BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk - MASKER WAJAH KOMBINASI ARANG AKTIF, TEPUNNG BERAS, DAN MADU SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT WAJAH SECARA ALAMI - UNS Institutional Repository

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda pada kulit wajahnya.

  “Masker Wajah “BEAUTYBELLE” diproduksi untuk membantu permasalahan pada kulit wajah dengan kandungan zat aktif di dalamnya. Kandungan karbon pada arang aktif membantu proses detoksifikasi pada permukaan kulit wajah. Fungsi detoksifikasi adalah mengeluarkan toksik dan zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Arang aktif juga mengandung mineral yang menyehatkan kulit wajah. Tepung beras berfungsi sebagai scrub yang mengandung amylum, vitamin A dan B yang dapat membantu mencerahkan kulit wajah, mengangkat sel kulit mati, serta menyamarkan noda hitam dan bekas jerawat. Kandungan vitamin dan antioksidan pada madu dapat menutrisi kulit, membantu menghaluskan kulit serta menangkal radikal bebas.

  Masker wajah “BEAUTYBELLE” merupakan alternatif perawatan kulit wajah secara alami. “BEAUTYBELLE” terbuat dari bahan alam yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar dan tidak mempunyai efek samping yang berarti. Hidup pada jaman yang selalu menuntut segalanya berlangsung cepat dan dinamis, membuat aktivitas menumpuk sehingga waktu untuk merawat tubuh semakin sedikit. Masker wajah “BEAUTYBELLE” diproduksi dalam sediaan pasta yang sangat mudah diaplikasikan pada semua jenis kulit dan mudah dibersihkan, sehingga sangat cocok sekali dengan gaya hidup sekarang. Tren gaya hidup sehat dan back to nature merupakan peluang pasar yang cukup bagus dalam pengembangan usaha masker wajah “BEAUTYBELLE”.

B. Bahan Baku Produksi 1.

  Pemilihan Bahan Baku

  a) Arang Aktif

  Menurut Siti (2014) arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu. Karbon aktif disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan berkisar antara 300 m2/g hingga 3500 m/g dan ini berhubungan dengan struktur pori internal sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben (Meilita Taryana, 2002).

  Arang aktif tidak hanya mengandung atom karbon saja, tetapi juga mengandung sejumlah kecil oksigen dan hidrogen yang terikat secara kimia dalam bentuk gugus-gugus fungsi yang bervariasi, misalnya gugus karbonil (CO), karboksil (COO), fenol, lakton, dan beberapa gugus eter. Arang aktif merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen, dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar, dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan.

  Arang aktif yang digunakan sebagai bahan baku masker berasal dari arang tempurung kelapa. Arang yang masih berbentuk granul kemudian dihaluskan menjadi bentuk serbuk. Arang tempurung kelapa merupakan salah satu arang aktif dengan kemampuan adsorbsi yang baik dibandingkan dengan arang dari kayu maupun batu bara. Namun apabila sulit menemukan arang aktif dari tempurung kelapa, dapat digantikam dengan arang dari sekam padi. Arang aktif biasanya didapatkan dari toko bahan kimia atau apotik tertentu. Guna membedakan arang biasa dan arang aktif di pasaran dapat dilakukan dengan cara mengecek kejernihan air, misalnya dua gelas berisi air sirup yang sama lalu diberi arang aktif dan arang biasa, arang aktif akan menyebabkan warna sirup menjadi memudar atau semakin jernih tetapi arang biasa tidak merubah apapun. Selain itu apabila dilihat secara visual arang aktif tampak lebih berkilau.

  Kandungan senyawa karbon dan mineral dalam arang aktif memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan kebersihan kulit wajah. Berdasarkan manfaat dari senyawa karbon tersebut, arang aktif mempunyai fungsi detoksifikasi pada kulit wajah, karena arang aktif menarik bakteri, racun, bahan kimia, dan kotoran pada permukaan kulit (Anonim, 2017). Detoksifikasi pada wajah oleh arang aktif dapat membantu untuk menyembuhkan jerawat. Detoksifikasi wajah merupakan penyerapan kotoran dan racun dari wajah, racun dan kotoran tersebut nantinya akan dikeluarkan bersama jerawat, sehingga jerawat yang baru muncul di wajah akan cepat matang. Jerawat yang sudah matang pada akhirnya akan mudah mengering dan mengelupas. Kandungan mineral pada arang aktif juga mempunyai manfaat bagi kulit wajah, karena dapat menyehatkan dan menghaluskan kulit wajah. Namun, penggunaan arang yang berlebihan dapat membuat kulit menjadi kering karena kulit mengalami dehidrasi, akibat kandungan air dalam kulit ikut terserap.

  b) Tepung Beras

  Beras kaya akan vitamin B, juga mengandung sedikit lemak dan mineral. Protein yang terdapat di dalam tepung beras lebih tinggi dari pada pati beras yaitu tepung beras sebesar 5,2-6,8% dan pati beras 0,2-0,9% (Inglett dan Munk, 1980; Singh, et al., 2000). Menurut Nirmala (2012) dalam Sulistianingrum (2014), tepung beras sangat berkhasiat sebagai bahan dasar masker kulit wajah, karena mengandung amilosa, amilopektin, hydralized amylum/dekstrin,

  

gamma oryzanol dan asam kojik yang dapat mencerahkan kulit

sebagai hasil dari fermentasi amilum selama perendaman.

