ANALISIS FUNGSI WILAYAH KABUPATEN TANGERANG DALAM FUNGSI PENDIDIKAN - FISIP Untirta Repository

  

ANALISIS FUNGSI WILAYAH

KABUPATEN TANGERANG

DALAM FUNGSI PENDIDIKAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh

CITRA GIA NOURIFIANA

NIM. 072692

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

  

2011

PERNYATAAN ORISINALITAS

  Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Citra Gia Nourifiana NIM : 072692 Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 11 Mei 1989 Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang Dalam Fungsi Pendidikan adalah hasil karya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

  Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

  Serang, Juni 2011

  Materai Rp. 6.000 Citra Gia Nourifiana

LEMBAR PERSETUJUAN

  Nama : CITRA GIA NOURIFIANA NIM : 072692 Judul skripsi : ANALISIS FUNGSI WILAYAH KABUPATEN

  TANGERANG DALAM FUNGSI PENDIDIKAN

  Serang, 06 Juni 2011 Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

  Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Dr. Agus Ajafari., M.Si Ipah Ema Jumiati, S.IP, M.Si Mengetahui

  Dekan FISIP UNTIRTA Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si PROGRAM ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama : CITRA GIA NOURIFIANA NIM : 072692 Judul skripsi : ANALISIS FUNGSI WILAYAH KABUPATEN TANGERANG

  DALAM FUNGSI PENDIDIKAN Telah dipertahankan dalam ujian Sidang dan Komprehensif pada Program Stusi Ilmu Administasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tanggal 6, bulan Juni Tahun 2011, dan dinyatakan LULUS.

  Serang, Juni 2011 Ketua Penguji

  Rina Yulianti, S.IP, M.Si

  NIP: 197407052006042011 (…………………) Anggota

  Arenawati S.Sos, M.Si

  NIP: 197004102006042001 (…………..…..…) Anggota Ipah Ema Jumiati, M.Si NIP: 197501312005012004 (………………….)

  Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si

  NIP:196507042005011002 ABSTRAK Citra Gia Nourifiana. NIM.072692. SKRIPSI. Penelitian ini disusun atas terjadinya diskriminisi penerimaan siswa baru di Kabupaten Tangerang dengan adanya pengkuotaan. Pendidikan adalah hak bagi seluruh warga nagara Indonesia khususnya penduduk usia sekolah untuk mendapatkannya dengan akses yang mudah dan bermutu baik. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya kepada daya dukung wilayah Kabupaten Tangerang dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih bermutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan dan untuk menganalisis kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mendukung terpenuhinya daya dukung wilayah Kabupaten Tangerang atas fasilitas pendidikan di Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik

  

settlement function analysis . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten

  Tangerang belum mampu menyediakan daya tampung sekolah yang cukup memadai dan menunjukkan bahwa daya dukung Kabupaten Tangerang dalam menyediakan wilayah untuk pelayanan umum berupa fungsi pendidikan masih kurang. Oleh karena itu, pembangunan gedung sekolah baru ataupun penambahan ruang kelas sangat dibutuhkan di setiap Kecamatan yang ada di kabupaten Tangerang. Penambahan dana harus mendukung karena pendidikan bersifat darurat dan merupakan hak dasar warga negara Kabupaten Tangerang.

  

ABSTRACT

  Citra Gia Nourifiana. NIM.072692.SKRIPSI. This research was based on the discrimination in the admission of new student in Tangerang Regency by limiting the number of new students entering at the beginning of the new school year (quota). Education is a right for every Indonesian citizen, especially school-age citizens to have good quality education without obstacles. The problem statement of this research was How Tangerang Regency Function Analysis in the Role of Education is. The purpose of this study was to analyze how significant the Tangerang Regency function analysis in the role of education is and to analyze the policies that could be carried out for the fulfilment of the Tangerang Regency carrying capacity of educational facilities. The method used in this research was qualitative method. The data collection technique utilized in this research was the study of documentation and the data was analyzed using settlement function analysis technique. The results showed that Tangerang Regency had not been able to provide adequate school capacity and it indicated that Tangerang Regency still lacks in providing territory for public services in the form of educational units. Consequently, the construction of new school buildings or additional classrooms is needed in every district in Tangerang Regency. The injection of additional fund for education is essential because education is crucial for everybody and it is one of the basic rights to all citizens of Indonesia, which also includes the people of Tangerang Regency.

