IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NO 7 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA

  

PALEMBANG NO 7 TAHUN 2009 TENTANG

KAWASAN TANPA ROKOK Oleh: Dewi Yuliandari AS 1012011021 JURNAL ILMIAH

  Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

  Pada Bagian Hukum Administrasi Negara

  Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

  Judul Skripsi :IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

  KOTA PALEMBANG NO 7 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

  Nama Mahasiswa : Dewi Yuliandari AS No Pokok Mahasiswa : 1012011021 Bagian : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum

  

MENYETUJUI

1.

  Komisi Pembimbing Elman Eddy Patra, S.H., M.H. Syamsir Syamsu. S.H.,M.H NIP 19600714 198603 1 002 NIP 19610805 198903 1 005 2.

  Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Upik Hamidah, S.H., M.H

  NIP 19600606 198703 2 012

  

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NO 7

TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

  Dewi Yuliandari AS, Elman Eddy Patra, S.H.,M.H, Syamsir Syamsu, S.H.,M.H., Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung,

  Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, No.1, Bandar lampung, 35145, Hp 082372360500 e-mail:

  ABSTRAK Penerapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya dari pemerintah untuk melindungi dan menjamin hak setiap orang untuk menghirup udara bersih tanpa adanya paparan asap rokok. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Palembang disebabkan karena prevalensi perokok yang setiap tahunnya terus meningkat, selain itu jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang salah satunya disebabkan oleh asap rokok juga mengalami peningkatan, untuk mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah Kota Palembang menetapkan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok mengatur tentang area atau ruangan dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok. Permasalahan dalam penelitian adalah Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok? dan Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok? Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok sudah berjalan dengan baik khususnya di kawasan Masjid Agung dan Terminal Karya Jaya Kota Palembang namun penerapan di kawasan Angkutan Umum masih belum berjalan dengan efektif karena masih banyak pelanggaran yang terjadi. Faktor-faktor penghambat implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok antara lain kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pengawas penegakkan Kawasan Tanpa Rokok yaitu Dinas Kesehatan dan SatpolPP dan dari pihak pengawas internal kawasan, kesadaran masyarakat yang masih kurang, dan para petugas atau aparat penegak hukum kurang mampu menerapkan sanksi yang berlaku secara tegas kepada para pelanggar. Diharapkan kegiatan sosialisasi dapat ditingkatkan lagi agar masyarakat lebih banyak mengetahui dan mendukung pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok, serta penerapan sanksi tidak hanya diberlakukan bagi pengawas internal masing-masing kawasan tetapi juga diberlakukan bagi masyarakat yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok. Kata kunci : Implementasi, Kawasan Tanpa Rokok, Kota Palembang

  ABSTRACT The application of Cigarette Free Area is an effort made by the government to protect and guarantee the right of everyone to breath clean air without the exposure to cigarette smoke. Application of the Cigarette Area in the city of Palembang due to the prevalence of smokers each year continues to increase, the number of patients with diseases other than Acute Respiratory Infections (ISPA) one of which is caused by cigarette smoke also increased, to overcome the problem of Palembang city government set the Regional Regulation No 7 Year 2009 of Cigarette Frea Area which governs areas or rooms that are declared as

  

prohibited for smoking activities. The problems in research is how Implementation

  Regional Regulation No 7 Year 2009 Of Cigarette Free Area? and what factors are inhibiting the Implementation of the Regional Regulation No 7 Year 2009 Of Cigarette Free Area?. Approach to the problem used in this study is an empirical juridical to get secondary data and primary data. Based on the results obtained a conclusion that Implementation of the Regional Regulation No 7 Year 2009 of Cigarette Free Area has been going well, especially in the area of the Great Mosque and Terminal Karya Jaya Palembang but the application of Public Transportation in the region is still not operating effectively because there are many violations happened. Factors inhibiting the implementation of the Regional Regulation of Cigarette Free Area is the lack of socialization is carried out by the inspectors enforce the Cigarette Free Area by Health Departement and SatpolPP and from the internal inspector, public awareness is still lacking, and the officers or law enforcement officers are less able to apply expressly applies sanctions to scofflaw. Expected socialization can be improved so that people more aware and support the implementation of Cigarette Free Area. Palembang city government also should continue to providea place or a special smoking rooms in each region, and the application of sanctions is not only applied to the internal inspector of each region but also applied to people who violate the provisions of the Regional Regulation Of Cigarette Free Area Keywords: Implementation, Cigarette Free Area, Palembang City

  Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan melakukan berbagai upaya pemberantasan penyakit. Diseluruh dunia, rokok merupakan salah satu penyebab yang paling banyak untuk kecacatan, penderitaan, dan kematian premature.Rokok merupakan salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap asapnya termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana rustica, nicotiana

  tabacum dan spesies lainnya yang

  asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan.

  Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Indonesia

  menduduki peringkat ke-2 setelah 1 Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah RI

  No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif

  Timor Leste dengan 65 juta perokok atau 28% dari jumlah penduduk. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan salah satu cara untuk membatasi perilaku merokok. Di Indonesia telah terdapat beberapa peraturan yang melarang orang merokok di tempat-tempat umum, diantaranya melalui Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang mencantumkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian ketujuhbelas mengenai Pengamanan Zat Adiktif pada Pasal 115. Kemudian Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, pada bagian kelima Pasal 49-52. Di Indonesia Kawasan Tanpa Rokok telah diterapkan di beberapa kota besar seperti Palembang, Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Surabaya dan Padang Panjang Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Palembang disebabkan karena prevalensi perokok yang setiap tahunnya terus meningkat. Selain prevalensi perokok yang setiap tahun

I. PENDAHULUAN

1 Berdasarkan hasil penelitian dari

  terus meningkat, Dinas Kesehatan Kota Palembang juga mencatat jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang salah satunya disebabkan oleh asap rokok juga mengalami peningkatan, pada bulan Januari 2013 terdapat 13.535 orang dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 15.974 orang.

  Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok yang mengatur tentang area atau ruangan yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok serta kegiatan lain yang berhubungan dengan rokok merupakan suatu upaya dari Pemerintah Kota Palembang untuk menertibkan sejumlah tempat yang terindikasi sebagai tempat bebas rokok dan asap rokok.

  Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di kota Palembang ?

  03/penderita

  Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di kota Palembang ? Melihat latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah penelitian dengan judul

  “Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Rokok” II.

2 Melalui Peraturan Daerah No 7

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara menggali informasi melalui peraturan-peraturan yang berlaku dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui secara lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas.

  3

  2.1 Sumber Data

  Sebagai dasar pembahasan dalam penelitian ini digunakan sebagai 3 Abdul Kadir. M. 2004. Hukum dan

  Penelitian Hukum. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti. Hlm. 32

  • ispa-meningkat.html, diunduh pada tanggal
bahan penelitian yang bersumber dari kepada Wakil Kepala Terminal data-data sebagai berikut: Karya Jaya yaitu Bapak Rusmaruddin.

2.1.1 Data Primer

  Data Primer adalah data yang

  2.1.2 Data Sekunder

  diperoleh dari studi lapangan yaitu Data sekunder adalah data yang hasil wawancara dengan responden diperoleh dari studi pustaka terhadap yaitu dengan Dinas Kesehatan Kota bahan-bahan hukum dan dokumen

  Palembang, yang dalam hal ini yang berhubungan dengan wawancara akan dilakukan kepada permasalahn yang dibahas. Data Kepala Bidang Pengendalian sekunder yang digunakan dalam Masalah Kesehatan (PMK) yaitu Ibu penelitian ini antara lain : Dr.Afrimelda.M.Kes dan 1.

  Bahan Hukum Primer, antara Administrator Program Kawasan lain Undang-Undang Tanpa Rokok yaitu Ibu Desi Permata

  Republik Indonesia No 36 Sari, S.Km. Kepala Satuan Polisi tahun 2009 Tentang Pamong Praja (Satpol PP) Kota

  Kesehatan, Peraturan Palembang, yang dalam hal ini

  Pemerintah Republik wawancara akan dilakukan kepada Indonesia No 41 tahun 1999

  Seksi Penyelidikan dan Penyidikan tentang Pengendalian yaitu Bapak Ricko Saputra. S.H.