  Selain bermanfaat membantu mencerahkan kulit, tepung beras juga dapat berfungsi sebagai peeling. Peeling adalah proses pengelupasan kulit mati pada wajah. Tepung beras membantu mengangkat sel kulit mati yang menumpuk yang dapat menyebabkan wajah menjadi kusam. Sel kulit mati yang tertimbun di dalam wajah menyebabkan pori-pori wajah tersumbat, sehingga dapat memicu munculnya noda hitam dan jerawat. Masalah kulit wajah yang kompleks tersebut dapat menyebabkan penuaan dini, karena sirkulasi darah pada wajah tidak lancar sehingga menyebabkan kerutan di wajah. Tepung beras juga bermanfaat menyamarkan noda hitam dan bekas jerawat, serta meratakan warna kulit wajah. Dilansir dari

  

Boldsky.com (21/5/2017) masker tepung beras dapat membantu

  menghilangkan kerutan dan garis-garis halus di wajah, menghilangkan bintik-bintik hitam, bekas luka, dan kulit kusam.

  Beras dengan berbagai varietas memiliki komposisi penyusun yang berbeda-beda, terutama kandungan amilosa-amilopektin beras tersebut. Secara umum varietas beras dapat digolongkan ke dalam 3 golongan yang berdasarkan pada kandungan amilosanya yaitu : golongan amilosa rendah, sedang dan tinggi. Beras dengan golongan amilosa rendah mempunyai kandungan amilosa 10-20 persen, misalnya beras cisadane dengan kandungan amilosa 20 persen. Apabila kandungan beras tersebut antara 20-25 persen maka dapat digolongkan ke dalam amilosa sedang, contohnya adalah beras IR 64 dengan kandungan amilosa 24 persen, dan golongan amilosa tinggi dengan kandungan amilosa 25-32 persen, contohnya adalah beras IR 36 dengan kandungan amilosa 25 persen. Beras yang digunakan sebagai bahan baku adalah varietas IR-64 yang termasuk kategori amilosa sedang. Kadar amilosa-amilopektin berhubungan dengan

asam kojik yang dihasilkan beras hasil dari proses perendaman beras.

  Asam kojik diketahui bermanfaat dalam mencerahkan kulit wajah,

  menghilangkan bekas jerawat dan noda hitam serta melindungi wajah dari radiasi sinar UV. Penggunaan beras varietas IR-64 karena lebih banyak dijumpai dan harganya cukup terjangkau.

  c) Madu

  Menurut Yeni, et all (2015), madu mengandung mineral berupa kalsium, magnesium, yodium, besi fosfor, dan seng. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat,biotin, asam folat dan vitamin K. Vitamin C yang terkandung dalam madu inilah yang berkhasiat sebagai antioksidan (Suranto, 2004). Antioksidan mempunyai manfaat sebagai penangkal radikal bebas juga mencegah penuaan dini. Madu banyak digunakan sebagai salah satu bahan produk kecantikan untuk perawatan kulit seperti sabun, krim, lotion, yang dikenal dapat membuat kulit menjadi halus, menutrisi kulit, dan menjaga kelembaban kulit (Yeni et all, 2015).

  Manfaat madu akan lebih efektif daripada penggunaan krim wajah atau minyak wajah karena disamping dapat melembabkan kulit dapat pula memberikan gizi pada kulit. Sifat madu yang higroskopis dapat menyerap sekresi dan lemak dari kulit, disamping mengandung senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan. Praktek masker wajah dengan madu, menyebabkan kulit wajah menjadi halus, menghilangkan noda-noda di wajah serta sehat bagi kulit. Madu yang digunakan sebagai bahan baku adalah madu multiflora dengan merk Asy-Syifa madu Kalimantan. Madu multiflora atau madu poliflora merupakan madu yang sumber nektar dari berbagai jenis tanaman, contohnya madu Nusantara, madu Sumbawa dan madu Kalimantan. Madu yang digunakan adalah madu murni, pengecekan kemurnian dapat dilakukan dengan cara meneteskan madu ke dalam segelas air. Madu murni akan langsung sampai ke dasar gelas ketika diteteskan, sedangkan madu yang tidak murni akan tercampur ke dalam air, dengan cara lain yaitu meneteskan madu diatas kertas Koran dimana madu murni tidak akan langsung meresap ke dalam kertas sedangkan madu tidak murni langsung meresap. Madu dapat mengangkat kotoran dan minyak pada permukaan kulit tanpa membuat kulit kering. Madu memiliki PH yang bersifat asam sekitar 3.9 sehingga tidak akan menggangu PH alami kulit (PH alami kulit bersifat asam berkisar antara 3.5 sampai 5.5). Madu sangat lembut pada kulit sehingga tidak akan mengiritasi kulit yang sangat sensitif sekalipun. Madu baik untuk segala jenis kulit karena sifatnya yang melembabkan bagus untuk kulit yang kering, yang sekaligus juga dapat menyeimbangkan minyak berlebih pada kulit yang berminyak. Madu mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri penyebab jerawat sehingga dapat membantu mengatasi jerawat dan mencegah jerawat.

