PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT K.H. ABDUL WAHID HASYIM - Raden Intan Repository

  

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT K.H.

ABDUL WAHID HASYIM

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Dalam Tarbiyah Dan Keguruan Oleh :

  

SITI NUR ROHMAH

NPM : 1411010210

Jurusan Pendidikan Agama Islam

  Pembimbing I : Dr. H. Jamal Fakhri, M.Ag Pembimbing II : Drs. Amirudin, M.Pd.I

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2018/2019

  

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT

K.H. ABDUL WAHID HASYIM

Oleh :

Siti Nur Rohmah

  

ABSTRAK

  Perkembagan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Perubahan dan perkembangan institusi pendidikan Islam di kalangan kaum tradisional hampir tidak pernah di sentuh, meskipun di temukan adanya persamaan di antara institusi pendidikan tradisional dengan institusi yang di kembangkan oleh kaum modernis. Adapun nama yang selalu harum berkaitan dengan pembaharuan di kalangan tradisional adalah Wahid Hasyim, seorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia Khususnya dari kalangan kelompok tradisional. Abdul Wahid Hasyim telah dikenal sebagai seorang figur mata rantai yang menjembatani peradaban pesantren dengan peradaban islam modern.

  Penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut KH. Abdul Wahid Hasyim dan relevansinya dengan pendidikan di Indonesia. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan, misalnya berupa buku-buku, catatan-catatan, makalah- makalah, dan lain-lain. Artinya permasalahan dan pengumpulan data berasal dari kajian kepustakaan.

  Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemikiran pendidikan Islam KH. Abdul Wahid Hasyim di latar belakangi oleh kekecewaan nya terhadap perkembangan pendidikan Islam di era kolonial Belanda dan Jepang, yang di anak tirikan. Upaya yang di lakukan Wahid Hasyim dalam memajukan pendidikan Islam yang bisa kita rasakan hingga sekarang, yaitu masuk nya pelajaran agama di sekolah-sekolah umum, dan masuk nya pelajaran umum di Madrasah, Wahid Hasyim juga mengembangkan sistem pendidikan yang sudah ada, misalnya didirikannya PGA (Pendidikan Guru Agama) dan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) yang kemudian sekarang menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan sebagian kemudian berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

  Kata Kunci : Pemikiran Pendidikan Islam K.H Abdul Wahid Hasyim

  

MOTTO

ِميِحَّرلا ِنمْحَّرلا ِالله ِمْسِب

  

اَذِإَو ۖ ْمُكَل ُ هاللَّ ِحَس ْفَي اىُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اىُحهسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اىُىَمآ َهيِذهلا اَهُّيَأ اَي

ُ هاللَّ َو ۚ ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اىُتوُأ َهيِذهلاَو ْمُكْىِم اىُىَمآ َهيِذهلا ُ هاللَّ ِعَف ْزَي اوُزُشْواَف اوُزُشْوا َليِق

زيِبَخ َنىُلَمْعَت اَمِب

  Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-

  1 Mujadilah : 11)

  1 Departemen Agama RI, Al-Kahfi Mushaf Al- Qur’an (Bandung : CV Penerbit Diponegoro),

  

PERSEMBAHAN

  Dengan menyebut nama Allah SWT dan rasa syukur yang tak terkira dan sebagai ungkapan terima kasih, Skripsi ini kupersembahkan kepada :

  1. Kedua Orang tuaku tercinta, Bapak Bukhari dan Ibu Tasriyah terima kasih untuk semua jasa dan pengorbanan nya selama ini , do’a dan dukungan yang tak pernah henti untuk ku, dan tak pernah lelah memberikan bekal berupa moral dan material serta membesarkan ku dengan penuh kasih sayang.

  Sehingga bisa tercapai nya cita-citaku untuk bisa menyelesaikan pendidikan di UIN Raden Intan Lampung, semoga Allah SWT membalas semua jerih payah nya dengan berlipat ganda.

  2. Teruntuk keluarga ku tersayang teh Supiyati, teh Susi Lawati, ka Ali Nur Kholis, ka Ahmad, teh Ti’ah dan adek ku Muhammad Ujer Ali terima kasih untuk semua doa dan dukungan kalian selama ini, kalian yang selalu memberikan motivasi dan dukungan di kala aku patah semangat.

  3. Sahabat-sahabatku Sunaiyah, Septi Herliana, Sarah Rahmawati, Silvi Ulvina, Rahmat Wahyudi, Rina Lia, Sutiyah, dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014 khusus nya untuk kelas D. Yang senantiasa menyemangati dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Almamater UIN Raden Intan Lampung, tempat ku menuntut ilmu menyelesaikan pendidikan S1.

