OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK - Repository IPDN

  

OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT

DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

  

IPDN-KEMDAGRI Biodata Narasumber

  • Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
  • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
  • NIP : 19770304 1995 11 1 001
  • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
  • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
  • Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
  • Email/HP : - 08122445916

MENGAPA PERLU MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK?

  

Rata

  2 Global Indonesia Rata

  2 Global Indonesia 2006 2005

BAROMETER KORUPSI GLOBAL

  

4.0

   3.2

  7 Layanan Pajak (Ktr Pajak & BC) 3.3

   3.4

   3.3

   3.8

  8 Bea Cukai (2005)

   3.3

   4.0

  9 Pelayanan kesehatan

  

3.1

   3.0

   2.7

   3.2

  10 Sistem pendidikan

  

3.0

   3.3

   3.0

   3.0

  11 Militer

  

3.0

   3.3

   2.9

   2.9

   2.4

   2.8

   4.1

   3.4

   4.0

   4.2

  2 Parlemen/legislatif

  

3.7

   4.2

   3.7

   4.0

  3 Sektor swasta

  

3.6

   3.6

   3.5

  

3.3

  4 Polisi

  

3.5

   4.2

   3.6

   4.0

  5 Sistem hukum/peradilan

  

3.5

   4.2

   3.5

   3.8

  1 Partai Politik

  6 Media

  • PERC – Annual Graft Ranking,

  Korupsi Dilihat Dari : skor Indonesia 2006 = 8,16 .

  • 2004, 2005, dan 2006 terkorup .

  se-Asia. td

  • Persepsi Korupsi menurut
  • E C L P R pebisnis – gambaran pelayanan publik

      2,4 , di ASEAN

    • IPK 2006 Ind hanya sedikit lebih baik dari
    • The World Myanmar dan Kamboja.

      Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60 ; Malaysia 23, Thai 32; Philipina 49;

    • Growth Competitiveness Singapura 3.

      Management Development Index  Indonesia ranking

      Institute of Indikator

      (IMD) Geneva Korupsi 50 dengan skor 4,26.

    • Indikator Kemudahan Jumlah hari

      Melakukan Bisnismendapatkan ijin di

      Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi

    Indeks Persepsi

    Korupsi

    mencerminkan

    persepsi

    masyarakat,

    khususnya pebisnis

    tentang tingkat korupsi

    suatu negara 

    diturunkan dari

    bagaimana layanan

      Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis di Beberapa negara Jumlah Jumlah Biaya * Modal Prosedur Hari Minimum* Negara

      Bangladesh

      

    8

    35 91,0 0,0 Kamboja 11 94 480,1 394,0 China 12 41 14,5 1.104,2 Hongkong

      

    5

    11 3,4 0,0 India 11 89 49,5 0,0

      Indonesia 12 151 130,7 125,6 Korea Selatan

      12 22 17,7 332,0 Laos 9 198 18,5 28,5 Malaysia

    9

    30 25,1 0,0 Filipina

      11 50 19,5 2,2 Singapura

    7

    8 1,2 0,0 Sri Lanka

    8

    50 10,7 0,0

      Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia

      Survei PERC the annual graft ranking

      7.33

      6.50

      6.67

      5.91 Korea Sel

      6.15

      6.10

      6.13 Taiwan

      6.80

      7.33

      6.76 Malaysia

      8.63

      8.90

      7.58 India

      7.68

      7.64 China

      Political & Economic Risk Consultancy Ltd (PERC) melakukan survei terhadap + 1000 ekspatriat/ pebisnis yang bekerja penuh di negara- negara Asia dalam tahun-tahun yang disurvei.

      7.20

      7.33

      7.80 Thailand

      8.80

      8.33

      7.91 Philipina

      8.65

      8.67

      8.16 Vietnam

      9.10

      9.25

      Negara Ranking pada Tahun 2004 2005 2006 Indonesia

      Tiga tahun berturut-turut, dan Indonesia masih tetap dianggap sebagai negara terkorup di Asia .

      Tingkat korupsi di Asia mengalami kecenderungan menurun dalam 3 tahun terakhir.

      5.44

      Survei PERC (cont.) 3 tahun kita juara

      Daya Saing (Competitiveness) Michael Porter : teori Value Chain

      Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan :

      1. Overall cost leadership

      2. Product/service differentiation

      3. Focus/product niche penegakan hukum

       infrastruktur

       Indonesia  High cost isu perburuhan economy

       unfair competition

       korupsi, dll.