  Motto dan Persembahan

  Our greatest glory is not in never falling but in rising everytime we fall (buku 5cm) because

  The man with the greatest soul will always face the greatest war with the low minded person

  (orang yang berjiwa besar akan selalu menghadapi perang besar dengan orang yang berpikiran rendah dan pendek)

  karya tulis ini ku persembahkan untuk mama dan ayahku tercinta serta adikku tanpa mereka tak mungkin saya menjadi pribadi seperti ini tak mungkin seberuntung ini

dan tak mungkin terberkati dengan begitu banyak kasih sayang

  Ya ALLAH terima kasih atas rahmatMU ini

  

DAFTAR TABEL

  TABEL 1 Kegiatan Strategis Pemerintah dengan Masyarakat........................ 21 TABEL 2 Jenis-Jenis Pekerjaan Berdasarkan Kegiatan Strategis................... 21 TABEL 3 Instrumen Penelitian....................................................................... 38 TABEL 4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian........................................................ 45 TABEL 5 Matriks Jarak Antara Kabupaten Tangerang dengan Kota/Kabupaten Lainnya............................................................................................................ 73 TABEL 6 Perhitungan settlement function analysis jenjang TK dan RA....... 74 TABEL 7 Perhitungan settlement function analysis jenjang SD dan MI........ 77 TABEL 8 Perhitungan settlement function analysis jenjang SMP dan MTS.. 80 TABEL 9 Perhitungan settlement function analysis jenjang SMA.MA,SMK.. 82

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Siklus Skematik dari Kebijakan Publik........................................... 22 Gambar 2 Tugas-Tugas Organisasi dalam Masyarakat.................................... 25 Gambar 3 Kerangka Berpikir............................................................................ 35 Gambar 4 Peta Kabupaten Tangerang............................................................... 58

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Dokumen Data Pendidikan Kabupaten Tangerang Tahun Ajara 2009-2010

  2. Dokumen Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

  3. Pedoman Wawancara

  4. Dokumen Foto

  5. Panduan Bimbingan Skripsi

  6. Surat Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hasil penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syrat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara dengan judul “Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan”. Maka dengan ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:

  1. Orangtua tercinta yang memeberi dukungan baik materil ataupun imateril.

  

2. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc sevagai Rektor Untirta

  3. Prof. Dr. Ahamad Sihabudin, M.Si sebagai Dekan FISIP Untirta

  4. Dr. Agus Sjafari., M.Si sebagai Pembantu Dekan I dan sebagai Pembimbing pertama

  5. Rahmi Winangsih., M.Si sebagai Pembantu Dekan II

  6. Idi dimiati, M.Si sebagai Pembantu Dekan III 7. Kadung Sapto Nugroho M.Si ketua Prodi FISIP Untirta.

  8. Rina Yulianti M.Si sebagai Sekretaris Prodi FISIP Untirta

  

9. Ibu Ipah Ema Jumiati M.Si sebagai dosen pembimbing kedua

  10. Teman-teman tercinta

  Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran diharapkan oleh penulis untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

  Tangerang, Juni 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI….………………………………………………….......……….. iii BAB I PENDAHULUAN………………………….....……………………….

  1 1.1. Latar Belakang Masalah.………………......……………………..

  1

  

1.2. Identifikasi Masalah ........................................…………...…....... 8

1.3. Perumusan Masalah.………………......….......…………………..

  9

  

1.5. Kegunaan Penelitian…..........................................………...…....... 9

  1.5.1. Kegunaan teoritis.………………......………………….. 9

  1.5.2. Kegunaan Praktis.................................………….......... 10

  

1.6. Sistematika Penulisan..............................................….…...…....... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....….………………...…………………...…..

  12 2.1. Perencanaan Pembangunan Wilayah...........………..……….........

  12 2.2. Analisis Fungsi Wilayah...............................….....………......

  15

2.2.1. Profil Wilayah.........................………..………….…......

  17 2.2.2. Analisis Jarak..................................................

  19 ……….....

  2.2.3. Teori Sektor.....................................………..…..…......... 19 2.3. Kebijakan Publik..................................................................... ….....

  20

2.3.1. Pengertian Kebijakan Publik....................... .......…….....

  20

  2.3.2. Kebijakan Publik Paling Dasar............................…......... 24 2.4. Konsep Pendidikan...............................................................….........

