PROGRAM LINEAR BILANGAN BULAT UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PENJADWALAN PENERBANGAN PADA BANDAR UDARA SUPADIO

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PROGRAM LINEAR BILANGAN BULAT UNTUK
MENYELESAIKAN MASALAH PENJADWALAN PENERBANGAN
PADA BANDAR UDARA SUPADIO
MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika

Disusun Oleh :
Margaretha Agnes Oktaviani
103114008

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTEGER LINEAR PROGRAMMING
TO SOLVE AIRCRAFT SCHEDULING PROBLEM
IN SUPADIO AIRPORT
PAPER

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Degree of Sarjana Sains

Mathematics Study Program

By :
Margaretha Agnes Oktaviani
103114008

MATHEMATICS STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MATHEMATICS
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

If God had wanted us to fly,
wouldn't He have given us wings ?


Ku persembahkan tugas akhir ku ini untuk :
Tuhan Yesus yang sangat mencintaiku dan kuncintai,
Bunda Maria yang selalu menjadi penolong dan penenangku,
Bapak dan Ibu yang sangat kusayangi dan kucintai
Mbak Ajeng dan Dek Anggit yang sangat kusayangi
Dan untuk semua Sahabat terbaikku

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Peran utama Air Traffic Controller ialah menjaga kelancaran lalu lintas
udara. Salah satu cara untuk menjaga kelancaran lalu lintas udara ialah dengan

mengatur pendaratan atau lepas landas suatu pesawat.
Pada tugas akhir ini akan digunakan program linear bilangan bulat dan
program linear bilangan bulat campuran untuk menyelesaikan masalah
pendaratan. Untuk masalah pendaratan yang melibatkan lebih dari satu landasan
pacu, perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan model partisi himpunan.
Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan dilakukan penerapan dari program linear
bilangan bulat pada data real, yakni data penerbangan Bandar Udara Supadio
Pontianak dari tanggal 20 Januri 2014 – 26 Januari 2014.
Kata Kunci

: ATC, program linear bilangan bulat, model partisi himpunan,
program linear bilangan bulat campuran.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ABSTRACT
The main role of Air Traffic Controller is to maintain air traffic running
smooth. One way to control air traffic running smooth is done by regulate the
landing or taking off an aircraft.
In this paper, it will be used an integer linear programming and a mixed
integer linear programming to solve the aircraft scheduling problem. For aircraft
scheduling problem involving more than one runway, the aircraft scheduling
problem is formulated as a set partitioning problem. In this paper also present the
implementation of integer linear programming in Supadio Airport. The data used
are data in Supadio Airport Pontianak, from January 20, 2014 until January 26,
2014.
Keywords

: ATC, integer linear programming, set partitioning model, mixed
integer linear programming.

ix


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria
atas berkatNya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini
tepat waktu. Kesulitan dan hambatan yang penulis alami selama penulisan tugas
akhir ini, penulis percayai sebagai suatu proses untuk membuat penulis menjadi
lebih kuat, tidak gampang menyerah dan selalu berserah kepadaNya dalam
menjalani hidup ini.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima atas segala
bimbingan, dorongan, semangat, sehingga tugas akhir ini terselesaikan dengan
baik, kepada :
1.


Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma.

2.

Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

3.

Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Matematika Universitas

Sanata Dharma, sekaligus

menjadi

dosen

pembimbing yang dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati serta

memberikan banyak ide serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
4.

Bapak Y. G . Hartono Ph.D., yang telah memberikan ide dan masukan untuk
menulis tugas akhir ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Seluruh Dosen Program Studi Matematika serta karyawan Fakultas Sains
dan Teknologi. Terima kasih atas bimbingan, doa dan pelajaran yang

diberikan selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

6.

Bapak Fajar selaku Distrik Manager PPNPI Distrik Pontianak yang telah
mengizinkan penulis untuk mengambil data mengenai proses pendaratan
dan lepas landas suatu pesawat pada Bandar Udara Supadio.

7.

Om Yasid dan Mas Rahmat yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

8.

Keluargaku yang tercinta, my big boss, Yohanes Untung Sadjoko dan Ibu
Murwani Sulistiati yang senantiasa memberi dukungan, semangat dan
mendoakan anaknya yang selalu bikin panik ini. Terima kasih atas
kesabaran dan kasih sayang dalam mendidik anak-anaknya. Kakak penulis,
Bertha Ajeng Aryati dan adik penulis Albertus Anggito Pramudito, terima
kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

9.

Keluarga Besar Mbah Citro (kakung dan putri) dan Mbah Prapto (kakung
dan putri) dan keluarga-keluarga yang lain, terima kasih atas doa dan
dukungannya.

10.

Sahabat-sahabat penulis di Program Studi Matematika, Dini, Leny, Sari,
Marsel, Yosi, Selly, Astri, Ayu, Arga, Tika, Ratri, Pandu, Roy, Yohan, yang
selalu setia mendengar keluh kesah, menemani dan memberi semangat
untuk penulis yang sangat berarti.

11.

Keluarga Besar Program Studi Matematika, terima kasih atas segala
dukungan dan bantuannya kepada penulis.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12.

Sahabat terbaik, Ellies yang setia mendengar keluh kesah dan selalu
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini,

13.

Teman-teman sekaligus keluarga penulis, Keluarga Besar Bu Marno
Gerbang Tengah : Mbak Niken, Dea, Mela, terima kasih atas semangat,
dukungan, doa, serta kebersamaannya. Banyak suka dan duka telah kita
lewati bersama selama ini.

14.

Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terima kasih banyak atas semua bantuannya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki berbagai

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 19 Juli 2014

Penulis

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………………v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Batasan Masalah........................................................................................... 4
D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
E. Metode Penulisan ......................................................................................... 5
F.

