BAB V - DOCRPIJM c6f6dbb070 BAB VBAB 5 StrategiPembangunan BARUdoc
BAB V
5.1. Strategi Pembangunan Daerah
Dalam upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan
daerah Kabupaten Merangin di era desentralisasi, demokrasi dan
globalisasi ini, tiga strategi utama pembangunan jangka menengah
Kabupaten Merangin, yang akan diterapkan secara berkesinambungan
dan
diharapkan
mampu
mengantisipasi
berbagai
permasalahan,
tantangan dan peluang pembangunan secara internal maupun eksternal
dalam lima tahun ke depan dapat digambarkan dibawah ini.
A. Peningkatan Infrastruktur
Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama di
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan
tersedianya
infrastruktur
ekonomi
akan
memacu
pengembangan
ekonomi daerah yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan prasarana
dan sarana keluarga.
Dalam
peningkatan
rangka
mewujudkan
infrastruktur
dalam
strategi
pengembangan
menciptakan
kemudahan
dan
bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana keluarga,
dilakukan melului perumahan.
Dibidang pembangunan dan peningkatan infrastruktur sosial dan
perumahan lebih diprioritaskan pada upaya peningkatan mutu jalan dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
110
jembatan dengan melakukan pemeliharaan secara intensif untuk
menjamin kelancaran arus jasa dan barang serta pembebasan daerah
terisolir. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan dasar prasarana dan
sarana keluarga dilakukan melalui penyediaan air bersih dan penyediaan
energi listrik dengan memanfaatkan sumber energi alternatif khususnya
diwilayah pedesaan.
B. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Secara
konsep
ekonomi
pemanfaatan
sumber
daya
alam
merupakan satu upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada satu daerah. Artinya bahwa
pemanfaatan
sumber
daya
alam
bertujuan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Strategi pemanfaatan sumber daya alam diimplementasikan melalui
pelaksanaan pengelolaan potensi sumber daya
alam yang dimiliki
Kabupaten Merangin antara lain:
a. Melakukan eksplorasi dan eksploitasi potensi bahan tambang seperti
batu bara, biji besi, marmer, emas, batu kapur, serta minyak dan gas
bumi dengan mempertimbangkan kendala (constrain) kelangkaan
sumber daya tambang yang tergolong sebagai sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, artinya bahwa pemanfaatan sumber
daya alam bawah tanah harus memperhatikan sumber daya alam di
atasnya
yaitu
memperhitungkan
biaya
peluang
yang
hilang
(oportunity cost) dengan adanya eksploitasi potensi tambang
(sumber daya alam bawah tanah) mengingat kegiatan pertambangan
memiliki dampak negatif (eksternality) yang cukup tinggi, sehingga
dengan
pemanfaatan
sumber
daya
alam
secara
bijak
akan
mewujudkan kelestarian sumber daya alam yang tidak dapat
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
111
diperbaharui yang akan menunjang keberlanjutan pembangunan
(Sustainable Development) di Kabupaten Merangin.
b. Melakukan pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan kehutanan melalui upaya ekstensifikasi
dan instensifikasi pertanian dengan pemanfaatan perkembangan
teknologi pertanian, peningkatan dan pengembangan pengetahuan
petani, serta memberikan kemudahanl kepada petani melalui
fasilitasi dan prgram-program stimulan.
C. Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bersih
Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good Governance )
ditafsirkan sebagai adanya dan berfungsi baiknya beberapa perangkat
kelembagaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan kepentngan
masyarkat bisa dijamin baik. Perangkat kelmbagaan
disini mencakup
adanya birokrasi yang bersih dan efisien, adanya legislatif yang aspiratif
dan tanggap terhadap kepentingan masyarakat serta menjadi alat
kontrol yang baik dan konstruktif bagi birokrasi pemerintah, adanya
sistem penegakan hukum yang dapat dipercaya, termasuk didalamnya
aparat penegak hukuk yang mempunyai integritas yang baik, serta
adanya
masyarakat
memperjuangkan
sipil
(
kepentingan
civil
society
warga
serta
)
yang
kuat
mengontrol
untuk
lembaga
pemerintah ( Keraf dalam Dharma Setyawan Salam;2004).
Ada 4 prinsip utama sebagai unsur Good Governance yang harus
dijalankan untuk mencapai pemerintahan yang bersih antara lain:
a. Akuntabilitas, menjamin adanya proses yang memenuhi syarat
dalam pemilihan pemegang kekuasaan dan prosedur sehat dalam
proses pengambilan keputusan, terutama keterlibatan publik dalam
pengambilan keputusan strategis, adanya mekanisme evaluasi atas
insentif yang diberikan kepada para pejabat publik, serta adanya
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
112
mekanisme
pertanggungjawaban
kepada
publik
atas
kinerja
pemerintahan. Tanggung Jawab dan tanggung gugat terdiri dari:
Tanggung jawab politik (political responsibility), yaitu tanggung
jawab melaksanakan politik pemerintahan.
Tanggung Jawab institusional (institusional responsibility), yaitu
tanggung jawab untuk melaksanakan dengan baik perintah
atasan (tanggung jawab hirarki)
Tanggung Jawab kepada masyarakat ( public atau popular
responsibility), yaitu tanggung jawab terhadap kepentingan
masyarakat
Tanggung jawab profesional (profesional responsibility), yaitu
tanggung
jawab
sesuai
dengan
pertimbangan/pandangan
profesinya.
Tanggung jawab pribadi (personal responsibilty), yaitu tanggung
jawab berdasarkan kesadaran pribadinya.
b. Transparansi, atau keterbukaan dapat dilihat pada tiga aspek yakni
adanya kebijakan yang terbuka terhadap pengawasan, adanya akses
informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi
kebijakan pemerintah, serta berlakunya check and balance antar
lembaga eksekutif dan legislatif. Tujuan transparansi ini membangun
rasa saling percaya antara pemerintah dengan publik dimana
pemerintah harus memberikan informasi yang akurat bagi publik
yang membutuhkannya, terutama informasi yang andal berkaitan
dengan masalah-masalah hukum, peraturan dan hasil-hasil yang
dicapai dalam proses pemerintahan, adanya mekanisme yang
memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi-informasi
yang relevan,
adanya peraturan yang mengatur mengenai
kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan informasi kepada
masyarakat,
serta
menumbuhkan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
budaya
ditengah-tengah
113
masyarakat untuk mengkritisi kebijakan yang dihasilkan oleh
Pemerintah Daerah.
c. Partisipasi,
menggunakan
dalam
arti
hak-haknya
mendorong
untuk
semua
menyampaikan
warga
untuk
baik
secara
langsung maupun tidak langsung, usulan dan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, terutama memberikan kebebasan
kepada rakyat untuk berkumpul, berorganisasi, dan berpartisipasi
secara aktif dalam menentukan masa depannya.
d. Penegakan hukum, atau supremasi hukum dari sisi birokrasi,
berarti ada kejelasan dan prediktibilitas dari birokrasi terhadap sektor
swasta, dan dari segi masyarakat sipil berarti ada kerangka hukum
yang diperlukan untuk menjamin hak-hak warga dalam menegakkan
pertanggunggugatan pemerintah.