  Pencemaran Udara, Peraturan Dinas Perhubungan Kota Palembang,

  Pemerintah Republik yang dalam hal ini wawancara akan Indonesia No 19 tahun 2003 dilakukan kepada Kepala Seksi tentang Pengamanan Rokok

  Bagian Angkutan yaitu Bapak Indra Bagi Kesehatan, Peraturan

  Suryadi, S.H. Masjid Agung Kota Pemerintah Republik

  Palembang, yang dalam hal ini Indonesia No 109 Tahun wawancara akan dilakukan kepada 2012 tentang Pengamanan

  Ketua II Yayasan Masjid Agung Bahan yang Mengandung Zat yaitu Bapak Muhammad Syukri, Adiktif Berupa Produk

  S.Ag.,S.H.,M.H. Terminal Karya Tembakau Bagi Kesehatan,

  Jaya Kota Palembang, yang dalam Peraturan Bersama Menteri hal ini wawancara akan dilakukan

  Kesehatan dan Menteri Undang-Undang, buku-buku, Dalam Negeri Republik literatur maupun data-data Indonesia No lainnya.

  188/Menkes/PB/2011 tentang 3.

  Bahan hukum tersier adalah Pedoman Kawasan Tanpa bahan hukum lain yang Rokok, Instruksi Menteri memberikan petunjuk Kesehatan Republik maupun penjelasan terhadap Indonesia No bahan hukum primer dan 161/Menkes/Inst/III/1990 bahan hukum sekunder, tentang Lingkungan Kerja seperti hasil penelitian, Bebas Asap Rokok, Instruksi Kamus Hukum, Kamus Besar Menteri Pendidikan dan Bahasa Indonesia, artikel- Kebudayaan Republik artikel di internet dan bahan- Indonesia No 4/U/1997 bahan lain yang sifatnya tentang Lingkungan Sekolah karya ilmiah berkaitan Bebas Rokok, Instruksi dengan masalah yang akan Menteri Kesehatan Republik dibahas dalam penelitian ini.

  Indonesia No 84/Menkes/Inst/II/2002

  2.2 Metode Pengumpulan dan

  tentang Kawasan Tanpa Pengolahan Data Rokok di Tempat Kerja dan

  2.2.1 Pengumpulan Data

  Sarana Kesehatan, Peraturan Untuk memperoleh data yang benar

  Daerah Kota Palembang No 7 dan akurat dalam penelitian ini tahun 2009 tentang Kawasan

  4

  ditempuh prosedur sebagai berikut: Tanpa Rokok.

  1. Studi Kepustakaan (Library 2. Bahan hukum sekunder

  Research)

  adalah bahan hukum yang Studi kepustakaan adalah memberikan penjelasan mengumpulkan data yang mengenai bahan hukum dilakukan dengan cara primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer berupa 4 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, membaca, mengutip, dilakukan dengan langkah-langkah mencatat dan memahami sebagai berikut: berbagai literatur yang 1.

  Identifikasi berkaitan dengan Identifikasi data yaitu permasalahan yang diteliti mencari dan menetapkan data dengan dua sumber, yaitu:. yang berhubungan dengan

  2. Lapangan (Field Implementasi Peraturan Studi

  Reasearce) Daerah Kota Palembang No 7

  Studi Lapangan adalah Tahun 2009 tentang Kawasan mengumpulkan data yang Tanpa Rokok. dilakukan dengan 2.

  Editing mengadakan penelitian Editing data yaitu meneliti langsung pada tempat atau kembali data yang diperoleh objek penelitian yaitu dengan dari keterangan para menggunakan teknik responden maupun dari wawancara kepada kepustakaan. narasumber, yaitu : 3.

  Klasifikasi Data

  a) Dinas Kesehatan Kota Klasifikasi data yaitu

  Palembang menyusun data yang

  b) Kepala Satuan Polisi diperoleh menurut kelompok

  Pamong Praja (Satpol yang telah ditentukan secara PP) Kota Palembang, sistematis sehingga data c) Perhubungan tersebut siap untuk dianalisis. Dinas

  Kota Palembang 4.