RIWAYAT HIDUP

  Penulis di lahirkan di desa Kaliguha pada tanggal 30 Juli 1995 dari pasangan Bapak Bukhari dan Ibu Tasriyah. Penulis adalah anak ke-enam dari tujuh bersaudara. Adapun pendidikan yang pernah di tempuh, adalah sebagai berikut :

  1. Sekolah Dasar Negeri 01 Pesawaran Indah, kecamatan padang cermin kabupaten Pesawaran lulus pada tahun 2008.

  2. Madrasah Tsanawiyah Hasanuddin Kaliguha, kecamatan padang cermin kabupaten Pesawaran lulus pada tahun 2011.

  3. Madrasah Aliyah Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung lulus pada tahun 2014.

  4. Kemudian saat ini penulis sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Lampung.

  Ketika Madrasah Aliyah penulis aktif di Pramuka, dan kesenian Mawalan, ketika di UIN pernah mengikuti UKM Puskima, pengalaman lain nya pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2007 di Desa Tambah Rejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu, dan pada tahun yang sama pernah menjalankan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN

  5 Bandar Lampung.

  Bandar Lampung Juli 2018 Penulis

  Siti Nur Rohmah NPM.1411010210

KATA PENGANTAR ِميِحَّرلا ِنمْحَّرلا ِالله ِمْسِب

  Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan inayah-Nya, tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur kepada-Nya. Sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW.

  Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing, mendidik dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu semoga Allah Swt membalas segala kebaikan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

  Dengan mengharap ridha Allah SWT terimakasih kepada yang terhormat : 1.

  Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Lampung.

  2. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag. selaku ketua jurusan PAI yang selalu memberikan nasehat yang beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di jurusan PAI.

3. Dr. H. Jamal Fakhri, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik I dan

  Drs. Amirudin, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Akademik II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran nya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Segenap Dosen Pengajar dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Lampung yang telah membantu dan membekali berbagai pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah.

  5. Kepala perpustakaan UIN Lampung yang telah meminjamkan buku Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir (skripsi) ini meskipun sudah di upayakan secara hati-hati, baik dalam menggunakan sumber referensi maupun penyajian dan sistematikanya, tentu masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis amat berharap semoga karya kecil ini dapat bermanfaat dan disempurnakan dimasa yang akan datang, demi dedikasi kita kepada ilmu pengetahuan. Semoga Allah selalu membimbing kita serta meridhoi nya. Amin ya Rabbal’alamin.

  Bandar Lampung Juli 2018 Penulis

  Siti Nur Rohmah NPM.1411010210

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

PERSETUJUAN ..................................................................................................... iii

PENGESAHAN ...................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ........................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .................................................................................. 3 C. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 12 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 13 F. Metode Penelitian......................................................................................... 13 G. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemikiran Pendidikan Islam ...................................................... 22 B. Pengertian Pendidikan Islam ........................................................................ 24 C. Dasar Pendidikan Islam................................................................................ 27 D. Tujuan Pendidikan Islam.............................................................................. 29 E. Kurikulum Pendidikan Islam ....................................................................... 31 F. Metode Pendidikan Islam ............................................................................. 33 G. Kelembagaan pendidikan Islam ................................................................... 36 H. Evaluasi Pendidikan Islam ........................................................................... 38

  BAB III BIOGRAFI K.H ABDUL WAHID HASYIM A. Riwayat Hidup K.H Abdul Wahid Hasyim ............................................ 40 B. Pendidikan K.H Abdul Wahid Hasyim .................................................. 42 C. Ciri dan Kepribadian K.H Abdul Wahid Hasyim .................................. 46 D. Aktivitas Sosial dan Politik K.H Abdul Wahid Hasyim ........................ 48 E. Kumpulan Tulisan K.H Abdul Wahid Hasyim ...................................... 50 BAB IV PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM K.H A. WAHID HASYIM A. Pendidikan Islam Menurut K.H. A. Wahid Hasyim .................................... 52 B. Dasar Pendidikan Islam K.H. A. Wahid Hasyim ......................................... 54 C. Tujuan Pendidikan K.H A. Wahid Hasyim .................................................. 56 D. Prinsip Pendidikan Islam K.H. A. Wahid Hasyim ....................................... 60 E. Sistem Pendidikan di Indonesia .................................................................. 63 F. Peran Wahid Hasyim dalam Pembaruan Pendidikan Islam ......................... 71 G. Relevansi pemikiran pendidikan islam K.H. Abdul Wahid Hasyim

  dengan pendidikan di Indonesia. .................................................................. 80

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 85 B. Saran ............................................................................................................. 86 C. Penutup ......................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menginter prestasikan

  terhadap makna yang terkandung dalam skripsi ini, maka terlebih dahulu akan penulis jelaskan pengertian judul skripsi “PEMIKIRAN PENDIDIKAN

  ISLAM MENURUT K.H A BDUL WAHID HASYIM”, dengan demikian agar pembahasan selanjut nya dapat terarah dan dapat di ambil suatu pengertian yang lebih nyata. Adapun istilah-istilah yang perlu di tegaskan adalah sebagai berikut :

  1. Pemikiran Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata “pikir” yang berarti proses, cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijaksana.