5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu
yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka
melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah kebijakan yang
jelas. Arah kebijakan yang maksud disini Arah Kebijakan Pembangunan
daerah. Arah kebijakan pembangunan daerah disusun berdasarkan
analisis kebutuhan pembangunan di daerah dengan mempertimbangkan
aspirasi masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja
pelayanan pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah ini selanjutnya menjadi instrumen (pedoman)
perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan di daerah. Oleh
karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah kebijakan
pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan
selama lima tahun.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
114
Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
serta untuk mencapai kondisi “MAKMUR” maka Pemerintah Kabupaten
Merangin telah menetapkan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
sebagai berikut :
1. Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dan menciptakan
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana
dan sarana dasar keluarga.
2. Mendorong dan menciptakan iklim bagi pengembangan ekonomi
kerakyatan
3. Mengupayakan terciptanya organisasi birokrasi kinerja tinggi dengan
nilai-nilai mengutamakan kepentingan masyarakat.
4. Menciptakan iklim kehidupan sosial yang kondusif.
5.3. Kebijakan Pembangunan Keciptakaryaan.
Pembangunan keciptakaryaan, merupakan bagian integral dalam
pembangunan daerah. Akan tetapi dalam pembangunan keciptakaryaan
lebih menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan fasilitas dalam
permukiman.
Semakin
meningkatnya
kompleksitas
permukiman,
menuntut semakin besar pula fasilitas yang akan disediakan dalam
permukiman
tersebut.
Karena
itu,
secara
korelasional
juga
membutuhkan peningkatan sektor penanganan yang semakin besar
pula. Terlebih-lebih kompleksitas dalam permukiman tersebut juga
diiringi dengan aktifitas yang semakin kompleks pula, menjadikan
berbagai sektor harus turut campur dalam penanganan kawasan
permukiman ini.
Guna mewujudkan pembangunan permukiman yang sesuai,
selaras dan seimbang dengan daya dukungnya, maka diperlukan
kebijakan sektorral yang terlibat dalam penanganan keciptakaryaan ini.
Melalui kebijakan ini, selanjutnya dapat mengarahkan terhadap kondisi
yang diinginkan oleh daerah dalam setiap pengembangan permukiman.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
115
Adapun
kebijakan
sektoral
yang
termasuk
dalam
penanganan
keciptakaryaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sektor Pengembanggan Permukiman Perkotaan
Pengembangan permukiman kawasan perkotaan, merupakan
sasaran yang akan terus ditumbuhkembangkan. Pertimbangan ini
didasari oleh semakin meningkatnya penduduk kota yang dengan
cepat, telah memberikan dampak serius terhadap kondisi perkotaan.
Kawasan-kawasan kumuh yang timbul dimana-mana, cepatnya
pertumbuhan dan perkembangan sektor informal, penempatan
perdagangan yang semrawut sebagai akibat meningkatnya aktifitas
penduduk dan sebagainya, telah menjadikan kawasan perkotaan
semakin tidak tertata dengan rapi, bersih, indah dan nyaman.
Perwujudkan permukiman perkotaan yang rapi, bersih, indah
dan nyaman akan tetap menjadi idaman secara berkelanjutan.
Apabila kondisi ini mampu diwujudkan, maka daya tarik kota pun
akan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan
yang mampu merangsang dan merubah kawasan permukiman
perkotaan menjadi lebih teratur, rapi, bersih, indah dan nyaman bagi
penghuninya. Kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut :
Peningkatan penyediaan prasarana dan Revitalisasi kawasan
kumuh
Peningkatan dan penyediaan utilitas permukiman yang memadai.
Peningkatan dan penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
kawasan permukiman.
2. Sektor Penembangan Permukiman Kawasan Khusus.
Pengembangan permukiman kawasan khusus, pada dasarnya
menekankan pada wilayah-wilayah yang masih perlu mendapatkan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
116
perhatian serius dari pemerintah. Kawasan ini, secara umum
mengarah pada penanganan kawasan terisolir. Dengan wilayah yang
masih mempunyai rentang kendali yang cukup lebar, masih
dihadapkan pada wilayah-wilayah yang belum mampu tertangani.
Faktor prasarana jalan, telah menjadikan beberapa desa
kecamatan menjadi terisolir.
didukung
penyediaan
di
Dengan keterisolasian ini, perlu
prasarana
dan
sarana
yang
mampu
mengangkat harkat dan martabat masyarakat.
Dalam
upaya
mengantisipasi
sekaligus
memecahkan
permasalahan pada kawasan khusus ini perlu diambil kebijakan yang
mampu mengarah pada peningkatan aksesibilitas dan peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Kebijakan
yang
diambil
terhadap
kawasan khusus ini adalah sebagai berikut :
Peningkatan prasarana perhubungan menuju desa-desa terpencil.
Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana permukiman
Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil
3. Sektor Pengembangan Permukiman Pedesaan
Permukiman pedesaan, pada dasarnya memiliki kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Kawasan
pedesaan yang memiliki kekhasan, biasanya lebih identik dengan
kawasan pertanian. Kerena itu, kawasan pedesaan ini cenderung
dikategorikan sebagai kawasan produksi komoditi yang mensuplai
kebutuhan kawasan perkotaan. Seperti kita ketahui, bahwa kawasan
pertanian itu senantiasa mengalami kekurangan dalam penyediaan
prasarana
maupun
sarana
pendukung
permukiman
maupun
pertaniannya. Karena itu, dalam upaya meningkatkan peran kawasan
pedesaan ini, pemerintah daerah secara berkesinambungan terus
berupaya
melengkapai
penyediaan
prasarana
tersebut,
agar
disamping membentuk permukiman pedesaan yang bersih, sehat dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
117
nyaman, juga mampu berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Jalan desa, air bersih, drainase dan sebagainya harus
disediakan agar permukiman pedesaan tersebut mampu menjadikan
penduduk betah dan nyaman bertempat tinggal, tanpa adanya suatu
gangguan apapun.
