SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 LONG IKIS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE
PLAY) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 LONG IKIS PADA MATERI
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
Gebi Marselina Silaen
NIM : 101434037


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE
PLAY) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 LONG IKIS PADA MATERI
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Gebi Marselina Silaen
NIM : 101434037
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : 7 Agustus 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap


Tanda Tangan

Ketua

: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd

……………

Sekretaris

: Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc

……………

Anggota

: Ika Yuli Listyarini, M.Pd

……………


Anggota

: Luisa Diana Handoyo, S.Si M.Si

…………...

Anggota

: Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si

……………

Yogyakarta, 7 Agustus 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Rohandi, Ph.D

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

”Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangNya
yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang
yang takut akan Dia! (Mazmur 34:10)”

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua terkasih
Adik-adik tersayang Arie Firdaus Silaen,
Desria Kristy Silaen,
Violetta Elfrince Silaen
dan Almamaterku Universitas Sanat


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO
“Indeed surely there is a future hope, and your
hope will not be cut off (Proverbs 23:18)”

“Sejak sebelum kamu terlahir, Tuhan sudah
menyiapkan peran dan skenario untuk hidupmu,
tinggal bagaimana kamu menjalankan peran dari
skenario yang telah dibuat Tuhan untukmu.
Lakukan yang terbaik, maka berkat akan selalu
mengalir seperti darah yang selalu mengalir dalam

tubuhmu.”

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE
PLAY) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 LONG IKIS PADA MATERI
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Gebi Marselina Silaen
Universitas Sanata Dharma
2014
Berdasarkan hasil belajar siswa pada tahun sebelumnya pada materi sistem
peredaran darah manusia dapat dilihat bahwa dari 32 siswa, hanya sekitar 60%
atau sekitar 20 siswa yang mampu memenuhi KKM 68. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Negeri
1 Long Ikis 1 dengan menerapkan metode pembelajaran bermain peran (role play)
pada materi sistem peredaran darah manusia.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan
menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart. Tahap penelitian terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan serta refleksi. Penelitian
dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A
SMP Negeri 1 Long Ikis tahun ajaran 2013/2014. Data yang diperoleh berupa data
hasil tes akhir (post-test) setiap siklus, data hasil observasi aspek afektif dan hasil
pengisian kuisioner motivasi oleh siswa. Analisis data dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Untuk hasil belajar pada siklus I skor rata-rata hasil belajar kognitif yang
diperoleh sebesar 71,41, dengan ketuntasan kelas sebesar 75%, sedangkan pada
siklus II skor rata-rata yang diperoleh sebesar 80,625, dengan ketuntasan kelas
100 %. Untuk hasil belajar aspek afektif, rata-rata persentase kelas yang diperoleh
pada siklus I sebesar 80,175%, sedangkan pada siklus II, rata-rata persentase kelas
hasil belajar aspek afektif yang diperoleh sebesar 83,03%. Untuk hasil motivasi
belajar siswa pada awal pembelajaran rata-rata persentase adalah 84,375 dan
pada akhir pembelajaran adalah 100.

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan metode pembelajaran
bermain peran (role play) pada materi sistem peredaran darah manusia mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Long
Ikis, Kalimantan Timur tahun ajaran 2013/2014.
Kata Kunci :
Metode bermain peran (role play), model pembelajaran kooperatif, sistem
peredaran darah manusia, motivasi, hasil belajar.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE APPLICATION OF LEARNING METHOD ROLE PLAY TO
INCREASE MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES GRADE VIII A

STATE JUNIOR HIGH SCHOOL OF 1 LONG IKIS ON MATERIAL THE
HUMAN BLOOD CIRCULATORY SYSTEM

Gebi Marselina Silaen
Sanata Dharma University
2014
Based on student learning outcomes in the previous year on the material
of human circulatory system can be seen that of the 32 students, only about 60%
or about 20 students who are able to meet the KKM 68.The purpose of this
research is to increase the motivation and learning outcome the students in the
class VIII A Junior High School State of 1 Long Ikis, East Borneo by
implementation the Role Play method in the human’s circulatory system material.
This research is a classroom action research by using the model of
Kemmis and Mc. Taggart. The systematic of the research are planning,
implementation, observation and reflection. This research was done in 2 cycles.
The subject of this research is a student in VIII A Junior High School State of 1,
Long Ikis, East Borneo 2013/2014. The data in this research was from a post-test
in every cycle, the result of the observation in the affective side and the questioner
about the students’ interest. The analysis was done quantitative and qualitative.
The result of this research shows that there is an increasing in the
students’ learning result. For the student’s learning result, in the first cycle, the
result average scorer of the cognitive is 71,41 by passing of class about 75%,
while in the second cycle, the result average scorer 80,625 by passing of class
about 100%. For affective, in the first cycle the result average rate scorer
80,175% while, in the second cycle, the result average rate scorer of the affective
side is 83,03%. The average student motivation before the cycle, the average
result is 84, 375 and after the cycle is 100.
As a result, the implementation of role play method about human’s
circulatory system increases the motivation and learning outcomes for the
students in the class VIII A Junior High School State of 1 Long Ikis, East Borneo
academic year 2013/2014.

Keyword:
Role Play Method, Model of Cooperative Learning, human’s circulatory system,
the students motivation, learning outcome for the students.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Play) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Long Ikis pada
Materi Sistem Peredaran Darah Manusia” ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang membantu, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya. Khususnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus untuk setiap talenta yang diberikan.
2. Kedua orangtuaku terkasih atas doa, dukungan, cinta kasih dan semua hal
yang selalu diberikan.
3. Ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd selaku dosen pembimbing.
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi.
5. Adik-adikku tersayang Arie Firdaus Silaen, Desria Kristy Silaen dan Violetta
Elfrince Silaen untuk setiap kasih, perhatian, dan kebersamaan.
6. Sahabat-sahabatku yang kece aduhai~ Tiva, Anggi, Esther, Teteh Ocha, Mbak
Citra, Nesya, Daus, Hugos, Fery dan Mas Ardy yang telah menemani dan
mengajarkan indahnya kebersamaan.
7. Sahabat-sahabatku selama masa SMA yang sudah mulai lulus dan
membangkitkan semangat penulis untuk segera lulus juga.
8. Boy Sahat Harahap untuk kesabaran, kesetiaan, bantuan dan dukungan selama
penulis mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2010 Universitas
Sanata Dharma.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 07 Agustus 2014
Penulis,

Gebi Marselina Silaen

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
MOTTO .............................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .....................
ABSTRAK ........................................................................................................
ABSTRACT .......................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Batasan Masalah .......................................................................
D. Tujuan Penelitian ......................................................................
E. Manfaat Penelitian ....................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi

1
5
5
6
7

DASAR TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran ..........................................................
B. Motivasi Belajar ........................................................................
C. Hasil Belajar Dan Evaluasi Belajar ..........................................
D. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................
E. Metode Bermain Peran (Role Play) ...........................................
F. Materi Sistem Peredaran Darah .................................................
G. Pembelajaran Materi Sistem Peredaran Darah dengan
Metode Berrmain Peran (Role Play) .........................................
H. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................
I. Kerangka Berpikir .....................................................................
J. Hipotesis....................................................................................

32
34
35
37

BAB III METODOLOGI
A. Jenis Penelitian .........................................................................
B. Desain Penelitian .......................................................................
C. Setting Penelitian ......................................................................
1. Objek Penelitian ...................................................................
2. Subjek Penelitian ..................................................................
3. Tempat Penelitian .................................................................

38
38
40
40
40
40

xii

8
11
15
18
21
31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Waktu Penelitian ..................................................................
D. Rancangan Tindakan .................................................................
E. Instrumen Penelitian ..................................................................
1. Perangkat Pembelajaran .......................................................
2. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................
F. Metode Analisa Data .................................................................
1. Analisis Kuantitatif ..............................................................
2. Analisa Kualitatif ................................................................
G. Indikator Keberhasilan ..............................................................

40
40
46
46
48
51
51
55
55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian .................................................................
1. Motivasi Awal ....................................................................
2. Siklus I ...............................................................................
3. Siklus II ..............................................................................
4. Motivasi Akhir ...................................................................
B. Analisis Data .............................................................................
1. Motivasi Belajar Siswa ......................................................
2. Hasil Belajar Siswa ............................................................
C. Pembahasan ...............................................................................
1. Motivasi Belajar .................................................................
2. Hasil Belajar ......................................................................
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................

57
57
58
64
69
70
70
71
72
73
75
79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 80
B. Saran .......................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Awal Siswa .............................
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Akhir Siswa .............................
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Jawaban Siswa ...................................................
Tabel 3.4 Kategori Ketuntasan Individu .............................................................
Tabel 3.5 Kategori Motivasi Siswa .....................................................................
Tabel 3.6 Kriteria Hasil Persentase Skor Observasi Aspek Afektif Siswa
Terhadap Pembelajaran ....................................................................
Tabel 3.7. Indikator Keberhasilan Penelitian .....................................................
Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ................................................................
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siklus I .....................................................................
Tabel 4.3 Data Tes Akhir Siklus I.......................................................................
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II ....................................................................
Tabel 4.5 Data Tes Akhir Siklus II .....................................................................
Tabel 4.6 Nilai Motivasi Akhir Siswa ................................................................
Tabel 4.7 Hasil Analisis Motivasi Awal Siswa...................................................
Tabel 4.8 Hasil Analisis Tes Kognitif Siswa .....................................................
Tabel 4.9. Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ........................

xiv

50
50
51
52
53
55
55
57
63
63
68
68
70
71
72
72

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir.....................................................
Gambar 3.2 Alur PTK Daryanto .........................................................................
Gambar 4.1 Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok ................................
Gambar 4.2 Bermain Peran (Role Play)..............................................................
Gambar 4.3 Siswa mengerjakan soal post-test ....................................................
Gambar 4.4 Siswa berdiskusi bersama kelompok...............................................
Gambar 4.5 Siswa bermain peran bersama kelompok ........................................
Gambar 4.6 Grafik Persentase Motivasi Belajar ................................................
Gambar 4.7. Grafik Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif .................................
Gambar 4.8. Grafik Rata-rata Skor Aspek Afektif Siswa ..................................

xv

37
39
60
61
62
65
66
73
76
78

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ...................................................................... 84
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 87
Lampiran 3 Kartu Soal dan Call Card Siswa..................................................... 97
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................ 109
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal, Soal Evaluasi dan Panduan Skoring ....................... 113
Lampiran 6 Lembar Observasi dan Rubrik Penskoran ...................................... 128
Lampiran 7 Kisi-kisi Kuesioner dan Kuesioner Motivasi .................................. 132
Lampiran 8 Modul Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia ................ 137
Lampiran 9 Daftar Skor Motivasi ....................................................................... 160
Lampiran 10 Analisis Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa ............................ 162
Lampiran 11 Daftar Nilai Post-Test Siswa ........................................................ 164
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ke Sekolah .................................................. 166
Lampiran 13 Contoh Hasil Post-test Siswa ....................................................... 168
Lampiran 14 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ............................................... 180
Lampiran 15 Contoh Hasil Angket Motivasi .................................................... 188
Lampiran 16 Contoh Hasil Observasi Afektif ................................................... 196
Lampiran 17 Surat Pernyataan Selesai Melakukan Penelitian dari Sekolah....... 200

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan
perkembangannya. Pendidikan merupakan usaha manusia yang terus dilakukan
sepanjang hidup untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Kemajuan suatu
bangsa juga dapat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang ada di negara
tersebut. Salah satu hal yang mendukung berkembangnya pendidikan adalah
keberhasilan kegiatan pembelajaran yang ada di kelas.
Menurut Siregar dan Nara (2010), pembelajaran adalah usaha pendidikan
yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan telebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dan
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, oleh sebab itu pembelajaran
yang dilaksanakan harus terencana dan memiliki tujuan yang jelas serta
berdampak positif bagi peserta didik dan tidak semata-mata hanya untuk
mendapat hasil akhir melainkan mencakup hal yang lebih kompleks yaitu
keterlibatan siswa selama pembelajaran, interaksi siswa dengan teman dan guru
serta penerapan yang dilakukan siswa dalam kehidupan nyata.
Keterlibatan siswa yang ikut berperan aktif selama proses pembelajaran
tentu sangat mempengaruhi pemahaman siswa mengenai materi yang sedang
diajarkan. Jika guru yang menjadi pusat pembelajaran sementara siswa sebagai
pendengar dan penerima saja tentu kurang efektif karena siswa cenderung
malas mendengarkan ceramah yang diberikan guru, bahkan beberapa siswa
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

sering terlihat mengantuk dan sibuk dengan kegiatan lain yang dianggap lebih
menarik. Permasalahan yang dialami siswa di SMP Negeri 1 Long Ikis juga
sama, siswa menjadi pasif karena pusat pembelajaran masih terbatas pada guru
saja.

Keterbatasan fasilitas yang disediakan sekolah juga menjadi sebuah

permasalahan yang harus dipecahkan guru untuk bisa menciptakan suatu
metode mengajar yang menyenangkan bagi siswa dengan fasilitas yang
tersedia di sekolah. Oleh sebab itu guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran di kelas dan pusat pembelajaran tidak lagi ada pada guru
melainkan siswa.
Materi sistem peredaran darah merupakan materi yang kompleks dan tidak
bisa dilihat secara kasat mata proses terjadinya, oleh sebab itu akan menjadi
sangat membosankan bagi siswa apabila hanya mendengar ceramah dari guru
saja. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah ini adalah 68. Dari hasil
belajar siswa pada tahun sebelumnya dapat dilihat bahwa dari 32 siswa, hanya
sekitar 60% siswa atau sekitar 20 siswa yang mampu memenuhi nilai 68.
Menurut pengamatan guru, ada keterkaitan antara rendahnya motivasi siswa
dalam belajar dengan hasil belajar yang diperoleh siswa.
Berdasarkan permasalahan yang dialami tersebut, maka perlu diterapkan
suatu metode yang berbeda dari sebelumnya pada pembelajaran Biologi yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bermain peran (role
play). Menurut Ambarjaya (2012), model pembelajaran kooperatif adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah

dirumuskan. Keunggulan model kooperatif adalah model ini dilaksanakan
dalam bentuk kelompok, sehingga siswa tidak hanya memiliki kecakapan
akademik, tetapi juga memiliki keterampilan berbicara untuk menyampaikan
pendapatnya kepada anggota kelompok yang lain. Selain itu, semua siswa
menjadi aktif karena semua mendapatkan tugasnya masing-masing dalam
kegiatan pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode bermain peran
(role play). Bermain peran (role play) adalah suatu aktivitas pembelajaran
terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
spesifik (Zaini, dkk., 2008). Dalam bermain peran (role play) siswa
dikondisikan pada situasi tertentu yang disesuaikan dengan materi yang sedang
diajarkan sehingga semua siswa mendapat peran aktif menjadi subjek dari
materi yang diajarkan. Materi sistem peredaran manusia adalah materi ajar
yang membuat siswa menjadi pasif dan mengantuk apabila hanya
mendengarkan ceramah guru sehingga menyebabkan pembelajaran kurang
efektif.
Menurut Muslich (2009) manfaat bermain peran (role play) adalah
pertama, bermain peran (role play) dapat memberikan semacam hidden
practise, dimana siswa tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap
materi yang telah dan sedang mereka pelajari. Kedua, bermain peran (role
play) melibatkan jumlah siswa yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar.
Ketiga, bermain peran (role play) dapat memberikan kepada siswa kesenangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

karena pada dasarnya adalah permainan. Menurut Zaini, dkk. (2008), bermain
peran (role play) perlu digunakan di kelas karena bermain peran (role play)
dapat membuktikan diri sebagai suatu media pendidikan yang ampuh, di mana
terdapat peran-peran yang dapat didefinisikan dengan jelas, yang memiliki
interaksi yang mungkin dieksplorasi dalam keadaan yang bersifat simulasi
(skenario).
Penelitian sebelumnya yang pernah dilaksanakan oleh Cahya Khaerani
(2010) membuktikan bahwa penggunaan metode bermain peran (role play)
dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada konsep gerak pada
tumbuhan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa hasil
belajar, minat dan daya serap siswa terhadap materi lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok siswa yang diajarkan menggunakan metode ceramah. Hal ini
bisa dilihat dari hasil rata-rata tes akhir (post-test) siswa yaitu 77,59 untuk
kelompok siswa yang diajarkan menggunakan metode bermain peran (role
play), sedangkan untuk siswa yang diajarkan menggunakan metode ceramah
adalah 68,30.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba merumuskan masalah untuk
mengetahui apakah penggunaan metode bermain peran (role play) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Long Ikis pada materi sistem peredaran darah manusia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.

Apakah penerapan metode pembelajaran bermain peran (role play) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Long
Ikis, Kalimantan Timur pada materi sistem peredaran darah manusia?

2.

Apakah penerapan metode pembelajaran bermain peran (role play) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Long Ikis,
Kalimantan Timur pada materi sistem peredaran darah manusia?

C. Batasan Masalah
Agar permasalahan penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan masalah menjadi sangat
penting karena merupakan fokus dalam penelitian. Batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Motivasi
Motivasi yang diukur dalam penelitian ini merupakan motivasi
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ada dua jenis motivasi yang
diukur dalam penelitian ini, mencakup motivasi awal pembelajaran dan
motivasi akhir. Kedua motivasi ini mencakup penguasaan materi, kesiapan
siswa, ketertarikan siswa, keseriusan siswa dan partisipasi siswa selama
pembelajaran. Motivasi siswa diukur dengan menggunakan angket
kuesioner motivasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini mencakup aspek
kognitif yang dapat diukur dengan menggunakan tes dan aspek afektif yang
dapat diukur menggunakan lembar observasi.
3. Metode pembelajaran bermain peran (role play)
Metode pembelajaran bermain peran (role play) dimana siswa
menjadi subyek pembelajaran yang ada pada materi sistem peredaran darah
manusia. Siswa memainkan peran sesuai dengan materi yang dipelajari.
Bermain peran (role play) yang digunakan adalah bermain peran (role play)
sederhana dimana siswa langsung dikondisikan sebagai subyek dalam
pembelajaran dan memerankan diri sebagai subyek pembelajaran.
4. Materi Sistem Peredaran Darah Manusia
Materi pelajaran kelas VIII A semester genap yaitu Sistem Peredaran
Darah Manusia pada Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem
dalam kehidupan manusia dengan Kompetensi Dasar 1.6 Mendeskripsikan
sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Long Ikis, Kalimantan Timur pada materi sistem peredaran darah manusia.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Long Ikis, Kalimantan Timur pada materi sistem peredaran darah manusia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan motivasi belajar biologi tentang materi sistem
peredaran darah manusia sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa.
2. Bagi Guru
Dapat meningkatkan motivasi untuk menerapkan model dan media
pembelajaran yang bervariasi. Model dan media pembelajaran yang menarik
akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar motivasi dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran Biologi pada materi sistem peredaran darah manusia
meningkat.
4. Bagi Peneliti
Sebagai pengetahuan mengenai pelaksanaan pembelajaran pada materi
sistem peredaran darah manusia di kelas dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
pada materi sistem peredaran darah.
5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan dan berkaitan
dengan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau memang sudah ada sejak seseorang dilahirkan. Proses belajar
dapat terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak dan akan selalu
berlangsung sepanjang hidup seseorang dan menuju pada suatu bentuk
perubahan pada diri seseorang (Trianto, 2009). Belajar juga dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku seseorang yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan tersebut bersifat positif dan
lebih baik dari keadaan sebelumnya (Syah, 2008).
Kegiatan belajar tidak hanya mengenai mata pelajaran, tetapi juga
penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial,
bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. Seseorang yang sudah belajar
pasti akan mengalami perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga
perbaikan perilaku (Hamalik, 2009). Oleh karena itu dalam kegiatan belajar
memerlukan segenap kehidupan seseorang, jadi bukan hanya terbatas pada segi
kognitif, tetapi juga segi afektif atau emosi. Proses belajar tidak hanya sematamata disamakan dengan menghafal, dan karenanya hasil pelajaran tidak dapat
dievaluasi semata-mata atas dasar kemampuan reproduktif murid (Surakhmad
1982). Lebih rinci, Mustaqim (2008), mengemukakan pengertian belajar adalah
8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

sebagai suatu aktivitas atau usaha yang disengaja dan menghasilkan perubahan
berupa sesuatu yang baru, baik disengaja maupun tidak dan merupakan
penyempurnaan dari apa yang sudah pernah dipelajari sebelumnya. Perubahan
tersebut meliputi keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, sikap
terhadap nilai-nilai dan lainnya yang berhubungan dengan fisik dan psikis serta
relatif bersifat konstan.
Sementara itu dengan kompleks Siregar dan Nara (2011) mengungkapkan
belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang pasti akan terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam
kandungan) hingga liang lahat. Orang yang telah belajar pasti mengalami
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Ada beberapa aspek di dalam
pembelajaran, yaitu bertambahnya jumlah pengetahuan seseorang, memiliki
kemampuan untuk mengingat dan mereproduksi, menerapkan pengetahuan,
dapat menyimpulkan makna, dapat dikaitkan dengan realitas dan menyebabkan
perubahan sebagai seorang pribadi. Seseorang yang telah belajar memiliki ciriciri mempunyai kemampuan baru atau perubahan, baik secara pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), ataupun sikap (afektif), dan perubahan
tersebut akan menetap dalam diri seseorang melalui proses-proses dan usaha
serta interaksi dengan lingkungan, dan terjadi secara sadar dan disengaja.
Selain belajar, kita juga mengenal istilah pembelajaran, secara sederhana
pembelajaran dapat diartikan sebagai produk dari interaksi yang berkelanjutan
antara proses pengembangan dan pengalaman hidup. Lebih kompleks,
pembelajaran dapat diartikan sebagai interaksi dan usaha sadar dari seorang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

guru untuk membelajarkan siswanya demi mencapai tujuan yang diharapkan
dan direncanakan sebelumnya (Trianto, 2009). Pendapat lain mengatakan
bahwa pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan seseorang atau
kelompok melalui upaya (effort) dan strategi untuk mencapai tujuan yang
direncanakan. Kegiatan ini bersifat terprogram dan direncanakan (Majid,
2013). Pembelajaran akan efektif apabila memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu persentase waktu belajar siswa yang tinggi dalam KBM, keaktifan siswa,
adanya keseimbangan antara materi ajar dengan kemampuan siswa, dan
suasana belajar yang menyenangkan dan positif sehingga siswa tidak merasa
takut dan tertekan (Trianto, 2009).
Segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran semata-mata untuk
meningkatkan mutu pendidikan, ada keuntungan yang dapat diperoleh melalui
penuangan tujuan pembelajaran, misalnya waktu pengajaran dimanfaatkan
secara tepat, materi yang disampaikan dapat disesuaikan dengan jam yang ada,
seimbang dan berurutan, tidak terlalu mendalam ataupun sedikit, guru dapat
mempersiapkan alat, bahan dan metode ajar yang sesuai, hasil belajar siswa
dapat diukur dan hasil yang didapat bisa lebih baik bila dibandingkan dengan
pembelajaran tanpa tujuan.
Kegiatan pembelajaran akan berjalan maksimal bila di dalamnya
terkandung prinsip belajar mengajar. Menurut Hamalik (2009) beberapa
prinsip belajar mengajar yaitu belajar harus selalu bertujuan untuk
mengembangkan prilaku siswa, didasarkan pada kebutuhan dan motivasi
tertentu, dilaksanakan dengan latihan dan penguatan, kompleks dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

mengandung unsur kognitif, berpikir kritis dan reorganisasi pengalaman,
memerlukan bimbingan, dipengaruhi faktor internal dan eksternal individu, dan
hasilnya dapat ditransfer dalam situasi berbeda.
Selain prinsip belajar, hal lain yang perlu diperhatikan agar pembelajaran
berjalan maksimal adalah faktor kondisional dalam belajar adalah kegiatan,
penggunaan dan ulangan karena siswa menjadi lebih aktif apabila melakukan
kegiatan dalam mempelajari sesuatu, memerlukan latihan agar semakin
memahami apa yang telah dipelajari, dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan sehingga siswa mencapai kepuasan dalam belajar, siswa harus
mengetahui hasil belajarnya agar bisa memperbaiki hasil belajarnya,
diasosiasikan secara berurutan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman,
memerlukan apersepsi untuk mendorong siswa menemukan hal baru, adanya
faktor pendukung seperti kesiapan belajar siswa, minat dan usaha siswa dalam
belajar, faktor fisiologis dan intelegensi siswa.

B. Motivasi Belajar
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar, seseorang harus
memiliki motivasi di dalam dirinya. Berikut beberapa pengertian motivasi
menurut beberapa ahli:
1. Menurut Santrock (2009), motivasi melibatkan proses yang memberikan
energi, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi,
memiliki arah, dan dapat dipertahankan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

2. Menurut Siregar dan Nara (2011), motivasi adalah keadaan internal manusia
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah
mendorong seseorang untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan,
menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan
mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya
motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil belajar
yang baik.
3. Menurut Hamalik (2007), ada dua prinsip yang dapat digunakan untuk
meninjau motivasi, yang pertama pengetahuan tentang proses ini akan
membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk
memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang dan kedua kita
menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk dari
tingkah lakunya. Motivasi ini juga menimbulkan afektif dan reaksi yang
berfungsi sebagai penggerak untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi

intrinsik

berasal

dari

dalam

diri

seseorang

yang

mendorongnya melakukan suatu tindakan belajar, misalnya perasaaan
menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut karena
mempengaruhi kehidupan masa depan siswa tersebut (Syah, 2008). Ada
beberapa strategi untuk membangun motivasi intrinsik dalam mengajar,
yaitu adanya kaitan antara tujuan belajar dengan tujuan siswa, memberikan
kebebasan pada siswa untuk memperluas materi pelajaran sebatas yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

pokok, memberikan waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan
siswa boleh memanfaatkan sumber belajar di sekolah, memberikan
penghargaan (reward) pada siswa, meminta siswa menjelaskan hasil
pekerjaannya sehingga tidak merasa apa yang sudah dikerjakannya menjadi
sia-sia (Syah, 2008).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri siswa tanpa perlu mendapat
rangsangan dari luar, sehingga seseorang yang memiliki motivasi intrinsik
dalam dirinya secara sadar akan melakukan suatu kegiatan tanpa harus
diberikan motivasi dari luar dirinya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,
peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru, dan seterusnya
merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong
siswa untuk belajar (Syah, 2008). Beberapa cara untuk membangkitkan
motivasi ekstrinsik dengan tujuan menumbuhkan motivasi intrinsik antara
lain:
a. kompetisi persaingan diantara siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

b. membuat tujuan sementara atau dekat (place making) yang disusun pada
awal kegiatan belajar mengajar, sehingga dengan demikian siswa
berusaha untuk mencapai tujuan sementara tersebut;
c. tujuan yang jelas, semakin jelas tujuan, semakin besar nilai tujuan bagi
individu maka semakin besar pula motivasi dalam melakukan suatu
perbuatan;
d. kesempatam untuk sukses, guru hendaknya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk meraih sukses dengan berusaha dan dibimbing
karena kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan
kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa
efek yang sebaliknya;
e. minat yang besar, motivasi akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar;
f. mengadakan penilaian atau tes karena pada umumnya semua siswa mau
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan
(Daryanto, 2011).
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang dapat berfungsi
karena ada rangsangan dari luar, baik dengan adanya persaingan ataupun
suatu tujuan tertentu.
Untuk meningkatkan motivasi, ada dua prinsip yang harus
diperhatikan oleh guru, yang pertama untuk menyelidiki dengan jelas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran mengapa perlu dipelajari
dan mengapa seseorang perlu mempelajarinya dan mengapa ia
diharapkan mempelajarinya dan kedua untuk menciptakan kesadaran
yang tinggi pada proses pembelajaran akan pentingnya memiliki skill dan
pengetahuan yang akan diberikan oleh hal yang dipelajarinya tersebut
(Thomas F. Saton dalam Daryanto 2011).

C. Hasil Belajar dan Evaluasi Belajar
Bloom (1956) dalam Siregar dan Nara (2010) mengemukakan konsep
taksonomi belajar berkaitan dengan hasil belajar, diantaranya:
1. kawasan kognitif (cognitive domain)
Kognitif adalah perilaku yang merupakan proses berpikir atau perilaku
yang termasuk hasil kerja otak. Beberapa kemampuan kognitif tersebut
antara lain adalah pengetahuan tentang suatu materi yang telah dipelajari,
pemahaman materi, penerapan materi, analisa dengan menggunakan
kemapuan akal, sintesa untuk menemukan konsep baru, dan evaluasi atas
penguasaan materi. Namun teori lama tersebut dianggap tidak sesuai dan
kemudian direvisi. Menurut teori yang baru, kemampuan kognitif tersebut
adalah mengingat materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti
yang diajarkan, memahami arti dan pesan pembelajaran, memakai materi
tersebut

untuk

mengerjakan

latihan

dan

memecahkan

masalah,

menganalisis, menilai berdasarkan kriteria dan standar terentu, menciptakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

suatu produk baru dengan menyusun unsur-unsur tertentu dalam suatu pola
yang belum pernah diciptakan sebelumnya.
2. kawasan afektif (affective domain)
Kawasan afektif dibagi dalam lima jenjang, yaitu:
a. penerimaan (receiving) yang memunculkan kesadaran ingin menerima
suatu nilai positif sebagai sesuatu yang diperlukan;
b. pemberian respons (responding) yang memunculkan sikap ingin
merespon suatu sistem secara positif sehingga memunculkan kepuasan
dalam tindakan;
c. pemberian nilai atau penghargaan (valuing) akan membuat seseorang
memilih nilai positif yang disukai dan memiliki komitmen terhadap nilai
tersebut

dalam

kesehariannya

dan

menghargai

orang

yang

melakukannya;
d. pengorganisasian (organization) akan memunculkan sikap positif lainnya
dengan menghubungkan suatu nilai positif dengan nilai lainnya sehingga
menjadi suatu himpunan;
e. kerakterisasi (characterization) dimana pada akhirnya nilai positif
tersebut menjadi prilaku terus-menerus dan menjadi gaya hidup.
3. kawasan psikomotor (psychomotor domain)
Psikomotorik merupakan prilaku yang terjadi karena hasil kerja fungsi
tubuh manusia. Kawasan ini membentuk gerakan tubuh, seperti berlari,
melompat, melempar, berputar, memukul, menendang, dan lain-lain.
Menurut Dave (1970) dalam Siregar dan Nara (2010) ada lima jenjang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

tujuan belajar pada ranah psikomotor, yaitu meniru atau kemampuan
mengamati suatu gerakan kemudian memberikan respon, menerapkan
kemampuan mengikuti gerakan dengan membayangkan gerakan orang lain,
memantapkan dengan memberikan respons yang terkoreksi, merangkai
gerak dengan membuat aturan yang tepat, dan naturalisasi / gerakan yang
dilakukan menggunakan energi fisik dan psikis yang minimal dan rutin.
Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai, perlu adanya suatu
evaluasi, menurut Ambarjaya (2012) evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti
yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan
yang terjadi dan derajat perubahan yang terjadi pada diri siswa. Oleh sebab itu
dalam kegiatan evaluasi, kita harus melakukan setidaknya dua hal berikut,
yaitu mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan menetapkan ada tidaknya
perubahan dan derajat perubahan yang terjadi pada diri siswa.
Evaluasi yang dilakukan memiliki tujuan-tujuan, menurut Syah (2008)
beberapa tujuan evaluasi belajar diantaranya untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu, mengetahui tingkat kemampuan
siswa dalam kelas, mengetahui usaha belajar siswa dan sejauh mana siswa
menggunakan kemampuan kognitifnya untuk belajar, serta mengetahui manfaat
metode mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).
Sedangkan menurut Djiwandono (2009), tujuan evaluasi dalam belajar
adalah sebagai perangsang atau pendorong untuk menambah usaha atau
semangat siswa, umpan balik bagi siswa dan guru, dapat memberikan
informasi kepada orangtua dan informasi untuk seleksi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Evaluasi juga memiliki beberapa fungsi dalam pembelajaran, menurut
Syah (2008) fungsi evaluasi tersebut dibagi menjadi fungsi administratif untuk
penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport siswa, fungsi promosi untuk
menetapkan kenaikan atau kelulusan, fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching
(pengajaran perbaikan) dan sebagai sumber data BP untuk memperoleh data
siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP), serta
menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan pada masa yang akan
datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap,
informasi, yang diperoleh siswa setelah berinteraksi selama pembelajaran.
Semua yang diperoleh siswa merupakan hal baru, bukan apa yang telah
dimiliki siswa sebelumnya. Hasil belajar juga berbentuk kinerja (performance)
yang ditampilkan seseorang setelah selesai mengikuti proses pembelajaran.

D. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat tetapi heterogen, kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
kegiatan belajar (Trianto 2009).
Sementara itu, menurut Ambarjaya (2012), model pembelajaran kooperatif
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah

dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif,
yaitu adanya peserta dalam kelompok, aturan kelompok, upaya belajar setiap
kelompok, dan tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar. Sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward) jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi.
Siregar dan Nara (2010) mengatakan bahwa pengelompokan siswa
merupakan salah satu strategi yang dianjurkan sebagai cara siswa untuk saling
berbagi pendapat, berargumentasi dan mengembangkan berbagai alternatif
pandangan dalam upaya konstruksi pengetahuan sehingga memang tepat. Tiga
konsep yang melandasi metode kooperatif adalah team rewards dimana tim
akan mendapat hadiah bila mereka mencapai kriteria tertentu yang ditetapkan,
individual accountability dimana keberhasilan tim bergantung dari hasil belajar
individual dari semua anggota tim sehingga semua angggota harus saling
membantu, equal opportunities for succes yaitu setiap siswa memberikan
kontribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri
yang terdahulu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa ciri-ciri, menurut Trianto
(2009), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja dalam kelompok,
anggota kelompok bersifat heterogen baik kemampuan maupun hal lainnya,
dan penghargaan berorientasi pada kelompok bukan individu.
Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal, ada unsur-unsur yang harus
terkandung di dalam pembelajaran kooperatif, berikut pendapat beberapa ahli
mengenai unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif:
1. Menurut Taniredja (2011), untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima
unsur model pembelajaran yang harus diterapkan, meliputi saling
ketergantungan positif antara anggota kelompok, tanggung jawab
perseorangan yang berarti setiap siswa harus melakukan yang terbaik, tatap
muka anggota kelompok untuk berdiskusi, komunikasi antar anggota,
evaluasi proses secara kelompok untuk mengevaluasi hasil kerja kelompok
dan kerjasama kelompok agar semakin efektif.
2. Menurut Trianto (2009), pembelajaran kooperatif dapat berjalan lebih
efektif jika ada unsur-unsur dasar yang ditanamkan. Unsur-unsur tersebut
adalah persepsi setiap siswa yang sama bahwa mereka “tenggelam” atau
“berenang” bersama, para siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam
kelompoknya, para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya
memiliki tujuan yang sama, adanya keadilan dalam pembagian tugas dan
tanggung jawab dalam kelompok, evaluasi dan penghargaan terhadap
seluruh anggota kelompok, berbagi kepemimpinan sementara mereka
memperoleh

keterampilan