 78,0 33,00 79,00 119,00 8,00 63,00 23,00 49,00

11 Nopember 206,00 117,0 177,00 - 103,00 208,00 84,00 115,00 195,00 92,00

  Batu Muara Tanjung Batu Pasir Tanah Long Muara Long No. Bulan Sopang Samu*) Harapan*) Engau Belengkong Grogot Kuaro Ikis Komam Kali

12 Desember 189,00 354,0 232,00 204,00 223,00 160,00 332,00 195,00 221,00 -

  Rata - rata 2014 175,50 187,00 130,33 148,33 192,92 139,67 173,08 114,67 126,08 - 2013 215,50 215,50 178,00 100,25 235,58 165,17 221,17 104,83 188,25 - 2012 - 160,00 121,25 241,00 143,58 202,00 205,83 133,75 220,58 2011 163,20 - 155,80 158,80 172,30 168,40 182,70 146,40 216,00 - - - 2010 192,80 327,88 107,90 203,60 239,80 167,30 - 146,40 Sumber: Kabupaten Paser dalam angka 2015

4.2.3. Geologi

  Stratigrafi daerah Kabupaten Paser terbagi dalam beberapa formasi dan satuan batuan dengan litologinya sebagai berikut.

  • • Kompleks Batuan Ultramafik merupakan batuan tertua dan bat uan alas dari formasi yang

  ada di daerah penelitian, terutama terdiri dari serpentin dan harzburgit. Serpentin berwarna kelabu kehijauan tersusun oleh kristosil dan antigorit. Komplek ini diduga berumur Jura. Di jumpai di sebelah barat Kuaro, dengan arah sebaran utara-selatan.

  • Formasi Pitap dan Haruyan terletak di atas Komplek Batuan Ultramafik berumur Kapur Awal. Formasi Pitap terdiri dari perselingan batu pasir, grewake, batulempung dan konglomerat. Formasi Haruyan terdiri dari lava, breksi dan tuf. Batuan granit dan diorit

    menerobos batuan di atas pada Kapur Akhir. Komoditas yang dijumpai adalah lempung.

  • Secara tidak selaras menutupi Formasi Pitap adalah Formasi Tanjung dan Kuaro yang berumur Eosen Awal. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan batu pasir, batulempung, konglomerat, batugamping dan napal dengan sisipan tipis batubara, napal, batugamping dan serpih. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung dan batugamping.
  • • Secara tak selaras menindih di atas Formasi Kuaro diendapkan Formasi Telakai berumur

  Eosen Akhir berupa batulempung, batu pasir lempungan dan serpih dengan sisipan batugamping dan napal.

  • • Di atasnya diendapkan Formasi Tuyu berumur Oligosen Akhir, terdiri dari perselingan batu

    pasir, grewake, serpih dan batulempung.
  • Di atasnya lagi diendapkan Formasi Berai terdiri dari batugamping, napal dan serpih. Formasi Pamaluan terdiri dari batulempung dan serpih dengan sisipan napal , batu pasir dan batugamping, sedangkan Formasi Bebulu terdiri dari batugamping dengan sisipan batulempung lanauan dan sedikit napal. Komoditas yang dapat dijumpai disini adalah batugamping, lempung.
  • Formasi Warukin menindih secara selaras Formasi Berai berumur Miosen Tengah-Akhir, terdiri dari perselingan batu pasir batu pasir dengan batulempung dengan sisipan batubara. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung.
  • • Formasi Pulau balang menutupi selaras Formasi Pamaluan berumur Miosen Tengah,

  terdiri dari perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batulempung dengan sisipan batubara. Komoditas yang dijumpai adalah lempung, pasir kuarsa.

  • • Formasi Balikpapan menindih secara selaras di atas Formasi Pulaubalang berumur Miosen

  tengah bagian atas, terdiri dari perselingan batu pasir kuarsa, batulempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal. Komoditas yang dijumpai adalah batugamping, batubara, pasir kuarsa, lempung.

  • Endapan termuda adalah alluvial yang berupa endapan sungai, rawa dan pantai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan Lumpur. Komoditas yang dapat dijumpai adalah sirtu , lempung.

  Struktur yang terdapat di daerah telitian adalah struktur sesar, lipatan dan kekar. Struktur lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin. Struktur tersebut tidak begitu jelas terlihat di lapangan karena litologi sudah banyak mengalami pelapukan kuat.

