ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 ASPEK PERLINDUNGAN BAB LINGKUNGAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN

8 BIDANG CIPTA KARYA

8.1. ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

  

RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal

lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di

perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi

acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,

analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi

perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

Bab VIII -

  1

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan

RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah

mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah : 1.

   UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

  250 (SPPLH)” 2.

   UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang” 3.

   Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014: “Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim” 4.

   Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

  Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

Bab VIII -

  2

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu

pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup yaitu:

  1. Pemerintah Pusat a.

  Menetapkan kebijakan nasional.

  b.

  Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

  c.

  1 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

  d.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  e.

  Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

  f.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

  g.

  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

  h.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. i.

  

Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.

j.

  Menetapkan standar pelayanan minimal.

  2. Pemerintah Provinsi a.

  Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

  b.

  Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

  c.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  d.

  Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.

  e.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

  f.

  Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.

  g.

  Melaksanakan standar pelayanan minimal.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota a.

  Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.

  b.

  Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.

  c.

  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  d.

  Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

  e.

  Melaksanakan standar pelayanan minimal.

Bab VIII -

  3

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS,

adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,

rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena: 1.

  RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

  2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip- prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

  

Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPIJM yang telah disusun oleh

pemerintah Kabupaten Buton, maka dilakukan penapisan untuk masing-masing

sektor dengan mempertimbangkan isu pokok: 1)

  Perubahan iklim, 2) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, 3)

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,

kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

  4) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, 5) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, 6)

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan

penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau, 7)

  Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun

teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

  Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun tabel 8.1.

Bab VIII -

  4

  Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.

  2. Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan keanekaragaman hayati

Pembangunan rusunawa beserta

infrastruktur pendukungnya dikawasan TAKAWA akan menyebabkan terjadinya

penebangan pohon penghijauan.

  Penilaian No Kriteria

  3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

  

Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta Karya

  

Uraian Pertimbangan *)

Kesimpulan (signifikan/Tidak Siginifikan)

  1. Perubahan Iklim - Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan

  • -

    Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

  • -

    Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.
  • -

    Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat.

  5 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

Tabel 8.1.

  4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

  5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.

  

Pembangunan dan Pening-katan

Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah dan Infrastruktur Di TPA

Kaumbu dan kegiatan pembangunan di Kawasan

Takawa akan merubah bagian

kawasan alami yang dimanfaatkan sebagai sabuk hijau dan perlindungan flora

fauna di kawasan. Catatan: Luas

areal kawasan TPA 4,5 ha Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.

  6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

  7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

  • -

    Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
    • *) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup

Bab VIII -

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  

Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses

penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM

tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan

Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim

Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa

KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM

dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.

Berdasarkan Tabel 8.1. diatas, tidak terindikasi bahwa rencana program dalam

RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan sehingga KLHS tidak perlu

dilaksanakan,

  8.1.2. AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012

tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana

Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi

dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup, yaitu:

1. Proyek wajib AMDAL 2.

  Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL 3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib

dilengkapi dokumen AMDAL dan Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib

AMDAL tapi Wajib UKL-UPL ditampilkan pada tabel 8.2 dan tabel 8.3 sebagai

berikut :

Bab VIII -

  6

A. Persampahan : a.

  • luas kawasan TPA, atau ≥ 10 ha
  • Kapasitas Total ≥ 100.000 ton
  • luas landfill, atau semua kapasitas/besaran
  • Kapasitas Total c Pembangunan transfer station :
  • Kapasitas ≥ 500 ton/hari d.
  • Kapasitas ≥ 500 ton/hari e Pengolahan dengan Insinerator:
  • Kapasitas Semua Kapasitas
  • Kapasitas ≥ 500 ton/hari
  • Kapasitas ≥ 500 ton/hari

  c. Kota sedang dan Kecil, luas ≥ 100 ha d. Keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha

  Jenis Kegiatan Skala/Besaran Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill: Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu: Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:

  b. TPA didaerah pasang surut :

  f. Composting Plant:

  g. Transportasi smpah dengan kereta Api:

