KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi Kasus di Indonesia 1995-2005)

  KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (Studi Kasus di Indonesia 1995-2005) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Disusun Oleh:

Robertus Harris Kurniawan

(001324072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  H ALAM AN PERSEM BAH AN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

  : Al l ah Tri Tunggal M aha Kudus.

  Yang senantiasa menemani dal am hidup ini, baik suka maupun duka.

  Kedua orang tuaku tercinta yang sel ama ini menjaga dan merawat aku sehingga aku menjadi seperti ini. Kakaku M bak Fransiska Dwi susanti Kakaku I G. Agus wijanarko dan Rossa

  Ponakanku yang ganteng Paskal is Juga semua orang yang ku dayangi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dan karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 14 Februari 2008 Penulis

  Robertus Haris.K

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Robertus Harris Kurniawan Nomor Mahasiswa : 001324072

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI

  INDONESIA TAHUN 1995-2005 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 14 Februari 2008 Yang menyatakan Robertus Harris. K

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "

  

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

KERJA DI INDONESIA TAHUN 1995-2005" ini dengan baik dan lancar.

  Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis kontribusi dektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun strategi dan kebijakan-kebijakan dimasa yang akan dating.

  Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang terhormat :

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah banyak memberikan bantuan berupa kemudahan administrasi bagi penulis.

  3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing dan memberi kemudahan kepada penulis hingga terselesainya penyusunan skripsi.

  4. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan- masukan dalam penyusunan skripsi.

  5. Bapak yang telah menyediakan waktunya untuk menguji

  Y.M.V. Mudayen., S.Pd skripsiku.

  6. Ibu Dra. Eli Sundari sebagai Kepala Seksi Diseminasi & layanan Statistik yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian di BPS.

  7. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, Bapak teguh Dalyono, Bapak J. Markiswo, Bapak Singo, Ibu Catur, Ibu Wigati sebagai dosen yang telah banyak membantu selama dibangku perkuliahan.

  8. Staf Sekertariat, mbak Titin, mbak Aris dan bapak Wawik yang telah banyak membantu dan melayani penulis selama duduk dibangku kuliah.

  9. Bapak Joko yang telah membantu mengoreksi abstract dalam penulisan skripsi.

  10. My Parents ( Bapak Yohanes Sarjono n Ibu. F Sri Ngatini ), terimakasih atas doa,

  11. Mas Ig. Agus Wijanarko sekeluarga juga Mba Fransika Dwi Susanti yang telah mendoakan, serta mendukung aku sehingga aku bisa menyelesaikan skripsiku ini.

  12. Buat keluarga besar Mbah Yoso, Pakde Wiyono, Bude Sul, Lek Mardi, Lek Tun, mba Puji sekeluarga, mas Partono sekeluarga juga keluarga besar Pakde Slamet.

  Terimakasih atas segala Bantuannya.

  13. Ulfa n keluarga besar Mbah Suprapto yang telah banyak membantu dalam penulisan.

  14. Teman-teman PE"00 yang udah lulus maupun yang belum, buat yang belum lulus semangat teman-teman jangan takut akan skripsi, juga adik-adik kelas yang selalu bareng dalam bimbingan.

  15. PT. Excelcomindo Pratama yang selama ini sebagai perusahaan tempat aku bekerja, yang banyak memberikan pemasukan juga pengalaman yang berarti.

  16. Teman-teman di Excelcomindo, terutama anak-anak APP. Kombor, Karyo, Rusu, Audy, Andre, Bram, dan yang lainya. Juga buat Hardin Thanks For everyting.

  17. Anak-anak Kost Prayan Wetan No. 115B terutama Andre yang telah menyediakan tempat untuk aku mengerjakan skripsi ini, juga senantiasa menemani dalam suka maupun duka.

  18. Staf perpustakaan Sanata Dharma yang trelah membantu selama proses perkuliahan juga sekripsi untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan

  20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis yakin laporan penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh kerena itu penulis sangat terbuka terhadap adanya kritik dan saran dari siapa saja demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

  Yogyakarta, 14 Februari 2008 Penulis

  Robertus Harris. K

  ABSTRAK

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

  

KERJA DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

Robertus Harris Kurniawan

001324072

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2008

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomidan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia tahun 1995-2005. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri di indonesia tahun 1995-2005.