      

      Negara GCI 2004 Rank

    GCI 2005

    score

      49 India

      4.83 28 5,46

      11 Thailand

      34

      4.50 36 4,58

      35 China

      45

      4.07

      55

      26 Hong Kong

      4.04 50 4,44

      43 Indonesia

      69

      3.53 74 4,26

      50 Philipina

      76

      3.47

      21

      4.90 24 5,11

      GCI 2005 Rank GCI 2006 Score GCI 2006 Rank Finlandia 1 5,94 1 5,76

      5 Australia

      2 AS 2 5,81 2 5,61

      6 Taiwan

      4

      5.58 5 5,41

      13 Singapura

      7

      5.48 6 5,63

      14

      31

      5.21 10 5,29

      19 Jepang

      9

      5.18 12 5,60

      7 Korea Selatan

      29

      5.00 17 5,13

      24 Malaysia

      77 Growth Competitiveness Index (GCI) index

      (Cont.) Growth competitiveness Index

      Rata-rata hasil survei 

    4 faktor utama

    penghambat peluang

    bisnis suatu negara

    adalah:

      1. Inefisiensi birokrasi

      2. Buruknya

    infrastruktur

      3. Regulasi perpajakan

      4. Korupsi

    • Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.
    • • Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai

      tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatan

      kita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan represif.

    • Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah

      attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak

      benar.
    • Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi juga merupakan gambaran dari bad systems.
    • Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2:

      Corruption by need perbaikan penggajian dan sistem penggajian yang perlu upaya sistematis dan melibatkan berbagai instansi No. Institusi

    Base: Semua

    yang

    menawarkan

    pembayaran

    tambahan

      Hanya untuk berterima kasih kepada petugasnya

      12 Pelayanan Bea Cukai

      3

      9 Pelayanan Telepon (Telkom) 141

      82

      18

      1

      10 Pelayanan Pajak 142

      46

      43

      10

      11 Pelayanan Imigrasi

      27

      33

      44

      15

      20

      73

      14 Polisi

    119

      50 dilayani (%)

      4

      15 Peradilan

      18

      27

      54

      14

      35

      29

      57

      7

      13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)

      10

      55

      24

      8 Pelayanan Listrik (PLN) 166

      Kalau tidak, saya tidak dibayari (%) Karena kalau tidak dibayar kali ini bisa bermasalah (%)

      73

      9

      32

      62

      34

      3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda

      27

      22

      11

      2 Dinas Pendidikan - Pemda

      5

      35

      55

      20

      1 Dinas Kesehatan - Pemda

      4 Dinas Kimpraswil - Pemda

      45

      3

      40

      20

      75

      69

      7 Pelayanan Air (PAM)

      7

      52

      42

      27

      6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha

      7

      49

      44

      5 Pemda (selain dinas di atas) 201

      9

      Alasan Menawarkan suap di pelayanan publik

      Dimana saja terjadi suap Menerima pembayaran

      Ya

      setelah pekerjaan selesai

      Tidak

      Mdptkan surat untuk

      Ditunjuk Langsung

      dibayar sbg rekanan Terpilih sbg kontraktor/ supplier (menang tender) Ikut dipilih sbg ‘shortlist’ (daftar rekanan) Ikut diundang tender prakualifikasi Survei menunjukkan bahwa praktik suap paling sering terjadi di akhir masa kontrak (gratifikasi).

      Apakah gaji yang rendah penyebab tingginya tingkat korupsi? (%) Menurut survei, Sektor yang Harus Diprioritaskan :

      Pendidikan (66%) Kepolisian (53%) Pelayanan Kesehatan (41%) Kantor Pajak (13%) Badan Pengurus Ijin Usaha (9%) Pengadilan (3%) Depnaker (3%) Tidak Tahu/Tidak menjawab (6%)

      Sumber yang Paling Efektif Memberikan

    Kontribusi :

    Meningkatkan efisiensi (41%) Meningkatkan pengumpulan pajak (28%)