Dalam upaya menyadiaan prasarana dan sarana pemukiman
tersebut, perlu diambil langkah-langkah yang mampu mengarah
pada perwujudan permukiman yang bersih, sehat, indah dan
nyaman. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Merangin menempuh
kebijakan :
Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan.
Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil
4. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Dalam upaya mewujudkan permukiman yang bersih, sehat,
indah dan nyaman diperlukan langkah-langkah yang mengarah pada
pembentukan permukiman yang ideal. Artinya, dalam membangun
permukiman maupun memperbaiki permukiman yang ada, harus
ditata sesuai dengan kebutuhan dan jenis yang diperlukan.
Guna
mewujudkan permukiman yang ideal tersebut, maka
kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Revilatisasi kampung.
Penataan kawasan, bangunan dan permukiman
5. Sektor Air Minum.
Sektor air minum, merupakan sektor mendasar yang harus
disediakan dalam permkiman. Tanpa adanya air minum yang
memadai, maka akan memberikan implikasi negatif terhadap
permukiman yang bersangkutan. Air bersih, baik yang disediakan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
118
secara sedehana maupun dengan penerapan teknologi, harus
disediakan di kawasan permukiman. Apabila penduduknya sehat,
maka harus didukung dengan penyediaan air bersih yang memadai,
baik dalam bentuk perpipaan maupun sumur gali.
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Penyediaan air bersih yang sehat dan menyehatkan penduduk.
Penyediaan prasarana air minum yang memadai.
6. Sektor Drainase.
Dalam mewujudkan permukiman yang sehat, harus diatur
dengan sistem pembuangan yang baik. Limpasan air hujan, maupun
limbah rumah tangga harus disalurkan melalui saluran yang tepat.
Ketepatan itu dapat dilihat dari
cara buangnya yang tidak
memberikan dampak negatif terhadap permukiman itu sendiri. Oleh
karena itu, perlu dibangun jaringan drainase menuju sasaran yang
tepat, baik tepat buang, tepat minimal dampak dan tepat untuk
penjagaan kesehatan. Sebab dengan tidak disalurkannya secara
tepat, maka akan emngakibatkan permukiman tidak sehat dan
kumuh. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan pembuangan
sampah yang tidak sehat pula, akan semakin menjadikan kawasan
permukiman yang kumuh.
Guna mewujudkan permukiman yang sehat bagi penduduknya,
maka kebijakan yang akan ditempuh dalam pembangunan drainase
meliputi :
Peningkatan dan pengembangan jaringan drainase.
Rehabilitasi jaringan drainase kawasan permukiman
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
119
7. Sektor Air Limbah.
Interaksi penduduk di kawasan permukiman, secara langsung
maupun
tidak
langsung
dapat
menimbulkan
permasalahan.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah terjadinya limbah dan
persampahan. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat aktifitas di
permukiman, dapat berupa limbah cair, padat maupun gas.
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
8. Sektor Persampahan
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan
persampahan meliputi 5 aspek, yaitu manajemen, operasioanal,
pembiayaan, pengaturan dan peran serta masyarakat.
5.4. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya
Rencana Stretegis Bidang Cipta Karya secara Nasional meliputi
Kebijakan Program :
1) Penanggulangan Dampak Konflik Sosial dan Bencana dalam
rangka
tanggap
infrastruktur
di
darurat
dan
pulau-pulau,
perbatasan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
peningkatan
daerah
pelayanan
terisolir,
dan
120
Tujuan : Memberikan bantuan prasarana dan sarana permukiman
dalam rangka penanggulangan dampak bencana dan
kerusuhan, dan peningkatan pelayanan infrastruktur
kawasan perbatasan, pulau kecil, dan daerah terisolir;
Sasaran :Terfasilitasinya kegiatan penanganan pasca bencana
serta kerusuhan sosial di berbagai wilayah di Indonesia,
sebanyak 22.000 unit rumah, penanganan tanggap
darurat sebanyak 8.300 unit rumah, peningkatan
infrastruktur kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil
di 20 provinsi.
Program :
•
Program
pengembangan
perumahan
dengan
kegiatan
penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social, serta
penanganan tanggap darurat,
•
Program Pengembangan system persampahan dan drainase
dengan kegiatan pengembangan PSDPP, kawasan perbatasan
dan pulau-pulau kecil di 330 kawasan perdesaan:
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah,
•
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Perkotaan dengan
kegiatan pembangunan jalan dan jembatan alternative maupun
pembangunan PSDPP jalan desa;
2) Mewujudkan organsiasi yang efisien, tata laksana yang
efektif,
SDM
yang
professional
dengan
menerapkan
prinsip-prinsip good gorvenance.
Tujuan:
Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur serta mewujudkan institusi/organisasi yang
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
121
handal
dengan
menerapkan
good
prinsip-prinsip
gorvenance.
Sasaran :Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,
prosedur
petunjuk
serta
bantek
pemberdayaan
komunitas, serta pengembangan NSPM;
Program:
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
•
Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase
dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
•
Program
Pengembangan
Perumahan
dengan
kegiatan
penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pengembangan
perumahan.
•
Program
Pengembangan
Komunitas
Perumahan
dengan
kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek
pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 130 paket.
•
Program Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan dengan
kegiatan
piranti
peningkatan
lunak
fungsi
peraturan
kawasan,
perundang-undangan,
pengembangan
perdesaan
terpadu, pengembangan perkotaan, NSPM, kebijakan, bantek,
bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan.
3) Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah, Masyarakat,
dan Dunia Usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur PU (capacity Building)
Tujuan: Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat,
dan
dunia
usaha
dalam
berbagai
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
aspek
122
Sasaran: Meningkatkan kelembagaan pengawasan, konstruksi dan
keselematan
bangunan
gedung
serta
peningkatan
kapasitas Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
penataan
lingkungan
permukiman,
pembinaan
kapasitas daerah, serta meningkatkan peran dunia
usaha dalam pengelolaan pembangunan PS.