Tabel 4.4 Formasi Geologi Kabupaten Paser

  Luas Wilayah No Formasi Pembawa % (km²)

  1 Balikpapan Logam 218,12 1,88

  2 Batuan Vulkanik Kasale Logam 1.353,40 11,66

  3 Birang Batubara 2.544,66 21,93

  4 Granit dan Diorit Logam 2,17 0,02

  5 Pamaluan Batubara 4.365,06 37,62

  6 Pulau Balang Batubara 1.315,16 11,33

  7 Tanjung Batubara 999,70 8,62

  8 Telakui Batubara 678,31 5,85

  9 Ultramafik Logam 17,68 0,15

  10 Warukin Batubara 109,69 0,95

  Jumlah 11.603,94 100 Sumber : RTRW Kabupaten Paser

4.2.4. Geohidrologi

  2 Laburan

  12 Apar Kecil

  3 Setiu

  8 Riwang

  13 Selak

  4 Semengalor

  9 Segendang

  14 Bule

  5 Tebruk

  10 Langgai

  15 Sirang

  5. Pasir Belengkong

  1 Kandilo

  3 Belengkong

  2 Tempakang

  4 Bawelolang

  5 Sekiat

  6. Tanah Grogot

  1 Kandilo

  6 Sambu

  2 Seratai

  7 Sempulang

  3 Serakit

  8 Paser

  4 Semumum

  9 Lamunontu

  5 Melawen

  7 Bakung

  Kabupaten Paser memiliki 3 buah sungai besar yaitu; Sungai Paser (221 km), Sungai Kandilo (191 km) dan Sungai Taluksari (169 km). Sedangkan sungai-sungai lainnya adalah sungai-sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Paser.

  Sungai-sungai tersebut selain berfungsi sebagai sumber air minum dan mata

pencaharian penduduk juga digunakan oleh sebagian penduduk untuk sarana penghubung

antar kecamatan dan desa.

  2. Muara Samu

  Hal ini dikarenakan masih ada beberapa wilayah di Kabupaten Paser yang belum terjangkau oleh prasarana darat atau terjangkau akan tetapi relatif sangat sulit untuk dilalui. Untuk lebih jelasnya pada tabel dibawah ini disajikan sungai-sungai besar dan kecil yang ada di Kabupaten Paser.

Tabel 4.5 Nama-nama Sungai Menurut Kecamatan di Kabupaten Paser

  Kecamatan Nama Sungai

  1. Batu Sopang

  1 Samurangan

  5 Kasungai

  2 Busui

  6 Setin

  3 Kandilo

  7 Prayamlin

  4 Terik

  8 Prayan Mampang

  1 Pinang

  6 Bikang

  4 Biu

  2 Samu

  5 Bintungan

  3 Mante

  6 Kandilo

  3. Tanjung Harapan

  1 Segendang

  2 Jengeru

  3 Belaidayu

  4 Gresik

  4. Batu Engau

  1 Kerangan

  11 Apar Besar DAS bagian hilir Kabupaten Paser yaitu di sebagian DAS Adang–Kuaro, DAS Telake dan DAS Kerang–Sagenda. DAS bagian hilir Kabupaten Paser tersebar di Kecamatan Tanjung Harapan, Kecamatan Tanah Grogot, Kecamatan Pasir Belengkong, Kecamatan Kuaro, Kecamatan Long Ikis dan Kecamatan Long Kali.

  dan DAS Kerang–Sagenda. DAS bagian tengah Kabupaten Paser tersebar di Kecamatan Batu Engau, Kecamatan Tanah Grogot, Kecamatan Pasir Belengkong, Kecamatan Kuaro, Kecamatan Long I kis dan Kecamatan Long Kali.

  10. Long Kali

  8 Kuaro

  14 Pemerayon

  3 Komam

  9 Mili

  15 Swan

  4 Uko

  10 Rangan

  16 Mului

  5 Langon

  11 Prayang

  17 Puruk

  1 Telake

  13 Kandilo

  6 Kepala Telake

  2 Sekui

  7 Lambakan

  3 Pias

  8 Pentuan

  4 Toyu

  9 Kasungai

  5 Nikan

  10 Lenamon

  Sumber: Bappeda Kabupaten Paser

  Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Kabupaten Paser memiliki 4 (empat) Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Adang–Kuaro, DAS Kandilo, DAS Telake dan DAS Kerang–Sagenda.