  2. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku pembuatan masker wajah “BEAUTYBELLE” Herb

  Black Mask adalah arang aktif, tepung beras, dan madu. Ketiga bahan tersebut mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Arang aktif diperoleh dari Toko Agung Jaya yang beralamatkan di Jalan Yosodipuro Surakarta dengan nama kimia karbon aktif/activated carbon/active charcoal. Tepung beras diperolah dengan cara menepungkan sendiri, beras menjadi tepung beras. Beras yang digunakan diperoleh dari warung kelontong di sekitar rumah penulis. Madu diperoleh dari Griya Herbal “Hana” yang beralamatkan di Jalan Lawu km.430, Karanganyar. Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang terjamin kualitasnya dengan parameter diperoleh dari sumber yang tepat dan tidak kadaluwarsa.

  3. Pengendalian Mutu Bahan Baku Bahan baku yang digunakan harus tepat jenis dan sumbernya. Arang aktif yang digunakan merupakan hasil aktivasi arang tempurung kelapa.

  Beras yang digunakan merupakan beras yang terjamin kualitasnya, warnanya putih bersih, tidak rapuh, tidak berbau tengik, dan tidak terdapat kutu.madu yang digunakan adalah madu murni dengan merk Asy-Syifa yang merupakan madu hasil lebah multiflora dari hutan Kalimantan. Multiflora berarti madu yang dihasilkan tidak hanya bersumber dari satu tanaman saja, melainkan dari beragam jenis tanaman yang ada di hutan. Madu multiflora lebih banyak kandungan gizinya karena berbagai tanaman di hutan memiliki kandungan yang beragam, baik dari tanaman bunga, buah, kayu, maupun tanaman obat. Bahan baku yang telah siap disimpan pada tempat yang kering dan sejuk untuk menghindari kontaminasi, contohnya tumbuh jamur dan mikroba.

C. Proses Produksi 1.

  Persiapan Bahan Baku

  a) Arang Aktif

  Arang aktif yang digunakan untuk bahan masker adalah berupa serbuk. Arang aktif yang didapatkan dari toko Agung Jaya masih berupa granul berukuran besar, sehingga membutuhkan perlakuan lebih lanjut untuk menjadi bentuk serbuk. Berikut tahapan proses pembuatan serbuk arang aktif: 1)

  Menimbang granul arang aktif sesuai kebutuhan satu kali produksi yaitu sebanyak 200 gram dengan menggunakan timbangan digital Gambar 4. Proses Penimbangan Arang Aktif

  2) Menghaluskan granul arang aktif dengan menggunakan bantuan alu lumpang. Arang aktif ditumbuk sedikit demi sedikit hingga halus.

  Gambar 5. Proses Penghalusan Arang Aktif dengan Alu Lumpang 3)

  Mengayak arang aktif yang telah menjadi serbuk menggunakan ayakan agar ukuran partikelnya seragam dan memudahkan proses selanjutnya.

  Gambar 6. Proses Pengayakan Serbuk Arang Aktif 4)

  Menyimpan serbuk arang aktif yang telah lolos ayakan ke dalam toples penyimpanan.

  b) Tepung Beras

  Tepung beras yang digunakan diolah sendiri dengan cara menepungkan beras secara manual dengan menggunakan lumpang alu. Berikut tahapan persiapan tepung beras: 1)

  Menimbang beras sesuai kebutuhan produksi yaitu sebanyak 500 gram

  Gambar 7. Proses Penimbangan Beras 2)

  Membersihkan beras dari kotoran yang ada seperti kerikil, kulit biji beras, atau bahan asing lain yang tidak diperlukan, 3)

  Mencuci beras dengan air yang mengalir, bertujuan agar kotoran yang masih melekat pada beras dapat terlarut dibawa air.

  Gambar 8. Proses Pencucian Beras 4)

  Merendam beras selama ± 8 jam, agar beras menjadi lebih lunak dan memudahkan proses selanjutnya, yaitu proses penepungan.

  Gambar 9. Proses Perendaman Beras 5)

  Meniriskan beras yang telah direndam, menghaluskan beras dengan alu lumpang agar menjadi serbuk atau tepung beras.

  Gambar 10. Proses Penepungan Beras dengan Alu Lumpang 6)

  Mengayak tepung beras dengan ayakan agar ukurannya seragam dan mudah digunakan untuk proses selanjutnya.

  Gambar 11. Proses Pengayakan Tepung Beras 7)

  Menyimpan tepung beras ke dalam toples

  c) Madu

  Madu yang digunakan merupakan madu murni siap pakai sehingga tidak memerlukan tahap pre treatment bahan baku.

  Gambar 12. Madu Murni Siap Pakai 2. Tahap Proses Produksi

  Proses pembuatan masker hitam diawali dari proses penimbangan serbuk arang aktif sebanyak 200 gram dan tepung beras sebanyak 500 gram. Perbandingan komposisi bahan baku antara arang aktif dan tepung beras adalah 2:5 dengan asumsi bahwa tepung beras merupakan bahan dasar pembuatan masker sehingga jumlahnya lebih banyak. Tepung beras juga berfungsi sebagai scrub yang bermanfaat untuk membersihkan kotoran dan mengangkat sel kulit mati.

  Gambar 13. Proses Penimbangan Serbuk Arang Aktif Gambar 14. Proses Penimbangan Tepung Beras

  Tahap selanjutnya yaitu mencampur serbuk arang aktif dan tepung beras hingga merata. Campuran kedua bahan tersebut lalu dicampur dengan madu sebanyak 200 gr sedikit demi sedikit hingga homogen. Kehomogenan ditandai dengan bentuk fisik masker yang kental berbentuk pasta dan lengket.

