BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - BAB I BAB V fix

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Pada kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan

  dalam memahami proposal skripsi ini, maka perlu adanya ulasan terhadap penegasan arti dan maksud dari beberapa istilah yang terkait dengan judul ini.

  Berdasarkan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi kesalah pahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah yang digunakan. Judul skripsi ini “Analisis Strategi Penetapan Harga Jual dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Kue dan Roti di Minimarket Surya Sukabumi, Bandar Lampung)”. Maka terlebih dahulu perlu dijelaskan istilah-istilah penting yang terkandung dalam judul tersebut :

  1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

  1 keadaan yang sebenarnya.

  2. Penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahaan dari produk

  2 atau jasa yang dihasilkan.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2008 ), h.

  58. 2

  3. Kualitas Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan kebutuhan mereka .

  3

  4. Minat Beli Konsumen adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputuan membeli benar-benar dilaksanakan.

  5. Ekonomi Islam adalah Ilmu ekonomi yang berdasarkan pada Al-Quran Dan Hadist. Para ulama, khususnya ahlusunnah wal jamaah bersepakat bahwa sumber hukum dalam islam adalah al-quran, sunnah, ijma’ dan qiyas.

  4 Berdasarkan penjelasan dari istilah-istilah diatas, maka dapat ditegaskan

  bahwa yang dimaksud dengan judul ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang bagaimana strategi penetapan harga jual dan kualitas produk di Minimarket Surya, Sukabumi baik berupa gambar atau tulisan terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun alasan penulis memilih judul skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Alasan Objektif Mengingat bahwa persaingan dunia kue dan roti terutama produk yang ada pada Minimarket Surya yang memproduksi kue dan roti tidak terlepas akan adanya 3 Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: Gramedia, 2010), h. 302. 4 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Surakarta: Erlangga, 2012), h. 16.

  persaingan harga, sehingga memerlukan metode-metode atau strategi yang tepat dalam menetapkan harga jual produk terhadap meningkatkan ketertarikan konsumen. Selain itu harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, untuk itu penulis tertarik mengangkat judul tersebut.

  2. Alasan subjektif Penelitian ini dapat diselesaikan oleh penulis dikarenakan tersedianya sumber data dari literatur yang terdapat di perpustakaan untuk mendukung penyelesaian penelitian ini, serta kajian ini sesuai dengan disiplin ilmu penulis yaitu Ekonomi Islam serta didukung oleh tempat penelitian yang terjangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

C. Latar Belakang

  Pada umumnya tujuan didirikan suatu perusahaan antara lain adalah untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri dapat dilakukan melalui kegiatan pemasaran untuk menjual hasil produknya. Kegiatan pemasaran mempunyai arti yang sangat penting bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak perusahaan. Dalam dunia usaha, persaingan sudah sangat umum terjadi, persaingan bisnis yang ketat menuntut setiap perusahaan untuk saling berkompetensi, sehingga setiap perusahaan perlu memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam pendayagunaan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan industri saat ini semakin berkembang dan prospeknya semakin baik untuk masa yang akan datang. dalam perusahaan industri, berkembangnya perusahaan sangat bergantung pada laba yang diperoleh dari hasil operasionalnya yaitu biaya dalam menciptakan produk dan

  5

  perkembangan produknya. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi laba maupun kemampuan dalam menyerap tenaga kerja, perusahaan yang mencari keuntungan harus dapat memperkirakan segala biaya dalam memproduksi barang atau produk tersebut dan pemasaran produk tersebut serta menambahkan margin agar

  6 mendapatkan keuntungan yang memuaskan.

  Harga pada suatu perusahaan sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat pada konsumen untuk tidak membeli atau menggunakan jasa tersebut, penetapan harga jual yang tepat tidak selalu menganggap bahwa harga

  7

  haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin. Karena banyak konsumen yang mempertimbangkan harga dalam memakai sebuah produk yang ditawarkan. Pada industri yang sudah ada saat ini bervariasi sesuai dengan dinamika yang terjadi pada sektor industri lainnya, seperti industri pabrik dan rumahan yang mempunyai 5 prospek yang semakin menjanjikan. 6 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 4. 7 Basu Swastha, Azas-Azas Marketing (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 167.

  Definisi minat beli konsumen sendiri yaitu bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputuan membeli benar-benar dilaksanakan. Individu-individu mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi mempersepsikan atau mendeskripsikannya secara berbeda. Proses minat beli ini timbul karena adanya stimulasi dari luar yang akan mempengaruhi seseorang melalui kelima alat indranya yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan sentuhan. Stimulus tersebut akan diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan oleh setiap orang dengan

  8 caranya masing-masing.