  27

  2.4.1 Konsep Manajemen Pendidikan...........................…......... 28

  

2.5. Kerangka Berpikir...............................................................…......... 29

  BAB III METODE PENELITIAN.............….……………....……………...….. 32

  3.1. Metode Penelitian................................................................….........

  32

  3.2. Instrumen Penelitian............................................................…......... 32

  3.2.1 Jenis dan Sumber Data..........................................…......... 33 3.3. Informan Penelitian.............................................................….........

  36

  3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................…......... 37

  3.4.1. Teknik Pengolahan Data.......................................…......... 37

  3.4.2. Analisis Data.........................................................…......... 38

  

3.5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ..........................…........... 41

3.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian...........................................…...........

  44 BAB IV HASIL PENELITIAN..................….……………....……………...….. 45 4.1. Deskripsi Objek Penelitian...................................................….........

  45

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Tangerang.............…......... 45 4.1.1.1 Visi Kabupaten Tangerang............…..................

  47

4.1.1.2 Misi Kabupaten Tangerang............…..............................

  48

4.1.1.3 Sejarah Kabupaten Tangerang..........................................

  52

  4.1.1.4 Letak dan Keadaan Geografis Kabupaten Tangerang........

  56

  4.1.2 Dinas Pendidikan .................................................................. 58 4.1.2.1 Visi Dinas Pendidikan...........................................

  58

4.1.2.2 Misi Dinas Pendidikan................................…..................

  59 4.1.2.3 Dasar Hukum ..............................................…..................

  60

  4.1.2.4 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang.......................................................................................

  61

4.1.2.5 Ruang Lingkup Dinas Pendidikan............…......................

  62

4.1.2.5.1 Jalur Horizontal............................…..................

  62

4.1.2.5.2 Jalur Vertikal................................…..................

  63

4.1.2.6 Sistem Pendidikan Nasional.....................…......................

  64

4.1.2.7 Jalur Pendidikan.......................................…......................

  

4.1.2.7.1 Pendidikan Dasar........................................... ....

  65

4.1.2.7.2 Pendidikan Menengah................................... ....

  65

4.1.2.7.3 Pendidikan Tinggi........................................... ..

  66

4.1.2.7.4 Pendidikan Nonformal.......................................

  66

4.1.2.7.5 Pendidikan Informal...........................................

  67 4.1.2.7.6 Pendidikan Anak Usia Dini................................

  67

4.1.2.7.7 Pendidikan Kedinasan................................... ....

  68

4.1.2.7.8 Pendidikan Keagamaan......................................

  68

4.1.2.7.9 Pendidikan Jarak Jauh........................................

  68

  4.1.2.7.10 Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus...............................................................................

  4.2. Informan Penelitian............................................................................. 70

  4.3. Deskripsi dan Analisis Data ....................................................…......... 71 4.3.1. Deskripsi Data .............................................................….........

  71

4.3.2. Analisis Data ........................................................................….........

  71

4.4. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................….........

  89 4.4.1. Masalah Pemerataan Pendidikan............….......................................

  90

  4.4.2.Pemecahan Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan............…...................................................................................

  96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................………....……………...….. 101 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 106 LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 ). Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 ayat 2, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

  Tujuan nasional Indonesia yang ada pada pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah mencakup empat hal, yaitu :

  1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

  2. Memajukan kesejahteraan umum dan

  3. Mencerdaskan kehidupan bangsa serta 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

  Berdasarakan keempat poin di atas maka dapat kita simpulkan bahwa negara Indonesia melindungi negara tanah air dan seluruh warga negara indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Selain itu negara kita mencerdaskan kehidupan bangsa salah satunya adalah dengan pendidikan. Selain itu negara Indonesia turut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk kepentingan bersama serta tunduk pada perserikatan bangsa-bangsa.

  Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bagian Kedua Fungsi dan Tujuan Pasal 3 Perda No. 11 Tahun 2007).

  Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan tidak boleh ada yang terbatasi dalam akses untuk mendapatkan pendidikan tersebut tapi pada kenyataannya, dengan adanya otonomi daerah yang memisahkan satu daerah menjadi dua daerah yaitu Kabupaten dan Kota (Contoh Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang) menjadi penghalang bagi warga negara terutama siswa untuk mengakses pendidikan yang lebih bermutu seperti tertera pada Bab III Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

  Kota biasanya selalu menjadi pusat berbagai kegiatan bahkan semua kegiatan termasuk pendidikan yang lebih bermutu begitu juga Kota Tangerang Tangerang karena selain pusat segala kegiatan, pendidikan yang ada di Kota Tangerang memang sudah terbukti kualitasnya dari mulai gedung sekolah, guru sampai kepada alumninya sedangkan Kabupaten Tangerang sendiri belum bisa lebih bermutu dalam segi pendidikan, fasilitas yang ada pada sekolah belum bisa sebagus dan bermutu seperti di Kota Tangerang sehingga menyebabkan siswa yang ada di Kabupaten Tangerang ingin bersekolah di sekolah yang berkualitas.

  Keinginan ini berbenturan dengan peraturan daerah dimana para orangtua yang ingin anaknya bersekolah di tempat yang lebih bermutu di batasi dengan (kuota) sebanyak 5 % bagi siswa yang berasal dari Kabupaten Tangerang (luar Kota, baik daerah Kabupaten atau daerah lainnya) sehingga menimbulkan ketidakadilan terhadap para siswa yang ingin mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih bermutu. Kuota ini diberlakukan dengan alasan ingin memberikan hak kepada warga Kota Tangerang secara penuh untuk menikmati APBD yang berasal dari berbagai pajak dan pungutan dari masyarakat Kota Tangerang tersebut.

  Kuota sebasar 5 % ini seperti yang tertera pada Perda Kota Tangerang no.

  11 Tahun 2007 Bagian Keenam, Penerimaan Peserta Didik Baru Pasal 18 ayat 4 “ Bila sekolah tidak mungkin menerima seluruh calon peserta didik pendaftar karena terbatasnya daya tampung, maka dilaksanakan seleksi”. Ayat 7, “Biaya pendaftaran penerimaan peserta didik baru tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK Negeri yang sekolahnya berasal dari Kota dibebankan pada APBD”. Ayat 8 “Calon peserta didik yang berasal dari luar Kota pendaftarannya langsung ke sekolah yang dituju dengan jumlah kuota untuk siswa yang diterima dari luar Kota ditetapkan” dan ayat 10 Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (9), diatur lebih lanjut oleh Dinas.

  Peneliti tertarik pada permasalahan perbedaan hak yang terjadi pada siswa yang tinggal di Kabupaten Tangerang dengan siswa yang tinggal di Kota Tangerang. Perbedaan ini sangat menyalahi aturan Undang-Undang pendidikan karena setiap siswa berhak memilih dimana ia bersekolah demi mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan yang terbaik untuk hidupnya dan hak itu dilindungi negara. Perbedaan hak atas penerimaan siswa baru terhadap fasilitas pendidikan yang terjadi di daerah satu dengan daerah yang lain sangat tidak pantas dalam dunia pendidikan karena pendidikan adalah hak setiap warga negara selain itu siswa yang ada di Kabupaten Tangerang belum tentu tidak berprestasi dibandingkan dengan siswa Kota Tangerang sehingga pemberian kuota ini bisa membatasi kreatifitas dan hak para siswa.

  Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa gedung sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang memang belum memenuhi standar bahkan banyak yang rusak atau dalam masih direnovasi, tidak seperti yang ada di daerah Kota Tangerang. Jumlah peserta dan jumlah siswa yang lulus yang ada di Kabupaten Tangerang juga terdapat selisih yang banyak, pada tahun 2009 di jenjang SD/MTS terdapat 49401 peserta ujian dan siswa yang lulus sebanyak 45218 dan yang tidak lulus sebanyak 4189 siswa, di tingkat SMP/MTS sebanyak 22057 peserta ujian dan yang lulus sebanyak 20819 siswa dan yang tidak lulus sebanyak 1238 siswa. Pada jenjang SMS/MTS/SMK