  Gambar 15. Proses Pencampuran Serbuk Arang Aktif dan Tepung Beras Gambar 16. Proses Pencampuran Serbuk Arang Aktif, Tepung Beras, dan Madu. Masker yang sudah jadi selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah kemasan masker sebanyak @40 gram. Kemasan lalu disegel dengan menggunakan alumunium foil. Alumunium foil direkatkan dengan cara memasang alumunium foil sesuai ukuran pada leher pot lalu di press dengan menggunakan tutup kemasan. Penyegelan bertujuan agar kualitas produk terjaga dan masker tidak mudah tumpah. Penyegelan juga mempercantik kemasan masker, karena terlihat bersih dan rapi. Kemasan selanjutnya ditutup hingga rapat. Gambar 17. Pengemasan Masker ke dalam Wadah Kemasan Masker Sebanyak @40 gram

  Gambar 18. Penyegelan Kemasan dengan Alumunium Foil Masker yang telah dikemas selanjutnya diberi penanda berupa label. Label berisi informasi penting berkaitan dengan produk. Label mencamtumkan beberpa informasi seperti, nama produk, cara pakai, aturan pakai, tanggal kadaluwarsa, dan sebagainya. Penentuan tanggal kadaluwarsa berdasarkan pengamatan secara organoleptik selama ± 4 minggu dalam suhu ruang, sedangkan dalam lemari pendingin hampir 2 bulan. Pada dasarnya produk dari alam mempunyai masa simpan yang relatif lama, yaitu minimal 6 bulan lamanya.

  Gambar 19. Pemberian Label pada Kemasan Gambar 20. Produk Jadi

  “BEAUTYBELLE” 3. Pengemasan

  Definisi pengemasan secara sederhana menurut (Tjiptono, 1997:106) adalah sarana yang membawa produk dari produsen ke tempat pelanggan atau pemakai dalam keadaan yang memuaskan. Bahan kemasan harus memiliki beberapa sifat komersial agar dapat difungsikan dengan baik,yang antara lain: harus dapat mewadahi produk, harus dapat melindungi produk, harus dapat menjual produk dan biaya-biaya bahan pengemasan tersebut ditinjau secara keseluruhan adalah wajar dan otomatis.

  a) Kemasan

  Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain: a.

  Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. b.

  Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, c.

  Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain.

  d.

  Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistic, warna, bentuk maupun desainnya.

  e.

  Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah.

  f.

  Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.

  g.

  Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.

  h.

  Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.

  (Tjiptono, 1997:106).

  Gambar 21. Wadah Kemasan Masker Kemasan “BEAUTYBELLE” adalah wadah kemasan masker lulur dan standar ukuran 50 gram berwarna putih bersih yang diperoleh dari Toko Cipta Kimia yang beralamatkan di JL Yos Sudarso No.244, Solo. Wadah kemasan masker tersebut sudah memenuhi tujuan dari proses pengemasan. Kemasan “BEAUTYBELLE” mampu melindungi produk dari kerusakan, mudah digunakan, reusable, mudah didistribusikan, dan awet.

  b) Labelling

  Salah satu daya tarik yang dapat ditonjolkan dari sebuah produk adalah kemasannya. Kekuatan desain kemasan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian karena desain kemasan yang unik memiliki daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang ditempelkan pada produk.

  Gambar 22. Label Kemasan “BEAUTYBELLE”

  Brand Label pada kemasan yaitu “BEAUTYBELLE” merupakan nama merk dari produk masker wajah. Brand label diletakkan di sisi depan dengan posisi center agar mudah dilihat dan dibaca. Bagian sisi depan label berisi konten gambar komposisi bahan, slogan “all you need is”, dan berat bersih produk. Backgroud label berwarna hitam sesuai dengan tagline produk yaitu Herb Black Mask dengan kombinasi warna gold di sekelilingnya menambah kesan elegan label kemasan, slogan “all you need is” bertujuan bahwa produsen mempunyai harapan produk

  “BEAUTYBELLE” merupakan salah satu barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara keseluruhan. Label pada sisi belakang mencantumkan konten berupa komposisi, tanggal kadaluwarsa, layanan konsumen, dan nama produsen. Desain label kemasan tersebut terlihat unik, mewah, dan elegan karena jarang sekali produk masker wajah yang mengenakan label berwarna hitam, kebanyakan berwarna putih atau warna cerah lainnya. Desain yang eyecatching tersebut mampu menarik minat para konsumen untuk membeli karena merasa penasaran dan ingin mencoba produk “BEAUTYBELLE”.

4. Evaluasi Sediaan

  a) Organoleptik

  Secara organoleptik sediaan masker wajah “BEAUTYBELLE” berwarna hitam legam dan agak berkilau, karena dipengaruhi oleh kilau madu. Masker berbentuk pasta yang kental dengan scrub di dalamnya. Masker beraroma khas arang dan madu, sehingga terkesan manis.

  b) Lama Waktu Sediaan Mengering

  Lama waktu mengering ditentukan dengan cara mengoleskan masker pada punggung tangan sampai mengering, dan dihitung jangka waktu mengeringnya. Setelah beberapa waktu didapatkan waktu mengering selama 30 menit untuk kering secara sempurna.

