IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NO 10 TAHUN 2010 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN (K-3) PADA PASAL 29 DI ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

  

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SERANG

NO 10 TAHUN 2010 TENTANG KETERTIBAN,

KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN (K-3) PADA PASAL 29 DI

ALUN-ALUN TIMUR KOTA SERANG

  

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh Lilla Mujiani

  6661110752

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

SERANG, 2016

  “It Always Seems IMPOSSIBLE, Until It’s DONE” (Nelson Mandela)

  “Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orangtuaku (H. Marsudji & Agusni) dan Adikku (Kurnianty Deci M.S), serta teman-teman seperjuangan yang tidak henti memberikan doa dan dukungannya ”

  

ABSTRAK

Lilla Mujiani. NIM. 6661110752. Skripsi. 2016. Implementasi Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan Pada Pasal 29 di Kawasan Alun-alun Timur

Kota Serang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Anis Fuad, M.Si; Dosen Pembimbing

  II, Kandung Sapto Nugroho, M.Si.

  Latar belakang dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah tentang K3 (Ketrtiban, Kebersihan dan Keindahan). Kebersihan dan keindahan suatu kota dapat dilihat dari ruang publik atau alun-alun. Hal tersebut melambangkan sebuah kekuasaan. Ikon dari kota tersebut harus memiliki nilai estetika keindahan dan juga kebersihan. Untuk mewujudkan gambaran kebersihan dan keindahan di alun-alun Timur Kota Serang. Penelitian ini memfokuskan bagaimana pelaksanaan peraturan daerah ini dengan lokus penelitian di Kota Serang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Peraturan Daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dekskriptif. Instrumen dari penelitian ini ialah peneliti sendiri dengan membuat pedoman wawancara yang didasarkan atas indikatordari teori Van Matter dan Van Horn. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ialah wawancara, obesevasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis dari Miles dan Huberman. Dalam menguji validasi data peneliti menggunakan metode Triangulasi. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Peaturan Daerah ini belum dilakukan dengan maksimal, karena kurangnya sumber daya, koordiasi dan tingkat kesadaran masyarakat yang kurang peduli lingkungan. Tugas pokok dari masing-masing pelaksana yang belum jelas, kurangnya sosialisasi dan tingkat kepatuhan yang rendah dari masyarakat menjadi faktor penghambat optimalnya Peraturan Daerah ini. Peneliti menyarankan agar para agen pelaksana dapat membenahi koordinasi dan komunikasi yang kurang optimal serta memperjelas tugas pokok dari masing-masing pelaksana. Selain itu para pelaksana harus lebih mensosialisasi Peraturan Daerah ini dengan jelas dan menegakan sanksi dengan tegas bagi pelanggar peraturan.

  Kata Kunci: Implementasi, Peraturan Daerah, alun-alun, K3.

  

ABSTRACT

Lilla Mujiani. NIM 6661110752. Thesis. 2016. An Analysis of Implementation

of Local Regulation of Serang Distrisct Number 10 Year 2010 about

Orderliness, Cleanliness and Beauty (K3) in Article 29 in The Area Main

Square East Serang Distrisct. Major of Public Administration Science. The

st

Faculty of Social and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1

nd Advisor, Anis Fuad, M.Si; 2 Advisor, Kandung Sapto Nugroho, M.Si.

  .

The background of the research was the implementation of local regulation about

K3 (Orderliness, Cleanliness and Beauty). Cleanliness and beauty of a city can be

seen from the public sphare. That is a symbolizes power of city. The icon of the

city that has the aesthetic value of beauty and also clean. To realizing the

cleanliness and beauty of the main square East in the Serang Distrisct. The

purpose of the research was to analyze the implementation of the local

regulations. The research used deskriptif of qualitative methods. The instruments

of the research was the researcher’s herself based on the theory of policy

indicators Van Mater & Van Horn. In collecting the data, the research applied

interview, observation and documentation tchniques. The data analysis technique

used is analytical technique of Miles and Huberman. In validating the data, the

researcher used Triangulasi method. The finding of the research has shown this

regulation has not been done to the maximum, because of lack of resource,

coordination and level of consciousness society who less concerned about the

environment. The main tasks of each implementor is not clear, lack of

socialization and low obedience levels of society is a resistor in optimal this

regulation. Researcher suggest that the implementor can fix the coordination and

cominications sub-optimal and clarified the main tasks of each implementor.