  2 Selerong

  7 Prayon

  Kecamatan Nama Sungai

  8 Pekasan

  7. Kuaro

  1 Seniur

  5 Tempayang

  9 Pasiangan

  2 Tiu

  6 Rangan

  10 Jan

  3 Muru

  7 Sapin

  11 Rerong

  4 Kuaro

  12 Sambou

  1 Meliri

  8. Long Ikis

  1 Adang

  6 Sekuran

  2 Sai

  7 Tiwei

  3 Semuntai

  8 Topel

  4 Lombok

  9 Belimbing

  5 Pait

  10 Tepum

  9. Muara Komam

  • • DAS bagian hulu Kabupaten Paser yaitu DAS Kandilo seluas 3.416,1 Km² yang tersebar di

    Kacamatan Muara Komam, Kecamatan Batu Sopang, dan Muara Samu.
  • • DAS bagian tengah Kabupaten Paser yaitu di sebagian DAS Adang–Kuaro, DAS Telake

4.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.3.1 Kondisi Sosial

4.3.1.1. Jumlah Penduduk

  Sebagai daerah berkembang, maka dalam perencanaan pembangunan perlu memperhatikan faktor-faktor kependudukan karena penduduk memiliki peran ganda, yaitu sebagai objek pembangunan disatu sisi dan disisi lain menjadi subyek pembangunan.

  Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 249.991 jiwa dan bertambah menjadi 256.175 jiwa pada tahun 2014.

Tabel 4.6 Rata-rata Banyaknya Penduduk Tiap Kilometer Persegi

  

Kabupaten Paser Tahun 2015 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015 Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah – wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25 persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan. Tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Paser mengalami peningkatan sebesar 2,6 persen dibanding tahun 2013. Penduduk Kabupaten Paser tahun 2014 sebanyak 256.175 jiwa

  2

  dengan luas wilayah seluas 11.603,94 Km , kepadatan penduduk Kabupaten Paser sebesar

  2

  2

  22,08 jiwa/ Km atau dengan kata lain setiap 1 Km wilayah yang ada di Kabupaten Paser dihuni oleh 22 orang.

  Sampai dengan tahun 2014, persebaran penduduk di Kabupaten Paser masih dapat dikatakan belum merata. Hal ini terlihat jelas dari distribusi penduduk pada masing-masing kecamatan. Kecamatan Tanah grogot merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk cukup tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu 66.393 jiwa. Dengan luas wilayah yang relatif cukup sempit mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk di kecamatan ini

  2

  cukup tinggi (197,85 jiwa/km ) bahkan lebih tinggi dari tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Paser. Kecamatan lain yang juga memiliki jumlah penduduk relatif cukup tinggi adalah kecamatan Long Ikis, Long Kali, Kuaro dan Kecamatan Paser Belengkong.

  Sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relatif sedikit adalah kecamatan Muara Samu, Tanjung Harapan dan Batu Eng

Gambar 4.1. Persentase Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2015

4.3.1.2. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Pada dasarnya Kabupaten Paser telah berhasil melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pendidikan dasar melalui program wajib belajar 9 tahun. Sampai dengan tahun 2011 kesempatan belajar pada jenjang pendidikan dasar semakin meluas (Tabel 4.6). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase penduduk usia sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA masih cukup rendah. Rendahnya tingkat partisipasi pada jenjang ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) kurangnya kesadaran siswa dan orang tua dalam menyekolahkan anaknya; (2) sulitnya jangkauan sarana pendidikan terutama bagi yang tinggal di daerah-daerah terpencil; (3) terbatasnya ekonomi keluarga sehingga banyak anak-anak usia sekolah yang memilih mencari kerja untuk membantu ekonomi keluarga.

Tabel 4.7 Persentase Penduduk 10 Tahun ke-Atas menurut Pendidikan yang Ditamatkan

  

Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015

  

4.3.1.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian dan

Ketenagakerjaan

  Berdasarkan data pada tahun 2011, dapat dilihat bahwa struktur mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Paser berada pada subsektor pertanian. Dari tabel berikut sekitar 40.08% penduduk Kabupaten Paser bergerak di lapangan usaha pertanian, disusul dengan subsektor perdagangan, pertambangan dan penggalian masing-masing sebanyak 18.51% dan 14.79%.