Manfaat penulisan ........................................................................................ 5

G. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5
BAB II : PROGRAM LINEAR .............................................................................. 7
A. Matriks dan Operasi Baris Elementer .......................................................... 7
B. Program Linear........................................................................................... 12
C. Metode Simpleks........................................................................................ 18
D. Metode Pencabangan dan Pembatasan....................................................... 29
BAB III : MASALAH PENDARATAN PESAWAT ........................................... 41
A. Perumusan Masalah Pendaratan Pesawat Dengan Program Linear ........... 44
B. Model Partisi himpunan ............................................................................. 62
C. Program Linear Bilangan Bulat Campuran ................................................ 71

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV : APLIKASI PROGRAM LINEAR BILANGAN BULAT DALAM
PENJADWALAN PENERBANGAN PADA BANDAR UDARA
SUPADIO ............................................................................................. 81
BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 107
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 107
B. SARAN .................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Pemandu lalu lintas udara atau yang lebih dikenal dengan Air Traffic

Controller

adalah suatu lembaga yang berjasa dalam menyediakan layanan

pengatur lalu–lintas udara. Air Traffic Controller (ATC) bertugas untuk mencegah
pesawat terlalu berdekatan satu sama lain dan menghindarkan pesawat dari
tabrakan. Tugas lain dari ATC ialah mengatur kelancaran lalu lintas udara,
membantu pilot dalam menangani keadaan darurat, dan memberikan informasi
yang dibutuhkan pilot, seperti informasi cuaca, informasi lalu lintas udara,
navigasi dan sebagainya.
ATC adalah rekan terdekat pilot dalam menerbangkan pesawat. Ini
dikarenakan segala aktivitas yang akan dilakukan oleh pilot harus mendapat
persetujuan dari ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi, instruksi
dan izin kepada pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan. Semua
komunikasi yang dilakukan oleh ATC dan pilot haruslah menggunakan peralatan
yang sesuai dan memenuhi aturan. Adapun aturan-aturan yang terkait dengan
keselamatan penerbangan diatur
Penerbangan Sipil (PKPS).

pada dokumen Peraturan Keselamatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil juga mengatur tentang layanan
lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC. Adapun pelayanan lalu lintas udara
yang diberikan oleh ATC sesuai dengan PKPS terdiri dari 3 layanan, yakni
aerodrome control service, approach control service, dan area control service.
Aerodrome control service memberikan layanan lalu lintas kepada pilot yang
sedang berada di area bandar udara dan sekitarnya, seperti layanan lepas landas
(take off), pendaratan (landing), perjalanan pesawat dari/menuju apron (taxiing).
Approach control service adalah layanan yang diberikan saat pesawat berada di
udara, baik yang baru saja melakukan penerbangan atau yang akan melakukan
pendaratan. Area control services adalah layanan yang diberikan saat penerbangan
melakukan penjelajahan, teruma penjelajahan yang terkontrol.
Pada tulisan ini akan dipaparkan mengenai masalah terkait aerodrome
control service, khususnya mengenai pendaratan pesawat. Pendaratan dilakukan
pada waktu yang ditentukan, dibatasi oleh waktu terawal dan waktu paling lambat
untuk mendarat. Waktu terawal menunjukkan waktu tercepat suau pesawat dapat
melakukan pendaratan, yakni jika pesawat melakukan penerbangan dengan
kecepatan penuh. Begitupula dengan waktu terlama menunjukkan waktu paling
lambat suatu pesawat diperbolehkan melakukan pendaratan, jika pesawat terbang
dengan kecepatan standar.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai waktu yang dibutuhkan
pesawat-pesawat dan petugas-petugas untuk mempersiapkan proses pendaratan
dalam satu waktu. Perlu diketahui bahwa setiap pesawat membutuhkan waktu
yang berbeda-beda untuk melakukan pendaratan. Sedikit saja waktu yang tidak
2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

sesuai, akan mempengaruhi penjadwalan pendaratan pesawat berikutnya, karena
penjadwalan ini sangat mempengaruhi satu sama lain. Terlebih jika pada bandar
udara tersebut memiliki tingkat kesibukan yang sangat tinggi.
Pada tugas akhir ini, akan dibahas mengenai layanan ATC tentang
aerodrom control service di Bandar Udara Supadio Pontianak yang dikhususkan
pada penjadwalan waktu pendaratan suatu pesawat agar tidak terjadi ‘tabrakan’
waktu. Penjadwalan waktu pendaratan pesawat ini harus diperhatikan dengan
baik, karena proses pendaratan tidak dapat dilakukan pada satu waktu yang
bersamaan, mengingat Bandar Udara Supadio hanya memiliki satu landasan pacu.
Konsep yang digunakan dalam melakukan penjadwalan ini adalah
meminimumkan total deviasi waktu dari waktu mendarat yang ditargetkan untuk
setiap pesawat. Adapun deviasi waktu disini ialah penyimpangan waktu
pendaratan pesawat dari target waktu yang telah ditentukan. Dimisalkan suatu
pesawat A memiliki target waktu pendaratan pada pukul 12.00, namun pada
kenyataannya pesawat mendarat pada pukul 12.15. ini berarti deviasi waktu
pendaratan pesawat terhadap taget waktunya ialah 15 menit.
Berdasarkan kendala-kendala umum yang terdapat pada suatu proses
penjadwalan penerbangan, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan
penjadwalan penerbangan pada Bandar Udara Supadio Pontianak sebagai masalah
program linear bilangan bulat.

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B.

Rumusan Masalah
a.

Bagaimana merumuskan masalah pendaratan pesawat dengan program
linear bilangan bulat ?

b.

Bagaimana menyelesaikan masalah pendaratan pesawat dengan
menggunakan model partisi himpunan ?

c.

Bagaimana merumuskan masalah pendaratan pesawat dengan program
linear bilangan bulat campuran ?

d.

Bagaimana menentukan penjadwalan dalam proses pendaratan dan
lepas landas pada Bandar Udara Supadio Pontianak dengan metode
program linear bilangan bulat?

C.

Batasan Masalah
a.

Model yang digunakan adalah model statis,

yakni tidak adanya

tambahan pesawat dalam keadaan darurat (penjadwalan khusus untuk
penerbangan yang sudah terjadwal).
b.

Keterlambatan pesawat (delay) yang terjadi masih dalam interval waktu
yang diperbolehkan.

D.

Tujuan Penulisan
a.

