BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu - BAB II ASRI SARASVIKA HUKUM'18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian terhadap penelitian-penelitian

  sebelumnya, baik dari perpustakaan atau website penulis menemukan kajian tentang atau penelitian tentang : No Nama peneliti Judul Kesimpulan

  1 NettyEndrawati Perlindungan Hukum Perlidnungan Hukum (Universitas Islam Terhadap Pekerja Anak terhadap pekerja anak di Kediri) di Sektor Informil (Di sektor informal belum

  Kota Kediri) sesuai dengan UU ketenagakerjaan karena amsih banyak faktor yang masih melanggar.

  2 Tommy Sunjoto, Perlindungan Hukum Bahwa faktor yang SH Terhadap Pekerja Anak menyebabkan anak yang Bekerja Disektor bekerja di perkebunan

  Perkebunan Kelapa adalah faktor ekonomi. Sawit Ditinjau dari UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo UU

  23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Kab.Kubu Raya) Dari penelitian terdahulu tersebut memiliki persamaan dan perbedan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan penelitian ini.Ringkasan kedua penelitiaan terdahulu tersebut secara secara umum memiliki kesamaan membahas tentang subjek yang diteliti mengenai pekerja anak.Adapun perbedaan atarnya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu mengenai ruang lingkup lebih ke umum mencakup keseluruhan.

B. Landasan Teori 1. Pengertian Negara Hukum dan Aspek Pemerintah Dalam Hukum Ketenagakerjaan a. Pengertian Negara Hukum

  Konstitusi Negara Kesatuan republik Indonesia mengamanatkan bahwa Indonesia adalah negara hukum, secara Konsepsional suatu negara dapat disebut negara hukum apabila memenuhi kriteria tertentu yang secara universal dintandaisebagi ciri- ciri negara hukum.Sebagai negara hukum, setiap penyelenggaraan urusan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum yang berlaku.

  Pemikiran atau konsepsi manusia tentang neagra hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi kesejahteraan. Menurut Aritoteles, yang berpendapat bahwa negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan kostitusi yang berkedaulatan hukum, ada tiga unsur

  2

  pemerintahan yang berkonstitusi yaitu : a. Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum.

  

(di akses pada 20 july 2018) b. Kedua pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yangmenyampingkan konvensi dan kostitusi; c. Pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa tekanan-takanan

  3 yang dipaksakan kepada rakyat .

  Pengaturan unsur-unsur negara bukan dalam batang Tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik indonesia Tahun 1945 sebagai berikut : a. Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM).

  b. Pemisahan / pembagian kekuasaan.

  c. Pemerintahan Berdasarkan Undang-undang d. Peradilan administrasi yang berdiri sendiri.

  Segala hal mengenai pemerintahan negara untuk kehidupan warga negara telah diatur oleh huum termasuk mengenai ketenagakerjaan, aturan hukum sebagai undang-undang pokok yang digunakan dalam bidang ketenagakerjaan adalah Undang-undang No

  13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sehingga aturan tersebut mencerminkan unsur pemerintahan yang berkonstitusi sebagai negara hukum yang melindungi rakyatnya.

  b. 3 Pengertian Negara kesejahteraan RidwanHR , 2014, Hukum Administrasi Negara , Rajawali Pres , Jakarta, hal. 2.

  Konsep negara kesejahteraan (welfarastate) muncul sebagai reaksi atas kegagalan konsep legal state atau negara penjaga malam, dalam konsepsi legal state terdapat prinsip pembatasan negara yang mengakibatkan pemerintah atau administrasi negara menjadi pasif, dan oleh karenanya sering disebut negara penjaga malam

  (nachwachtersstaat). Kegagalan nachwachtersstaat tersebut kemudian

  muncul ggasan kesejahteraan rakyatnya, yaitu walfarestate. Ciri utama negara ini dalah munculnya kewajuban pemerintah untuk mewujudkan

  4 kesejahteraan umum bagi warganya .

  Negara kesejahteraan ditunjukan untuk menyediakan pelayanan- pelayanan sosial bagi seluruh pendudukanya, sebaik dan sedapat mungkin. Negara kejeshteraan berupaya untuk mengintegrasikan sistem sumber dan menyelenggarakan jaringan pelayanan yang dapat memelihaa dan mengingkatkan kesejahteraan warga negara secara adil dan berkelanjutan.Artinya, bahwa negara kesejahteraan adalah adanya suatu negara, bahwa pemerintahan negara dianggap bertanggung jawab untuk menjamin standar kesejahteraan hidup minimum bagi setiap warga negaranya.