  B Pembangunan Perumahan/Permukiman:

  a. Kota Metropolitan, luas ≥ 25 ha

  b. Kota besar, luas ≥ 50 ha

C. Air Limbah Domestik a.

  • Luas, atau ≥ 2 ha
  • Kapasitasnya ≥ 11 m³/hari b.
  • Luas, atau ≥
  • Kapasitasnya ≥ 2,4 ton/hari c.
  • Luas layanan, atau ≥
  • Debit air limbah ≥ 16.000 m³/hari D.
  • Luas layanan ≥
  • Kota sedang, panjang ≥ 10 km E.
  • Luas layanan ≥
  • panjang ≥ 10 km

  3 ha

  a. Kota besar/metropolitan, panjang:

  500 ha

  a Pembangunan jaringan distribusi

  500 ha

  b. Pembangunan jaringan transmisi

  Sumber : Permen LH 5/2012 No.

  Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di Permukiman Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang: Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

  Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

Bab VIII -

  7 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel 8.2. Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

  500 ha

  8 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel 8.3. Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

  a. Persampahan i.

  ● Luas Kawasan, atau < 10 Ha ● Kapasitas total < 10.000 ton ii TPA daerah pasang surut ● Luas landfill, atau < 5 Ha

  ● Kapasitas total < 5.000 ton iii Pembangunan transfer station ● Kapasitas < 1.000 ton/hari iv Pembangunan instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu ● Kapasitas < 500 ton v Pembangunan incenerator ● Kapasitas < 500 ton/hari vi Pembangunan instansi Pembuatan Kompos ● Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

  b. Air Limbah i

  Domestik/ ● Luas < 2 ha

  Permukiman ● Atau kapasitas < 11 m³/hari ii Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah ● Luas < 3 ha

  ● Atau bahan organik < 2,4 ton/hari iii ● Luas < 500 ha ● Atau debit air limbah < 16.000 m³/hari c. Drainase i Pembangunan saluran primer dan sekunder Permukaan

  ● Panjang < 5 km Perkotaan ii Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan permukiman

  ● Luas kolam retensi/polder (1-5) ha

  d. Air Minum i Pembangunan jaringan distribusi: ● luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii Pembangunan jaringan pipa transmisi ● Metropolitan/besar, panjang: 5 s.d. < 10 km ● sedang/kecil, panjang: 8 s.d. M 10 km ● Pedesaan, panjang : - iii ● sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps ● Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps iv Pembangunan instalasi Pengolahan air lengkap ● Debit

  : > 50 lps s.d. < 100 lps v Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan : ● Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps ● Kegiatan komersil : 1,0 lps - < 50 lps e. i Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah : 1) 2) 3) 4)

  Pembangunan Gedung Kegiatan dan batasan kapasitasnya Sektor Teknis CK Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang: Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m² Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m² Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m² Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

  Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

Bab VIII -

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  

ii Pembangunan bangunan gedung dibawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustruian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m² 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m² 3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m² 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri. Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL iii Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m² 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m² 3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

  Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL Pengembangan i Kawasan permukiman sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, Kawasan buruh./pekerja:

f. Permukiman Baru

  ● Jumlah hunian : < 500 unit rumah; ● Luas kawasan : < 10 ha ii P engembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (kota terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

  ● Jumlah hunian : < 500 unit rumah; ● Luas kawasan : < 10 ha iii Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)

  ● Jumlah hunian : < 500 unit rumah; ● Luas kawasan : < 10 ha

g. i Penanganan kawasan kumuh diperkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan

Peningkatan kualitas infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk; permukiman

  ● Luas kawasan : < 10 ha ii Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil; ● Luas kawasan : < 10 ha iii Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP) ● Luas kawasan : < 10 ha h. i Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan Penanganan pendekataan peremajaan kota (Urban renewal ), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan

  Kawasan Kumuh dengan penyediaan bangunan rumah susun. Perkotaan ● Luas kawasan : < 5 ha

  Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Bab VIII -

  9

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  

Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam

RPIJM Kabupaten Buton, maka secara mendasar kajian lingkungan yang

dibutuhkan berupa penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan

Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat

pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH). Berdasarkan ketentuan

tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program bidang Cipta

Karya di Kabupaten Buton yang memerlukan dokumen kajian dan perlindungan

lingkungan adalah seperti pada Tabel 8.4.

  

Tabel 8.4.

Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan

pada Program Cipta Karya di Kabupaten Buton

  Perlindungan Lingkungan No Komponen/Kegiatan Lokasi AMDAL UKL/UPL SPPLH

I. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Laporan Pembinaan Pengembangan Permukiman

  1 Kab. Buton (RPKPP ) Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh Holimombo, Kec.

  2

  Holimombo Kecamatan Wabula Wabula Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh Laompo, Kec.

  3

  Laompo Kecamatan Batauga Batauga Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

  4 Lombe, Kec. Gu Lombe Kecamatan Gu Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

  5 Dongkala- Kondowa Dongkala-Kondowa Kec. Pasar Wajo Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

  6 Kec. Pasarwajo Pasarwajo Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi

  7 Kec. Pasarwajo Kec. Pasarwajo Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi

  8 Kec. Pasarwajo Kec. Pasarwajo (Lanj.) Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

9 Kec. Wolowa

   Wolowa Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

  10 Kec. Wolowa Wolowa (Lanj.) Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

  11 Kec. Wolowa Wolowa (Lanj.) Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

  12 Kec. Wolowa Wolowa (Lanj.) Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur Takawa, Kec.

  13

  Pendukungnya Pasarwajo Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur Takawa, Kec.

  14

  Pendukungnya (Lanj.) Pasarwajo Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kws. Desa Harapan

  15 Agropolitan Desa Harapan Jaya Kec. Lasalimu Selatan Jaya Kec. Lasalimu Kab. Buton Selatan Kab. Buton Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan

  16 Kawasan Wabula Minapolitan Kawasan Wabula Kab. Buton Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kawasan Lasalimu

  17

  Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton Selatan Kab. Buton Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kawasan Lasalimu

18 Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton

   Selatan Kab. Buton (Lanj.)

  Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kawasan Wolowa

  19

  Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton Kab. Buton Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kawasan Wolowa

  20

  Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.) Kab. Buton

Bab VIII -

  10

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  3 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton (lanj.) Kab. Buton

  40 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu (Lanj.) Kec. Siompu

  41 PPIP Kab. Buton

  42 PPIP Kab. Buton

  43 PPIP Kab. Buton

  44 PPIP Kab. Buton II. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

  1 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton (Lanj.)

Kab. Buton

  

  2 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton (Lanj.)

Kab. Buton

  

  4 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton (lanj.)

Kab. Buton

  39 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu (Lanj.)

Kec. Siompu

  

  5 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton (lanj.)

Kab. Buton

  

  6 Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

  

P.Kadatua

  7 Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

  

P.Kadatua

  8 Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

  

P.Kadatua

  

Bab VIII -

  11 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

  21 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.)

Kawasan Wolowa

Kab. Buton

  30 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil Pulau Kadatua

Pulau Kadatua

  

  22 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo Desa Laompo

  23 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

  24 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

  25 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

  26 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru Desa Kamaru

  27 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

  28 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

  29 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

  

  38 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu (Lanj.)

Kec. Siompu

  31 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil Pulau Kadatua (lanj.)

Pulau Kadatua

  

  32 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil Pulau Kadatua (lanj.) Pulau Kadatua

  33 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas Kec. Batu Atas

  34 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas (Lanj.) Kec. Batu Atas

  35 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas (Lanj.)

Kec. Batu Atas

  

  36 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas (Lanj.)

Kec. Batu Atas

  

  37 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu Kec. Siompu

  

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

  Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

  1 Kab. Buton

  Terpusat/Skala Kota Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

  2 Kab. Buton

  Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

  3 Kab. Buton

  Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

  4 Kab. Buton

  Kota Kabupaten Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

  5 Kab. Buton

  Kota Kabupaten (Lanj.) Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

  6 Kab. Buton

  Kota Kabupaten (Lanj.) Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

  7 Kab. Buton

  Kota Kabupaten (Lanj.) Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

  8 Pasarwajo

  Sampah dan Stasiun Antara Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

  9 Pasarwajo

  Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

  10 Pasarwajo

  Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

  11 Pasarwajo

  Setempat/Komunal Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

  12 Kawasan Pasarwajo

  Sampah Terpadu Sistem 3R Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

  13 Kawasan Pasarwajo

  Sampah Terpadu Sistem 3R Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

  14 Kawasan Pasarwajo

  Sampah Terpadu Sistem 3R

IV PENGEMBANGAN AIR MINUM

  Optimalisasi SPAM IKK Wolowa (SPAM dikawasan

  1 IKK Wolowa

  MBR) Optimalisasi SPAM IKK Sangiwambulu (SPAM

  2 IKK Sangiawambulu dikawasan MBR) Optimalisasi SPAM Pasar Wajo (Mendukung Kaw.

  3 Pasarwajo

  Terpadu Kondoa)

  4 IKK Mawasangka Timur Mawasangka Timur

  5 IKK Mawasangka Tengah Mawasangka Tengah

  6 IKK Lapandewa Lapandewa

  7 IKK Lasalimu Lasalimu

  8 SPAM IKK Wolowa (10 l/dtk) Wolowa

  9 SPAM IKK Sangiwambulu (10 I/dt) Sangiawambulu

  10 SPAM IKK Kadatua Kadatua

  11 SPAM IKK Siotapina Siotapina

  12 Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK

  IKK Lapandewa

  13 SPAM IKK Sampolawa Desa Sampolawa

  14 SPAM IKK Siompu Desa Siompu

  15 PPI Kamaru Desa Kamaru

Bab VIII -

  12

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

8.2. ASPEK SOSIAL

  

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun

pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan

infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang

terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan

kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat

pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan

proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun

permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan

perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut

membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi

masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya

memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:

  1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Nasional

  • dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

  Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga

  • anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

  Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan

  Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum :

  • menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang Berhak.

Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

  Menengah Nasional Tahun 2010-2014 : Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah

  • program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan

Bab VIII -

  13

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.

  • Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

  • dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  • kepada Menteri untuk melaksanakan Menginstruksikan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang 278 berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

  

Tugas dan wewenang pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang

Cipta Karya adalah:

  a) Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

  b) Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

  c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

  d) Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Bab VIII -

  14

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  8.2.1. Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

A. Kemiskinan

  

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan

mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang

perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan

internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat

sesuai direktif presiden.

Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasar

adalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting, persebaran,

karakteristik, hingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuang pada tabel 8.5

berikut.

Bab VIII -

  15

  • Kondisi Sosial dan

  • Perpipaan (Kaumbu)
  • Penyediaan prasarana dasar berupa drainase, air bersih, pengelolaan limbah dan persamp>Kondowa, Dongkala, Pasarwajo, Takimpo, Banabungi, Laburunci
  • Jalan lingkungan (Rabat Beton) - Holimombo, Dongkala, Takimpo, Watulea - Peningkatan Kualitas PSD berupa perbaikan jaringan jalan
  • Pembangunan MCK (wol
  • Pembangunan Talud Pantai dan reklamasi
  • >Drainase (Lambusango Timur)
  • Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni - Bombona>Perkerasan Jalan (Gunung sejuk)
  • Wat
  • Jalan Usaha Tani (Bangun)

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

  16 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel 8.5. Analisis Kebutuhan Penanganan Rumah Tangga Sasaran (RTS) penduduk Miskin Kabupaten Buton No Lokasi Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang sudah dilakukan Kebutuhan Penanganan I. Kawasan Kumuh Perkotaan/ perdesaan

  Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Sangat Miskin di Kawasan prioritas

  Ekonomi Permukiman kumuh di lokasi ini merupakan squatter settlements dan kota desa (periphery zone).

  Adapun permasalahannya yakni konsentrasi permukiman yang kurang terkendali dan relatif padat serta kondisi aksesibilitas belum layak. Perkembangan permukiman linear mengikuti pola jalan, sehingga infrastruktur permukiman sulit diwadahi. terdapat spot- spot konsentrasi rumah tidak layak huni. Saluran drainase, pengelolaan limbah cair dan padat kondisinya masih

buruk.

  1. Program PNPM - Mpd 2013 - Penataan Lingkungan Permukiman

1. Perkotaan

  Kec. Pasarwajo Pasarwajo = 419 Sebagian besar bekerja di sektor perdagangan, jasa perkantoran, konstruksi, sektor pertanian dalam arti luas dan sektor informal lainnya.

  Kec. Gu RTS Kec. Gu = 190

  Kec. Batauga RTS Kec. Batauga = 151

  2. Program PNPM - Mpd 2012

Bab VIII -

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  • Laompo
  • Rabat Beton (Dongkala, Takimpo, Watulea) Kec. Mawasangka RTS Kec. Mawasangka = 287
    • Kondisi Fisik Bangunan - Pembangunan Jalan Lingkungan (Holimombo, Gaya Baru)

  • Wasilomata I Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur, dengan ukuran bangunan bervariasi, memiliki kepadatan bangunan cukup tinggi
  • MCK (Pasarwajo, Wolowa) '- Drainase (Lambusango Timur)
  • Perkerasan Jalan (Gunung sejuk)
  • Jalan Usaha Tani (Bangun)

2. Perdesaan

  • Perpipaan (Kaumbu) Kec. Wabula RTS Kec. Wabula = 111
    • Kondisi Aksesibilitas - Holimombo - Koholimombona - Wasuemba Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang memadai sehingga pola permukiman mengikuti ruas jalan yang ada. namun sebagian besar kondisi ruas permukaan jalan lingkungan permukiman rusak berat dan sedang

    >Perkerasan Jalan Lingkungan (Takimpo) - Rabat Beton (Watulea, Sandang Pangan, Lapandewa Makmur, Gaya Baru)
  • Jalan Lingkungan (Laompo, Bangun)
  • MCK (Laompo)
  • Jalan Usaha Tani (Wolowa, Karya Jaya)
  • Perpipaan (Manuru)
  • PAH (Gaya Baru) Kec. Wolowa RTS Kec. Wolowa
  • Wolowa, Kaumbu • Kondisi Drainase

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

  17 RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

  3. Program PNPM - Mpd 2011 '- Drainase (Dongkala, Kaumbu)

  4. Program NUSSP

Bab VIII -

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  Kec. Siotapina ada beberapa wilayah Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan labuandiri, Manuru, Karya seperti di Kelurahan Ekonomi Jaya Bombonawulu dan Watulea terjadi genangan selain RTS Kec. Siotapina = 178 disebabkan oleh limpasan air hujan juga rob air laut/pasang surut

  Kapontori Lambusango Timur, RTS Kec. Kapontori = 76

  5. P2KP

  • Kondisi Pelayanan Air

  Minum/Baku Tuangila Sampolawa Mayoritas rumah tangga Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Gunung Sejuk, Todombulu, pada lokasi permukiman Ekonomi Sandang Pangan, Bangun, sudah terlayani air

  RTS. Kec. Sampolawa = 304 Tira bersih/baku terlindungi dari perpipaan/non perpipaan (sumur gali)

  Lapandewa Lapandewa Makmur, Gaya RTS Kec. Lapandewa = 99

  6. APBD Kabupaten Buton

  • Kondisi Pengelolaan air Baru, Burangasi

  limbah

  Mayoritas rumah tangga belum - Program Penataan Lingkungan memiliki kloset leher angsa Permukiman Penduduk Perdesaan dan yang terhubung septitank atau Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih tidak terlayani MCK/septiktank Perdesaan komunal

  Kondisi Pengelolaan

  • Persampahan

  Mayoritas lokasi permukiman belum terlayani sistem pengelolaan persampahan oleh Dinas Kebersihan

  1. Program PNPM - Mpd 2013 - Penataan Lingkungan Permukiman

  • 2. Kawasan Kumuh Nelayan Kondisi Sosial dan Ekonomi Permukiman kumuh di kawasan

  Jumlah Rumah Tangga Sasaran ini merupakan permukiman (RTS) Sangat Miskin di Kawasan kumuh nelayan. Sebagian besar prioritas

Bab VIII -

  18 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INSFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  Secara umum pada kawasan bermukim di bibir pantai bahkan - Pembangunan Sarana Air Bersih prioritas digolongkan dalam sampai menjorok ke laut. (Waoleona) - Dermaga ekonomi menengah kebawah, Permasalahan yang utama (Baruta) mata pencaharian mayoritas yakni kualitas permukiman yang warga sebagai nelayan, rendah akibat sarana prasarana sebagian lagi bekerja di sektor permukiman yang tersedia