  Pada persaingan di era globalisasi saat ini, perusahaan harus secara cermat dalam menetapkan harga pada setiap produknya, karena penetapan harga pada sebuah produk akan berdampak langsung terhadap tingkat permintaan produk tersebut. Harga berperan sebagai salah satu penentu dalam pilihan pembeli, karena konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat atau belum.

  9 Keputusan penetapan harga juga harus berorientasi pada konsumen.

  Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka menukar suatu nilai (harga) untuk mendapatkan suatu nilai atau manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Jika konsumen menganggap bahwa harga lebih tinggi dari nilai

  8 9 Nembah F.H. Ginting, Manajemen Pemasaran (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 33.

  Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi Indonesia (Jakarta: PT. Prenhllindo, 2000), h. produk, maka konsumen tersebut mungkin tidak akan membeli produk itu. Jika konsumen menganggap harga berada di bawah nilai produk atau sesuai dengan

  10 manfaat, maka konsumen tersebut kemungkinan akan membelinya.

  Harga menjadi faktor yang berpengaruh secara nyata dan kuat pada keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Kebijakan penetapan harga selalu dikaitkan dengan kesesuaian dari apa yang diterima oleh konsumen. Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bila mana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasa atas suatu barang atau jasa. Harga juga merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli. Pada penelitian Ely Nur Jaliyah yang berjudul Pandangan hukum islam terhadap penetapan harga jual beli di rumah makan prasmanan pada tahun 2010, memperoleh hasil penelitian bahwa penetapan harga yang terjadi telah mencerminkan konsep penetapan harga yang baik. Dimana penjual menetapkan harga berdasarkan biaya produksi ditambah margin dan penetapan harga sesuai dengan Ekonomi Islam.

  Persoalan manajemen pemasaran merupakan persoalan yang sangat mendasar dalam sebuah organisasi, apabila dilihat dari maju dan mundurnya sebuah organisasi serta baik ataupun buruk manajemen yang ada didalamnya. Dalam ranah 10 aktivitas, Islam memandang bahwa keberadaan manajemen pemasaran sebagai suatu kebutuhan yang tak terelakkan dalam memudahkan implementasi nilai-nilai Islam, berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal dalam kehidupan. Sebagai kaidah berpikir, aqidah dan syariah difungsikan sebagai asas dan landasan pola pikir, sedangkan sebagai kaidah amal, syariah

  11 difungsikan sebagai tolok ukur (standar) perbuatan.

  Pada penelitian Prastiwi yang berjudul Analisis penetapan harga jual produk menurut perspektif Ekonomi Islam “studi pada usaha kripik pisang Askha Jaya Gg.

  Pu Bandar Lampung” tahun 2010 dengan hasil penelitian menggunakan beberapa tahap dalam proses penetapan harga jual yang dimulai dengan tahap belanja, stok barang, penetapan harga, dengan menggunakan metode perhitungan penetapan harga yang berpedoman pada biaya dan pesaing. Dimana dalam penetapan harga jualnya menggunakan harga yang sama bahkan lebih rendah dari pesaing untuk mencapai penjualan yang telah ditargetkan. Sedangkan penetapan harga tersebut telah sesuai dengan Ekonomi Islam dan norma keadilan.

  Karenanya, aktivitas manajemen yang dilakukan haruslah selalu berada dalam kaidah syariah. Syariah harus menjadi tolok ukur aktivitas manajemen.

  Senafas dengan visi dan misi penciptaan dan kemusliman seorang, maka syariahlah 11 satu-satunya yang menjadi kendali amal perbuatannya. Tujuan Strategi Pemasaran

  Iskandar Putong, Pengantar Ilmu Makro & Mikro, Cetakan Pertama (Jakarta: Ghalia Indonesia, dalam dunia usaha strategi ataupun taktik sangat mutlak diperlukan untuk menunjang kemajuan perusahaan. Strategi-strategi itu dapat mencakup banyak hal, misalkan strategi produksi guna meminimalisir cost atau pengeluaran perusahaan.

  12 Ada juga strategi marketing atau strategi pemasaran.

  Dalam penelitian Syahfitriany yang berjudul Analisis penetapan harga dalam meningkatkan volume penjualan kopi biji arabika pada CV. Sidikalang Medan pada tahun 2005 dengan memperoleh hasil penelitian bahwa harga yang ditetapkan perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume penjualan.

  Dimana berdasarkan hasil analisis korelasi tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara harga jual terhadap volume penjualan.

  Dalam lingkungan bisnis dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut dapat mempertahankan pelanggan mereka.