D. Pemasaran

  Pemasaran adalah suatu kegiatan sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 1997).

1. Strategi Pemasaran

  a) Produk

  Menurut Daryanto (2013:52), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Konsep lain produk adalah apapun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan merek (Widiyono dan Pakkanna, 2013:137). Produk Masker Wajah “BEAUTYBELLE” adalah inovasi baru masker alami dengan kombinasi bahan alam dari arang aktif, tepung beras, dan madu.

  Kombinasi ketiga bahan alam tersebut memberikan banyak manfaat bagi wajah. Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda pada kulit wajahnya. Masker wajah “BEAUTYBELLE” diproduksi untuk membantu permasalahan pada kulit wajah dengan kandungan zat aktif di dalamnya.

  Masker wajah “BEAUTYBELLE” dapat diaplikasikan pada semua jenis kulit baik kulit normal,kering, maupun berminyak. Sediaan fisik masker dalam bentuk pasta memudahkan para konsumen untuk langsung mengaplikasikannya pada kulit wajah tanpa harus mencampur dengan air terlebih dulu seperti masker pada umumnya. Wadah kemasan masker yang ekonomis dan fleksibel sehingga mudah dibawa kemana-mana. Kemasan juga dilengkapi dengan segel yang berfungsi menjaga kualitas produk dan mencegah produk agar tidak mudah tumpah. Desain kemasan yang eye catching mampu menarik minat pembeli dari kalangan pria maupun wanita, remaja maupun tua untuk membeli produk masker wajah “BEAUTYBELLE”. Masker wajah dari bahan alam ini selain aman digunakan juga sangat ekonomis.

  b) Price (Harga)

  Daryanto (2013:62) mendefinisikan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk. Harga masker wajah

  “BEAUTYBELLE” sebesar Rp 17.000,00, harga tersebut berdasarkan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) ditambah dengan keuntungan. Harga Pokok Produksi produk sebesar sekian ditambah dengan keuntungan yang diharapkan agar tidak mengalami kerugian. Harga tersebut merupakan harga yang relatif standar jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di pasaran. Rp 17.000,00, merupakan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan.

  c) Promosi

  Menurut Tjiptono (2008:219), promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Istilah lainnya promosi merupakan teknik-teknik atau berbagai cara yang dirancang untuk menjual produk atau pesan yang disampaikan perusahaan kepada konsumen tentang produknya, menurut Widiyono dan Pakkanna (2013:148). Promosi penjualan masker wajah “BEAUTYBELLE” dilakukan secara online dan offline. Secara online dengan menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, dan aplikasi chat seperti whatsapp dan bbm. Secara offline promosi dilakukan secara langsung kepada calon konsumen di sekitar rumah penulis dan mahasiswa sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemasaran secara online sangat efisien karena informasi berkenaan dengan produk dapat menyebar secara luas dengan lebih cepat, sehingga dapat menjangkau pembeli kapanpun dan dimanapun. Pemasaran secara offline atau secara langsung juga tidak kalah efektif karena produsen dapat secara langsung mengutarakan spesifikasi dan keunggulan produk untuk meyakinkan calon konsumen. Pemasaran dari mulut ke mulut berdasarkan testimoni para konsumen sangat membantu penjualan produk, karena calon konsumen yang baru lebih yakin untuk membeli karena sudah terdapat bukti nyata. Produk masker wajah

  “BEAUTYBELLE” sebanyak 20 buah dapat terjual habis dalam waktu ± 14 hari secara online dan offline. Gambar 23. Pemasaran/ Promosi via Whatsapp Gambar 24. Respon Konsumen Order via Whatsapp

Gambar 25. Promosi dan Respon Konsumen via Media Sosial Instagram

  d) Distribusi (Place)

  Menurut Daryanto (2013:100), distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik berpindahnya hak (penguasaan) hingga pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya. Produk masker wajah

  “BEAUTYBELLE” dipasarkan di lingkungan sekitar rumah produsen, lingkungan kampus UNS Surakarta, dan lingkungan Karanganyar. Distribusi di sekitar kampus UNS Surakarta dan Karanganyar dilakukan dengan cara Cash on Delivery (COD), yaitu pembeli sebelumnya melakukan pemesanan secara online kepada produsen via media sosial atau aplikasi chat, namun calon pembeli tidak perlu melakukan transfer pembayaran, karena calon pembeli mendapatkan produk tepat setelah pembayaran secara tunai

  (cash) di tempat yang telah disetujui. Distribusi masker wajah

  “BEAUTYBELLE” secara offline dengan cara menawarkan produk secara langsung kepada calon pembeli di sekitar rumah produsen dan teman kampus hingga terjadi kesepakatan jual beli antara produsen dan konsumen.

2. Target Pasar

  Produk masker wajah “BEAUTYBELLE” ditujukan untuk konsumen baik pria maupun wanita, usia remaja hingga dewasa. Saat ini tidak hanya kaum wanita saja yang memerhatikan perawatan kulit wajah, sebaliknya kaum pria juga demikian. Usia remaja yang suka mencoba hal- hal baru cocok untuk pemasaran masker wajah “BEAUTYBELLE”, begitu pula usia dewasa yang cenderung sudah lebih banyak mengalami permasalahan pada kulit wajah.

  Masker wajah “BEAUTYBELLE” dipasarkan dengan label masker alami yang menggunakan bahan dari alam yang sangat aman bagi kulit wajah.