Besides the implementor must socialize this local regulation with intensive and

enforce sanction strictly for offenders.

  Keywords: Implementation, Local Regulation, public sphare, K3.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Peraturan Daerah

  

Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan Pada Pasal 29 di Kawasan Alun-alun Timur Kota Serang”.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. Ir. Soleh Hidayat, M.Sc sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  3. Rahmawati, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  4. Iman Mukhroman, M.Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si sebagai Wakil Dekan III dan sekaligus menjadi Dosen Pembimbing Skripsi II saya yang dengan baik dan bijak dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Listyaningsih, M.Si sebagai Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan kepada saya dengan teliti.

  7. Bapak Anis Fuad, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan baik hati dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Para dosen dan juga staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

  9. Orangtua dan keluargaku yang tidak henti-hentinya berdoa, mendoakan kesehatan dan kelancaranku, mensupport dan membantuku dalam menyelsaikan skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabatku tersayang yang sering direpotkan namun tetap mensupport dan memberikan masukan. Getza Permana Putra, Nur Fitriani, Bagus Firmansyah, Yunita, Diana Pusvita, Yuda Wiranata, Viona Kurnia Mukti dan Wida Maslihatin Amanah.

  11. Kepada Squad VII Fauziah Nur Utami, Risda Sinaga, Hegar Ladzuard, Erika Aulia, Lega Afriza, Jaka Awaloedin Hakim, Fachrian DJ, Tb.Faisal Sandjadirja, Zahra Khaliza, Rafiudin Abroh, Nita Retna, Ninta Tarigan, Toni Arizona, Resti Kurniawan, Fajriah Agista, izzatunihlah dan Seluruh Keluarga Besar UKM Jurnalistik Untirta yang selalu menghibur disaat lelah dan penat.

  12. Kepada Jurusan Ilmu Administrasi Negara (ANE) Kelas C Angkatan 2011 yang pantang menyerah dan heboh, seluruh (ANE) Angkatan 2011, Anggota KKM Kelompok 59 Tahun 2014, dan Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  13. Kepada Dinas Terkait DTK-Kota Serang, DKPP Kota Serang, Dispora Kota Serang, Dinas Kebersihan Kota Serang, dan Satpol-PP Kota Serang yang sudah membantu memberikan data dan juga informasi kepada peneliti.

  14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

  Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Serang, Februari 2016 Penulis

  Lilla Mujiani

  

DAFTAR ISI

  Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………………….. i LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

  ABSTRAC

  KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 14

  1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 15

  1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 15

  1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 15

  1.6 Manfaat Penelitian

  1.6.1 Manfaat Praktis ....................................................................................... 16

  1.6.2 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 16

  BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1 Deskripsi Teori .............................................................................................. 17

  2.1.1 Kebijakan Publik ..................................................................................... 18

  2.1.1.1 Pengertian Kebijakan ........................................................................ 18

  2.1.1.2 Tahap-tahap Kebijakan Publik .......................................................... 23

  2.1.1.3 Ciri-ciri Kebijakan Publik ................................................................. 26

  2.1.2 Peraturan Daerah ..................................................................................... 27

  2.1.2.1 Pengertian Pemerintah Daerah .......................................................... 27

  2.1.2.2 Kewenang Pemerintah Daerah ........................................................... 28

  2.1.2.3 Asas-asas Pelaksanaan Pemerintah Daerah ...................................... 29

  2.1.3 Teori Iplementasi ...................................................................................... 33

  2.1.3.2 Model Donald Van Meter & Van Horn ............................................. 33

  2.1.3.3 Mazmanian dan Sabatier .................................................................... 42

  2.1.3.4 Model Brian W. Hogwood & Lewis A. Gunn ................................... 43

  2.1.3.5 George Charles Edward III ................................................................ 46

  2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 47

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................... 50

  2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................ 53

  BAB III METODELOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................... 54

  3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .................................................................. 55

  3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 55

  3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 56

  3.4.1 Sumber Data Primer ................................................................................ 56

  3.4.2 Sumber Data Sekunder ............................................................................ 60

  3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 61

  3.6 Informan Penelitian ....................................................................................... 67

  3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 70

  3.7.1 Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 70

  3.7.2 Uji Keabsahan Data ................................................................................. 73

  3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 75

  BAB IV PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................... 77