  Penelitian ini termasuk jenis ex post facto dan case study. Objek penelitian ini adalah produk domestic bruto (PDB) dan jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Indonesia antara tahun 1995-2005.. Penelitian ini dilaksanakan di Indonesia, yang dilaksanakan mulai bulan November sampai dengan bulan Februari 2007/2008. Pengumpulan data dilakukan dengan cara arsipal, yaitu mengumpulkan data dari arsip Biro Pusat Statistik (BPS), dan sumber-sumber lain yang relevan. Analisis data menggunakan rumus pertumbuhan ekonomi, rumus persentase produk domestik bruto, rumus pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, rumus Penyerapan tenaga kerja, dan rumus elastisitas penyerapan tenaga kerja.

  Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :

  1. Kontribusi persentase produk domestik bruto di Indonesia tahun 1995 samapai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 28,36%, sedangkan kontribusi persentase produk domestik bruto di Indonesia tahun 1995 samapai dengan 2005 terendah terjadi pada tahun 1995 sebesar 23,88%.

  2. Kontribusi persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 13,31%. Sedangkan kontribusi persentase sektor industri di Indonesia tahun 1995 sampai dengan 2005 terkecil terjadi pada tahun 1998 sebesar 11,33%.

  3. Elastisitas penyerapan tenaga kerja menurut sektor industri di Indonesia pada taun 1995 sampai dengan 2005 tertinggi terjadi pada tahun 1996/1997 sebesar 0,984, sedangkan nilai elastisitas terendah terjadi pada tahun 2002/2003 sebesar -0,0001, rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri di

  

ABSTRACK

THE CONTRIBUTION OF INDUSTRIAL SECTOR TOWARD

ECONOMIC GROWTH AND IT’S IMPLICATION TOWARD

EMPLOYMENT ABSORPTION IN INDONESIA DURING 1995-2005

  

Robertus Harris Kurniawan

001324072

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  The aim this research is to analyze how munch the contribution of industrial sector toward economic growth and it’s implication toward employment absorption in Indonesia during 1995-2005. This research also aims to analyze the elasticity of employment absorption of industrial sector in Indonesia during 1995-2005

  The types of this research are an “Ex post Facto” and a “Case Study”. The objects of this study one is the gross national product (GNP) and the number of the working citizen based on the entrepreneurship employment in Indonesia during 1995-2005. This research conducted in Indonesia, started in November 2007 and finished in February 2008. The techniques of collecting the data were gathering the archives taken from the Bureau of Statistic Center, and other sources which were relevant to the objectives. The technique for data analysis were economic growth theory, theory of GNP percentage, employment absorption theory, and employment absorption elasticity theory.

  Based on the analysis, the conclusions are :

  1. The highest contribution of GNP percentage in Indonesia during 1995-2005 is in 2004, that is 28,36%; whereas the lowest contribution of GNP in Indonesia during 1995-2005 is in 1995, that is 23,88%.

  2. The highest contribution of employment absorption percentage of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is in 2001, that is 13,31%; the lowest contribution of employment absorption percentage of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is in 1995, that is 11,33%.

  3. The highest contribution of employment absorption of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is in 1996/1997, that is 0,984; where as the lowest elasticity is in 2002/2003, that is -0,0001, the average elasticity of employment absorption of industrial sector in Indonesia during 1995-2005 is 0,08779.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................. vi KATA PENGANTAR.................................................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................................... xi ABSTRACT................................................................................................................. xii DAFTAR ISI................................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL........................................................................................................ xvi DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan .................................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSATAKA............................................................................... 8

  a. Kesempatan Kerja ..................................................................................... 19

  b. Permintaan Tenaga Kerja.......................................................................... 20

  D. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................ 24

  E. Review Penelitian Terdahulu......................................................................... 26

  BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 27 A. Jenis Penelitian.............................................................................................. 27 B. Data & Sumber Data Penelitian..................................................................... 27 C. Metode Analisis Data .................................................................................... 28

  a. Analisis Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 27

  b. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ........................................................... 29

  c. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja......................................................... 29