Program:
•
Program
pengembangan
penguatan
perumahan
kelembagaan
dengan
pengawasan
kegiatan
konstruksi
dan
keselamatan bangunan gedung
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan
lingkungan permukiman
4. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)
penyelenggaraan Infrastruktur perumahan permukiman
Tujuan : Meningkatkan kelengkapan norma, standar, pedoman
dan
manual
untuk
menunjang
penyelenggaraan
infrastruktur dan permukiman
Sasaran : Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,
prosedur
petunjuk
sebanyak
300
paket
serta
pengembangan SDM
Program :
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah dengan kegiatan penyusunan kebiajkan dan NSPM;
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
123
•
Program pengembangan sistem persampahan dan drainase
dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM;
•
Program
pengembangan
penguatan
perumahan,
kelembagaan
pengawasan
dengan
kegiatan
konstruksi
dan
keselamatan bangunan gedung
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan
lingkungan permukiman
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah,
dengan
kegiatan
Program
Pembinaan
Kapasitas
Daerah, Masyarakat, dan Dunia Usaha
•
Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase,
dengan
kegiatan
Program
Pembinaan
Kapasitas
Daerah,
masyarakat, dan dunia usaha
5) Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur PU dalam
mewujudkan
perumahan
dan
permukiman
yang
berkelanjutan
Tujuan
:
Meningkatkan
kualitas
kehidupan
masyarakat
permukiman di perkotaan dan perdesaan terutama
di kawasan kumuh;
Sasaran
:
Dukungan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
permukiman di kawasan lingkungan siap bangun
dan penanggulangan kemiskinan perkotaan serta
peningkatan kualitas permukiman kumuh
Program :
a. Dukungan pengembangan perumahan, dengan kegiatan :
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
124
•
Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada
Kasiba/Lasiba
•
Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Rusunami
•
Fasilitasi pengembangan Rusunawa dan PSD Perkim
b. Program Pemberayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan:
• Fasilitasi Penyediaan perumahan dan PSD Perkim yang
bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penataan dan
rehabilitasi lingkungan kumuh
• Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP)
6)
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman baik di
perkotaan maupun di perdesaan dan peningkatan kualitas
lingkungan
permukiman
kumuh
dan
nelayan
untukmenanggulangi kemiskinan
Tujuan : Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi di
perkotaan dan perdesaan (kota/kab);
Sasaran : Pelayan air bersih di perkotaan dan perdesaan dan
sanitasi
terutama
di
kawasan
rawan
air
bersih
perkotaan dan perdesaan
Program:
a. Program Pengembangan Sistem Pelayan Air Minum (AM) dan Air
Limbah (AL), dengan kegiatan:
•
Pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt
dan dukungan PS air minum untuk kawasan rawan air
•
Pengembangan sistem air limbah dan fasilitasi
pengembangan sistem air limbah terpusat di kota
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
125
Metropolitan/Besar serta percontohan sistem air limbah di
kota sedang dan kecil
b. Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan
kegiatan:
•
Pengembangan persampahan dan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA)
•
Stimulasi
pengembangan
prasarana
drainase
untuk
penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan
strategis
7) Pembinaan bangunan gedung dalam rangka menuju standar
keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang
berlaku dan pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Tujuan:
Meningkatkan kepedulian publik untuk menerapkan
standar keselamatan dan keamanan bangunan sesuai
standar yang berlaku dan pengelolaan rumah negara
yang efisien;
Sasaran: Meningkatkan keselamatan dan keamanan gedung
negara
di
pengelolaan
15
profinsi,
rumah
peningkatan
negara
di
32
gedung
provinsi
dan
serta
tersedianya berbagai pedoman, standar keselamatan
bangunan, serta petunjuk teknis keselamatan bangunan
lainnya;
Program:
•
Pengembangan perumahan dengan kegiatan rehabilitasi gedung
negara di 15 provinsi, pembinaan gedung dan rumah negara di
32 provinsi, dan peningkatan kebun raya istana presiden;
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
126
8) Peningkatan Produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan
revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan
lainnya yang menurun kualitasnya serta pembinaan ruang
terbuka hijau.
Tujuan :
Meningkatkan produktivitas kegiatan perkotaan pada
kawasan-kawasan
yang
mengalami
penurunan
kualitas lingkungan dan insfrastrukturnya;
Sasaran : Peningkatan kualitas lingkungan dengan dukungan
infrastrukturnya di kawasan bersejarah, pariwisata,
dan
kawasan
lainnya
dengan
penataan
dan
revitaliasasi serta pembinaan ruang terbuka hijau;
Program :
•
Program pengembangan sistem persampahan dan drainase
dengan kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan di kawasan
strategis, potensial, kota lama yang mengalami degradasi
ekonomi sosial dan budaya
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
fasilitasi
perbaikan,
dan
penataan
kembali
lingkungan
permukiman tradisional dan bersejarah
9) Peningkatan pelayan infrastruktur perdesaan, kawasan
agropolitan,
daerah
tertinggal
dan
dalam
rangka
keterkaitan kota-desa
Tujuan:
Meningkatkan akses pergerakan di kawasan cepat
berkembang, pinggiran kota (city as engines of rural
development
dan
pengendalian
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
urban
sprawl),
127
agropolitan
dan
daerah
tertinggal
dalam
rangka
keterkaitan kota-desa;
Sasaran: Tersedianya PS jalan yang memadai di kawasan yang
berkembang pesat, serta rencana sistem jaringan jalan
yang dapat mengarahkan perkembangan kawasan
sesuai dengan tata ruang;
Program:
•
Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan perkotaan
dengan kegiatan : Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer
perkotaan dan pemeliharaan rutin berkala ruas jaringan jalan
nasional di perkotaan
•
Pembangunan jalan dan jembatan perkotaan, dengan kegiatan
Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer dan pembangunan ruas
jalan nasional
10)
Mendorong
keterlibatan
swasta
dalam pembangunan
prasarana dan sarana air minum
Tujuan:
Meningkatkan keterlibatan swasta dalam pembangunan
prasarana dan sarana air minum
Sasaran: Meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi
pembangunan prasarana dan sarana air minum di
berbagai kota;
Program:
•
Peningkatan Comunnity development desa-desa di sekitar
perusahaan.