  4.1.1 Gambara Umum Kota Serang .................................................................. 77

  4.1.2 Gambaran Umum DTK – Kota Serang .................................................... 80

  4.1.2.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 82

  4.1.2.2 Tugas dan Fungsi Pokok DTK Kota Serang ...................................... 84

  4.1.2.3 Sumber Daya DTK Kota Serang ........................................................ 85

  4.1.2.4 Visi dan Misi DTK Kota Serang ........................................................ 87

  4.1.2.5 Tujuan DTK Kota Serang .................................................................. 88

  4.1.2.6 Sasaran DTK Kota Serang ................................................................. 88

  4.1.2.7 Strategi DTK Kota Serang ................................................................. 90

  4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 92

  4.2.1 Data Informan Peneliti ............................................................................. 95

  4.2.2 Analisis Data Penelitian ........................................................................... 96

  4.2.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan .......................................................... 97

  4.2.2.2 Sumber Daya .................................................................................... 106

  4.2.2.3 Karakteristik Organisasi Pelaksana .................................................. 114

  4.2.2.4 Komunikasi ...................................................................................... 122

  4.2.2.5 Sikap Para Pelaksana ....................................................................... 131

  4.2.2.6 Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik ........................................ 144

  4.3 Pembahasan ................................................................................................. 148

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 157

  5.2 Saran ............................................................................................................ 158 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xi LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 TPS Alun-alun Kota Serang ................................................................. 10Tabel 1.2 Data PKL Kota Serang ......................................................................... 13Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 48Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ........................................................................... 59Tabel 3.2 Deskripsi Informan Penelitian ............................................................. 69Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 76Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Serang ........................................... 81Tabel 4.2 Data Pegawai DTK Kota Serang Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Terakhir Tahun 2014 .......................................................................... 86

Tabel 4.3 Data Pegawai DTK Kota Serang Berdasarkan Jenjang Kepentingan

  Tahun 2014 ........................................................................................ 86

Tabel 4.4 Tabel Informan ..................................................................................... 95Tabel 4.5 Ketentuan Pidana Perda Kota Serang No.10 Tahun 2010 ................. 105Tabel 4.6 Armada Dinas Kebersihan Kota Serang ............................................ 113Tabel 4.7 Jumlah Sampah yang di Angkut ........................................................ 113Tabel 4.8 Rencana Tata Ruang Kota Serang Tahun 2010-2030 ........................ 120

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Implementasi Kebijakan Publik ....................................................... 42Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................ 52Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman ................................................... 71Gambar 4.1 Peta Kota Serang ............................................................................. 78Gambar 4.2 Tugu Pahlawan di Alun-alun Kota Serang .................................... 101Gambar 4.3 Kondisi di Alun-alun Timur Kota Serang ..................................... 107Gambar 4.4 Fasilitas Alat Bermain di Alun-alun Timur Kota Serang .............. 117Gambar 4.5 Kolam Alun-alun Timur Kota Serang ............................................ 129Gambar 4.6 Gardu Alun-alun Timur Kota Serang ............................................ 139Gambar 4.7 Tempat Duduk Taman Alun-alun Timur Kota Serang .................. 141Gambar 4.8 Fasilitas Olahraga dari BPJS Serang .............................................. 143Gambar 4.9 Pola Permasalahan .......................................................................... 154

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Surat Ijin Penelitian Lampiran II Pedoman Wawancara Lampiran III Catatan Lapangan dan Membercheck Lampiran IV Kategorisasi Data Penelitian Lampiran V Matriks Hasil Penelitian Lampiran VI Dokumentasi Lampiran VII Data Pendukung Penelitian

  1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Otonomi daerah yang digunakan di Indonesia adalah pengertian sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang masih dalam pembaharuan. Dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai otonomi daerah di Indonesia telah diatur segala hal mengenai sistem otonomi daerah di Indonesia yang untuk selanjutnya dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah melalui penyusunan peraturan perundang-undangan (Peraturan Daerah) agar lebih aplikatif sesuai dengan kondisi obyektif daerah masing-masing. Pengertian otonomi daerah tersebut bisa saja mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan konsepsi otonomi daerah yang dilaksanakan di Indonesia.

  Poin yang dapat di ambil dari pengertian otonomi daerah yaitu pertama; adanya kewenangan atau kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengurus atau mengatur sendiri daerahnya. Kedua, kebebasan atau kewenangan tersebut, merupakan pemberian dari pemerintah pusat dan karenanya harus tunduk pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau secara nasional. Ketiga, kebebasan atau kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah bertujuan untuk kemudahan pemanfaatan potensi lokal dalam rangka mensejahterakan masyarakat.