  2. Pendidikan Islam Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata

  “didik” dengan memberikan awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan”. Kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu

  paedagogos

  yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Paedagogos (pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak,

  2 sedangkan pekerjaan pembimbing di sebut paedagogis. Istilah ini kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan

  “education”

  1 yang berarti pengembangan atau bimbingan.

  Sedangkan Islam, menurut pandangan umum yang berlaku, biasanya m empunyai konotasi dengan dan di artikan sebagai “Agama Allah”.

  Agama artinya jalan. Agama Allah artinya jalan menuju Allah. Tuhan yang menguasai, mengatur, alam semesta ini. Tuhan yang mengembangkan alam beserta segala isi nya, serta mengarahkan perkembangan nya. Dengan demikian dapat di simpulkan pengertian Islam adalah “menempuh jalan keselamatan, dengan jalan menyerahkan diri sepenuh nya kepada Tuhan, dan melaksanakan dengan penuh kepatuhan dan kekuatan untuk mencapai kesejahteraan hidup dan kesentosaan hidup dengan penuh keamanan dan

  2 kedamaian.

  Jadi pendidikan Islam adalah “Proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai-nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensi nya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

1 Miftahul Ulum Dan Basuki, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam : Konseptualisasi Pendidikan

  Dalam Islam (STAIN Ponorogo, 2006), h.3 2

  3 3.

  K.H Abdul Wahid Hasyim Abdul Wahid Hasyim lahir pada tanggal 1 juni 1914 M atau bertepatan dengan tanggal 5 Rab’ al-awwal 1333 H di Jombang, Jawa

  Timur. Dia adalah putra K.H Hasy im Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

  K.H Abdul Wahid Hasyim adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai seorang figur mata rantai yang menjembatani peradaban pesantren dengan peradaban Indonesia modern. Dia membawa pemikiran yang progresif dan sikap yang moderat dalam perdebatan tentang masalah keagamaan dan kebangsaan. Keberhasilan nya terbukti ketika dia dapat menjembatani perbedaan yang terjdi baik antara orang-orang tradisional dan orang-orang modernis di satu sisi, dan di sisi lain antara kaum beragama (Islam) dan kaum sekuler.

B. Alasan Memilih Judul

  Alasan penulis memilih judul seperti yang tertera di atas adalah sebagai berikut :

  1. Wahid Hasyim merupakan salah satu tokoh yang sangat berperan untuk kemajuan pendidikan Islam di Indonesia, dengan pemikiran dan kontribusi nya dalam melakukan pembaharuan pendidikan, sehingga Pendidikan Islam di Indonesia memiliki kedudukan yang sama dengan Pendidikan Umum. Wahid Hasyim juga sangat berprestasi di usianya yang masih muda sehingga ini bisa dijadikan motivasi bagi mahasiswa untuk bisa

  4 2.

  Kesediaan dan kesiapan peneliti untuk mengkaji Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H Abdul Wahid Hasyim 3. Adanya kesediaan dosen pembimbing untuk memberikan arahan, pemikiran dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

C. Latar Belakang Masalah

  Islam adalah agama yang ajaran-ajaran nya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan Manusia. Sumber dari ajaran-ajaran

  3 yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Quran dan Hadits.

  Islam disamping sebagai suatu sistem ajaran keagamaan juga merupakan salah satu bentuk sistem pendidikan, banyak teori-teori pendidikan

  4

  yang murni berasal dari dalam ajaran islam itu sendiri. Di dalam AL- Qur’an di jelaskan sebagai berikut :

  ْنَلْعَي ْنَل اَه َىاَسًْلإا َنَّلَع Artinya :“Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya”.(Q.S.

5 Al-Alaq : 5)

  ْيَع ُرُذٌُّلا َو ُتاَي ْلْا يٌِْغُت اَهَو ۚ ِض ْرَ ْلْاَو ِتاَواَوَّسلا يِف اَذاَه اوُزُظًْا ِلُق 3 َىوٌُ ِه ْؤُي َلَ ٍم ْوَق 4 Abdul Karim, Islam Nusantara, (Yogyakarta : Gama Media, 2013), h.15 5 Jasa Ungguh Muliawan, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2011), h.19 Departemen Agama RI, Al-Kahfi Mushaf Al-

  Qur’an (Bandung : CV Penerbit Diponegoro),

  5 Artinya : Katakanla

  h: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi, tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi

  6

  peringatan bagi orang-orang yan g tidak beriman”.(Q.S. Yunus : 101).

  Kedua ayat diatas berasal dari Al- Qur’an sebagai kitab suci agama islam. Keduanya mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara manusia dengan pendidikan.