      No Kabupaten/ Kota

      3.87

      23 Kota Bekasi

      4.27

      4.61

      8 Kota Padang

      5.39

      4.83

      24 Kota Larantuka 4.21 -

      9 Kota Semarang

      5.28

      4.17

      25 Kota Tual 4.02 -

      10 Kota Ambon 5.28 -

      26 DKI Jakarta

      4.00

      11 Kota Makassar

      3.93

      5.25

      5.31

      27 Kota Pontianak 3.95 -

      12 Kota Balikpapan

      5.10

      4.59

      28 Kota Cilegon

      3.85

      5.28

      13 Kabupaten Kotabaru

      4.94

      5.23

      29 Kota Denpasar

      3.67

      7 Kota Kupang 5.51 -

      4.40

      IPK 2006

      4.51

      IPK 2004 No Kabupaten/ Kota

      IPK 2006

      IPK 2004

      1 Kota Palangkaraya 6.61 -

      17 Kota Medan

      4.67

      4.09

      2 Kota Pare-pare 5.66 -

      18 Kota Palembang

      4.60

      4.67

      3 Kabupaten Tanah Datar 5.66

      4.87

      19 Kota Batam

      4.32

      22 Kota Surabaya

      4.51

      4.70

      5.51

      6 Kabupaten Solok

      4.37

      4.43

      21 Kota Pekan Baru

      5.59

      4 Kabupaten Wonosobo

      5 Kota Yogyakarta

      4.54

      4.51

      20 Kota Tangerang

      5.63

      5.66

      4.44 Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004)

    di 32 kabupaten/kota diurutkan dari yang tertinggi

      

    Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks

    Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi No Kabupaten/ Kota Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi

      24 Kota Makassar

      25 DKI Jakarta

      5.51

      6.98

      9 Kabupaten Solok

      5.25

      5.43

      3.44

      4.00

      7.07

      8 Kota Gorontalo

      4.94

      5.52

      23 Kabupaten Kotabaru

      5.10

      7.19

      5.08

      10 Kota Yogyakarta

      4.02

      5.05

      5.00

      28 Kota Banda Aceh

      5.28

      6.67

      12 Kota Semarang

      3.22

      27 Kota Maumere

      6.95

      5.51

      6.89

      11 Kota Kupang

      4.51

      5.05

      26 Kota Batam

      5.59

      7 Kota Balikpapan

      5.63

      IPK 2006 No Kabupaten/ Kota Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi

      8.60

      8.13

      3 Kabupaten Wonosobo

      4.51

      5.95

      18 Kota Tangerang

      4.21

      2 Kota Larantuka

      19 Kota Surabaya

      5.66

      5.97

      17 Kota Pare-pare

      6.61

      9.29

      1 Kota Palangkaraya

      IPK 2006

      5.66

      5.85

      22 Kota Tual

      5.66

      4.87

      7.44

      6 Kota Manado

      3.67

      5.67

      21 Kota Denpasar

      7.74

      4.40

      5 Kabupaten Tanah Datar

      4.67

      5.74

      20 Kota Medan

      5.39

      7.92

      4 Kota Padang

      4.69

      No Kabupaten/ Kota Tjd Suap utk dpt tender

      5.07 6.95 3---5.59

      18 Kota Palangkaraya 3 ----------- 5.15 2 ------------ 5.38 1 ------------ 9.29 1---6.61

      3.95

      3.63

      4.26

      3.97

      17 Kota Pontianak

      4.40

      5.85

      3.81

      3.54

      16 Kota Surabaya

      4.74

      4.61

      15 Kota Yogyakarta

      5.28

      6.67

      4.54

      4.63

      14 Kota Semarang

      4.39 4.47 3 ------------ 8.13 2---5.66

      13 Kabupaten Wonosobo

      4.51

      5.95

      3.89

      19 Kabupaten Kotabaru

      4.69

      12 Kota Tangerang

      3.85

      5.43

      25 Kota Makassar 5.12 3 ------------ 5.19

      24 Kota Pare-pare 1 ----------- 5.63 1 ------------ 5.39 5.97 2---5.66

      3.44

      7.07

      1.67

      1.59

      23 Kota Gorontalo

      4.87

      7.44

      3.33

      22 Kota Manado

      5.52

      5.10

      7.19

      4.05

      4.05

      21 Kota Balikpapan

      4.93

      6.16

      4.39

      4.24

      20 Kota Banjarmasin

      4.94

      3.69

      3.85

      Tjd suap utk pembayaran atas tender

      3 Kabupaten Solok 2 ----------- 5.23

      5.39

      7.92

      4.24

      4.02

      5 Kota Padang

      4.39 7.74 2---5.66

      4.85

      4 Kabupaten Tanah Datar

      5.51

      6.98

      4.32

      4.67

      4.10

      5.74

      4.23

      4.04

      2 Kota Medan

      4.69

      5.00

      4.84

      4.22

      1 Kota Banda Aceh

      IPK

      Komitmen Kepala Daerah dalam PK

      6 Kota Batam

      4.37

      4.97

      3.35

      3.43

      3.14

      11 Kota Cilegon

      4.27

      4.68

      3.96

      4.17

      10 Kota Bekasi

      4.00

      5.08

      3.57

      9 DKI Jakarta

      5.05

      4.60

      6.08

      4.04

      3.68

      8 Kota Palembang

      4.43

      6.13

      3.78

      3.38

      7 Kota Pekan Baru

      4.51

      5.25

      

    Evaluasi Institusi Publik

    • mengukur persepsi

      No. Institusi 2004 2006 responden terhadap kualitas pelayanan

      1 Dinas Kesehatan - Pemda

      5.54

      5.56 institusi publik. Di

      2 Dinas Pendidikan - Pemda

      5.45

      5.8

      3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda

      4.82

      5.68 dalam survei ini

      4 Dinas Kimpraswil - Pemda

      4.62

      5.23 dibedakan bentuk

      5 Pemda (selain dinas di atas)

      5.15

      6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha*

      4.79

      5.5 hubungan antara

      7 Pelayanan Air (PAM)

      4.98

      5.54 institusi publik dengan

      8 Pelayanan Listrik (PLN)

      5.06

      5.35

      9 Pelayanan Telepon (Telkom)

      5.9

      6.46 para pelaku bisnis yang

      10 Pelayanan Pajak

      4.18

      5.35 menjadi responden,

      11 Pelayanan Imigrasi

      5.62

      12 Pelayanan Bea Cukai

      3.93

      5.09 yaitu:

      13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**

      5.82

      14 Polisi

      3.79

      4.7

    • pelayanan publik

      15 Peradilan

      3.67

      4.29 Service Performance

      16 Militer

      5.35

      6.07

      17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional

      5.58 Index (SPI)

      Inisiatif Melakukan Suap terkait dg penghitungan SPI No .

      Institusi

      1 Dinas Kesehatan - Pemda 8% 43% 57%

      2 Dinas Pendidikan - Pemda 21% 53% 47%

      3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 26% 84% 16%

      4 Dinas Kimpraswil - Pemda 34% 82% 18%

      Praktik suap Diminta Menawarkan sebagian besar menyuap karena diminta.

    5 Pemda (selain dinas di atas) 38% 79% 21%

      8 Pelayanan Listrik (PLN) 25% 57% 43%

      7 Pelayanan Air (PAM) 18% 43% 57%

      10 Pelayanan Pajak 23% 76% 24%

      11 Pelayanan Imigrasi 47% 90% 10%

      12 Pelayanan Bea Cukai 43% 95% 5%

      13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10% 76% 24%

      14 Polisi 55% 78% 22%

      15 Peradilan 51% 100% 0%

      16 Militer 53% 80% 20%

      6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31% 82% 18%

      9 Pelayanan Telepon (Telkom) 18% 52% 48%

    APA YANG DAPAT DILAKUKAN

      

    OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN

    PELAYANAN PUBLIK?

      

    Per ubah an Paradigma Camat & Kecamatan

    Per ubah an Paradigma Camat & Kecamatan

      Unsur UU No. 5/1974 UU No. 22/1999 Perbandingan

    Kedudukan Wilayah Administrasi Lingkungan Kerja

    Kecamatan Pemerintahan Perangkat Daerah

    Kedudukan Kepala Wilayah Perangkat Daerah

    Camat

    Kewenangan Bersifat Atributif Bersifat Delegatif

      a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);

      a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);

      b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi; pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi;

      b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada (Psl 80 & 81) (Psl 66 (4)) Camat

      Per Per ubah ubah an Paradigma an Paradigma Camat & Kecamatan Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 22/1999 UU No. 32/2004 Kedudukan Kecamatan Lingkungan Kerja Perangkat Daerah Lingkungan Kerja Perangkat Daerah Kedudukan Camat Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kewenangan Camat Bersifat Delegatif (Psl 66 (4)) Bersifat Atributif (pasal 126 ayat 3)

    KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN

       

      PP No. 8 Tahun 200

    3 PP No. 8 Tahun 200

      3

       Unsur Pembantu Pimpinan Unsur Pembantu Pimpinan Perangkat Daerah Perangkat Daerah

    (Setda)

      