•
Peningkatan kerjasama saling menguntungkan antara pihak
swasta, masyarakat dan pemerintah daerah.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
5.1. Strategi Pembangunan Daerah
Dalam upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan
daerah Kabupaten Merangin di era desentralisasi, demokrasi dan
globalisasi ini, tiga strategi utama pembangunan jangka menengah
Kabupaten Merangin, yang akan diterapkan secara berkesinambungan
dan
diharapkan
mampu
mengantisipasi
berbagai
permasalahan,
tantangan dan peluang pembangunan secara internal maupun eksternal
dalam lima tahun ke depan dapat digambarkan dibawah ini.
A. Peningkatan Infrastruktur
Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama di
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan
tersedianya
infrastruktur
ekonomi
akan
memacu
pengembangan
ekonomi daerah yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan prasarana
dan sarana keluarga.
Dalam
peningkatan
rangka
mewujudkan
infrastruktur
dalam
strategi
pengembangan
menciptakan
kemudahan
dan
bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana keluarga,
dilakukan melului perumahan.
Dibidang pembangunan dan peningkatan infrastruktur sosial dan
perumahan lebih diprioritaskan pada upaya peningkatan mutu jalan dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
110
jembatan dengan melakukan pemeliharaan secara intensif untuk
menjamin kelancaran arus jasa dan barang serta pembebasan daerah
terisolir. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan dasar prasarana dan
sarana keluarga dilakukan melalui penyediaan air bersih dan penyediaan
energi listrik dengan memanfaatkan sumber energi alternatif khususnya
diwilayah pedesaan.
B. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Secara
konsep
ekonomi
pemanfaatan
sumber
daya
alam
merupakan satu upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada satu daerah. Artinya bahwa
pemanfaatan
sumber
daya
alam
bertujuan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Strategi pemanfaatan sumber daya alam diimplementasikan melalui
pelaksanaan pengelolaan potensi sumber daya
alam yang dimiliki
Kabupaten Merangin antara lain:
a. Melakukan eksplorasi dan eksploitasi potensi bahan tambang seperti
batu bara, biji besi, marmer, emas, batu kapur, serta minyak dan gas
bumi dengan mempertimbangkan kendala (constrain) kelangkaan
sumber daya tambang yang tergolong sebagai sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, artinya bahwa pemanfaatan sumber
daya alam bawah tanah harus memperhatikan sumber daya alam di
atasnya
yaitu
memperhitungkan
biaya
peluang
yang
hilang
(oportunity cost) dengan adanya eksploitasi potensi tambang
(sumber daya alam bawah tanah) mengingat kegiatan pertambangan
memiliki dampak negatif (eksternality) yang cukup tinggi, sehingga
dengan
pemanfaatan
sumber
daya
alam
secara
bijak
akan
mewujudkan kelestarian sumber daya alam yang tidak dapat
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
111
diperbaharui yang akan menunjang keberlanjutan pembangunan
(Sustainable Development) di Kabupaten Merangin.
b. Melakukan pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan kehutanan melalui upaya ekstensifikasi
dan instensifikasi pertanian dengan pemanfaatan perkembangan
teknologi pertanian, peningkatan dan pengembangan pengetahuan
petani, serta memberikan kemudahanl kepada petani melalui
fasilitasi dan prgram-program stimulan.
C. Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bersih
Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good Governance )
ditafsirkan sebagai adanya dan berfungsi baiknya beberapa perangkat
kelembagaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan kepentngan
masyarkat bisa dijamin baik. Perangkat kelmbagaan
disini mencakup
adanya birokrasi yang bersih dan efisien, adanya legislatif yang aspiratif
dan tanggap terhadap kepentingan masyarakat serta menjadi alat
kontrol yang baik dan konstruktif bagi birokrasi pemerintah, adanya
sistem penegakan hukum yang dapat dipercaya, termasuk didalamnya
aparat penegak hukuk yang mempunyai integritas yang baik, serta
adanya
masyarakat
memperjuangkan
sipil
(
kepentingan
civil
society
warga
serta
)
yang
kuat
mengontrol
untuk
lembaga
pemerintah ( Keraf dalam Dharma Setyawan Salam;2004).
Ada 4 prinsip utama sebagai unsur Good Governance yang harus
dijalankan untuk mencapai pemerintahan yang bersih antara lain:
a. Akuntabilitas, menjamin adanya proses yang memenuhi syarat
dalam pemilihan pemegang kekuasaan dan prosedur sehat dalam
proses pengambilan keputusan, terutama keterlibatan publik dalam
pengambilan keputusan strategis, adanya mekanisme evaluasi atas
insentif yang diberikan kepada para pejabat publik, serta adanya
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
112
mekanisme
pertanggungjawaban
kepada
publik
atas
kinerja
pemerintahan. Tanggung Jawab dan tanggung gugat terdiri dari:
Tanggung jawab politik (political responsibility), yaitu tanggung
jawab melaksanakan politik pemerintahan.
Tanggung Jawab institusional (institusional responsibility), yaitu
tanggung jawab untuk melaksanakan dengan baik perintah
atasan (tanggung jawab hirarki)
Tanggung Jawab kepada masyarakat ( public atau popular
responsibility), yaitu tanggung jawab terhadap kepentingan
masyarakat
Tanggung jawab profesional (profesional responsibility), yaitu
tanggung
jawab
sesuai
dengan
pertimbangan/pandangan
profesinya.
Tanggung jawab pribadi (personal responsibilty), yaitu tanggung
jawab berdasarkan kesadaran pribadinya.
b. Transparansi, atau keterbukaan dapat dilihat pada tiga aspek yakni
adanya kebijakan yang terbuka terhadap pengawasan, adanya akses
informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi
kebijakan pemerintah, serta berlakunya check and balance antar
lembaga eksekutif dan legislatif. Tujuan transparansi ini membangun
rasa saling percaya antara pemerintah dengan publik dimana
pemerintah harus memberikan informasi yang akurat bagi publik
yang membutuhkannya, terutama informasi yang andal berkaitan
dengan masalah-masalah hukum, peraturan dan hasil-hasil yang
dicapai dalam proses pemerintahan, adanya mekanisme yang
memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi-informasi
yang relevan,
adanya peraturan yang mengatur mengenai
kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan informasi kepada
masyarakat,
serta
menumbuhkan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
budaya
ditengah-tengah
113
masyarakat untuk mengkritisi kebijakan yang dihasilkan oleh
Pemerintah Daerah.
c. Partisipasi,
menggunakan
dalam
arti
hak-haknya
mendorong
untuk
semua
menyampaikan
warga
untuk
baik
secara
langsung maupun tidak langsung, usulan dan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, terutama memberikan kebebasan
kepada rakyat untuk berkumpul, berorganisasi, dan berpartisipasi
secara aktif dalam menentukan masa depannya.
d. Penegakan hukum, atau supremasi hukum dari sisi birokrasi,
berarti ada kejelasan dan prediktibilitas dari birokrasi terhadap sektor
swasta, dan dari segi masyarakat sipil berarti ada kerangka hukum
yang diperlukan untuk menjamin hak-hak warga dalam menegakkan
pertanggunggugatan pemerintah.