  Zakiah Darajat mengemukakan tujuan mulia pendidikan Islam adalah menghasilkan Manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan Manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan

  7

  hidup di dunia kini dan di akhirat nanti. Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan hanya karena memiliki kekhasan tersendiri, namun juga karena kaya akan konsep-konsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan pendidikan modern. Dalam lingkup pemikiran pendidikan islam, kita temukan tokoh-tokoh besar dengan ide-idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan kontribusi yang besar bagi dinamika pendidikan Islam di Indonesia.

6 Departemen Agama RI, Al-Kahfi Mushaf Al- Qur’an (Bandung : CV Penerbit Diponegoro),

  h.220 7

  6 Islam memandang peserta didik sebagai makhluk Allah dengan segala potensinya yang sempurna sebagai Khalifah di bumi, dan terbaik diantara

  8 makhluk lainnya.

  Muhammad SA. Ibrahimi (Bangladesh) mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah: “pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam

  ”. Dalam pengertian ini dinyatakan bahwa pendidikan Islam merupakan suatu sistem, yang didalam nya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan.

  Misalnya kesatuan sistem akidah, syariah dan akhlak, yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik, yang mana keberartian satu komponen sangat bergantung dengan keberartian komponen yang lain. Pendidikan Islam juga di landaskan atas ideologi Islam, sehingga proses pendidikan Islam tidak

  9 bertentangan dengan norma dan nilai dasar ajaran Islam.

  Perkembagan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Agar mampu berperan di masa yang akan datang maka di perlukannya peningkatan kualitas sumber daya Manusia. Dalam peningkatan kualitas sumber daya 8 manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Salah satu peran 9 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2010), h.1

  7 pendidikan adalah menyiapkan sumber daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan perubahan zaman agar tidak terjadi kesenjangan antara realitas dan idealitas. Berkenaan dengan hal tersebut umat Islam telah mengenal berbagai jenis macam ilmu pengetahuan baik itu ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum. Dan Islam pada hakikatnya tidak mengenal diskriminasi atau sikap membeda- bedakan di dalam segala hal juga dalam lapangan ilmu pengetahuan.

  Pada masa kolonial sesuai denga misi kolonialisme, pendidikan Islam di anak tirikan. Pendidikan Islam di kategorikan sebagai sekolah liar. Bahkan, pemerintah kolonial telah melahirkan peraturan-peraturan yang membatasi bahkan mematikan sekolah-sekolah partikelir dengan mengeluarkan peraturan yang terkenal wilde schoolen ordonantie pada tahun 1993. Berbeda ketika masa penjajahan jepang. Dunia pendidikan secara umum (tidak hanya pendidikan islam) terbengkalai, karena murid-murid sekolah tiap hari hanya di perintahkan gerak badan, baris berbaris, bekerja bakti paksa (romusha), bernyanyi dan lain sebagainya. Hal ini diperuntukan agar kekuatan umat Islam dan nasionalis dapat di bina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang di pimpin oleh jepang. Namun yang masih agak beruntung adalah madrasah- madrasah yang ada dalam lingkungan pondok pesantren yang bebas dari pengawasan langsung pemerintah Jepang. Pendidikan pondok pesantren

  10 10 masih dapat berjalan agak wajar.

  8 Lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah dan pondok pesantren sudah ada sejak agama Islam berkembang di Indonesia. Madrasah itu tumbuh dan berkembang dari bawah, dalam arti masyarakat yang di dasari oleh rasa tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran Islam kepada generasi penerus.

  Oleh karena itu, madrasah dan pondok pesantren pada waktu itu lebih di

  11 tekankan pada pendalaman ilmu-ilmu Islam.

  Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah ada di masa sebelumnya pada saat itu di biarkan hidup meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana dan hidup apa adanya. Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada baru hanya sebatas madrasah dan pondok pesantren. Umat Islam belum memiliki sekolah yang mengajarkan dan memelihara pendidikan agama Islam dengan dasar pengetahuan setingkat Universitas yang nantinya akan melahirkan sarjana yang menguasai dua lapangan ilmu sekaligus yaitu ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Sementara, kelompok minoritas (non muslim) sudah mempunyai nya, dalam bentuk sekolah-sekolah tinggi

  12 pada masa itu.

  Sejak Islam masuk ke Indonesia, pendidikan Islam telah ikut mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Karna melalui pendidikan Islam 11 itulah transmisi dan sosialisasi ajaran Islam dapat di laksanakan dan di capai

  Djamaliddin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), h.23 12 Buntaran Sanusi dkk. (Ed.), KH. A Wahid Hasyim ; Mengapa Memilih NU? Konsepsi

  9 hasilnya. Sebagaimana kita lihat sekarang ini telah banyak lembaga pendidikan Islam yang bermunculan dan fungsi utamanya memasyarakatkan ajaran Islam tersebut. Di Sumatra Barat kita jumpai surau, langgar di Jakarta, tajuk di Jawa Barat, Pesantren di Jawa, dan seterusnya. Munculnya lembaga- lembaga pendidikan tradisional ini tidak selamanya di terima baik oleh masyarakat, mengingat jauh sebelum itu telah berkembang pula agama-agama lain seperti Hindu, Budha, dan juga paham agama setempat dan adat istiadat yang tidak selamanya sejalan dengan ajaran islam.

  Selanjutnya pendidikan Islam mengalami modernisasi lanjutan dimana sebelumnya sudah banyak madrasah dan pondok pesantren di Indonesia yang didirikan para tokoh pembaru pendidikan Islam sebelum kemerdekaan untuk selanjutnya di hadirkannya setelah lima bulan Indonesia merdeka tepatnya pada tanggal 3 Januari 1946 dengan berdirinya Departemen Agama. Walau pada masa itu dipandang motivasi pendiriannya bernuansa politis, tapi lembaga ini menjadi salah satu pelaku pembaruan pendidikan islam yang paling penting. Karena salah satu bidang garapan Departemen Agama adalah pendidikan agama islam.

  Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami banyak perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. pemerintah Indonesia segera membentuk dan menunjuk menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Karena kondisi sosial-politik yang belum stabil, perjuangan

  10 kemerdekaan belom selesai dan disana-sini masih terjadi instabilitas, maka tidak mengherankan bila selama orde lama sering terjadi pergantian menteri.

  Perubahan sistem pemerintah ini berimplikasi terhadap dinamika pendidikan di indonesia karena perubahan penentu kebijakan, pemerintahan, pemimpin, sistem dan secara tidak langsung juga perubahan dalam pengambilan kebijakan sehingga ini menjadi penting untuk dikaji lebih dalam.

  Kemudian dalam kurun waktu yang sangat panjang, kita ketahui bahwa pada masa orde lama mulai di berikan arah yang jelas mengenai pendidikan Islam, ini terbukti bahwa pemerintah membentuk Departemen Agama sebagai wadah untuk mereformulasi kebijakan dan penentu arah juang misi ajaran Islam.

  Kemudian hadir KH. A. Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama RI, yang menjabat pada tahun 1949-1952 untuk melakukan pembaruan di bidang pendidikan agama Islam sebagai salah satu bidang garapan Departemen Agama. Semenjak KH. A. Wahid Hasyim menjabat saebagai Menteri Agama, pendirian madrasah di pesantren-pesantren (sebagai simbol dari pendidikan Islam) semakin menemukan momentumnya.

  Sosok Wahid Hasyim yang merupakan tokoh kelahiran pesantren tetapi beliau memiliki pemikiran yang moderat. Beliau melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang, yang di antaranya adalah pembaharuan dalam pendidikan Islam. Pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam yang

  11 Tebuireng yang didirikan oleh ayahnya, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. Ia melihat perlunya pembaruan dalam sistem pendidikan yang tradisional dan hanya mengkaji kitab-kitab kuning, yang menggunakan metode halaqoh, untuk kemudian di transformasikan kearah yang lebih progresif, tutorial. Namun yang lebih pokok dari pembaruan nya adalah perlunya di masukan mata pelajaran umum kedalam kurikulum pesantren, karna ia memandang tidak semua santri-santri itu bercita-cita ingin menjadi ulama atau kyai. Dengan semangat memajukan pesatren kiayi Wahid Hasyim memadukan pola pengajaran Pesantren yang menitik beratkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum. Selain pelajaran bahasa Arab, murid juga di ajari bahasa Inggris dan Belanda. Beliau juga menekankan bahwa sistem pendidikan Nasional harus memasukkan pelajaran agama dan harus di berikan secara seimbang dengan pelajarn umum. Perdebatan mengenai apakah pelajaran agama harus di berikan di sekolah Pemerintah (Negeri) atau tidak, akhirnya di akhiri dengan SK bersama antara Kementrian Agama dengan Kementrian Pendidikan yang menyatakan bahwa pelajaran agama harus di berikan sejak kelas 4 dan sekolah menengah selama dua jam dalam seminggunya. Berkat usaha Wahid Hasyim-lah dalam kabinet, akhirnya pemerintah mengeluarkan peraturan tertanggal 21 Januari 1951, yang mewajibkan pelajaran agama harus di ajarkan di sekolah umum. Perjuangan dari KH. Abdul Wahid Hasyim bukan hanya dalam pemikiran saja. Namun,

  12 beliau merealiasikan buah pemikiran tersebut dalam suatu tindakan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi seluruh umat.

  Perubahan dan perkembangan institusi pendidikan Islam di kalangan kaum tradisional hampir tidak pernah di sentuh, meskipun di temukan adanya persamaan di antara institusi pendidikan tradisional dengan institusi yang di kembangkan oleh kaum modernis. Adapun nama yang selalu harum berkaitan dengan pembaharuan di kalangan tradisional adalah Wahid Hasyim, seorang pemimpin teras Nahdlatul Ulama, dan seorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia Khususnya dari kalangan kelompok tradisional. Abdul Wahid Hasyim telah dikenal sebagai seorang figur mata rantai yang menjembatani peradaban pesantren dengan peradaban islam modern. Wahid Hasyim merupakan sosok yang sangat berpengaruh dan keberadaannya membawa dampak yang sangat besar dalam mengarahkan bangsa Indonesia menuju peradaban yang lebih mapan. Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membuat skripsi yang berjudul : Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H. Abdul Wahid Hasyim.

D. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan pusat perhatian dalam sebuah penelitian.

  Untuk itu, sesuai dengan latar belakang masalah sebagaimana dijabarkan diatas, maka masalah penelitian ini berusaha menjawab persoalan tentang :

  13 1.

  Bagaimana pemikiran K.H. Abdul wahid hasyim tentang pendidikan islam.

2. Bagaimana relevansi pemikiran pendidikan islam K.H. Abdul Wahid Hasyim dengan pendidikan di Indonesia.

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mendeskripsikan pemikiran K.H. Abdul Wahid Hasyim tentang pendidikan islam.

  2. Untuk mendeskripsikan relevansi pemikiran pendidikan pendidikan islam K.H. Abdul Wahid Hasyim dengan pendidikan di Indonesia.

b. Kegunaan Penelitian

  Adapun penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan : 1.

  Informasi positif bagi peminat pendidikan islam, khususnya bagi penyelenggara pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan islam.

  2. Dapat di gunakan sebagai panduan ataupun referensi bagi penulis tentang pendidikan islam, kelak untuk kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

  Untuk dapat memahami serta memudahkan pembahasan masalah yang telah

  14 metode penelitian yang cocok dan sesuai untuk menyimpulkan dan mengolah data yang dikumpulkan. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan data-data yang lengkap dan tepat, maka diperlukan metode- metode penelitian sebagai berikut : 1.

   Jenis Penelitian

  Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan, misalnya berupa buku-buku,

  13

  catatan-catatan, makalah-makalah, dan lain-lain. Artinya permasalahan dan pengumpulan data berasal dari kajian kepustakaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian kepustakaan adalah sebuah penelitian yang mengkaji dan memaparkan suatu permasalahan menurut teori-teori para ahli dengan merujuk kepada dalil-dalil yang relevan mengenai permasalahan pemikiran pendidikan islam menurut KH. A Wahid Hasyim.

  2. Sumber Data a.

  Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dan segera dapat diperoleh dari

  14

  sumber data oleh penyedik untuk bertujuan yang khusus. Atau 13 dengan kata lain data ini meliputi bahan yang langsung berhubungan 14 M Ahmad Anwar, Prinsip-Prinsip Metodoli Research (Yogyakarta, Sumbangsih : 1975)

  15 dengan pokok-pokok permasalahan yang menjadi objek penelitian ini, seperti : buku karya Aboebakar Atjeh, yang berjudul “sejarah hidup K.H Abdul Wahid Hasyim” dan buku karya Achmad Zaini yang berjudul “K.H. Abdul Wahid Hasyim Pembaru Pendidikan Islam dan Pejuang Kemerdekaan” b. Sumber Sekunder

  Data yang dimaksud adalah berbagai bahan yang tidak langsung berkaitan dengan objek dan tujuan diri pada penelitian ini, bahan tersebut diharapkan dapat melengkapi dan memperjelas data-data

  15 primer.

  1) Ilmu Pendidikan Islam, Abdul Mujib, (Jakarta : Kencana, 2010)

  2) Ilmu Pendidikan Islam, Ramayulis, (Jakrta : Kalam Mulia, 2013)

  3) Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam, Armay Arief, (Jakarta :

  Ciputat Press, 2002) 4)

  Pemikiran Pendidikan Islam, A.Susanto, (Jakarta : Amzah, 2010) 5)

  KH. A Wahid Hasyim ; Mengapa Memilih NU? Konsepsi Tentang Agama, Pendidikan dan Politik, Buntaran Sanusi dkk. (Ed.), ( Jakarta : Inti Sarana Aksara, 1985)

  6) Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, Herry 15 Mohammad dkk, (Jakarta : Gema Insani 2006),

  16 7)

  Filsafat Pendidikan Islam Muzayyin Arifin, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012)

  8) Ilmu Pendidikan Islam, Zakiah Darajat, (Bandung : Bumi Aksara,

  2008) 3.

   Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode study pustaka (Ribrary Research) yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung di tunjukan pada subjek penelitian, melainkan melalui beberapa buku, dapat juga berupa buku-buku, majalah, majalah, pamphlet,

  16

  dan bahan dokumenter lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa study kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang di teliti.

4. Metode Analisis Data

  Menurut masri singaribun dan sofyan effendi, anal isa data adalah “proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan”. Dalam analisis data ini, penulis menggunakan metode analisa deskriptif, yang artinya mencatat dan menerangkan data tentang objek yang dipelajari sebagaimana ada nya pada saat itu, berdasarkan

  16

  17 konsep-konsep yang jelas bahasa istilah dan pengertiannya, atau istilah

  17 lainnya pengembaraan data.

  Dalam penelitian penulis menggunakan pola berfikir induktif yang merupakan penalaran yang berawal dari pengetahuan yang bersifat khusus

  18

  kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum. Dalam menganalisis data di gunakan analisis isi atau content analysis. Yang dimaksud dengan analisis isi adalah penelitian sesuatu masalah atau karangan untuk mengetahui latar belakang dan persoalannya. Dalam buku Klaus Kripper Draft content analysis adalah suatu teknik penelitian untuk memuat inferensi (kesimpulan) dari data yang telah diolah dan di analisis sebagai jawaban terhadap masalah yang telah dikemukakan. Analisis ini dimaksud untuk menganalisis khususnya tentang pendidikan Islam, yaitu: pengertian pendidikan Islam, dasar pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, evaluasi pendidikan Islam. Berdasarkan isi yang terkandung dalam gagasan-gagasan itu selanjutnya dilakukan pengelompokkan dengan tahap identifikasi, klarifikasi sistematis logis kategorisasi dan interprestasi. Semua itu di upayakan

  19 17 dalam rangka di temukan konsep pendidikan Islam.

  Talazidudhu Ndraha, Research (Teori Metodelogi Adminjistrasi Jilid I), (Jakarta : Bina Aksara, 1985), h.106 18 19 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1983), h.2

  18 G.

   Penelitian yang Relevan 1.

  Mulyanti, Pembaharuan Pendidikan Islam KH. A. Wahid Hasyim

  (Menteri Agama RI 1949-1952), Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif

  Hidayatullah, 2011. Hasil dari penelitian nya yaitu, Wahid Hasyim adalah seseorang yang memiliki jiwa kepedulian yang cukup modern terhadap pendidikan kaum muslimin di Indonesia, khusus nya di kalangan masyarakat tradisional. Perhatian Wahid Hasyim dalam memasukkan ilmu pengetahuan umum dan agama agar seimbang juga diimplementasikan dalam bentuk lain ketika menjadi Menteri Agama, yakni memberikan pelajaran agama di sekolah umum dan pelajaran umum di Madrasah. Pembaharuan pendidikan di Indonesia kemudian berlanjut dengan pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Beberapa hal di atas menunjukan bahwa Wahid Hasyim adalah orang yang sangat luar biasa pada masa nya. Dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang seadanya yang dimiliki dia tidak pernah merasa minder untuk mewujudkan apa yang ada dipikirannya dengan bermodalkan kepercayaan diri yang tinggi.

2. Farhadz Ammar Muhammad, Pemikiran Siyasah Islamiyyah KH. A.

  Wahid Hasyim, Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

  2017. Hasil dari penelitian nya yaitu konstruk pemikiran Wahid Hasyim di pengaruhi oleh tradisi-tradisi pesantren yang di aktualisasikan lewat

  19 pemikiran maupun langkah rill. Wahhid Hasyim sangat Rasional dalam memahami diktat- diktat yang ada dalam perintah Syari’ah. Selain itu pandanngan nya dapat dikatan universal. Awal nya pemikiran dan sikap Wahid Hasyim yang berbeda dari zaman nya itu-dari para koleganya di lingkaran pesantren di anggap keluar dari jalur. Namun, seiring dengan perubahan drastis ke arah yang lebih maslahah terutama dikalangan pesantren, sikap yang terlihat sembrono Wahid Hasyim tersebut dirasakan keberhasilannya. Itu berarti dibalik terobosan pemikiran dan gerakan Wahid Hasyim, ia bukan lantas menandakan hilangnya penghormatan kepada ajaran lama beserta kiayi-kiayi tradisional, melainkan sebagai tanda totalitas berfikir seorang santri yang ditempa sesuai praktek berfikir di pesantren, yakni bahsu al-masail yang di kenal menjadi instrumen dalam menjawab persoalan zaman sekaligus jembatan antara idealitas ajaran dengan realitas kehidupan. Dalam gerakan nya Wahid Hasyim sudah di apresiasi para kawan dan lawan nya sebagai solidarity maker. Sosok Wahid Haysim merupakan sintesa yang bersifat akomodatif dari dua arah yang berlawanan, antara formalisasi dan imitasi juga preskriptif- empiris dan deskriptif-empiris.

3. Rina Meyliani, Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Ahmad Dahlan, Lampung, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2011.

  Hasil penelitian nya bahwa menurut K.H Ahmad Dahlan pendidikan

  20 merupakan “titik tolak perubahan”. Melalui pendidikan di harapkan mampu memecahkan masalah bangsa Indonesia yang makin terpuruk. Menurut K.H Ahmad Dahlan menggabungkan pendidikan Madrasah dengan pendidikan umum sangan relevan dengan ajaran Al-

  Qur’an. Al- Qur’an tidak terbatas pada ilmu agama dan syari’ah saja. Namun Al- Qur’an juga mengajak mempelajari ilmu-ilmu duniawi, karena ilmu duniawi menjadi salah satu sarana untuk membangun dan meningkatkan standar kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya serta untuk mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.

  Menurut pandangan K.H Ahmad Dahlan, beragama itu adalah beramal; artinya berkarya dan berbuat sesuatu, melakukan tindakan sesuai dengan isi pedoman Al-

  Qur’an dan Sunnah. Orang yang beragama ialah orang yang menghadapkan jiwanya dan hidupnya hanya kepada Allah SWT.

  Yang di buktikan dengan amalan nyata. Dalam metode penerapan K.H Ahmad Dahlan sering menggunakan metode pembiasaan (amaliah), teladan, dan nasehat. Dimana metode yang di sampaikan K.H Ahmad Dahlan sesuai dengan Al-

  Qur’an dan di contohkan oleh Rasulullah

  20 SAW.

  4. Fatimatuz Zahro, Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim 20 Asy’ari, Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.

  Rina Meyliani, Konsep Pendidikan Islam Menurut K.H Ahmad Dahlan, (Lampung,

  21 Hasil penelitian nya yaitu, (1) Konsep pendidikan K.H Hasyim Asy’ari yang terdapat dalam kitab Adab al-alim wa al- muta’allim yang terdiri darai 8 bab yang berisi tentang, kelebihan ilmu dan ilmuwan, etika yang harus dicamkan dalam diri peserta didik, etika seorang peserta didik terhadap pendidik, etika seorang peserta didik terhadap pelajaran, etika peserta didik terhadap dirinya, etika pendidik terhadap pelajaran, etika pendidik terhadap peserta didik, etika pendidik dan peserta didik terhadap buku. (2) Pendekatan pendidikan Islam menurut K.H Hasyim Asy’ari yaitu lebih memperlihatkan kepada perpaduan antara teoritisi dan praktisi. Sebagai teoritisi, terlihat pada gagasan dan pemikiran nya yang di dasarkan pada kebutuhan masyarakat serta situasi kultural pada zaman nya. Sedangkan sebagai praktisi, terlihat dari upaya malaksakan gagasan

  21 dan pemikiran nya itu.

21 Fatimatuz Zahro,

  Pemikiran Pendidikan Islam Menurut K.H Hasyim Asy’ari, (Malang,

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemikiran Pendidikan Islam 1. Ruang Lingkup Pemikiran Pendidikan Islam Pendidikan dalam pengertian lebih luas dapat diartikan sebagai suatu

  proses pembelajaran kepada peserta didik (Manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut.

  Islam memandang peserta didik sebagai Makhluk Allah dengan segala potensi nya yang sempurna sebagai Khalifah fil ardh, dan terbaik diantara makhluk lain nya. Kelebihan Manusia tersebut bukan hanya berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu, Manusia memiliki kelebihan dari segi aspek psikis nya. Kedua aspek Manusia tersebut memiliki potensi nya masing- masing yang sangat mendukung bagi proses aktualisasi dari pada posisi nya sebagai Makhluk yang mulia. Dengan potensi fisik dan psikis, atau dengan kata lain potensi material dan spiritual tersebut menjadikan Manusia sebagai Makhluk ciptaan Allah yang terbaik. Oleh karena itu peserta didik dalam kapasitas nya sebagai Manusia yang merupakan Makhluk individual dan sosial, ia harus terus berkembang dan memiliki pengalaman-pengalaman transendental yang menjadikan nya harus terus menyempurnakan diri sejalan dengan totalitas potensi yang di miliki nya dengan tetap bersandar pada nilai- nilai Agama.

  23

  Pengembangan kepribadian peserta didik sebagai Makhluk dinamis harus di lakukan dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi objektif alamiah, sehingga akan tersusun secara sistematis proposal pengetahuan yang mencermin kan pengembangan totalitas ke pribadian Manusia secara utuh.

  Proses pendidikan harus membantu peserta didik akan mampu berinteraksi secara sosial dan memanfaat kan alam bagi kehidupan nya. Dengan demikian, kebudayan dan peradaban Manusia akan lahir dari proses akumulasi perjalanan kehidupan nya yang berhadapan dengan proses dialektik antara nomativitas ajaran wahyu yang permanen secara historis dan pengalaman ke Khalifahan nya di muka bumi secara dinamis. Dalam sejarah kebudayaan Islam akumulasi operasional pendidikan Islam yang berpedoman pada Al- qur’an dan Hadits secara serasi dan seimbang, telah mampu memberikan motivasi dan inspirasi umat Islam pada masa klasik dalam merumuskan berbagai persepsi mengenai Manusia melalui pendidikan sebagai sasaran yang mendasari lahir nya peradaban Manusia.