  Sediaan masker dengan bentuk pasta cocok untuk para konsumen yang cenderung fleksibel dalam berbagai hal, sangat cocok karena tidak perlu dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum digunakan. Masker wajah “BEAUTYBELLE” dikemas dalam kemasan yang efisien yang mudah dibawa kemana saja, mudah penyimpanannya, dan sangat reuseable.

  Harga masker wajah “BEAUTYBELLE” yang cukup terjangkau yaitu Rp 17.000.00 sangat terjangkau bagi semua kalangan. Semua konsumen dari kalangan bawah sampai atas dapat menjangkau harga tersebut.

E. Analisa Usaha Analisis usaha sangat penting dilakukan dalam memulai suatu usaha.

  Hasil analisis dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan terkait keberlanjutan usaha. Menurut Mubyarto (1989), analisis usaha adalah proses perhitungan tentang besarnya seluruh biaya (pengeluaran) yang diperlukan dalam suatu proses produksi, penerimaan dan pendapatan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Melalui analisis usaha, pengusaha dapat mengetahui seberapa besar prospek bisnis yang akan dijalani dan berapa keuntungan yang dapat diraih. Aspek yang dianalisis adalah biaya produksi, harga pokok produksi, penerimaan dan laba usaha.

1. Biaya tetap (Fixed cost)

  Biaya tetap merupakan biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Biaya tetap meliputi peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dan juga terdiri dari biaya penyusutan alat (Soeharjo 1973). Berikut biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE” 20 buah dengan berat 40 gram :

Tabel 4.12. Biaya Tetap Produksi Masker Wajah

  “BEAUTYBELLE”

  Nama Jum Harga Nilai Nilai Um Biaya Barang Lah / Awal Sisa ur Penyusut Satua (Rp) (Rp) (Bul an/Bulan n (Rp) an) (Rp) Lumpang

  1 50.000 50.000 5.000 36 1250

  Alu Timbangan

  1 40.000 40.000 4.000 24 1500

  Sewa

  1 100.000 100.000 10.000 1 90.000

  Bangunan Baskom

  1 5.000 5.000 500 12 375

  Mangkok

  3 3.000 9.000 900 12 675

  Kaca Toples

  2 7.000 14.000 1.400 12 1050

  Saringan

  1 2.000 2.000 200 12 150

  Sendok

  4 2.000 8.000 800 12 600

  Panci

  1 20.000 20.000 2.000 12 1500

  Nampan

  1 8000 8000 800 12 600

  Gunting

  1 3.000 3.000 300 12 225

  Total Biaya

  97.825 Sumber: Data Primer Keterangan: 1 tahun = 12 bulan

  • Nilai Sisa = 10% Nilai Awal *Penyusutan =

  Berdasarkan Tabel 4.6.1 menunjukkan jumlah biaya tetap yang dikeluarkan dalam produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE”. Biaya tetap merupakan biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi Masker

  Wajah “BEAUTYBELLE”. Berdasarkan data primer dapat diketahui bahwa biaya tetap yang dikeluarkan untuk pembuatan Masker Wajah “BEAUTYBELLE”. adalah sebesar Rp 97.825,00 2. Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel / VC)

  Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi, yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume produksi (Soeharjo, 1973). Biaya tidak tetap disebut juga biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Berikut biaya tidak tetap yang dikeluarkan untuk produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE” sebanyak 20 buah dengan berat 40 gram :

Tabel 4.2. Biaya Variable Produksi

  Masker Wajah “BEAUTYBELLE”

  Nama Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp) Bahan (Rp) Masker 1 buah 1.000 1.000

  1 buah 1.000 1.000

  Lateks Arang Aktif 250 gram 18.000/kg 5.400 Beras 500 gram 10.000/kg 5.000

Madu 200 gram 70.000/kg 14.000

Alumunium 2 meter 18.000/8 m 4.500 Foil

Wadah 20 buah 2.000 40.000

kemasan masker

Stiker 40 buah 300 12.000

  1 buah 3.000 3.000

  Lap

Tenaga 10 jam 6.000 60.000

Kerja

Promosi 10.000 10.000

Transport 2 liter 8.000 16.000

  1 kali produksi 5.000 5.000

  Listrik Total Biaya 176.900

  Sumber: Data Primer

  Berdasarkan Tabel 4.6.2 menunjukan total biaya variabel yang harus dikeluarkan dalam produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE”. Total biaya variabel yang dihasilkan dalam produksi Masker Wajah

  “BEAUTYBELLE” sebanyak 20 buah dengan berat 40 gram adalah sebesar Rp 176.900,00

  3. Biaya Total Produksi (Total Cost/ TC) TC = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)

  = Rp 97.825 + Rp 176.900 = Rp 274.725

  Total biaya produksi merupakan hasil penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel yang dikeluarkan dalam 1 periode produksi. Jadi, total biaya keseluruhan untuk produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE” sebanyak 20 buah adalah sebesar Rp. 274.725,00.

  4. Harga Pokok Penjualan (HPP) Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) dimaksudkan untuk menetapkan modal atau biaya yang diperlukan untuk membuat suatu produk, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam menentukan harga jual produk (Soekartawi 1995). Harga pokok produksi (HPP) merupakan harga suatu barang yang dapat ditentukan dan dikontrol oleh produsen. Berikut adalah Harga Pokok Penjualan

  Masker Wajah “BEAUTYBELLE” per kemasan (buah) :

  Biaya Total TC

  HPP =

  Total unit produk p .

