TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
VOLTAGE-CONTROLLED OSCILLATOR DENGAN SINYAL
KELUARAN BERUPA GELOMBANG SINUS
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh:
ARI DWIANTO
NIM : 995114077
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
SINE WAVE OUTPUT
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fullfilment of the Requirements
for the Degree of Sarjana Teknik
of Electrical Engineering Study Programme
By
ARI DWIANTO
995114077
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMME
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
Untuk Bapak dan ibu yang tercinta
Untuk mas Iwan dan Erna, serta Mutiara dan Berlian
Untuk teman-temanku semua
Dan untuk ...........
“
masih ada waktu satu detik untuk mengubah keadaan”
“I don’t w anna be a pr oduct of my envir onment.I w ant my envir onment to be the pr oduct of me” - The Depar ted - “Seor ang laki-laki har us memilih jalannya sendir i. Tak ada yang member ikannya padamu. Kau har us memilih sendir i” - The Depar ted -
INTI SARI
Kunci dari sebuah voltage–controlled oscillator adalah kelinieran frekuensi
dengan mengubah masukan tegangan kontrol. Alat ini pada dasarnya mengubah tegangan
menjadi frekuensi, yaitu mengubah-ubah tegangan yang sudah tertentu sebagai tegangan
kontrol untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, dengan karakteristik kenaikan
frekuensi terhadap tegangan pengontrolnya, linier.Pengimplementasian di dalam sistem rangkaiannya, alat ini mengubah bentuk
gelombang segitiga menjadi gelombang sinus, dengan memanfaatkan karakteristik tangen
hiperbolik (tanh) dari rangkaian pengali analog.Alat ini bekerja pada jangkauan frekuensi 200Hz sampai 20KHz dengan amplitudo tetap, dan baik digunakan pada tegangan antara 2V sampai 10V. Kata Kunci : voltage-controlled oscillator, gelombang sinus.
ABSTRACT
The key of a voltage controlled-oscillator is the linearity of frequency byadjusting the input of control voltage. Basically, this equipment functions as a voltage to
frequency converter. It means that by changing certain voltage as a control voltage to
gain the frequency wanted, it results in a linearity of the increased frequency.For the implementation in the circuit system, this equipment alters triangle wave
to be sine wave by utilizing the characteristics of tangent hyperbolic (tanh) of analog
multiplier.This voltage-controlled oscillator works in the frequency between 200Hz to
20KHz with static amplitude, and is best used in the control voltage that is between 2V to
10V. Keywords : voltage-controlled oscillator, sine wave.KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan-Nya melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga perancangan dan penyusunan Tugas Akhir ini, dapat
diselesaikan dengan baik.Tugas Akhir ini disususun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, banyak sekali dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhr
ini.Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Martanto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan mendampingi tanpa kenal lelah. Juga atas musik dan lagu yang menyertai selama bekerja di laboratorium.
2. Bapak Slamet Budi Raharjo dan Ibu Empuni atas kasih sayang dan doa- doanya, juga yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan kuliah.
3. Dian “mbendol” yang mau meluangkan waktu dan tenaga, serta memberikan saran dan semangat.
4. Wahmuji yang selalu menemani saya, terimakasih untuk segala bantuannya yang tiada tara.
5. Teman-teman sastra : Teguh, Sunu, Galang, Jody, Dion, Sugeng dan Jogja Cepep Community atas bantuan dan kasih sayang yang juga tiada tara, maaf kalau saya merepotkan.
