BAB I PENDAHULUAN - BAB I ENDAH PAMUNGKAS EKONOMI'15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Setiap perusahaan memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula dalam menjalankan kegiatan operasional untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi agar tetap unggul dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis.

  Besarnya sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan-kegiatannya merupakan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan struktur modal. Kebijakan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya perusahaan untuk meningkatkan nilainya. Dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal selalu muncul pertanyaan tentang berapa besarnya modal sendiri dan berapa besarnya modal asing yang harus digunakan agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilainya.

  Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat menjalankan usahanya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan dari sumber intern maupun dari sumber ekstern perusahaan (Riyanto, 2001:5). Sumber dana intern (internal financing) perusahaan merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, misalnya dana yang

  1 berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana ekstern (external

  financing ) perusahaan merupakan sumber dana yang berasal dari luar

  perusahaan baik berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik, emisi saham baru, penjualan obligasi maupun kredit dari bank. Apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dari hasil emisi atau penerbitan saham baru, maka perusahaan tersebut telah melakukan pendanaan modal sendiri (external equity

  financing atau equity financing). Apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi

  dari dana yang berasal dari pinjaman, maka perusahaan tersebut telah melakukan pendanaan hutang (debt financing). Tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan disebut leverage keuangan (Brigham dan Houston, 2001:14).

  Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan adalah keputusan pendanaan.

  Keputusan pendanaan yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, saham preferen, dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan. Perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat, dimana perlu adanya peran manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Struktur modal yang optimal dari perusahaan akan mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Keputusan menentukan struktur modal yang diambil oleh manajer keuangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasional dan sekaligus akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan menggunakan hutang yang terlalu besar justru akan meningkatkan risiko keuangan, yaitu kondisi yang menggambarkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam pada kebangkrutan. Hal ini bisa menjadi pertanda buruk bagi perusahaan.

  Dalam keputusan manajemen untuk mendapatkan hutang dari kreditur ada beberapa variabel yang diduga mempengaruhi kreditur untuk mengucurkan hutang terhadap debitur yaitu variabel pertumbuhan penjualan diduga mempengaruhi kreditur dalam memberikan pinjaman dimana perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan dinilai mempunyai prospek baik dalam perkembangannya dan ini mengurangi risiko. Selanjutnya variabel struktur aktiva dimana semakin besar nilainya maka semakin mencukupi aset yang dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Weston dan Copeland, 1997).

  Variabel profitabilitas dimana kreditur bisa menilai apakah perusahaan (debitur) mampu membayar hutang yang dilihat dari keuntungan perusahaan (Titmen dan Wessel, 1998). Dan yang terakhir variabel ukuran perusahaan dimana semakin meningkatnya perhatian kreditur terhadap perusahaan maka sangat dimungkinkan jumlah hutang akan semakin meningkat. Peningkatan jumlah hutang yang relatif lebih besar daripada modal sendiri akan meningkatkan debt to equity ratio (DER).

  Dalam keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat bunga, situasi politik, dan kondisi pasar modal (Weston dan Brigham, 1997). Kondisi struktur modal terutama modal perusahaan di Indonesia sejauh ini masih didominasi pembiayaan dari sumber ekstern (external financing) khususnya pembiayaan dengan hutang, sehingga debt ratio dipandang cukup representatif untuk mengukur leverage keuangan.

  Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menetukan struktur modal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001), risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur modal khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital

  structure ). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal

  secara umum, yaitu: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

  Dari berbagai pernyataan yang telah dikemukakan oleh peneliti-peneliti terdahulu tentang hasil penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal ternyata menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

  Berdasarkan penelitian Ramlall (2009), struktur modal (capital structure) diukur melalui leverage. Dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

  leverage seperti growth, size, tangibility of assets, profitability, liquidity, non- debt tax shield , age dan investment. Setyorini (2002) meneliti tentang

  pengaruh tangibility of assets, firm size, profitability dan growth terhadap struktur modal perusahaan manufaktur dalam tiga sektor industri yang berbeda yaitu industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi. Hasil penelitian tersebut adalah tangibility of assets berhubungan positif dengan struktur modal pada sektor industri dasar dan industri barang konsumsi, variabel firm

  size berhubungan positif dengan struktur modal pada sektor industri dasar dan

  aneka industri, sedangkan growth dan profitability tidak berhubungan dengan struktur modal. Margaretha dan Ramadhan (2010) meneliti mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri manafaktur di BEI. Hasil penelitian tersebut adalah firm size berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan tangibility of assets, profitability, liquidity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Haryanto (2012) meneliti mengenai karakteristik perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif dengan hasil penelitian yaitu stabilitas penjualan, stabilitas aktiva, intensitas aktiva, ukuran perusahaan, Degree of Operating

  Leverage (DOL), pertumbuhan penjualan, Return on Assets (ROA),

  pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

  Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Arianto (2008), Paramu (2006) serta Brasisforda, et al (1999) dikutip Febriyani dan Srimindarti (2010) memperoleh bukti bahwa struktur aset mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil tersebut berbeda dengan Umar Mai (2006) serta Suwarto dan Ediningsih (2002) dalam Febriyani dan Srimindarti (2010) yang menunjukkan bahwa struktur aset tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian Buwono (2012) menyatakan bahwa firm size dan

  profitability merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal pada

  perusahaan semen. Suhantha (2010) memperoleh hasil melalui regresi linier bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antara variabel aktiva berwujud, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan institusional dengan struktur modal dengan menggunakan level tingkat kepercayaan 95%. Soma (2011) menyatakan bahwa tangibility of assets berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal, sedangkan faktor lain (firm size, growth opportunity,

  profitability dan earning volatility) tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

  Namun, pengujian secara simultan keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Devanjaya (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal sedangkan risiko bisnis, pertumbuhan aset, struktur kepemilikan dan peluang tumbuh tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Haryanto (2009) menyatakan bahwa besarnya perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas, kemampuan memanfaatkan hutang (incov) dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

  Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Hermuningsih: 2013). Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan beberapa indikator seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Dalam penelitian tersebut, rasio profitabilitas diukur dengan

  return on equity (ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang

  menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Return on equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil return on equity (ROE) maka kinerja perusahaan semakin baik.

  Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan penggunaan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diantaranya karena perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki populasi terbesar pada kelompok industri non keuangan dan perusahaan manufaktur memiliki tingkat volatility laba yang berubah-ubah. Semakin besar objek yang diamati maka diharapkan semakin tepat hasil kajian. Perusahaan pada industri ini juga rata-rata memiliki total hutang yang lebih tinggi dari perusahaan industri lainnya. Selain itu, karena perusahaan manufaktur sangatlah banyak dibandingkan lainnya, maka perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat mewakili perusahaan-perusahaan lainnya. Sedangkan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data-datanya lebih mudah didapatkan. Selain itu, pada perusahaan- perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki laporan keuangan yang baik, tertib dan transparan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian ini dimakudkan untuk menelaah kembali faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  3. Apakah struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  4. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  5. Apakah risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

  1.3 Pembatasan Masalah

  Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal, dan yang menjadi obyek penelitian ini dibatasi hanya pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  2. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  3. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  4. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  5. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.5 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada berbagai pihak, antara lain:

  1. Bagi Perusahaan Memberikan masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri atau modal peminjam serta mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, sehingga manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal.

  2. Bagi Investor Memberikan gambaran dan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan berinvestasi pada sebuah perusahaan serta memberikan masukan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan pembentukan struktur modal untuk menghasilkan struktur modal yang optimal.

  3. Bagi Akademik Memberikan bahan referensi dalam membuat penelitian yang berkaitan dengan struktur modal perusahaan.