  Sekurang-kurangnya ada lima bidang utama yang disebut spicker untuk menjelaskan konsep kesejahteraan, yaitu: bidang kesejahteraan, bidang pendidikan, bidang pemrumahan, bidang jaminan sosial, dan 4 bidang pekerja sosial. Kesejahteraan yang dituju oleh pemerintah

  Ibid, hlm 14 sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Neagra Indonesia Tahun 1945 yaitu menunjukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara kesejahteraan perusahaan membebaskan rakyatnya dari ketergantungan pada mekanisme apsar untuk mendapatkan kesejahteraan demodifikasi dengan menjadikan sebagai hak setiap warga negara yang bisa di peroleh melalui perangkat kebijakan sosial yang disediakan negara dalam negara kesejahteraan adanya sitem kesejahteraan seabagai hak sosial waga harus diimbangi oleh dua hal yang saling terkait yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja pada satu sisi hak sosial tidak seharusnya menjadi disinsetif bagi warga untuk terlibat dalam pasar tenaga kerja sehingga negara harus mengharapkan kebijakan ketenagakerjaan yang aktif guna

  5 mendorong partisipasi penuh warga dalam pasar tenaga kerja .

  Pemerintahan sebagai pelaksana tujuan negara bertugas mengatur dan mensejahterakan rakyat, salah satunya diwujudkan dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai dan peningkatan kualitas sumber daya tenaga kerja dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kerja.

  Hal ini tentunya sebagai penyokong pembangunan nasional sesuai dengan tujuan pembangunan ketenagakerjaan di dalam Pasal 4 UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan poin d, yaitu meingkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. 5

  c. Peranan Pemerintah dalam Hubungan Industrial

  

JuniarsoRidwan dan AchmadSodik , 2004 Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Layanan

Publik, Nuansa Cendekia , Bandung.hlm. 53.

  Secara umum, pengertian peranan adalah kehadiran didalam menentukan suatu proses keberlangsungan. Peranan berasal dari kata peran yang menurut Kamus Besar basah Indonesia diartikan sebgai pemain. Peran adalah orang yang menjadi atau melakukan suatu yang khas

  , atau “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkeduukan di masyaraka”. Ditujukan pada hal yang bersifat kolektif di dalam masyarakat, seperti himpunan, grombolan atau organisasi, maka peranan berarti “perangkat yang diharapkan dimiliki oleh organisasi yang berkeduukan didalam sebuah masyarakat ”.

  Alvin L.Bertand seperti dikutip oleh Soleman B. Taneko menyebutkan bahwa: yang dimaksud dengan Peran adalah pola tingkah laku yang di harapkan dari seseorang yang memanggu status atau

  6

  kedudukan tertentu . Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Margono Slamet, yang mendefinisikan peranan sebgai “sesuatu perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menepati suatu posisi dalam masyarakat”.

  Berdasarkan pendapat tersebut peranan dimaksud dalam hal ini adalah peranan yang dilakukan oleh pemerintah.Pemerintah adalah seseorang yang memberikan mandat atau perintah sedangkan Pemerintahan adalah masa/waktu seseorang pemerintah menjabat jabatannya.Kedua hal ini sangat berkaitan karena korelasinya sangat erat,

6 Soleman B, Konsepsi Sistem Sosial dan Sistem Sosial di Indonesia, Fajar Agung, Jakarta, 1986,

  hlm 23 sesorang pemerintah pasti punya masa pemerintahan dan pemerintahan pasti ada karena adanya pemerintah.

  Menurut adam Smith, pemerintah suatu negara mempunyai tiga fungsi pokok sebagai berikut : a. Memelihara keamanan dan pertahanan dalama negeri

  b. Menyelenggarakan peradilan c. Menyediakan barabg-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

  Sedangkan menurut Ricard A Musgrave yang dikutip oleh Guritno dalam bukunya dibedakan menjadi tiga fungsi dan tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah yaitu :

  a. Fungsi Alokasi (Allocation Branch) yaitu fungsi pemerintah untuk menyediakan pemenuhan untuk kebutuhan Publik.

  b. FungsiDitribusi(Distribution Branch) yaitu fungsi yang dilandasi dengan mempertimbangkan pengaruh sosial ekonomis; yaitu pertimbangan tentang kekayaan dan distribusi pendapatan, kesmepatan memperoleh pendidikan, mobilitas sosial, struktur pasar. Macam ragam warganegara dengan berbagai bakatnya termasuk tugas fungsi tersebut.

  c. Fungsi Stabilitas (Stabilixaton Branch) yaitu menyangkut usaha untuk mempertahankan kestabilan dan kebijaksanaan-kebijaksannaan yang ada. Disamping itu, fungsi ini bertujuan untuk mempertahankan kestabilan perekonomian (stabilator perekonomian).