6. Mas Mardi dan Mas Suryo yang sangat membantu saya saat bekerja di laboratorium.
7. Segenap dosen Teknik Elektro atas bimbingan selama saya kuliah.
8. Segenap karyawan, Sekretariat Teknik atas bantuan yang diberikan.
9. Teman-teman angkatan 99 : Dagul, Oskar, Tutus, Roni, Yuyun, Winda.
Selamat berjuang Bung! 10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang membangun penulis terima dengan senang hati. Semoga
tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………...i
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………………..iii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………….v
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………………...vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………………...vii
INTISARI ………………………………………………………………………………viii
ABSTRACT ……………………………………………………………………………..ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………...xiv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….........................xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………...xvi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………...1
1.1. Judul ………………………………………………………………………….1
1.2. Latar Belakang ……………………………………………………………….1
1.3. Rumusan Masalah ……………………………………………………………2
1.4. Batasan Masalah ……………………………………………………………..2
1.5. Tujuan ………………………………………………………………………..2
1.6. Manfaat ………………………………………………………………………3
BAB II DASAR TEORI ………………………………………………………………….4
2.1. Voltage-Controlled Oscillator ……………………………………………….4
2.2. Penguat Pembalik …………………………………………….........................5
2.3. Integrator ……………………………………………………..........................6
2.4. Pembanding …………………………………………………………………..7
2.5. Buffer ………………………………………………………………………....9
2.6. Analog Multiplier …………………………………………………………….9
2.7. Penguat Beda ………………………………………….................................11
2.8. Distorsi ……………………………………………………………………...12
BAB III PERANCANGAN ……………………………………………………………..14
3.1. Penguat Pembalik …………………………………………….......................16
3.2. Integrator ……………………………………………………………………17
3.3. Pembanding …………………………………………………………………18
3.4. Buffer ………………………………………………………………………..20
3.5. Pembagi Tegangan ………………………………………………………….21
3.6. Analog Multiplier …………………………………………………………...23
3.7. Penguat Beda ……………………………………………………………….19
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………...25
4.1. Bentuk Gelombang dan Frekuensi ………………………………………….25
4.2. Frekuensi Terhadap Tegangan Pengontrol …………………………………27
4.3. Distorsi Pada Gelombang Sinus …………………………………………….29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………...33
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………33
5.2. Saran ………………………………………………………………………..34
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rangkaian VCO…………………………………………………………….5Gambar 2.2 Penguat Pembalik …………………………………………………………..6Gambar 2.3 Integrator …………………………………………………………………...7Gambar 2.4 Pembanding ………………………………………………………………...8Gambar 2.5 Buffer ………………………………………………………………………9Gambar 2.6 Analog Multiplier …………………………………………………………10Gambar 2.7 Penguat Beda ……………………………………………………………...11Gambar 3.1 Diagram Blok VCO dengan sinyal keluaran berupa gelombang sinus …...14Gambar 3.2 Spesifikasi karakteristik frekuensi terhadap tegangan pengontrol ………..16Gambar 3.3 Penguat Pembalik …………………………………………………………17Gambar 3.4 Integrator dengan dioda brigde …………………………………………...17Gambar 3.5 Pembanding ……………………………………………………………….19Gambar 3.6 Buffer ……………………………………………………………………..20Gambar 3.7 Pembagi Tegangan ………………………………………………………..20Gambar 3.8 Analog Multiplier …………………………………………………………22Gambar 3.9 Penguat Beda ……………………………………………………………...23Gambar 4.1 Hasil pengamatan bentuk gelombang …………………………………….26Gambar 4.2 Grafik Karakteristik ………………………………………………………28Gambar 4.3 Spektrum Gelombang Sinus dari AFG …………………………………...30Gambar 4.4 Spektrum Gelombang sinus dari alat ……………………………………..30
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Frekuensi Terhadap Tegangan Pengontrol ………………………………..27
Tabel 2. Spektrum Gelombang Sinus ……………………………………………….29
Tabel 3. Hasil Perhitungan Distorsi ………………………………………………...32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Rangkaian VCO dengan Sinyal Keluaran Berupa Gelombang Sinus
Lampiran 2 Datasheet switching diode Lampiran 3 Datasheet dioda zener Lampiran 4 Datasheet transistor Lampiran 5 Datasheet LF356BAB I PENDAHULUAN