  Jika suatu perusahaan dapat mempertahankan pelanggan-pelanggan yang mereka miliki maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berhasil. Konsep pemasaran menyatakan bahwa agar berhasil, perusahaan harus menyediakan nilai

  13

  dan kepuasan pelanggan yang lebih besar dari pesaingnya. Dalam kegiatan perusahaan untuk menawarkan barangnya diperlukan analisis dari berbagai aspek 12 kegiatan memproduksinya.

  Drs. M. Mursid, Manajemen Pemasaran Edisi 1 Cetakan Ketujuh (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2014), h. 14. 13 Philip Kotler dan Garry Amstrong, Prinsip – Prinsip Pemasaran Edisi 12 (Jakarta: Erlangga,

  Dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan dan perlu juga dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut, dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana perusahaan akan membandingkan hasil penjualan produksi yang dikeluarkan untuk menentukan

  14

  tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum kepadanya. Jika biaya turun, maka keuntungan produsen atau penjual akan meningkat yang akan

  15 mendorongnya untuk meningkatkan jumlah pasokan kepasar.

  Untuk mencapai keuntungan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka diperlukan suatu harga yang menjadi landasan dalam memperoleh keuntungan.

  Harga hendaklah didasarkan atas permintaan pembeli sebagaimana melalui mekanisme pasar. Biaya produksi harus masuk perhitungan, karena perusahaan yang menjual produknya lebih rendah dari pada biaya untuk memproduksi atau memasarkan produk itu, tidak akan bisa bertahan hidup lama (survive), dan perusahaan yang membebankan harga jauh lebih tinggi dari biaya produksi dan pemasaran yang efisien tidak lain berarti meminta bisnis mereka direbut oleh para

  16 saingan yang lebih realistis.

  14 15 Ibid. h. 189.

  Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 319. 16 Bambang dan G. Kartasapoetra, Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produsksi, Cetakan Kedua

  Islam memberikan kebebasan dalam harga, yang artinya segala bentuk konsep harga yang terjadi dalam transaksi jual beli diperbolehkan dalam ajaran Islam selama tidak ada dalil yang melarangnya, dan selama harga tersebut terjadi atas dasar keadilan dan suka sama suka antara penjual dan pembeli. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT tentang harga yaitu:

  َﺮَﺗ ﻦَﻋ ًةَﺮ َٰﺠِﺗ َنﻮُﻜَﺗ نَأ ٓ ﱠﻻِإ ِﻞِﻄَٰﺒۡﻟﭑِﺑ ﻢُﻜَﻨۡﯿَﺑ ﻢُﻜَﻟ َٰﻮ ۡﻣَأ ْآﻮُﻠُﻛۡﺄَﺗ َﻻ ْاﻮُﻨَﻣاَء َﻦﯾِﺬﱠﻟٱ ﺎَﮭﱡﯾَﺄَٰٓﯾ َ ﱠ ٱ ﱠنِإ ۚۡﻢُﻜَﺴُﻔﻧَأ ْآﻮُﻠُﺘۡﻘَﺗ َﻻَو ۚۡﻢُﻜﻨﱢﻣ ٖضا

  ٢٩ ﺎ ٗﻤﯿِﺣَر ۡﻢُﻜِﺑ َنﺎَﻛ

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

  17 dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An- nisa’29).

  Harga yang dibayar seseorang untuk suatu produk/barang, tentu saja adalah relevan dan bahkan mungkin penting, tetapi ia sangat jarang selamanya penting, adakalanya murah itu dianggap suatu kejelekan dimata pembeli. Namun, demikian menetapkan harga mendekati jantung strategi pemasaran dan langsung berkaitan

  18

  dengan daya laba (profitability). Saat ini banyak usaha kecil sekarang saling bersaing, terutama pada pedagang/penjual yang memproduksi produk/barang sejenis. Hal tersebut bagi usaha kecil merupakan ancaman yang harus segera 17 ditindak lanjuti karena secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup 18 Departemen Agama RI, 2012, Loc.Cit.

  Colin Mc. Iver dan Geoffrey Naylor, Pemasaran Jasa-Jasa Keuangan, Cetakan Pertama (Jakarta: usahanya, mengingat penjualan dari produk/barang yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan utama bagi usaha tersebut.

  Persaingan yang terjadi dalam industri kue dan roti juga terjadi persaingan yang ketat. Hal ini dapat dilihat banyaknya perusahaan-perusahaan yang mendirikan perusahaan yang sama di wilayah Bandar Lampung. Untuk menguasai pangsa pasar yang tepat sehingga perusahaan dapat memposisikan diri dalam persaingan tersebut perusahaan harus melakukan kebijakan harga, karena tuntutan konsumen untuk mendapatkan pelayanan berkualitas dengan harga jual yang tepat karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepuasan konsumen bagi perusahaan.