Tabel 4.8 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Bekerja Kabupaten Paser

  

Tahun 2011-2014

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

  1 Pertanian 40,08 37,05 39,81 44,12

  2 Pertambangan dan Penggalian 14,79 13,46 13,88 14,20

  3 Industri 7,29 7,14 8,68 4,65

  4 Konstruksi 2,56 2,95 3,59 2,05

  5 Perdagangan 18,51 15,73 14,65 17,41

  6 Transportasi dan Komunikasi 1,47 1,44 2,11 2,13

  7 Jasa 12,70 20,58 15,70 13,56

  8 Lainnya 2,60 1,65 1,58 1,87

  Jumlah 100 100 100 100 Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015

  Hal ini menunjukkan bahwa subsektor pertanian Kabupaten Paser masih merupakan lapangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar. Subsektor pertanian disini mencakup pertanian dalam skala luas yang meliputi kegiatan perkebunan dan perikanan. Sifat yang massal dari subsektor pertanian ini menyebabkan besarnya tenaga kerja yang bisa ditampung. Tidak adanya seleksi yang ketat dan rendahnya kualifikasi pekerja, sebagaimana di subsektor modern (seperti industri dan jasa), menyebabkan lapangan pekerjaan subsektor ini mudah dimasuki oleh angkatan kerja yang memasuki pasar kerja. Sehingga subsektor ini sering disebut sebagai kegiatan ekonomi yang padat karya (labour oriented).

  Sub sektor selanjutnya yang banyak menyerap tenaga kerja adalah subsektor Perdagangan (17,41%), Pertambangan dan Penggalian (14,20%). Adapun subsektor yang lain seperti industri, dan jasa merupakan kegiatan ekonomi yang kurang berkembang di Kabupaten Paser.

  Ditinjau dari aspek gender, penduduk perempuan di Kabupaten Paser cenderung bekerja pada sub sektor perdagangan dan jasa. Sementara itu penduduk laki-laki di wilayah ini menominasi pekerjaan pada subsektor pertambangan dan penggalian, angkutan dan komunikasi, serta konstruksi. Sedangkan pada subsektor pertanian, terdapat keseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang bekerja didalamnya.

  Secara umum, angkatan kerja perempuan di Kabupaten Paser lebih rendah dibanding angkatan kerja laki-laki. Rendahnya jumlah angkatan kerja perempuan tersebut disebabkan karena dominasi penduduk perempuan yang berstatus mengurus rumah tangga cukup besar.

Tabel 4.9 Kualifikasi Pendidikan Usia Kerja dan Pencari Kerja Tahun 2015

  Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015

  Sebagian besar angkatan kerja di Kabupaten Paser didominasi oleh penduduk SLTA dan Sarjana. Sementara itu tamatan SD, SLTP dan Diploma yang menjadi angkatan kerja masih jauh lebih kecil. Kondisi ini merepresentasikan bahwa tipe lapangan kerja yang mendominasi Kabupaten Paser merupakan lapangan kerja yang tidak membutuhkan skill/ ketrampilan yang terlalu tinggi. Sebaliknya jumlah pencari kerja tertinggi adalah penduduk dengan tamatan SLTA dan disusul dengan penduduk dengan tamatan SLTP dan SD. Sementara itu penduduk yang telah menamatkan program diploma dan sarjana yang tergolong sedang mencari pekerjaan jauh lebih kecil. Situasi ini menunjukkan bahwa walaupun lapangan kerja yang mendominasi Kabupaten Paser merupakan lapangan kerja yang tidak membutuhkan skill/ keterampilan yang tinggi, namun kompetisi diantara angkatan kerja untuk memasuki sektor ini juga relatif tinggi.

4.3.2 Kondisi Ekonomi

4.3.2.1 Perkembangan PDRB

  Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), karena pertumbuhan PDRB ADHK menggambarkan pertumbuhan ril faktor-faktor produksi tanpa dipengaruhi faktor perubahan harga (inflasi/deflasi). Angka pertumbuhan tersebut memberikan gambaran peningkatan aktifitas perekonomian disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

  Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perekonomian di Kabupaten Paser secara konsisten menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan ini terlihat jelas pada pertumbuhan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Paser dalam beberapa tahun terakhir ini yang dapat dilihat pada tabel berikut.