1.1. Judul Voltage – Controlled Oscilator dengan Gelombang Keluaran Berupa Gelombang Sinus.
1.2. Latar Belakang Dalam bidang elektronika, ada bermacam- macam aplikasi suatu rangkaian
elektronika untuk membangkitkan suatu gelombang, yang sering disebut sebagai
pembangkit gelombang atau osilator. Sebuah osilator akan secara kontinyu
menghasilkan sebuah sinyal listrik yang nilainya bervariasi terhadap waktu secara
beulang-ulang. Karakteristik penting yang dimiliki sebuah osilator adalah bentuk
gelombang, amplitudo, serta frekuensi dari sinyal yang dibangkitkan.Osilator dibutuhkan terutama di dalam pemodulasian sinyal. Pemodulasian
sinyal bisa dilakukan dengan salah satunya membuat voltage-controlled
oscillator(VCO) atau voltage to frequency converter. Kuncinya ada pada linearitas
frekuensi dengan mengubah masukan tegangan kontrol. Sinyal keluaran bisa berupa
gelombang segitiga, kotak dan sinus.Gelombang sinus dapat dibangkitkan dari bentuk-bentuk gelombang dasar
yang dihasilkan suatu generator fungsi, yaitu segitiga dan kotak. Maka dapat dibuat
sebuah VCO dengan pendekatan yang sederhana yaitu mengontrol frekuensi
gelombang kotak untuk menentukan dasar keluaran gelombang sinus.1.3. Rumusan Masalah
Sistem yang dirancang akan membangkitkan gelombang sinus dengan besar
nilai frekuensi dapat diperoleh dengan mengubah nilai tegangan tertentu, dengan
jangkauan frekuensinya besar, dan kenaikan yang linear.1.4. Batasan Masalah
Alat yang akan dibuat ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut:
1.bekerja pada amplitudo yang tetap. 2.jangkauan frekuensinya dari 200 Hz sampai dengan 20 KHz.3.Tegangan pengontrolnya dari tegangan 0 V sampai dengan 10V, dengan spesifikasi frekuensi 200 Hz dicapai pada saat tegangan pengontrolnya sebesar 0,1 V.
4. Gelombang keluaran berupa gelombang sinus.
1.4. Tujuan
Tujuan akhir dari penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Merancang dan membuat Voltage Controlled Oscillator dengan gelombang keluaran berupa gelombang sinus, yang menghasilkan frekuensi dengan mengubah-ubah nilai tegangannya. Kenaikan frekuensi terhadap tegangannya, linear.
2. Membangkitkan gelombang sinus dari gelombang segitiga dengan distorsi kecil.
1.6. Manfaat
1. Alat ini dapat diterapkan di dalam laboratorium untuk mengetahui frekuensi yang bekerja pada suatu rangkaian.
2.Hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan spesifikasi yang lain atau penerapan yang lain.
BAB II DASAR TEORI
2.1. Voltage-Controlled Oscillator
Sebuah voltage-controlled oscillator(VCO) mempunyai keluaran sinusoidal
dengan frekuensi yang proposional dengan tegangan kontrol DC. Amplitudonya bisa
jadi variabel ataupun tidak variabel. Gelombang sinus bisa dimungkinkan sama sekali
tidak terdistorsi namun juga sangat mungkin dapat menimbulkan distorsi tinggi.
Kuncinya ada pada linearitas frekuensi dengan mengubah masukan tegangan kontrol
dan deviasi frekuensi dengan jangkauan yang dinamis.Pendekatan sederhana untuk merancang sebuah VCO yaitu dengan
mengontrol frekuensi gelombang kotak, kemudian menyaring gelombang kotak untuk
memperoleh keluaran gelombang sinus dasar. Jika rangkaian voltage-to-frequency
digabungkan dengan beberapa rangkaian filter, sebuah VCO bisa dihasilkan.Hampir semua rangkaian VCO konvensional beroperasi pada dua prinsip,
yaitu pertama tegangan masukan DC membangkitkan gelombang kotak dan
mengontrol frekuensinya. Kedua, pembangkit gelombang sinus dibentuk, kemudian
osilasi frekuensinya dapat bervariasi dengan memvariasikan gain loop osilator.Pendekatan untuk merancang VCO yang lain adalah membangkitkan
gelombang segitiga yang mungkin terkontrol dalam frekuensi. Gelombang segitiga