  Karena dalam setiap dunia industri baik produk maupun jasa kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan usaha untuk mencapai keuntungan yang optimal bagi perusahaan mereka, keberhasilan pencapaian keuntungan tersebut sangat bergantung pada perencanaan dan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

  Berikut tabel perusahaan yang memproduksi beberapa jenis kue dan roti yang sama di wilayah Bandar Lampung :

Tabel 1.1 Data harga jual Kue dan Roti di Bandar Lampung

  

No Jenis Holland Shareen Jaya Bakery Minimarket

Produk Bakery Cake’s Surya

  

1 Aneka Kue Rp 3.500 – Rp Rp 3.500 – Rp Rp 3.500 – Rp Rp 4.000 –

295.000 200.000 250.000 Rp 179.000

  

2 Aneka Roti Rp 8.000 – Rp Rp 5.500 – Rp Rp 7.000 – Rp Rp 4.500 –

13.500 13.500 13.500 Rp 11.500

  

3 Lain-Lain Rp 3.500 – Rp Rp 1.000 – Rp Rp 4.000 – Rp Rp 1.000 –

33.000 35.000 35.000 Rp 30.000 Sumber: Data diolah dari toko kue dan roti di Bandar lampung 2017

  Persaingan di dunia bisnis seperti kue dan roti di Bandar Lampung terlihat pada Minimarket Surya Tirtayasa, karena Minimarket tersebut menurut hasil prasurvey merupakan Minimarket yang diminati konsumen akan produk dan layanan yang diberikan. Walaupun Minimarket surya bergerak di bidang sandang, dan pangan, Minimarket surya juga memproduksi berbagai jenis kue dan roti yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga profesional yang ahli dibidangnya. Hal ini diperkuat

  19 19 dengan data penjualan pada 3 bulan tahun 2016.

Tabel 1.2 Data Penjualan Kue dan Roti di Minimarket Surya No Jenis Harga/pcs Oktober November Desember produk

  1 Aneka Rp 4000- Rp.3.500.000 Rp.4.207.000 Rp.5.825.000 kue 179.000

  2 Aneka Rp 4.500- Rp.4.120.000 Rp.4.289.000 Rp.6.075.000 roti 11.500

  3 Lain- Rp 1000- Rp.1.800.000 Rp.2.100.000 Rp.2.196.250 lain 30.000 Sumber: Data diolah pada kue dan roti Minimarket Surya Tirtayasa 2016

  Dari data tersebut bisa diketahui bahwa penikmat atau pelanggan di Minimarket surya Tirtayasa selalu meningkat setiap bulannya. Hal ini berkaitan dengan manajemen yang ditetapkan oleh Minimarket tersebut, salah satunya dilihat dari harga. Dan dari data di atas juga dapat dijelaskan bahwa dalam tiga bulan terakhir penjualan kue dan roti Minimarket surya Tirtayasa menunjukan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari laba kotor Minimarket dalam tiga bulan terakhir.

  Untuk merespons perubahan harga pesaing pun bervariasi sesuai dengan situasi. Perusahaan harus mempertimbangkan tahap produk dalam daur hidup seperti; arti pentingnya dalam portofolio perusahaan, maksud dan sumber daya pesaing, harga dan sensitivitas kualitas pasar, perilaku biaya dengan volume dan peluang alternatif perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas maka atas dasar inilah penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dengan judul “Analisis Penetapan Harga Jual dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Kue dan Roti di Minimarket Surya Tirtayasa, Bandar Lampung).”

D. Batasan Masalah

  Mengingat begitu banyaknya permasalahan yang terjadi dan adanya keterbatasan waktu, biaya, dan pengetahuan maka peneliti hanya membahas dan mengetahui yang sebenarnya pada masalah yaitu: “Analisis Strategi Penetapan Harga Jual Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen” yang membuat konsumen loyal terhadap produk yang dikeluarkan Minimarket Surya. Kemudian variabel diatas nantinya akan diketahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk dan harga secara langsung dari produk kue dan roti yang ada di Minimarket Surya Tirtayasa.

  E. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana strategi penetapan harga jual kue dan roti di Minimarket surya Tirtayasa terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam?

  2. Bagaimana kualitas produk kue dan roti di Minimarket Surya terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam?

  F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  a. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi penetapan harga jual kue dan roti di Minimarket surya terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam.

  b. Untuk mengetahui kualitas produk kue dan roti di Minimarket surya dan dampaknya terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam.