  2 Masing-masing daerah dalam menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangannya berhak untuk membuat kebijakan baik dalam rangka peningkatan pelayanan maupun dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah yang diharapkan bermuara pada cita- cita untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

  Salah satu dari penyelenggaraan otonomi daerah yaitu mengenai ketertiban, kebersihan dan juga keindahan (K-3). Ketertiban yang dimaksud adalah suatu keadaan kehidupan yang serba teratur dan tertata dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tentram lahir dan batin. Kebersihan yang dimaksud meliputi rumah atau bangunan masing- masing, serta lingkungan sekitarnya, fasilitas umum dan fasilitas social, kendaraan pribadi, kendaraan dinas dan angkutan umum. Sedangkan yang dimaksud dengan keindahan adalah keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, estetika dan proporsional meliputi: Ruang Terbuka Hijau (RTH), penataan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau dan elemen estetika kota dan keseimbangan. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang, dan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

  Di tengah perkembangan pertumbuhan urbanisasi yang cepat, tantangan terhadap manajemen perkotaan pun semakin besar, ketersediaan ruang terbuka hijau yang cukup juga merupakan salah satu usaha untuk

  3 mempertahankan kualitas dan fungsi lingkungan secara optimal. Penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian khusus, terutama kaitannya dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan social, serta ruang-ruang terbuka public di perkotaan.

  Permasalahan ketertiban, kebersihan dan keindahan di kota ini cenderung lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan desa.

  Perkembangan kota yang begitu pesat tidak sesuai dengan pertumbuhan kesempatan pekerjaan yang memadai. Pertumbuhan penduduk yang tinggi juga sebagai penyebab melonjaknya urbanisasi yang menyebabkan ketidak seimbangan antara penduduk angkatan kerja dan lapangan pekerjaan.

  Lapangan pekerjaan diperkotaan biasanya membutuhkan tenaga kerja dengan bekal pendidikan yang tinggi, yaitu di bidang sektor formal non agraris. Namun pada kenyataannya penduduk angkatan kerja di Indonesia banyak yang tidak mempunyai bekal pendidikan yang cukup tinggi sehingga mereka tidak masuk dalam kriteria pekerjaan yang telah tersedia diperkotaan. Menyebabkan meningkatnya tingkat pengangguran di perkotaan. Dan untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan segala kekurangan dan juga kemampuan yang ada, mereka mencari kesempatan agar dapat tetap bertahan hidup dan juga memenuhi kebutuhannya.

  Keterbatasan kemampuan dan lapangan pekerjaan inilah yang akhirnya membuat para masyarakat tersebut mulai mencari celah untuk mendapatkan penghasilan, salah satunya yaitu dengan menggunakan dan memanfaatkan ruang publik yang biasanya menjadi tempat-tempat strategis. Banyaknya

  4 masyarakat yang menggunakan dan memanfaakan ruang publik menjadi tidak lagi tertampungnya kegiatan Pedagang Kaki Lima (PKL) di ruang perkotaan yang membuat tata ruang terlihat menjadi semeraut. Belum lagi keadaan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dengan kemampuan yang seadanya membuat para Pegadagang Kaki Lima (PKL) ini semakin menjamur. Para Pedagang Kaki Lima (PKL) ini sering sekali mendapatkan masalah karena keberadaan mereka yang sering menggunakan ruang publik dan membuat kemacetan, sehingga pemandangan seperti penumpukan sampah yang dibuang tidak pada tempatnya, dan bau tidak sedap yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah yang menggunung karena kegiatan dari Pedagang Kaki Lima (PKL) ini yang banyak mengganggu pemandangan dan keindahan suatu tempat.

  Banten adalah sebuah provinsi di pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan undang-undang nomor 23 tahun 2000 dan pusat pemeritahannya berada di Kota Serang. Di Kota Serang ini terdapat dua alun-alun yaitu alun-alun Barat dan alun-alun Timur. Alun-alun Timur yang mempunyai gelanggang olahraga sedangkan alun-alun Barat hanya memiliki tribune dan biasanya di gunakan untuk kegiatan atau acara-acara formal pemerintahan atau kenegeraan.