5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu
yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka
melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah kebijakan yang
jelas. Arah kebijakan yang maksud disini Arah Kebijakan Pembangunan
daerah. Arah kebijakan pembangunan daerah disusun berdasarkan
analisis kebutuhan pembangunan di daerah dengan mempertimbangkan
aspirasi masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja
pelayanan pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah ini selanjutnya menjadi instrumen (pedoman)
perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan di daerah. Oleh
karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah kebijakan
pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan
selama lima tahun.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
114
Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
serta untuk mencapai kondisi “MAKMUR” maka Pemerintah Kabupaten
Merangin telah menetapkan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
sebagai berikut :
1. Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dan menciptakan
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana
dan sarana dasar keluarga.
2. Mendorong dan menciptakan iklim bagi pengembangan ekonomi
kerakyatan
3. Mengupayakan terciptanya organisasi birokrasi kinerja tinggi dengan
nilai-nilai mengutamakan kepentingan masyarakat.
4. Menciptakan iklim kehidupan sosial yang kondusif.
5.3. Kebijakan Pembangunan Keciptakaryaan.
Pembangunan keciptakaryaan, merupakan bagian integral dalam
pembangunan daerah. Akan tetapi dalam pembangunan keciptakaryaan
lebih menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan fasilitas dalam
permukiman.
Semakin
meningkatnya
kompleksitas
permukiman,
menuntut semakin besar pula fasilitas yang akan disediakan dalam
permukiman
tersebut.
Karena
itu,
secara
korelasional
juga
membutuhkan peningkatan sektor penanganan yang semakin besar
pula. Terlebih-lebih kompleksitas dalam permukiman tersebut juga
diiringi dengan aktifitas yang semakin kompleks pula, menjadikan
berbagai sektor harus turut campur dalam penanganan kawasan
permukiman ini.
Guna mewujudkan pembangunan permukiman yang sesuai,
selaras dan seimbang dengan daya dukungnya, maka diperlukan
kebijakan sektorral yang terlibat dalam penanganan keciptakaryaan ini.
Melalui kebijakan ini, selanjutnya dapat mengarahkan terhadap kondisi
yang diinginkan oleh daerah dalam setiap pengembangan permukiman.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
115
Adapun
kebijakan
sektoral
yang
termasuk
dalam
penanganan
keciptakaryaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sektor Pengembanggan Permukiman Perkotaan
Pengembangan permukiman kawasan perkotaan, merupakan
sasaran yang akan terus ditumbuhkembangkan. Pertimbangan ini
didasari oleh semakin meningkatnya penduduk kota yang dengan
cepat, telah memberikan dampak serius terhadap kondisi perkotaan.
Kawasan-kawasan kumuh yang timbul dimana-mana, cepatnya
pertumbuhan dan perkembangan sektor informal, penempatan
perdagangan yang semrawut sebagai akibat meningkatnya aktifitas
penduduk dan sebagainya, telah menjadikan kawasan perkotaan
semakin tidak tertata dengan rapi, bersih, indah dan nyaman.
Perwujudkan permukiman perkotaan yang rapi, bersih, indah
dan nyaman akan tetap menjadi idaman secara berkelanjutan.
Apabila kondisi ini mampu diwujudkan, maka daya tarik kota pun
akan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan
yang mampu merangsang dan merubah kawasan permukiman
perkotaan menjadi lebih teratur, rapi, bersih, indah dan nyaman bagi
penghuninya. Kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut :
Peningkatan penyediaan prasarana dan Revitalisasi kawasan
kumuh
Peningkatan dan penyediaan utilitas permukiman yang memadai.
Peningkatan dan penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
kawasan permukiman.
2. Sektor Penembangan Permukiman Kawasan Khusus.
Pengembangan permukiman kawasan khusus, pada dasarnya
menekankan pada wilayah-wilayah yang masih perlu mendapatkan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
116
perhatian serius dari pemerintah. Kawasan ini, secara umum
mengarah pada penanganan kawasan terisolir. Dengan wilayah yang
masih mempunyai rentang kendali yang cukup lebar, masih
dihadapkan pada wilayah-wilayah yang belum mampu tertangani.
Faktor prasarana jalan, telah menjadikan beberapa desa
kecamatan menjadi terisolir.
didukung
penyediaan
di
Dengan keterisolasian ini, perlu
prasarana
dan
sarana
yang
mampu
mengangkat harkat dan martabat masyarakat.
Dalam
upaya
mengantisipasi
sekaligus
memecahkan
permasalahan pada kawasan khusus ini perlu diambil kebijakan yang
mampu mengarah pada peningkatan aksesibilitas dan peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Kebijakan
yang
diambil
terhadap
kawasan khusus ini adalah sebagai berikut :
Peningkatan prasarana perhubungan menuju desa-desa terpencil.
Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana permukiman
Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil
3. Sektor Pengembangan Permukiman Pedesaan
Permukiman pedesaan, pada dasarnya memiliki kelebihan dan
kekurangan bila dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Kawasan
pedesaan yang memiliki kekhasan, biasanya lebih identik dengan
kawasan pertanian. Kerena itu, kawasan pedesaan ini cenderung
dikategorikan sebagai kawasan produksi komoditi yang mensuplai
kebutuhan kawasan perkotaan. Seperti kita ketahui, bahwa kawasan
pertanian itu senantiasa mengalami kekurangan dalam penyediaan
prasarana
maupun
sarana
pendukung
permukiman
maupun
pertaniannya. Karena itu, dalam upaya meningkatkan peran kawasan
pedesaan ini, pemerintah daerah secara berkesinambungan terus
berupaya
melengkapai
penyediaan
prasarana
tersebut,
agar
disamping membentuk permukiman pedesaan yang bersih, sehat dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
117
nyaman, juga mampu berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Jalan desa, air bersih, drainase dan sebagainya harus
disediakan agar permukiman pedesaan tersebut mampu menjadikan
penduduk betah dan nyaman bertempat tinggal, tanpa adanya suatu
gangguan apapun.
Dalam upaya menyadiaan prasarana dan sarana pemukiman
tersebut, perlu diambil langkah-langkah yang mampu mengarah
pada perwujudan permukiman yang bersih, sehat, indah dan
nyaman. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Merangin menempuh
kebijakan :
Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan.
Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil
4. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Dalam upaya mewujudkan permukiman yang bersih, sehat,
indah dan nyaman diperlukan langkah-langkah yang mengarah pada
pembentukan permukiman yang ideal. Artinya, dalam membangun
permukiman maupun memperbaiki permukiman yang ada, harus
ditata sesuai dengan kebutuhan dan jenis yang diperlukan.
Guna
mewujudkan permukiman yang ideal tersebut, maka
kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Revilatisasi kampung.
Penataan kawasan, bangunan dan permukiman
5. Sektor Air Minum.
Sektor air minum, merupakan sektor mendasar yang harus
disediakan dalam permkiman. Tanpa adanya air minum yang
memadai, maka akan memberikan implikasi negatif terhadap
permukiman yang bersangkutan. Air bersih, baik yang disediakan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
118
secara sedehana maupun dengan penerapan teknologi, harus
disediakan di kawasan permukiman. Apabila penduduknya sehat,
maka harus didukung dengan penyediaan air bersih yang memadai,
baik dalam bentuk perpipaan maupun sumur gali.
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Penyediaan air bersih yang sehat dan menyehatkan penduduk.
Penyediaan prasarana air minum yang memadai.
6. Sektor Drainase.
Dalam mewujudkan permukiman yang sehat, harus diatur
dengan sistem pembuangan yang baik. Limpasan air hujan, maupun
limbah rumah tangga harus disalurkan melalui saluran yang tepat.
Ketepatan itu dapat dilihat dari
cara buangnya yang tidak
memberikan dampak negatif terhadap permukiman itu sendiri. Oleh
karena itu, perlu dibangun jaringan drainase menuju sasaran yang
tepat, baik tepat buang, tepat minimal dampak dan tepat untuk
penjagaan kesehatan. Sebab dengan tidak disalurkannya secara
tepat, maka akan emngakibatkan permukiman tidak sehat dan
kumuh. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan pembuangan
sampah yang tidak sehat pula, akan semakin menjadikan kawasan
permukiman yang kumuh.
Guna mewujudkan permukiman yang sehat bagi penduduknya,
maka kebijakan yang akan ditempuh dalam pembangunan drainase
meliputi :
Peningkatan dan pengembangan jaringan drainase.
Rehabilitasi jaringan drainase kawasan permukiman
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
119
7. Sektor Air Limbah.
Interaksi penduduk di kawasan permukiman, secara langsung
maupun
tidak
langsung
dapat
menimbulkan
permasalahan.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah terjadinya limbah dan
persampahan. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat aktifitas di
permukiman, dapat berupa limbah cair, padat maupun gas.
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
8. Sektor Persampahan
Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi
penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :
Secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan
persampahan meliputi 5 aspek, yaitu manajemen, operasioanal,
pembiayaan, pengaturan dan peran serta masyarakat.
5.4. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya
Rencana Stretegis Bidang Cipta Karya secara Nasional meliputi
Kebijakan Program :
1) Penanggulangan Dampak Konflik Sosial dan Bencana dalam
rangka
tanggap
infrastruktur
di
darurat
dan
pulau-pulau,
perbatasan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
peningkatan
daerah
pelayanan
terisolir,
dan
120
Tujuan : Memberikan bantuan prasarana dan sarana permukiman
dalam rangka penanggulangan dampak bencana dan
kerusuhan, dan peningkatan pelayanan infrastruktur
kawasan perbatasan, pulau kecil, dan daerah terisolir;
Sasaran :Terfasilitasinya kegiatan penanganan pasca bencana
serta kerusuhan sosial di berbagai wilayah di Indonesia,
sebanyak 22.000 unit rumah, penanganan tanggap
darurat sebanyak 8.300 unit rumah, peningkatan
infrastruktur kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil
di 20 provinsi.
Program :
•
Program
pengembangan
perumahan
dengan
kegiatan
penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social, serta
penanganan tanggap darurat,
•
Program Pengembangan system persampahan dan drainase
dengan kegiatan pengembangan PSDPP, kawasan perbatasan
dan pulau-pulau kecil di 330 kawasan perdesaan:
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah,
•
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Perkotaan dengan
kegiatan pembangunan jalan dan jembatan alternative maupun
pembangunan PSDPP jalan desa;
2) Mewujudkan organsiasi yang efisien, tata laksana yang
efektif,
SDM
yang
professional
dengan
menerapkan
prinsip-prinsip good gorvenance.
Tujuan:
Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur serta mewujudkan institusi/organisasi yang
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
121
handal
dengan
menerapkan
good
prinsip-prinsip
gorvenance.
Sasaran :Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,
prosedur
petunjuk
serta
bantek
pemberdayaan
komunitas, serta pengembangan NSPM;
Program:
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
•
Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase
dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
•
Program
Pengembangan
Perumahan
dengan
kegiatan
penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pengembangan
perumahan.
•
Program
Pengembangan
Komunitas
Perumahan
dengan
kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek
pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 130 paket.
•
Program Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan dengan
kegiatan
piranti
peningkatan
lunak
fungsi
peraturan
kawasan,
perundang-undangan,
pengembangan
perdesaan
terpadu, pengembangan perkotaan, NSPM, kebijakan, bantek,
bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan.
3) Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah, Masyarakat,
dan Dunia Usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur PU (capacity Building)
Tujuan: Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat,
dan
dunia
usaha
dalam
berbagai
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
aspek
122
Sasaran: Meningkatkan kelembagaan pengawasan, konstruksi dan
keselematan
bangunan
gedung
serta
peningkatan
kapasitas Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
penataan
lingkungan
permukiman,
pembinaan
kapasitas daerah, serta meningkatkan peran dunia
usaha dalam pengelolaan pembangunan PS.
Program:
•
Program
pengembangan
penguatan
perumahan
kelembagaan
dengan
pengawasan
kegiatan
konstruksi
dan
keselamatan bangunan gedung
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan
lingkungan permukiman
4. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)
penyelenggaraan Infrastruktur perumahan permukiman
Tujuan : Meningkatkan kelengkapan norma, standar, pedoman
dan
manual
untuk
menunjang
penyelenggaraan
infrastruktur dan permukiman
Sasaran : Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,
prosedur
petunjuk
sebanyak
300
paket
serta
pengembangan SDM
Program :
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah dengan kegiatan penyusunan kebiajkan dan NSPM;
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
123
•
Program pengembangan sistem persampahan dan drainase
dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM;
•
Program
pengembangan
penguatan
perumahan,
kelembagaan
pengawasan
dengan
kegiatan
konstruksi
dan
keselamatan bangunan gedung
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan
lingkungan permukiman
•
Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air
Limbah,
dengan
kegiatan
Program
Pembinaan
Kapasitas
Daerah, Masyarakat, dan Dunia Usaha
•
Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase,
dengan
kegiatan
Program
Pembinaan
Kapasitas
Daerah,
masyarakat, dan dunia usaha
5) Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur PU dalam
mewujudkan
perumahan
dan
permukiman
yang
berkelanjutan
Tujuan
:
Meningkatkan
kualitas
kehidupan
masyarakat
permukiman di perkotaan dan perdesaan terutama
di kawasan kumuh;
Sasaran
:
Dukungan
penyediaan
prasarana
dan
sarana
permukiman di kawasan lingkungan siap bangun
dan penanggulangan kemiskinan perkotaan serta
peningkatan kualitas permukiman kumuh
Program :
a. Dukungan pengembangan perumahan, dengan kegiatan :
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
124
•
Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada
Kasiba/Lasiba
•
Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Rusunami
•
Fasilitasi pengembangan Rusunawa dan PSD Perkim
b. Program Pemberayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan:
• Fasilitasi Penyediaan perumahan dan PSD Perkim yang
bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penataan dan
rehabilitasi lingkungan kumuh
• Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP)
6)
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman baik di
perkotaan maupun di perdesaan dan peningkatan kualitas
lingkungan
permukiman
kumuh
dan
nelayan
untukmenanggulangi kemiskinan
Tujuan : Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi di
perkotaan dan perdesaan (kota/kab);
Sasaran : Pelayan air bersih di perkotaan dan perdesaan dan
sanitasi
terutama
di
kawasan
rawan
air
bersih
perkotaan dan perdesaan
Program:
a. Program Pengembangan Sistem Pelayan Air Minum (AM) dan Air
Limbah (AL), dengan kegiatan:
•
Pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt
dan dukungan PS air minum untuk kawasan rawan air
•
Pengembangan sistem air limbah dan fasilitasi
pengembangan sistem air limbah terpusat di kota
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
125
Metropolitan/Besar serta percontohan sistem air limbah di
kota sedang dan kecil
b. Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan
kegiatan:
•
Pengembangan persampahan dan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA)
•
Stimulasi
pengembangan
prasarana
drainase
untuk
penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan
strategis
7) Pembinaan bangunan gedung dalam rangka menuju standar
keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang
berlaku dan pengelolaan Gedung dan Rumah Negara
Tujuan:
Meningkatkan kepedulian publik untuk menerapkan
standar keselamatan dan keamanan bangunan sesuai
standar yang berlaku dan pengelolaan rumah negara
yang efisien;
Sasaran: Meningkatkan keselamatan dan keamanan gedung
negara
di
pengelolaan
15
profinsi,
rumah
peningkatan
negara
di
32
gedung
provinsi
dan
serta
tersedianya berbagai pedoman, standar keselamatan
bangunan, serta petunjuk teknis keselamatan bangunan
lainnya;
Program:
•
Pengembangan perumahan dengan kegiatan rehabilitasi gedung
negara di 15 provinsi, pembinaan gedung dan rumah negara di
32 provinsi, dan peningkatan kebun raya istana presiden;
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
126
8) Peningkatan Produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan
revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan
lainnya yang menurun kualitasnya serta pembinaan ruang
terbuka hijau.
Tujuan :
Meningkatkan produktivitas kegiatan perkotaan pada
kawasan-kawasan
yang
mengalami
penurunan
kualitas lingkungan dan insfrastrukturnya;
Sasaran : Peningkatan kualitas lingkungan dengan dukungan
infrastrukturnya di kawasan bersejarah, pariwisata,
dan
kawasan
lainnya
dengan
penataan
dan
revitaliasasi serta pembinaan ruang terbuka hijau;
Program :
•
Program pengembangan sistem persampahan dan drainase
dengan kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan di kawasan
strategis, potensial, kota lama yang mengalami degradasi
ekonomi sosial dan budaya
•
Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan
fasilitasi
perbaikan,
dan
penataan
kembali
lingkungan
permukiman tradisional dan bersejarah
9) Peningkatan pelayan infrastruktur perdesaan, kawasan
agropolitan,
daerah
tertinggal
dan
dalam
rangka
keterkaitan kota-desa
Tujuan:
Meningkatkan akses pergerakan di kawasan cepat
berkembang, pinggiran kota (city as engines of rural
development
dan
pengendalian
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013
urban
sprawl),
127
agropolitan
dan
daerah
tertinggal
dalam
rangka
keterkaitan kota-desa;
Sasaran: Tersedianya PS jalan yang memadai di kawasan yang
berkembang pesat, serta rencana sistem jaringan jalan
yang dapat mengarahkan perkembangan kawasan
sesuai dengan tata ruang;
Program:
•
Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan perkotaan
dengan kegiatan : Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer
perkotaan dan pemeliharaan rutin berkala ruas jaringan jalan
nasional di perkotaan
•
Pembangunan jalan dan jembatan perkotaan, dengan kegiatan
Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer dan pembangunan ruas
jalan nasional
10)
Mendorong
keterlibatan
swasta
dalam pembangunan
prasarana dan sarana air minum
Tujuan:
Meningkatkan keterlibatan swasta dalam pembangunan
prasarana dan sarana air minum
Sasaran: Meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi
pembangunan prasarana dan sarana air minum di
berbagai kota;
Program:
•
Peningkatan Comunnity development desa-desa di sekitar
perusahaan.
•
Peningkatan kerjasama saling menguntungkan antara pihak
swasta, masyarakat dan pemerintah daerah.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013