BAB 5 PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN - DOCRPIJM aa0b209011 BAB VBAB 5 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 1

BAB 5
PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN

5.1

Petunjuk Umum
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian

dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di
perkotaan maupun di perkampungan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Visi
penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni
dan berjati diri, sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan
bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan
masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang
antara lain :
1.

Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
-

Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung
termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

-

Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat
perhatian

-

Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya
kualitas pelayanan publik dan perijinan


2.

Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan
-

Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman

tradisional dan bangunan gedung

bersejarah, padahal punya potensi wisata.
-

Terjadinya

degradasi

kawasan

strategis,


padahal

punya

potensi

ekonomi

untuk

mendorong pertumbuhan kota.
-

Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain- lain kurang
diperhatikan hampir di semua kota, terutama kota Metro dan Besar.

3.

Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
-


Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan
Pemerintah

No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

UUBG, bahwa semua

RPIJM
-

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 2


Komitmen terhadap kesepakatan intemasional SDGs dan Nawacita bahwa Keberlanjutan
agenda pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparan, keadilan gender, serta
pemenuhan akses terhadap air dan sanitasi sebagai isu yang senantiasa strategis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain:
1.

Peran dan fungsi Kabupaten/Kota,

2.

Rencana

pembangunan Kabupaten/Kota (lihat Buku Panduan 2 : Rencana Pembangunan

Kabupaten/Kota,
3.

Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur

dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

4.

Pembangunan

dilakukan

dengan

pendekatan

pembangunan

berkelanjutan

dan

berwawasan lingkungan,
5.


Dalam penyusunan RPUM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan
Kota,

6.

Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,

7.

Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan pada setiap tahapan
penyelenggaraan

pengembangan,

perencanaan, baik dalam

sekurang-kurangnya

penyusunan rencana


dilaksanakan

pada tahap

induk maupun dalam perencanaan

teknik,
8.

Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,

9.

Tingkat kelayakan pelayanan,

efektivitas

dan efisiensi penataan bangunan dan


lingkungan pada kota bersangkutan,
10.

Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga
sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

11.

Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta,

12.

Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

13.

Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal
pemulihan biaya investasi,

14.


Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu
dilakukan identifikasi lebih lanjut,

15.

Safeguard sosial dan lingkungan,

16.

Perhitungan

dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis

disertakan dalam bentuk lampiran.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor
36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur


RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 3

Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa
penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota dan

hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belam menindak
lanjutinya sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat dari:
1.

Masih banyaknya Kabupaten/Kota yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang
dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama Kabupaten/Kota hasil pemekaran masih belum
memiliki Perda Bangunan Gedung;

2.

Masih banyak Kabupaten/Kota; terutama Kabupaten/Kota hasil pemekaran yang belum memiliki
atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam
pembinaan penataan bangunan dan lingkungan;

3.

Masih

banyak

Kabupaten/Kota

yang

belum

memulai

pelaksanaan

pendataan bangunan

gedung;
4.

Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi
seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 20032006;

5.

Masih banyak Kabupaten/Kota

yang belum menyusun manajemen

pencegahan kebakaran

Kabupaten/Kota atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana
penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai setiap saat;
6.

Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang
cacat;

7.

Masih banyak Kabupaten/Kota pengembangannya belum berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan;

8.

Masih banyak Kabupaten/Kota yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum ditata
ulang;

9.

Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan
nelayan,

kawasan

tradisional,

dan kawasan

bersejarah

yang secara kewenangan sudah

menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten/Kota;
10.

Masih banyak Kabupaten/Kota belum melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman
berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan
lingkungan permukiman yang berkelanjutan.
Untuk itu, Departemen Pekerjaan Urnum sebagai lembaga pembina teknis Penataan Bangunan

dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota agar mampu
melaksanakan amanat UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Untuk tahun anggaran 2016-2021,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 4

sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu melanjutkan dan memperbaiki serta
mempertajam kegiatannya agar lebih cepat memampukan Kabupaten/Kota.
Disamping hal tersebut, Undang-undang

No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun oleh pemerintah daerah
secara komprehensive, akomodatif dan responsif.
Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni: mengurangi sampai setengahnya,
sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai
setengahnya, sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi
yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas
lebih intensive

dengan

lingkungan

permukiman

perlu dilakukan

melibatkan masyarakat setempat, kelompk peduli dan dunia usaha secara

aktif.Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensive
dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

5.2

Strategi Pendukung

Grand Strategy 1: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib, Fungsional, Andal,
dan Efisien
Tujuan :
Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Sasaran :
-

Tersusunnya Perda bangunan gedung untuk kota/kabupaten di seluruh Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2016,

-

Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi pada tahun 2016.