  Menurut Thomas Nix (1949:105-114) menjelaskan bahwa alun-alun merupakan lahan terbuka dan terbentuk dengan membuat jarak antara bangunan-bangunan gedung. Jadi dalam hal ini, bangunan gedung merupakan

  5 titik awal dan merupakan hal yang utama bagi terbentuknya alun-alun. Tetapi kalau adanya lahan terbuka yang dibiarkan tersisa dan berupa alun-alun, hal demikian bukan merupakan alun-alun yang sebenarnya. Jadi alun-alun bisa di desa, kecamatan, kota maupun pusat kabupaten.

  Fungsi alun-alun itu sendiri menurut Jo Santoso dalam Arsitektur Kota Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa (2008), menjelaskan betapa pentingnya alun- alun karena menyangkut beberapa aspek. Pertama, alun-alun melambangkan ditegakkannya suatu sistem kekuasaan atas suatu wilayah tertentu, sekaligus menggambarkan tujuan dari harmonisasi antara dunia nyata (mikrokosmos) dan universum (makrokosmos). Kedua, berfungsi sebagai tempat perayaan ritual atau keagamaan. Ketiga, tempat mempertunjukkan kekuasaan militer yang bersifat profan dan merupakan instrumen kekuasaan dalam mempraktekkan kekuasaan sakral dari sang penguasa. Dan keberadaan alun- alun berfungsi pula sebagai ruang publik terbuka dimana rakyat saling bertemu dan fungsi pengaduan rakyat pada raja/pemerintah.

  Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 menegaskan perlunya rencana penyediaan ruang terbuka hijau dan non hijau, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sector informal, dan ruang evakuasi bencana yang di butuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan social ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah. Secara rinci dipertegas bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota, dan ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah

  6 kota. Dalam hal ini pentingnya kawasan alun-alun yang difungsikan sebagai ruang public dalam wilayah kota adalah sebagai tempat interaksi dan komunikasi masyarakat, dimana masyarakat akan banyak hadir disini sehinggan tempat ini juga baik bagi pemerintah untuk mensosialisasikan program-program ataupun pengumuman-pengumuman dari pemerintah.

  Alun-alun tidak hanya dimiliki oleh Kota Serang saja namun juga dimiliki oleh kota-kota lainnya sebagai lambang suatu pemerintahan. Dan sebagai ibu kota dari Provinsi Banten sudah seharusnya alun-alun Kota Serang ini menjadi salah satu dari icon Provinsi Banten. Kurangnya kesadaran dari warga masyarakat dan dinas terkait untuk merawat dan menjaga fasilitas public yang ada, membuat nilai keindahan dan estetika dari alun-alun Kota Serang yang menjadi salah satu ikon Provinsi Banten berkurang.

  Serang memiliki dua alun–alun yaitu alun-alun Barat dan juga alun-alun Timur. Kota Serang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Serang pada tanggal 2 November 2007. Alun-alun Barat seharusnya sudah diserahkan kepada pemerintah Kota Serang setelah pemekaran, namun nyatanya hingga saat ini secara De Facto masih dipegang oleh pemerintah Kabupaten Serang.

  Karena secara De Jure alun-alun Barat berada di wilayah Kota Serang namun sampai saat ini pun kasus kepemilikan alun-alun Barat tersebut tidak menemui titik terang, peneliti sudah mencari mengenai permasalahan tersebut namun hasilnya nihil dan tidak jelas. Oleh karena itu peneliti hanya bisa meneliti alun-alun Timur Kota Serang saja dikarenakan Peraturan Daerah

  7 Kota Serang yang akan dibahas oleh peneliti tidak sesuai dengan alun-alun Barat yang masih dimiliki dan mempunyai kebijakan dari pemerintah Kabupaten Serang.

  Berdasarkan observasi awal, di tengah pemandangan alun-alun yang tampak ramai dengan kios-kios para pedagang ada sesuatu yang menarik, tepat di tengah antara alun-alun Barat dan alun-alun Timur Kota Serang yaitu sebuah bangunan monumen yang dikelilingi oleh para pedagang. Bangunan monumen ini ialah monumen yang terdiri dari empat patung manusia dengan berbagai karakter tokoh perjuangan bangsa dan sebuah tugu putih dengan Garuda yang bertengger di atasnya. Empat patung dan sebuah tugu Garuda itu berada di atas sebuah bangunan berbentuk segi empat yang tiap sisinya terdapat relief yang menggambarkan wajah-wajah para pejuang bangsa seperti, pada sisi sebelah kanan monumen terdapat relief tokoh Bung Karno yang tampak sedang membacakan proklamasi kemerdekaan. Kemudian di bawah keempat patung dan tugu Garuda terdapat ruangan yang agak menjorok ke dalam yang dulu berfungsi sebagai museum.