  Sistematisasi Data

  d) Sistematisasi data yaitu Ketua Yayasan Masjid

  Agung Kota Palembang penyusunan data secara

  e) teratur sehingga dalam data

  Wakil Kepala Terminal Karya Jaya Kota tersebut dapat dianalisis Palembang menurut susunan yang benar dan tepat.

2.2.2 Pengolahan Data 5.

  Penarikan Kesimpulan Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka pengolahan data Penarikan kesimpulan yaitu 52’ Bujur Timur dengan ketinggian langkah selanjutnya setelah rata-rata minimal 12 meter diatas data tersusun secara permukaan laut. Kota Palembang sistematis, kemudian terbagi dalam 14 kecamatan dan 103 dilanjutkan dengan penarikan kelurahan dengan luas keseluruhan suatu kesimpulan yang 400,61 km2. bersifat umum dan yang Jumlah penduduk kota Palembang bersifat khusus. pada pertengahan tahun 2012 diperkirakan mencapai 1.988.793

  III. jiwa, dengan luas daerah 400,61 HASIL DAN PEMBAHASAN

  km2, berarti Kepadatan Penduduk

  3.1 Kota Palembang Tahun 2012 sebesar Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3.341,89 jiwa/km2.

  Lokasi penelitian dilakukan di Kota 2)

  Masjid Agung Kota Palembang Palembang yang berlangsung sejak awal bulan Juli sampai dengan akhir

  Masjid Agung Palembang bulan Juli. Terdapat 3 kawasan yang merupakan salah satu peninggalan menjadi objek penelitian terkait Kesultanan Palembang. Masjid ini dengan penerapan Kawasan Tanpa didirikan oleh Sultan Mahmud

  Rokok di Kota Palembang yaitu di kawasan Masjid Agung yang terletak Badaruddin Jaya Wikramo mulai di Jalan Merdeka, di kawasan tahun 1738 sampai 1748. Konon

  Terminal Karya Jaya yang terletak di masjid ini merupakan bangunan KM 32 Indralaya, dan Angkutan masjid terbesar di Nusantara pada Umum yang beroperasi di Kota saat itu. Masjid Agung Palembang Palembang. Berikut ini gambaran pada mulanya disebut Masjid Sultan umum mengenai lokasi penelitian. dan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo

  1) Kota Palembang

  Wikramo. Peresmian pemakaian Kota Palembang merupakan Ibukota masjid ini dilakukan pada tanggal 28 Provinsi Sumatera Selatan yang

  Jumadil Awal 1151 H (26 Mei terletak diantara 20 52’ sampai 30 5’ 1748). Lintang selatan dan 1040 37’–1040

  3) Terminal Karya Jaya Kota

  Palembang Terminal Karya Jaya terletak di jalan Palembang-Indralaya KM 32 yang merupakan tempat perlintasan pengunjung yang akan ke kota Palembang maupun yang akan ke luar kota. Terminal Karya Jaya didirikan pada tahun 1996 dan merupakan salah satu terminal terbesar yang terdapat di kota Palembang yang melayani jurusan antar kota dan antar provinsi khususnya ke pulau Jawa.

  4) Angkutan

  Umum Kota Palembang

  Angkutan umum yang terdapat dan melalui kawasan pusat kota, yaitu antara lain bis kota berukuran kecil hingga menengah serta bis trans musi. Pada umumnya angkutan umum selain Trans Musi yang melewati kawasan pusat kota yaitu bis yang berukuran kecil seperti angkot atau mikrolet dan bis menengah seperti metromini. Jenis angkutan umum yang ada di Kota Palembang saat ini adalah menggunakan angkutan kota dengan kapasitas 12 dan 27 tempat duduk. umum dalam kota (angkota) di Wilayah Kota Palembang yang melewati kawasan pusat kota, dan 21 trayek sesuai dengan warna cat armada angkutan kota berdasarkan SK Walikota Palembang Nomor 516 Tahun 2002 untuk masing-masing lintasan trayek.