-

Terselenggaranya

pengawasan

penyelenggaraan

bangunan

gedung yang efektif dengan

melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung pada tahun 2013.
-

Terlaksananya

sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis dan wasdal kegiatan penataan

bangunan dan lingkungan di seluruh Kabupaten/Kota pada tahun 2013.
-

Terbentuknya

kelembagaan

penataan

tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota

bangunan

dan

lingkungan

di

yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana kerja

pendukungnya pada tahun 2016.
-

Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara, propinsi, kabupaten dan kota berupa tanah dan
bangunan gedung pada tahun 2016.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM
-

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 5

Terlaksananya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) di Propinsi Kalimantan
Timur, hingga tahun 2016

Grand Strategy 2: Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar Produktif dan Berjatidiri
Tujuan :
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
produktif dan berkelanjutan.
Sasaran :
-

Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional

bersejarah

di kawasan Propinsi

Kalimantan Timur pada tahun 2016
-

Terbaikinya dan terpenuhinya sarana prasarana kawasan permukiman kumuh di kawasan Propinsi
Kalimantan Timur pada tahun 2016

-

Terlaksananya pengelolaan RTH di Propinsi Kalimantan Timur tahun 2016

Grand Strategy 3: Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Bangunan Agar Dapat Memberi
Nilai Tambah Fisik, Sosial, dan Ekonomi
Tujuan:
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik,
sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik.
Sasaran :
-

Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis pada tahun 2016.

-

Terlaksananya

pemberdayaan bagi

masyarakat

untuk

menyelenggarakan

revitalisasi

kawasan.

Grand Strategy 4: Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk Mewujudkan Arsitektur
Perkotaan dan Pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan untuk
Menunjang Kearifan Lokal
Tujuan:
Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan kualitas lingkungan yang
seimbang, serasi, dan selaras dengan memunculkan ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal
yang menjadi teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur
budaya bangsa.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 6

Sasaran :
Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang
mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan di Propinsi Kalimantan Timur pada tahun 2016.
Grand Strategy 5: Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan Gedung untuk
Menunjang Regional/Internasional yang Berkelanjutan
Tujuan:
Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang mengedepankan teknologi dan rekayasa
arsitektur yang memenuhi standar internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan
gedung dan lingkungan secara internasional.
Sasaran :
Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur
melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten pada tahun
2016.

5.3

Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkunan adalah mewujudkan pembangunan prasarana

sarana dan prasarana berkualitas. Kebijakan terkait PBL adalah Meningkatkan penataan kawasan konsisten
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
5.3.1 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
5.3.1.1 Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Kutai Barat secara umum saat ini diarahkan kepada
penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman,
perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan- bangunan memiliki fungsi sebagaimana
disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1
Fungsi Bangunan di Kabupaten Kutai Barat
Fungsi Bangunan
Lokasi
Perdagangan dan Jasa

Kec. Barong Tongkok, dan Kecamatan Melak

Pemukiman

Tersebar di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan
Barong Tongkok, Melak dan Sekolaq Darat.

Pendidikan dan Kantor

Kawasan Kec. Barong Tongkok

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

Bangunan Tradisional Bersejarah

V. 7

Kawasan AURI di Kampung Sendawar Kec. Barong
Tongkok, Pusat Kerajaan Sendawar di Dusun Royok
Kec. Sekolaq Darat dan Lamin Adat di Kampung
Eheng Kec. Nyuatan.

Sumber : RPIJM Kabupaten Kutai Barat

Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan yang
memiliki fungsi jasa, misalnya kantor pos, kantor dinas pemadam kebakaran dan lain- lain. Secara umum
di Sendawar bangunan-bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsifungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya
terutama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena perkembangan
pembangunan kota Sendawar masih baru dan belum semua kantor terbangun secara semuanya. Dari sisi
historis banyak bangunan – bangunan dan kawasan di Kabupaten Kutai Barat yang memiliki nilai historis
tinggi karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu kerajaan maupun perjuangan
kemerdekaan. Adapun di Kab. Kutai Barat antara lain berada di Kawasan Barong Tongkok, Melak dan
Sekolaq Darat.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan perdagangan dan jasa,
perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda.
Nilai perbedaan ini bisa didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia bangunan
dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan perkotaan tentu saja mempunyai nilai
ekonomi yang lebih tinggi dari pada yang berada di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdagangan
biasanya memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran, pendidikan ataupun
pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya
dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunanbangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.

5.3.1.2 Pendataan Bangunan Gedung
Di

Kabupaten

Kutai

Barat

Pendataan

Bangunan

Gedung

belum

dilakukan

secara

komputerisasi yang seharusnya mulai dilakukan di Kabupaten Kutai Barat mengingat pertumbuhan
Infrastruktur di Kabupaten Kutai Barat tumbuh dengan pesat. Tujuan dari pendataan bangunan gedung
ini sebenarnya adalah untuk menertibkan pendataan bangunan gedung melalui penyusunan data
base bangunan gedung. Percontohan Pendataan Bangunan Gedung memuat hasil pelaksanaan kegiatan
percontohan pendataan bangunan gedung, dengan dilampiri data hasil pendataan dan analisis atas kasuskasus permasalahan di lapangan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 8

Tabel 5.2
Percontohan Pendataan Bangunan Gedung
Kegiatan

: Percontohan Bangunan Gedung

Provinsi

: Kalimantan Timur

Kabupaten : Kutai Barat
Data Base Bangunan Gedung
No

Jumlah Bangunan Gedung di

Ada

Substansi Pendataan

Kabupaten Kutai Barat (Unit)

Manual

Komputerisasi

Status

Arsitektur

Utilitas

2

3

4

5

6

7

Data Tabel diatas belum ada dikarenakan belum pernah ada pendataan bangunan gedung di Kabupaten
Kutai Barat.