  Berdasarkan dua pendapat diatas, pemerintah diataranya memiliki fungsi sebagai berikut : a. Fungsi pelayanan Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah terletak pada kewenangan masing-masing Kewenangan pemerintah pusat mencakup urusan Pertahanan Keamanan Agama, Hubungan luar Negeri, Moneter dan Peradilan.Secara umum pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (public service) dan pelayanan sipil (civil service) yang menghargai kesetaraan.

  b. Fungsi pengaturan Fungsi ini dilaksanakan pemerintah dengan membuat peraturan perundang-undangan untuk mnegatur hubungan manusia dalam masyarakat.Pemerintah adalah pihak yang mampu menerapkan peraturan agar kehidupan dapat berjalan secara baik dan dinamis.Seperti halnya ufngsipeemrintah pusat, peemrintah daerah juga mempunyai fungsi pengaturan terhadap masyrakat yang ada didaerahnya.Perbedaannya, yang di atur oleh Pemerintah Daerah lebih khusus, yaitu urusan yang telah diserahkan kepada daerah.Untuk mengatur urusan tersebut Peraturan Daerah yang dibuat bersama antara DPRD dengan eksekutif.

  c. Fungsi Pembangunan Pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan diwilayhnya, dimana pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya fisik tapi juga mental spiritual.Pembangunan akan berkurang apabila keadaan masyarakat membaik, artinya masyarakat sejahtera. Jadi, fungsi pembangunan akan lebih baik dilakukan oleh pemerintah atau negara berkembang dan terbelakang, sedangka Negara maju akan melaksanakan fungsi ini seperlunya.

  d. Fungsi Pemberdayaan (Empowerment) Fungsi ini untuk mendukung tersenggelaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan kewenangan yang cukup dalam pengelolaan sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang didesentralisakikan, untuk itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peran serta masyrakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahaan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah diarahkan untuk meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang dapat menunjang pendanaan Pemerintah Daerah, dalam fungsi ini pemerintah harus memberikan ruang yang cukup bagi aktifitas mendirimasyrakat, sehingga dengan demikian partisipasi masyrakat di derah dapat ditingkatkan. Apabila kepentingan masyrakat diperhatikan, baik dalam peraturan maupun dalan tindakan nyata

  7 pemerintah .

  Pemerintahan Pusat berdasarkan Kententuan Pasal 1 ayat 2 Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang 7 memegang kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagai

  Guritno Mangkoesubroto Algifari, Teori Ekonomi , Jakarta 2008 hlm 2 mana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  Pemerintahan Daerah menurut Kententuan Pasal 1 ayat 2 Undang- undang republik Indonesia no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah derah dan Dewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) menurut asas Otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas -luasnya dalam sistem dan prinsip negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun1945. Pemerintahan Daerah adalah Gubernur, Bupati atau walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan daerah.

  Mengingat negara indonesia terdiri dari pulau-pulau dan memiliki daerah yang sangat luas, Pemerintah Pusat memengadakan alat-alat perlengkapan setempat yang disebarkan ke seleuruh wilayah negara yang terdapat diaerah, ini disebabkan Pemerintah Pusat tidak dapat menangani secara langsung urusan-urusan yang ada di daerah. Namun bukan berarti pemerintah pusat melepaskan tanggung jawabnya, oleh karena itu dalam Pasal 7 undang-undang No. 32 tahun 2004 pemerintah melakukan desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia.

  Pemerintahan dalm hal ini adalah pemerintah kabupaten kota Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh sorangbupati . Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena iti bupati atau walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dam mengurus urusan pemerintahannya sendiri .

  Mesti istilah kabupaten saat ini digunakan di seluruh wilayah Indonesia, istilah ini dari dahulu hanya digunakan di pulau Jawa dan Madura saja. Pada era Hindia Belanda , istilah kabupaten dikenal dengan

  

regentschap, yang secara harafiah artinya adalah daerah seorang regent

  atau wakil penguasa. Pembagian wilayah kabupaten di Indonesia saat ini merupakan warisan dari era pemerintahan Hindia Belanda.

