PENGURANGAN CACAT PRODUK TERHADAP KEMASAN SEKUNDER SUSU KENTAL MANIS SACHET DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA - Unika Repository

  

PENGURANGAN CACAT PRODUK TERHADAP

KEMASAN SEKUNDER SUSU KENTAL MANIS SACHET

DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

  

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Nataya Aulia Sani

NIM : 12.70.0042

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2015

  

PENGURANGAN CACAT PRODUK TERHADAP

KEMASAN SEKUNDER SUSU KENTAL MANIS SACHET

DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat –syarat guna memperoleh gelar

  

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Nataya Aulia Sani

NIM : 12.70.0042

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2015

  

HALAMAN PENGESAHAN

PENGURANGAN CACAT PRODUK TERHADAP KEMASAN

SEKUNDER SUSU KENTAL MANIS SACHET

DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA

Oleh :

NATAYA AULIA SANI

  

NIM : 12.70.0042

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang

penguji pada 23 Juni 2015.

  Semarang, 14 Juli 2015 Fakultas Teknologi Pertanian

  Program Studi Teknologi Pangan Universitas Soegijapranata Semarang

  

Pembimbing Lapangan, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian,

Andre Wiharja, S.Si. Dr. V. Kristina Ananingsih, S.T, M.Sc.

   Pembimbing Akademik, Inneke Hantoro, S.TP, M.Sc.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul

  “PENGURANGAN CACAT PRODUK TERHADAP KEMASAN SEKUNDER SUSU KENTAL MANIS SACHET DI PT FRISIAN FLAG

  INDONESIA ”. Penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di

  Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek ini, penulis mendapat banyak pengetahuan, pengalaman yang baru, dan keterampilan terutama mengenai proses pengemasan susu kental manis sachet di PT. Frisian Flag Indonesia. Penulis berterima kasih atas segala pengarahan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam kelancaran kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada : 1.

  Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmatNya yang telah diberikan tiada henti kepada penulis.

  2. Ibu V. Kristina Ananingsih, S.T., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Pangan.

  3. Ibu Inneke Hantoro, S.TP., M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

  4. Ibu Kartika Puspa Dwiana, S.TP., M.Sc. selaku Koordinator Kerja Praktek yang telah membantu merencanakan dan melaksanakan kerja praktek.

  5. Bapak Pamungkas Bayu dan Bapak Titan yang telah membantu penulis memperoleh ijin untuk melakukan kerja praktek dan informasi awal kerja praktek.

  6. Bapak Andre Wiharja dan Bapak Wandi selaku pembimbing lapangan divisi packaging yang telah membimbing penulis selama melakukan kerja praktek di PT.

  Frisian Flag Indonesia. lapangan divisi dairy technologies yang telah membimbing penulis selama melakukan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

  8. Bapak Ricky Karta Atmadja selaku rekan kerja dalam proyek packaging yang telah bekerja sama dengan penulis dalam mengerjakan proyek yang ada di PT. Frisian Flag Indonesia.

  9. Bapak Aryono Bambang Ardhyo selaku manager corp. reseach and development PT. Frisian Flag Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

  10. Ibu Ir. Retno Setyowati selaku Plant Manager PT. Frisian Flag Indonesia yang telah memberi kesempatan bagi penulis sehingga dapat melaksanakan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia .

  11. Bapak Adi Saputra dan Ibu Astri yang telah memberikan banyak informasi selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

  12. Seluruh karyawan di bagian research and development dan quality control yang turut membimbing penulis selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia.

  13. Supervisor, Foreman dan seluruh operator yang telah memberi informasi dan membantu pengumpulan data di SCM packaging dan di powder packaging.

  14. Orang Tua dan keluarga besar telah memberikan dukungan materiil dan moril dalam kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek ini.

  15. Thervina Yenni Tri Kusuma, Elizabeth Caroline Setiawan, dan Ita Mariana yang menjalani kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia bersama penulis.

  16. Irnanda Arif Dharmawan yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

  17. Staf Tata Usaha Teknologi Pangan yang telah membantu dalam administrasi mulai dari awal kerja praktek hingga terselesaikannya laporan kerja praktek ini.

  18. Seluruh staff, karyawan, dan security PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo yang telah memberikan informasi dan bantuan selama pelaksanaan kerja praktek.

  19. Semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat membantu dalam kerja praktek dan penyusunan laporan kerja praktek ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan Penulis. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan.

  Akhir kata, Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan bagi para pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

  Semarang, 14 Juli 2015 Penulis

  

DAFTAR ISI

  halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  halaman

  

DAFTAR GAMBAR

  

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi teknologi canggih sudah berkembang dengan sangat pesat.

  Kemajuan teknologi terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Maka dari itu, hal tersebut menuntut penulis sebagai mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus dalam partisipasi kemajuan negara Indonesia untuk mengikuti perkembangan dari kemajuan teknologi tersebut. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, persaingan dalam dunia kerja pun akan semakin ketat. Persaingan itu menuntut agar setiap pribadi mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya semaksimal mungkin untuk dapat turut bersaing. Oleh karena itu, penulis yang notabene sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan UNIKA Soegijapranata Semarang ingin menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri penulis dengan cara terjun ke dalam dunia kerja secara langsung. Melalui Kerja Praktek lah mahasiswa bisa menambah pengalaman dan pengetahuan akan dunia kerja yang sesungguhnya.