  14949 siswa sedangkan yang tidak lulus sebanyak 5793 siswa (sumber data: Dokumen Data Pendidikan Kabupaten Tangerang Tahun Ajaran 2009-2010). Data ini menunujukkan bahwa memang mutu pendidikan di Kabupaten Tangerang masih kurang karena masih banyak ribuan siswa yang tidak lulus pada setiap jenjang. Selain kualitas yang kurang dan fasilitas yang belum memenuhi syarat, pada jenjang SD dan RA tidak terdapat fasilitas seperti perpustakaan, sedangkan pada jenjang SMP dan MTS terdapat 421 sekolah hanya terdapat 171 jumlah laboratorium, pada jenjang SMA,SMK dan MA terdapat 233 sekolah dan hanya memiliki 153 laboratorium (Sumber Data : Dokumen Data Pendidikan Kabupaten Tangerang Tahun Ajaran 2009-2010). Jumlah perguruan tinggi yang ada di Tangerang berjumlah 48 perguruan tinggi, perguruan tinggi yang berada Kabupaten Tangerang hanya berjumlah sepuluh (sumber: http://bantenprov.go.id/get_page.php?link=dtl&id=3140)

  Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu (Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah). Misalnya, APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Nilainya APK bisa daerah perbatasan. Pada tahun 2008 APK di Kabupaten tangerang rata-rata telah mencapai 96,18% (sumber: http://www.scribd.com/doc/7174670/APM-SD).

  Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang berguna untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu untuk bersekolah di jenjang pendidikan yang sesuai dengan batasan usianya (Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah). Apabila dibandingkan dengan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia tertentu dijenjang pendidikan yang sesuai. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Nilainya APK bisa lebih besar dari 100% karena adanya sisiwa di luar usia sekolah, daerah kota, atau daerah perbatasan. Kegunaan APM adalah untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah disuatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Murni SD/MI yang ada di Kabupaten Tangerang diketahui sebesar 95,27 %. Angka melek huruf yang ada di Kabupaten Tangerang pada tahun 2002 diketahui sebesar 93.7% , tahun 2003 sebesar 93.7%, tahun 2004 sebesar 94.0% , tahun 2005 sebesar 94.7% , tahun 2006 sebesar 94.7% , tahun 2007 sebesar 95.3% dan pada tahun 2008 95.3% (sumber : http://www.scribd.com/doc/7174670/APM-SD) .

  Jumlah TK/RA pada tahun 2009 di Kabupaten Tangerang diketahui sebanyak 556 bangunan, memiliki kelas sebanyak 20 dan ruang kelas sebanyak

  22.627 siswa dan yang menjadi anak baru sebanyak 23.945. Jumlah rencana penerimaan atas siswa SD di Kabupaten Tangerang sebanyak 26.086 siswa, sedangkan siswa yang mendaftar baik perempuan dan laki-laki yang mendaftar sebanyak 70.623 dan yang tercatat menjadi siswa SD di Kabupaten Tangerang sebanyak 67.133. Jumlah SMP yang ada di Kabupaten Tangerang yang tercatat pada tahun 2009 sebanyak 411 SMP baik negeri maupun swasta, sedangkan rencana penerimaan siswa pada tahun 2009 sebanyak 53833 siswa, dan yang mendaftar adalah sebanyak 56317 dan yang menjadi siswa pada tingkat pertama di SMP yang ada di Kabupaten Tangerang sebanyak 47846 siswa. Jumlah SMA/MA yang ada di Kabupaten Tangerang yang tercatat pada tahun 2009 sebanyak 158 sekolah baik negeri maupun swasta, sedangkan rencana penerimaan siswa pada tahun 2009 sebanyak 17392 siswa, dan yang mendaftar adalah sebanyak 17550 dan yang menjadi siswa pada tingkat pertama di SMA yang ada di Kabupaten Tangerang sebanyak 14483 siswa yang diterima pada tahun pertama. Jumlah SMK yang ada di Kabupaten Tangerang yang tercatat pada tahun 2009 sebanyak 46 sekolah baik negeri maupun swasta, sedangkan rencana penerimaan siswa pada tahun 2009 sebanyak 10095 siswa, dan yang mendaftar adalah sebanyak 10614 dan yang menjadi siswa pada tingkat pertama di SMK yang ada di Kabupaten Tangerang sebanyak 7929 siswa yang masuk pada tahun pertama (Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang). Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang ada di Kabupaten Tangerang secara khusus dan di wilayah atas fungsi pendidikan karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, indentifikasi masalah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Implementasi otonomi daerah atas dana APBD yang berasal dari rakyat berupa pajak dan lain-lain menyebabkan pengkuotaan terhadap PSB (Penerimaan Siswa Baru).

  2. Kuota 5 % atas penerimaan siswa baru dari daerah Kabupaten Tangerang ke daerah Kota Tangerang menimbulkan ketidakadilan.