  Hasil perhitungan menunjukkan bahwa angka nominal PDRB Kabupaten Paser tahun 2011 Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 16.680.292 triliun rupiah lebih atau mengalami pertumbuhan sebesar 26.30% dari nilai PDRB tahun sebelumnya. Sementara hasil penghitungan PDRB dengan menggunakan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, PDRB Kabupaten Paser mengalami pertumbuhan sebesar 10.85%, sehingga pada tahun 2011 angka nominalnya mencapai Rp. 6.285.640 triliun lebih, peningkatan angka nominal PDRB menunjukkan bahwa aktifitas perekonomian di daerah Kabupaten Paser pada kurun waktu tersebut terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan PDRB ini tidak terlepas dari peran sektor primer, yaitu sektor pertambangan. Perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser selama kurun waktu beberapa tahun terakhir sebagaimana dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan

  

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2011 (000.000)

T A H U N 2010*) 2011**) NO LAPANGAN USAHA ADH ADH ADH ADH Berlaku Konstan Berlaku Konstan

  1 Pertanian 1.671.646 755.900 1.921.518 795.191 Pertambangan & 2 10.086.581 4.239.888 13.081.015 4.749.092 Penggalian

  3 Industri Pengolahan 113.884 83.832 134.522 89.293

  4 Listrik, Gas & Air 17.038 10.659 20.463 12.252

  5 Bangunan 268.921 155.896 298.738 165.965 Perdagangan, Restoran & 6 474.009 165.811 546.134 184.903 Hotel

  7 Angkutan & Komunikasi 80.817 45.789 90.019 48.672

  8 Keuangan, Persewaan & 119.761 71.202 139.528 78.132

  Perus

  9 Jasa-Jasa 374.512 141.599 448.355 162.140

  PDRB 13.207.170 5.670.576 16.680.292 6.285.640 PDRB @ 3.147.802 1.444.281 3.630.631 1.551.150 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012 Keterangan : **) Angka Sangat Sementara *) Angka Sementara @ Tanpa Pertambangan Non Migas

  Jika dilihat kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap nilai nominal PDRB, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sangat dipengaruhi dua sektor dominan, yaitu Sektor Pertambangan dan Sektor Pertanian. Kedua sektor ini memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB Kabupaten Paser, yaitu masing-masing sebesar 78,42% dan 11,52% terhadap nilai total PDRB.

Tabel 4.12 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB ADH Berlaku

  

dan ADH Konstan 2000 Tahun 20010 – 2011 (000.000)

Laju Pertumbuhan (%) ADH ADH TAHUN

  ADH ADH Berlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan

  • 2000 2.049.809 2.049.809 2003 3.212.854 2.868.367 56,74 39,93 2004 3.544.931 3.042.632 10,34 6,08

  2005 4.001.250 3.314.261 12,87 8,93 2006 4.912.604 3.709.866 22,78 11,94 2007 6.151.390 4.189.093 25,21 12,91 2008 8.696.804 4.486.554 41,38 7,10

  4 Listrik, Gas dn Air Bersih 0,19 0,20 0,19 0,16 0,16 0,13 0,12

  Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012 Ket: *)Angka Sementara, r)Angka Revisi, **)Angka Sangat Sementara

  9 Jasa-jasa 2,88 2,86 2,71 2,91 3,25 2,84 2,69

  8 Keuangan, Persw, & Js. Perush 1,44 1,26 1,27 1,04 1,04 0,91 0,84

  7 Pengangkutan & Komunikasi 1,11 1,00 0,19 0,73 0,72 0,61 0,54

  6 Perdagangan, Hotel & Resto 4,1 4,63 4,59 3,88 4,10 3,59 3,27

  5 Bangunan 3,07 3,41 3,16 2,49 2,39 2,04 1,79

  3 Industri Pengolahan 1,73 1,62 1,41 1,08 1,06 0,86 0,81

  2009r) 9.972.212 4.833.721 14,67 7,74 2010**) 13.207.170 5.670.576 32,44 17,31

  2 Pertambangan & Penggalian 64,42 64,81 65,94 72,51 72,01 76,37 78,42

  1 Pertanian 21,06 20,21 19,81 15,21 15,27 12,66 11,52

  

(Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sektoral Terhadap PDRB ADHB dan ADHK)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

Tabel 4.13 Struktur Ekonomi Kabupaten Paser Tahun 2011

  Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi perekonomian suatu wilayah. Hal ini dikarenakan indikator tersebut merupakan cerminan perekonomian suatu wilayah. Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam hal penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian masih paling dominan (yang paling banyak) menyerap tenaga kerja. Struktur Ekonomi Kabupaten Paser beberapa kurun waktu terakhir sebagaimana dijabarkan pada tabel dibawah ini :

  Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012 Keterangan : **) Angka Sangat Sementara *) Angka Sementara @ Tanpa Pertambangan Non Migas

  2011*) 16.680.292 6.285.640 26,30 10,85

  Peningkatan nilai nominal PDRB atas dasar harga berlaku memberikan dampak langsung terhadap perkembangan PDRB perkapita dan Pendapatan Perkapita masyarakat Kabupaten Paser. Jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, angka PDRB perkapita pendapatan terus mengalami peningkatan. Angka PDRB perkapita kondisi lima tahun terakhir (2011**, 2010*, 2009, 2008, 2007) sebesar 69,73 juta rupiah, 57.34 juta rupiah, 44.75 juta rupiah, 40.47 juta rupiah, dan 29.68 juta rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita selama lima tahun terakhir (2011**, 2010*, 2009, 2008, 2007) berturut-turut sebesar 60.85 juta rupiah, 50.04 juta rupiah, 39.06 juta rupiah, 35.32 juta rupiah, dan 25.91 juta rupiah. Dimana nilai PDRB Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 16,68 trilyun rupiah jika dibagi dengan jumlah penduduk Paser sebanyak 239.221 orang menjadi 69,73 juta rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita tahun 2011 Kabupaten Paser sebesar 60,85 juta rupiah. Artinya bahwa rata-rata penduduk kabupaten Paser tahun 2011 memperoleh penghasilan 60,85 juta rupiah/tahun selama tahun 2011. Setiap tahunnya rata – rata penghasilan penduduk Kabupaten Paser semakin meningkat.

4.3.2.2 Profil APDB Kabupaten

  Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008 s/d Tahun 2012

  1,14

  3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 118.676.909.512,00 10,83 127.422.359.138,00 13,46 203.034.611.720,00 18,41 330.151.927.820,00 20,56 519.400.457.000,00 28,32 3,1 Hibah 1.557.463.312,00

  0,14

747.795.917,00

  0,08 36.971.077.620,00

  3,35 318.065.000,00

  0,02 21.000.000.000,00

  Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan 54.493.211.000,00 4,97 66.860.832.940,00 7,06 75.958.734.500,00 6,89 165.491.855.000,00 10,30 194.853.520.000,00 10,62 Pemerintah Daerah lainnya ***) 0,00

  3,2

  2,3

  3,3

  Dana penyesuaian dan otonomi Khusus****) 2.726.235.200,00 0,25 5.611.875.000,00 0,59 15.211.899.600,00 1,38 74.578.157.820,00 4,64 36.500.837.000,00 1,99

  3,4

  Bantuan keuangan dari provinsi atau 59.900.000.000,00 5,46 54.201.855.281,00 5,73 74.892.900.000,00 6,79 89.763.850.000,00 5,59 267.046.100.000,00 14,56 Pemerintah Daerah lainnya

  2011 2012 No. PENDAPATAN DAERAH

2008 2009 2010

  Dana alokasi khusus 8.234.100.000,00 0,75 7.557.000.000,00 0,80 5.463.600.000,00 0,50 8.658.600.000,00 0,54 7.397.640.000,00 0,40

  Dana alokasi umum 183.670.800.000,00 16,75 126.665.267.000,00 13,38 25.256.525.000,00 2,29 208.204.282.000,00 12,96 280.966.870.000,00 15,32

  Sumber : Laporan Realisasi APBD Paser 2008 – 2012 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

  0,99 13.969.561.000,00

  1 Pendapatan Asli Daerah 72.147.192.978,09 6,58 79.319.639.674,35 8,38 107.225.851.713,45 9,72 111.504.056.786,42 6,94 61.409.692.833,00 3,35 1,1

  Pajak Daerah 2.107.304.599,36 0,19 1.959.508.386,58 0,21 3.573.049.846,10 0,32 14.755.526.769,10 0,92 11.777.310.000,00 0,64

  1,2 Retribusi Daerah 15.663.056.147,13

  1,43 13.302.867.844,18

  1,41 14.105.654.654,81

  1,28 15.891.873.187,08

  0,76

  2,2

  1,3

  Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 6.127.194.162,71 0,56 7.220.578.358,04 0,76 6.314.331.773,25 0,57 8.363.137.666,17 0,52 6.919.808.190,00 0,38