  Banyak masyarakat yang tidak mengetahui monumen ini, dan sangat disayangkan bangunan monumen yang melambangkan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia itu kini kondisinya sangat memperihatinkan dan tidak terawat. Sebagian tubuh patung ada yang retak-retak seperti patung tokoh yang berada diposisi paling depan kondisi punggungnya retak dan bolong, tampak pula coretan-coretan tinta emas dan juga pilox di tubuh keempat patung tersebut dan hal yang tidak kalah tragisnya lagi ialah

  8 monumen tersebut dijadikan tempat bermain oleh para anak muda seperti skateboard dan sepeda. Tembok-tembok pun berlumut dan terlihat usang. Ruangan bawah monumen pun menjadi tempat peralatan kebersihan seperti sapu para pembersih alun-alun dan di sekitar bangunan monumen tercium berbau tidak sedap akibat ulah manusia.

  Sungguh sangat disayangkan monumen yang dapat mengingatkan kita akan keberanian para pejuang bangsa seolah hanya menjadi patung-patung yang tidak bermakna. Padahal selain untuk mengingat jasa-jasa para pahlawan, monumen ini juga mengingatkan kita pada sejarah awal mula Banten yang dulunya berada di naungan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat pada batu peresmian yang terletak di sisi kiri monumen yang diresmikan pada tanggal 24 November 1980 oleh Gubernur KDH.Tk.1 Jawa Barat, H.A Kunaefi.

  Kedua, fasilitas yang berada di alun-alun Timur Kota Serang, seperti; gapura, sarana olahraga, gedung PKL, tribune, gajebo, kolam ikan, rumah burung, air mancur, fasilitas permainan, lapangan tenis outdoor, WC umum, sumur resapan, saluran induk dalam, tanaman, lampu tembak hingga pos polisi. Membuat alun-alun Timur Kota Serang yang tadinya di peruntukan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dipadukan dengan ruang public dan juga sarana olahraga. Namun setelah tiga tahun pembangunan ruang public tersebut beberapa fasilitas tampak memprihatinkan kondisinya.

  Perhatian terhadap fasilitas yang kurang ini sangat memprihatinkan, salah satu contohnya yaitu air kolam di alun-alun Timur Kota Serang yang terlihat

  9 sangat kotor dan menjadi sarang nyamuk. Warna air yang menjadi kehijau- hijauan akibat terlalu lama mengendap. Fungsi dari kolam itu sendiri ialah untuk menambah keindahan alun-alun, namun air mancur mati dan sudah lama tidak lagi diperbaiki. Jika terus dibiarkan keberadaan kolam tersebut akan sia-sia.

  Sangat disayangkan kolam tersebut hanya menjadi hiasan dan air yang tidak mengalir maka akan menjadi sarang nyamuk, dan menjadi sarang penyakit di tengah kota. Lahan kolam tersebut dapat dibuat untuk fasilitas umum lainnya. “Kolam air tersebut sudah sempat dibongkar dan diperbaiki karena bocor, dan juga sering di bersihkan namun selalu kotor lagi dan kotor lagi karena banyak masyarakat yang buang sampah ke dalam kolam”. (Menurut Bpk. Fajri selaku sarana dan prasarana Dinas Tata Kota – Kota Serang bagian pertamanan, pada tanggal 20 November 2015, 10:15 WIB betempat di kantor Bidang Pertamanan Tata Kota – Kota Serang)

  Beberapa tanaman-tanaman hias yang di tanam juga kondisinya sangat memperihatinkan seperti tanaman pakis, cemara udang, cemara lilin kayu serut, pucuk merah, glodogan dan lidah buaya. Fasilitas bermain seperti ayunan juga kini sudah tidak layak lagi untuk digunakan, jika tetap digunakan dapat mengancam keselamatan warga.

  Ketiga, kurangnya kenyamanan para pejalan kaki karena sepanjang jalan dan terotoar alun-alun Kota Serang masih banyak ditemukan beberapa pedagang yang masih saja berjualan walaupun sudah ditertibkan keberadaannya oleh Satpol-PP Kota Serang. Hal ini menjadi salah satu berkurangnya nilai estetika untuk keindahan alun-alun Timur Kota Serang.

  Dengan luas alun-alun Timur Kota Serang kurang lebih dua hektar ini hanya tersedia 25 tempat pembuangan sampah, diantaranya yaitu, empat

  10 tempat pembuangan sampah lainnya terbuat dari drum bekas. Dalam mewujudkan kebersihan Kota Serang, Pemerintah Kota Serang telah membuat Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 mengenai Ketertiban, Kebrsihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 20(1) yaitu; “Pelaksanaan pengelolaan sampah pada umumnya meliputi; (c) Pengaturan, penetapan dan penyediaan TPSS pada tempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan TPSA”.

  Keberadaan tempat pembuangan sampah yang ada di alun-alun Timur Kota Serang sangatlah kurang, tempat pembuangan sampah yang tersedia hanya ada didalam area alun-alun Timur saja, sedangkan diluar sekeliling alun-alun Timur sama sekali tidak tersedia tempat pebuangan sampah. Seharusnya sesuai dengan ketentuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berlaku setiap jarak 50-100 meter sarana maupun bangunan public terdapat tempat sampah. Dengan demikian para pejalan kaki maupun pengunjung yang melewati atau memasuki alun-alun dapat dengan mudah menemukan tempat sampah. Kurangnya penyediaan tempat sampah ini membuat masyarakat menjadi kebingungan untuk membuang sampah yang pada akhirnya di buang sembarangan atau diselipkan ke tempat-tepat yang tidak seharusnya.

Tabel 1.1 Tempat Pembuangan Sampah Alun-alun Kota Serang No Jenis Tempat Sampah Jumlah

  1 Organik & Nonorganik

  3

  2 Organik, Plastik dan Nonorganik

  2

  3 Drum Tempat Sampah

  20 Jumlah

  25

  (Sumber: DKPP Kota Serang 2015)

  11 Keempat, sebagai ruang publik yang diperuntukan untuk kegiatan olahraga, dan sebagai RTH seharusnya alun-alun Timur Kota Serang ini lebih diperhatikan dari segi kenyamanan, penataan dan estetika keindahannya. Hal ini terlihat dari banyaknya warga ataupun masyarakat yang berkunjung ke alun-alun Timur Kota Serang masih minim kepedulian untuk menjaga lingkungan dan kurang bertanggung jawab dalam memanfaatkan fasilitas milik bersama.

  Masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan yang berkaitan dengan masalah tersebut ditegakan dalam peraturan Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 29c dan 29e yang berbunyi: “Dalam rangka mewujudkan ketertiban di Ruang Milik Jalan (RUMIJA), fasilitas umum dan fasillitas social, setiap orang, badan hukum, dan perkumpulan, dilarang: (c) mengotori permukaan jalan, drainase, jalur hijau, dan fasilitas umum lainnya, dan (e) mempergunakan fasilitas social yang bukan peruntukannya”. Namun pada kenyataannya banyak warga yang mencorat coret tembok tribune alun-alun, membuang sampah tidak pada tempatnya, memakai atau berkumpul di area yang seharusnya tidak boleh dimasuki, seperti naik ke atas tugu monumen.

  Akibatnya beberapa fasilitas yang ada di sekitar alun-alun Timur Kota Serang banyak yang rusak dan tampak kumuh.

  Kelima, sering menjadi tempat berkumpul yang bukan untuk peruntukannya pada saat malam hari. Kegiatan ini dikhawatirkan dapat menjadi kegiatan yang negatif. Karena selama ini sering menjadi tempat perkumpulan para remaja mulai dari tengah malam hingga dini hari. Kegiatan

  12 yang dilakukan cukup meresahkan seperti meminum-minuman beralkohol, menjadi tempat berpacaran dan menyetel musik dengan speker bervolume cukup besar. Hal tersebut dapat meresehkan warga setempat.

  Karena alun-alun Timur Kota Serang ini seharusnya 70 hingga 80% di fungsikan sebagai sarana olahraga, namun karena kebutuhan dan keinginan masyarakat menuntut pemerintah Kota Serang untuk menyediakan ruang public maka pemerinta Kota Serang mengkolaborasikan ruang public, sarana olahraga, dan Ruang Terbuka Hijau di alun-alun Timur Kota Serang. Karna begitu banyak fungsi dari alun-alun Timur Kota Serang ini, membuat kurangnya perhatian pelaksana terhadap setiap detail fasilitasnya, sehingga beberapa fasilitas yang rusak dibiarkan begitu saja. Hal ini membuat kenyamanan dan daya tarik keindahan alun-alun Timur Kota Serang menurun.