  3. Daya dukung wilayah Kabupaten Tangerang dalam menyediakan gedung sekolah dan fasilitasnya yang lebih bermutu untuk masyarakat daerahnya masih kurang.

  Pembatasan masalah dalam penelitian Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan ini hanya kepada daya dukung wilayah Kabupaten Tangerang dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih bermutu.

  1.3 Perumusan Masalah

  Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana Analisis Fungsi Wilayah Kabupaten Tangerang dalam Fungsi Pendidikan.

  1.5 Kegunaan Penelitian

  Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pengambil kebijakan mengenai analisis fungsi wilayah dan seberapa besar daya dukung wilayah Kabupaten Tangerang terhadap fungsi pendidikan sehingga dapat meningkatkan pembangunan daerah Kabupaten Tangerang.

  1.5.1. Kegunaan teoritis

  Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan yang ada, khususnya bidang perencanaan pembangunan dan kebijakan publik.

  1.5.2. Kegunaan praktis

  Kegunaan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk pengambilan keputusan oleh para pengambil keputusan di Kabupaten Tangerang, dengan penelitian ini para pengambil keputusan bisa mencarikan jalan keluar atas

1.6 Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab merupakan bagian-bagian yang berkesinambungan secara sistematis. Sistematika ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan keterangan umum latar belakang masalah yang

  menjadi dasar penelitian, kemudian identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis, dan sistematika penulisan.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi teori, kerangka berpikir, dan

  hipotesis penelitian. Dalam deskripsi teori akan dijelaskan tentang beberapa pendapat ahli mengenai teori yang berkaitan dengan analisis fungsi wilayah, kebijakan publik dan analisis kebijakan publik. Selanjutnya dalam kerangka berpikir digambarkan alur pemikiran penulisan dalam penelitian ini. Kemudian dalam hipotesis penelitian, disajikan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji melalui penelitian ini.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, instrumen penelitian,

  populasi dan sampel penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data, dan tempat dan waktu penelitian.

  BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang deskripsi data hasil penelitian, pengujian

  hipotesis serta analisis data yang terdiri dari deskripsi objek penelitian, deskripsi data, pengujian hipotesis, interpretasi hasil penelitian dan pembahasan atas penelitian yang dilakukan.

  BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Pembangunan Wilayah

  Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Supriyadi, 2005:4).

  Menurut Siagian (Riyadi dan Supriyadi, 2005:4), pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Ginanjar Kartasasmita (Riyadi dan Supriyadi, 2005:4) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Sebagaimana dikemukakan para ahli,

  

pembangunan adalah suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-

upaya secara sadar dan terencana.

  Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya bergantung secara internal. Wilayah tersebut dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu wilayah homogen,wilayah nodal, wilayah perencanaan dan wilayah administrasi (Budiharsono, 2005:18-19) Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah (termasuk perencanaan penggerakan di dalam ruang wilayah) dan perencanaan kegiatan pada ruang wilayah tersebut. Perencanaan penggunaan ruang wilayah diatur dalam bentuk perencanaan tata ruang wilayah, sedangkan perencanaan kegiatan dalam wilayah diatur dalam perencanaan pembangunan wilayah. (Tarigan, 2005: 32-33) Tujuan dari perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak swasta. Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi dan keserasian lingkungan yang paling maksimal, setelah memperhatikan benturan kepentingan dari berbagai pihak (Tarigan, 2005:10). Menurut Blair dalam menganalisis wilayah secara umum dikenal tiga tipe (Tarigan, 2005:10). Pertama, wilayah fungsional. Wilayah tipe ini dicirikan oleh adanya derajat integrasi antara komponen-komponen di dalamnya yang berinteraksi ke dalam wilayah alih-alih berinteraksi ke wilayah luar.