5.3.1.3 Penyusunan Keandalan Bangunan Gedung
Penyusunan Keandalan Bangunan Gedung di Kabupaten Kutai Barat belum dilaksanakan. Penyusunan
keandalan bangunan gedung merupakan bentuk penjabaran lebih lanjut atas di berlakukannya Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi [SLF ] Bangunan Gedung [Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.25/PRT/M/2007
Tanggal : 09 Agustus 2007] dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung. Sasaran dari penyusunan keandalan
bangunan gedung ini adalah untuk meningkatkan kinerja pembinaan, meningkatkan keandalan bangunan
gedung dan mengurangi kegagalan bangunan gedung.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 9

Tabel 5.3
Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung
Kegiatan

: Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung

Provinsi

: Kalimantan Timur

Kabupaten : Kutai Barat

Nama

Jenis

No
1

Tahun

Aspek yang di periksa

Lokasi
Bangunan

Bangunan

2

3

4

Pelaksanaan

Ar

S

M

Ac

E

5

6

7

8

9

10

5.3.1.4 Pembangunan Aksesibiltas Bangunan Gedung
Pembangunan aksebilitas bangunan gedung di Kabupaten Kutai Barat seharusnya mempunyai
sasaran agar tersedianya fasilitas aksesibilitas bangunan gedung untuk mewujudkan pelayanan umum
yang aksesibel bagi semua. Tapi di Kabupaten Kutai Barat hingga saat ini belum dilakukan aksesibilitas
bangunan gedung.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

Kegiatan

Tabel 5.4
Aksesibilitas Bangunan Gedung
: Percontohan Aksesibilitas

Provinsi

: Kalimantan Timur

Kabupaten

: Kutai Barat

No

1

Dasar Hukum Pemberlakuan
Aksesibilitas

Percontohan Aksesibilitas
yang telah dilakukan PTBG

Ada
(sebutkan)

Tidak Ada

Tahun

Lokasi

2

3

4

5

V. 10

Keterangan

6

Sumber : RPIJM Kabupaten Kutai Barat

5.3.1.5 Diseminasi Peraturan Perundang-undangan PBL
Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan dilakukan
untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dan

masyarakat

dalam

penyelengaraan

penataan

bangunan dan lingkungan sehingga dapat turut aktif ambil bagian dalam proses penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung dan penataan lingkungan dan menyelaraskan peraturan perundangan
tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi persyaratan administratif dan
diamanatkan Undang-undang Bangunan Gedung dan peraturan pelaksanaannya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

teknis

yang

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 11

Tabel 5.5
Diseminasi Peraturan Perundang-Undangan PBL
PENYELENGGARA DISEMINASI
Materi
N
o

1

Instansi
Penyelenggara

Waktu
Penyelenggar
aan

Dinas
PU
& 16 – 18 Juni
Kimpraswil
2009
Provinsi Kaltim

Per
bup

Sasaran
UUBP

PPBG

Dinas
PU UU BG No. Kepmen
Bappeda
28
PU No.
Tata
KotaTahun
11/KPTS/
2008
PPK P2KP
M/2000

Permen

Perda

Peratt
uran
Lainnya

- Permen PU No.
22/PRT/M/2008
- Permen PU No.
24/PRT/M/2007
- Permen PU No.
24/PRT/M/2008
- Permen PU No.
25/PRT/M/2007
- Permen PU No.
25/PRT/M/2008
- Permen PU No.
26/PRT/M/2007
- Permen PU No.
26/PRT/M/2008
- Permen PU No.
45/PRT/M/2007
- Permen PU No.
01/PRT/M/2007
- Permen PU No.
6/PRT/M/2007
- Permen PU No.
29/PRT/M/2006

Sumber: DPU Cipta Karya Kab. Kutai Barat 2009

(5) Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung
Sasaran kegiatan ini adalah tercapai keseragaman pemahaman, kesadaran dan tanggungj awab para
instansi dan pelaksana khususnya pejabat pembuat komitmen Pembinaan Teknis Bangunan Gedung dan
bisa mengimplementasikan di Kabupaten Kutai Barat dan tercapainya pelayanan pusat informasi bidang
bangunan gedung bagi masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah sendiri secara maksimal di
daerah. Bentuk dan kegiatan pelaksanaan dapat berupa :
-

Pembuatan/Pengembangan Website Pusat Informasi Bangunan.

-

Penyusunan materi informasi PIPPB (Arsitektur Bangunan Gedung, perundang- undangan bidang
bangunan gedung dan permukiman, daftar harga).

-

Pelayanan sistem informasi dan teknologi.

-

Penyuluhan Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan.

-

Penyelenggaraan pameran bidang Penataan Bangunan & Lingkungan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM
-

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 12

Pemberian fasilitasi kegiatan diskusi dan pembahasan yang berkaitan dengan bangunan gedung
dan lingkungan.

Namun sampai saat ini di Kabupaten Kutai Barat belum memiliki kegiatan sistem informasi bangunan
gedung dan arsitek.