  Dahulu istilah Kabupaten dikenal dengan Derah Tingkat II Kabupaten, sejak di berlakukaannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah, istilah daerah Tinggat II Kabupaten disebut Kabupaten saja.

  Pemerintahan kabupaten banjarnegara dalam melaksanakan perlindungan hukum terhadap pekerja anak melakukan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi baiasanya dilakukan setalah perencanaaan sudah di anggap siap. Secara sederhana pelaksaaan sebagai evaluasi, Browne dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan adalah perluasan

  8 aktivitas yang saling menyesuaikan .

  Pengertian yang dikemukaan diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa pada dasarnya pelaksannaa suatu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Dinsoskertrans Kabupaten Banjarnegara harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu dilapangan maupun luar lapangan.Kegiatan yang melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang.

  Faktor-faktor yang dapat menunjang program pelaksanaan sebagai berikut : a. Komunikasi

  b. Rescouces

  c. Disposisi

  d. Struktur Birokrasi Keempat faktor diatas dipandang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses implementasi, namunjuga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi atara satu faktor dengan faktor yang lainya. selain itu implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu: a. Adanyaprogram (kebijakasanaan) yang dilaksanakan.

  b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaaat dari 8 program perubahan dan peningkatan.

  

NurdinUsman , Kompleks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002 hlm 70 c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung jawab dalama pengelolaan pelaksaan dan pengawasan

  9 dari proses implementasi tersebut .

9 Abdullah Syukur, “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya

  dalam Pembangunan” Ujung Pandang, 2008 hlm 398

2. Para Pihak dalam Ketenagakerjaan a. Pengertian Pekerja buruh

  Secara umum pengertian pekerja buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain . Buruh, pekerja, worker, laborer, tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang ataupun bentuk lainnya.

  Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak , baik lisan maupun tertulis.

  Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No.13 tahun 2005 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyrakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja, tenaga kerja sebagai pelaksaaanan pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanyaperaturanmentri tenaga kerja No.PER-04/MEN/1994 pengertian tentang tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang belum wajib mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja karena adanya pentahapan kepersertaan.

b. Sertifikat Pekerja / Buruh

  Pasal 1 Angka 17 UU No 13 Th 2003 , jo Pasal 1 angka 1 UU No 21 Th 2009 tentang Sertifikat Pekerja / Buruh. Sertifikat pekerja / buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan pekerja buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja / buruh serta meningaktkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya.

  Pengertian di atas menyimpulkan bahwa suatu sertifikat pekerja/ buruh harus mengandung sifat- sifat bebas, terbuka, mandiri, demokrasi

  10 dan bertanggung jawab .

  c. Pemberi pekerja / pengusaha

  Pengertian dalam Pasal 1 Angka 4 UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

  Pemeberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  d. Organisasi Pengusaha

  Dalam pasal 105 Undang

  • – undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengenai organisasi pengusaha ini ditentukan sebagai
  • 10 berikut :

      

    Zaeni Asyhadie , Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja), Jakarta,Raja Grafindo 2008 hlm 23 a. Setiap pebgusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha.

      b. Ketentuan mengenai organisasi pengusaha diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

      Di Indonesia ada 2 Organisasi pengusaha yaitu, Kadin dan Apindo: 1) KADIN

      KADIN adalah kependekan dari Kamar Dagang dan industri yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang No. 49 Th 1973 dan yang beranggotakan para pengusaha yang ada di Indonesia.

      Kadin adalah wadah bagi oengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian dengan tujuan : a) Membina dan mengembangkan kemampuan

      b) Menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha 2) APINDO

      Oraganisasi pengusaha yang khusus mengurus masalah yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan adalah Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

    e. Lembaga Kerja Sama Bipartit dan Tripartit

      Lembaga kerja samaBripartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial disatu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan sertifkatpekerja / sertifikat buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja buruh.

    f. Pemerintah

      Campur tangan pemerintah (penguasa) dalam hukum ketenagakerjaan dimaksudkan untuk terciptanya hubungan ketenagakerjaan yang adil, karena jika hubungan antara pekerja dengan penguasa yang sangat berbeda denagn sosial ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada para pihak, maka tujjuan untuk menciptakan keadilan dalam hubungan perburuhan ketenagakerjaan akan sulit tercapai, karena pihak yang kuat akan selaluningin mengenai yang lemah. Atas dasar itulah pemerinah ikut campur tangan melalui peraturan perundang- undangan untuk memberikan jaminan kepastian hak dan kewajiban para pihak.