    (Setda)

    Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Auxiliary (Lemtekda) Unsur Auxiliary (Lemtekda)

       

      Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit

       Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan langsung di satu wilayah kerja tertentu langsung di satu wilayah kerja tertentu

       

      Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan

      Jenis-jenis Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh B B upati/Walikota kepada Camat : upati/Walikota kepada Camat :

      5. Kewenangan Pengawasan

      9. Kewenangan penyelenggaraan

      8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian Informasi Informasi

      8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian

      7. Kewenangan Penetapan

      7. Kewenangan Penetapan

      6. Kewenangan Fasilitasi

      6. Kewenangan Fasilitasi

      5. Kewenangan Pengawasan

      1. Kewenangan Perijinan,

      4. Kewenangan Pembinaan

      4. Kewenangan Pembinaan

      3. Kewenangan Koordinasi

      3. Kewenangan Koordinasi

      2. Kewenangan Rekomendasi

      2. Kewenangan Rekomendasi

      1. Kewenangan Perijinan,

      9. Kewenangan penyelenggaraan

      Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat Bidang Pem. Pekerjaan -- - dst

    Jenis Umum Pertanian Umum s/d 21 bid

    Kewenangan

      1. Perijinan

      2. Rekomendasi

      3. Koordinasi

      4. Pembinaan

      5. Pengawasan

      6. Fasilitasi

      7. Penetapan

      8. Pengumpulan &Penyampaian

       Alur Pikir Penataan Alur Pikir Penataan Kelembagaan Kecamatan Kelembagaan Kecamatan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota Delegasi Kewenangan Kpd Camat Delegasi Kewenangan Kpd Camat Susunan Organisasi Yg Sesuai dgn Kewenangan Susunan Organisasi Yg Sesuai dgn Kewenangan Pemberian Pelayanan Prima kepada Masyarakat Pemberian Pelayanan Prima kepada Masyarakat Kepuasan Masyarakat Kepuasan Masyarakat

         Dukungan politik Dukungan politik Dukungan dengan : Dukungan dengan : Anggaran Anggaran

    ORGANISASI KECAMATAN

    1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/ Kota.

      

    2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang

    dalam pelaksanaan tugasnya

    memperoleh pelimpahan sebagian

    wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. KEWENANGAN DELEGATIF (pasal 126 ayat 2).

      Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: 1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; 4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

    5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

    tingkat kecamatan; 6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; 7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang

    lingkup tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan

    APA YANG DIMAKSUD

    • Pemerintah adalah “public servant”
    • Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum dan

      manajemennya di kalangan pemerintahan masih sangat lemah.

    • Alasan-alasannya antara lain sbb :

       a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi.

       b. lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen.

       c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap

      d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri drpd pandangan konsumen yg dilayaninya.

       e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek.

    B. Hakekat Pelayanan Umum

      

    Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg

    kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi.

      

    (Tjosvold, 1993 : x).

    • Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat

      yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.

      (Carlzon, 1987).

    • Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”
    • Prinsip “ Close to the customers”
    • Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak

      masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.
    • Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg

      diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

    • Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif

      

    sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi

    serta mencari dukungan suara.

    • Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial

      (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.

    • Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr

      

    cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak,

    ataupun ditarik bayaran.

    • Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan

      berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling terjangkau.

    • Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd semua

      warganegara sebenarnya justru tdk adil krn

    • Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah

       paradigma dlm bidang pelayanan yakni : paradigma monopoli paradigma kompetisi

    paradigma”no public choice paradigma “public

    choice”.

    • Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi :
      • - membangun kesadaran melayani bagi aparatur; - membangun kesadaran masyarakat sbg konsumen; - menciptakan standar pelayanan umum; - memberikan “reward and punishment” yg seimbang;
      • - mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg

    C. Jenis-jenis Pelayanan Umum

    • Pengelompokan jenis pelayanan umum pada

      dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg dihasilkan oleh suatu organisasi.

    • Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun perbuatan yg

      

    dpt ditawarkan oleh suatu pihak kpd pihak lain, yg

    pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa dpt berhubungan dg produk fisik maupun tidak”. (Kotler, 1994).

      1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara :

       a. jasa kepada konsumen akhir; b. jasa kepada konsumen organisasional.

      2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara :

       a. jasa barang sewaan;

       b. jasa barang milik konsumen; c. jasa untuk bukan barang.

      

    3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara :

       a. pelayanan profesional; b. pelayanan non-profesional.

      4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara :

       a. pelayanan komersial;

      5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :

       a. pelayanan yang diatur; b. pelayanan yang tidak diatur.

      

    6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi:

       a. pelayanan yang berbasis pada alat; b. pelayanan yang berbasis pada orang.

      7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan, dibedakan menjadi :

       a. pelayanan dengan kontak tinggi; b. pelayanan dengan kontak rendah. (Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).

    • Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara :

       a. jasa umum;

    (memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan

    yang diharuskan membayar retribusi, melayani kepentingan dan kemanfaatan umum)

       b. jasa usaha;

    (jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor

    swasta).

       c. perijinan tertentu. (digunakan untuk melindungi kepentingan umum) (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000).

    • Fungsi perijinan : - regulasi
    • - budgetair

    PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

    • Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga

       negara mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan

    setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

    muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.

    • Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”, bukan

       biaya produksi, karena dikompensasi melalui pemungutan pajak.

      Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 meliputi: 1. perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

    3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

    masyarakat; 4. penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. penanganan bidang kesehatan; 6. penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi ditambah dengan alokasi sumber daya manusia potensial. 7. penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.

      8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/ kota. 10. pengendalian lingkungan hidup; 11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

    • Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5

      Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan masyarakat”.

    • Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang

      memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.

    • Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf,

      

    unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf

    adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini

    adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional. Tugas

    pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi khusus

    dan bersifat koordinatif.

    MODEL PELAYANAN UMUM MODEL PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH OLEH PEMERINTAH DAERAH

        Dukungan politik   Pemerintah Pusat

      Staf Pelayanan Organisasi Kepuasan Transfer

      Prima Kepada Dinas Pemerintah Pemerintah Masyarakat kewenangan

      Masyarakat Daerah Daerah Lemtekda DPRD   Daerah Badan Semi Otonom Otonom    

      Masyarakat Keterangan :

        Daerah  

        : Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)

      

    LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN

    KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

    • Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi

       (lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)

    • Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah

      daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.

    • Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).
    • Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang

      memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).

    • Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).
    • Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan atau “one roof system” yang sesungguhnya.
    • Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.
    • Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan

      yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.

    • Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga

      kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam

    dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek

    keadilan.

    • Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit

      yang berhasil memuaskan pelanggan.

      

    APA YANG DIMAKSUD

    DENGAN PELAYANAN SATU PINTU

    (ONE STOP SERVICE) ?

      

    PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU

    SATU PINTU (PPTSP)

    1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.

      

    2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah kegiatan

    penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke

    tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat.

    (Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).

    3. Tujuan PPTSP adalah :

       a. meningkatkan kualitas pelayanan publik;

       b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2).

    4. Sasaran PPTSP adalah :

       a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau;

      

    b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan

    publik. (Pasal 3).

      

    PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN

    MASYARAKAT (IKM)

    • Dasar Hukum : Kep. Menpan Nomor 25/.M.Pan/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah : Terdapat 14 unsur yang relevan, valid

      dan reliabel sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengkuruan IKM adalah sebagai berikut :

      

    a. Prosedur pelayanan : kemudahan tahapan pelayanan

    yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alaur pelayanan;

      

    b. Persyaratan Pelayanan : persyaratan teknis dan

      

    c. Kejelasan petugas pelayanan : keberadaan

    dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);

    d. Kedisiplinan petugas pelayanan : yaitu

    kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

      

    e. Tanggung jawab petugas pelayanan , yaitu

    kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan,

    f. Kemampuan petugas pelayanan , yaitu tingkat

    keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

      

    g. Kecepatan pelayanan , yaitu target waktu

    pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

      

    h. Keadilan mendapat pelayanan , yaitu pelaksanaan

    pelayanan dengan tidak membedakan golongan / status masyarakat yang dilayani

    i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap

      dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan

    ramah serta salling menghargai dan menghormati.

    j. Kewajaran biaya pelayanan , yaitu keterjangkauan

    masyarakat terhadap besarnya biaya yang

      

    k. Kepastian biaya pelayanan , yaitu kesesuaian antara biaya

    yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

    l. Kepastian jadwal pelayanan , yaitu pelaksanaan waktu

    pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

    m. Kenyamanan lingkungan , yaitu kondisi, sarana dan

    prasarana pelayanan yang bersih, rapih dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

    n. Keamanan pelayanan , yaitu terjaminnya tingkat keamanan