  1,4

  Lain-lain PAD yang sah 48.249.638.068,89 4,40 56.836.685.085,55 6,00 83.232.815.439,29 7,55 72.493.519.164,07 4,51 28.743.013.643,00 1,57

  2 Dana Perimbangan 905.392.408.437,00 82,59 739.916.231.626,00 78,16 792.354.070.546,00 71,86 1.164.383.890.346,00 72,50 1.253.538.460.966,00 68,34 2,1 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 713.487.508.437,00

  65,09 605.693.964.626,00 63,98 761.633.945.546,00 69,08 947.521.008.346,00 59,00 965.173.950.966,00 52,62

TOTAL PENDAPATAN 1.096.216.510.927,09 946.658.230.438,35 1.102.614.533.979,45 1.606.039.874.952,42 1.834.348.610.799,00

  Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan asli daerah terus mengalami penurunan hamper mancapai 50 %. Sedangkan untuk dana perimbangan dan lain-lain pendaptan daerah yang sah terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2012. Meskipun pendapatan asli daerah terus mengalami penurunan, total pendapatan daerah terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2012. Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Paser harus lebih meningkatkan pendapat asli daerahnya agar total pendapatan menjadi lebih besar, seperti dengan meningkatkan pajak dan retribusi daerah, pengelolaan sumber kekayaan daerah.

  Sementara itu dari segi perkembangna belanja daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.

  

Perkembangan Belanja Daerah Tahun 2 0 0 8 s/ d Tahun 2 0 1 2

2008 2009 2010 2011 2012 No. BELANJA DAERAH (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

  1. Belanja Pegawai 315,615,784,569.00 35.40 344,234,781,387.92 31.93 389,105,373,511.92 32.75 554,226,948,056.66 34.31 618,333,011,828.44 26.60 130,161,666,808.00 14.60 176,837,481,364.82 16.40 143,007,662,931.50 12.04 249,453,769,288.18 15.44 299,527,796,457.11 12.88

  2. Belanja Barang dan Jasa

  3. Belanja Subsidi 2,525,000,000.00

  0.28

  2,500,000,000.00 0.11 2,886,884,775.00 63,666,191,500.00 73,397,859,646.42 6.18 50,473,410,600.00 3.12 60,816,934,000.00 2.62

  4. Belanja Hibah

  0.32

  

5.90

  72,663,223,000.00 18,443,838,548.67 13,166,235,000.00 1.11 22,092,450,000.00 1.37 3,317,000,000.00 0.14

  5. Belanja Bantuan Sosial

  8.15

  

1.71

  6. Belanja Bantuan Keuangan 52,649,729,625.00

  5.91 66,500,000,000.00 6.17 75,173,351,739.00 6.33 103,936,000,000.00 6.43 129,559,888,646.00 5.57

  314,611,775,793.00 35.29 407,621,552,200.50 37.80 492,431,264,513.74 41.44 628,262,397,065.23 38.89 1,205,274,846,612.06 51.84

  7. Belanja Modal

  8. Belanja Tidak Terduga 405,231,000.00

  0.05 941,000,000.00 0.09 1,940,584,600.00 0.16 7,000,000,000.00 0.43 5,500,000,000.00 0.24

TOTAL BELANJA 891,519,295,570.00 1,078,244,845,001.91 1,188,222,331,942.58 1,615,444,975,010.07 2,324,829,477,543.61

Sumber : Laporan Realisasi APBD Paser 2008 – 2012

  Total perkembangan belanja daerah Kabupaten Paser dari tahun 2008 – 2012 terus mengalami peningkatan. Belanja daerah yang mempunyai porsi paling besar dalam pengeluarannya yaitu dari aspek belanja modal, yang mana pada tahun 2012 pengeluarannya mencapai 51,84 %. Sementara itu untuk pengeluaran terbesar kedua yaitu dari segi belanja pegawai yaitu sebesar 26,60 % pada tahun 2012. Pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa total belanja daerah Kabupaten Paser lebih besar dari pada total pendapatan yang diperoleh ditahun yang sama, hal ini akan mengakibatkan ketidaksehatan keuangan daerah karena akan terjadi pinjaman ke negara ataupun wilayah lain. Belanja daerah ini harus disesuaikan dengan pendapatan daerah agar tidak terjadi inflasi keuangan, sehingga tidak mempunyai hutang. Caranya yaitu dengan meningkatkan pendaptan asli daerah seperti dengan meningkatkan pajak dan retribusi daerah, pengelolaan sumber kekayaan daerah.