  2. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis 1) Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai analisis penetapan harga jual dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen menurut perspektif Ekonomi Islam. 2) Dapat bermanfaat selain sebagai bahan informasi juga sebagai literatur atau bahan informasi ilmiah. b. Manfaat praktis 1) Bagi masyarakat: memberikan pengetahuan mengenai pengaruh yang dihasilkan oleh perusahaan mengenai penetapan harga.

  2) Bagi Minimarket Surya: memberikan saran mengenai usaha yang sedang dijalani apakah berdampak positif atau negatif bagi masyarakat di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung. 3) Bagi peneliti: dapat menambah pengetahuan mengenai penetapan harga jual dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen menurut Ekonomi

  Islam.

G. Metode Penelitian

  Pembahasan skripsi ini agar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka diperlukan metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian laporan penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah :

  1. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) adalah melakukan kegiatan lapangan tentu guna memperoleh berbagai data dari informasi

  20

  yang dilakukan. Jadi penelitian ini betujuan untuk mencari data dari lapangan untuk mengetahui bagaimana penetapan harga jual dan kualitas produk terhadap 20 minat beli konsumen. Sedangkan menurut sifatnya penelitian ini termasuk dalam Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Social (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2000), h.

  32. penelitian kualitatif. Metode ini disebut metode kualitatif karena data penelitian

  21 tidak berupa angka, tetapi dalam bentuk konsep atau pengertian yang abstrak.

  2. Sumber data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder: a. Data primer

  Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

  22

  yang memerlukannya. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan konsumen yang berbelanja di minimarket surya yang telah ditetapkan sebagai sampel dengan dibantu alat daftar pertanyaan. Untuk memperkuat data dilakukan pula wawancara dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan permasalahan dilokasi penelitian, yaitu karyawan yang bertugas dilokasi penelitian tersebut.

  Data juga diambil dengan cara mengadakan observasi dilapangan untuk melihat kondisi nyata secara visual yang ada dilapangan. Hal ini penting untuk mengambil data yang belum terungkap oleh alat pengumpul data yang lain.

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 22.

  22 b. Data sekunder Data Sekunder meliputi data-data penunjang dari data primer, yang didapatkan melalui perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu.

23 Data sekunder yang penulis gunakan berasal dari buku-buku,

  hasil penelitian maupun publikasi terbatas, arsip-arsip, dan data dari lembaga/instasi. Data sekunder meliputi data jumlah konsumen yang datang untuk belanja dalam kurun waktu tertentu dan data penunjang lainnya.

  3. Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas diteliti.

24 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

  adalah konsumen yang belanja di Minimarket Surya, karena konsumen tidak hanya masyarakat lokal namun juga berasal dari luar daerah, dalam hal ini peneliti membatasi populasi sehingga populasi yang diambil dalam penelitian adalah konsumen yang berada dilingkungan sekitar minimarket Surya.

  Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

  25 Sampel pada penelitian kualitatif tidak dinamakan

  23 M.Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Asara, 2004), h. 19. 24 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 58. 25 responden tetapi sebagai narasumber, partisipan, dan informan dalam

  26 penelitian.

  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Secara puposive sampling, yaitu peneliti mempunyai pendapat pribadi dalam memilih individu-individu yang akan menjadi sampel. Ia memandang bahwa individu-individu tertentu saja yang dapat mewakili, dan menurut Sugiyono (2014:86) purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Konsumen yang berbelanja di Minimarket Surya Tirtayasa, Bandar Lampung.

  2. Konsumen tersebut adalah konsumen yang aktif berbelanja ke

  27 Minimarket Surya Tirtayasa, Bandar Lampung.

  4. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

  28

  sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data merupakan salah satu langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitian. Pada hakikatnya penelitian adalah mengumpulkan data yang sesungguhnya secara objektif. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa 26 teknik yang penulis gunakan antara lain: 27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Bandung: Afabeta, 2014), h. 85. 28 Ibid. h. 86. a. Observasi Metode observasi “adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Observasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja melainkan juga pencatatan yang dilakukan guna memperoleh data yang kongkrit dan jelas. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-partisipan, dimana peneliti tidak terlibat, hanya mendapatkan gambaran obyeknya melalui konsumen yang berbelanja di minimarket surya sejauh penglihatan dan terlepas pada saat tertentu tersebut, tidak dapat

  29

  merasakan keadaan yang sesungguhnya terjadi pada observernya. Adapun yang menjadi objek observasi dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa penetapan harga jual dan kualitas produk terhadap kualitas konsumen Minimarket Surya Sukabumi, Bandar Lampung.

  b. Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan

  30

  responden. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara untuk mendapatkan data-data tentang perilaku konsumen yang berbelanja di 29 minimarket surya. Dalam hal ini untuk mendapatkan data-data yang ingin

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1998), h. 86. penulis dapatkan maka penulis melakukan wawancara bebas terpimpin kepada responden.

  c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip dan buku-buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang dapat diperoleh dari Minimarket Surya.