  PT.Frisian Flag Indonesia adalah sebuah perusahaan yang memiliki pengalaman dalam memproduksi produk-produk bergizi berbasis susu seperti susu bubuk, susu cair siap minum dan susu kental manis. Dimulai dari tahun 1922 dan sampai saat ini Frisian Flag masih aktif memproduksi dan selama lebih dari 90 tahun Frisian Flag telah memimpin industri susu nasional. Selain itu sebagai produsen susu, PT. Frisian Flag Indonesia menjaga kualitas produk susu dengan menggunakan produksi yang baik dari awal pengadaan bahan baku hingga produk yang siap untuk dipasarkan, seluruh proses tersebut diawasi berdasarkan Hazardous Analysis Critical Control Point (HACCP) dan sistem ISO. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi alasan utama bagi penulis untuk memilih industri ini sebagai tempat untuk kerja praktek, karena sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran dalam teknologi pangan. Selain itu dengan kapabilitas perusahaan yang besar tersebut, penulis yakin akan memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam KP di PT. Frisian Flag Indonesia. Pembelajaran mengenai pengemasan yang baik dan cocok untuk kemasan susu bubuk dipelajari melalui kerja praktek di PT. Frisian Flag Indonesia. Berbagai macam ilmu yang tidak diterima atau belum diaplikasikan di kegiatan perkuliahan dapat dipelajari dan diaplikasikan di PT. Frisian Flag Indonesia. Selain belajar tentang teori mengenai pengemasan susu, penulis juga mencoba mempraktekkan secara langsung langkah- langkah yang harus dilakukan dalam proses pengujian pengemasan untuk mengetahui kualitas yang baik pada produk tersebut.

  1.2. Tujuan

  Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui proses pengemasan dan proses produksi susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia.

  1.3. Waktu dan Tempat pelaksanaan

  Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama 40 hari terhitung dari tanggal 05 Januari 2015 sampai 27 Februari 2015 di PT Frisian Flag Indonesia Pabrik Pasar Rebo bagian pengemasan susu kental manis. Kerja praktek ini difokuskan pada proses pengemasan dan bagaimana cara mengemas yang baik untuk susu kental manis.

  1.4. Metode Kerja Praktek

  Pelaksanaan kerja praktek dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara, dan diskusi di tempat kerja praktek serta melalui studi pustaka yang berkaitan dengan kerja praktek.

2. KONDISI UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaaan

  Perusahaan ini diawali pada tahun 1870 ketika para peternak sapi perah bergabung dalam sebuah koperasi di seluruh wilayah Belanda. Dahulu pendingin modern belum tersedia sehingga salah satu cara yang paling efektif adalah menjalin kerja sama dengan pihak lokal sehingga penjualan susu dapat terjaga kualitasnya serta dapat meningkatkan daya jual. Produksi susu yang meningkat terus menerus diantisipasi dengan mencari cara agar susu dapat bertahan lebih lama. Hal ini dilakukan oleh para peternak supaya susu dapat bertahan lebih lama karena harus melewati tahapan distribusi yang panjang dengan tetap memberikan manfaat dan menjaga kualitas susu.

  Sebanyak 30 koperasi berpikir untuk mendirikan perusahaan sendiri sehingga pada tahun 1913 memutuskan untuk membuat pabrik di Leeuwarden dan pabrik pengolahan susu. Pabrik pengolahan susu yang didirikan oleh gabungan koperasi diberi nama De

  

Cooperatieve Condensfabriek Friesland (CCF). Tujuan berdirinya perusahaan ini

  adalah agar dapat memproses susu dengan menggunakan metode penguapan sehingga dapat dipasarkan secara lokal dan internasional. Pada tahun pertama, CCF mulai terlihat perkembangannya dengan mengekspor produk susu kental manis ke seluruh Eropa. Susu kaleng Frisian Flag diekspor ke Batavia pada tahun 1922. Mulai dari inilah sejarah Frisian Flag di Indonesia dimulai.

  PT. Frisian Flag Indonesia yang berada di Ciracas ini sebelumnya bernama PT. Foremost Indonesia yang didirikan pada tanggal 5 November 1973 dengan produk yang dihasilkan adalah susu kental manis. Pada tahun 1977 managemen perusahaan diambil alih oleh PT. Frisian Flag Indonesia dan status permodalan menjadi Indonesia –Belanda. Perkembangan perusahaan terjadi pada tahun 2003 dimana PT. Foremost Indonesia berubah menjadi PT. Frisian Flag Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia adalah susu kental manis, susu cair UHT dan minuman mengandung susu segar dengan aneka rasa.

  Sejauh ini PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) telah mendapat berbagai penghargaan, contohnya adalah memperoleh The Best Investor Award 2007 dan penghargaan sebagai perusaha an yang berpredikat “Baik” karena ketaatan terhadap ketentuan pembuangan limbah cair pada tahun 2006. Selain itu PT. Frisian Flag Indonesia telah memiliki sertifikat ISO 9001: 2000 untuk Total Quality Management, Good Manufacturing

  

Practice (GMP) dan HACCP dalam Total Quality Control,sertifikat ISO 14001, yaitu

  Sistem Manajemen Lingkungan yang mengatur proses produksi dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan, dan penghargaan World Class pada tahun 2013.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

  Visi Sebagai bentuk dari komitmen perusahaan, PT. Frisian Flag Indonesia memiliki visi, yaitu: a.

  Menjadi pemimpin dalam bidang industri berbahan dasar susu di Indonesia.

  b.

  Menjadi perusahaan untuk mengembangkan karyawan yang berbakat, serta mencapai hasil yang bersih.

  c.

  Memuaskan serta dapat dipertahankan bagi para pemegang saham. Misi

  Untuk memenuhi visi perusahaan, maka PT. Frisian Flag Indonesia memiliki beberapa misi, yaitu: a.

  Selalu berusaha untuk menjadi nomor satu dalam produk secara keseluruhan.

  b.

  Menstimulasi konsumsi susu di Indonesia dan mencapai petumbuhan di bidang penting pada pasar susu.

  c.

  Memegang kuat posisi merk yang lebih disukai oleh masyarakat seluruh Indonesia.

  d.

  Memiliki karyawan yang berpotensi dan berdedikasi di semua bidang, serta memiliki rencana kesuksesan yang dapat memastikan perusahaan dapat terus berkembang, serta memiliki perencanaan yang baik di segala tingkat untuk memastikan agar perusahaan dapat terus berkembang.

2.3. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan 2.3.1. Lokasi Pabrik

  PT. Frisian Flag Indonesia memiliki dua pabrik yang berlokasi di kota Jakarta dan jarak antar pabrik tidak terlalu jauh. Pabrik yang pertama terletak di kawasan Pasar Rebo. Pabrik yang pertama adalah Plant Pasar Rebo terletak di Jalan Raya Bogor Km. 5, merupakan pabrik yang memproduksi susu bubuk dan susu kental manis untuk kemasan

  

sachet dan pouch. Pabrik yang kedua adalah Plant Ciracas, yang terletak di Jalan Raya

  Bogor Km. 26. Plant Ciracas memproduksi susu kental manis dalam bentuk kemasan kaleng dan susu cair.

  PT. Frisian Flag Indonesia memilih lokasi pabrik didirikan di kawasan Pasar Rebo dan Ciracas karena ada alasan tertentu. Alasan didirikannya pabrik di kedua kawasan tersebut, yaitu:

  1. Bangunan pabrik didirikan dekat dengan jalan raya maka akses untuk proses pengangkutan bahan baku menjadi lebih mudah.

  2. Sarana untuk mendukung proses produksi pada pabrik lebih mudah seperti pasokan tenaga listrik, pasokan air bersih, serta bahan bakar untuk mendukung kegiatan produksi.

  3. Struktur dan tekstur tanah yang baik sehingga memungkinkan untuk didirikannya pabrik dan dilakukannya ekspansi.

  4. Tenaga kerja di sekitar lokasi pabrik tersedia cukup banyak dan sebagian besar merupakan warga yang bertempat tinggal di daerah dekat pabrik.

  5. Aspek-aspek pendukung seperti rumah sakit, pasar tradisional, dan apotek berada di daerah sekitar pabrik sehingga lebih mendukung kegiatan pabrik.

  6. Tidak menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada lingkungan karena penanganan limbah dapat teratasi dengan baik.

2.3.2. Tata Letak Pabrik

  PT. Frisian Flag Indonesia yang menjadi kantor pusat berlokasi di Pasar Rebo, yaitu di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Cijantung, Jakarta Timur. PT. Frisian Flag Indonesia memiliki dua pabrik yang berlokasi di Pasar Rebo

  Pabrik yang kedua terletak di Ciracas (Plant Ciracas) yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 26, dimana pada pabrik ini diproduksi susu kental manis kalengan dan susu cair. Kedua lokasi tersebut dinilai sangat strategis karena mempermudah pengadaan ketenagakerjaan, proses pemasokan bahan baku, transportasi distribusi, serta sarana komunikasi yang dapat dengan mudah diakses karena dekat dengan wilayah pemasaran yang berpotensial.

  2 Pabrik Plant Pasar Rebo ini memiliki luas area 49.650 m dengan status kepemilikan

  dan hak guna bangunan sesuai dengan sertifikat HGB No. 3 Desa Gedong. Area tersebut terbagi menjadi tiga bangunan utama, yaitu bangunan pertama terdiri dari ruang kantor (head office), warehouse, dan ruang produksi (pabrik). Bangunan yang kedua terdiri dari ruang produksi susu kental manis, ruang Cleaning in Place (CIP), gudang kantor, ruang pengemasan susu bubuk, penerimaan susu murni, ruang evaporasi, ruang spray dryer, dan laboratorium uji susu murni. Bangunan yang ketiga terdiri dari power

  house , kantin, ruang ganti pakaian, dan kamar mandi.

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

  PT. Frisian Flag Indonesia dalam struktur organisasinya dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi lima direktur dalam bidang yang telah ditentukan. Kelima direktur tersebut adalah Direktur Pemasaran, Direktur Personalia dan Umum, Direktur Administrasi dan Keuangan, Direktur Operasi dan Direktur Penjualan. Direktur Operasi bertugas untuk menjalankan kegiatan semua produksi. Seorang Direktur Operasi mengatasi seorang Manajer Pabrik. Manajer Pabrik dibantu oleh seorang sekretaris dan pegawai manajer pabrik. Terdapat 4 manajer di bawah Manajer Pabrik yaitu Manajer Proses untuk proses pembuatan susu cair dan pengemasannya, Manajer Produksi untuk pengemasan susu kental manis, Manajer Produksi Pembuatan Kaleng dan Manajer Mesin. Setiap Manajer membawahi langsung supervisor dalam menjalankan aktivitas kantornya dan setiap manajer juga dibantu oleh administrator. Pada Manajer Produksi Pengemasan Susu Kental Manis dan Manajer Produksi Pembutan Kaleng, dalam membawahi langsung supervisor, sehingga administrator dan supervisor bertugas pada dua departmen sekaligus. Seorang supervisor akan dibantu oleh foreman yang mengawasi langsung secara keseluruhan di lapangan. Setiap foreman dibantu oleh beberapa operator untuk menjalankan proses kerja di lapangan.

  Struktur organisasi dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

  Managing Director Marketing Financial Operation Sales HR CA

  Director Director Director Director Director Supply Plant Corp. QA Corp. R&D QC Corp. Process Chain & SHE Manager Manager Manager System

  Manager Development Manager

  Manager Staff to Plant Secretary Manager

  Processing Manager Production Production Engineering Manager (SCM Manager (Can Manager (Proc Liquid & Packing)

  Packing) Making) Administrator Administrator

  Administrator Supervisor Supervisor Supervisor

  Foreman Foreman Foreman Operator Operator

  Operator

  Gambar 1. Struktur Organisasi di PT. Frisian Flag Indonesia (Sumber : Bank Data Frisian Flag

  Organogram External Organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo)

2.5. Ketenagakerjaan

  PT. Frisian Flag Indonesia mempunyai tenaga kerja yang berasal dari luar ataupun dalam negeri. Tenaga kerja dari luar negeri adalah mekanik dari mesin Omori. Omori merupakan salah satu mesin pengemas sekunder yang digunakan dalam proses pengemasan susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia. Di perusahaan ini terdapat tenaga kerja Indonesia yang berjumlah ± 1000 karyawan. Calon karyawan akan diuji oleh bagian HRD dan departmen yang bersangkutan sesuai dengan kedudukan yang akan diberikan. Sebelum seseorang diterima sebagai karyawan tetap, maka harus menjalani 3 bulan masa percobaan.

  Jam kerja karyawan di PT. Frisian Flag Indonesia adalah 40 jam kerja setiap minggunya dengan rincian 5 hari kerja dan 8 jam per hari. Jam kerja untuk pekerja kantoran dimulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Sedangkan untuk karyawan pabrik dan pekerja lapangan dibagi dalam 3 jam kerja. Karyawan yang melebihi jam kerja yaitu 40 jam maka karyawan akan diberikan upah lembur sesuai dengan ketentuan perusahaan. Sekali dalam setahun perusahaan akan melakukan penilaian terhadap karyawan- karyawannya sehingga gaji karyawan dapat dinaikkan. Penilaian tersebut dilihat berdasarkan prestasi, masa kerja dan kecakapan karyawan dalam bekerja. Jabatan seorang karyawan bisa naik namun harus memenuhi persyaratan seperti jujur, baik, terampil dan loyal terhadap perusahaan. Jabatan tinggi biasanya mengutamakan seseorang yang memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Perusahaan juga mempertimbangkan terlebih dahulu karyawan lama yang memenuhi persyaratan, sebelum menerima dan menempatkan orang baru bila ada kedudukan yang kosong.

  PT. Frisian Flag Indonesia menyediakan beberapa fasilitas untuk kesejahteraan karyawan selain gaji pokok yaitu tunjangan hari raya, asuransi kecelakaan selama 24 jam penuh serta akhir tahun. Selain itu perusahaan menyediakan makan pagi, siang, sore, dan malam bagi karyawan. Perusahaan setiap dua bulan memberikan jatah susu hasil produksi kepada karyawan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Bagi karyawan yang telah memasuki usia pensiun akan mendapatkan jaminan sosial berupa uang

  Semua karyawan di PT. Frisian Flag Indonesia mendapatkan hak cuti selama 12 hari per tahunnya. Waktu pengambilan cuti disesuaikan dengan kebutuhan dan pertimbangan keadaan perusahaan serta hanya dapat digunakan dalam jangka waktu satu tahun. Karyawan wanita yang hamil dan akan menjalani proses persalinan akan mendapatkan cuti hamil dengan kurun waktu tiga bulan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Selain itu untuk perijinan, karyawan harus membuat permohonan ijin kerja minimal satu hari sebelumnya.

3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Produk yang Dihasilkan

  PT. Frisian Flag Indonesia menghasilkan produk yang berbeda di setiap pabrik produksi. Untuk lokasi pabrik yang berada di Pasar Rebo memproduksi susu kental manis dalam kemasan pouch dan sachet serta memproduksi susu bubuk. Pabrik Ciracas memproduksi susu kental manis kemasan kaleng dan susu cair siap minum. Produk susu kental manis yang diproduksi antara lain : 1.

  Krimer Kental Manis Frisian Flag, Full Cream “Gold”, dan Cokelat kemasan sachet .

  2. Susu Kental Manis Full Cream “Gold” kemasan pouch.

  3. Yes! Mut-Mut Cokelat dan Vanilla.

  4. Yes! Fristy Vanilla. Produk susu bubuk yang diproduksi adalah : 1.

  Susu Bubuk Frisian Flag Full Cream.

  2. Susu Bubuk Frisian Flag Instant Plain, Cokelat dan Madu.

  3. Susu Bubuk Frisian Flag Mama Plain dan Cokelat.

  4. Susu Bubuk Frisian Flag Baby Awal 0-6 bulan.

  5. Susu Bubuk Frisian Flag Baby Langkah 6-12 bulan.

  6. Susu Bubuk Frisian Flag Jelajah Madu, Cokelat, dan Vanilla.

  7. Susu Bubuk Frisian Flag Karya Madu, Cokelat, dan Vanilla.

  8. Susu Bubuk Frisian Flag Cokelat Energo.

  9. Susu Bubuk Rainbow.

  Gambar 2. Jenis Produk yang dihasilkan PT Frisian Flag Indonesia (Sumber : https://www.facebook.com/frisianflagindo)

3.2. Sistem Pemasaran Produk

  PT. Frisian Flag Indonesia memiliki sistem pemasaran produk yang sudah terencana, yaitu peluncuran produk, produk dikeluarkan dan selanjutnya produk didistribusikan ke pasar berdasarkan permintaan. PT Frisian Flag Indonesia mendistribusikan produknya dengan cara pendistribusian tidak langsung dari produsen kemudian disalurkan ke distributor cabang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Produk dari PT. Frisian Flag Indonesia dijual dalam bentuk grosir maupun eceran pada supermarket, minimarket, toko kelontong atau pasar tradisional. PT. Frisian Flag Indonesia saat ini memiliki tujuh kantor pemasaran dan kantor perwakilan di seluruh Indonesia. Pembagian daerah pemasaran ini untuk membagi daerah pemasaran sehingga dapat mempermudah dalam mempererat jalinan kerjasama dengan pemasok, distributor, supermarket, grosir serta pengecer. Seluruh produk PT. Frisian Flag Indonesia dipasarkan berdasarkan permintaan tertentu dalam skala lokal, namun produk tertentu diekspor sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

4. PRODUKSI SUSU KENTAL MANIS

  PT. Frisian Flag Indonesia memproduksi susu kental manis yang menjadi tulang punggung dari proses produksi susu di PT. Frisian Flag Indonesia. Di pasaran produk yang paling unggul dan paling laris adalah susu kental manis dari Frisian Flag. Dilihat dari pemasarannya yang sangat baik, PT. Frisian Flag Indonesia terus berusaha mengembangkan kualitasnya akan produk susu kental manisnya agar semakin baik. Dalam pembuatan produk susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia, salah satu proses yang menjadi perhatian utama dari keseluruhan rangkaian pembuatan adalah proses kristalisasi. Sebab dalam pembuatannya, kristalisasi dapat menjadi penyebab utama atas meningkatnya konsentrasi laktosa dalam susu kental manis menjadi di atas titik jenuhnya. Untuk tetap menjaga agar kristal yang terbentuk ukurannya kecil, proses kristalisasi ini harus dikontrol.

  Selain itu, proses pengisian (filling) ke dalam kemasan juga menjadi salah satu perhatian khusus dalam pembuatan susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia, dimana dalam tahapan ini, keadaan higienis dijaga untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang baik dan mencegah terjadinya rekontaminasi pada produk. Salah satu cara yang dilakukan PT. Frisian Flag Indonesia adalah menjaga higienitas pabrik sehingga bakteri osmofilik tidak mengkontaminasi produk dengan mudah.

4.1 Bahan Baku

  Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan serta jenis kemasan. Pengiriman bahan baku, bahan penunjang, dan bahan kemasan oleh pemasok dilakukan setelah ada pemesanan produk. Banyaknya jumlah pesanan disesuaikan dengan kebutuhan produksi setiap harinya. Bahan baku, bahan tambahan dan bahan kemasan yang datang ke pabrik akan diperiksa terlebih dahulu oleh inspektur masuk.

4.1.1. Bahan Baku Utama

  Air Air yang digunakan oleh PT. Frisian Flag Indonesia terdapat dua macam, yaitu air biasa dan air dengan pengolahan UV. Air digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan dan air yang digunakan adalah air yang bermutu dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Air yang digunakan harus melalui tahapan pengolahan sehingga kualitas air minum terjamin dan tidak mengandung bakteri maupun kandungan berbahaya. Pengolahan air yang dilakukan yaitu dengan penyaringan air kemudian didinginkan serta diberi desinfektan berupa sinar ultraviolet. Air UV ini berbeda dengan air dalam bahan baku karena hanya ditambahkan ke dalam tangki standar apabila susu belum memenuhi standar yang ditentukan oleh PT. Frisian Flag Indonesia.

  Susu Bubuk Skim Kadar padatan susu bukan lemak ditambahkan pada pembuatan susu sehingga standar total padatan dalam susu kental manis tercapai. Hal ini dilakukan agar susu kental manis yang berasal dari distributor-distributor yang berbeda dapat terpenuhi standar total padatan sehingga sesuai dengan ketetapan standar. Penambahan susu bubuk skim berguna untuk sumber protein sehingga tekstur pada produk akhir dapat diperbaiki.

  Gula Gula berperan sebagai pemanis dan pengawet serta gula yang digunakan oleh PT. Frisian Flag Indonesia adalah gula kristal rafinasi. Sebagian besar industri makanan dan minuman menggunakan gula rafinasi. Gula kristal rafinasi merupakan gula kristal mentah yang diolah lebih lanjut melalui proses defikasi serta diproses dengan sulfitasi dan karbonatasi. Fungsi lain dari penambahan gula yaitu dapat menurunkan aktivitas air (a w ) serta tekanan osmotik dapat dipertahankan sehingga proses denaturasi protein dapat dicegah dan sel mikroorganisme mengalami dehidrasi.

  Whey Powder

  

Whey powder (WP) digunakan dalam pembuatan SKM untuk menambah kandungan

  protein dalam produk. WP ditambahkan hingga kandungan protein dalam susu kental manis memenuhi standar kandungan protein yang telah ditetapkan perusahaan.

  Minyak Kelapa PT. Frisian Flag Indonesia menggunakan minyak kelapa sebagai penambah kadar lemak pada produk dalam pembuatan susu kental manis cokelat .

4.1.2. Bahan Baku Penunjang

  Bahan penunjang digunakan untuk menghasilkan produk susu kental manis dengan kualitas baik, kandungan gizi yang cukup tinggi dan mempunyai umur simpan yang lebih lama. Beberapa bahan penunjang yang digunakan dalam proses pembuatan susu kental manis adalah anhydrous milk fat, laktosa, vitamin, dan bubuk cokelat.

  Anhydrous Milk Fat (AMF)

  

Anhydrous milk fat diperoleh dengan cara memisahkan krim dan kelembaban susu

melalui vacuum drying dan menghasilkan 70%-80% lemak susu.

  Vitamin Vitamin yang digunakan dalam pembuatan susu kental manis PT. Frisian Flag Indonesia adalah vitamin A, D3 dan B1.

  Bubuk Cokelat Bubuk cokelat oleh PT. Frisian Flag Indonesia digunakan sebagai flavor yang mempunyai pengaruh terhadap total kadar padatan terlarut pada proses pembuatan susu kental manis dengan rasa cokelat.

  Laktosa PT. Frisian Flag Indonesia menggunakan penambahan laktosa pada proses pembuatan susu kental manis. Proses penambahan laktosa ini dikenal dengan seeding lactose. Tujuan dari dilakukannya seeding lactose adalah agar produk akuhir susu kental manis tidak berpasir (sandiness).

4.2. Tahapan Produksi Susu Kental Manis

  Pembuatan susu kental dimulai dengan pencampuran susu segar, susu bubuk, gula, air dan bahan tambahan lainnya. Bahan-bahan dicampurkan sampai tercampur sempurna, kemudian dilakukan penyaringan. Tahap selanjutnya adalah homogenisasi yang bertujuan untuk menghancurkan globula lemak, sehingga memiliki ukuran yang kecil dan seragam. Tekanan homogenisasi yang tepat perlu dioptimasi untuk menghasilkan dispersi lemak yang baik, tetapi juga cukup rendah untuk mencegah terjadinya resiko koagulasi karena kerusakan stabilitas protein. Pasteurisasi merupakan tahap setelah homogenisasi pada kisaran suhu 85-90

  ⁰C. Tahap selanjutnya adalah vacuum cooling yang bertujuan menguapkan air yang terkandung dalam susu pada kondisi vacuum sehingga air dapat menguap pada suhu rendah. Tujuan proses pada kondisi vacuum adalah agar nutrisi yang terkandung pada produk susu dapat diminimalisir kerusakannya. Tahap selanjutnya adalah penyimpanan dan pengemasan. Proses produksi susu kental manis di PT. Frisian Flag Indonesia meliputi beberapa tahapan produksi, yaitu pencampuran (mixing), penyaringan, homogenisasi, pasteurisasi, pengentalan (evaporasi), dan seeding lactose. Setelah itu produk susu kental manis akan masuk ke tahap pengemasan. Rangkaian proses tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 3.

  Pencampuran Penyaringan

  Homogenisasi Pasteurisasi

  Evaporasi

  

Seeding Lactose

  Pengemasan a. Pencampuran Bahan-bahan yang sebelumnya telah disiapkan dicampurkan dalam tangki pencampur bahan (mix tank). Bahan yang terlebih dahulu dicampurkan adalah susu segar atau air yang telah dipanaskan sebelumnya dengan suhu 55-

  o

  60 C. Kemudian ditambahkan bubuk susu seperti skim milk powder (SMP) dan whey powder (WP) dari dumper. Selama penuangan terdapat blower yang bekerja membantu menghisap partikel-partikel susu yang berterbangan sehingga mencegah timbulnya polusi. Setelah penuangan susu bubuk, dilanjutkan dengan penuangan gula dan penuangan minyak kelapa. Gula dan minyak kelapa dituangkan bersama-sama. Minyak kelapa yang dituangkan sebelumnya telah dicampurkan dengan bahan tambahan seperti vitamin A, B1, D3, dan BHA. Tempat pencampuran antara minyak kelapa dan bahan tambahan di dalam tangki minyak kelapa. Pada saat penuangan gula, campuran o dalam mix tank dipanaskan terus hingga suhu 51

  C. Hal ini untuk memudahkan gula larut dalam campuran. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan mesin PHE (Plate Heat Exchanger). Pada tahap ini dilakukan inspeksi oleh QC mengenai besarnya total solid (TS), pH, lemak dan viskositas. Apabila telah memenuhi standar yang ditetapkan, proses dilanjutkan ketahapan berikutnya.

  b. Penyaringan Pada saat proses pencampuran, produk dilewatkan melalui filter untuk dilakukan penyaringan sebelum produk menuju PHE untuk pemanasan.

  Penyaringan berfungsi untuk mencegah terjadinya kontaminasi fisik oleh bahan-bahan yang tidak diinginkan seperti kotoran sisa-sisa karung dan pasir. Filter yang digunakan terbuat dari nilon yang berukuran 500 mikron. Setelah disaring dan dipanaskan dalam PHE, produk kembali ke tangki pencampuran. o Dalam tangki pencampuran, produk terus diaduk hingga suhu mencapai 60 C. Dari tangki pencampuran, produk dialirkan menuju tangki penampungan I (Balance Tank I). Balance Tank I (BT I) merupakan tangki tempat penampungan sementara produk sebelum dihomogenisasi dihomogenizer. Selama ditampung dalam BT I, produk mengalami proses penyaringan mikron. Ukuran filter yang makin kecil dimaksudkan untuk menyaring kotoran-kotoran yang berukuran lebih kecil yang sebelumnya tidak ikut tersaring.

  c. Homogenisasi Produk dari BT I dialirkan ke dalam homogenizer untuk dilakukan proses homogenisasi. Susu yang dihomenisasi mengalami suatu proses pemecahan globula-globula susu sehingga dihasilkan globula susu yang ukurannya lebih kecil dan seragam. Ukuran globula awal 200 µm diperkecil menjadi 2µm.

  Hal ini terjadi karena produk dilewatkan dalam suatu celah sempit dalam kecepatan dan tekanan tinggi (450-1500 psi). Homogenisasi dilakukan untuk menstabilkan emulsi lemak dalam susu kental manis. Proses homogenisasi akan mengakibatkan lebih banyaknya jumlah butiran lemak dan memperluas permukaan lemak sehingga mempermudah proses pasteurisasi.

  d. Pasteurisasi Produk yang telah dihomogenisasi dialirkan ke dalam pasteurizer untuk dipasteurisasi. Proses pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri patogen dan 99% total bakteri serta menginaktifkan enzim termasuk enzim lipase. Dengan demikian, produk diharapkan tetap dalam kondisi baik selama pendistribusian dan lebih awet serta amam dikonsumsi oleh konsumen. Metode yang digunakan untuk proses pasteurisasi adalah metode HTST (High

  Temperature Short Time) dengan menggunakan sistem aliran kontinyu. Saat

  proses pasteurisasi, produk dilewatkan ke holding tube, yaitu pipa berkelok- kelok untuk mempertahankan suhu selama pasteurisasi. Dalam holding tube terdapat Flow diversion valve (FDV) yang merupakan sensor suhu selama pasteurisasi. Produk yang telah dipasteurisasi akan dialirkan ke dalam BT II. BT

  II adalah tempat sementara untuk menampung produk sebelum produk dikentalkan di vacuum cooler.

  e. Proses Pengentalan (Evaporasi) Produk susu dari BT II dialirkan ke vacuum cooler untuk dikentalkan.

  Dalam vacuum cooler, produk akan mengalami proses penguapan pada kondisi vakum sehingga lama kelamaan produk akan menjadi kental.

  Proses penguapan pada kondisi vakum terjadi pada suhu yang lebih rendah dibanding proses penguapan biasa yaitu 30-31ºC. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencoklatan, perubahan citarasa dan aroma serta peningkatan viskositas produk selama penyimpanan.

  f. Seeding Lactose Dalam proses pengentalan juga dilakukan penambahan kristal laktosa dalam ukuran kecil. Proses ini dinamakan seeding lactose. Diameter kristal laktosa yang ditambahkan kira-kira berukuran 10 mikron. Proses di vacuum cooler berhenti setelah suhu susu mencapai 27-28ºC. Pada tahap ini produk telah menjadi susu kental manis Sebelum susu kental manis dialirkan ke tangki penyimpanan, QC melakukan inspeksi untuk mengukur kadar lemak, viskositas, gula, TS, dan protein. Apabila parameter proses yang diukur telah memenuhi standar yang ditetapkan di perusahaan maka susu kental manis dialirkan ke tangki penyimpanan. Tangki penyimpanan merupakan tangki penampungan akhir dari adonan susu yang siap filling. Tangki penampungan ini dilengkapi dengan agitator yang berfungsi sebagai pengaduk adonan susu hingga diperoleh produk akhir dengan campuran yang seragam. Proses agitasi dilakukan selama 2 jam untuk memperoleh campuran adonan susu yang seragam dari beberapa batch yang ditampung dalam tangki penyimpanan.

4.3. Pengemasan

  Sistem pengemasan yang dilakukan oleh PT. Frisian Flag Indonesia terhadap produk susu kental manis terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu proses filling dimana susu kental manis dimasukkan ke dalam kemasan lembaran aluminium foil yang kemudian disealing pada bagian sisi samping dan pada bagian atas bawah sachet akan dipotong sekaligus diseal dengan menggunakan panas dengan suhu tertentu. Setelah itu dilanjutkan dengan proses pengemasan sekunder, yaitu dikemas dengan kemasan plastik yang berisikan 6 sachet dalam satu renceng. Fungsi pengemasan satu renceng sekaligus ke dalam plastik adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran yang ada pada salah satu

  

sachet dan mengenai banyak sachet lainnya. Kemudian setelah dimasukkan ke dalamn

  plastik dengan jumlah yang pas, plastik tersebut akan dipotong dan diseal dengan kemasan yang dipakai dalam proses pengemasan ini. Selanjutnya susu kental manis dalam bentuk rencengan yang telah dikemas dalam plastik yang berisi 6 sachet akan dimasukkan ke dalam karton sebagai pengemas tersier. Fungsi dari kemasan karton ini adalah untuk memudahkan proses transportasi dari pabrik ke distributor hingga ke konsumen dan melindungi produk agar tidak rusak selama proses transportasi. Sedangkan untuk jenis kemasan yang digunakan, yaitu kemasan kaleng, pouch dan

  

sachet . Bahan yang dipakai PT. Frisian Flag Indonesia untuk kemasan kaleng adalah

  lempengan timah, untuk kemasan pouch dan sachet adalah aluminium foil. PT. Frisian Flag Indonesia Susu kental manis sachet di PT. Frisian Flag Indonesia didistribusikan dalam satu kemasan plastik sekunder. Satu kemasan plastik sekunder berisi enam sachet yang membentuk satu rencengan. Tujuan dilakukannya pengemasan sekunder ini adalah untuk memberikan kesan rapi dalam pengemasan dan saat didisplay, untuk memudahkan proses transportasi ke konsumen dan untuk memproteksi produk dalam mengurangi resiko kebocoran yang terjadi pada sachet terutama mencegah hingga mengotori kemasan yang lainnya. Jika dikemas dalam satu plastik sekunder maka kebocoran itu akan tertahan dalam plastik sekunder tersebut. Namun, pada tahapan pengemasan plastik sekunder ini sering terjadi error pada mesin baik disebabkan oleh kesalahan mesin, material, metode pengemasan maupun kesalahan faktor manusia yang menjadi operator mesin tersebut. merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada suatu mesin, misalnya

  Jammed

  saja pada mesin pengemas. Jammed yang sering terjadi pada mesin pengemas mencakup beberapa aspek antara lain kerusakan pada sachet. Kerusakan pada sachet terbagi ke dalam empat macam, yaitu terjepit pada horizontal ujung sachet, terjepit pada horizontal bagian tengah sachet, terjepit pada bagian vertikal sachet, dan seal pada kemasan sekunder plastik tidak sempurna. Kerusakan tersebut dapat terjadi bila pengaturan pada mesin pengemas kurang sesuai dengan jenis kemasan sekunder plastik yang digunakan. Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian mengenai percobaan pengurangan panjang plastik pengemas sekunder pada susu kental manis sachet diperoleh data yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat keseringan mesin keberhasilan yang cukup tinggi. Dari data yang telah didapatkan dapat dilihat bahwa dari pengamatan jammed yang terjadi pada panjang plastik X mm lebih besar dibandingkan dengan jumlah jammed yang terjadi pada panjang plastik Y mm yang telah mengalami pemendekan.

  

Jammed seringkali mengakibatkan kerusakan pada produk. Kerusakan produk yang

  disebabkan oleh karena terjadinya jammed misalnya terpotongnya sachet, terbukanya seal kemasan plastik sekunder dan terjepitnya sachet pada sealer.

  1. Terpotongnya Sachet Penyebab sachet terpotong ada beberapa faktor, salah satunya adalah menumpuknya sachet karena conveyor tidak berjalan dengan sempurna. Tidak hanya itu, tidak sesuainya pengaturan product position juga dapat menjadi penyebab terpotongnya sachet. Jika product position tidak tepat maka sachet akan bergeser namun cutter akan terus berjalan memotong. Hal ini yang menyebabkan

  sachet bisa terpotong. Pengaturan product position harus dicek secara berkala