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................... 31 A. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto............................................. 31

  a. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase PDB..... 33

  b. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Terhadap PDB di Indonesia ....... 35

  c. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Pertumbuhan Ekonomi PDB di Indonesia ............................................................................................... 38 B. Persentase Penyerapan Tenaga Kerja............................................................ 39

  a. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase Penyerapan Tenaga

  C. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan................ 48

  BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ........... 51 A. Kesimpulan.................................................................................................... 51 B. Saran.............................................................................................................. 52 C. Keterbatasan Peneletian................................................................................. 54 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 55 LAMPIRAN ................................................................................................................. 57

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Kontribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1995-2005..................................................................................................... 30

  Tabel 2. Pertumbuhan Ekonimi Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 1995-2005 .................................................................................................... 33

  Tabel 3. Persentase Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 1995-2005 ............ 37 Tabel 4. Penyerapan Tenaga kerja Indonesia tahun 1995- 2005 ..................... 41 Tabel 5. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Industri

  Pengolahan Indonesia Tahun 1995- 2005............................................. 45

DAFTAR GRAFIK

  Grafik 1. Kontribusi Sektor Industri pengolahan Ditinjau Dari Persentase PDB ......31 Grafik 2. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Kontribusi PDB ....................35 Grafik 3. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Persentase Penyarapan

  Tenaga Kerja ............................................................................................. 39 Grafik 4. Sektor Industri Pengolahan Ditinjau Dari Kontribusi Penyerapan

  Tenaga Kerja ............................................................................................ 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarat utama dalam pembangunan ekonomi adalah bahwa proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian dalam negeri. Kekuatan luar negeri seyogyanya membantu dan merangsang ekonomi nasional. Agar pertumbuhan ekonomi dapat berlanjut dan bersifat komulatif, maka

  kekuatan ekonomi harus berakar pada perekonomian dalam negeri (Budiman, 1990:1)

  Pembangunan yang diartikan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab dengan serangkaian proses perubahan dan pembenahan sistem yang ada, sehingga dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, merupakan program utama yang harus di laksanakan secara terencana dan sistematis oleh semua Negara-negara yang sedang berkembang.

  Pada awal pembangunan ekonomi di Indonesia perencanaan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan Negara yang sedang berkembang atau terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat seiring dengan laju menambah golongan tenaga kerja. Hal ini mengharuskan penciptaan lapangan kerja yang bersifat produktif di bidang kegiatan yang semakin luas. Sasaran pokok ialah untuk menanggulangi masalah pengangguran. Peningkatan produksi barang dan jasa tanpa di sertai penciptaan kesempatan kerja produktif cenderung untuk mempertajam ketimpangan dalam hal pembagian pendapatan dan kesenjangan antar golongan masyarakat. Bila terjadi pertumbuhan di sektor industri, akan terjadi pula pertumbuhan PDB. Upaya peningkatan industrialisasi berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional, Jika industri makin dikembangkan, semakin banyak pula kesempatan kerja yang tersedia

  Setelah PELITA ke-V (Lima) sebagai akhir dari pembangunan jangka panjang tahap I (Pertama), sasaran utama yang ingin dicapai adalah terciptanya landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Sasaran di bidang ekonomi berupa terciptanya keseimbangan antara sektor pertanian dan sektor industri diharapkan mampu menjadi landasan yang kokoh untuk pembangunan kedepan. Dengan demikian, pembangunan industri adalah merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang seimbang karena terlalu bercorak pada sektor pertanian diupayakan mengarah pada struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri. Di samping itu pembanguna n industri di tujukan

  Pengembangan industri yang terkonsentrasi di daerah perkotaan secara efektif akan menarik para pencari kerja dari daerah pedesaan untuk mencari kerja di perkotaan. Apabila hal tersebut terus- menerus terjadi, ketimpangan kondisi perekonomian antara penduduk di daerah perkotaan dan daerah pedesaan akan semakin besar. Akhirnya, hal tersebut akan semakin memberatkan penduduk di pedesaan akibat tidak adanya sumber perekonomian yang berkembang di daerahnya. Hal ini membawa kita pada suatu kenyataan bahwa proses transformasi dalam suatu perekonomian yang di dominasi oleh sektor industri sektor manufaktur, disamping proses pertumbuhan ekonomi dan proses peningkatan pendapatan kerja perkapita adalah bagian dari proses pembangunan ekonomi.