kemudian terhubung dalam satu jaringan yang sedang terbentuk, yang menunjukkan
penguatan sinus. Gambar 2.1 merupakan salah satu jenis dari rangkaian VCO dengan
frekuensi osilasinya dirumuskan, sebagai berikut: e 1 f Hz (2.1)=
40 C R
1 1
e 1 MULTIPLIER X2 R1 C1 VE X1 D1 D2 VE -15V D3 R7 VE R5 VC SEGITIGA D4 R2 R3 VC KOTAK
VC X4 R6 +15V
OFFSET
R9 R11 VE X5 +15V e 2 R8 AMPLITUDO -15V R10 VC OUTPUT SINUSGambar 2.1 Rangkaian VCOKarakteristik frekuensi terhadap tegangan pengontrolnya berupa garis linear
yaitu semakin besar tegangan, semakin besar pula frekuensinya. Dari karakteristik ini
dapat diperoleh sebuah konstanta, yaitu- f gradien v konstanta (2.2) o = × i
f ∆ o dengan gradien
(2.3) = v
∆ i
2.2 Penguat Pembalik
Rangkaian penguat pembalik menggunakan rangkaian pada gambar 2.2 seperti berikut ini:
R2
VE V i
X1 R1 Vo
VC
Gambar 2.2 Penguat Pembalikdengan R adalah resistor masukan dan R adalah resistor umpan-balik 1 2 Persamaan yang berkaitan dengan rangkaian tersebut: R 2
(2.4)
V o = − i
V R 1 Konsekuensinya, penguatan tegangan dapat dituliskan sebagai berikut
V R o 2 Penguatan A (2.5)
= − = −
V R i 1
2.3 Integrator
Dengan mengubah resistor umpan balik dari rangkaian penguat pembalik
dengan sebuah kapasitor maka terbentuklah sebuah integrator op-amp, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.3.C1 V i 3 + - R1 2 7
4 1 5 6 V o
Gambar 2.3 IntegratorSinyal masukan dintegralkan dan sekaligus menyatakan “luasan di bawah kurva”, penguatan tegangannya:
1 (2.6)
A ( ) V dt = − i
∫ R C 1 1 v
V (2.7) i
= − init + A ( ) t
2 R C
1 1
1 bentuk harus sesuai dengan masukan frekuensi minimum yang diharapkan
R C 1 1
1 (2.8)
R C 1 1 = 2 f
π min Karena integrator ini juga bereaksi terhadap sembarang tegangan offset
resultan keluaran (berkaitan dengan offset arus bias op-amp), sebuah resistor sering
diletakkan antara masukan non-inversi dengan ground untuk meminimalkan offset ini.
2.4 Pembanding
Gambar2.4 menunjukkan pembanding dengan dioda. Pemasangan komponen
dioda pada rangkaian pembanding ini dimaksudkan untuk batas-batas keluaran di
mana variasi tegangan keluaran terhadap arus yang mengalir ke titik penjumlahan op-
amp mendekati kurva logaritmik. D1 V 1 R1 D2 VE X1 VE R2 V 2 VC VCX2 D3 V o D4
Gambar 2.4 PembandingRangkaian ini akan menghasilkan histerisis yang bersifat variable yang dapat
digunakan untuk mempercepat transisi keluaran untuk sinyal-sinyal yang bervariasi
secara lambat.Kondisi keluaran rangkaian bergantung pada arah arus yang mengalir menuju
titik penjumlahan penguat. Dengan demikian rangkaian ini dapat digunakan untuk
membandingkan jumlah dari beberapa tegangan terhadap sebuah btegangan referensi
hanya dengan menambahkan komponen resistor yang bersesuaian pada titik
penjumlahan penguat.Transisi keluaran pada rangkaian pembanding ini terjadi saat v v
− 1 2
- (2.9)
= R R 1 2
untuk pemotongan keluaran komparator dipasang dioda zener secara back to back,
akan menetapkan amplitudo gelombang persegi.2.5 Buffer Rangkaian buffer digambarkan seperti gambar 2.5. Buffer memiliki fungsi
yang sama seperti pengikut emitter atau pengikut katoda. Fungsi utama adalah
sebagai penyangga atau mengisolasi beban dari sumber. Ciri-cirinya adalah:a. memiliki impedansi masukan yang sangat tinggi; (lebih dari 100 Kohm)
b. memiliki impedansi keluaran yang sangat rendah (kurang dari 75 ohm)
Jika dibandingkan dengan rangkaian penguat non- inversi maka buffer adalah sama,
dengan R dan R , sehingga penguat tegangan selalu =1. Sinyal keluaran identik
i = ∞ f= dengan sinyal masukan. v i 3 + 7
1
6 U1 4- - 5 LM741 2 v oGambar 2.5 Buffer
- =
- − = − =
- − = =
- (2.18) 2<
- = − =
+ −
- 2 1 2 2
=
- =
- =
- 4 × Komponen fundamental biasanya lebih besar dari komponen harmonisa.