Memahami bagaimana mencari penyelesaian dari permasalahan
penjadwalan penerbangan dengan menggunakan program linear
bilangan bulat.

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b.

Menentukan penjadwalan penerbangan dengan menggunakan program
linear bilangan bulat.

E.

Metode Penulisan
Metode penulisan dilakukan dengan studi pustaka dan studi kasus, dengan

mengambil data waktu penerbangan pada Bandar Udara Supadio Pontianak.

F.

Manfaat penulisan
a.

Dapat mengaplikasikan program linear bilangan bulat untuk masalah
penjadwalan penerbangan.

b.

Membantu berbagai pihak dalam menentukan penjadwalan yang salah
satunya menggunakan program linear bilangan bulat.

G.

Sistematika Penulisan
I.

Bab 1

: Pendahuluan

a.

Latar Belakang

b.

Batasan Masalah

c.

Rumusan Masalah

d.

Tujuan Penulisan

e.

Metode Penulisan

f.

Manfaat Penulisan

g.

Sistematika Penulisan

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

II.

Bab II

: Dasar Teori

a.

Matriks dan Operasi Baris Elementer

b.

Program Linear

c.

Metode Simpleks

d.

Metode Pencabangan dan pembatasan

III.

Bab III

IV.

Bab IV

: Masalah Pendaratan
: Aplikasi Program Linear Bilangan Bulat Dalam

Penjadwalan Penerbangan Pada Bandar Udara Supadio
V.

Bab V

: Penutup

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
Program Linear

A.

Matriks dan Operasi Baris Elementer
Matriks merupakan suatu susunan bilangan-bilangan (real maupun

kompleks) yang berbentuk segi empat dan ditulis diantara tanda kurung. Tanda
kurung yang biasa digunakan ialah ( ) ataupun , -. Ukuran matriks ditentukan
oleh jumlah baris dan kolom yang terdapat pada matriks tersebut. Misalkan

jumlah baris pada matriks tersebut adalah m dan jumlah kolom pada matriks
tersebut adalah n, maka matriks tersebut berukuran

. Ukuran matriks ini

untuk seterusnya disebut sebagai ordo matriks. Penamaan matriks ditulis dengan
menggunakan huruf kapital, sedangkan elemen-elemen di dalam matriks ditulis
dengan huruf kecil. Bila A merupakan suatu matriks dan

merupakan elemen-

elemen dalam matriks, maka secara umum matriks A dapat dituliskan sebagai
berikut :

[

]

Matriks dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah program linear.
Dalam menyelesaikan program linear, suatu matriks haruslah diubah bentuknya
menjadi matriks eselon ataupun menjadi bentuk matriks eselon tereduksi dengan
menggunakan operasi baris elementer (OBE).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Definisi 2.1.1
Suatu matriks A dikatakan dalam bentuk eselon jika :
1.

Elemen tak nol pertama pada sembarang baris taknol harus diletakkan
disebelah kanan entri yang pertama di baris di atasnya. Elemen tak nol
pertama dalam setiap baris disebut sebagai elemen kunci.

2.

Baris yang semua elemennya nol dikelompokkan di baris akhir pada
matriks.

Definisi 2.1.2
Suatu matriks A dikatakan dalam bentuk eselon baris tereduksi jika semua
kondisi di bawah dipenuhi :
1.

Matriks A berbentuk matriks eselon

2.

Semua elemen kunci dari A adalah 1.

3.

Semua elemen di atas elemen kunci adalah 0.

Definisi 2.1.3
Matriks yang diperluas (augmented matrix) pada suatu sistem persamaan linear
adalah matriks yang dibentuk dari matriks koefisien dan diberikan kolom
tambahan untuk nilai koefisien pada sisi kanan sistem persamaan linear.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Definisi 2.1.4
Misalkan
Suatu vektor

*

+ merupakan himpunan vektor dari matriks

.

disebut bergantung linear pada S jika terdapat skalar

dari

sedemikian sehingga :

Vektor

inilah yang disebut sebagai kombinasi linear.

Contoh 1.1 :

Misalkan

. /

. / adalah vektor-vektor di

. w merupakan

kombinasi linear dari v, jika w dapat dinyatakan sebagai kelipatan dari v
. /

. /

Karena w dapat dinyatakan sebagai kelipatan dari v maka w merupakan kombinasi
linear dari v
Definisi 2.15
Matriks A dan B dikatakan ekivalen baris jika matriks B dapat diperoleh dengan
mengenakan operasi baris elementer pada matriks A.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Definisi 2.1.6
Operasi baris elementer merupakan operasi yang dilakukan untuk mengubah
matriks biasa menjadi matriks eselon ataupun matriks eselon baris tereduksi,
dengan langkah-langkah :
1.

Menukar baris i dengan baris j

2.

Mengalikan setiap elemen pada baris i dengan suatu skalar k

3.

Mengubah baris i dengan cara menjumlahkan elemen-elemen pada baris i
dengan perkalian baris j dengan skalar k.
Operasi baris elementer ini tidak mengubah sistem persamaan linear itu

sendiri. Artinya, penyelesaian yang dihasilkan oleh operasi baris elementer akan
sama hasilnya dengan penyelesaian sistem persamaan linear sebelumnya. Hal ini
dijamin oleh teorema berikut ini :
Teorema 2.1 :
Andaikan matriks A dan B merupakan matriks ekuivalen baris. Maka sistem
yang dimiliki oleh matriks A sebagai matriks yang diperluas memiliki himpunan
penyelesaian yang sama seperti sistem yang dimiliki matriks B sebagai matriks
yang diperluas.
Bukti :
Jika dikenakan sebuah operasi baris elementer pada matriks A, maka
diperoleh matriks A1, dimana matriks tersebut merupakan suatu matriks yang
diperluas untuk sistem yang baru. Asumsikan bahwa sistem yang baru memiliki
himpunan penyelesaian yang sama seperti sistem asli dengan matriks yang
diperluas A. Untuk melihat bahwa sistem yang baru memiliki himpunan
10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