4.3.2.3 Potensi Ekonomi

  A. Komoditas Unggulan Pertanian

  Tahun 2011, produksi padi Kabupaten Paser 34.445 ton. Angka ini jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 16,79 persen. Penurunan produksi ini tidak hanya terjadi pada komoditas padi tetapi juga beberapa palawija kecuali ubi kayu dan ubi jalar.

  Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi, tanaman padi mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 34.445 ton, yang terdiri dari 26.336 ton dan padi ladang 8.109 ton padi sawah, selanjutnya dikuti singkong/umbi-umbian sebesar 2.633 ton dan ubi jalar 1.446 ton. Meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman bahan makanan, produksi kayu dan ubi jalar setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani.

  B. Komoditas Unggulan Perkebunan

  Selain untuk pemenuhan kebutuhan lokal, hasil perkebunan rakyat Kabupaten Paser sebagian besar diperdagangkan antar daerah. Tiap hasil komoditi perkebunan sudah memiliki saluran pemasaran tersendiri.

Gambar 4.6. Potensi Perkebunan Kabupaten Paser Untuk komoditi karet, kopi, dan lada sebagian besar dibeli pedagang asal Kalimantan Selatan, untuk kelapa sebagian besar dijual ke Balikpapan, sedangkan kakao dibeli pedagang dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk kelapa sawit rakyat, penyalurannya dilakukan melalui penampungan hasil panen oleh PTPN XIII, sebelum akhirnya masuk ke pasar.

  Selain untuk pemenuhan kebutuhan lokal, hasil perkebunan rakyat Kabupaten Paser sebagian besar diperdagangkan antar daerah. Tiap hasil komoditi perkebunan sudah memiliki saluran pemasaran tersendiri. Untuk komoditi karet, kopi, dan lada sebagian besar dibeli pedagang asal Kalimantan Selatan; untuk kelapa sebagian besar dijual ke Balikpapan, sedangkan kakao dibeli pedagang dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk kelapa sawit rakyat, penyalurannya dilakukan melalui penampungan hasil panen oleh PTPN XIII, sebelum akhirnya masuk ke pasar.

  Subsektor Perkebunan, sebagai usaha yang paling menonjol dimana sampai dengan tahun 2011, telah mencapai luas 143.126,94 Ha. dengan budidaya yang dikembangkan didominasi oleh Kelapa Sawit seluas 124.455.70 Ha atau 86,95%, Karet 10.927.21 Ha atau 7,63% dan Kelapa 3.926,04 Ha atau 2,74% (selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.15).

  Sampai dengan tahun 2011, produk unggulan sektor perkebunan di Kabupaten Paser masih dikuasai oleh tanaman kelapa sawit. Produksi kelapa sawit Kabupaten Paser tahun 2011 mencapai 918.680,44 Ton. Jumlah produksi ini jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 10,60 persen. Tahun 2010, nilai produksi kelapa sawit 830.648,57 Ton. Tanaman perkebunan lain yang juga merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Paser adalah tanaman karet. Dibandingkan tahun 2010, produksi tanaman perkebunan karet di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami kenaikan hingga 31,90 persen. Produksi karet tahun 2010 mencapai 8.017,00 Ton namun pada 2011 produksinya telah mencapai 10.574,07 Ton.

  Komoditi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Paser sebagian besar berstatus sebagai perkebunan rakyat. Untuk perkebunan sawit yang merupakan komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Paser, 40,42% atau 50.310,20 Ha berstatus sebagai perkebunan rakyat. Sedang sisanya 17.216,00 Ha berstatus sebagai perkebunan besar negara dan 56.929,50 Ha berstatus sebagai perkebunan besar swasta. Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas 124.455.70 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 58.125,30 Ha belum menghasilkan, 947,00 Ha sudah tua dan sisanya seluas 65.383,40 Ha yang berada pada tahap produktif.

C. Komoditas Unggulan Peternakan

  Secara umum, populasi ternak di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010, hanya sapi potong dan itik yang mengalami kenaikan populasi. Jumlah sapi potong pada tahun 2011 mencapai 12.189 ekor atau naik 17,95 persen dibanding tahun 2010.

  Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 837 449 ekor. Populasi ayam buras di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010.