- v i 1nF C1 R3 D2 D1
- v i
2.6 Analog Multiplier Ada dua macam analog multiplier yaitu multiplier dua quadran dan multiplier
empat quadran. Bentuk rangkaian yang lebih sederhana dari kedua multiplier itu
adalah multiplier dua quadran.Vcc Rc1 Rc2 vc1 vc2 Q1 Q2 v d R
Q3 Q4
VeeGamba r 2.6 Analog Multiplier
Gambar 2.6 menunjukkan rangkaian dasar multiplier dua quadran, yaitu sebuah emitter-coupled pair terbias arusI dan sumber arus common-mode o bb V . Satu
input adalah sinyal diferensial, , dikenakan pada basis Q dan Q dan sinyal input
v d 1 2 yang lain, v , masuk melalui sumber arus. c v d(2.10) i i c 1 − c 2 = o I tanh( )
2 V T dengan i i adalah keluaran dari current-mirror, c c 1 − 2 v ( V )
V x EE BE − − − (2.11)
I o = R v ( x − − EE − BE d V ) V v sehingga persamaan menjadi i i tanh( ) (2.12) c c 1 − 2 =
R
2 V T Untuk menentukan besarnya penguatan penguat beda, di mana v dan v c 1 c 2 menjadi masukan penguat beda, maka bisa dilihat persamaan berikut ini,yaitu ( ) ( ) (2.13) v v c 2 − c 1 = CC − c
V I R 2 c − CC − c
V
I R 1 c v v (I I ) R c 2 c − = − 1 c 1 c 2 c v d di mana
I c 1 − c
I 2 = o I tanh( )
2 V T sehingga, v d v v
I tanh( ) R c 2 c − = 1 o c
2 V T v d
(2.14) v v c 2 − c 1 = o c
I R tanh( )
2 V T
2.7 Penguat Beda
Rangkaian penguat beda digambarkan seperti gambar 2.7 sebagai berikut
V1 R1 R2
VE
X1 V o
V2 VC R1
R2
Gambar 2.7 Penguat Beda2
1 12
1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 )Disatorsi bisa terjadi karena karakteistik komponen tidak linier, yang
menyebabkan terjadi ketidaklinier atau distorsi amplitudo. Ini bisa terjadi pada
− = + − = (2.20)
R R R v o
R R v R
(2.19) Sehingga tegangan outputnya; ) (
1
2 1 2 2 1 2 2 1 v vR R R R =
R v R R R R R R v R R R
) ( v R
R R v R R R
R R v R R R R R v R R R
) ( ) ( ) ( v R R R
2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2
R v v v R i o
R R v
R
R
v R R(2.17) Kemudian menjumlah tegangan output terminal: 2 2 1 1 2 2
1
2
2 2 1 2 ) ( 2 v R R RR i v R i
R R v R R
) ( 2 v R R R
(2.16) Ketika besarnya 2 i didapat, tegangan yang melewati 2 R dapat dihitung: 2
2
1 1 2 2 1 2 2 2=
R R v R v v i
) ( i v R R R
(2.15) Dari persamaan di atas bisa menentukan besarnya arus 1 i yang harus sama dengan 2 i : 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
v v R R R v 2 2 1 1
− + =
2.8 Distorsi
operasi semua kelas penguat. Distorsi bisa juga terjadi karena elemen rangkaian dan
perbedaan respon komponen terhadap sinyal input pada frekuensi yang bervariasi.Satu teknik untuk menjelaskan penyimpangan (distorsi), kecuali bentuk
gelombang periode menggunakan analisis Fourier, satu metode yang menjelaskan
beberapa bentuk gelombang periodik dalam hubungannya dengan komponen
frekuensi fundamental dan komponen frekuensi pada perkalian integer – komponen-
komponen ini disebut harmonisa. Misalnya, sebuah sinyal murni menghasilkan 1KHz,
komponen frekuensi pada 1KHz dan komponen harmonisanya pada 2KHz (2 x
1KHz), 3KHz (3 x 1KHz), dan seterusnya.Frekuensi murni dari 1KHz disebut
frekuensi fundamental, pada perkalian integer disebut harmonisa. Komponen
frekuensi 2KHz disebut harmonisa kedua, frekuensi 3KHz disebut harmonisa ketiga,
dan seterusnya.Suatu sinyal dianggap mempunyai distorsi harmonisa ketika ada komponen
frekuensi harmonisa ( bukan hanya komponen frekuensi fundamental ). Jika frekuensi
fundamental mempunyai amplitudo, A , dan frekuensi ke-n memunyai amplitude,
1 A , distorsi harminisa bisa ditentukan: nA n
% harmonisa k-n = % D 100 % (2.21)
n = ×A 1 distorsi harmonisa totalnya 2 2 2
%THD = D D D ... 100 % (2.22)
2 3BAB III PERANCANGAN Alat yang akan dibuat ini, akan membangkitkan gelombang sinus dengan
mengubah gelombang segitiga. Rangkaiannya terdiri dari penguat pembalik,
integrator , pembanding, buffer, pembagi tegangan, analog multiplier, dan penguat
beda.Diagram blok VCO dengan sinyal keluaran berupa gelombang sinus dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut: DIODA
INTEGRATOR PEMBANDING BRIDGE ANALOG PENGUAT
BUFFER
Vin MULTIPLIER PEMBALIK PEMBAGI PENGUAT BEDA TEGANGAN OUTPUT
Gambar 3.1 Diagram blok VCO dengan sinyal keluaran berupa gelombang sinusTegangan positif dan masukan negatif dari penguat pembalik diberikan pada
dioda bridge, dan masukan dari pembanding akan menentukan arah arus integrasi
yang akan melewati rangkaian integrator. Besarnya tegangan yang dihasilkan
integrator bergantung pada besar tegangan yang diberikan pembanding.Keluaran dari rangkaian integrator akan berupa gelombang segitiga, dan
gelombang ini yang akan diubah menjadi gelombang sinus dengan rangkaian analog
multiplier , namun dilewatkan dahulu ke buffer dan pembagi tegangan. Keluaran dari
analog multiplier akan dikuatkan dengan penguat beda.Untuk membangkitkan gelombang sinus, amplitudo gelombang segitiga yang
dihasilkan, akan diperkecil untuk tegangan bias, dan dengan memanfaatkan
karakteristik tangen hiperbolik (tanh) maka akan terbentuk gelombang sinus.Spesifikasi karakteristik frekuensi terhadap tegangan pengontrol dapat dilihat
pada gambar 3.2. Spesifikasinya yaitu tegangan pengontrol dari 0 hingga 10 V,
jangkauan frekuensinya dari 200 Hz sampai dengan 20 KHz, di mana frekuensi 200
Hz dicapai pada saat tegangan pengontrol sama dengan 0,1V, maka dapat ditentukan
konstantanya dengan menggunakan pesama an (2.2) dan (2.3), yaitu f gradien v konstanta o i = × + f∆ o dengan gradien
= v
∆ i 20000 200
− gradien
= 10 ,
1 − gradien = 2000
Sehingga konstanta f gradien v = − × o i konstanta
= 20000 − ( 2000 × 10 ) konstanta
=
(Hz) (Volt)
Gambar 3.2 Spesifikasi karakteristik frekuensi terhadap tegangan pengontrol3.1 Penguat Pembalik
Penguat pembalik di sini berfungsi untuk penguatan tegangan pengendali, A
dengan besar penguatan, = -1, sehingga tegangan keluarannya menjadi v v .
o = − iDengan rumus 2.5, R dan R dapat dihitung : 1 2 R 1 A = −
R 2 R 1 = -1
− R 2 Sehingga,
R R R 1 = 2 = Dipilih R=10 K Ω
R2
VE V i
X1 R1 Vo
VC
Gambar 3.3 Penguat Pembalik3.2 Integrator
Setelah tegangan masukan diubah polaritasnya, tegangan keluaran dari
penguat pembalik menjadi tegangan masukan rangkaian integrator untuk
menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang segitiga. Akan tetapi sebelum
memasuki rangkaian integrator, sinyal keluaran tersebut dimodulasi terlebih dahulu
bersama gelombang kotak dengan menggunakan dioda brigde, seperti ditunjukkan
pada gambar 3.4.VE v kotak
X1 D3 D4 R3 v o
VC R3
1
3 2 ) 2 ( C RV v f p i
10 20 ) 10 2 (
Pembanding dalam rangkaian ini terdiri dari dua opamp, yaitu pembanding
dengan dua dioda pembatas tegangan yang dipasang berlawanan secara paralel, dan
pembanding menggunakan dua dioda zener untuk menginversi tegangan, seperti
gambar 3.5.12 K Ω diseri dengan 560 Ω
Jadi dipilih besarnya = 3 R
R K Ω
12 3 =
5 ,
⋅ ⋅ ⋅ = R
10 −
2
10
∆ =
∆ = 9 3 3
V v R p i
2 fC
1 3 ) 2 (
∆ =
V v f p i
Sehingga, 1 3 2 ) 2 ( C R
Pada rangkaian ini dipilih besarnya tegangan zener sama dengan 10 Volt. Besarnya
nilai 3 R dapat ditentukan dengan menentukan nilai 1 C sebesar 1nF.