  =

  = Rp 13.736 Berdasarkan perhitungan HPP produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE” diatas, diperoleh HPP per unit sebesar Rp 13.736,00.

  Hal tersebut berarti nilai biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk Masker Wajah “BEAUTYBELLE” per kemasan adalah sebesar Rp 13.736,00/ unit.

  5.

  Penetapan HJP dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan (maksimal) yang diinginkan oleh produsen.. Penetapan HJP didasarkan pada Harga Pokok Produksi (HPP) suatu produk untuk kemudian ditambahkan dengan laba yang diinginkan (Soekartawi 1995). Dalam kondisi nyata HJP dapat menyesuaikan dengan tingkat harga pasar. Pada kondisi pasar sempurna HJP yang lebih tinggi dari harga pasar mengakibatkan barang tidak laku dijual, sebaliknya bila HJP jauh dibawah harga pasar berakibat kepada berkurangnya keuntungan atau laba. HJP = HPP + Laba Usaha

  = Rp 13.736+ Rp 3.264 (24 %) = Rp 17.000

  Harga jual produk dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan keuntungan yang layak. Berdasarkan perhitungan HJP diatas, harga jual produk

  Masker Wajah “BEAUTYBELLE” adalah sebesar Rp 17.000,00/ unit dengan laba yang diinginkan sebesar Rp 3.264,00/ unit.

6. Total Penerimaan (TR)

  Penerimaan (Revenue) usaha adalah penerimaan dari hasil penjualan

  output nya (Boediono, 2002). Penerimaan adalah sejumlah uang yang

  diperoleh dari hasil penjualan produk yang sebanding dengan banyaknya produk yang berhasil dijual. Berikut adalah total penerimaan usaha dari produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE” : Total Penerimaan (TR) = Harga Produk x Jumlah Produksi

  = Rp 17.000 x 20 = Rp 340.000

  Total Penerimaan usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain total penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produk yang terjual dengan harga produk. Total penerimaan dari penjualan produk Masker Wajah “BEAUTYBELLE” sebanyak 20 unit dengan harga jual produk sebesar Rp 17.000,00 adalah sebesar Rp. 340.000,00.

7. Keuntungan

  Total Keuntungan = Penerimaan Usaha

  • – Biaya Total = Rp 340.000
  • – Rp 274.725 = Rp 65.275

  Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan biaya total produksi. Keuntungan yang didapat dari penjualan Masker Wajah “BEAUTYBELLE” ini adalah sebesar Rp. 65.275,00.

F. Analisis Kelayakan Usaha

  Analisis kelayakan usaha penting dilakukan guna menghindari kerugian dan tolak ukur dalam pengembangan serta kelangsungan usaha. Analisis Kelayakan Usaha merupakan suatu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, baik dari segi ekonomis, teknik maupun finansial. Pada usaha skala kecil (mikro) paling tidak menggunakan BEP, R/C Ratio dan B/C Ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis (Mahyuddin, 2008).

1. BEP (Break Event Point)

  BEP adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian usaha. Break Event Point (BEP) adalah titik impas dimana posisi jumlah pendapatan dan biaya bertemu seimbang sehingga belum terdapat selisih atau keuntungan maupun kerugian. BEP memiliki dua tinjauan yaitu ditinjau dari unit atau jumlah produksi dan ditinjau dari harga penjualan produk. Menurut Suratiyah (2006), ada 3 pendekatan penetapan BEP, yaitu BEP Unit, BEP Penerimaan dan BEP Harga. Berikut adalah BEP dari produksi Masker Wajah “BEAUTYBELLE”: a.

  BEP Unit (Produksi) BEP unit yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain

  BEP satuan menjelaskan jumlah produksi minimal yang harus

  • .

  Berdasarkan perhitungan diatas, BEP Produksi (Unit) Masker Wajah “BEAUTYBELLE” adalah 12 unit. Artinya, untuk mendapatkan titik impas dimana tidak mengalami keuntungan dan kerugian maka perlu melakukan penjualan sebanyal 12 unit.

  . Nilai BEP artinya uang penjualan Masker Wajah “BEAUTYBELLE” yang perlu diterima agar terjadi BEP adalah sebesar Rp 204.000,00

  = = Rp 203.802,00 = Rp 204.000,00

  p .

  = p .

  = Biaya Tetap

  BEP Rupiah (Rp)

  Nilai BEP Nilai BEP yaitu sejumlah uang yang didapatkan produsen dari hasil penjualan produk agar tidak mengalami untung atau rugi..

  b.

  = 11,9 = 12 unit

  

p

p .

  =

  p . - p .

  = p .

  p

p .

  =

  Biaya Tetap Harga Produk - Biaya Variabel

  dihasilkan oleh produsen. BEP unit diperoleh dari total biaya produksi dibagi harga produk. BEP Unit (Produksi) =

  • Biaya Variabel Unit Harga Produk
  • p .

2. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)

  Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. R/C Ratio (Revenue Cost

  

Ratio ) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan antara

Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = TC).

  Dengan nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1.

  Total Penerimaan

  R/C Ratio

  Biaya total p .