    3. Perlindunga Hukum Bagi Tenaga Kerja a. Pengertian Perlindungan Hukum

      Dalam Kamus besar baahsaindonesia perlindungan berasal dari kata Indung yang memiliki arti megayomi, mencagah, mempertahankan, dan membentengi. Sedangkan Perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan penjagaan, silun dan bunker.

      Perlindungan yang tertuang dalam Peratura Pemerintah No 2 Th 2002 tentang Tata Cara Perlindungan Korban dan Saski dalam pelanggaran Hak asasi Manusia yang berat adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik ataupun mental, kepada korban dan saksi dari ancaman gangguan, teror dan kekerasan dari pihak manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan atau pemeriksaan sidang pengadilan.

      Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terdahap subyek dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun repesif, baik yang tertulis atau tidak tertulis, dengan kata lain perlengkapan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

    b. Perlindungan Hukum bagi tenaga kerja pada umumnya

      Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan memberikan tuntuna maupun dengan jalan mengingatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkup kerja itu, dengan demikian maka

      11 perlindungan pekerja ini akan mencakup .

      a) Norma keselamatan kerja.

      b) Norma kesehatan kerja dan Heigene Kesehatan perusahaan.

      c) Mengatur persediaan tempat.

      d) Norma kerja .

    11 Kartasapoetra dan RienoeIndraningsih,2000, Pokok Pokok Hukum Perburuhan ,

      Armicobandung.hlm 43-44

      Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Soepomo membagi

      12

      perlindungan pekerja menjadi 3 macam yaitu:

      1. Perlindungan ekonomis yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja sutau penghasilan yang cukup memenuhi keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya ,perlindungan ini disebut dengan jaminan sosial.

      2. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlinudngan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan yang tujuannyan memungkinkan pekerja itu mengeyam dan memperkembangkan prikehidupannya sebagai amnusia pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga atau biasa disebut kesehatan kerja.

      3. Perlindungan Teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainya atau oleh bahan yang diolah oleh perusahaan, didalam pembicaraan selanjutnya perlindungan jenis ini disebut dengan keselamatan kerja .

    c. Perlindungan Hukum bagi pekerja anak

      Penjelasan dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, batas usia anak adalah 18 tahun, pada dasarnya mempekerjakan anak adalah suatu tindakan yang dilarang, namun dalam

    12 Imam Soepomo, 1971,Penganter Hukum Perburuhaan, Djambatan, Jakarta.hlm 46

      Undang-undang No 13 tahun 2003 menyebutkan pengecualian mengenai larangan memperkejakan anak yaitu : Pasal 69 (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak yang berumur anatara 13 (tiga belas) Tahun samapi dengan

      15 (lima belas) untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak menggau perkembangan dan eksehatan fisik, mental dan sosial.

      (2) Pengusaha yang memperkejakan anak pada pekerjaan ringan sebagaimana dimaksud dlama ayat (1) harus memenuhi persyaratan : a. Izin tertulis dari orangtua atau wali.

      b. Perjanjian kerja anatara pengusaha dengan orang tua atau wali.

      c. Waktu kerja maksimum 3 jam.

      d. Dilakukan pada siang ahri dan tidak menggau waktu sekolah.

      e. Keselamatan dan kesehatan.

      f. Adanya hubungan kerja yang jelas , dan g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

      Pasal 72 Dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama dengan pekerja / buruh dewasa, maka tempat kerjaanka harus dipisahkan dari tempat kerja pekerja buruh dewasa. Penjelasan dalam Undang-undang No 13 Tahun 2003 memang tidak disebutkan pengertian yuridis menegnai pekerja anak, namun ketentuan- ketentuan pengecualian terhadap larangan mempekerjakan anak, secara tidak langsung telah memberikan pengertian tersebut. Pekerja anak secara Etimologis terdiri dari dua kata yaitu pekerja dan anak. Darwan Prints yang menyatakan bahwa pekerja adalah orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah sebagai imbalannya. Selaras dengan itu , dalam

