ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI
KELAS IXPADA MATERI PEREDARAN DARAH
SMP NEGERI SEKOTA MEDAN
Oleh :
Elfratiwy Saragih
NIM 4113341012
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
ii
RIWAYAT HIDUP
ElfratiwySaragihdilahirkan di SilouButtu pada tanggal 19 Juni 1991.
Ayahanda bernama SuardiSaragih dan ibunda bernama HerlinaPurba dan
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD 037728 Traju, dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2Raya dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Raya, dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2011penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Penulis telah
mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) tahun 2014
di SMP Negeri 1 DolokPanribuan. Kegiatan yang diikuti penulis selama dalam
perkuliahan adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP)dan
Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi (IKBKB).
iii
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI
KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN
DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN
Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)
ABSTRAK
Miskonsepsi merupakan suatu keadaan dimana siswa memiliki pemahaman
konsep yang berbeda dengan konsep para ahli. Miskonsepsi dapat mengakibatkan
kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dan
menganalisis faktor-faktor penyebab miskonsepsi siswa di kelas IX SMP Negeri
se-kota Medan pada materi sistem peredaran darah. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri se-kota Medan. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IX di SMP Negeri se-kota Medan. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan secara stratified random sampling, jadi data dikumpulkan
dari 186 siswa kelas IX dari 6 sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri se-kota Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
diagnostik dua dimensi, angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 60,28% siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem
peredaran darah. Secara umum factor penyebab miskonsepsi adalah siswa, Guru,
buku/teks, konteks dan cara mengajar. Pada penelitian ini faktor yang menjadi
penyebab miskonsepsi siswa yaitu buku pelajaran 23,65%, pengalaman seharihari 22,71%, teman sebaya 16,72%, lembar kerja siswa 7,32%, blog 6,83%, Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,74%, buku komik sains 3,30%, Guru
Sekolah Dasar (SD) 2,71%, facebook 2,24%, majalah 1,43%, Orang Tua 0,74%,
youtube 0,69%, dan sumber lain 5,60%. Faktor yang paling dominan sebagai
penyebab miskonsepsi siswa adalah buku pelajaran, pengalaman sehari-hari,
teman sebaya, lembar kerja siswa dan blog. Sementara itu faktor lain yang juga
menyebabkan miskonsepsi siswa adalah buku komik sains, majalah, interaksi
dengan orang tua, Guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Menegah Pertama, dan
Guru Les. Penelitian ini dapat membantu kita untuk mengetahui cara
meminimalisir miskonsepsi siswa.
Kata Kunci: miskonsepsi, faktor penyebab miskonsepsi siswa, peredaran darah
iv
ANALYSIS THE CAUSE FACTOR OF STUDENTS MISCONCEPTION
OF STUDENT CLASS IX ABOUT CIRCULATORY SISTEM IN MEDAN
JUNIOR HIGH SCHOOL
Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)
ABSTRACT
Misconception is one of the condition where the students understanding have the
different concept with the scientific concept. Misconception result the
misunderstanding of students learning. This study aimed to determine how much
misconception and to analyze the factors that cause students misconception in
class IX in Junior High School as Medan City about circulatory system. This
research was conducted in Junior High School as Medan City. The population in
this study are all students of class IX Junior High School as Medan. Sampling
technique in this study has been conduct stratified random sampling, the data
collected from 186 students of IX class in Junior High School in Medan City.
Research instrument was used combained between two tier diagnostic test and
closes interview quistionnaire. The result indicated60.28% students,
misconception of the circulatory system. In general factor of students
misconceptions caused by students, teachers, books/teks, konteks, and teaching
strategy. In this research the factors that caused students misconceptions arebooks
23.65%, daily experience 22.71%, classmate 16.72%, students worksheep 7.32%,
blog 6.83%, Junior High School’s teacher 5.74%, science comic 3.30%, Primary
School’s Teacher 2.71%, facebook 2.24%, magazines 1.43%, youtube 0.69%,
parents 0.74%, and another result is5.60%.The dominant factors that caused
student misconception arebooks, daily experience, classmate, students worksheep
and blog. The other factors that caused student misconception are science comic,
magazines, parents, Primary School’s Teacher, Junior High School’s teacher,
private teacher, and social media networking (facebook and youtube). This
research can help us to know how to preassure students misconception.
Keywords: misconception, the factors that caused student misconception,
circulatory system
v
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan Yesus, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Analisis Faktor
Penyebab Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah di Kelas IX SMP
Negeri se-Kota Medan dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya
ilmiah yang harus diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang
harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Banyak dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. Ketua Jurusan Biologi.
4. Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
5. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS., M.Sc. Dosen Pembimbing skripsi.
6. Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si, Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, dan Ibu Dr.
Melva Silitonga, M.S sebagai dosen penguji.
7. Bapak Drs. Dj. Simamora, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta Staff Pegawai jurusan Biologi.
9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru pengajar bidang studi IPA di
SMP Negeri 4, 11, 17, 19, 20, dan 27 Medan.
10. Teristimewa kepada Ayahanda Suardi Saragih dan Ibunda Herlina Purba,
untuk segenap cinta dan doa yang luar biasa. Adik-adikku tersayang Eva dan
Evi beserta seluruh keluarga yang memberi dukungan doa hingga penulis
menyelesaikan studi dari UNIMED.
vi
11. Saudara di pelayanan UKMKP khususnya keluarga de_Angelo (Kak Hethy,
Kak Astika, Kak Bethesda, Jelita dan Bang Sonri) untuk semua dukungan doa
dan motivasi.
12. Saudara di pelayanan IKBKB terkhusus adik-adik tim Keluarga Besar (Icha,
Steffany, Riah, Ester, Sari, Sindya, Trina, Maria, Sarah, Jimmy, Tohap, dan
Widya) untuk semua dukungan mental dan media laptop selama proses
penyelesaian skripsi.
13. Rekan-rekan di kelas Ekstensi A 2011, terkhusus sahabat seperjuangan Mina,
Devi dan Hanifah yang selalu berbagi suka duka dan dorongan semangat.
14. Sahabatku Maria Soraya Purba S.M.B yang setia memberikan motivasi dan
membantu selama proses penyelesaian skripsi.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Terimakasih untuk semua dukungan motivasi dan doa yang diberikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia
khususnya biologi.
Medan, November 2015
Penulis
(Elfratiwy Saragih)
NIM. 4113341012
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
4
4
4
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Konsep dan Miskonsepsi
2.2.
Karakteristik Miskonsepsi
2.3.
Konstruktivisme Miskonsepsi
2.4.
Miskonsepsi pada Pembelajaran Biologi
2.5.
Faktor Penyebab Miskonsepsi
2.5.1. Guru
2.5.2. Siswa
2.5.2. Buku Teks
2.5.4. Konteks
2.5.5. Metode Mengajar
2.6.
Identifikasi Miskonsepsi
2.6.1. Pembuatan Peta Konsep
2.6.2. Tes Diagnostik Dua Dimensi
2.6.3. Tes Diagnostik CRI
2.6.4. Metode Menggambar
2.6.5. Wawancara
7
7
10
12
13
15
15
16
17
18
19
21
21
21
23
23
24
viii
2.7.
2.7.1.
2.7.2.
2.7.3.
2.7.4.
2.7.5.
2.7.6.
Materi Peredaran Darah
Darah
Golongan Darah
Alat Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
Peredaran Limfa
Konsep Materi Sistem Peredaran Darah
25
26
28
28
31
32
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Metode Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data
35
35
35
36
36
37
40
41
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.2. Data Miskonsepsi Siswa
4.1.3. Data Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa
4.2. Pembahasan
43
43
43
44
54
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
65
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema penilaian tes diagnostik
22
Gambar 2.2. Skema pembekuan darah
28
Gambar 2.3. Struktur Jantung
30
Gambar 2.4. Skema Peredaran Darah Besar
31
Gambar 2.5. Skema Peredaran darah Kecil
31
Gambar 2.6. Peredaran darah kecil dan Besar
32
Gambar 4.1. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 4 Medan
45
Gambar 4.2. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 11 Medan
47
Gambar 4.3. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 17 Medan
48
Gambar 4.4. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 19 Medan
49
Gambar 4.5. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 20 Medan
50
Gambar 4.6. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 27 Medan
52
Gambar 4.7. Persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi di Medan
53
Gambar 4.8. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 4
55
Gambar 4.9. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 11
56
Gambar 4.10.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 17
56
Gambar 4.11.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 19
57
Gambar 4.12.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 20
58
Gambar 4.13.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 27
59
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Miskonsepsi Biologi
Tabel 2.2. Penyebab miskonsepsi
Tabel 2.3. Pemberian skor menurut Klymkowsky
Tabel 2.4. Pemberian skor pada CRI
Tabel 2.5. Teknik identifikasi miskonsepsi siswa dengan metode gambar
Tabel 2.6. Perbedaan Pembuluh arteri dan Vena
Tabel 3.1. Sampe penelitian
Tabel 3.2. Penilaian tes diagnostik dua dimensi
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes diagnostik dua dimensi
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian
Tabel 4.1. Pemahaman siswa di SMP Negeri se-Kota Medan
Tabel 4.2. Persentasi siswa yang miskonsepsi sesuai akreditasi
14
20
23
24
25
31
31
40
41
42
45
54
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1. Kisi-kisi instrumen
67
Lampiran 2. Tes Diagnostik
71
Lampiran 3.Tabel PerhitunganValidasi Instrumen
77
Lampiran 4.Perhitungan Validitas Soal
78
Lampiran 5.Perhitungan Reliabilitas Soal
80
Lampiran 6.Tabel Taraf Kesukaran Soal
82
Lampiran 7.Perhitungan tingkat kesukaran soal
83
Lampiran 8.Tabel Daya Beda Soal
85
Lampiran 9.Perhitungan Daya Beda Soal
86
Lampiran 10.Tabel Skor dan Pemahaman Siswa
88
Lampiran 11.Tabel Faktor Penyebab Miskonsepsi
100
Lampiran 12.Tabel Konsep Yang Benar dan Miskonsepsi Siswa
106
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
116
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kegiatan belajar merupakan sebuah proses mendapatkan pengetahuan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Suprijono (2009) menyebutkan bahwa
belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan, dengan kata lain salah satu hasil
belajar adalah keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual dalam hal ini terdiri dari
kemampuan untuk mengategorisasi, kemampuan analitis dan sintesis fakta-konsep
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Pemahaman konseptual adalah
aspek kunci dari pembelajaran (Santrock, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kegiatan belajar, memahami konsep dengan tepat adalah salah satu tujuan
dari pembelajaran. Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan
inferensi logika atau membuat generalisasi dari fakta ke konsep (Suprijono, 2009).
Delhita (2012) menyatakan bahwa proses pembelajaran menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
dapat memahami dan mejelajahi alam sekitar berdasarkan konsep. Konsep yang
dimaksud dalam hal ini merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa
unsur sumber-sumber informasi berbeda ke dalam suatu gagasan tunggal. Belajar
konsep merupakan hasil utama pendidikan. Sebagai contoh konsep adalah bahwa
tidak ada dua buah jeruk yang sama benar, namun kita dapat mengelompokkan
jeruk-jeruk hal ini dikarenakan kita dapat memahami konsep jeruk dengan
teppkaat (Dahar, 2006).
Suparno (1997) dalam Delhita (2012) menyatakan bahwa hasil belajar
seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui dan dipelajari mengenai
konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan
yang dipelajari. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan karena untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang
relevan dan didasarkan pada konsep-konsep yang diperolenya.
1
2
Dalam pembelajaran sains, tujuan yang harus dicapai adalah membantu
siswa dalam mengembangkan suatu pemahaman konsep yang bermakna dan
mengetahui bagaimana konsep tersebut dapat teraplikasi dalam kehidupan seharihari (Kara dan Yesiluyart, 2008).
Winahyu (2007) dalam (Fadillah, 2014)
menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu
mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk mendeskripsikan
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu Siwi (2013)
menyatakan bahwa pada proses pembelajaran ilmiah siswa diharapkan memahami
konsep, bukan hanya sekedar menghapal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dalam kegiatan belajar mengajar pemahaman akan konsep adalah hal yang
sangat penting, karena dengan konsep yang tepat siswa dapat memahami materi
pembelajaran dengan baik.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pendidikan ilmu
pengetahuan telah mendokumentasikan miskonsepsi siswa pada berbagai macam
subjek (Dikmenli, 2010).
Miskonsepsi dalam bidang fisika meliputi analisis
miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika dengan metode CRI (Suwarna, 2013),
miskonsepsi Guru fisika pada materi mekanika (Saehana dan Haeruddin, 2011).
Miskonsepsi dalam bidang kimia yaitu pada materi stoikiometri (Delhita dan
Suyono, 2012). Sementara itu, miskonsepsi dalam bidang biologi diantaranya
Miskonsepsi yang terjadi reproduksi hewan (Murat, 2011), respirasi pada manusia
(Michael et al, 1998), sistem urinaria (Murat, 2013), sistem peredaran darah
(Ozgur, 2013), fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan (Cokadar, 2012), difusi
dan osmosis (Tarakci et al., 1999), genetika (Murni, 2013), pembelahan sel
(Dikmenli, 2010), fotosintesis dan respirasi (Kose dan Ozay, 2009).
Pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara
ilmiah disebut miskonsepsi (Turkmen, 2007; Kose, 2008). Miskonsepsi
merupakan salah satu faktor terpenting yang telah menghambat kemampuan siswa
untuk memahami dan mengingat materi. Apabila pembelajaran dilaksanakan
tanpa memperbaiki terlebih dahulu miskonsepsi yang sudah ada dalam kognisi
siswa, maka guru akan gagal menanamkan konsep yang benar (Purba, 2008).
Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan siswa dalam
3
mempelajari biologi (Rahayu, 2011). Sementara itu, Dahar (2006) menyebutkan
bahwa dalam pendidikan sains miskonsepsi merupakan penghambat pembetukan
konsepsi ilmiah, sehingga perlu diusahakan untuk memperbaikinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rabithah (2011) telah
menemukan adanya miskonsepsi siswa terhadap sistem peredaran darah manusia,
pada konsep komponen darah sebesar 56%, mekanisme pembekuan darah 23%,
golongan darah sebesar 22%, jantung sebesar 56%, sistem pembuluh darah
sebesar 43%, peredaran darah sebesar 50%, sistem limfatik 50%, dan kelainan
pada penyakit sebesar 30%. Sementara itu Arnaudin dan Mintzes (1985)
melaporkan bahwa siswa sekolah menengah mengalami miskonsepsi tentang
pembuluh vena yaitu darah yang berada di dalam pembuluh darah berwarna biru,
namun konsep yang benar adalah darah teroksigenisasi sehingga siswa sulit untuk
memahami konsep darah selanjutnya.
Tekkaya (2002) menyatakan miskonsepsi siswa terhadap materi peredaran
darah meliputi, Serum merupakan bentuk penyimpanan plasma, dinding tebal dan
elastis pada pembuluh arteri membantu mencegah hilangnya panas, kecepatan
yang rendah dalam kapiler darah diakibatkan diameter yang kecil, jantung
berfungsi untuk menyimpan, membersihkan dan menyaring darah.
Miskonsepsi terjadi tentunya dikarenakan oleh factor penyebab. Beberapa
penelitian lain juga telah membuktikan adanya faktor-faktor penyebab
miskonsepsi pada siswa. Antara lain faktor guru (Suryanto dkk, 1997), buku teks
(Ivowi dan Oludotum, 1987), dan faktor siswa antara lain intuisi, bentuk
matematika dan bahasa lokal (Purba, 2008), pengalaman sehari-hari (Rahayu,
2011).
Fadillah (2014) melaporkan bahwa konstribusi masing-masing faktor
penyebab miskonsepsi siswa adalah sebagai berikut, percaya pada diri sendiri
sebesar 56,39%, buku 24,90%, teman 12,80%, guru 3,34%, internet 1,63%, orang
tua 0,83%, dan keyakinan 0,10%.
Berdasarkan
observasi
penelitian
yang
dilaksanakan pada SMP Negeri Se-Kota Medan pada bulan Februari
menunjukkan bahwa sering terjadi miskonsepsi pada materi sistem peredaran
4
darah pada siswa. Guru-guru juga mengatakan bahwa materi sistem peredaran
darah merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa SMP sehingga
memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Adanya miskonsepsi pada materi sistem
peredaran darah akan berpengaruh pada materi berikutnya, misalnya materi sistem
respirasi dan eksresi. Miskonsepsi yang dialami setiap siswa disekolah bisa
berlainan dengan penyebab yang berbeda-beda. Menurut filosofi konstruktivisme,
pengetahuan siswa dikontruksi atau dibangun oleh siswa sendiri. Proses
konstruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian dan
lingkungan. Pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, siswa
mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya (Fadillah, 2014).
Dengan demikian, apabila siswa membangun konsep yang tidak didampingi
sumber informasi yang jelas dan akurat tentunya akan menciptakan konsep yang
tidak tepat.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi merupakan konsep pada anak yang tidak sesuai
dengan konsepsi ilmuan. Miskonsepsi dalam hal ini juga terjadi pada sistem
peredaran darah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, guru, siswa,
pengalaman, internet, buku, dan keyakinan. Miskonsepsi dapat menimbulkan
masalah dalam proses pembelajaran, karena miskonsepsi siswa pada suatu materi
menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu materi bahkan berdampak akan
materi selanjutnya dan guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses
pembelajaran berikutnya dan kesulitan juga untuk mengubah konsep yang salah
tersebut. Sehubungan dengan uraian dalam latar belakang ini maka peneliti ingin
mengadakan penelitian tentang Analisis Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa
Kelas IX Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di SMP Negeri se-Kota
Medan.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahannya antara lain :
masalah,
maka
dapat
diidentifikasi
5
1. Siswa mengalami miskonsepsi dalam pelajaran IPA khususnya bidang
biologi.
2. Miskonsepsi siswa terjadi pada pemahaman materi sistem peredaran darah.
3. Miskonsepsi dapat menghambat proses proses penerimaan pengetahuan
dalam diri siswa sehingga akan menghambat proses pembelajaran.
4. Pengalaman dapat menciptakan miskonsepsi dalam diri siswa.
5. Adanya faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi pada
siswa.
1.3
Batasan Masalah
Untuk menghindari berkembangnya permasalahan menjadi luas maka perlu
ada batasan masalah yaitu:
1. Masalah yang diteliti difokuskan untuk mengetahui banyaknya siswa yang
mengalami miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi pada siswa.
2. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMP Negeri Se-Kota
Medan.
3. Materi biologi yang diteliti adalah sistem peredaran darah
4. Pengambilan sampel penelitian ditentukan berdasarkan akreditasi sekolah.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Seberapa besar persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi di SMP Negeri
sekota Medan pada materi system peredaran darah?
2. Faktor apakah yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa kelas IX di
SMP Negeri se-Kota Medan tentang materi sistem peredan darah manusia?
3. Berapa persentasi setiap faktor-fakor penyebab mengakibatkan siswa
mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep dalam materi sistem peredaran
darah manusia pada siswa kelas IX di SMP Negeri se-Kota Medan?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas IX di SMP Negeri sekota
Medan yang miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan
mengetahui persentasi setiap faktor penyebab miskonsepsi siswa pada konsepkonsep dalam materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas IX di
SMP Negeri se-Kota Medan
1.6
Manfaat Penelitian
1. Untuk menjadi bahan masukan kepada guru-guru agar lebih memperhatikan
konsep-konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa sehingga dapat
diminimalkan.
2. Untuk menjadi referensi bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang
dalam mengembangkan penelitian tentang miskonsepsi.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di Bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem peredaran
darah sebesar 60,28% dari siswa kelas IX SMP Negeri se-kota Medan.
2. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi siswa di SMP Negeri se-Kota
Medan adalah sebagai berikut: buku pelajaran 23,65%, buku komik sains
3,29%, lembar kerja siswa 7,31%, majalah 1,75%, facebook 2,23%,
youtube 0,68%, blog 6,8%, guru SD 2,7%, Guru SMP 5,7%, orang tua
0,7%, teman sebaya 16,72%, pengalaman sehari hari 22,70%, dan sumber
lain seperti guru les, buku kumpulan soal-soal IPA, buku rangkuman ilmu
pengetahuan alam (RPAL) 5,59%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
perlu diungkapkan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penulisan buku-buku
pelajaran untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada buku pelajaran, dan
perbaikan terhadap penataan bahasa pada buku pelajaran.
2. Disarankan agar peneliti selanjutnya memperhatikan metode-metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meminimalisir miskonsepsi
siswa di sekolah khususnya terhadap materi sistem peredaran darah.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2003).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Chi, M.T.H., Slotta, J.D., Leeuw, N. (1994). From thing to process: a theory of
conceptual change for learning science concept, Learning and Instruction,
4:27-43
Dahar, Ratna Wilis. (2006).Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga,
Bandung.
Dikmenli, Musa. (2010). Misconception of Cell Division Held by Student Teacher
in Biology: A Drawing Analysis.Scientific Research and Essay, 5:235-247
Dimyati., Mudjiono. (2013).Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta, Jakarta.
Fadillah, N. (2014). Identifikasi Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Tetantang
Materi Biologi di SMA se-kota Langsa. Tesis. Program Pasca-SarjanaUnimed, Medan.
Fitrianingrum, Nurul.(2013), Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Pada Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Semester I, Jurnal
Pendidikan Fisika, 1:73
Genc, Murat. (2013). Prospective Elementary Teachers Misconceptions in
Biology Lesson Urinary System Sample, International Journal on New
Trends in Education and Their Implication, 4:18
Henny. (2011). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tentang Materi
Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia.Tesis.
Program Pasca-Sarjana Unimed,Medan.
Hewindati, Y. dan Suryanto, A. (2004). Pemahaman Murid Sekolah Dasar
terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya
Miksonsepsi. Jurnal Pendidikan, 5: 61-72
Kara, Y., Yesilyurt. (2008). Comparing the impact turorial and edutaiment
software program on students achievement, misconception, and attitudes to
ward biology, Journal Sciences Education and Technology, 17: 32-41
Karim, Saeful.2008). Belajar IPA untuk kelas VIII, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Kemendikbud. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Balitbang Kemdikbud,Jakarta.
65
Klymkowsky, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. (2006). TwoDimensional, Implicit Confidence Test as a Tool for Recognizing Student
Misconception,Journal of College Science Teaching
Kose, Ezra Ozay. (2009). Misconception and Alternative Concepts in Biology
Textbooks; photosynthesis and respiration, Journal of sience education, 10:
91-93.
Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawing As a
Reseach Method, World Applied Sciences Journal, 3: 283-293
Kubiatko, M., Prokop, P. (2009). Pupils’ Understanding Of Mammals: An
Investigation Of The Cognitive Dimension Of Misconceptions, Journal of
Baltic Science Education, 3: 97–112
Mahardika, Ria.(2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty
Of Response Index (CRI) Dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Mustakin, Tri Ade. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa denan Menggunakan
Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta.
Murni, Dewi. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi
Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Prosiding
Semirata, FMIPA Universitas Lampung
Murat, M., Kanadli, S., Unisen, A., (2011), Seventh Grade Students’
Misconceptions about Animals’ Reproduction, Growth and Development
and Their Likely Resources, Journal of Turkish Science Education, 8:198201
Nazar, M. (2011), Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktorfaktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Pendidikan Kimia Unsyiah Banda
Aceh, Banda Aceh.
Ozgur, Sami. (2013). The Persistence of Misconception about the Human Blood
Circulatory System among Students in Differen Grade Levels, Internasional
Journal of Environmental & Science Education, 8:255-268
Purba, Dermiana. (2011).Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tantang
Materi Sistem Respirasi dan Ekresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten
Labuhan Batu. Tesis. Program pasca sarjana Unimed, Medan.
Puspa, Silvi. (2012). Perbandingan Penggunaan Media Video dan Animasi
Terhadap Hasil Belajar dan Minimalisasi Miskonsepsi Siswa tentang Kultur
66
Jaringan Di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Tesis. Program Pasca-SarjanaUnimed, Medan.
Popham, W. James., Balker, L. Eva. (2011).Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Rineka Cipta, Jakarta.
Santrock, Jhon, W. (2007). Psikologi Pendidikan. Kencana, Jakarta.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Grasindo, Jakarta.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sutrisno, L. dkk., (2002), Miskonsepsi Siswa Dalam IPA, Pengembangan
Pembelajaran IPA , Jakarta
Tarakci et al., (1999), Across - Age Study Of High School Students'
Understanding Of Diffusion And Osmosis, Hacettepe Üniversitesi Eğitim
FakÜltesi Dergisi 15: 84 - 93
Tekkaya, C. (2002). Misconception as Barrier to Understanding Biology,
Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15: 84-93
Turkmen, H. Usta, E. (2007). The Role of Learning Cycle Approach Overcoming
Misconception in Science, Kastamonu Education Journal, 15:491-500.
Van Den Berg, Euwe. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Yip, D. Y. (1998). Idetification of Misconception in Novice Biology Teachers and
Remedial Strategis for Improving Biology Learning, International Journal
of Science Education, 20 : 461-477.
KELAS IXPADA MATERI PEREDARAN DARAH
SMP NEGERI SEKOTA MEDAN
Oleh :
Elfratiwy Saragih
NIM 4113341012
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
ii
RIWAYAT HIDUP
ElfratiwySaragihdilahirkan di SilouButtu pada tanggal 19 Juni 1991.
Ayahanda bernama SuardiSaragih dan ibunda bernama HerlinaPurba dan
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD 037728 Traju, dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2Raya dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Raya, dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2011penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Penulis telah
mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) tahun 2014
di SMP Negeri 1 DolokPanribuan. Kegiatan yang diikuti penulis selama dalam
perkuliahan adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP)dan
Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi (IKBKB).
iii
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MISKONSEPSI SISWA DI
KELAS IX PADA MATERI SISTEM PEREDARAN
DARAH SMP NEGERI SEKOTA MEDAN
Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)
ABSTRAK
Miskonsepsi merupakan suatu keadaan dimana siswa memiliki pemahaman
konsep yang berbeda dengan konsep para ahli. Miskonsepsi dapat mengakibatkan
kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dan
menganalisis faktor-faktor penyebab miskonsepsi siswa di kelas IX SMP Negeri
se-kota Medan pada materi sistem peredaran darah. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri se-kota Medan. Populasi penelitian pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IX di SMP Negeri se-kota Medan. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan secara stratified random sampling, jadi data dikumpulkan
dari 186 siswa kelas IX dari 6 sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri se-kota Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
diagnostik dua dimensi, angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 60,28% siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem
peredaran darah. Secara umum factor penyebab miskonsepsi adalah siswa, Guru,
buku/teks, konteks dan cara mengajar. Pada penelitian ini faktor yang menjadi
penyebab miskonsepsi siswa yaitu buku pelajaran 23,65%, pengalaman seharihari 22,71%, teman sebaya 16,72%, lembar kerja siswa 7,32%, blog 6,83%, Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5,74%, buku komik sains 3,30%, Guru
Sekolah Dasar (SD) 2,71%, facebook 2,24%, majalah 1,43%, Orang Tua 0,74%,
youtube 0,69%, dan sumber lain 5,60%. Faktor yang paling dominan sebagai
penyebab miskonsepsi siswa adalah buku pelajaran, pengalaman sehari-hari,
teman sebaya, lembar kerja siswa dan blog. Sementara itu faktor lain yang juga
menyebabkan miskonsepsi siswa adalah buku komik sains, majalah, interaksi
dengan orang tua, Guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Menegah Pertama, dan
Guru Les. Penelitian ini dapat membantu kita untuk mengetahui cara
meminimalisir miskonsepsi siswa.
Kata Kunci: miskonsepsi, faktor penyebab miskonsepsi siswa, peredaran darah
iv
ANALYSIS THE CAUSE FACTOR OF STUDENTS MISCONCEPTION
OF STUDENT CLASS IX ABOUT CIRCULATORY SISTEM IN MEDAN
JUNIOR HIGH SCHOOL
Elfratiwy Saragih (NIM 4113341012)
ABSTRACT
Misconception is one of the condition where the students understanding have the
different concept with the scientific concept. Misconception result the
misunderstanding of students learning. This study aimed to determine how much
misconception and to analyze the factors that cause students misconception in
class IX in Junior High School as Medan City about circulatory system. This
research was conducted in Junior High School as Medan City. The population in
this study are all students of class IX Junior High School as Medan. Sampling
technique in this study has been conduct stratified random sampling, the data
collected from 186 students of IX class in Junior High School in Medan City.
Research instrument was used combained between two tier diagnostic test and
closes interview quistionnaire. The result indicated60.28% students,
misconception of the circulatory system. In general factor of students
misconceptions caused by students, teachers, books/teks, konteks, and teaching
strategy. In this research the factors that caused students misconceptions arebooks
23.65%, daily experience 22.71%, classmate 16.72%, students worksheep 7.32%,
blog 6.83%, Junior High School’s teacher 5.74%, science comic 3.30%, Primary
School’s Teacher 2.71%, facebook 2.24%, magazines 1.43%, youtube 0.69%,
parents 0.74%, and another result is5.60%.The dominant factors that caused
student misconception arebooks, daily experience, classmate, students worksheep
and blog. The other factors that caused student misconception are science comic,
magazines, parents, Primary School’s Teacher, Junior High School’s teacher,
private teacher, and social media networking (facebook and youtube). This
research can help us to know how to preassure students misconception.
Keywords: misconception, the factors that caused student misconception,
circulatory system
v
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan Yesus, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul Analisis Faktor
Penyebab Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah di Kelas IX SMP
Negeri se-Kota Medan dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya
ilmiah yang harus diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang
harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Banyak dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. Ketua Jurusan Biologi.
4. Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
5. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS., M.Sc. Dosen Pembimbing skripsi.
6. Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si, Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, dan Ibu Dr.
Melva Silitonga, M.S sebagai dosen penguji.
7. Bapak Drs. Dj. Simamora, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen serta Staff Pegawai jurusan Biologi.
9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru pengajar bidang studi IPA di
SMP Negeri 4, 11, 17, 19, 20, dan 27 Medan.
10. Teristimewa kepada Ayahanda Suardi Saragih dan Ibunda Herlina Purba,
untuk segenap cinta dan doa yang luar biasa. Adik-adikku tersayang Eva dan
Evi beserta seluruh keluarga yang memberi dukungan doa hingga penulis
menyelesaikan studi dari UNIMED.
vi
11. Saudara di pelayanan UKMKP khususnya keluarga de_Angelo (Kak Hethy,
Kak Astika, Kak Bethesda, Jelita dan Bang Sonri) untuk semua dukungan doa
dan motivasi.
12. Saudara di pelayanan IKBKB terkhusus adik-adik tim Keluarga Besar (Icha,
Steffany, Riah, Ester, Sari, Sindya, Trina, Maria, Sarah, Jimmy, Tohap, dan
Widya) untuk semua dukungan mental dan media laptop selama proses
penyelesaian skripsi.
13. Rekan-rekan di kelas Ekstensi A 2011, terkhusus sahabat seperjuangan Mina,
Devi dan Hanifah yang selalu berbagi suka duka dan dorongan semangat.
14. Sahabatku Maria Soraya Purba S.M.B yang setia memberikan motivasi dan
membantu selama proses penyelesaian skripsi.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Terimakasih untuk semua dukungan motivasi dan doa yang diberikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia
khususnya biologi.
Medan, November 2015
Penulis
(Elfratiwy Saragih)
NIM. 4113341012
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
xi
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
4
4
4
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Konsep dan Miskonsepsi
2.2.
Karakteristik Miskonsepsi
2.3.
Konstruktivisme Miskonsepsi
2.4.
Miskonsepsi pada Pembelajaran Biologi
2.5.
Faktor Penyebab Miskonsepsi
2.5.1. Guru
2.5.2. Siswa
2.5.2. Buku Teks
2.5.4. Konteks
2.5.5. Metode Mengajar
2.6.
Identifikasi Miskonsepsi
2.6.1. Pembuatan Peta Konsep
2.6.2. Tes Diagnostik Dua Dimensi
2.6.3. Tes Diagnostik CRI
2.6.4. Metode Menggambar
2.6.5. Wawancara
7
7
10
12
13
15
15
16
17
18
19
21
21
21
23
23
24
viii
2.7.
2.7.1.
2.7.2.
2.7.3.
2.7.4.
2.7.5.
2.7.6.
Materi Peredaran Darah
Darah
Golongan Darah
Alat Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
Peredaran Limfa
Konsep Materi Sistem Peredaran Darah
25
26
28
28
31
32
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Metode Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data
35
35
35
36
36
37
40
41
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.2. Data Miskonsepsi Siswa
4.1.3. Data Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa
4.2. Pembahasan
43
43
43
44
54
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
65
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema penilaian tes diagnostik
22
Gambar 2.2. Skema pembekuan darah
28
Gambar 2.3. Struktur Jantung
30
Gambar 2.4. Skema Peredaran Darah Besar
31
Gambar 2.5. Skema Peredaran darah Kecil
31
Gambar 2.6. Peredaran darah kecil dan Besar
32
Gambar 4.1. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 4 Medan
45
Gambar 4.2. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 11 Medan
47
Gambar 4.3. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 17 Medan
48
Gambar 4.4. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 19 Medan
49
Gambar 4.5. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 20 Medan
50
Gambar 4.6. Persentasi siswa yang memahami, tidak paham dan
mengalami miskonsepsi di SMP N 27 Medan
52
Gambar 4.7. Persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi di Medan
53
Gambar 4.8. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 4
55
Gambar 4.9. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 11
56
Gambar 4.10.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 17
56
Gambar 4.11.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 19
57
Gambar 4.12.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 20
58
Gambar 4.13.Persentasi faktor penyebab miskonsepsi di SMP N 27
59
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Miskonsepsi Biologi
Tabel 2.2. Penyebab miskonsepsi
Tabel 2.3. Pemberian skor menurut Klymkowsky
Tabel 2.4. Pemberian skor pada CRI
Tabel 2.5. Teknik identifikasi miskonsepsi siswa dengan metode gambar
Tabel 2.6. Perbedaan Pembuluh arteri dan Vena
Tabel 3.1. Sampe penelitian
Tabel 3.2. Penilaian tes diagnostik dua dimensi
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes diagnostik dua dimensi
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian
Tabel 4.1. Pemahaman siswa di SMP Negeri se-Kota Medan
Tabel 4.2. Persentasi siswa yang miskonsepsi sesuai akreditasi
14
20
23
24
25
31
31
40
41
42
45
54
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1. Kisi-kisi instrumen
67
Lampiran 2. Tes Diagnostik
71
Lampiran 3.Tabel PerhitunganValidasi Instrumen
77
Lampiran 4.Perhitungan Validitas Soal
78
Lampiran 5.Perhitungan Reliabilitas Soal
80
Lampiran 6.Tabel Taraf Kesukaran Soal
82
Lampiran 7.Perhitungan tingkat kesukaran soal
83
Lampiran 8.Tabel Daya Beda Soal
85
Lampiran 9.Perhitungan Daya Beda Soal
86
Lampiran 10.Tabel Skor dan Pemahaman Siswa
88
Lampiran 11.Tabel Faktor Penyebab Miskonsepsi
100
Lampiran 12.Tabel Konsep Yang Benar dan Miskonsepsi Siswa
106
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
116
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kegiatan belajar merupakan sebuah proses mendapatkan pengetahuan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Suprijono (2009) menyebutkan bahwa
belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan, dengan kata lain salah satu hasil
belajar adalah keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual dalam hal ini terdiri dari
kemampuan untuk mengategorisasi, kemampuan analitis dan sintesis fakta-konsep
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Pemahaman konseptual adalah
aspek kunci dari pembelajaran (Santrock, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kegiatan belajar, memahami konsep dengan tepat adalah salah satu tujuan
dari pembelajaran. Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan
inferensi logika atau membuat generalisasi dari fakta ke konsep (Suprijono, 2009).
Delhita (2012) menyatakan bahwa proses pembelajaran menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
dapat memahami dan mejelajahi alam sekitar berdasarkan konsep. Konsep yang
dimaksud dalam hal ini merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa
unsur sumber-sumber informasi berbeda ke dalam suatu gagasan tunggal. Belajar
konsep merupakan hasil utama pendidikan. Sebagai contoh konsep adalah bahwa
tidak ada dua buah jeruk yang sama benar, namun kita dapat mengelompokkan
jeruk-jeruk hal ini dikarenakan kita dapat memahami konsep jeruk dengan
teppkaat (Dahar, 2006).
Suparno (1997) dalam Delhita (2012) menyatakan bahwa hasil belajar
seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui dan dipelajari mengenai
konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan
yang dipelajari. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan karena untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang
relevan dan didasarkan pada konsep-konsep yang diperolenya.
1
2
Dalam pembelajaran sains, tujuan yang harus dicapai adalah membantu
siswa dalam mengembangkan suatu pemahaman konsep yang bermakna dan
mengetahui bagaimana konsep tersebut dapat teraplikasi dalam kehidupan seharihari (Kara dan Yesiluyart, 2008).
Winahyu (2007) dalam (Fadillah, 2014)
menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu
mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk mendeskripsikan
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu Siwi (2013)
menyatakan bahwa pada proses pembelajaran ilmiah siswa diharapkan memahami
konsep, bukan hanya sekedar menghapal. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dalam kegiatan belajar mengajar pemahaman akan konsep adalah hal yang
sangat penting, karena dengan konsep yang tepat siswa dapat memahami materi
pembelajaran dengan baik.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pendidikan ilmu
pengetahuan telah mendokumentasikan miskonsepsi siswa pada berbagai macam
subjek (Dikmenli, 2010).
Miskonsepsi dalam bidang fisika meliputi analisis
miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika dengan metode CRI (Suwarna, 2013),
miskonsepsi Guru fisika pada materi mekanika (Saehana dan Haeruddin, 2011).