  = p . = 1,23 > 1

  Berdasarkan perhitungan diatas, R/C Ratio merupakan salah satu analisis untuk mengetahui apakah suatu unit usaha dalam melakukan proses produksi mengalami kerugian, impas atau untung. R/C Ratio = 1 berarti impas (BEP), R/C Ratio < 1 berarti mengalami kerugian dan R/C Ratio > 1 mengalami keuntungan. R/C Ratio penjualan Masker Wajah “BEAUTYBELLE” adalah sebesar 1,23 yang artinya lebih dari satu menunjukkan bahwa usaha produksi

  Masker Wajah “BEAUTYBELLE” layak untuk dijalankan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan tugas akhir dan analisa usaha, dapat

  disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a.

  Proses produksi masker wajah “BEAUTYBELLE” dapat dilakukan dengan baik dan cukup berhasil. Tahapan produksi dimulai dari pemilihan bahan baku, persiapan bahan baku (arang aktif yang telah dihaluskan, tepung beras, dan madu), proses pembuatan masker (menimbang arang aktif 200 gr, tepung beras 500 gr, madu 200 gr, lalu mencampur arang aktif dan tepung beras hingga merata, mencampur serbuk arang dan tepung beras yang sudah rata dengan madu hingga homogen, mengemas masker ke dalam wadah kemas sebanyak @40 gr, menyegel kemasan dengan alumunium foil, kemudian diberi label pada kemasan) hingga produk siap dipasarkan.

  b.

  Pemasaran masker wajah “BEAUTYBELLE” bertajuk Herb Black Mask with Carbon Active yang dilakukan melalui media sosial Instagram dan aplikasi chat Whatssapp dan BBM serta pemasaran secara langsung dari mulut ke mulut. Kedua media pemasaran sangat efektif dan efisien, produk

  “BEAUTYBELLE” yang berjumlah buah dapat terjual habis selama kurang lebih 14 hari.

  c.

  Usaha masker wajah “BEAUTYBELLE” bertajuk Herb Black Mask with Carbon Active mempunyai R/C Ratio sebesar 1,23 yaitu lebih dari satu, yang artinya layak untuk dijalankan.

B. Saran

  Untuk menghasilkan kosmetik herbal yang teruji keamanannya secara klinis maka perlu dilakukan uji laboratorium yang lebih mendalam. Kosmetik yang sudah memiliki sertifikat pengujian, lebih disukai oleh konsumen secara luas. Oleh sebab itu, diperlukan pengujian skala laboratorium agar benar-benar teruji khasiat dan keamanannya.

DAFTAR PUSTAKA

  Aceng Ridwan Fauzi dan Nurmalina. 2012. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Elex Media Komputindo Anonim. 2017. 5 Manfaat Rahasia Arang Untuk Kecantikan Alam.

   Diakses pada 6 Juni 2017 Pukul 11.15 WIB 2017. Manfaat Tepung Beras Untuk Kecantikan Anda. http://lifestyle.liputan6.com . Diakses pada 6 Juni 2017 Pukul

  11.20 WIB

2017. Kandungan Tepung Bera Diakses pada

  6 Juni 2017 Pukul 10.57 WIB

2017. Tepung Beras Untuk Kecantikan . www.boldsky.com. D iakses

  pada 19 Mei 2017 Pukul 11.01 WIB Austin, G.T. . Shreve’s Chamical Process Industry. Fifth Edition. MCGraw- Hill Book Company, New York : 136-138.

  Budiono. 2002. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No.1.

  BPFE, Yogyakarta. Christine Suharto Cenadi, Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran

  Jurnal Nirmana Vol. 2

  • – No. 1, Januari 2000, Universitas Kristen Petra Surabaya Daryanto. 2013. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Cetakan II. Januari 2013.

  PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Bandung. David. 2000. Manajemen Strategi. Prendhallindo, Jakarta

  Dewi Muliyawan dan Neti Suriana. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta: Elex Media Dwikarya, Maria. 2002. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: Kawan Pustaka.

  Engel, J; Blackwell, R. 2004. Consumer Behavior. Dryden Press Chicago Fehri,

  B., Aiache, J. M., Mrad, S., Korbi, S. & Lamaison, J. L. 1996. Olea europaea L. : stimulant, anti-ulcer and anti-inflammatory effects. Boll. Chim. Pharm. Vol 135 (1), 42-49. Fellow, P.J. 1988. Food Processing Technology Principle and Practice. Ellis Horwood, New York.

  Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Edisi delapan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

  dua

  Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Harris, P. 1999. On charcoal. Interdisciplinary Science Review 24(4):301306.

  • – 112

  Level of Income From Aceh Cattle Fattening Scheme), JPPS Vol 1 No. 5, Januari 1995. Kotler Philip dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

  Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Mulyadi. 1993. Akutansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Penjualan Pengendalian Biaya . Yogyakarta. BPFE UGM.

  Skripsi Jurusan Teknik Industri, FT-USU , (2002)

  Erlangga Kottler, Philip dan Keller, K. 2008. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Lempang, M. 2014. Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 11 No 2. Balai Penelitian Kehutanana Makassar, Makassar. Madjid, Emma. 2011. 500 Rahasia Cantik Alami. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Maysuhara, S., 2009, Rahasia Cantik, Sehat, dan Awet Muda, Yogyakarta (ID), Pustaka Panasea. Meilita, Taryana. 2002. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya),