OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK - Repository IPDN
OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT
DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
IPDN-KEMDAGRI Biodata Narasumber
- Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
- Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
- NIP : 19770304 1995 11 1 001
- Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
- Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
- Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
- Email/HP : - 08122445916
MENGAPA PERLU MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK?
Rata
2 Global Indonesia Rata
2 Global Indonesia 2006 2005
BAROMETER KORUPSI GLOBAL
4.0
3.2
7 Layanan Pajak (Ktr Pajak & BC) 3.3
3.4
3.3
3.8
8 Bea Cukai (2005)
3.3
4.0
9 Pelayanan kesehatan
3.1
3.0
2.7
3.2
10 Sistem pendidikan
3.0
3.3
3.0
3.0
11 Militer
3.0
3.3
2.9
2.9
2.4
2.8
4.1
3.4
4.0
4.2
2 Parlemen/legislatif
3.7
4.2
3.7
4.0
3 Sektor swasta
3.6
3.6
3.5
3.3
4 Polisi
3.5
4.2
3.6
4.0
5 Sistem hukum/peradilan
3.5
4.2
3.5
3.8
1 Partai Politik
6 Media
- PERC – Annual Graft Ranking,
Korupsi Dilihat Dari : skor Indonesia 2006 = 8,16 .
- 2004, 2005, dan 2006 terkorup .
se-Asia. td
- Persepsi Korupsi menurut E C L P R pebisnis – gambaran pelayanan publik
- IPK 2006 Ind hanya sedikit lebih baik dari
- The World Myanmar dan Kamboja.
- Growth Competitiveness Singapura 3.
- Indikator Kemudahan • Jumlah hari
- Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.
• Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai
tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatankita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan represif.
- Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah
attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak
benar. - Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi juga merupakan gambaran dari bad systems.
- Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2:
- mengukur persepsi
- – pelayanan publik
- Pemerintah adalah “public servant”
• Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum dan
- Alasan-alasannya antara lain sbb :
- Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat
- Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”
- Prinsip “ Close to the customers”
• Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak
masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.- Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg
- Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif
- Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial
- Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr
- Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan
• Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd semua
- Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah
- Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi :
- - membangun kesadaran melayani bagi aparatur; - membangun kesadaran masyarakat sbg konsumen; - menciptakan standar pelayanan umum; - memberikan “reward and punishment” yg seimbang;
- mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg
- Pengelompokan jenis pelayanan umum pada
• Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun perbuatan yg
- Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara :
- Fungsi perijinan : - regulasi
- - budgetair
- Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga
- Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”, bukan
- Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5
- Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang
- Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf,
- Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi
- Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah
- Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).
- Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang
- Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).
- Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan atau “one roof system” yang sesungguhnya.
- Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.
- Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan
yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.
- Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga
• Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit
yang berhasil memuaskan pelanggan.- Dasar Hukum : Kep. Menpan Nomor 25/.M.Pan/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah : Terdapat 14 unsur yang relevan, valid
2,4 , di ASEAN
Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60 ; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49;
Management Development Index Indonesia ranking
Institute of Indikator
(IMD) Geneva Korupsi 50 dengan skor 4,26.
Melakukan Bisnis mendapatkan ijin di
Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi
Indeks Persepsi
Korupsi
mencerminkan
‘persepsi’
masyarakat,
khususnya pebisnis
tentang tingkat korupsi
suatu negara
diturunkan dari
bagaimana layanan
Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis di Beberapa negara Jumlah Jumlah Biaya * Modal Prosedur Hari Minimum* Negara
Bangladesh
8
35 91,0 0,0 Kamboja 11 94 480,1 394,0 China 12 41 14,5 1.104,2 Hongkong
5
11 3,4 0,0 India 11 89 49,5 0,0Indonesia 12 151 130,7 125,6 Korea Selatan
12 22 17,7 332,0 Laos 9 198 18,5 28,5 Malaysia
9
30 25,1 0,0 Filipina11 50 19,5 2,2 Singapura
7
8 1,2 0,0 Sri Lanka8
50 10,7 0,0Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia
Survei PERC the annual graft ranking
7.33
6.50
6.67
5.91 Korea Sel
6.15
6.10
6.13 Taiwan
6.80
7.33
6.76 Malaysia
8.63
8.90
7.58 India
7.68
7.64 China
Political & Economic Risk Consultancy Ltd (PERC) melakukan survei terhadap + 1000 ekspatriat/ pebisnis yang bekerja penuh di negara- negara Asia dalam tahun-tahun yang disurvei.
7.20
7.33
7.80 Thailand
8.80
8.33
7.91 Philipina
8.65
8.67
8.16 Vietnam
9.10
9.25
Negara Ranking pada Tahun 2004 2005 2006 Indonesia
Tiga tahun berturut-turut, dan Indonesia masih tetap dianggap sebagai negara terkorup di Asia .
Tingkat korupsi di Asia mengalami kecenderungan menurun dalam 3 tahun terakhir.
5.44
Survei PERC (cont.) 3 tahun kita juara
Daya Saing (Competitiveness) Michael Porter : teori Value Chain
Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan :
1. Overall cost leadership
2. Product/service differentiation
3. Focus/product niche penegakan hukum
infrastruktur
Indonesia High cost isu perburuhan economy
unfair competition
korupsi, dll.
Negara GCI 2004 Rank
GCI 2005
score
49 India
4.83 28 5,46
11 Thailand
34
4.50 36 4,58
35 China
45
4.07
55
26 Hong Kong
4.04 50 4,44
43 Indonesia
69
3.53 74 4,26
50 Philipina
76
3.47
21
4.90 24 5,11
GCI 2005 Rank GCI 2006 Score GCI 2006 Rank Finlandia 1 5,94 1 5,76
5 Australia
2 AS 2 5,81 2 5,61
6 Taiwan
4
5.58 5 5,41
13 Singapura
7
5.48 6 5,63
14
31
5.21 10 5,29
19 Jepang
9
5.18 12 5,60
7 Korea Selatan
29
5.00 17 5,13
24 Malaysia
77 Growth Competitiveness Index (GCI) index
(Cont.) Growth competitiveness Index
Rata-rata hasil survei
4 faktor utama
penghambat peluang
bisnis suatu negara
adalah:
1. Inefisiensi birokrasi
2. Buruknya
infrastruktur
3. Regulasi perpajakan
4. Korupsi ≈
Corruption by need perbaikan penggajian dan sistem penggajian yang perlu upaya sistematis dan melibatkan berbagai instansi No. Institusi
Base: Semua
yang
menawarkan
pembayaran
tambahan
Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya
12 Pelayanan Bea Cukai
3
9 Pelayanan Telepon (Telkom) 141
82
18
1
10 Pelayanan Pajak 142
46
43
10
11 Pelayanan Imigrasi
27
33
44
15
20
73
14 Polisi
119
50 dilayani (%)
4
15 Peradilan
18
27
54
14
35
29
57
7
13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)
10
55
24
8 Pelayanan Listrik (PLN) 166
Kalau tidak, saya tidak dibayari (%) Karena kalau tidak dibayar kali ini bisa bermasalah (%)
73
9
32
62
34
3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda
27
22
11
2 Dinas Pendidikan - Pemda
5
35
55
20
1 Dinas Kesehatan - Pemda
4 Dinas Kimpraswil - Pemda
45
3
40
20
75
69
7 Pelayanan Air (PAM)
7
52
42
27
6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha
7
49
44
5 Pemda (selain dinas di atas) 201
9
Alasan Menawarkan suap di pelayanan publik
Dimana saja terjadi suap Menerima pembayaran
Ya
setelah pekerjaan selesai
Tidak
Mdptkan surat untuk
Ditunjuk Langsung
dibayar sbg rekanan Terpilih sbg kontraktor/ supplier (menang tender) Ikut dipilih sbg ‘shortlist’ (daftar rekanan) Ikut diundang tender prakualifikasi Survei menunjukkan bahwa praktik suap paling sering terjadi di akhir masa kontrak (gratifikasi).
Apakah gaji yang rendah penyebab tingginya tingkat korupsi? (%) Menurut survei, Sektor yang Harus Diprioritaskan :
Pendidikan (66%) Kepolisian (53%) Pelayanan Kesehatan (41%) Kantor Pajak (13%) Badan Pengurus Ijin Usaha (9%) Pengadilan (3%) Depnaker (3%) Tidak Tahu/Tidak menjawab (6%)
Sumber yang Paling Efektif Memberikan
Kontribusi :
Meningkatkan efisiensi (41%) Meningkatkan pengumpulan pajak (28%)No Kabupaten/ Kota
3.87
23 Kota Bekasi
4.27
4.61
8 Kota Padang
5.39
4.83
24 Kota Larantuka 4.21 -
9 Kota Semarang
5.28
4.17
25 Kota Tual 4.02 -
10 Kota Ambon 5.28 -
26 DKI Jakarta
4.00
11 Kota Makassar
3.93
5.25
5.31
27 Kota Pontianak 3.95 -
12 Kota Balikpapan
5.10
4.59
28 Kota Cilegon
3.85
5.28
13 Kabupaten Kotabaru
4.94
5.23
29 Kota Denpasar
3.67
7 Kota Kupang 5.51 -
4.40
IPK 2006
4.51
IPK 2004 No Kabupaten/ Kota
IPK 2006
IPK 2004
1 Kota Palangkaraya 6.61 -
17 Kota Medan
4.67
4.09
2 Kota Pare-pare 5.66 -
18 Kota Palembang
4.60
4.67
3 Kabupaten Tanah Datar 5.66
4.87
19 Kota Batam
4.32
22 Kota Surabaya
4.51
4.70
5.51
6 Kabupaten Solok
4.37
4.43
21 Kota Pekan Baru
5.59
4 Kabupaten Wonosobo
5 Kota Yogyakarta
4.54
4.51
20 Kota Tangerang
5.63
5.66
4.44 Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004)
di 32 kabupaten/kota diurutkan dari yang tertinggi
Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks
Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi No Kabupaten/ Kota Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi24 Kota Makassar
25 DKI Jakarta
5.51
6.98
9 Kabupaten Solok
5.25
5.43
3.44
4.00
7.07
8 Kota Gorontalo
4.94
5.52
23 Kabupaten Kotabaru
5.10
7.19
5.08
10 Kota Yogyakarta
4.02
5.05
5.00
28 Kota Banda Aceh
5.28
6.67
12 Kota Semarang
3.22
27 Kota Maumere
6.95
5.51
6.89
11 Kota Kupang
4.51
5.05
26 Kota Batam
5.59
7 Kota Balikpapan
5.63
IPK 2006 No Kabupaten/ Kota Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi
8.60
8.13
3 Kabupaten Wonosobo
4.51
5.95
18 Kota Tangerang
4.21
2 Kota Larantuka
19 Kota Surabaya
5.66
5.97
17 Kota Pare-pare
6.61
9.29
1 Kota Palangkaraya
IPK 2006
5.66
5.85
22 Kota Tual
5.66
4.87
7.44
6 Kota Manado
3.67
5.67
21 Kota Denpasar
7.74
4.40
5 Kabupaten Tanah Datar
4.67
5.74
20 Kota Medan
5.39
7.92
4 Kota Padang
4.69
No Kabupaten/ Kota Tjd Suap utk dpt tender
5.07 6.95 3---5.59
18 Kota Palangkaraya 3 ----------- 5.15 2 ------------ 5.38 1 ------------ 9.29 1---6.61
3.95
3.63
4.26
3.97
17 Kota Pontianak
4.40
5.85
3.81
3.54
16 Kota Surabaya
4.74
4.61
15 Kota Yogyakarta
5.28
6.67
4.54
4.63
14 Kota Semarang
4.39 4.47 3 ------------ 8.13 2---5.66
13 Kabupaten Wonosobo
4.51
5.95
3.89
19 Kabupaten Kotabaru
4.69
12 Kota Tangerang
3.85
5.43
25 Kota Makassar 5.12 3 ------------ 5.19
24 Kota Pare-pare 1 ----------- 5.63 1 ------------ 5.39 5.97 2---5.66
3.44
7.07
1.67
1.59
23 Kota Gorontalo
4.87
7.44
3.33
22 Kota Manado
5.52
5.10
7.19
4.05
4.05
21 Kota Balikpapan
4.93
6.16
4.39
4.24
20 Kota Banjarmasin
4.94
3.69
3.85
Tjd suap utk pembayaran atas tender
3 Kabupaten Solok 2 ----------- 5.23
5.39
7.92
4.24
4.02
5 Kota Padang
4.39 7.74 2---5.66
4.85
4 Kabupaten Tanah Datar
5.51
6.98
4.32
4.67
4.10
5.74
4.23
4.04
2 Kota Medan
4.69
5.00
4.84
4.22
1 Kota Banda Aceh
IPK
Komitmen Kepala Daerah dalam PK
6 Kota Batam
4.37
4.97
3.35
3.43
3.14
11 Kota Cilegon
4.27
4.68
3.96
4.17
10 Kota Bekasi
4.00
5.08
3.57
9 DKI Jakarta
5.05
4.60
6.08
4.04
3.68
8 Kota Palembang
4.43
6.13
3.78
3.38
7 Kota Pekan Baru
4.51
5.25
Evaluasi Institusi Publik
No. Institusi 2004 2006 responden terhadap kualitas pelayanan
1 Dinas Kesehatan - Pemda
5.54
5.56 institusi publik. Di
2 Dinas Pendidikan - Pemda
5.45
5.8
3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda
4.82
5.68 dalam survei ini
4 Dinas Kimpraswil - Pemda
4.62
5.23 dibedakan bentuk
5 Pemda (selain dinas di atas)
5.15
6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha*
4.79
5.5 hubungan antara
7 Pelayanan Air (PAM)
4.98
5.54 institusi publik dengan
8 Pelayanan Listrik (PLN)
5.06
5.35
9 Pelayanan Telepon (Telkom)
5.9
6.46 para pelaku bisnis yang
10 Pelayanan Pajak
4.18
5.35 menjadi responden,
11 Pelayanan Imigrasi
5.62
12 Pelayanan Bea Cukai
3.93
5.09 yaitu:
13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**
5.82
14 Polisi
3.79
4.7
15 Peradilan
3.67
4.29 Service Performance
16 Militer
5.35
6.07
17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional
5.58 Index (SPI)
Inisiatif Melakukan Suap terkait dg penghitungan SPI No .
Institusi
1 Dinas Kesehatan - Pemda 8% 43% 57%
2 Dinas Pendidikan - Pemda 21% 53% 47%
3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 26% 84% 16%
4 Dinas Kimpraswil - Pemda 34% 82% 18%
Praktik suap Diminta Menawarkan sebagian besar menyuap karena diminta.
5 Pemda (selain dinas di atas) 38% 79% 21%
8 Pelayanan Listrik (PLN) 25% 57% 43%
7 Pelayanan Air (PAM) 18% 43% 57%
10 Pelayanan Pajak 23% 76% 24%
11 Pelayanan Imigrasi 47% 90% 10%
12 Pelayanan Bea Cukai 43% 95% 5%
13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10% 76% 24%
14 Polisi 55% 78% 22%
15 Peradilan 51% 100% 0%
16 Militer 53% 80% 20%
6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31% 82% 18%
9 Pelayanan Telepon (Telkom) 18% 52% 48%
APA YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK?
Per ubah an Paradigma Camat & Kecamatan
Per ubah an Paradigma Camat & Kecamatan
Unsur UU No. 5/1974 UU No. 22/1999 Perbandingan
Kedudukan Wilayah Administrasi Lingkungan Kerja
Kecamatan Pemerintahan Perangkat Daerah
Kedudukan Kepala Wilayah Perangkat Daerah
CamatKewenangan Bersifat Atributif Bersifat Delegatif
a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);
a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);
b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi; pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi;
b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada (Psl 80 & 81) (Psl 66 (4)) Camat
Per Per ubah ubah an Paradigma an Paradigma Camat & Kecamatan Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 22/1999 UU No. 32/2004 Kedudukan Kecamatan Lingkungan Kerja Perangkat Daerah Lingkungan Kerja Perangkat Daerah Kedudukan Camat Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kewenangan Camat Bersifat Delegatif (Psl 66 (4)) Bersifat Atributif (pasal 126 ayat 3)
KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN
PP No. 8 Tahun 200
3 PP No. 8 Tahun 200
3
Unsur Pembantu Pimpinan Unsur Pembantu Pimpinan Perangkat Daerah Perangkat Daerah
(Setda)
(Setda)
Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Auxiliary (Lemtekda) Unsur Auxiliary (Lemtekda)
Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit
Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan langsung di satu wilayah kerja tertentu langsung di satu wilayah kerja tertentu
Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan
Jenis-jenis Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh B B upati/Walikota kepada Camat : upati/Walikota kepada Camat :
5. Kewenangan Pengawasan
9. Kewenangan penyelenggaraan
8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian Informasi Informasi
8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian
7. Kewenangan Penetapan
7. Kewenangan Penetapan
6. Kewenangan Fasilitasi
6. Kewenangan Fasilitasi
5. Kewenangan Pengawasan
1. Kewenangan Perijinan,
4. Kewenangan Pembinaan
4. Kewenangan Pembinaan
3. Kewenangan Koordinasi
3. Kewenangan Koordinasi
2. Kewenangan Rekomendasi
2. Kewenangan Rekomendasi
1. Kewenangan Perijinan,
9. Kewenangan penyelenggaraan
Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat Bidang Pem. Pekerjaan -- - dst
Jenis Umum Pertanian Umum s/d 21 bid
Kewenangan1. Perijinan
2. Rekomendasi
3. Koordinasi
4. Pembinaan
5. Pengawasan
6. Fasilitasi
7. Penetapan
8. Pengumpulan &Penyampaian
Alur Pikir Penataan Alur Pikir Penataan Kelembagaan Kecamatan Kelembagaan Kecamatan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota Delegasi Kewenangan Kpd Camat Delegasi Kewenangan Kpd Camat Susunan Organisasi Yg Sesuai dgn Kewenangan Susunan Organisasi Yg Sesuai dgn Kewenangan Pemberian Pelayanan Prima kepada Masyarakat Pemberian Pelayanan Prima kepada Masyarakat Kepuasan Masyarakat Kepuasan Masyarakat
Dukungan politik Dukungan politik Dukungan dengan : Dukungan dengan : Anggaran Anggaran
ORGANISASI KECAMATAN
1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/ Kota.
2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang
dalam pelaksanaan tugasnyamemperoleh pelimpahan sebagian
wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. KEWENANGAN DELEGATIF (pasal 126 ayat 2).Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: 1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; 4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan; 6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; 7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruanglingkup tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan
APA YANG DIMAKSUD
manajemennya di kalangan pemerintahan masih sangat lemah.
a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi.
b. lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen.
c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap
d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri drpd pandangan konsumen yg dilayaninya.
e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek.
B. Hakekat Pelayanan Umum
Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg
kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi.
(Tjosvold, 1993 : x).
yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.
(Carlzon, 1987).
diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi
serta mencari dukungan suara.(volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.
cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak,
ataupun ditarik bayaran.berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling terjangkau.
warganegara sebenarnya justru tdk adil krn
paradigma dlm bidang pelayanan yakni : paradigma monopoli paradigma kompetisi
paradigma”no public choice paradigma “public
choice”.C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg dihasilkan oleh suatu organisasi.
dpt ditawarkan oleh suatu pihak kpd pihak lain, yg
pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa dpt berhubungan dg produk fisik maupun tidak”. (Kotler, 1994).1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara :
a. jasa kepada konsumen akhir; b. jasa kepada konsumen organisasional.
2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara :
a. jasa barang sewaan;
b. jasa barang milik konsumen; c. jasa untuk bukan barang.
3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara :
a. pelayanan profesional; b. pelayanan non-profesional.
4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara :
a. pelayanan komersial;
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :
a. pelayanan yang diatur; b. pelayanan yang tidak diatur.
6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi:
a. pelayanan yang berbasis pada alat; b. pelayanan yang berbasis pada orang.
7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan, dibedakan menjadi :
a. pelayanan dengan kontak tinggi; b. pelayanan dengan kontak rendah. (Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
a. jasa umum;
(memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan
yang diharuskan membayar retribusi, melayani kepentingan dan kemanfaatan umum)b. jasa usaha;
(jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor
swasta).c. perijinan tertentu. (digunakan untuk melindungi kepentingan umum) (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000).
PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
negara mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.biaya produksi, karena dikompensasi melalui pemungutan pajak.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 meliputi: 1. perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat; 4. penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. penanganan bidang kesehatan; 6. penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi ditambah dengan alokasi sumber daya manusia potensial. 7. penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/ kota. 10. pengendalian lingkungan hidup; 11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan masyarakat”.
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.
unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf
adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur liniadalah pelayanan langsung dan bersifat operasional. Tugas
pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi khusus
dan bersifat koordinatif.MODEL PELAYANAN UMUM MODEL PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH OLEH PEMERINTAH DAERAH
Dukungan politik Pemerintah Pusat
Staf Pelayanan Organisasi Kepuasan Transfer
Prima Kepada Dinas Pemerintah Pemerintah Masyarakat kewenangan
Masyarakat Daerah Daerah Lemtekda DPRD Daerah Badan Semi Otonom Otonom
Masyarakat Keterangan :
Daerah
: Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
(lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)
daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).
kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam
dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek
keadilan.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PELAYANAN SATU PINTU
(ONE STOP SERVICE) ?
PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU (PPTSP)
1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.
2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah kegiatan
penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ketahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.
(Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).3. Tujuan PPTSP adalah :
a. meningkatkan kualitas pelayanan publik;
b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2).
4. Sasaran PPTSP adalah :
a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau;
b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan
publik. (Pasal 3).
PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN
MASYARAKAT (IKM)
dan reliabel sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengkuruan IKM adalah sebagai berikut :
a. Prosedur pelayanan : kemudahan tahapan pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alaur pelayanan;
b. Persyaratan Pelayanan : persyaratan teknis dan
c. Kejelasan petugas pelayanan : keberadaan
dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);d. Kedisiplinan petugas pelayanan : yaitu
kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku
e. Tanggung jawab petugas pelayanan , yaitu
kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan,f. Kemampuan petugas pelayanan , yaitu tingkat
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan , yaitu target waktu
pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu
h. Keadilan mendapat pelayanan , yaitu pelaksanaan
pelayanan dengan tidak membedakan golongan / status masyarakat yang dilayanii. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap
dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
ramah serta salling menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan , yaitu keterjangkauan
masyarakat terhadap besarnya biaya yang
k. Kepastian biaya pelayanan , yaitu kesesuaian antara biaya
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;l. Kepastian jadwal pelayanan , yaitu pelaksanaan waktu
pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.m. Kenyamanan lingkungan , yaitu kondisi, sarana dan
prasarana pelayanan yang bersih, rapih dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;n. Keamanan pelayanan , yaitu terjaminnya tingkat keamanan