  Hal ini juga terlihat pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada pada periode 1961-1965, sektor pertanian tumbuh sebesar 1,4 persen sektor industri sebesar 2,2 persen, pada tahun 1966-1968, sektor pertanian mulai meningkat dengan besaran 4,4 persen, sektor industri meningkat 4,7 persen.

  Selama pelita I sampai dengan V pertumbuhan sektor pertanian lebih lambat 3,6 persen per tahun dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri, ekspansi di industri dasar seperti semen, besi baja dan pupuk menyebabkan sektor industri meningkat dengan pesat menjadi 8,6 persen, ini dikarenakan kebijakan ekonomi pada hampir semua komoditi industri menyebabkan sektor industri menyumbang 22,3 persen terhadap PDB. dilihat dari kontribusi (Share) nilai tambah (Value added) terhadap PDB, perubahan struktur ekonomi lainnya, seperti lapangan kerja, tututan angkatan kerja, struktur upah dan struktur ekspor.

  Dominasi sektor industri atas sektor pertanian pada awal 1990-an ini sebenarnya telah ditengarai dengan menurunnya pangsa sektor pertanian dan semakin meningkatnya pangsa sektor industi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

  Pembangunan industri memacu dan meningkatkan pembangunan sektor- sektor lainnya seperti sektor pertanian dan jasa. Pertumbuhan industri terutama industri pangan akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga- lembaga pemasaran atau periklanan, usaha jasa angkutan barang juga industri ruamah tangga yang nantinya diharapkan mampu mendukung laju pertumbuhan ekonomi.

  Peralihan dan pengalihan sebagian tenaga kerja ke sektor industri bukan merupakan persoalan yang sederhana. Peranan pendidikan, termasuk peningkatan keterampilan angkatan kerja, sangatlah menentukan dalam proses ini. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pendidikan dan pelatihan angkatan kerja merupakan pilihan strategis bagi peningkatan produktivitas, yang harus

  Seperti diungkapkan di atas. Industrialisasi yang akan menciptakan kesempatan kerja dan pembentukan kesempatan kerja yang produktif pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat.

  Akan tetapi beberapa tahun terakhir pembangunan Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan yang sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan, antara lain krisis moneter yang menyebapkan keterpurukan ekonomi bangsa Indonesia, ketidak mampuan pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, kerusuhan yang berbau sara yang terjadi dimana-mana, yang kesemuanya akan mengarah pada penciptaan suasana yang tidak kondunsif bagi dunia usaha dan investor.

  Meskipun demikian pertumbuhan ekonomi harus berjalan, oleh karena itu diperlukan adanya sektor yang menjadi leading sektor (sektor utama) dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan sekaligus mampu menciptakan struktur perekonomian yang lebih kokoh dan seimbang. Adalah suatu hal yang menarik untuk membahas masalah tersebut dalam skripsi dengan judul “KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

B. Rumusan Masalah

  Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkaan manusia untuk memecahkannya. Masalah ini harus dirasakan sebagai suatu rintangan yang mesti harus dilalui dengan mengatasinya apabila kita akan terus. Masalah menampakan diri sebagai suatu rintangan, oleh sebab itu pula dapat dikatakan bahwa masalah yang benar-benar dapat dipermasalahkan dengan menyelidikinya perlu memiliki unsur- unsur yang menggerakkan untuk membahasnya perlu nampak penting dan gunanya perlu realistis. Problem atau masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkan.

  Perumusan masalah dalam penelitian sangat berguna untuk menghindari kesalah pahaman. Dalam penelitian ini permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Seberapa besar kontribusi sektor industri terhadap PDB di Indonesia ? 2. seberapa besar penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia?

  3. Bagaimana elastisitas penyerapan tenaga kerja sektor industri di Indonesia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

  a. Tujuan penulisan Untuk mengetahui seberapa besar sektor dan sub sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia periode 1995-2005.

  b. Kegunaan penulisan

  1. Sebagai bahan referensi untuk melengkapi referensi- referensi yang telah ada sehingga bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

  2. sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah setempat dalam menyusun strategi dan kebijaksanaan ketenaga kerjaan di masa yang akan datang.