penyelesaian yang sama seperti sistem aslinya, catat bahwa setiap baris dari A1
adalah kombinasi linear baris dari matriks asli. Maka untuk setiap persamaan
pada sistem yang baru merupakan kombinasi linear dari persamaan pada sistem
asli, dimana persamaan pada sistem baru menunjukkan bahwa setiap penyelesaian
dari sistem asli juga merupakan suatu penyelesaian lainnya.
Sebaliknya, setiap penyelesaian dari sistem yang baru juga merupakan
penyelesaian asli. Hal ini dikarenakan dapat dibaliknya operasi baris elementer.
Dampak yang ditimbulkan dari penjumlahan perkalian dari baris yang diberikan
ke baris lainnya dapat dibatalkan dengan mengurangkan perkalian yang sama
pada baris yang diberikan. Pembagian dengan bilangan tak nol dapat
membatalkan dampak yang ditimbulkan dari perkalian konstanta tak nol pada
suatu baris. Maka dari matriks A1 dapat ditransformasikan kembali pada matriks A
menggunakan operasi baris elementer. Uraian yang sama pada sebelumnya
sekarang menunjukkan bahwa setiap penyelesaian dari sistem yang baru juga
merupakan suatu penyelesaian dari sistem asli. Sehingga dari uraian membuktikan
bahwa sistem yang baru memiliki himpunan penyelesaiana yang sama seperti
sistem asli dengan matriks yang diperluas A adalah benar.
Sekarang karena B ekuivalen baris dengan A, maka terdapat urutan
dari suatu matriks, dimana

, dan untuk setiap i ,

dihasilkan dengan mengenakan operasi baris elementer pada

. Sistem

pada matriks yang diperluas Ai disebut sistem i, sehingga untuk matriks A dimana
matriks

maka sistem untuk matiks A disebut matriks 0, begitupula untuk

matriks B memiliki sistem n. Dari uraian sebelumnya, himpunan penyelesaian dari

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

sistem 0 memiliki himpunan penyelesaian yang sama dengan sistem 1, himpunan
penyelesaian untuk sistem 2 sampai himpunan penyelesaian sistem n juga
memiliki himpunan penyelesaian yang sama. Sehingga uraian ini membuktikan
teorema 2.1.

B.

Program Linear
Program Linear (Linear Programming) merupakan salah satu teknik analisis

dari kelompok teknik riset operasi yang menggunakan model matematika.
Program Linear (PL) bertujuan untuk mencari, memilih, dan menentukan
alternatif yang terbaik diantara sekian alternatif layak yang tersedia. Pada tahun
1947, Dr. George Dantzig, matematikawan Amerika Serikat mengembangkan
suatu metode yang efisien, yaitu metode simpleks untuk menyelesaikan program
linear. Sejak pengembangan metode simpleks oleh Dr. George Dantzig, program
linear sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
kehidupan sehari-hari, baik di bidang ekonomi, industri, militer, maupun sosial.
Salah satu ciri khas dari program linear ialah masalah yang hendak
diselesaikan dengan program linear harus memenuhi lima macam asumsi dasar,
yakni :
1.

Linearitas
Yakni fungsi tujuan dari kendala haruslah berbentuk linear

2.

Proporsionalitas
Perubahan nilai pada fungsi objektif akan sebanding dengan perubahan
tingkat kegiatan yang dilakukan.

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

Aditivitas
Asumsi ini menganggap nilai tujuan dari masing-masing kegiatan tidak
saling mempengaruhi

4.

Divisibilitas
Nilai pada variabel keputusan dapat berupa pecahan maupun berupa
bilangan bulat.

5.

Deterministik
Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat pada
program linear dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun jarang dipenuhi
secara tepat
Dalam program linear akan ditemukan beberapa istilah yang akan

mendukung penyelesaian dari program linear, yakni:
Definisi 2.2.1
Variabel keputusan (decision variable) merupakan suatu unsur

yang

perubahannya berdampak pada pengambilan keputusan penyelesaian masalah.
Variabel keputusan biasanya dinotasikan sebagai

dengan

Definisi 2.2.2
Variabel pengetat (slack variable) merupakan variabel tambahan yang
mengubah suatu sistem pertidaksamaan menjadi sistem persamaan, dengan cara
menambahkan variabel pengetat tersebut pada ruas kiri suatu pertidaksamaan.
Variabel pengetat ini digunakan pada pertidaksamaan
(

)

yang berbentuk

.

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Definisi 2.2.3
Variabel Surplus merupakan variabel tambahan yang menjadikan suatu sistem
pertidaksamaan menjadi sistem persamaan, dengan cara mengurangkan variabel
pengetat tersebut pada ruas kiri suatu pertidaksamaan. Variabel surplus ini
digunakan pada pertidaksamaan yang berbentuk

(

)

.

Definisi 2.2.4
Fungsi objektif adalah fungsi dari variabel keputusan yang dibuat dengan tujuan
memaksimalkan keuntungan atau meminimumkan kerugian.
Definisi 2.2.5
Batasan-batasan yang dikenakan pada variabel keputusan yang dapat berupa
persamaan atau pertidaksamaan disebut kendala. Kendala inilah yang akan
mempengaruhi pengambilah keputusan.
Definisi 2.2.6
Koefisien teknis (technological coefficient) adalah koefisien yang dimiliki oleh
variabel keputusan. Disebut koefisien teknis karena koefisien ini mempengaruhi
teknologi yang akan digunakan dalam penyelesaian program linear.
Definisi 2.2.7
Sebuah fungsi

(

sembarang konstanta
(

) disebut fungsi linear jika dan hanya jika untuk
, dapat ditulis sebagai :

)
14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Definisi 2.2.8
Jika suatu fungsi linear pada sisi kiri bernilai sama atau melebihi fungsi atau
konstanta pada sisi kanan, maka kondisi ini disebut pertidaksamaan linear dan
direpresentasikan dalam bentuk:

dengan (

(

)

) merupakan fungsi linear.

Sama halnya, jika fungsi pada sisi kirinya bernilai kurang dari atau sama dengan
fungsi atau konstanta pada sisi kanan. Kondisi ini direpresentasikan dalam bentuk:

dengan (

(

)

) merupakan fungsi linear.

Definisi 2.2.9
Konstanta yang berada pada sisi kanan suatu persamaan pada kendala
menunjukkan sumber daya yang tersedia. Sisi sebelah kanan ini biasa dinotasikan
dengan RHS (Right Hand Side).
Program linear adalah suatu masalah optimasi yang mana fungsi objektif
dari permasalahan ini berbentuk linear, serta variabel dan kendala yang terdapat
pada program linear terdiri dari persamaan dan pertidaksamaan linear. Adapun
bentuk umum dari masalah program linear ialah :

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Minimumkan/maksimumkan

Yang memenuhi kendala sebagai berikut :

dengan

,

dimana z adalah fungsi objektif,
koefisien teknis,

merupakan variabel keputusan,

adalah

adalah RHS.

Secara umum bentuk di atas dapat dituliskan sebagai :
Minimumkan/maksimumkan

yang memenuhi kendala sebagai berikut :


dengan
16

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bila semua kendala pada masalah memaksimumkan berbentuk ∑

maka bentuk program linear tersebut dikatakan bentuk maksimum baku.
Definisi 2.2.10
Penyelesaian dalam program linear berarti himpunan nilai variabel-variabel
keputusan yang memenuhi kendala-kendala.
Definisi 2.2.11
Penyelesaian

optimal

merupakan

penyelesaian

yang

memaksimumkan/

meminimumkan fungsi objektif .
Adapun dalam penyelesaian program linear, terdapat tiga kemungkinan
penyelesaian, yakni :
1.

Program linear tidak memiliki penyelesaian

2.

Program linear memiliki penyelesaian tunggal

3.

Program linear memiliki penyelesaian tak hingga banyak
Dalam menyelesaikan program linear banyak metode yang

dapat

digunakan, diantaranya metode grafik dan metode simpleks. Pada tugas akhir ini
akan dibahas mengenai metode simpleks untuk menyelesaikan permasalahan
program linear.

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C.

Metode Simpleks
Metode simpleks dikembangkan oleh George Dantzing pada tahun 1947.

Metode simpleks merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari
penyelesaian program linear dengan didasari teknik eliminasi eselon baris
tereduksi dalam penentuan penyelesaian optimalnya dan memerlukan perhitungan
yang berulang-ulang. Metode simpleks ini memiliki keunggulan dibandingkan
dengan metode grafik, yakni masalah program linear yang dapat diselesaikan
tidak hanya terbatas pada dua variabel keputusan saja, melainkan dapat mencakup
lebih dari dua variabel keputusan.
Pada tugas akhir ini, masalah program linear yang akan dibahas memiliki
kendala berbentuk campuran. Kendala berbentuk campuran yang dimaksud adalah
pada kendala memiliki beberapa bentuk pertidaksamaan maupun berbentuk
persamaan,
(

yakni
)

(

)

,

(

)

,

dan

. Oleh karena itu, metode simpleks yang akan dibahas pada

tugas akhir ini menggunakan kendala campuran. Adapun untuk memudahkan
pembaca dalam memahami metode simpleks, maka digunakanlah

prinsip

memaksimumkan, karena prinsip memaksimumkan dalam metode simpleks lebih
mudah dipahami daripada prinsip meminimumkan.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan
program linear dengan metode simpleks yakni :
1.

Mengubah masalah program linear bentuk umum menjadi bentuk kanonik,
dengan cara mengubah kendala berbentuk pertidaksamaan menjadi bentuk
persamaan.

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Beberapa hal yang harus dilakukan pada tahapan ini ialah :
a.

)

untuk kendala yang berbentuk pertidaksamaan linear (

sisi kiri pertidaksamaan dijumlahkan dengan variabel pengetat

sehingga

b.

pertidaksamaan
)

(

berubah

menjadi

persamaan

(

)

, sisi kiri

untuk setiap kendala yang berbentuk

pertidaksamaan dikurangi dengan suatu variabel surplus
ditambah dengan variabel semu
menjadi
c.

sehingga pertidaksamaan berubah

)

(

dan

jika RHS suatu masalah program linear bernilai negatif (

), maka

setiap suku pada kendala terkait haruslah dikali -1 agar diperoleh
.
2.

Membuat tabel awal simpleks
Tabel awal simpleks ini berisi koefisien-koefisien fungsi objektif dan
kendala pada masalah program linear kanonik. Misalkan bentuk kanonik
dari masalah program linear dengan kendala campuran dituliskan sebagai :
Maksimumkan :









dengan kendala

19

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

(

)

(

)

(

)

(

)

dengan :
:koefisien

variabel

keputusan,

: variabel keputusan,
: koefisien fungsi objektif,
: RHS,
: variabel pengetat,
: variabel surplus,
(

: variabel semu,

)

Maka tabel awal metode simpleks ini ialah :
Tabel 2.3.1. Tabel awal simpleks

VND

0



… 0

0





0

-M



… -M


VD

0

1

… 0

0



0

0



0

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



0
-M

(

)…

(

)



-M
0



0





0

… 0

-1 …

0

0

… 0

0



-1

0

0

… 0

0



0

-M

0

… 0

0



0

0

0

..

0

1

0

0
1



0



0



1

… -M


Z

0

Definisi 2.2.11
Variabel dasar (VD) merupakan variabel yang nilainya positif dan hanya
muncul satu kali pada tabel simpleks dan nilainya ialah +1. Banyaknya
variabel dasar akan sama dengan banyaknya kendala. Pada penyelesaian
awal variabel pengetat merupakan variabel dasar. Sedangkan variabel non
dasar (VND) merupakan variabel yang nilainya nol pada sembarang iterasi.
3.

Melakukan uji optimalitas
Setelah dilakukan pengubahan bentuk program linear menjadi bentuk
kanonik, maka yang dilakukan selanjutnya ialah uji optimalitas. Uji
optimalitas ini bertujuan untuk menentukan apakah variabel dasar sudah
mengoptimalkan nilai fungsi objektif atau belum. Pada tahapan ini nilai
merupakan indikator yang menunjukkan penambahan nilai

(fungsi

objektif) yang masih memungkinkan untuk terjadi. Langkah-langkah yang

21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dilakukan dalam melakukan uji optimalitas adalah menyelidiki semua nilai
, kemudian perhatikan tiga hal berikut ini :
a.