Tabel 5.6
Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung dan Arsitektur
No

Pusat Informasi Bangunan
Gedung PIB

1

Website

Materi pengembangan sistem

-

PIB

Penyebaran Informasi Tentang Bangunan Gedung
Kegiatan
Instansi
Sasaran
Waktu
Meteri
Tidak ada -Penyelenggara -

-Penyelengg - Informasi

informasi belum bisa
dipenuhi, dikarenakan
kegiatan ini belum dilakukan
di Kabupaten Kutai Barat

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2009

(6)

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

Saat ini di Kabupaten Kutai Barat belum terdapat produk Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran.
Adanya rencana induk ini tentu saja akan mengatur tentang penyediaan kebutuhan sarana
penanggulangan bencana kebakaran yang harus dimiliki oleh bangunan gedung dan sesuai dengan
kepadatan dan variasi bentuk bangunan gedung.

Tabel 5.7
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Produk Peraturan Pencegahan & Penanggulangan
Jumlah/
Kebakaran
Daerah
Intensitas
Kelembagaan
Legal Hukum RIK
No.
Rawan
Kejadian
Nama
Dinas/
Prasarana
&
Sarana
Kebakaran Kebakaran
Tahun
Instansi
Jumlah
Kebakaran
Nama
SK Bupati Perda Belum
(+/-)
Kebakaran
SDM
Produk
Ada
1. Barong
Tongkok,
2. Melak,
3. Bigung,
4. Damai,
5. Sekolaq,
6. L. Iram

Sarana:
Mobil PMK 4
Unit
3 /Tahun

PMK

35 Org

-

Belum ada
penyusunan
produk rencana
sistem
penanggulangan
kebakaran

Sumber: Setkab Bagian Umum Subbag PMK Kabupaten Kutai Barat 2009

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

-

-



RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 13

(7) Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN dan Keselamatan Bangunan
Pelatihan teknis ini bertujuan untuk mewujudkan bangunan gedung yang andal dan tertib pembangunan
bangunan gedung negara melalui tersedianya tenaga yang terampil dalam hal pengecekan keandalan
bangunan gedung khususnya keselamatan dan kemudahan. Kegiatan pelatihan teknis pendata HSBGN
dan keselamatan bangunan belum diselenggarakan khususnya di Kabupaten Kutai Barat, masih mengikuti
pelatihan yang diselengarakan oleh instansi provinsi.

Tabel 5.8
Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN dan Keselamatan Bangunan
Penyelenggaraan Pelatihan Teknis
materi

Waktu
No

Instansi

Tata Cara

Penyele
nggaraan

Permen

Sasaran

Perda

Peraturan
Bupati

1.

Perhitugan

Peraturan

Dinas PU & 16 – 18

Dinas PU

- Permen

Harga Satuan
Lainnya
- Tata cara
- Sosialisasi

kimpraswil Juni

Bappeda

PU No.

perhitungan

5/PRT/M

harga

Kaltim,

/2007

satuan

- TABG (Tim Ahli Bangunan

satker PBL

- Kepmen

- Evaluasi

Gedung)

Kaltim

PU No.

harga satuan

Prov.

2009

SLF (Sertifikasi Layak Fungsi)

332/KPT
S/2002
- Kepmen

- Progam

PU No.

komputerisa si

604/20

harga satuan

- Permen Pu
No.
603/200
5
- Kepmen

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2011

(8)

Pembinaan Teknis Bangunan Gedung

Sasaran kegiatan dari bintek bangunan gedung ini adalah tersedianya tenaga teknis yang memenuhi syarat
terampil dan handal yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional dan mewujudkan
proses penyelenggaraan bangunan gedung negara yang fungsional, memenuhi syarat keselamatan,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 14

kesehatan, kemudahan dan kenyamanan serta efisien dan serasi dalam penggunaan sumber daya dan
lingkungannya.
Tabel 5.9
Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Negara
Penyelenggaraan Pelatihan Teknis
No

Waktu
Instansi

Penyelenggar aan

Sasar an
Kepmen

Juknis

Materi
Keppres No

Kimpraswil No

PT

80 tahun

332/KTPS/2002
1.

Kepmen
HSBGN

2003

29 tahun
2006

Dinas PU &

16 – 18 Juni

Dinas PU - Permen PU No.

Kepres No.

Tata cara

Kimpraswil

2009

Bapp eda 5/PRT/M/2007

80/ Tahun

perhitung an PU No.
HSBGN

Prov. Kaltim,

- Kepmen PU No.

2003

Satker PBL

603/2005

Pengadan

Kaltim

- Kepmen PU No.

Barang dan

Progam

604/2005

Jasa

komputer

Kepmen
PU No.
Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai -Barat
2011

Kepmen

29/PRT/
M/2006

isasi HSBGN

(9) Ranperda Bangunan Gedung
Ranperda Bangunan Gedung di Kabupaten Kutai Barat belum pernah dilakukan. Ranperda Bangunan
Gedung ini dimaksudkan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjatidiri,

serasi

dan selaras dengan lingkungannya serta tertib dalam penyelenggaraannya.
Diharapkan kedepannya nanti Raperda bangunan gedung di Kabupaten Kutai Barat sudah dapat disusun
sehingga dapat ditindaklanjuti dalam bentuk Perda Bangunan Gedung.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 15

Tabel 5.10
Penyusunan Ranperda

Perda Terkait Dengan BG

Proses Penyusunan Raperda Bangunan Gedung
Ada
Instansi

Kesesuai

No
Perda

Nama

an dengan

Tidak

perda

UUBG

sesuai

Kegiatan

Penyele

Waktu
Sasaran

Penyelenggaraan

nggara

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2011

(10)Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
RTBL di Kabupaten Kutai Barat belum pernah dilakukan, adapun table Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan adalah berikut ini :

Tabel 5.11
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

No

Nama Lokasi

Luas

Cakupan Wilayah

(Ha)

Administrasi

Karakter Lokasi

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2011

(11)Penataan Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau di Kabupaten Kutai Barat secara umum adalah terdapat di Kecamatan
Barong Tongkok, di daerah kompleks perkantoran Kabupaten Kutai Barat. RTH ini berupa
RTH Taman Kota Sendawar.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 16

Tabel 5.12
Ruang Terbuka Hijau

Cakupan Wilayah
No
1

Nama Lokasi
Taman Kota

Luas (Ha)
-

Administrasi
Kecamatan Barong Tongkok

Sendawar

Karakter Lokasi
Kawasan
Perkantoran

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2011

(12)Revitalisasi Kawasan
Kondisi penataan bangunan dan lingkungan khususnya revitalisasi kawasan belum dilakukan di Kabupaten
Kutai Barat.

Tabel 5.13
Penataan dan Revitalisasi Kawasan

Nama Lokasi

Luas Lingkungan

Jumlah Penduduk

Cakupan Wilayah

Karakter Lokasi

Administrasi

(13)Penataan Kawasan Kumuh dan Nelayan
Pembangunan prasarana dan sarana dalam rangka peningkatan lingkungan kawasan permukiman kumuh
di Kabupaten Kutai Barat belum memiliki data – data di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Barat
yang seharusnya meliputi kegiatan penyediaan infrastruktur seperti pembangunan jalan lingkungan,
pembangunan drainase lingkungan, penyediaan air bersih, penyehatan lingkungan dengan peningkatan
sanitasi berbasis masyarakat, penyediaan sistem persampahan dan pembangunan jembatan. Kegiatan
ini biasanya dilakukan melalui program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP) dengan sistem
Bantuan Keswadayaan Masyarakat dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang seharusnya
ada di setiap wilayah Kabupaten / Kota di Provisi Kalimantan Timur. Adapun untuk Tabel Penataan
Kawasan Kumuh dan nelayan adalah sebagai berikut

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 17

Tabel 5.14
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh dan Nelayan

Pembangunan PSD Peningkatan Lingkungan
No

Lokasi

Periode

Jalan

Drainase

Air

Lingkungan

Sanitasi

Bersih

Persamp

Jembatan

ahan

(14)Penataan Kawasan Tradisional Bersejarah
Di Kabupaten Kutai Barat belum pernah melakukan Penataan secara lebih komprehensif pada Kawasan
Tradisional Bersejarah. Hanya pada tahun 2006 telah dilakukan Land Clearing Pusat Kerajaan
Sendawar dengan luas 2 Ha dengan lokasi di daerah Kampung Sendawar yang terletak di jalan poros
Barong Tongkok – Melak.

Tabel 5.15
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Tradisional Bersejarah
Nama Lokasi

Kampung Sendawar

Luas Lingkungan

Jumlah Penduduk

2 Ha

Potensi/Karakter

Kebutuhan

Lokasi

Infrastruktur

Wisata

Sumber: DPU Cipta Karya Kabupaten Kutai Barat 2009

5.3.1.6 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan
Kalimantan

Timur

disyaratkan

yang berada di semua kabupaten kota di wilayah Propinsi

untuk

mengikuti

aturan

standar

keselamatan, keamanan dan

kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain
terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan

(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan

bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah- daerah rawan bencana misalnya kebakaran, banjir,
longsoran tanah, maka disyaratkan bangunan-bangunan

tersebut harus tahan dan memiliki tingkat

keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 18

2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran
Hidran adalah cadangan air pada media tertentu sebagai sarana penanggulangan bencana kebakaran.
Sarana hidran ini biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharusnya dimiliki oleh setiap
bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang, bangunan
bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran tersebut,
atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah
ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi
sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius
akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana
hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki
oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di Kabupaten Kota di wilayah Propinsi Kalimantan Timur memang telah
memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan
dam lingkungan tersebut karena RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan
hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian
bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan
bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak
sesuai dengan fungsi lahan/kawasan.Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah
direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta
kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.

5.4. Permasalahan yang Dihadapi
5.4.1 Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah penegakan aturan tata bangunan
gedung dan lingkungan yaitu dengan menyusun peraturan dan legeslasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan
kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta peningkatan

sarana

parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan. Sasaran selanjutnya adalah ketercapaian indeks
kenyamanan lingkungan (IKL) sebesar 75%.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 19

5.4.2 Rumusan Masalah
Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai pada penataan bangunan gedung dan lingkungan di
Wilayah Kabupaten Kutai Barat, maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut:
a. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan secara menyeluruh
b. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
c. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/ bersejarah d. Belum maksimal
dalam penanganan ruang terbuka hijau
e. Tidak ada penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman kumuh
f. Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum tertatanya perijinan
Bangunan Telepon Selular (BTS)
g. Belum adanya penataan yang terpadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima di Kec. Barong Tongkok dan
Melak
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang ada maka dari sektor tata ruang, bangunan dan lingkungan
tersebut maka permasalahan yang dihadapi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Permasalahan dan Tantangan di Bidang Bangunan Gedung
Pada Bidang Bangunan Gedung dihadapi permasalahan sebagai berikut :
1) Saat ini belum ada penataan terhadap bangunan gedung. Ini berdampak pada tidak tertibnya dan
ketidak sesuaian antara fungsi bangunan dan fungsi lahan.
2) Saat ini belum ada penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang terhadap penataan
bangunan gedung. Ini meyebabkan tidak ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran ketentuan
bangunan gedung misalnya pembanguan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan.
3) Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan kawasan perkotaan Sendawar sering menyulitkan penanggulangan
terhadap bencana kebakaran di kabupaten Kutai Barat.
2. Permasalahan dan Tantangan di Bidang Penataan Lingkungan
Pada bidang penataan lingkungan, dihadapi permasalahan sebagai berikut :
1) Saat ini terdapat banyak bangunan tradisional bersejarah yang tidak terpelihara, rusak bahkan hilang
karena tidak tertangani dengan baik.
2) Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau dan taman jalan belum tersedia dengan baik
sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau dan taman jalan ini.
3) Banyaknya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan penurunan citra
kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh

tersebut

keterbatasan sarana parasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

memiliki

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 20

4) Belum terkelolanya sarana parkir, reklame dan base transmisi system (BTS) menjadikan saranasarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan.
5) Keberadaan Usaha Pedagang Kaki Lima di ruang-ruang publik yang tidak tertib ikut memberikan dampak
negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.

5.4.3

Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

5.4.4 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Setelah mengetahui beberapa permasalahan diatas selanjutnya dilakukan analisis permasalahan dengan
kerangka fikir analisis yaitu :
1. Mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi
2. Mengetahui urgensitas permasalahan
3. Menawarkan solusi alternatif pemecahan masalah (rekomendasi)

Dari tiga aspek permasalahan di atas maka dapat dianalisis penyebab permasalahan sebagai berikut :
1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung
a. Tata Bangunan Gedung
Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib karena belum memiliki Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang lengkap terutama pada kawasan-kawasan perkotaan. Salah
satu bentuk ketidak tertiban ini adalah munculnya overlapping pada fungsi lahan di perkotaan. Di sisi yang
lain permasalahan kota terus berkembang dan semakin kompleks sehingga menuntut adanya penataan
baik pada bangunan maupun lingkungan kota. Pertumbuhan Kabupaten Kutai Barat sangat cepat karena
adalah kabupaten baru hasil pemekaran yang dituntut untuk dapat membangun fasilitas – fasilitas
baru, sehingga menuntut adanya penataan kawasan yang serasi melalui perencanaan tata bangunan
dan lingkungan. Disamping itu adanya penataan bangunan dan lingkungan secara baik dan terkendali
dapat mengurangi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota, misalnya penggunaan untuk
usaha-usaha informal.
Adapun permasalahan tentang belum adanya penegakan hukum pada tata bangunan gedung disebabkan
karena RTBL belum disusun dan belum mendapatkan pengesahan dari pihak yang berwenang, yaitu
Pemerintah Kabupaten dan DPRD setempat sehingga belum dapat dijadikan acuan dan landasan hukum
pelaksanaan penataan ruang, bangunan dan lingkungan. Ini juga dapat menyebabkan lemahnya fungsi
kontrol pemerintah terhadap persyaratan bangunan dan penataan lingkungan kota. Lamanya proses
pengesahan ini diakibatkan panjangnya proses pengkajian dan pembahasan draft RTBL sampai pada
tingkat Pemerintah Kota.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 21

b. Proteksi Kebakaran
Permasalahan lain yang dihadapi adalah tidak tertangani bencana kebakaran secara maksimal pada
bangunan gedung baik di lingkungan perdagangan, perkantoran dan pemukiman. Ini disebabkan karena
semua kabupaten/kota hingga saat ini belum memiliki Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran. Adanya
rencana induk ini tentu saja akan mengatur tentang penyediaan kebutuhan sarana penaggulangan
bencana kebakaran yang harus dimiliki oleh bangunan gedung dan sesuai dengan kepadatan dan variasi
bentuk bangunan gedung. Adapun penyusunan rencana induk sistem proteksi kebakaran (RISPK) ini
dijelaskan seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.16
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Produk Peraturan Pencegahan &
No

Daerah /

Jumlah /

Kelembagaan

Kawasan

Intensitas

Rawan

Kejadian

Instansi

Kebakara n

Kebakara n

Kebakara n

Nama Dinas / Jumla h
SDM

Penanggulangan Kebakaran
Prasarana
& Sarana

Legal Hukum RIK No. ...
Tahu n

Kebakara n

Nama
Produ k

SK

Perd a

Bl m

Bupat i

Ad a

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

Barong

1 – 3 /

Setkab Bagian

35 Org

Mobil

-

-

-

-

Tongkok,
Melak,

tahun

Umum Sub

PMK 4

Bagian PMK

Unit

11


Bigung,
Damai,
Sekolaq, L.
Iram

Sumber : Setkab Bagian Umum Subbag PMK Kabupaten Kutai Barat 2009

2. Permasalahan di bidang penataan lingkungan
a. Permukiman Kumuh dan Nelayan
Permukiman kumuh merupakan fenomena yang sering muncul di daerah perkotaan. Di daerah perkotaan,
kondisi ini tidak lepas dari ketidakseimbangan pendapatan perekonomian masyarakat kota dan desa
sehingga memunculkan arus perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perpindahan ini tidak diimbangi
dengan penataan ruang perkotaan yang baik dan peningkatan sumberdaya manusia yang terampil. Hal ini
mendukung munculnya daerah-daerah kumuh perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan, faktor
kemiskinan dan ketidakpahaman masyarakat pedesaan terhadap pola hidup sehat memicu munculnya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 22

kawasan permukiman kumuh dan tidak layak huni perdesaan. Bila dianalisis maka kemiskinan ini
disebabkan beberapa faktor yaitu:
1) kurangnya kebutuhan dasar
2) tidak mempunyai usaha produktif
3) tidak mempunyai keterampilan
4) tidak mempunyai modal
5) daerah tertinggal, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan daerah yang kurang produktif.
Selama ini berbagi program penanganan penaggulangan kemiskinan oleh berbagai pihak masih secara
parsial dan terkesan kurang komprehensif dan terpadu. Data tentang pembangunan prasarana dan sarana
kawasan kumuh tertuang di dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.17
Pembanguna prasarana dan sarana Kawasan Kumuh
No

Luas

Jumlah

Nama

Lingk

Pendud uk

Lokasi

unga n

(Jiwa)

Jumlah Bangunan
Ketersediaan PSD
(Unit)
Bangun an
Bangu nan Jalan

(Ha)

1

2

3

Peruntuka n

4

Hunian

Sarana

Ling

5

Umum
6

kungan
7

Drai

Air

nas e Bers ih
8

9

lahan

Sani

Per

berdasark an

tasi

samp

RTRK

10

aha n
11

12

1 Ngenyan

40

10







Permukim an

2 Asa

268

67







Permukim an

3 Melak Ilir

200

50



Permukim an

4 Gemuhan Asa

200

50



Permukim an

5 Empas Linggang

84

21



6 Mapan Melapeh

88

22



Lama

Sumber : RPIJM Kabupaten Kutai Barat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 23

Tabel 5.18
Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Nelayan
Data dan Informasi Keciptakaryaan
Kabupaten

: Kutai Barat

Provinsi

: Kalimantan Timur

No

Luas

Jumlah

Jumlah

Nama

Lingkun

Pendud uk

Bangunan (unit)

Lokasi

gan

(Jiwa)

2

Ketersediaan PSD

Bangun

Jalan

nan Hunia an Sarana

(Ha)
1

Bangu

Perunt

3

4

1. Jempan g

654,40

10.290

2. Ma. Pahu

496,68

8.715

n
5

Draina se

Air

Lingku

Umum
6

ngan
7


ukan

Sanitasi

Bersih
8

9

10

Persa

lahan

mpahan

berdas

11

arkan
12



Sumber : RPIJM Kabupaten Kutai Barat

b. Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah
Sendawar adalah sebuah kota baru hasil dari pemekaran wilayah Kabupaten Kutai dan dikenal

sebagai

ibu kota kabupaten Kutai Barat. Berbagai bangunan tradisonal bersejarah menjadi objek wisata budaya
yang merupakan peninggalan sejarah baik kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan

Indonesia.

Permasalahan yang sering dihadapi di daerah-daerah tersebut adalah menurunnya kualitas dan citra
daerah wisata dikarenakan pembangunan bangunan-bangunan baru permanen maupun tidak permanen
akibat penataan ruang tidak terkendali. Munculnya bangunan-bangunan perdagangan dan jasa membuat
kawasan tersebut menjadi tidak teratur dan cenderung kumuh sehingga menghilangkan

nuansa

budayanya. Di sisi lain penataan ruang parkir menjadi problem penting mengingat kawasan tersebut mulai
dikunjungi oleh wisatawan

c. Ruang Terbuka Hijau dan Taman Jalan
Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka kota yang diakibatkan perubahan
fungsi lahan sehingga membutuhkan penanganan yang cepat terhadap pengadaan dan penataan ruang
terbuka kota demi meningkatnya citra kawasan kota. Ini juga disebabkan karena belum adanya
sistem pengendalian pemanfaatan ruang terbuka kota , tata bangunan dan lingkungan.
Keberadaan ruang terbuka kota sangat dibutuhkan karena mempunyai fungsi :
1. Media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpulnya individu-individu masyarakat untuk
kegiatan-kegiatan informal

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 24

2. Estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.
3. Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi serta daerah resapan kota.
Selain itu pula kondisi jalan dan lingkungan belum tertata secara baik karena tidak ada perencanaan yang
detail terhadap penataan lingkungan jalan khususnya taman jalan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan
jalan seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan secara baik. Dengan adanya
pengadaan taman jalan yang terdiri pohon-pohon pelindung dan sarana taman lainnya dapat membantu
memberikan fungsi :
1. Lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas bumi
2. Estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruang dan dapat meningkatkan citra
kawasan
3. Kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan.
Untuk pemeliharaan taman jalan sampai saat belum dimiliki

tenaga operasional yang handal di bidang

perawatan taman jalan beserta sarana pendukung operasionalnya menyebabkan sarana lingkungan jalan
yang telah ada mudah rusak dan tidak terawat.

d. Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS)
Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spanduk dll, merupakan salah satu sarana yang sangat
diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan memperoleh informasi. Sampai saat ini sarana
tersebut belum tertata secara baik. Dalam melakukan pengadaan maupun penataan sarana reklame
pada ruang publik diperlukan masterplan sarana reklame. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kebutuhan dan lokasi penempatan sarana reklame. Di samping itu dampak pertumbuhan perkotaan
Sendawar menuntut keterpaduan dari berbagai aspek, diantaranya adalah sarana reklame. Sering
penempatan sarana reklame tidak tertata atau tertib dengan asal menempatkan sesuai dengan keinginan
sponsor, akibatnya sarana reklame ini sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat
menurunkan kualitas ruang kota.
Di sisi lain terbatasnya ruang publik untuk lokasi sarana reklame mengurangi tingkat kenyamanan
masyarakat untuk memberikan atau mendapatkan informasi yang berkualitas. Selain itu informasi
yang diharapkan tidak tersampaikan secara baik kepada masyarakat dikarenakan posisi atau lokasi
sarana reklame yang tidak strategis dam mudah terbaca oleh masyarakat. Keterbatasan ruang publik
untuk lokasi sarana reklame juga berakibat munculnya sarana reklame ilegal dan menyajikan informasi
yang tidak berkualitas. Dengan demikian diperlukan penataan sarana reklame di ruang publik kota.
Selain sarana reklame persoalan parkir juga perlu menjadi perhatian karena selalu menjadi keluhan
bagi pengguna

jalan dan parkir itu sendiri. Sampai saat ini penempatan parkir yang berada di

kawasan perdagangan wilayah Sendawar khususnya di Kecamatan Barong Tongkok dan Kecamatan Melak

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021

V. 25

masih banyak menggunakan ruang publik yaitu trotoar dan badan jalan. Ini tentu saja berdampak kepada
fungsi jalan sebagai sarana sirkulasi yang tidak berjalan baik. Kemacetan lalu lintas, Kecelakaan lalu lintas
dan

ketidaknyamanan pejalan kaki dalam menggunakan trotoar merupakan dampak negatif dari

ketidaktertiban parkir selama ini. Sehingga ini menuntut penyediaan kantong parkir yang kondusif yang
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan kawasan yang ada. Kawasan perdagangan atau pasar tradisional
merupakan kawasan yan sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat sehingga tentu saja membutuhkan
kantong parkir yang memadai.
Tidak adanya manajemen yang baik terhadap sistem pengelolaan parkir bisa berakibat pada munculnya
pengelola parkir ilegal yang sering diawali dengan jual beli/sewa lahan parkir yang juga ilegal. Hal ini
biasanya disertai dengan penarikan restribusi parkir yang tidak tertib dan tidak seragam. Pengelolaan
parkir yang tidak baik juga berdampak pada berkurangnya jaminan

tingkat

keamanan kendaraan

pengguna parkir yaitu memicu tindakan kriminalitas dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Saat ini di Kabupaten Kutai Barat telah berkembang banyak provider/operator telepon seluler. Kabupaten
Kutai Barat telah menjadi pangsa pasar yang menjanjikan perkembangan telepon seluler karena
keberadaan pendatang / migrasi penduduk yang menjadi pengguna telepon seluler tersebut. Persaingan
untuk memberikan pelayanan yang terbaik di antara masing-masing operator telepon seluler salah
satunya diwujudkan dengan perluasan jangkauan area sinyal. Untuk mendukung hal ini pendirian BTS
terus dikembangkan. Akibatnya penentuan lokasi bangunan tidak terencana dengan baik karena berada
pada kawasan permukiman kota. Tentu saja hal ini memiliki dampak yang negatif pada sektor sosial,
kesehatan maupun kualitas lingkungan atau kawasan.

e. Pedagang Kaki Lima (PKL)
Di daerah Kecamatan Barong Tongkok dan Kecamatan Melak khususnya yang berada di depan pasar dan
jalan – jalan protokol sudah mulai terdapat PKL dan lokasi PKL tidak tertata serta sering menggunakan
ruang publik yang memiliki dampak negatif pada pembangunan. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan
PKL dengan terlebih dahulu melakukan studi karakteristik PKL dan dampaknya terhadap pembangunan.
Sampai saat ini penataan PKL oleh pemerintah daerah sering dilakukan secara sporadis bahkan represif
tanpa didasari dengan perencanaan yang matang dan didasari pedoman penataan yang baku dan tawaran
solusi yang tetap menjaga eksistensi usaha informal. Oleh karena itu dibutuhkan pedoman penataan
usaha PKL yang terpadu dan dapat dijadikan landasan bersama baik pemerintah daerah maupun PKL
itu sendiri. Di samping itu kondisi bentuk bangunan usaha PKL yang tidak rapi dan cenderung