  Pemerintah Kota Serang telah melakukan berbagai upaya terkit dengan penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan yaitu dengan diterapkannya Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada 21 Oktober 2010. Adapun masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan yang berkaitan dengan Pedagang Kaki Lima di tegakan dalam peraturan Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 29d yang berbunyi: “Dalam rangka mewujudkan ketertiban di Ruang Milik Jalan (RUMIJA), fasilitas umum dan fasillitas social, setiap orang, badan hukum, dan perkumpulan, dilarang: (d) Berusaha atau berdagang di terotoar, jalan atau badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya”. Akan

  13 tetapi, belum ada upaya penataan dan perawatan fasilitas yang signifikan di kawasan Kota Serang untuk masalah PKL dan sampah. Hal ini menimbulkan kesemerautan yang tampak di Kota Serang. Berikut adalah data jumlah PKL yang ada di Kota Serang;

Tabel 1.2 Data PKL Kota Serang No Lokasi Pedagang Kaki Lima Jumlah (PKL) PKL

  1 Kaloran

  71

  2 Pasar Rau 284

  3 Kepandean

  71

  4 Serang Plaza

  87

  5 PKL Banten 194

  6 Karangantu

  65

  7 Taman Sari

  66

  8 Alun-alun 210

  (Sumber: UPT Kota Serang 2015)

  Beberapa fasilitas yang kurang terawat dan tidak berfungsi membuat keindahan Kota Serang berkurang, termasuk alun-alun Timur Kota Serang.

  Karena jika lebih diperhatikan lagi alun-alun Timur ini mempunyai potensi untuk menjadi salah satu kunjungan wisata, serta banyaknya acara maupun kegiatan yang sering diadakan mulai dari acara kedaerahan hingga acara setingkat Provinsi yang juga sering diadakan di alun-alun Barat pun dapat menjadi kebanggan tersendiri bagi Kota Serang. Karena letak alun-alun yang juga strategis berada di pusat kota dan juga dekat dengan pemerintahan, hal

  14 ini dapat menarik minat masyarakat dari kota lainnya. Dengan lebih memperhatikan segi ketertiban, kebersihan maupun keindahan alun-alun Timur ini dapat meningkatkan daya Tarik Kota Serang.

  Karena latar belakang permasalahan di atas tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010, Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29 (Mengenai Kebersihan dan Keindahan di Alun- alun Timur Kota Serang)”

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan oleh peneliti, peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

  1. Perhatian pemerintah yang masih kurang terhadap monument yang berada di alun-alun Kota Serang.

  2. Beberapa fasilitas yang tidak terawat di alun-alun Kota Serang.

  3. Penyediaan Tempat Pembuangan Sampah TPS yang tidak sesuai di alun-alun Kota Serang.

  4. Kesadaran masyarakat dan pemerintah yang kurang peduli terhadap lingkungan.

  5. Menjadi tempat perkumpulan yang kurang baik pada saat malam hari

  15

  1.3 Batasan Masalah

  Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang ada di alun-alun Kota Serang sangatlah komplek. Mulai dari keindahan hingga kebersihan juga perawatan fasillitas yang kurang mendapat perhatian. Namun dalam hal ini peneliti tidak dapat membahas semua masalah yang ada di alun-alun Kota Serang. Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan masalah penelitiannya hanya pada analisis implementasi kebijakan terhadap peraturan yang terkait yaitu pada Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K-3) pada Pasal 29 di alun-alun Timur Kota Serang.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan

  Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan pada Pasal 29 di Alun-alun Timur Kota Serang ?

  1.5 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai.

  Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan di Alun-alun Timur Kota Serang.

  16

1.6 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Analisis Implemetasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3) dengan studi kasus di alun-alun Timur Kota Serang adalah :

  1.6.1 Secara Teoritis

  Secara teoritis peneitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan pengetahuan karena akan menambah informasi juga ragam pengetahuan dalam dunia akademisis Ilmu Administrasi Negara, bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berkaitan dengan Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Mengenai Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K-3).

  1.6.2 Secara Praktisi

  Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga pemerintah daerah setempat tentang bagaimana cara mengatasi masalah Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan alun-alun Kota Serang agar dapat di nikmati dengan layak sebagai fasilitas umum yang disediakan oleh pemeritah daerah kota Serang.