Miskonsepsi dalam bidang kimia yaitu pada materi stoikiometri (Delhita dan
Suyono, 2012). Sementara itu, miskonsepsi dalam bidang biologi diantaranya
Miskonsepsi yang terjadi reproduksi hewan (Murat, 2011), respirasi pada manusia
(Michael et al, 1998), sistem urinaria (Murat, 2013), sistem peredaran darah
(Ozgur, 2013), fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan (Cokadar, 2012), difusi
dan osmosis (Tarakci et al., 1999), genetika (Murni, 2013), pembelahan sel
(Dikmenli, 2010), fotosintesis dan respirasi (Kose dan Ozay, 2009).
Pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara
ilmiah disebut miskonsepsi (Turkmen, 2007; Kose, 2008). Miskonsepsi
merupakan salah satu faktor terpenting yang telah menghambat kemampuan siswa
untuk memahami dan mengingat materi. Apabila pembelajaran dilaksanakan
tanpa memperbaiki terlebih dahulu miskonsepsi yang sudah ada dalam kognisi
siswa, maka guru akan gagal menanamkan konsep yang benar (Purba, 2008).
Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan siswa dalam
3
mempelajari biologi (Rahayu, 2011). Sementara itu, Dahar (2006) menyebutkan
bahwa dalam pendidikan sains miskonsepsi merupakan penghambat pembetukan
konsepsi ilmiah, sehingga perlu diusahakan untuk memperbaikinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rabithah (2011) telah
menemukan adanya miskonsepsi siswa terhadap sistem peredaran darah manusia,
pada konsep komponen darah sebesar 56%, mekanisme pembekuan darah 23%,
golongan darah sebesar 22%, jantung sebesar 56%, sistem pembuluh darah
sebesar 43%, peredaran darah sebesar 50%, sistem limfatik 50%, dan kelainan
pada penyakit sebesar 30%. Sementara itu Arnaudin dan Mintzes (1985)
melaporkan bahwa siswa sekolah menengah mengalami miskonsepsi tentang
pembuluh vena yaitu darah yang berada di dalam pembuluh darah berwarna biru,
namun konsep yang benar adalah darah teroksigenisasi sehingga siswa sulit untuk
memahami konsep darah selanjutnya.
Tekkaya (2002) menyatakan miskonsepsi siswa terhadap materi peredaran
darah meliputi, Serum merupakan bentuk penyimpanan plasma, dinding tebal dan
elastis pada pembuluh arteri membantu mencegah hilangnya panas, kecepatan
yang rendah dalam kapiler darah diakibatkan diameter yang kecil, jantung
berfungsi untuk menyimpan, membersihkan dan menyaring darah.
Miskonsepsi terjadi tentunya dikarenakan oleh factor penyebab. Beberapa
penelitian lain juga telah membuktikan adanya faktor-faktor penyebab
miskonsepsi pada siswa. Antara lain faktor guru (Suryanto dkk, 1997), buku teks
(Ivowi dan Oludotum, 1987), dan faktor siswa antara lain intuisi, bentuk
matematika dan bahasa lokal (Purba, 2008), pengalaman sehari-hari (Rahayu,
2011).
Fadillah (2014) melaporkan bahwa konstribusi masing-masing faktor
penyebab miskonsepsi siswa adalah sebagai berikut, percaya pada diri sendiri
sebesar 56,39%, buku 24,90%, teman 12,80%, guru 3,34%, internet 1,63%, orang
tua 0,83%, dan keyakinan 0,10%.
Berdasarkan
observasi
penelitian
yang
dilaksanakan pada SMP Negeri Se-Kota Medan pada bulan Februari
menunjukkan bahwa sering terjadi miskonsepsi pada materi sistem peredaran
4
darah pada siswa. Guru-guru juga mengatakan bahwa materi sistem peredaran
darah merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa SMP sehingga
memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Adanya miskonsepsi pada materi sistem
peredaran darah akan berpengaruh pada materi berikutnya, misalnya materi sistem
respirasi dan eksresi. Miskonsepsi yang dialami setiap siswa disekolah bisa
berlainan dengan penyebab yang berbeda-beda. Menurut filosofi konstruktivisme,
pengetahuan siswa dikontruksi atau dibangun oleh siswa sendiri. Proses
konstruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian dan
lingkungan. Pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, siswa
mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya (Fadillah, 2014).
Dengan demikian, apabila siswa membangun konsep yang tidak didampingi
sumber informasi yang jelas dan akurat tentunya akan menciptakan konsep yang
tidak tepat.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi merupakan konsep pada anak yang tidak sesuai
dengan konsepsi ilmuan. Miskonsepsi dalam hal ini juga terjadi pada sistem
peredaran darah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, guru, siswa,
pengalaman, internet, buku, dan keyakinan. Miskonsepsi dapat menimbulkan
masalah dalam proses pembelajaran, karena miskonsepsi siswa pada suatu materi
menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu materi bahkan berdampak akan
materi selanjutnya dan guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses
pembelajaran berikutnya dan kesulitan juga untuk mengubah konsep yang salah
tersebut. Sehubungan dengan uraian dalam latar belakang ini maka peneliti ingin
mengadakan penelitian tentang Analisis Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa
Kelas IX Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di SMP Negeri se-Kota
Medan.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahannya antara lain :
masalah,
maka
dapat
diidentifikasi
5
1. Siswa mengalami miskonsepsi dalam pelajaran IPA khususnya bidang
biologi.
2. Miskonsepsi siswa terjadi pada pemahaman materi sistem peredaran darah.
3. Miskonsepsi dapat menghambat proses proses penerimaan pengetahuan
dalam diri siswa sehingga akan menghambat proses pembelajaran.
4. Pengalaman dapat menciptakan miskonsepsi dalam diri siswa.
5. Adanya faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi pada
siswa.
1.3
Batasan Masalah
Untuk menghindari berkembangnya permasalahan menjadi luas maka perlu
ada batasan masalah yaitu:
1. Masalah yang diteliti difokuskan untuk mengetahui banyaknya siswa yang
mengalami miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi pada siswa.
2. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMP Negeri Se-Kota
Medan.
3. Materi biologi yang diteliti adalah sistem peredaran darah
4. Pengambilan sampel penelitian ditentukan berdasarkan akreditasi sekolah.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Seberapa besar persentasi siswa yang mengalami miskonsepsi di SMP Negeri
sekota Medan pada materi system peredaran darah?
2. Faktor apakah yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa kelas IX di
SMP Negeri se-Kota Medan tentang materi sistem peredan darah manusia?
3. Berapa persentasi setiap faktor-fakor penyebab mengakibatkan siswa
mengalami miskonsepsi pada konsep-konsep dalam materi sistem peredaran
darah manusia pada siswa kelas IX di SMP Negeri se-Kota Medan?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas IX di SMP Negeri sekota
Medan yang miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan
mengetahui persentasi setiap faktor penyebab miskonsepsi siswa pada konsepkonsep dalam materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas IX di
SMP Negeri se-Kota Medan
1.6
Manfaat Penelitian
1. Untuk menjadi bahan masukan kepada guru-guru agar lebih memperhatikan
konsep-konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa sehingga dapat
diminimalkan.
2. Untuk menjadi referensi bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang
dalam mengembangkan penelitian tentang miskonsepsi.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di Bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi sistem peredaran
darah sebesar 60,28% dari siswa kelas IX SMP Negeri se-kota Medan.
2. Persentasi faktor penyebab miskonsepsi siswa di SMP Negeri se-Kota
Medan adalah sebagai berikut: buku pelajaran 23,65%, buku komik sains
3,29%, lembar kerja siswa 7,31%, majalah 1,75%, facebook 2,23%,
youtube 0,68%, blog 6,8%, guru SD 2,7%, Guru SMP 5,7%, orang tua
0,7%, teman sebaya 16,72%, pengalaman sehari hari 22,70%, dan sumber
lain seperti guru les, buku kumpulan soal-soal IPA, buku rangkuman ilmu
pengetahuan alam (RPAL) 5,59%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
perlu diungkapkan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penulisan buku-buku
pelajaran untuk mengetahui adanya miskonsepsi pada buku pelajaran, dan
perbaikan terhadap penataan bahasa pada buku pelajaran.
2. Disarankan agar peneliti selanjutnya memperhatikan metode-metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meminimalisir miskonsepsi
siswa di sekolah khususnya terhadap materi sistem peredaran darah.
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2003).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi.Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Chi, M.T.H., Slotta, J.D., Leeuw, N. (1994). From thing to process: a theory of
conceptual change for learning science concept, Learning and Instruction,
4:27-43
Dahar, Ratna Wilis. (2006).Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga,
Bandung.
Dikmenli, Musa. (2010). Misconception of Cell Division Held by Student Teacher
in Biology: A Drawing Analysis.Scientific Research and Essay, 5:235-247
Dimyati., Mudjiono. (2013).Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta, Jakarta.
Fadillah, N. (2014). Identifikasi Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Tetantang
Materi Biologi di SMA se-kota Langsa. Tesis. Program Pasca-SarjanaUnimed, Medan.
Fitrianingrum, Nurul.(2013), Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Pada Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Semester I, Jurnal
Pendidikan Fisika, 1:73
Genc, Murat. (2013). Prospective Elementary Teachers Misconceptions in
Biology Lesson Urinary System Sample, International Journal on New
Trends in Education and Their Implication, 4:18
Henny. (2011). Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tentang Materi
Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia.Tesis.
Program Pasca-Sarjana Unimed,Medan.
Hewindati, Y. dan Suryanto, A. (2004). Pemahaman Murid Sekolah Dasar
terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya
Miksonsepsi. Jurnal Pendidikan, 5: 61-72
Kara, Y., Yesilyurt. (2008). Comparing the impact turorial and edutaiment
software program on students achievement, misconception, and attitudes to
ward biology, Journal Sciences Education and Technology, 17: 32-41
Karim, Saeful.2008). Belajar IPA untuk kelas VIII, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Kemendikbud. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Balitbang Kemdikbud,Jakarta.
65
Klymkowsky, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. (2006). TwoDimensional, Implicit Confidence Test as a Tool for Recognizing Student
Misconception,Journal of College Science Teaching
Kose, Ezra Ozay. (2009). Misconception and Alternative Concepts in Biology
Textbooks; photosynthesis and respiration, Journal of sience education, 10:
91-93.
Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawing As a
Reseach Method, World Applied Sciences Journal, 3: 283-293
Kubiatko, M., Prokop, P. (2009). Pupils’ Understanding Of Mammals: An
Investigation Of The Cognitive Dimension Of Misconceptions, Journal of
Baltic Science Education, 3: 97–112
Mahardika, Ria.(2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty
Of Response Index (CRI) Dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Mustakin, Tri Ade. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa denan Menggunakan
Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi
Tumbuhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta.
Murni, Dewi. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi
Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Prosiding
Semirata, FMIPA Universitas Lampung
Murat, M., Kanadli, S., Unisen, A., (2011), Seventh Grade Students’
Misconceptions about Animals’ Reproduction, Growth and Development
and Their Likely Resources, Journal of Turkish Science Education, 8:198201
Nazar, M. (2011), Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktorfaktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Pendidikan Kimia Unsyiah Banda
Aceh, Banda Aceh.
Ozgur, Sami. (2013). The Persistence of Misconception about the Human Blood
Circulatory System among Students in Differen Grade Levels, Internasional
Journal of Environmental & Science Education, 8:255-268
Purba, Dermiana. (2011).Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Guru Biologi Tantang
Materi Sistem Respirasi dan Ekresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten
Labuhan Batu. Tesis. Program pasca sarjana Unimed, Medan.
Puspa, Silvi. (2012). Perbandingan Penggunaan Media Video dan Animasi
Terhadap Hasil Belajar dan Minimalisasi Miskonsepsi Siswa tentang Kultur
66
Jaringan Di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Tesis. Program Pasca-SarjanaUnimed, Medan.
Popham, W. James., Balker, L. Eva. (2011).Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Rineka Cipta, Jakarta.
Santrock, Jhon, W. (2007). Psikologi Pendidikan. Kencana, Jakarta.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Grasindo, Jakarta.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sutrisno, L. dkk., (2002), Miskonsepsi Siswa Dalam IPA, Pengembangan
Pembelajaran IPA , Jakarta
Tarakci et al., (1999), Across - Age Study Of High School Students'
Understanding Of Diffusion And Osmosis, Hacettepe Üniversitesi Eğitim
FakÜltesi Dergisi 15: 84 - 93
Tekkaya, C. (2002). Misconception as Barrier to Understanding Biology,
Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15: 84-93
Turkmen, H. Usta, E. (2007). The Role of Learning Cycle Approach Overcoming
Misconception in Science, Kastamonu Education Journal, 15:491-500.
Van Den Berg, Euwe. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Yip, D. Y. (1998). Idetification of Misconception in Novice Biology Teachers and
Remedial Strategis for Improving Biology Learning, International Journal
of Science Education, 20 : 461-477.