  3. Sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan selama masa studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Istilah pertumbuhan ekonomi sangat berarti di dalam dunia

  perekonomian, terlebih apabila menyangkut perekonomian Negara dunia ketiga, perhatian utama dari para pakar ekonomi tertuju pada percepatan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dimanifestasikan dalam pertumbuhan output nasional. Di dalam Negara yang sedang berkembang, pembangunan sering dinilai berdasarkan tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Baik buruknya kualitas kebijakan pemerintah di bidang ekonomi secara keseluruhan diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan output nasional yang dihasilkan (Todaro,1994:110).

  Selain pertumbuhan yang diperhatikan adapun pembangunan juga tidak lepas dari perhatian yang menjadikan komponen utama dalam perekonomian.

  Pembangunan jika diperhatikan bukan hanya mengenai fenomena ekonomi, tetapi pembangunan mampu membawa umat manusia melampaui aspek keuangan dan materi dalam kehidupan sehari- hari. Kebijakankebijakan yang diberlakukan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, biasanya selalu masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.

  Berdasarkan definisi di atas, maka pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat / unsur penting yaitu :

  • Suatu proses (Perubahan yang terjadi terus- menerus)
  • Usaha untuk menaikan tingkat pendapatan perkapita
  • Kenaikan pendapatan perkapita terus berlangsung dalam jangka panjang

  Jika peningkatan pembangunan itu lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka pendapatan riil akan bertambah. Sedangkan proses adalah bekerjanya kekuatan-kekuatan tertentu, dimana kekuatan- kekuatan ini bekerja selama periode yang panjang dan mewujudkan perubahan dalam variabel- variabel.

  Pengertian yang lain, “ pembangunan adalah suatu usaha memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan menambah skill agar satu sama lainnya membawa pendapatan perkapita yang lebih besar dan produktivitas perkapita lebih tinggi” (Djojohadikusumo, 1994:2) ekonomi dan perubahan jangka panjang, tetapi beberapa ahli ekonomi tertente telah menarik perbedaan yang lebih lazim antara istilah pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan yang palin sederhana dibuat oleh A. Maddison dalam kata-kata ini : “Di Negara-negara maju kenaikan dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi, sedang di Negara miskin dan baru berkembang ia disebut pembangunan atau perkembangan ekonomi” (Jhingan,1996:5).

  Prof. Meier mendefinisikan pembangunan ekonomi “Sebagai proses kenaikan pendpatan nyata perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.” Prof. Bran membenarkan “pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan output perkapita barang-barang material dalam suatu jangka waktu tertentu” (Jhingan, 1996:7).

  Demikian pula halnya dengan Dr. Budiono yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut : “Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses bukan suatu gambaran ekonomi suatu saat” (Budiono,2000:2).

  Dari definisi diatas, terlihat adanya aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output

  Aspek lain dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output perkapita dalam satu atau dua tahun yang diikuti kemudian dengan penurunan output perkapita, tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (10,20,30,tahun bahkan lebih lama lagi) mengalami kenaikan output perkapita.

  Untuk mengetahui pertumbuhan ekononomi nasional dapat dilihat melalui PDB (Produk Domestik Bruto) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu Negara tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS).

  PDB dibagi dua atas indikator penting untuk mengetahui ekono mi dapat diturunkan seperti :

  1. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. juga untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

  2. PDB atas dasar harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar, selain itu PDB untuk harga konstan dapat digunakan untuk

  Ada tiga macam pendekatan dalam pengukuran PDB (Produk Domestik Bruto) yaitu melalui pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

  Di dalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori tentang peretumbuhan namun teori tersebut adalah teori yang lengkap dan baku sifatnya. Hal ini disebabkan teori yang dibangun oleh para ahli ekonomi banyak dipengaruhi oleh keadaan pada waktu mereka masih hidup. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Tetapi ahli ekonomi klasik lebih memfokuskan perhatian pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 1981:275).

  Mengenai faktor yang menentukan pembangunan, Adam Smith berpendapat bahwa “perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi, penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan mempertinggi tingkat spesialisasi, selanjutnya spesialisasi yang terjadi akan meningkatkan kegiatan ekonomi” (Jhingan, 1996:102).