      Pasal 1 angka 3 Undang- undang No 13 Tahun 2003 diartikan sebagai” setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Makna kata “ setiap orang” dalam hal ini juga belaku untuk anak sepanjang anak yang dimaksud sesuai dengan pengecualian dalam Undang-undang terhadap larangan mempekerjakan anak. Hal tersebut kemudian dapat ditarik mengenai makna pekerja anak yaitu setiap anak yang berusia 13 tahun sampai dengan 15 tahun yang bekerja pada orang lain dan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain, yang sifat pekerjaan dan syarat kerjanya telah di tentukan dalam undang-undang No

      13

      13 Tahun 2003 . Alasan mengapa terdapat larangan bekerja bagi anak, anatralain : a. Tidak ada waktu atau terlalu lelah untuk belajar dan bersekolah

      b. Hilangnya kesemaptan untuk memasuki dunia sekolah

      c. Keterlibatan anak-anak dalam pekerjaan secara dini cenderung rawan disalahgunakan d. Berbahya dan mengganggu perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak.

    13 Sulaiman Zuhdi, Larangan Mempekerjakan Anak, 2009 hlm 31

      e. Dapat merusak pertumbuhan fisik dan mental karena lelah, memikul beban yang berat, berada dilingkungan kerja yang tidak mendukung perkembangan fisik, psikis dan mentalnya.

      Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 235 tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekrjaan yang membahayakan Kesehatan Keselamatan atas moral anak mengklasifikasikan pekerjaan yang mengandung sifat dan keadan berbahaya tertentu, kepada anak yaitu: a. Pekerjaan kontruksi bangunan , jembatan , irigasi atau jalan

      b. Pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan pengelohan kayu seperti penebangan, pengangkutan dan bongkar muat .

      c. Pekerjaan mengangkat dan mengangkut secara manual bebas diatas 12kg untuk anak laki- laki dan diatas 10kg untuk anak perempuan.

      d. Pekerjaan dalam bangunan tempat kerja yang terkunci.

      e. Pekerjaan penangkapan ikan di lepas pantai atau di perairan laut dalam.

      f. Pekerjaan yang dilakukan di daerah terisolir dan terpencil.

      g. Pekerjaan dikapal yang dilakukan dalam pembuangan dan pengelohansamaph atau daur ulang barang-barang bekas.

      h. Pekerjaan yang dilakukan antara pukul 18.00-06.00. Sanksi terhadap pelanggaran Pasal 74 UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu :

      Pasal 183 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 , dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua).

      Tahun dan paling lama 5 (lima) Tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.00 (lima ratus juga rupiah).

      (2) Tidak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meurpakan tindak pidana kejahatan.

      Menurut UU No 23 tahun 2002 Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optial sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Adapun perlindungan anak merupakan perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyrakat.perlindungan anak harus dusahakan dalam berbagai keidupan bernegara dan bermasyarakat dengan jaminan hukum demi perlakuan adil terhadap anak.

    4. Pengertian Anak Dalam Lingkup Pekerja Anak

      a. Pengertian Anak secara Umum Secara umum dikatakan anak adalah seseorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang lelaki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oelh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetaap di katakan.

      Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana yang dikatakan oleh Soerjono Wignjodipoero yang dikutip oleh Tholib Setiadi, dinyatakan bahwa “kecuali dilihat oleh orang tuanya sebagai penerus generasi juga anak di pandang pula sebagai wadah dimana semua harapan orang tuanya kelak kemudian hari wajib ditumpuhkan, di pandang sebagai pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi secara fisik

      14 untuk mencari nafkah .

      Pengertian anak dalam aspek hukum, dalam hukum kita dapat pluarisme mengenai pengertian anak. Hal ini adalah sebagai akibat tiap- tiap peraturan perundang undangan yang mengatur secara terdiri mengenai peraturan anak itu sendiri.pengertian anak dalam kedudukan hukum meliputi pengertian anak dari pandangan sistem hukum atau disebut kedudukan dalam arti khusus sebagai objek hukum. Kedudukan anak dalam artian dimaksud meliputi pengelompokan kedalam subsistem sebagai berikut : a. Undang-undang No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak. Anak adalah orang yang dalam pekara anak Nakal telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin.

      b. Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang hak asasi Manusia dinyatakan bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentinganya.

      c. Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dinyatakan bahawaank adalah seseorang yang belum berusia 18tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

    14 TolibStiady, 2010, Intisari Hukum Adat Indonesia (Dalam Kajian Kepustakaan), Alfabeta ,

      Jakarta. hlm 173 d. Menurut UU No 13 Tahun 2003 anak adalah setip orang yang berumur dibawah18 Tahun. Hal ini berarti bahwa usiaanatra 15 tahun dan 18 tahun maish berstatus sebagai anak.

      e. Covention On The Rights of Child (1989) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui kepres NO 39 tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18tahun kebawah .

      f. UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai dengan 18tahun.

      Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 Tahun (0-8). Berbagai definisi tentang anak dapat diambil suatu kesimoulan yang menggambarkan apap atau siapa sebenarnya yang dimaksud dengan anak dan berbagai konsekuensi yang diperolehnya sebagai penyandang gelar anak tersebut.

      Menurut hilman Hadikusuma menarik batas antara belum dewasa dan sudah dewasa sebenarnya tidak pelru dipermasalahkan, hal ini dikarenakan pada kenyataanya walaupun orang belum dewasa namun setelah melakukan perbuatan hukum, misalnya nak yang belum dewasa telah melakukan jual beli, berdagang dan sebagainya walaupun ia belum kawin.

      b. Penegrtian pekerja anak Pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil.istilah pekerja anak dapat memiliki konotasipengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamananya, kesehatan, dan prospek

      15 masa depannya .

      Pekerja anak merupakan suatu istilah yang sering kali menimbulkan perdebatan, meskipun sama-sama digunaka untuk menggantikan istilah buruh anak. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasimenggunakan istilah anak-anak yang terpaksa bekerja. Biro pusat statistik menggunakan istilah anak yang aktif secara ekonomi .Definisi pekerja naka menurut IL / IPEC adalah anak yang bekerja pada semua jenis peekrjaan yang membahayakan atau menganggu fisik, mental, intelektual dan moral.

      Sebelum memahami mengenai pekerja anak, harus membedakan terlebih dahulu konsep antara pekerja anak dengan anak yang bekerja.

      Anak yang bekerja adalah anak yang melakukan pekerjaan karena membatuorangtua, latihan keterampilan dan belajar bertanggung jawab, misalnya membantu mengerjakan tugas rumah, membantu pekerjaan orang

      16 tua diladang dan lainlain .

      Anak melakukan pekerjaan yang ringan dapat dikatagorikan sebagai proses sosialisasi dan perkembangan anak menuju dunia kerja.

      Indikator anak membantu melakukan pekerjaan ringan: 15 a. Anak membantu orang tua untuk melakukan pekerjaan ringan.

      

    HilmaHadikusuma,2003, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, CV, Mandar Maju,

    16 Bandung.hlm 202.

      

    Warsini, dkk 2005 dalam Modul Penanganan Pekerja Anak, Departemen Teanag Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta.hlm 10. b. Ada unsur pendiidkan / peltihan.

      c. Anak tetap sekolah.

      d. Dilakukan pada saat senggang dengan waktu yang relatof pendek.

      e. Terjaga keselamatan dan kesehatannya.

      Lebih lanjut, menurut kelompok usia tersebut dikelompokan menjadi tiga yaitu: 5-12 tahun, 13-15tahun dan 16-17tahun. Penentuan batas terendah usia 15 tahun, dipilih batas terendah, usia 15 tahun dipilih berdasarkan kenyataan bhawa di Kabupaten Banjarnegara pekerja anak rata-rata usia 11-17 tahun. Pada kelompok termudah 5-12 tahun, bekerja sebenarnya tidak diperbolehkan, bahkan untuk pekerjaan ringan. Pada kelompok usia berikutnya 13-15 tahun, pekerjaan ringan dpat ditoleransi oleh Undang-undang. Sedangkan pada kelompok usia tertua 16-17 tahun, bekerja secara umum diperbolehkan secara hukum. Namun, mereka dilindungi oleh Undang-undang dari bentuk pekerjaan terburuk bahaya.

      Berdasarkan pasal 1 Keputusan mentri dalam negeri No 5 tahun 2001 tentang pennaggulangan pekerja anak, menyebutkan bahwa pekerja anka adalah anak yang melakukan sebagai jenis pekerjaan yang memiliki sifat atau intensitas yang dapat menganggu pendidikan, membahayakan keselamtan, kesehatan serta tumbuh kembangnya, dapat digolongkan sebagai pekerja anak. Disebut pekerja anak, apabila memenuhi indikator anatra lain: a. Anak bekerja setiap hari.

      b. Anak terekspolitasi. c. Anak bekerja pada waktu yang panjang.

      d. Waktu sekolah tertganggu / tidak sekolah.

      Tabel 2

      Anak yang bekerja Pekerja anak

      1

      2 bekerja membantu orang tua Bekerja setiap hari Trasnfer keahlian Tereksploitasi Bekerja dalam waktu yang Bekerja dalam waktu yang pendek panjang Masih tetap sekolah Terganggu waktu sekolahnya atau tidak sekolah Bekerja merupakan bagian dari Terganggu kesehatanya pendidikan

      Berdasarkan tabel diatas menggambarkan bwhwa terdapat perbedaan antara pengertian mengenai anak yang bekerja dengan pekerja anak, berdsarakan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa dikabupatenbanjarnegara lebih banyak pekerja anak yang pada dasarnya sudah melanggar Pasal 69 UU No 13 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa anak boleh beekrja asal tidak melanggar syarat-syarat yang sudah dituliskan dalam pasal tersebut, dengan demikian pemrintah daerah dalam hal ini Dinsoskertrans harus melakukan peranan perlindungan pekerja anak agar tujuan negara kesejahteraan dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat khususnya pekerja anak.

      Anak yang terjebak dalam ekspolitasiakan terperangkap dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak. Menurut KonvesiILO No 182 Pasal 3 (c) pekerja terburuk anak dalah pekerjaan yang sifatnya tau lingkungan tempat pekerjaannya dilakukan dapat membahayakankesehatan, keselamtan atau moral anak. Berdasarkan Kepres No 59 Tahun 2002 ada 13 bentuk pekerjaaan terburuk untuk anak : a. Mempekerjakan anak sebagai pelacur.

      b. Mempekerjakan anak dipertambangan.

      c. Mempekerjakan anak sebagai penyelam mutiara.

      d. Mempekerjakan anak di bidang kontruksi.

      e. Menugaskan anak di anjungan penangkapan ikan lepas pantai (yang di Indonesia disebut jernal).

      f. Mempekerjakan anak sebagai pemulung sampah.

      g. Melibatkan anak dalam pembuatan dan kegiatan menggunakan bahan peledak.

      h. Mempekerjakan anak dijalanan. i. Memperkerjakan anak sebagai pembantu rumah tangga. j. Mempekerjakan anak di industri rumah tangga ( cottage industries). k. Mempekerjakan anak di perkebunan. l. Mempekerjakan anak dalam kegiatan yang berkaitan dengan bahan bangunan dan pengangkutan kayu gelondoongan dan kayu olahan. m. Mempekerjakan anak dalam berbagai industri dan kegiatan yang menggunakan bahan kimia berbahya.

      Mempekerjakan pekerja anak pada dasarnya merupakan suatu hal yang melanggar hak asasi karena eksploitasi pekerja anak selalu berdampak buruk terhadap pekerbangan anak baik fisik, emosi dan sosial anak. Pada prinsipnya anak-anak memang dilarang untuk bekerja, Namun apabila dalam keadaan terpaksa karena ekonomi dan sosial dari anak tidak menguntungkan, anak boleh bekerja tetapi tidak boleh menyimpang dari ketentuan dalam UU yang di atur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena pada dasarnya negara Indonesia tetap ingin mewujudkan tujuan negara kesejahteraan dengan membebaskan warga negaranya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya teramsuk juga anak-anak yang memang dalam kondisinya tidak mampu, sehingga dalam hal ini pemerintah mengaturnya dalam Undang-undang No 13 Ketenagakerjaan agar tidak ada kesewenangan-wenangan yang dilakukan oleh para majikan/pengusaha terhadap pekerja khususnya para pekerja anak agar mereka tetap medapatkan haknya .

    c. Kerangka Pemikiran

      PANCASILA Negara hukum adalah Negara yang penyelenggaraan kekuasan pemerintahnya didasarkan atas hukum.Indonesia merupakan Negara hukum yang dimana kekuasaan pemerintahberdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalakan ketertiban hukum.

      Teori

      1. Indonesi adalah Negara hukum

      2. Asas Prinsip Ketenagakerjaan Asas Ketenagakerjaan yaitu pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan Pembangunan ketenagakerjaan diselenggaraan atas asas keterpaduan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah.

      3. Teori Negara Kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika Negara Indonesia mengambil peran dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya.

      Undang-undangan Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Keteanagakerjaan( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 39 , Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279 )

      Undang-undang Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Peruabhanaats Undang-undnag Nomor

      23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 297)

      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 Tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 138 Mengenai Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja ( TambahanLemabaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109)

      Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 Tahun 199 mengenai Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan bentuk- bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 30)

      Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak .