BAB V - DOCRPIJM cc18c60760 BAB VBAB 5

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

BAB V
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
5.1 POTENSI PENDANAAN ABPD
Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tercermin dalam
pembagian kewenangan, tugas, dan tanggung jawab yang jelas antar tingkat
pemerintahan, seperti yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004. Dengan demikian
prinsip yang digunakan adalah money follows functions, artinya bahwa besarnya
distribusi keuangan Didasarkan oleh distribusi kewenangan, tugas, dan tanggung
jawab yang telah ditentukan terlebih dahulu. Sehingga secara umum, hubungan
antara pusat dan daerah tercermin dalam aspek perencanaan (planning) dan
penganggaran (budgeting) untuk semua aktivitas di setiap level pemerintahan
sesuai dengan kewenangan, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing.
Pengaturan hubungan keuangan pusat dan daerah berdasarkan UU No. 33 Tahun
2004 didasarkan atas 4 (empat) prinsip, yaitu:
a. Urusan yang merupakan tugas Pemerintah Pusat di daerah dalam rangka
dekonsentrasi dibiayai dari dan atas beban APBN;
b. Urusan yang merupakan tugas Pemda sendiri dalam rangka desentralisasi
dibiayai dari dan atas beban APBD;

c. Urusan yang merupakan tugas Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
tingkat atasnya, yang dilaksanakan dalam rangka Tugas Pembantuan,
dibiayai oleh Pemerintah Pusat atas beban APBN atau oleh Pemerintah
Daerah tingkat atasnya atas beban APBD-nya sebagai pihak yang
menugaskan; dan
d. Sepanjang potensi sumber-sumber keuangan daerah belum mencukupi,
Pemerintah Pusat memberikan sejumlah bantuan.
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahanantara
Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

dan

PemerintahanDaerah


Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenanganpembangunan bidang Cipta
Karya merupakan tanggung jawabPemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,
Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja
pembangunanprasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di
daerahmeningkat.

Di samping

membangun

prasarana

baru, pemerintah

daerahperlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untukpengoperasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.
1|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiscal dalam

mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintahdaerah cenderung
meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat,namun perlu dipahami bahwa
pembangunan yang dilaksanakan DitjenCipta Karya dilakukan sebagai stimulan
dan pemenuhan standarpelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan
darimasyarakat

dan

sektor

swasta

perlu

dikembangkan

untuk

mendukungpembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah
daerah.Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkandapat

disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunanbidang Cipta Karya
di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karyapada dasarnya
bertujuan untuk:
a.

Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalammelaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya,

b.

Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat
dan sektor swasta untuk mendukung pembangunanbidang Cipta Karya,

c.

Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang CiptaKarya.

ARAHAN KEBIJAKKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan

dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah
daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerin tahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan
Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi
daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta
Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
2|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan da n Belanja
Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana

Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan
khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan
lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan criteria umum, kriteria khusus,
dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

Dan


Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan

wajib

yang

menjadi

kewenangan

pemerintahan

daerah

untuk

kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26

urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib
pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah
disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta
kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber
pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga
Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat
melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui
pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi
persyaratan:
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan
APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi

ketentuan

rasio


kemampuan

keuangan

daerah

untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjamanyang bersumber dari
pemerintah;
3|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
e. Pinjaman

jangka

menengah


dan

jangka

panjang wajib mendapatkan

persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres
13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama
dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur
air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU
menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun
ruang lingkup dan criteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan
air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan
pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development
Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:


Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;



Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
4|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan melalui proses
pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan
kriteria teknis:


kerawanan sanitasi;



cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang
dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker
Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal
Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan
Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah
disepakati.

Gubernur

sebagai

wakil

Pemerintah

mengkoordinasikan

penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam
rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup
sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karyayang dibahas dalam RPI2 JM bidan Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan
Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus
bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skalaprovinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusanbersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk
pembangunan infrastruktur permukiman denganskala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan
swasta (KPS), maupun skema Corporate SocialResponsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

5|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,serta rehabilitasi dan peningkatan
prasarana yang telah ada. Olehkarena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan
direncanakan secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

6|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

Tabel 5.1 Potensi Pendanaan APBD Kotamobagu

REALISASI

SEKTOR
-1

Pengembangan
Kawasan Permukiman

PROYEKSI

TAHUN -5

TAHUN -4

TAHUN 3

TAHUN -2

TAHUN -1

TAHUN 1

TAHUN 2

TAHUN 3

TAHUN 4

TAHUN 5

-2

-3

-4

-5

-6

-7

-8

-9

-10

-11

15,000,000,000

11,000,000,000

9,000,000,000

5,000,000,000

5,000,000,000

0

2,000,000,000

1,500,000,000

1,500,000,000

1,500,000,000

1,500,000,000

2,830,276,964

3,627,801,700

12,000,000,000

10,000,000,000

7,000,000.00

4,000,000,000

4,000,000,000

10,573,300,200

10,749,632,450

10,577,847,252

16,050,000,000

15,000,000,000

13,000,000,000

12,000,000,000

11,000,000,000

5,684,474,649

13,426,464,200

13,579,909,414

14,185,648,952

45,050,000,000

37,500,000,000

23,507,000,000

22,500,000,000

21,500,000,000

5,684,474,649

13,426,464,200

13,579,909,414

14,185,648,952

45,050,000,000

37,500,000,000

23,507,000,000

22,500,000,000

21,500,000,000

-

-

3,328,356,500

1,229,148,000

-

0

0

191,400,000

0

Pengembangan SPAM

3,303,726,000

139,275,000

2,661,764,000

Pengembangan PLP
Total Belanja APBD
Bidang Cipta Karya

6,297,245,949

4,316,051,649

12,929,328,449
12,929,328,449

Penataan Bangunan dan
Lingkungan

Total Belanja APBD

7|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota
Kotamobagu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah.

Adapun perkembangan penerimaan dan prosentase penerimaan Pemerintah
Daerah untuk membiayai Pembangunan sebagian besar dari Pendapatan yang
berasal dari Pemberian Pemerintah, Namun kontribusi penerimaan yang berasal
dari PAD menunjukan adanya peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan.
Sedangkan terkait dengan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Berlanja Kota
Kotamobagu Tahun 2011 - 2014 dapat disajikan sebagaimana data pada Tabel 5.2
Tabel 5. 2 Gambaran APBD Kota Kotamobagu Tahun 2011 – 2014
No.

Realisasi Anggaran

A.
a.1
a.1.1
a.1.2
a.1.3
a.1.4
a.2
a.2.1
a.2.2
a.2.3
a.3
a.3.1
a.3.2
a.3.3
a.3.4
a.3.5
B.
b.1
b.1.1
b.1.2
b.1.3
b.1.4
b.1.5
b.1.6
b.1.7

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dana Peribangan Daerah
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan yang sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnya
Belanja (b.1 + b.2)
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa,
dan Partai Politik

b.1.8 Belanja Tidak Terduga
b.2 Belanja Langsung
b.2.1 Belanja Pegawai
b.2.2 Belanja Barang dan Jasa
b.2.3 Belanja Modal
C.
Pembiayaan Daerah
c.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah
c.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
c.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
c.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
c.3 Pembiayaan Netto
Surplus / (Defisit) Anggaran
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

Sumber: BAPPEDA Kota Kotamobagu

8|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

Tahun
2011
398,887,650,348
9,354,639,155

361,746,623,773

27,786,387,420

380,534,780,183
264,029,231,119

116,505,549,064

18,352,870,165

2012
359,280,271,800
9,525,842,026
3,663,397,307
1,862,085,000
4,000,359,719
308,911,650,844
14,397,666,844
270,246,984,000
24,267,000,000
40,842,778,930
7,648,835,930
33,193,943,000

2013
426,899,473,156
11,238,227,576
3,951,747,307
3,286,120,550
4,000,359,719
364,177,593,587
18,060,861,587
311,773,832,000
34,342,900,000
51,483,651,993
11,395,891,993
40,087,760,000

427,033,631,028
230,792,955,052
210,253,674,966
8,170,000,000
1,396,000,000
-

493,637,273,134
251,336,344,771
229,110,094,771
18,250,000,000
1,100,000,000
-

2014
2015
494,658,847,092
18,505,889,505
7,555,688,469
2,419,649,000
8,530,552,036
384,337,393,069
13,908,901,919
333,000,351,150
37,428,140,000
91,815,564,518
25,640,098,518
64,379,466,000
1,796,000,000
561,726,908,336
265,103,471,179
256,240,241,279
5,208,082,770
102,000,000
826,250,000
-

2,110,000,000
8,863,280,086
196,240,675,976
20,847,355,659
68,795,895,595
106,597,424,722
67,753,359,228
67,753,359,228
67,753,359,228
67,753,359,228
(67,753,359,228)
-

2,376,250,000
500,000,000
242,300,928,363
28,845,548,000
80,759,450,941
132,695,929,422
66,737,799,978
66,737,799,978
66,737,799,978
66,737,799,978
(66,737,799,978)
-

2,226,897,130
500,000,000
296,623,437,157
27,224,733,500
110,719,974,183
158,678,729,474
67,068,061,244
69,568,061,244
69,568,061,244
2,500,000,000
2,500,000,000
67,068,061,244
(67,068,061,244)
-

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Tabel 5.3
Rata- rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah, Tahun 2008 – Tahun 2012
Kota Kotamobagu
2008
No.

1

Uraian

PENDAPATAN

2009

2010

2011

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

134.589.898.082

0

308.388.576.5
53

129,13

373.073.381.5
01

1.370.864.926

0

6.142.246.220

348,06

8.957.373.862

20,9
8
45,8
3
23,5
2

398.888.262.
348
9.355.251.15
5
2.905.857.02
7

%

1.1.

Pendapatan Asli Daerah

1.1.1.

Pajak daerah

155.435.925

0

1.710.205.729

1000,2
6

2.112.469.416

1.1.2.

Retribusi daerah

901.727.935

0

1.945.334.250

115,73

2.206.448.879

13,4
2

1.937.897.00
7

1.1.3.

Pendapatan Hasil
Pengolahan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan

0

0

0

0

0

0

0

1.1.4.

Lain-lain PAD yang sah

313.701.066

0

2.486.706.241

692,70

4.638.455.567

86,5
3

103.213.138.473

0

4.511.497.12
1
267.918.600.
776
17.397.735.7
76
223.014.565.
000

1.2.

Dana Perimbangan

270.608.683.8
73
14.681.830.87
3
192.532.853.0
00

162,18

1.2.1.

Dana bagi hasil pajak
/bagi hasil bukan pajak

11.994.975.473

0

1.2.2.

Dana alokasi umum

79.200.163.000

0

1.2.3.

Dana alokasi khusus

12.018.000.000

0

63.394.000.00
0

427,49

Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah

30.005.894.683

0

31.637.646.46
0

5,44

1.3.

9|B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

22,40
143,10

264.890.311.2
49
17.632.958.24
9
201.553.153.0
00
45.704.200.00
0

-2,11
20,1
0
4,69
27,9
0

27.506.300.0
00
121.614.410.
417

Ratarata
Pertumb
uhan
(%)

2012
(Rp)

6,92
4,44
37,5
6
12,1
7

%

366.979.721.7
03
11.188.179.88
6
4.807.103.221
1.508.246.426

-8,00
19,5
9
65,4
3
22,1
7

Propo
rsi
Ratarata

37,26
104,48

2,16

281,69

27,36

23,70

31,26

0

0

0

0

0

-2,74

4.872.830.239

8,01

196,13

41,39

311.233.074.9
91
16.719.096.99
1
270.246.978.0
00

16,1
7

44,35

77,48

-3,90

9,32

7,11

44,90

78,81

87,00

14,08

1,14
-1,33
10,6
5
39,8
2
22,5
6

24.267.000.00
0
46.516.337.94
2

21,1
8
11,7
8
61,7
5

44,97

20,36

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

1.3.1

Hibah

4.607.142.858

0

0

-100,00

0

0

750.000.000

1.3.2

Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari
provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya **)

8.000.000.000

0

0

-100,00

0

0

0

100,
00
0,00

4.516.061.025

0

7.463.087.460

65,26

7.376.791.077

-1,16

9.179.875.15
7

1.3.3

0

-100

-25,00

3,19

0

0

-25,00

5,33

24,4
4

11.364.523.82
6

23,7
982

28,09

15,83

1.3.4

Dana penyesuaian dan
otonomi khusus***)

6.382.690.800

0

19.617.409.00
0

207,35

42.401.895.20
0

116,
14

84.648.147.8
40

99,6
3

33.193.943.00
0

60,7
86

90,59

54,02

1.3.5

Pendapatan Lainnya

6.500.000.000

0

4.557.150.000

-29,89

19.860.188.00
0

335,
80

27.036.387.4
20

36,1
3

0

-100

60,51

15,66

1.3.6

Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal
Percepatan Pembangunan
Daerah (DPDFPPD)

0

0

0

0

29.586.822.11
3

100,
00

0

100,
00

0

0

0,00

5,96

Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2008-2012(Audited) dan diolah 2013

10 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Berdasarkan tabel rata-rata realisasi pertumbuhan dan kontribusi rata-rata
selama 5 tahun terakhir (2008-2013) sebesar 37,26 % per tahun. Perkembangan
realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami rata-rata pertumbuhan selama
5 tahun (tahun 2008 – 2013) sebesar 104,48% per tahun, hal ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan daerah telah berhasil melampaui target yang
direncanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Kotamobagu tahun 2008 – 2013 yang ditargetkan pada tahun 2013 sebesar
7,84% . Pencapaian target tersebut merupakan wujud keseriusan Pemerintah Kota
Kotamobagu dalam menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan
asli daerah (PAD). Kebijakan pemerintah Kota Kotamobagu dalam upaya
meningkatkan PAD dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber sumber PAD yaitu dengan melakukan langkah-langkah identifikasi sumbersumber pendapatan potensial maupun penyesuaian tarif retribusi/ pajak daerah
yang sudah tidak relevan dengan perkembangan kondisi dengan tidak membebani
masyarakat.
Namun demikian jika dilihat dari kontribusi PAD terhadap penerimaan
pendapatan daerah masih relatif kecil, ketergantungan Pemerintah Kota
Kotamobagu terhadap Pemerintah Pusat dan Provinsi masih cukup tinggi.
Kontribusi penerimaan yang berasal dari dana perimbangan sebesar 77,48%, PAD
sebesar 2,16%, dan lain-lain penerimaan pendapatan daerah yang sah sebesar
20,36%, hal tersebut dapat diartikan bahwa kemandirian Keuangan Daerah Kota
Kotamobagu dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan masih bergantung pada Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Provinsi.
Perkembangan realisasi Penerimaan Daerah dari Dana Perimbangan rata-rata
sebesar 44,35% per tahun, dengan kontribusi terbesar pada pos Dana Alokasi
Umum (DAU) sebesar 44,90% per tahun. Kenaikan Penerimaan Dana Perimbangan
tersebut menggambarkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kota
Kotamobagu dalam menggali potensi pada pos-pos Dana Perimbangan belum
menunjukkan hasil yang signifikan.
Trend Pendapatan Daerah
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah juga mengalami pertumbuhan yang
meningkat, namun pada tahun 2012 mengalami penurunan. Penerimaan pada Pos
ini bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah
Kota untuk mendanai program/kegiatan pembantuan yang ada di Kota
Kotamobagu. Berdasarkan kinerja pertumbuhan dan kontribusi pendapatan
daerah rata-rata selama 5 tahun terakhir, untuk pemenuhan pendanaan
pembangunan dalam RPJMD Kota Kotamobagu Tahun 2013-2018 kebijakan
pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada peningkatan kemandirian keuangan
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan melalui upaya intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan daerah,
optimalisasi aset dan kekayaan pemerintah kota termasuk mengembangkan BUMD
baru dengan menganut prinsip-prinsip; (1) Potensial, lebih menitikberatkan pada
potensi daripada jumlah atau jenis pungutan yang banyak; (2) Tidak memberatkan
masyarakat; (3) Tidak merusak lingkungan; (4) Mudah diterapkan dan
11 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
dilaksanakan; dan (5) Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun
materinya. Sedangkan asumsi target penerimaan pendapatan daerah ada lah
sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli daerah (PAD).
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada RPJMD Kota Kotamobagu
Tahun 2013-2018 diproyeksikan sebesar 5% per tahun, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu lima tahun terakhir
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 104,48%;
b. Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pusat tentang Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang diserahkan Pemerintah daerah pada
tahun 2011 dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang direncanakan akan
diserahkan ke Pemerintah Daerah pada tahun 2013; serta
c. Upaya serius dari pemerintah Kota Kotamobagu dalam menggali potensi
sumber-sumber pendapatan asli daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi PAD.
2. Dana Perimbangan
Proyeksi penerimaan dari Dana Perimbangan pada RPJMD Kota Kotamobagu
Tahun 2013-2018 sebesar 5%, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Realisasi penerimaan Dana Perimbangan selama kurun waktu lima tahun
terakhir yang mengalami kenaikan rata-rata pertumbuhan sebesar 44,35%.
b. Bekurangnya penerimaan Dana Perimbangan yang berasal dari Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
c. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan pos yang memiliki Kontribusi
terbesar dalam menyokong penerimaan Dana Perimbangan yakni sebesar
77,48%. Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, DAU diberikan berdasarkan celah
fiskal/keuangan dan alokasi dasar. Celah fiskal/keuangan merupakan
kebutuhan daerah yang dikurangi dengan kapasitas fiskal/keuangan
daerah. Kebutuhan daerah merupakan variable-variable yang ditetapkan
undang-undang antara lain penduduk, luas wilayah,penduduk miskin dan
indeks harga, perhitungan kapasitas keuangan didasarkan atas PAD dan
Dana Bagi Hasil yang diterima daerah, sedangkan alokasi dasar merupakan
pemenuhan gaji PNS.
d. Kebutuhan fiskal Kota Kotamobagu ditahun-tahun mendatang akan
mengalami peningkatan seiring dengan Penduduk Kota Kotamobagu
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,14% per tahun, luas wilayah
daratan akan mengalami peningkatan dengan pengembangan wilayah,
penduduk miskin sebesar 7,24.% dan pengadaan CPNS Kota Kotamobagu
dengan pemenuhan akan gaji PNS daerah.
e. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.Penerimaan pada pos ini juga
diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 5% per tahun. Kontribusi
terbesar pada pos Dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar 54,02%,
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Percepatan sebesar 5,96%, dan
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya s ebesar
15,83%. Dalam upaya optimalisasi penerimaan pendapatan, maka
Pemerintah Kota Kotamobagu harus secara intensif melakukan koordinasi
12 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
menggali potensi penerimaan Lain-lain pendapatan daerah yang sah
dengan Pemerintah Pusat, Provinsi maupun pemerintah daerah lainnya.
Penerimaan pendapatan daerah pada RPJMD Kota Kotamobagu Tahun 2013 -2018
yang terdiri dari penerimaan Pendapatan Asli daerah, Dana Perimbangan dan
Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah diproyeksikan mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 5% per tahun. Secara rinci sebagaimana tabel dibawah ini:

13 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Tabel 5.4
Proyeksi Perkiraan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2014-2018
Kota Kotamobagu
2014

2015

2016

2017

2018

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pajak daerah
Retribusi daerah
Pendapatan Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah

468.664.690.760
18.502.340.505
7.555.688.469
6.416.100.000

492.097.925.298
21.183.700.285
9.142.383.046
7.057.710.000

516.702.821.563
23.302.070.314
10.056.621.352
7.763.481.000

542.537.962.641
25.632.277.453
11.062.283.595
8.539.829.100

569.664.860.773
28.195.505.197
12.168.511.954
9.393.812.010

0

0

0

0

0

4.530.552.036

4.983.607.239

5.481.967.962

6.030.164.758

6.633.181.233

Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak /bagi hasil
bukan pajak
Dana alokasi umum

392.702.353.155

431.973.588.468

475.170.405.598

522.687.446.158

574.956.145.774

15.192.310.155

16.711.541.168

18.382.695.285

20.220.964.814

22.243.061.296

340.081.903.000

374.090.093.300

411.499.102.630

452.649.012.893

497.913.914.182

Dana alokasi khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang
1.3.
Sah
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
1.3.3
dan Pemerintah Daerah lainnya **)
Dana penyesuaian dan otonomi
1.3.4
khusus***)
1.3.5
Pendapatan Lainnya
Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal
1.3.6
Percepatan Pembangunan Daerah
(DPDFPPD)
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

37.428.140.000

41.171.954.000

45.288.607.683

49.817.468.451

54.799.215.296

90.019.564.518

99.021.520.971

108.923.673.068

119.816.040.374

131.795.644.411

25.640.098.518

28..204.108.371

31.024.519.208

34.126.971.128

37.537.668.240

64.379.466.000

70.817.412.600

77.899.153.860

85.689.069.246

94.257.976.171

No.
1
1.1.
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
1.1.4.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.

Uraian

1.2.3.

14 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

(LKPD) Tahun 2008-2012(Audited) dan diolah 2013

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Penerimaan/Pendapatan daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (DP), dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah (LPS). Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
dilaksanakan oleh kepala/ pimpinan satuan kerja pengelola keuangan daerah
selaku pejabat pengelola APBD dan kepala/pimpinan SKPD selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah.
Pengelolaan

pendapatan

daerah

dilaksanakan

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan pendapatan daerah dari berbagai sumber pendapatan menurut
yang berlaku, dengan tetap menciptakan kondisi yang kondusif bagi peningkatan
investasi dan usaha swasta. Sasaran adalah meningkatnya PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang sah untuk itu, pengelolaannya
diarahkan pada:
a. Secara bertahap meningkatkan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah.
b. Mengupayakan dasar hukum berbagai sumber PAD.
c.

Memacu peningkatan PAD dari berbagai Dinas/Instansi melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi.

d. Mengupayakan peningkatan Dana Perimbangan dan sumber pendapatan
lainnya.
e. Mengkaji potensi PAD dan kelayakan sumber-sumber penerimaan PAD untuk
upaya peningkatannya
Arah pengelolaan pendapatan daerah ini diharapkan akan mendorong kenaikan
pendapatan daerah untuk membiayai kebutuhan belanja dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah

15 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peranan

Pendapatan

Asli Daerah

(PAD) dalam pembiayaan

program

pembangunan di Kota Kotamobagu sangatlah penting. Hal itu sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah. Dalam rangka peningkatan PAD, Pemerintah Kota
Kotamobagu telah secara maksimal berupaya melalui serangkaian kegiatan
intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi, eksplorasi Sumber daya, serta
upaya investasi swasta. Untuk penyelenggaraan otonomi Daerah yang luas, nyata
dan bertanggung jawab, diperlukan kewenangan dan kemampuan untuk
menggali sumber keuangan sendiri, yang didukung oleh perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Pemerintah Provinsi dan Kota yang
merupakan prasyarat dalam system pemerintahan daerah. Dengan itu maka
daerah hendaknya memiliki kewenangan yang luas dan kemampuan yang
optimal untuk menggali dan mengembangkan keuangan sendiri.
Trend perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan realisasi anggaran APBD Kota Kotamobagu tahun 2010 hingga
tahun 2015, terlihat PAD Kota Kotamobagu menyumbangkan antara 1.21%
hingga lebih 3.37 % dengan rata-rata proporsi PAD sebesar 2,23% terhadap total
penerimaan Kota Kotamobagu. Dengan jumlah penerimaan PAD tersebut, maka
kebutuhan pembangunan dan pengembangan infrastruktur Kota Kotamobagu
tidak dapat sepenuhnya mengandalkan PAD. Oleh karena itu perlu disusun
strategi untuk menetapkan program-program pembangunan dan pengembangan
infrastruktur yang dapat dibiayai melalui komponen anggaran PAD ini. Dengan
kata lain dari komponen PAD akan dapat dihitung kekuatan pendanaan internal
Kota Kotamobagu, sehingga dapat dengan jelas dan obyektif program apa saja
yang dapat didanai serta besarna bantuan pendanaan yang dibutuhkan (baik
melalui dana perimbangan ataupun melalui mekanisme penyaluran pendanaan
lainnya).
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Sumber internal dari pemerintah daerah sendiri (public saving) Kurang optimal
tersedia dengan pengelolaan anggaran yang ada. dengan adanya tendensi belanja
barang dan jasa keciptakaryaan yang besar dalam RPIJM ini, maka sangat
dibutuhkan sumber-sumber lain sebagai pendukung yakni cost-sharing
dan Hutang jika dibutuhkan. Tingkat DSCR Kota Kotamobagu juga kurang
memungkinkan hal tersebut.
16 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

Sumber eksternal dari luar pemerintah daerah (pemerintah pusat, pemerintah
propinsi, pinjaman, partisipasi swasta (KPS), dan swadaya masyarakat) menjadi
bagian yang penting bagi belanja tersebut diatas sehingga kesemuanya menja di
bagian integral dalam aspek rencana pembiayaan.
Dengan Pertimbangkan kecenderungan yang terjadi dimasa lalu Perkembangan
penerimaan Pajak Daerah periode 2011-2015 diperkirakan tumbuh seimbang
dengan kecenderungan meningkat dan disisi retribusi daerah juga diperkiraan
tumbuh dengan kecenderungan maningkat.
Selanjutnya perkembangan penerimaan PAD periode 2011-2015 diperkirakan
tumbuh dengan 7,00% per tahun dengan kontribusi terhadap penerimaan rata rata 3,37% dari total pendapatan daerah. Dimana diperkirakan ketergantungan
terhadap dana perimbangan masih sangat tinggi.
Indikator yang menentukan layak tidaknya program
a. Internal Rate of Return (IRR)
b. Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang dilihat dari
penghasilan dan biaya Dimana:
IRR > SOCC maka layak
SOCC = discount rate yang berlaku
c. Economic Internal Rate of Return (EIRR) yang dilihat dari benefit
yang tidak bias dinyatakan dalam bentuk financial, terutama terkait
prasarana
publik IRR >
10%
d.

Net

Present

Value

(NPV) NPV > 0 maka
layak
e.

Analisis

Benefit

and Cost

(B/C) B/C >1 maka Layak .

17 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
5.2 POTENSI PENDANAAN APBN
Tabel 5.4 Potensi Pendanaan Bersumber APBN
REALISASI (X 1000)
SEKTOR

(1)
PengembanganKawas anPermukiman

TAHUN -5

TAHUN -4

TAHUN 3

(2)

(3)

(4)

N/A

N/A

7.049.977

Pengembangan SPAM

5.235.960

Pengembangan PLP

N/A

N/A

Total Alokasi APBN

7.049.977

5.235.960

TAHUN -2 TAHUN -1
(5)

(6)

14.242.850

19.220.950 19.212.000

7.590.540

5.346.970

6.693.200

1.413.500

4.481.000

21.948.000

23.246.890 29.048.920 47.853.200

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab
Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur
sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang
ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan
Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No.
14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu
dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan
realisasinya di daerah tersebut.

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga
dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana
APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas
nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan
akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak
skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang
diselenggarakan

melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK

ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria
Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun
18 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

5.3 ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
Tabel. 5.4 Alternatif Sumber Pendanaan
BIAYA

NAMA

DESKRIPSI

KELAYAKAN

KEGIATAN

KEGIATAN

KEGIATAN
(RP)

FINANSIAL

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

KETERANGAN

Sampai saat ini belum ada potensi pendanaan alternatif pembiayaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya antara lain dari KPS, CSR belum
terealisasi.
Tetapi idealnya perlu ada bantuan dari KPS, CSR atau sumber lainnya karena
terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, untuk itu dunia
usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang
berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk
kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah
Perpres No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan B adan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang
Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU
No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Peningkatan Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Peningkatan lain-lain pendapatan yang sah pada dasarnya yang perlu dikuatkan
adalah sumbangan pihak ke tiga oleh masyarakat dan usahawan/ swasta kepada
daerah. Pembangunan sarana perekonomian seperti pasar ternyata secara
signifikan mampu memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi peningkatan
pendapatan daerah. Upaya yang dilakukan adalah memperluas basis-basis
19 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
sumbangan pihak ke tiga pada bidang ekonomi unggulan di masyarakat. Sehingga
dengan memperkuat potensi–potensi yang ada dapat mendukung pembangunan
yang lebih maju.

Peningkatan dana Perimbangan
Sebagai porsi terbesar strukturnya dalam pendapatan daerah maka kebijakan
untuk memperbesar Dana Perimbangan ini dilakukan upaya:
a.

Menyelaraskan Program Pembangunan dengan Pemerintah Propinsi
Sulawesi Utara dan Pemerintah Pusat (Departemen dan Lembaga Non
Departemen).

b.

Mensinergikan pelaksanaan pembangunan dengan sharing pembiayaan
baik dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat (departemen dan
Lembaga Non Departemen) dan kerjasama Pemerintah dan Swasta

c.

Menyelaraskan program Dana Perimbangan dengan kebutuhan masyarakat
yang mempunyai daya ungkit ekonomi yang memadai sehingga akan
didapat efek yang dapat mengangkat kesejahteraan ekonomi masyarakat
yang selanjutnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan
kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah
dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut:
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPIJM, Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu telah menyusun strategi
untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.
Yang meliputi beberapa aspek antara lain :
5.4.1 Strategi peningkatan DDUB
Sebagai porsi terbesar strukturnya dalam pendapatan daerah maka
kebijakkan untuk memperbesar dana perimbangan ini dilakukan upaya:


Menyelaraskan program pembangunan dengan pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara dan Pemerintah Pusat



Mensinerginakan pelaksanaan pembangunan dengan sharing pembiayaan
baik dengan pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat serta kerjasama
antara Swasta



Menyelaraskan program Dana Perimbangan dengan kebutuhan masyarakat
yang mempunyai daya ungkit ekonomi yang memadai.

20 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana
permukiman didaerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi
belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3 -5
tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
Infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah
ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor -sektor Cipta Karya
yang sudah ada. Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk
mengalokasikan Dana Daerah untuk urusan bersama (DDUB) sebagai
pendamping kegiatan APBN di Kabupaten/Kota. DDUB ini menunjukkan
besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan
bidang Cipta Karya.
5.4.2 Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi,
yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial
sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai
sumber pendapatan pemerintah daerah. Ada beberapa perusahaan daerah
yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di
sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan
investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan
perusahaan daerah dalam meningakatkan cakupan dan kualitas pelayanan
secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi
salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di
bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, inidkator
tersebut telah ditetapkan BPPSPAM untuk diketahui apakah perusahaan
daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit. 180 disamping itu,
pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan,
operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh
perusahaan daerah yang ada di Kabupaten/Kota dalam 3-5 tahun terkahir.

5.4.3 Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan
pembangunan bidang Cipta Karya
Kebijakkan peningkatan peran masyarakat dan duniat usaha untuk
mengoptimalisasikan

sumber-sumber

21 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

pendapatan

melalui

upaya

RPIJM Kotamobagu 2015-2019
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, optimalisasi aset dan
kekayaan pemerintah Kota dengan menganut prinsip:


Potensial artinya lebih menitik beratkan pada potensinya daripada
jumlah atau jenis pungutan yang banyak;



Tidak memberatkan masyarakat;



Tidak merusak lingkungan;



Mudah diterapkan/diaplikasikan, mudah dilaksanakan;



Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarip dan materinya.

Melakukan investasi pemerintah daerah pada sektor-sektor ekonomi
unggulan atau ekonomi masyarakat yang mempunyai daya ungkit ekonomi
besar, sehingga memberikan dampat positif terhadap peningkatan
pendapatan Daerah pada satu sisi dan kesejahteraan masyarakat pada sisi
lainnya. Investasi dilakukan dengan sistem bagi hasil.

5.4.4 Strategi pendanaan

untuk operasi, pemeliharaan

dan

rehabilitasi

infrastruktur permukiman yang sudah ada
a. Membuat perencanaan yang terukur untuk biaya operasi, pemeliharaan
infrastruktur permukiman
b. Memasukkan dalam PAD setiap tahun dana operasi, pemeliharaan dan
rehabilitasi
c. Melibatkan perusahaan swasta dalam pemeliharaan dan rehabilitasi
terutama pada fasilitas-fasilitas umum

5.4.5 Strategi pengembangan infrastruktur skala regional
Tahap ini mementingkan interkonektifitas antar wilayah, skala ini terkait
dengan penyusunan rencana pembangunan zonasi yang komprehensif
untuk lingkup wilayah. Sampai saat ini pengembangan inftrastruktur
regional bidang Cipta Karya belum di Kota Kotamobagu belum pada skala
regional.

22 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u

RPIJM Kotamobagu 2015-2019

23 | B a b V – K o t a K o t a m o b a g u