  Teori pertumbuhan Schumpeter menekankan tantang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teri di pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan silih berganti” (Jhingan,1996:158).

  Lain halnya dengan Keynes, dia tidak membangun suatu model pembangunan yang sistematis dalam “General Theory”nya. Pembuatan model ini deserahkan kepada para pengikutnya seperti Harrod Domar, Joan Robinson dan lainnya yang sepenuhnya memanfaatkan peralatan Keynes untuk membuat model- model pertumbuhan ekonomi. Hanya dalam karangan yang berjudul

  “Economic Posibilities for our Grand Children.” Keynes mengemukakan

  serentetan syarat pokok kemajuan ekonomi, yaitu 1)kemampuan kita mengendalikan produk; 2)kebulatan tekat menghindari perang dan perselisihan sipil; 3)kemauan untuk mempercayai ilmu pengetahuan, mempedomi hal- hal yang benar sesuai dengan ilmu pengetahuan; 4)tingkat akumulasi yang ditentukan oleh margin antara produksi dan konsumsi (Jhingan,1996:168).

  Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan sebuah proses yang berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi bukan saja berarti perubahan dalam struktur ekonomi suatu Negara yang mengakibatkan peranan kegiatan industri meningkat. Di samping itu, pembangunan menurut Rostow berarti pula sebuah proses yang menyebabkan antara lain : c) Perubahan dalam kegiatan penanaman modal masyarakat penanaman modal yang tidak produktif seperti rumah, emas, dan sebagainya menjadi penanaman modal yang produktif

  d) Perubahan cara masyarakat menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat, dari ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsanya menjadi ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan (Sukirno, 1981:45).

  Jadi Rostow mengartikan bahwa “pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan cirri-ciri penting dalam suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam keadaan politik, struktur sosial, nilai- nilai masyarakat dan struktur kegiatan ekonomi.”

B. Strategi Industrialisasi

  Pembangunan biasanya dimulai dengan meninjau kemajuan dalam tahun-tahun yang baru, terutama sejak rencana terakhir dicanangkan.

  Perubahan-perubahan dalam jumlah penduduk, autput nasional, investasi, tabungan konsumsi, pengeluaran pemerintah, perpajakan, neraca pembayaran dan keadaan masing- masing industri utama (Lewis, 1986:1)

  Berbicara tentang industri, telah banyak ahli dan lembaga memberikan

  1. Industri dalam arti sempit dimaksudkan sebgai kumpulan dari perusahaan- perusahaan sejenis.

  2. Industri dalam arti luas adalah kumpulan dari perusahaan pada umumnya.

  Dengan melihat batasan di atas, maka pada prinsipnya industri adalah suatu kesatuan usaha produktif yang menghasilkan barang-barang sejenis subsitusi melalui proses produksi sehingga menjadi barang jadi dengan sifat yang lebih baik dan bermanfaat bagi konsumen terakhir dimana kegiatan proses produksi ini berada pada lokasi tertentu atau wilayah tertentu.

  Selanjutnya, menurut surat keputusan mentri perindustrian No. 294/SK/1972 yang menyangkut tentang penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang dipakai di bidang industri, maka dapat diketahui pengolongan industri yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

  1. Menurut jenis :

  a. Industri berat meliputi pertambangan, transportasi, industri tenaga listrik dan sebagainya b. Industri ringan meliputi barang konsumen, antara lain industri makanan, tekstil dan lain- lain

  2. Menurut ukuran :

  a. Industri besar ialah industri yang menggunakan lebih dari 100 tenaga b. Industri sedang ialah industri yang menggunakan 10 - 99 tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau 10 - 49 orang tenaga kerja dengan mengunakan mesin

  c. Industri kecil adalah industri yang menggunakan kurang lebih 10 orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau menggunakan 5 orang tenaga kerja dengan menggunakan mesin. Penggolongan industri yang ditinjau dari segi penggunaan tenaga dianggap belum memenuhi syarat sehingga pemerintah menetapkan penggolongan industri dalam empat kategori yang terutama ditujukan untuk tujuan pemberian kredit. Pendekatan dan penggolongan ini ditinjau dari sudut kepemilikan modal oleh industri yang bersangkutan dalam hubungannya dengan kredit investasi. Adapun penggolongan industri berdasarkan modal yang dimiliki adalah sebagai berikut :