  Terbentuknya wilayah fungsional ini akan tampak dalam keadaan pelaku – pelaku ekonomi lokal saling berinteraksi di antara mereka sendiri pada derajat atau tingkatan (kualitas dan kuantitas) lebih dari interaksi pelaku ekonomi lokal dengan pelaku dari luar wilayah. Salah satu wujud wilayah fungsional yang paling umum adalah wilayah nodal. Wilayah nodal (wilayah pendukung) didasarkan pada susunan (sistem) yang berhierarki dari suatu hubungan di antara simpul – simpul perdagangan. Suatu pusat atau simpul perdagangan kecil diikat (tergantung) oleh pusat perdagangan yang lebih besar dan keduanya diikat lagi oleh pusat perdagangan yang lebih besar. Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan dalam wilayah yang lebih besar atau kota – kota menengah memiliki kota – kota kecil sebagai wilayah pinggiran dari suatu kota besar sebagai inti (core). Dengan demikian, wilayah nodal lebih dibatasi dari aspek kekuatan interaksi dan hubungan ekonomi, bukan dari aspek wilayah dalam arti fisik geografis. Campbell dan Fainstain dalam Tarigan (2005) menyatakan bahwa dalam pembangunan Kota atau daerah dipengaruhi sistem ekonomi kapitalis atau demokratis. Dalam konteks tersebut maka pada prakteknya perencanaan tidak dapat dipisahkan dengan suasana politik kota atau daerah sebab keputusan-keputusan publik mempengaruhi kepentingankepentingan lokal. Hal ini menjadi relevan apabila kekuasaan mempengaruhi perencanaan.

  Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber- sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77). Salah satu hal banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis ini dapat dikembangkan untuk melihat suatu lokasi yang memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya, dimana orang masih ingin mendatangi pusat yang memiliki daya tarik tersebut. Hal ini terkait dengan besarnya daya tarik pada pusat tersebut dan jarak antara lokasi dengan pusat tersebut.

2.2 Analisis Fungsi Wilayah

  Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Perencanaan pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang harusnya berbasis data agar tidak salah sasaran. Salah satu teknik yang dipakai dalam perencanaan pembangunan adalah analisis fungsi wilayah. Menurut Budiharsono (2005) wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya bergantung secara internal. Analisis fungsi wilayah sendiri merupakan analisis terhadap fungsi- fungsi pelayanan yang tersebar di wilayah perencanaan dalam kaitannya dengan berbagai aktivitas masyarakat untuk dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas pelayanan tersebut (Riyadi dan Supriyadi, 2005 :110)

  Analisis fungsi wilayah merupakan alat yang efektif melihat berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat yang dikonsentrasikan dalam suatu area tertentu (aglomeration) pada lingkungan wilayah perencanaan sehingga mempermudah para perencana untuk menentukan prioritas yang mendorong masyarakat untuk fasilitas pelayanan secara mudah.( Riyadi dan Supriyadi, 2005 :111).

  Tujuan dari analisis fungsi wilayah adalah : (1) Mengetahui pengelompokkan wilayah menurut fungsinya, seperti : pusat kota, pusat perekonomian, pusat pendidikan,dll

  (3) Mengetahui nilai strategis suatu wilayah terhadap perkembangan daerah (4) Memetakan potensi wilayah yang dapat dikembangkan secara ekonomis di masa depan (5) Memetakan kawasan hinterland yaitu kawasan yang berada di bawah standar tingkat pelayanan sehingga harus dirancang sebagai pusat-pusat terpencil

  (hinterland). (6) Mengetahui wilayah yang mempunyai nilai batas yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan dan fasilitas sekarang atau masa yang akan datang

  (Riyadi dan Supriyadi, 2005 :111) Adapun teknik – teknik dalam analisis fungsi wilayah adalah settlement

  

function analysis, centrality index analysis, dan scalogram. settlement function

analysis merupakan alat yang digunakan untuk melakukan analisis mengenai

  struktur/hirarki fungsi – fungsi pelayanan yang ada dalam suatu wilayah (Riyadi dan Supriyadi, 2005 :116).

  Settlement function analysis merupakan suatu alat yang digunakan untuk

  melakukan analisis mengenai struktur / hirarki dan fungsi – fungsi pelayanan yang ada dalam suatu wilayah. Melalui analisis ini diharapkan akan diketahui hal – hal mengenai tata jenjang dan distribusi pusat – pusat pelayanan dalam suatu wilayah dengan instrument ini tingkat-tingkat pelayanan sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya dapat dilihat, sampai sejauh mana mampu memberikan fungsi pelayanan, terutama dalam daya jangkau pelayanannya.

2.2.1 Profil Wilayah

  Profil wilayah merupakan gambaran umum suatu wilayah dengan menggambarkan keadaan lam, sosial, ekonomi, budaya politik, kelembagaan dan sebagainya yang pada umumnya dituangkan dalam bentuk data-data baik bersifat kualitatif ataupun kuantitaif (angka-angka). Dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah dan anaisis fungsi wilayah, profil wilayah merupakan salah satu bahan yang sangat penting karena dari profil wilayah akan mendapatkan informasi-informasi awal yang relatif lengkap tentang gambaran umum suatu wilayah perencanaan. Profil wilayah juga merupakan salah satu data sekunder bagi setiap perencana pembangunan daerah, karena dalam proses perencanaan pembangunan daerah profil wilayah merupakan data yang cukup penting, setap perencana pembangunan daerah harus menelaan profil wilayah tersebut secara intensif. Analisis profil wilayah itu merupakan suatu proses yang sistematis guna mengetahui ciri-ciri dan kondisi obyektif suatu wilayah yang diperlukan dalam rangka mempersiapkan proses perencanaan daerah (Riyadi dan Supriyadi, 2005:84)

  Data-data yang pada umumnya diperlukan dalam rangka menyusun profil wilayah, antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut:

  DATA MANFAAT SUMBER Data Kependudukan: Untuk mengetahui potensi * Biro Pusat Statistik

  • Jumlah penduduk dan tenaga kerja dan fasilitas * Departemen Pendidikan

  

perkembangannya pelayanan yang perlu yang menernitkan Statistik

  • Penyebaran penduduk disediakan untuk Sekolah masyarakat * Dinas Pendidikan dan Kebudayaan * Susunan Umur Untuk mengetahui apakah
  • Pendidikan fasilitas pendidikan yang
  • Angkatan Kerja ada sudah cukup atau
  • Mata Pencaharian belum dengan (analisis kependudukan) membandingkan data

    dengan gedung/ruangan

    sekolah Data Fasilitas Pendidikan: Apakah prasarana yang * Biro Pusat Statistik

    *Jumlah Sekolah (SD, SMP, tersedia sudah mencukupi * Departemen Pendidikan

    SMU, Kejuruan) serta bagaimana yang menerbitkan Statistik

    *Jumlah Murid pemanfaatannya. Sekolah * Dinas Pendidikan dan
  • Jumlah Gedung dan Ruangan

  Kebudayaan

  • Jumlah Tenaga Guru

  (analisis Fungsi)

  Sumber: Modul Diklat PRDP 1999, setelah diolah kembali (Riyadi dan Supriyadi, 2005: 87).

2.2.2 Analisis Jarak

  Analisis jarak merupakan salah satu teknik dalam perencanaan bentuk matriks jarak diperlukan untuk mengukur jarak dari wilayah-wilayah pemukiman lainnya yang memungkinkan bagi terlaksananya proses interaksi dari anggota masyarakat, dalam proses perencanaan pembangunan daerah dititikberatkan di daerah Kabupaten/Kota dengan sasa desentralisasi (otonomi daerah) yang ditetapkan di Indonesia (Riyadi dan Supriyadi, 2005: 124).

2.2.3 Teori Sektor

  Teori sektor (Sector Theory) menurut Humer Hoyt yang mengatakan bahwa kota tersusun sebagai berikut: (Jayadinata, 1999:130) (1) Pada lingkaran pusat terdapat pusat kota; (2) Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan kawasan perdagangan; (3) Dekat pusat kota dan dekat sektor tersebut di atas, pada bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh;

  (4) Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma; (5) Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan tempat tinggal golongan atas.

2.3 Kebijakan Publik

2.3.1 Pengertian Kebijakan Publik

  Menurut Thomas R. Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai segala

  

sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang

membuat sebuah kehidupan bersama tampil berbeda

  . Harold Laswell mendefinisikannya sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-

  tujuan tertentu nilai-nilai tertentu, dan praktek-praktek tertentu

  . Carl I. Friedrick mendefinisikannya sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seorang, kelompok atau pemerintahan dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu (dalam Riant Nugroho, 2003:4).

  Definisi sederhana dari kebijakan publik adalah segala sesuatu yang

  

dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh pemerintah. Pembagian pertama dari

  kebijakan publik adalah dari makna dari kebijakan publik, bahwa kebijakan publik adalah hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal

  

yang diputuskn pemerintah untuk tidak dikerjakan- atau dibiarkan. Kebijakan

  publik ”memilih dan tidak memilih” dapat dipahami dalam tabel sebagai berikut:

  

Tabel 1

  Kegiatan Strategis Pemerintah dengan Masyarakat Kegiatan Kegiatan Tidak/