Nilai

menunjukkan masih dimungkinkan untuk terjadi

penambahan nilai z pada perhitungan selanjutnya.
b.

Apabila semua

maka penyelesaian yang ada sudah bernilai

optimal, maka pencarian dihentikan. Hal ini dikarenakan sudah tidak
ada penambahan nilai
4.

yang dapat terjadi.

Mencari variabel dasar yang akan keluar dan variabel non dasar yang akan
masuk ke dalam tabel simpleks.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini ialah :
a.

Menentukan kolom kunci
Kolom kunci diperoleh dengan menentukan maksimum dari

.

Hal ini dipilih karena tujuan utama dari masalah program linear
adalah memaksimumkan nilai , maka untuk mencari kolom kunci
dicari penambahan nilai
b.

yang terbesar.

Menyelidiki kolom kunci
Hal yang perlu diperhatikan pada tahapan ini ialah :
i) Jika pada semua elemen pada kolom kunci bernilai negatif, maka
perhitungan dihentikan, karena pada masalah program ini tidak
memiliki penyelesaian.
ii) Namun apabila tidak semua elemen kunci bernilai negatif, maka
perhitungan dilanjutkan pada langkah selanjutnya.

22

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c.

Menentukan baris kunci
Baris kunci diperoleh dengan uji rasio, yakni dengan menentukan
( *

d.

.

Menentukan elemen kunci
Elemen kunci adalah perpotongan antara baris kunci dan kolom kunci.
Elemen kunci inilah yang menjadi variabel dasar yang baru.

e.

Mengubah elemen pada pivot menjadi +1 dan mengubah elemenelemen terkait menggunakan operasi baris elementer. Hal ini
dilakukan karena elemen-elemen dari kolom variabel dasar selalu
direpresentasikan dengan vektor dasar standar.

5.

Setelah nilai pada baris

bernilai tak positif, maka penyelesaian telah

optimal. Perhitungan dihentikan. Hasil akhir dilihat dari nilai
terdapat pada perhitungan, dalam hal ini
baris

yang

. Namun, jika nilai pada

masih ada yang bernilai positif, maka perhitungan dilanjutkan

pada langkah ke-4.
Dari langkah-langkah di atas didapatkan algoritma untuk metode simpleks
yakni :
1.

Ubah pertidaksamaan pada fungsi objektif dan kendala ke dalam
kanonik

2.

Membuat tabel simpleks awal

3.

Jika semua nilai

tak positif maka perhitungan dihentikan.

Namun jika ada yang bernilai positif, perhitungan dilanjutkan.

23

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.

Tentukan :
a.

kolom kunci dengan menentukan
i)

(

), jika :

semua elemen kolom kunci bernilai negatif, perhitungan
dihentikan

ii)

tidak semua elemen kolom kunci bernilai negatif,
perhitungan dilanjutkan
( * dimana

b.

baris kunci dengan menentukan

c.

elemen kunci dengan cara mencari perpotongan kolom kunci dan
baris kunci

5.

Lakukan operasi baris elementer pada elemen yang terkait elemen kunci
dan kembali ke langkah 4

Berikut akan diberikan contoh penyelesaian program linear dengan metode
simpleks:
Contoh 2.3.1 :
Maksimumkan

Kendala :

Penyelesaian :
Iterasi 1
Tahap ke-1

: mengubah bentuk persamaan menjadi bentuk kanonik

24

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Maksimalkan

Kendala :

Tahap ke-2

: membuat tabel awal simpleks
3

2

0

0

0

2

5

1

0

9

9/2

0

4

2

0

1

9

9/4

0

0

0

0

0

3

2

0

0

Peubah
bebas

Tahap ke-3

: uji optimalitas

Menyelidiki nilai

, karena nilai

maka perhitungan

dilanjutkan
Tahap ke-4
a.

: menentukan variabel dasar mana yang akan keluar

Menentukan kolom kunci dengan mencari maksimum dari
yakni

,

3 yang terdapat pada kolom

25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

b.

Menyelidiki kolom kunci dengan melihat nilai pada kolom kunci.
Karena pada kolom kunci nilai pada elemen-elemennya bernilai positif,
maka perhitungan dilanjutkan.

c.

d.

Menentukan

kunci

( *

dengan

mencari

, yakni

minimum

dari

.

Elemen kunci pada masalah ini adalah perpotongan antara kolom
dan baris

e.

baris

.

Mengubah elemen kunci menjadi +1 dan mengubah elemen-elemen
terkait menggunakan operasi baris elementer. Sehingga didaptkan tabel
seperti di bawah ini:
3

2

0

0

0

0

4

1

-1/2

9

9/8

3

1

0.5

0

1/4

9/4

9/2

3

3/2

0

3/4

-27/4

0

1/2

0

-3/4

Peubah
bebas

Karena pada tabel masih terdapat nilai

, maka perhitungan

dilanjutkan kembali pada langkah 4.
Iterasi 2 :
Tahap ke-4

: menentukan variabel dasar mana yang akan keluar

26

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a.

Menentukan kolom kunci, yakni kolom

b.

Karena nilai pada elemen-elemen kolom kunci bernilai positif, maka
perhitungan dilanjutkan.

c.

Menentukan baris kunci, yakni baris

d.

Pivot pada masalah ini adalah perpotongan antara kolom

e.

Mengubah elemen pada pivot menjadi +1 dan mengubah elemen-elemen

dan baris

.

terkait manggunakan operasi baris elementer. Sehingga didapatkan tabel
seperti di bawah ini :
3

2

0

0

2

0

1

1/4

-1/8

9/8

3

1

0

-1/8

5/16

27/16

3

2

1/8

11/16

117/16

0

0

-1/8

-11/16

Peubah bebas

Karena nilai

maka perhitungan dihentikan, karena telah diperoleh

peyelesaian optimal. Berdasarkan tabel, diperoleh
dan

,

.

Penyelesaian yang didapatkan dengan metode simpleks ini sama dengan
hasil yang diperoleh pada Software QM for windows 2, yakni :

27

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Dari keluaran tersebut didapatkan penyelesaian untuk masalah program linear
adalah

dan

dengan nilai z = 7.3125.

Metode simpleks yang telah dipaparkan di muka merupakan metode
simpleks yang digunakan untuk menyelesaikan masalah program linear
maksimisasi. Untuk menyelesaikan program linear minimisasi, langkah yang
digunakan sama dengan langkah masalah program linear maksimisasi, hanya
saja koefisien pada fungsi objektif dikali dengan -1. Penyelesaian yang
diperoleh dengan masalah maksimisasi ini akan sama dengan penyelesaian
masalah minimumnya. Hanya saja nilai dari fungsi objektif dari masalah
program linear minimum ini merupakan negatif dari nilai fungsi objektif
masalah program linear maksimum.
Berikut akan diberikan contoh untuk masalah minimisasi :
Contoh 2.3.2 :
minimumkan

kendala :

28

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pertama, langkah yang harus dilakukan adalah mengalikan fungsi
objektif dengan -1:

Kemudian ubah kendala berbentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk kanonik:

Dengan cara yang sama seperti masalah maksimisasi menggunakan
metode simpleks didapatkan

dengan z = -100.

Sehingga penyelesaian dari masalah program linear minimisasi di atas yakni
, dengan nilai dari fungsi objektif masalah minimisasi
adalah

D.

(

)

.

Metode Pencabangan dan Pembatasan (Branch and Bound)

Pada masalah program linear, penyelesaian yang didapatkan dapat berupa
bilangan pecahan maupun bilangan bulat. Namun pada kasus-kasus tertentu
dibutuhkan penyelesaian yang berupa bilangan bulat. Sebagai contoh, dalam
penentuan jumlah mobil yang akan dijual pada suatu perusahaan otomotif agar
penjualan menghasilkan keuntungan yang maksimal, tidak mungkin jumlah mobil
yang harus diproduksi dalam bentuk desimal. Tentu saja jumlah mobil haruslah

29

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

berupa bilangan bulat. Maka dari itu penyelesaian program linear bilangan bulat
dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu.
Program linear yang penyelesaiannya berupa bilangan bulat inilah yang
untuk seterusnya disebut sebagai program linear bilangan bulat (Integer
Programming). Banyak metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
program linear bilangan bulat, diantaranya metode pencabangan dan pembatasan,
metode pemotongan bidang (cutting plane), dan metode heuristic. Pada subbab
selanjutnya akan dibahas mengenai metode pencabangan dan pembatasan.
Metode pencabangan dan pembatasan diusulkan pertama kali oleh A. H.
Land dan A. G. Doig pada tahun 1960. Metode pencabangan dan pembatasan
merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan

masalah program linear

bilangan bulat. Ide dasar dari metode pencabangan dan pembatasan ini ialah
membagi penyelesaian dari masalah program linear menjadi beberapa
submasalah.

Proses

pembagian

penyelesaian

ini

biasa

disebut dengan

pencabangan (branching). Tujuan dari pencabangan ini sendiri ialah untuk
memudahkan dalam menyelesaikan masalah program linear.
Prinsip kerja dari metode ini ialah mencabangkan penyelesaian dari soal
program linear yang tidak memiliki penyelesaian bilangan bulat. Percabangan
dilakukan sampai ditemukan penyelesaian yang berbentuk bilangan bulat. Dalam
menyelesaikan masalah program linear dengan metode pencabangan dan
pembatasan ini, dilakukan 3 langkah utama, yakni :

30

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a.

Pencabangan (Branching)
Pada langkah ini, pencabangan dilakukan pada penyelesaian yang belum
berbentuk bilangan bulat. Pencabangan dilakukan dengan memecah masalah
program linear awal menjadi dua bagian, kemudian menambahkan kendala
baru. Dalam pencabangan, kendala yang ditambahkan merupakan
pembulatan ke atas dan pembulatan ke bawah dari penyelesaian yang masih
berbentuk pecahan. Sehingga dari pencabangan tersebut menghasilkan
kendala baru untuk masing-masing pencabangannya, yakni :
i.

⌈ ⌉, dimana ⌈ ⌉ merupakan pembulatan ke atas

dari penyelesaian program linear yang berbentuk pecahan, dan
ii.

⌊ ⌋, dimana ⌊ ⌋ merupakan pembulatan ke bawah

dari penyelesaian program linear yang berbentuk pecahan.

Proses pencabangan ini terus dilakukan hingga diperoleh penyelesaian
bilangan bulat yang pertama.
b.

Penetapan Batas (Bounding)
Langkah penetapan batas ini dilakukan setelah diselesaikannya proses
pencabangan. Penetapan batas ini merupakan langkah untuk membatasi
penyelesaian, agar didapatkan penyelesaian yang optimal. Pada metode
pencabangan dan pembatasan ini terdapat dua batas yaitu:
i.

Batas Atas (upper bound)
Batas atas ini digunakan dalam menyelesaikan masalah program linear
yang berbentuk minimum. Batas atas merupakan penyelesaian fungsi

31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

objektif pertama yang berbentuk bilangan bulat. Sehingga apabila
dalam pencabangan diperoleh penyelesaian optimal dengan nilai lebih
besar dari batas atas ini, maka penyelesaian tersebut diabaikan.
Namun

apabila

dalam

pencabangan

selanjutnya

diperoleh

penyelesaian yang lebih kecil dari batas atas, maka penyelesaian
tersebut dijadikan batas atas yang baru, dan batas lama diabaikan.
Pembatasan dilakukan terus hingga tidak dimungkinkan untuk
dilakukan pencabangan lagi. Sehingga penyelesaian optimal yang
diperoleh dari masalah program linear adalah penyelesaian bilangan
bulat yang menjadi batas terkahir.
ii.

Batas bawah (lower bound)
Batas bawah ini digunakan dalam menyelesaikan masalah program
linear

yang

berbentuk

maksimum.