  1. Golongan industri dengan modal investasi kurang dari Rp 25 juta

  2. Golongan industri dengan modal investasi antara Rp 25 juta sampai dengan Rp 100 juta

  3. Golongan industri dengan modal investasi antara Rp 100 juta sampai dengan Rp 300 juta 4. golongan industri dengan modal investasi Rp 300 juta keatas untuk mengelompokan berbagai jenis industri. Berdasarkan klasifikasi menurut International Standard Industry of Classification (ISIC), maka setiap kelompok di berikan nomor klasifikasi dengan maksud agar dapat dihindarkan kemungkinan-kemungkinan dikelompokkannya satu jenis barang kedalam dua kelompok klasifikasi industri yang berbeda.

  Adapun penggolongan industri menurut International Standard Industry of Classification adalah sebagai berikut : 1. Kode 3.1 adalah industri makanan, minuman dan tembakau.

  2. Kode 3.2 adalah industri pakaian jadi dan kulit.

  3. Kode 3.3 adalah industri kayu, barang-barang dari kayu dan lat-alat rumah tangga.

  4. Kode 3.4 adalah industri kertas, barang-barang kertas percetakan dan penjilitan.

  5. Kode 3.5 adalah industri kimia, minyak tanah, batu bara, plastik dan karet

  6. Kode 3.6 adalah barang-barang galian bukan logam kecuali minyak tanah dan batu bara.

  7. Kode 3.7 adalah industri dasar hasil dari barang-barang logam.

  8. Kode 3.8 adalah indusri hasil dari barang-barang logam, mesin dan perkapalan serta perlengkapannya. pada sektor pertanian, maka diupayakan mengarah pada struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri.

  Disamping itu, pembangunan industri ditujukan untuk memperluas jaringan kerja, pemerataan kesempatan kerja, menghemat devisa dan menunjang pembangunan nasional, sedangkan industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).

  Perusahaan industri adalah sebuah unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu lokasi atau bangunan tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

  Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencari fisik saja manusia. Adanya pembangunan akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor lainnya, seperti sektor pertanian dan jasa.dengan meningkatkan industri pada suatu Negara, akan menjadikan suatu Negara tersebut akan maju dalam perekonomiannya. Suatu industri diharapkan dapat menyumbang pendapatan yang cukup besar, mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan meningkatkan kualitas pembangunan menuju kearah yang lebih baik dan maju

  Dalam suatu perindustrian, banyak pihak yang merasakan manfaat lebih bagi pengusaha, dimana dengan industri diharapkan menghasilkan keuntungan yang besar. Bagi karyawan atau pekerja suatu industri dapat memberikan penghasilan atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi pemerintah dapat menyumbangkan devisa yang besar sekaligus mengurangi pengangguran

C. Permintaan dan Kesempatan Kerja

a. Kesempatan Kerja

  Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang mmenawarkan jasa untuk proses produksi. Diantara mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian

  Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Dalam ekonomi neoklasik diasumsikan bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah.

  Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi Sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja di definisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun keatas, dan dibedakan sebagai angkatan kerja.

  Pendekatan angkatan kerja di bagi dalam tiga go longan yaitu orang yang : (a) Menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja (open

  

unemployed) dan berusaha mencari kerja; (b) Setengah menganggur (under-

employed) , yaitu mereka yang kurang dimaanfaatkan dalam bekerja (under-

  dilihat dari segi jam kerja, produktivitas dan pendapatan; dan (c)

  utilized)

  atau cukup dimanfaatkan. (Payaman, 1985:12)

  bekerja penuh

  Kemudian pengertian kesempatan kerja selanjutnya menyatakan bahwa ”kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan kerja atau kesempatan kerja untuk bekerja yang ada pada suatu kegiatan ekonomi (Produksi). Denagan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah di duduki kerja tertentu, melalui advertensi dan lain- lain, kemudian dinamakan lowongan” (Swasono, dkk, 1987:20).

b. Permintaan Tenaga Kerja

  Permintaan tenaga kerja adalah sejumlah orang yang diminta untuk melaksanakan suatu pekerjaan pada tingkat upah tertentu. Ada beberapa factor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja seperti tambahan hasil output dan marginal revenue.