  3.2 Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok a.

  Kepatuhan Masyarakat terhadap Kawasan Tanpa

  Rokok di Masjid Agung Kota Palembang

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Palembang, Bapak Muhammad Syukri. S.Ag.,S.H.,M.H dalam penerapannya pihak yayasan sama sekali tidak menyediakan asbak dan ruangan khusus merokok di sekitar masjid, serta sudah melarang pengunjung untuk merokok, dimana larangan tersebut disampaikan secara lisan maupun secara tertulis. Secara lisan seperti memberikan pengumuman secara langsung kepada pengunjung tentang larangan merokok disekitar kawasan Masjid Agung sedangkan secara tertulis disampaikan melalui stiker-stiker atau tanda-tanda dilarang merokok dibeberapa tempat sekitar masjid.

  Selama diberlakukannya Kawasan Tanpa Rokok di Masjid Agung Palembang, respon dari masyarakat tentang pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan Masjid bermacam-macam yaitu setuju, karena mereka menyadari bahwa rokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan dan dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok tersebut, dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari asap rokok serta dapat melindungi kesehatan bagi masyarakat yang tidak merokok. Respon ini umumnya disampaikan oleh masyarakat yang memang tidak merokok dan beberapa masyarakat yang merokok tetapi mendukung dengan kebijakan tersebut, dan respon tidak setuju, respon ini disampaikan oleh masyarakat perokok karena mereka berpendapat bahwa dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok maka kebebasan mereka untuk mengkonsumsi rokok telah dibatasi.

  Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat yang tidak menyetujui adanya Kawasan Tanpa Rokok di Masjid Agung seperti melepaskan stiker pengumuman yang telah ditempel oleh pihak yayasan, bahkan ada yang mengecat ulang dinding yang telah ditulis pengumuman peringatan Kawasan Tanpa Rokok. Selama penerapannya, ternyata masih terdapat pengunjung yang tidak mengetahui bahwa di kawasan Masjid Agung telah diterapkan Kawasan Tanpa Rokok, terutama bagi pengunjung yang berasal dari luar kota selain itu juga dari beberapa titik lokasi yang telah dipasang stiker pengumuman kebanyakan telah dilepas oleh para pengunjung terutama bagi pengunjung yang tidak menyetujui adanya pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok sehingga masih dapat ditemukan perokok di sekitar kawasan. Menurut Bapak Muhammad Syukri. S.Ag.,S.H.,M.H, didapatkan informasi bahwa yang melakukan pengawasan terhadap Kawasan Tanpa Rokok hanya berasal dari pihak yayasan saja karena sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah tersebut pihak yang memiliki kewenangan langsung dari Walikota dalam hal pengawasan yaitu Dinas Kesehatan dan SatpolPP Kota Palembang tidak pernah melakukan inspeksi ke lapangan terkait dengan penerapan Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Masjid Agung dan tidak adanya penegakkan hukum yang tegas dari pihak SatpolPP sebagai pihak yang menegakkan Peraturan Daerah karena mayoritas petugas SatpolPP adalah perokok. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor masih terjadi pelanggaran di sekitar kawasan Masjid Agung Palembang.

  b.

  Kepatuhan Masyarakat terhadap Kawasan Tanpa

  Rokok di Terminal Karya Jaya Kota Palembang

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Terminal Karya Jaya yaitu Bapak Rusmaruddin, penerapan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok di terminal ini sudah berjalan hampir 5 tahun sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah tersebut yaitu tahun 2009, selama penerapannya tidak ada kendala besar yang dihadapi dan juga tidak ada penolakan dari masyarakat sebagai pengguna terminal. Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh pihak pengelola terminal agar masyarakat dapat mengetahui bahwa di kawasan tersebut telah diterapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok seperti dengan cara melakukan pemasangan stiker-stiker atau membuat papan pengumuman di beberapa lokasi terminal yaitu pintu masuk utama, ruang kerja, ruang tunggu penumpang, mushalla, dan loket- loket bus serta di beberapa tempat yang mudah dilihat atau dibaca oleh pengunjung, serta mensosialisasikannya secara langsung kepada masyarakat, untuk mendukung penerapannya pihak pengelola terminal sama sekali tidak menyediakan tempat atau fasilitas merokok di sekitar kawasan.

  Dalam penerapannya sudah berjalan dengan baik dan tidak ada penolakan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pelanggaran masih dapat ditemukan seperti masih ada beberapa orang yang diam-diam merokok, ketika diketahui oleh petugas, baru mereka segera mematikan rokoknya. kebanyakan masyarakat yang merokok berasal dari supir-supir bus dan angkutan umum yang sedang menunggu penumpang di terminal selain itu dikarenakan di kawasan terminal terdapat beberapa warung yang menjual makanan, minuman dan juga rokok padahal sudah diberikan peringatan kepada penjual untuk tidak menjual rokok di sekitar kawasan Terminal Karya Jaya namun hal itu masih saja dilakukan secara diam-diam. Adapun alasan masyarakat yang tetap merokok dikawasan tersebut, yaitu karena tidak mengetahui bahwa di terminal tersebut telah menerapkan Kawasan Tanpa Rokok terutama bagi para pengunjung dari luar kota, dan mereka beranggapan bahwa merokok adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dilanggar oleh siapapun. Menurut Bapak Rusmaruddin selaku Wakil Kepala Terminal Karya Jaya, pelanggaran yang masih sering terjadi merupakan suatu hal yang wajar karena sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok seseorang oleh karenanya beliau menyarankan bahwa pemerintah sebaiknya menyediakan ruangan khusus merokok sehingga bagi para perokok yang saat itu berada di tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok masih dapat mengkonsumsi rokoknya ditempat yang telah disediakan sehingga dengan demikian tidak akan mengganggu masyarakat yang tidak merokok. Dalam melakukan pengawasan, pihak pengelola Terminal Karya Jaya bekerjasama dengan Dinas Perhubungan selaku pihak yang bertanggung jawab pada bagian angkutan di kawasan terminal.

  c.

  Kepatuhan Masyarakat terhadap Kawasan Tanpa

  Rokok di Angkutan Umum Kota Palembang

  Menurut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Bagian Angkutan Dinas Perhubungan, yaitu Bapak Indra Suryadi, S.H, meskipun telah dilakukan sosialisasi dan penempelan stiker di sejumlah angkutan umum yang beroperasi di Kota Palembang namun penerapan Kawasan Tanpa Rokok di kawasan tersebut, ternyata masih sangat sulit untuk dilakukan, karena terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi oleh pihak Dishub seperti dari beberapa stiker yang telah ditempel di mobil banyak yang dilepas oleh para supir angkutan umum itu sendiri. Selain itu mayoritas para supir dan kernet angkutan umum adalah para perokok karena mereka berpendapat bahwa angkutan umum bukan kawasan yang menggunakan AC serta beberapa alasan lain yang menyatakan penolakan. Padahal supir angkutan umum merupakan orang pertama yang dapat memberikan contoh langsung kepada penumpang bahwa angkutan umum merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan bebas dari rokok dan asap rokok. Untuk pengawasannya juga sangat sulit untuk dilakukan, karena berbeda dengan kawasan lainnya seperti kantor, mall, sekolah dan tempat lainnya yang dimana bentuk pengawasannya bisa dilakukan setiap saat oleh pengelola kawasan, namun untuk angkutan umum tidak bisa dilakukan secara optimal sehingga pelanggaran yang terdapat di angkutan umum masih sangat tinggi.

  1) Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan hak untuk menghirup udara bersih bagi orang lain.

  2) Masyarakat berpendapat bahwa dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok maka hak mereka untuk mengkonsumsi rokok telah dilanggar dan dibatasi.

  3) Para pemilik, pengelola, pimpinan, dan/atau penanggung jawab dari masing-masing kawasan adalah perokok selain itu aparat penegak hukumnya juga perokok. Hal ini yang menjadi salah satu faktor penerapan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok belum berjalan dengan efektif karena dari atasannya saja belum dapat memberikan contoh yang benar kepada masyarakat.

  4) Pihak yang bertanggung jawab dalam hal pengawasan, masih kurang mensosialisasikan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok dan kurang melakukan

3.3 Faktor-faktor Penghambat Implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok

  pengawasan langsung ke lapangan. 5)

  Masih banyak warung- warung atau toko-toko yang menjual rokok di sekitar kawasan sehingga masyarakat masih dengan mudah untuk mendapatkan rokok. 6)

  Masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak mengetahui tentang Peraturan Daerah No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di masing-masing kawasan. 7)

  Masih kurangnya peran serta dari masyarakat untuk ikut mendukung penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Palembang. 8)

  Pemerintah Kota Palembang tidak menyediakan kawasan untuk merokok di tempat- tempat yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Sehingga hal ini yang mendorong perokok tetap merokok meskipun di kawasan tersebut telah diberlakukan Kawasan Tanpa Rokok. 9)

  Petugas atau aparat penegak hukum kurang mampu menerapkan sanksi yang berlaku secara tegas kepada pemilik, pengelola, pimpinan, dan/atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok yang melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok Pasal

  19 sampai dengan Pasal 25.

  IV. PENUTUP

  4.1 Kesimpulan

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Peraturan Daerah Kota

  Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di kawasan Masjid Agung, Terminal Karya Jaya, dan Angkutan Umum di Kota Palembang telah diterapkan oleh pemilik, pengelola, manajer, pimpinan dan pihak yang bertanggung jawab dari masing-masing kawasan. Implementasi Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok untuk kawasan Masjid Agung dan Terminal Karya Jaya Kota Palembang sudah berjalan dengan baik, meskipun dalam penerapannya masih sering terjadi pelanggaran seperti masih ditemukan masyarakat yang merokok di sekitar kawasan tersebut. Sedangkan untuk penerapan di angkutan umum sampai saat ini masih belum bias berjalan dengan optimal karena mayoritas supir dan kernet angkutan umum adalah perokok sehingga belum dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sebagai penumpang selain itu pihak yang melakukan pengawasan internal di angkutan umum yaitu Dinas Perhubungan tidak dapat melakukan pengawasan setiap saat terkait dengan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di angkutan umum . Oleh karena itu untuk tingkat pelanggaran di angkutan umum masih sangat tinggi.

  2. Faktor-faktor penghambat dalam implementasi Peraturan Daerah Kota Palembang No 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di kawasan Masjid Agung, Terminal Karya Jaya, dan Angkutan Umum di Kota Palembang antara lain masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan, sebagian dari pemilik, pengelola, manajer, pimpinan dan pihak yang bertanggung jawab dari masing-masing kawasan adalah perokok sehingga belum dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, masih kurangnya sosialisasi mengenai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yang dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan yaitu Dinas Kesehatan dan SatpolPP Kota Palembang serta kurangnya sosialisasi penyampaian informasi dari pengawas internal yaitu pemilik, masyarakat baik secara pengelola, manajer, pimpinan langsung maupun melalui dan pihak yang bertanggung media massa seperti televisi, jawab dari masing-masing koran dan radio dan kawasan kepada masyarakat mempublikasikan hasil sehingga masih terdapat kegiatan yang telah masyarakat yang belum dilakukan kepada mengetahui tentang Peraturan masyarakat agar masyarakat Daerah Kota Palembang No 7 lebih banyak mengetahui Tahun 2009 tentang Kawasan serta mendukung Tanpa Rokok selain itu para pelaksanaan Peraturan petugas atau aparat penegak Daerah Kota Palembang No hukum kurang mampu

  7 Tahun 2009 tentang menerapkan sanksi yang Kawasan Tanpa Rokok. berlaku secara tegas kepada 2)

  Sebaiknya disediakan tempat pemilik, pengelola, pimpinan, khusus merokok di masing- dan/atau penanggung jawab masing kawasan yang telah Kawasan Tanpa Rokok yang ditetapkan dalam Peraturan melakukan pelanggaran. Daerah Kota Palembang No

  7 Tahun 2009 tentang

4.2 Kawasan Tanpa Rokok. Saran

  Adapun beberapa saran yang dapat Karena dengan disediakan diberikan dan dijadikan bahan tempat khusus merokok pertimbangan sehubungan dengan maka para perokok tidak Implementasi Peraturan Daerah Kota akan merokok di sekitar Palembang No 7 Tahun 2009 tentang kawasan yang telah Kawasan Tanpa Rokok, diantaranya : ditetapkan sebagai Kawasan

  Tanpa Rokok sehingga 1) kegiatan

  Meningkatkan dengan demikian untuk Sosialisasi Peraturan Daerah masyarakat yang tidak Kota Palembang No 7 Tahun merokok tetap dapat 2009 tentang Kawasan menikmati hak nya untuk Tanpa Rokok kepada menikmati lingkungan yang sehat dan bersih serta bebas dari asap rokok sedangkan untuk para perokok tidak akan merasa dibatasi haknya karena ruangan khusus merokok tetap disediakan. 3)

  Seharusnya sanksi yang ditetapkan tidak hanya ditujukan kepada pengawas internal saja tetapi juga diberlakukan kepada masyarakat yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Palembang No

  Komalasari D. 2008, Faktor-faktor

  Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar

  , Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung.

  Hukum dan Penelitian Hukum

  Muhammad Abdulkadir, 2004,

  Rokok, Penerbit Garai ilmu, Yogyakarta.

  Penerbit Kemenkes RI, Jakarta Mu’tadin Z. 2010, Remaja dan

  Kawasan Tanpa Rokok ,

  Lily S Sulistyowati, 2011, Prototype

  , Penerbit Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

  Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja

  itu Bernama Rokok , Penerbit Rizma, Sleman.

  7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok karena mayoritas yang melakukan pelanggaran adalah masyarakat sebagai pengunjung kawasan.

  Jaya M, 2009, Pembunuh Berbahaya

  Bahaya Rokok Bagi Kesehatan , Penerbit Horizon, Bogor.

  Agung, Jakarta. Hufron Sofianto, 2010, Mengenal

  Studi Ilmu Administrasi Negara , Penerbit Gunung

  Exact, Jakarta Handayaningrat, 1996, Pengantar

  Konyol , Penerbit Ganeca

  Bambang Trim, 2006, Merokok Itu

  Aulia LE, 2010, Stop Merokok, Penerbit Garai ilmu, Yogyakarta.

  Rokok Anda: Relakah Mati demi Sebatang Rokok? , Penerbit Manyar Media, Yogyakarta.

  Ariyadin, 2011,

  DAFTAR PUSTAKA A. Literatur

  Penelitian Hukum , Penerbit UI Press, Jakarta. Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum

  Normatif , Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

  Nomor 7 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan Walikota Palembang

  

  Perda Kawasan Tanpa Rokok,

  Asep Haryono. 2014, Wacanakan

  

   Internet

  Peraturan Walikota Palembang Nomor 49 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang C.

  Peraturan Walikota Palembang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok.

  Peraturan Walikota Palembang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota PalembanG

  Nomor 33 Tahun 2007 tentang Kawasan Tanpa Rokok

  Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Peraturan Daerah Kota Palembang

  Widyastuti Soerodjo, 2011, Pedoman

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat

  7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok

  Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 188/Menkes/PB/I/2011 Nomor

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

  Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.

  Zainuddin Ali, 2011, Metode

  Publik , Penerbit Hanindita Graha Widia, Yogyakarta.

  William N, 2000, Analisis Kebijakan

  Pelatihan Pengawasan Penegakan Hukum Kawasan Tanpa Rokok , Penerbit TCSC- IAKMI, Jakarta.

B. Peraturan Perundang- Undangan

  

  Dicky Wahyudi. 2014, Penderita

  ISPA Meningkat , TCSC. 2012, Kawasan Tanpa Rokok

   dan Implementasinya ,

  Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2014, Prevalensi Perokok di

  Kota Palembang , Wahyu Hidayat 2014, 2017

   Palembang Bebas Bus Kota , d/read/66166/2017- palembang-bebas-bus-kota.ht

  Setyadi B. 2007, Pembentukan

  Peraturan Daerah , Buletin