  31 Penulis menggunakan

  metode ini untuk mendapatkan data-data yang bersumber dari dokumentasi tertulis yang sesuai dengan keperluan penelitian sekaligus pelengkap untuk mencari data-data yang lebih objektif dan konkrit.

  5. Pengolahan Data Pengolahan data berarti menimbang, menyaring, mengatur, dan mengklasifikasikan. Menimbang dan menyaring data ialah benar-benar memilih secara hati-hati data relevan yang tepat, dan berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti. Mengatur dan mengklasifikasikan ialah menggolongkan, menyusun menurut aturan tertentu.

32 Selanjutnya sumber (literature) dikumpulkan berdasarkan sumber

  diatas, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diproses sesuai dengan kode etik penelitian dengan langkah-lagkah sebagai berikut:

  33

  a. Pemeriksaan Data (Editing) 31 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 231. 32 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 1998), h. 89. 33

  Yaitu mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup, lengkap, benar dan sudah sesuai, relevan dengan masalah.

  b. Penandaan Data (Coding) Yaitu memberikan catatan atau tanda yang menyatakan jenis sumber data (Al-qur’an, hadits, dan buku-buku reverensi lainnya).

  c. Rekonstruksi Data (Recontructing) Yaitu menyusun data secara teratur, berurutan dan logis sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

  d. Sistematisasi data (Sistmatizing) Yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasa berdasarkan urutan masalah.

  6. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis tentang kepuasan konsumen yaitu suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Analisis data adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari

  34 sebagai sesuatu yang utuh.

  Pengertian dianalisis disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasian secara logis dan sistematis, sistematis menunjukan cara berpikir deduktif induktif dan mengikuti tata tertib dalam mengikuti penulisan laporan- laporan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dengan cara berpikir deduktif. Yaitu metode yang bersifat umum, kemudian dari

  35

  data yang bersifat umum tersebut ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini digunakan dalam pengumpulan data dari berbagai literature yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

  Cara menganalisis data yang diperoleh dari data, baik primer mupun sekunder, metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif dengan metode perbandingan tetap, karena dalam analisa data, secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Salah satunya adalah dengan menyusun hipotesis kerja, dalam hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposional. Desain penelitian ini pada tahap pembahasan penelitian, akan berisi 34 uraian-uraian tentang objek yang menjadi fokus penelitian yang ditinjau dari sisi- 35 Sugiyono, Loc.Cit h. 243.

  sisi teori yang relevan dengannya dan tidak menutup kemungkinan bahwa desain penelitian ini akan berubah sesuai dengan kondisi atau realita yang terjadi di lapangan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Harga Pengertian harga banyak dihubung-hubungkan dengan beberapa hal, tetapi semua berawal dari hal-hal yang sederhana yang tidak dipahami oleh masyarakat. Maksudnya bahwa banyak yang belum memahami makna harga, walaupun

  konsepnya cukup mudah didefinisikan dengan istilah umum. Beberapa konsep yang saling berkaitan dalam teori ekonomi yaitu: harga (price), nilai (utility).

  Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat ditukarkan dengan produk lain. Sedangkan manfaat atribut sebuah barang yang mempunyai

  36

  kemampuan untuk memuaskan keinginan. Berdasarkan dari uraian-uraian tersebut dapat diketahui definisi harga menurut pendapat para ahli mengenai harga, yaitu sebagai berikut: harga adalah nilai yang disebutkan dalam mata uang atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar. Di dalam Ilmu Ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan dengan pengertian nilai dan kegunaan. Nilai adalah ukuran jumlah yang diberikan oleh suatu produk apabila produk itu ditukarkan dengan

  36 produk lain. Sedangkan kegunaan adalah atribut dari sebuah item yang memberikan

  37 tingkat kepuasan tertentu pada konsumen.

  Menurut Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil, harga sering kali ditetapkan oleh manajemen puncak. Berdasarkan hasil uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah jumlah uang yang diterima oleh penjual dari hasil penjualan suatu produk barang atau jasa. Yaitu penjualan yang terjadi pada perusahaan atau tempat usaha atau bisnis, harga tersebut tidak selalu merupakan harga yang diinginkan oleh penjual produk barang atau jasa tersebut, tetapi merupakan harga yang benar-benar terjadi sesuai dengan

  38 kesepakatan antara penjual dan pembeli.

a. Jenis-jenis Harga

  Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan produsen kepada konsumen. Seringkali kita temukan harga dengan satuan desimal tertentu atau memakai selisih yang relatif sangat kecil, dan masih banyak cara menetapkan

  37 Danang Sunyoto, Ekonomi Manajerial Konsep Terapan Bisnis, (Jakarta: CAPS, 2013), h. 179- 180. 38 Philip Kotler, Manajemen pemasaran , Jilid I Edisi Indonesia (Jakarta: PT. Prenhllindo, 2002), h. harga sebuah produk. Berikut ini jenis-jenis harga yang dikenal pada suatu produk:

  39

  a. Harga Daftar (List Price) Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau dipublikasikan, dari harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan harga.

  b. Harga Netto (Net Price) Harga netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya merupakan harga daftar dikurangi potongan dan kemurahan.

  c. Harga Zona (Zone Price) Harga titik dasar adalah harga yang sama untuk daerah zone atau daerah geografis tertentu.

  d. Harga Titik Dasar (Basing Point Price) Harga titik dasar adalah harga yang didasarkan atas titik lokasi atau titik basis tertentu. Jika digunakan hanya satu titik basis disebut singel basing point

  system, dan disebut multiple basing point system apabila digunakan lebih dari satu titik basis.

  e. Harga Stempel Pos (Postage Stamp Delivered Price) Harga stempel pos adalah harga yang sama untuk semua daerah pasarnya, disebut juga harga uniform. 39 f. Harga Pabrik (Factory Price) Dalam hal ini pembeli membayar di pabrik atau tempat pembuatan, sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli. Dapat juga pihak penjual yang menyerahkan sampai atas alat angkutan yang disediakan pembeli.

  g. Harga F.A.S (Free Alongside Price) Harga F.A.S adalah untuk barang yang dikirim lewat laut. Biaya angkutan ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat di pelabuhan tujuan.

  Pembongkaran ditanggung oleh pembeli.

  h. Harga C.I.F (Cost, Insurance And Freight) Harga C.I.F adalah harga yang diekspor sudah termasuk biaya asuransi, biaya pengiriman barang dan lain-lain sampai diserahkannya barang itu kepada pembeli di pelabuhan yang dituju. i. Harga Gasal (Odd Price)

  Harga gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat atau mendekati bulat, misalnya Rp. 9.999,- atau Rp. 1.999.990,- cara ini bermaksud mempengaruhi pandangan pembeli supaya kelihatan murah, meskipun hanya sedikit

  40 perbedaannya, tapi dapat meangsang pembelian konsumen.

  40

b. Tujuan Penetapan Harga

  Dalam menetapkan harga pada sebuah produk perusahaan mengikuti prosedur enam langkah, yaitu:

  41

  1) Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya, misalnya memertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian pasar atau kualitas produk. 2) Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode, pada tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak elastis, semakin tibggi pula harga yang dapat ditetapkan oleh perusahaan.

  3) Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat produksi yang berbeda-beda.

  4) Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk menetapkan harga mereka sendiri.

  5) Perusahaan memilih salah satu dari metode penetapan harga terdiri penetapan harga biaya plus, analisis pulang pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan harga dalam sampul tertutup.

41 Hasen & Mowen, Manajemen Biaya Buku II, Terjemahan Benyamin Molan, (Jakarta: Salemba

  6) Perusahaan memilih harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yang efektif dan mengeceknya untuk meyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan kebijakan penetapan harga perusahaan.

  42 Sedangkan menurut Philiip dan Kotler tujuan penetapan harga antara lain:

  1) Bertahan, merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan. 2) Memaksimalkan laba, Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

  3) Memaksimalkan penjualan, Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

  4) Prestise, Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa 43 perusahaan tersebut sebagai produk yang ekslusif.

c. Tahap-tahap Penetapan Harga

  Setelah mengetahui arah dan tujuan penetapan harga yang sudah ditentukan, maka hal yang harus diperhatikan oleh manajemen pemasaran dapat dialihkan kepada prosedur penentuan harga yang ditawarkan. Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau 42 kewenangan yang mutlak dari seorang pengusaha ataupun pihak perusahaan. 43 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 180.

  Penetapan harga yang dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Meskipun penetapan harga merupakan hal yang penting, namun masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta

  44 share pasar yang dapat dicapai perusahaan.

  Dalam penetapan harga yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung: 1) Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor lainnya.

  2) Faktor yang tidak langsung namun erat dengan penetapan harga adalah antara lain yaitu harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta

  45 potongan untuk para penyalur dan konsumen.

  Yang harus diperhatikan oleh manajemen pemasaran dapat dialihkan kepada prosedur penentuan harga yang ditawarkan. Apabila dalam sebuah

44 Iskandar Putong, Pengantar Ilmu Mikro & Makro, Cetakan Pertama (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 195.

  45 perusahaan tidak memiliki prosedur yang sama dalam menentukan atau

  46

  menetapkan harga, dimana penetapan harga memiliki lima tahap yaitu: 1) Mengestimasi untuk permintaan barang

  Pada tahap ini seharusnya perusahaan dapat mengestimasi permintaan barang atau jasa yang dihasilkan secara total yang akan memudahkan perusahaan dalam melakukan penetuan harga terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru. Dalam mengestimasi permintaan suatu barang maka sebuah manajemen bisa menggunakan cara

  47

  berikut:

  a) Menentukan harga yang diharapkan (expected price) yakni harga yang dapat diterima oleh konsumen yang ditemukan berdasarkan peredaran.

  b) Mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga. 2) Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan

  Kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga harus mempertimbangkan kondisi persaingan barang yang terdapat di pasar serta sumber-sumber penyebab lainnya. Seperti barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain barang pengganti atau subtitusi.

  46 47 Marius Angipora, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 274.

  3) Barang lain yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen.

  Dalam menentukan sebuah pangsa pasar yang dapat diharapkan oleh kalangan perusahaan yang ingin bergerak maju lebih cepat dan tentu selalu mengharapkan market share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa untuk mendapatkan market share yang lebih besar ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan

  48 penentuan harga tertentu.

  4) Strategi harga Memilih strategi harga ntuk mencapai target pasar terdapat beberapa strategi harga yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar

  49

  yang sesuai yaitu:

  a) Penetapan harga penyaringan (skimming price) Strategi ini berupa penetapan harga yang ingin mencapai setinggi- tingginya. Kebijaksanaan ini memiliki tujuan untuk menutupi biaya penelitian, pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, strategi ini cocok untuk produk baru, karena:

  48 49 Ibid, h. 275.

  (1) Pada tahap perintisan, Harga bukan merupakan suatu faktor penting karena masih sedikit sekali. Kesendirian produk yang terdapat dipasar merupakan kesempatan dalam pemasaran yang lebih efektif. (2) Perusahaan dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan yakni menjual barang baru tersebut pada pasar yang kompetitif.

  (3) Dapat pula berfungsi sebagai usaha berjaga-jaga terhadap kekeliruan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga pertama terlalu tinggi dan pasar tidak dapat menyerapnya maka perusahaan dapat dengan mudah untuk menurunkannya.

  (4) Harga perkenalan atau promosi, yang tidak dapat memberikan penghasilan dan laba yang tinggi.

  (5) Harga yang tinggi dapat membatasi permintaan terhadap batas-batas kapasitas produksi dalam perusahaan.

  b) Penetapan harga penetrasi (penetration price) Penetapan harga penetrasi merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai volume penjualan yang relatif singkat.

  Strategi ini cenderung lebih bermanfaat dibanding dengan penetapan harga penyaring (skimming) jika kondisi ini terdapat di dalam pasar. Kondisi tersebut yaitu:

  50

  (1) Kuantitas produk yang dijual sangat sensitif terhadap harga, artinya produk mempunyai permintaan yang elastis.

  (2) Pengurangan-pengurangan yang penting dalam produk unit biaya pemasaran dapat terlaksanakan melalui operasi dalam skala besar.

  (3) Produk diperkirakan mengalami persaingan sangat kuat setelah diluncurkan ke pasar.

  (4) Pasar dari golongan tinggi tidak cukup besar untuk menopang harga yang ditetapkan dengan strategi harga penyaring.

  5) Mempertimbangakan politik pemasaran perusahaan Faktor-faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan pada penentuan harga seperti mempertimbangkan politik pada pemasaran dengan melihat pada barang, sistem distribusi dan program promosinya. Kotler dan Amstrong mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan dalam penetapan harga yaitu:

  51

50 Ibid, h. 277.

  51 a) Faktor Lingkungan Internal Dalam faktor lingkungan internal terdapat beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi perusahaan dalam menentukan harga dari setiap produk yang dihasilkan, seperti:

  (1) Tujuan pemasaran perusahaan, sebagai faktor utama yang menentukan harga adalah tujuan perusahaan itu sendiri misalnya memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam kualitas, mengatasi persaingan, dan melaksanakan tanggung jawab sosial bagi masyarakat.

  (2) Strategi bauran pemasaran, karena harga merupakan salah satu elemen dalam bauran pemasaran, maka dalam menentukan harga sebaiknya dikoordinasikan lebih lanjut dengan elemen pemasaran lainnya seperti: produk, tempat, promosi, biaya, dan organisasi.