  Teori permintaan tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah

  (yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kwantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan (dalam hal ini dibeli). Sedangkan dalam kurva permintaan tenaga kerja adalah menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka tertentu, dimana pengusaha disini memperkirakan tambahan output (hasil) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan karyawan, dapat dilihat dalam diagaram sebagai berikut :

  Upah

  VMPP L W

  1 W

  W

  2 D = MPP

  X P

  L

  A N B Penempatan Gambar : Fungsi permintaan Tenaga Kerja

  Dari gambar diagram diatas diketahui bahwa garis DD melukiskan besarnya nilai hasil marginal karyawan (Value Physical of LaborVMPP untuk

  L )

  setiap tingkat penempatan. Bila misalkan jumlah karyawan yang dipekerjakan sebanyak OA = 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan

  VMPP L -nya dan besarnya sama dengan : MPP L

  X P = W

  1 . nilai ini lebih besar

  dari pada tingkat upah yang sedang berlaku (W). oleh sebab itu pengusaha akan bertambah dengan menambah tenaga kerja yang baru. Pengusaha akan terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan orang hingga ON. Di titik N adalah pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPP L

  X P sama dengan upah yang dibayarkan kepada karyawan. Dengan kata lain pengusaha mencapai laba maksimum bila : Keterangan : MPP L : Marginal Physical of Labor = tambahan output (hasil) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan pertambahan satu orang karyawan. P : Harga jual barang yang akan diproduksi per unit. W : Upah dalam tingkat yang berlaku.

  Penambahan tenaga kerja lebih besar dari ON, misalkan OB akan mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah dalam tingkat yang berlaku (W). padahal nilai hasil marginal yang diperoleh hanya sebesar W

  2

  yang lebih kecil dari W. jadi pengusaha cenderung untuk menghindari jumlah karyawan lebih besar dari ON. Penambahan karyawan yang lebih besar dari ON, bisa dilakukan apabila pengusaha yang bersangkutan dapat membayar upah dibawah W atau pengusaha tersebut mampu menaikan harga barang. Setelah pengusaha sudah memperoleh sehubungan dengan penambahan satu orang karyawan maka, pengusaha melakukan dengan menghitung jumlah uang yang diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marginal tersebut. Dimana jumlah uang ini dinamakan penerimaan marginal atau marginal revenue yang merupakan jumlah uang yang akan diterima oleh perusahaan dengan tambahan hasil marginal dimana diketahui dengan :

  Keterangan : MR : Marginal Revenue,penerimaan marginal

  VMPP L : Value Marginal Physical Product of Labor, nilai pertambahan hasil marginal dari karyawan MPP : Marginal Physical of Labor.

  L P : Harga jual barang yang diproduksi per unit.

  Jadi besarnya permintaan perusahaan akan tenaga kerja pada dasarnya tergantung pada besarnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut.

D. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

  Elastisitas kesempatan kerja didefinisikan sebagai perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi. Elastisitas tersebut dapat dinyatakan untuk seluruh perekonomian atau untuk masing- masing sub sektor, (Simanjuntak, 1985;82).

  ?N / N e = ?Y / Y

  Keterangan : E = Elastisitas kesempatan kerja

  Y = Pendapatan nasional

  ?N Y .

  E =

  ?Y N

  Bila PDB bertambah dengan satu persen, kesempatan kerja yang diciptakan untuk itu naik juga satu persen, dan sebaliknya. Jika ?N/?Y adalah negatif. Oleh sebab itu elastisitas kesempatan kerja juga negatif.

E. Review Penelitian Terdahulu

  Sebelum penelitian ini sudah ada beberapa penulis yang melakukan penelitian yang sama yaitu R. Nursanto Hemawan, jurusan ekonomi pembangunan UPN. (2004). Peneliti tersebut menganalisis dampak pertumbuhan sektor ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dikabupaten Bantul periode 1998-2002. metode yang digunakan adalah dengan analisis shift- share. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui. Bantul mempunyai keunggulan dalam pengembangan sektor industri. Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang potensial untuk dapat lebih dikembangkan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor ekonomi berdampak positif pada jumlah penyerapan tenaga kerja.