Batas

bawah

merupakan

penyelesaian fungsi objektif pertama yang berbentuk bilangan bulat.
Apabla dalam pencabangan selanjutnya diperoleh penyelesaian
bilangan bulat yang lebih kecil dari batas bawah, maka penyelesaian
diabaikan. Namun apabila dari pencabangan selanjutnya diperoleh
penyelesaian bilangan bulat yang lebih besar dari batas bawah, maka
penyelesaian yang baru ini dijadikan batas bawah yang baru, dan batas
bawah lama diabaikan. Pembatasan ini dilakukan terus menerus
hingga tidak dimungkinkan lagi dilakukan pencabangan. Sehingga
secara umum, penyelesaian optimal dari masalah program linear yang
berbentuk maksimum adalah batas bawah terakhir.

32

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c.

Penghentian pencabangan (Fathoming)
Pencabangan atau pencarian penyelesaian pada suatu sub masalah

dihentikan jika :
1.

Infeasible atau tidak memiliki daerah layak

2.

Semua variabel keputusan yang harus bernilai bilangan bulat sudah
bernilai bilangan bulat.

3.

Pada masalah maksimisasi, penghentian pencabangan pada suatu sub
masalah dilakukan jika fungsi objektif dari sub masalah tersebut tidak
lebih besar atau sama dengan nilai batas bawah. Sedangkan pada
masalah minimisasi penghentian pencabangan sub masalah dilakukan
jika fungsi objektif tidak lebih kecil atau sama dengan nilai batas atas.

Adapun cara langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan
program linear menggunakan metode pencabangan dan pembatasan adalah :
1.

Menyelesaikan masalah program linear awal (
penyelesaiannya.

Apabila

penyelesaian

berbentuk

), kemudian lihat
bilangan

bulat,

perhitungan dihentikan. Namun, jika penyelesaian berupa bilangan pecahan
maka perhitungan dilanjutkan pada langkah selanjutnya.
2.

Lakukan pencabangan, dengan cara memecah
program linear baru yakni

dan

Adapun kendala baru tersebut adalah

menjadi dua masalah

dengan menambahkan kendala baru.
⌈ ⌉ dan

⌊ ⌋.

33

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

Lakukan penetapan batas dengan cara mengambil salah satu penyelesaian
yang berbentuk bilangan bulat pertama yang dihasilkan dari penyelesaian.

4.

Setelah didapatkan batas atas dan bawah,
menjadi

5.

dan

⌈ ⌉ dan

dapat dilengkapi
⌊ ⌋

Kemudian selesaikan masalah program linear baru tersebut. Apabila dalam
penyelesaian masih berupa bilangan pecahan, lakukan perhitungan yang
sama untuk setiap cabang dan kembali pada langkah 2.
Kondisi optimal dalam penyelesaian program linear bilangan bulat

menggunakan metode pencabangan dan pembatasan ini tercapai, jika :
1.

Tidak ada ada lagi submasalah yang perlu dicabangkan lagi

2.

Pada masalah maksimisasi penyelesaian optimal merupakan penyelesaian
submasalah yang saat ini menjadi batas bawah

3.

Pada masalah minimisasi penyelesaian optimal merupakan penyelsaian
submasalah yang saat ini menjadi batas atas.
Berikut akan diberikan contoh penyelesaian proglam linear dengan metode

pencabangan dan pembatasan :
Contoh 2.4.1
Maksimumkan

Kendala :
𝐿𝑃
34

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penyelesaian :
Iterasi 1:
Langkah 1

: menyelesaikan

Dengan bantuan software QM for windows 2 diperoleh penyelesaian :

Langkah ke-2 : melakukan pencabangan :
Untuk
baru adalah

didapatkan 2 pencabangan, yakni
dan

dan

. Dimana kendala

.

Langkah ke-3 : melakukan penetapan batas
Karena belum diperoleh penyelesaian bilangan bulat, maka batas bawah belum
bisa ditetapkan.
Langkah ke-4 : melengkapi masalah program linear baru

35

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Masalah program linear baru dapat dituliskan dengan :
Maksimumkan

Kendala :
𝐿𝑃

dan
Maksimumkan

Kendala :
𝐿𝑃

Langkah ke-5 : mencari penyelesaian

dan

.

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software QM for windows 2,
didapatkan penyelesaian sebagai berikut :
Untuk

diperoleh :

36

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Untuk

diperoleh :

Dapat dilihat, pada pnyelesaian

penyelesaian sudah optimal, karena

semua nilai dari variabel keputusan sudah berbentuk bilangan bulat. Namun,
untuk

, masih ada variabel keputusan yang berbentuk desimal, maka untuk

dilakukan perhitungan kembali untuk

. Maka perhitungan kembali pada

langkah 2.
Iterasi ke-2 :
Langkah ke-2 : melakukan pencabangan
Untuk
kendala baru adalah

didapatkan 2 pencabangan, yakni
dan

dan

. Dimana

.

Langkah ke-3 : melakukan penetapan batas

37

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Karena pada

diperoleh penyelesaian bilangan bulat, maka ditetapkan

sebagai batas bawah.
Langkah ke-4 : melengkapi masalah program linear baru
Sehingga masalah program linear baru dapat dituliskan dengan :
Maksimumkan

Kendala :

𝐿𝑃

Maksimumkan

Kendala :

𝐿𝑃

38

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Langkah ke-5 : mencari penyelesaian

dan

.

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan software QM for windows 2,
didapatkan penyelesaian sebagai berikut :
Untuk

tidak diperoleh penyelesaian

Untuk

diperoleh :

Dapat dilihat, pada

tidak memiliki penyelesaian, sehingga

digunakan sebagai penentu nilai optimal dari

.

tidak dapat

Namun, untuk

, masih

terdapat variabel keputusan yang berbentuk desimal, maka untuk dilakukan
perhitungan kembali untuk

. Maka perhitungan kembali pada langkah 2.

Dengan cara yang sama dengan iterasi-iterasi sebelumnya, maka akan
diperoleh penyelesaian optimal dari masing-masing submasalah yakni :
Untuk

diperoleh :

Untuk

diperoleh :
39

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TIN