PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP - UMBY repository
PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP
Oleh:
FATMIYATUN SRIYANI
13141019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2017
Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan) 1) 2)
Fatmiyatun sriyani ; Nuryadi
1), 2) Fakultas Pendidikan Matematika Universitas Mercu Buana Yogyakarta .
.
ABSTRAK
Fatmiyatun Sriyani: Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta, Strata
Satu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Group
Investigation pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Seyegan. Jenis penelitian ini adalah quasy
experiment dengan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian yang digunakan
2
adalah instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test, uji T
Hotteling’s, dan uji Independent Sample T-Test. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan taraf
signifikansi 5% dapat disimpulakan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan Kata kunci: Group Investigation, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep
The Impact of Group Investigation Model on Mathematics Learning to the Ability of Creative
Thinking and Concept Understanding of Junior High School
(Studi Eksperiment On The Seven Grader Students’of SMP Negeri 1 Seyegan) ABSTRACTThis research aimed to explain influence of Investigation Group models on learning mathematics to the ability of creative thinking and understanding student concept of SMP Negeri 1 Seyegan. The type of this research was quasy experiment with Nonequivalent Control Group Design. The research instrument used are test. The
2 technique of data analysis used test Paired Sample T-Test, test T Hotteling’s, and test Independent Sample T-Test. The tested of thesis used signification 5% we have result: (1) the design of learning with investigation group is influenced in students about their abitility of process creative thinking and understanding student concept of class VII SMP N 1 Seyegan.
Keywords: Group Investigation, creative thinking, concept understanding
PENDAHULUAN
Matematika seringkali dipandang sebagai bahasa atau alat yang akurat untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial, fisika, kimia, biologi, dan teknik. Melihat besarnya peranan matematika, maka pembelajaran matematika harus benar-benar memudahkan pemahaman siswa agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat dicapai. Sesuai arahan Permendikbud No. 22 tahun 2016, proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas VIIB ketika praktik pembelajaran langsung (PPL) pada tanggal 16 juli – 5 september 2016 di SMP Negeri
1 Seyegan, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa kelas VIIB di SMP tersebut masih rendah, hal ini dilihat dari cara siswa dalam mengerjakan soal matematika memiliki kecenderungan menentukan hasil saja tanpa mengerti pentingnya proses mendapatkan hasil tersebut hal ini terlihat bahwa siswa hanya menulis jawaban tanpa cara di lembar jawaban. Baik proses dalam merumuskan masalah, proses mengidentifikasi permasalahan, dan proses mempertimbangkan solusi baru yang lain. Selain itu, ketika ada siswa yang mengerjakan tugasnya dipapan tulis, siswa lain diberi kesempatan mengerjakan dengan cara lain, siswa-siswa tersebut cenderung diam dan mengerjakannya sama. Selain itu ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, hanya ada 4 -7 orang siswa yang bertanya dan ketika dalam menyelesaikan soal penalaran matematika hanya ada 1 - 3 orang yang menjawab dengan menggunakan cara yang berbeda dari cara yang diberikan, akan tetapi siswa-siswa tersebut enggan menyampaikan ide atau gagasannya tersebut karena takut salah dan cenderung menerima apa yang sudah dibahas bersama. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian, siswa bekerja dan berpikir menurut apa yang disampaikan oleh guru, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Selain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru, siswa hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari Hal ini terlihat ketika siswa diberikan pertanyaan untuk menyebutkan suatu konsep. Terlebih lagi jika mereka diberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih. Hanya 6-7 siswa yang mampu menjawab dengan benar. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal di papan tulis hanya 6-7 siswa yang mengerjakan dengan cara yang berbeda dengan yang dicontohkan. Selain kemampuan berpikir kreatif masih rendah, siswa dalam memahami konsep masih rendah, hal ini dilihat dari ketika dalam pembelajaran, siswa diberikan soal terkait dengan memberikan contoh ataupun menjelaskan dengan contoh siswa masih mengalami kesulitan, terlebih lagi ketika siswa diberikan soal dalam mengulangi sebuah konsep siswa mengalami kesulitan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.
Pembelajaran di SMP N 1 Seyegan kelas VII tahun ajaran matematika kurikulum 2013.
Pembelajaran matematika di kelas disajikan menggunakan metode konvensional, diskusi, ekspositori, serta tanya jawab. yaitu 70. Interaksi antara guru Metode diskusi sering dan peserta didik pada saat diterapkan ketika proses proses belajar mengajar pembelajaran, tetapi belum memegang peran penting dalam berjalan secara optimal. Di SMP mencapai tujuan yang N 1 Seyegan untuk pelajaran diinginkan. Pendekatan matematika kelas VII KKM pembelajaran yang dapat yang harus dicapai siswa yaitu menjadi alternatif untuk
70. Berikut akan disajikan nilai meningkatkan prestasi akademik ujian akhir semester pada bulan siswa antara lain dengan desember 2016 di kelas VII menggunakan metode SMP N 1 Seyegan. pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) model investigasi kelompok (group
investigation).
Tabel 1. Rata- rata Nilai Ujian Akhir Model Pembelajaran Group Semester Kelas VII Investigation
Pada Bulan Desember 2016 Tahun Menurut Chamberlin dan Ajaran 2016/2017 Chamberlin (Bruce joyce et all,
2009:36) investigasi kelompok
No Kelas Rata-rata
telah diterapkan pada semua
1 VIIA 63,67
2 VIIB 61,64 bidang pelajaran, pada siswa
3 VIIC 61,00 disemua tingkatan umur, bahkan
4 VIID 52,73
5 VIIE 55,32 digunakan sebagai model
6 VIIF 54,06 pengajaran sosial yang paling Sumber: nilai hasil ujian akhir semester pada bulan desember 2016 inti oleh kebanyakan sekolah.
Berdasarkan tabel 1
Investigation merupakan salah
diatas dapat disimpulkan bahwa satu metode pembelajaran rata-rata nilai UAS kelas VII kooperatif. Dalam pembelajaran masih dibawah Kriteria ini siswa harus aktif dalam Ketuntasan Minimal (KKM) beberapa aspek selama proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan fungsi kelompok sebagai sarana berinteraksi dalam membentuk suatu konsep belajar (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2011:295). Shlomo Sharan (2009: 149-163) menyatakan bahwa keempat fitur investigasi kelompok yang berupa penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik digabungkan dalam model enam tahap :1) Grouping; 2)
Planning; 3) Investigation; 4) Organizing; 5) Presenting; 6) Evaluating Kemampuan berpikir Kreatif
1. Menyatakan ulang sebuah konsep;
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design)
7. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma pemecahan masalah.
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu;
5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup untuk suatu konsep;
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis ;
3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep;
2. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai konsepnya);
Adapun indikator pemahaman konsep menurut Hamzah,dkk. (2013: 2016) untuk menunjukan pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
Menurut Esen dan Nes’e (Busnawir, 2015: 200) menyatakan bahwa:“creative thingking, one of the
Pemahaman Konsep Matematika
adalah rincian ciri-ciri dari fluency, flexibility, originality, dan elaboration.
elaboration (penguraian). Berikut
(keluwesan), originality (keaslian), dan
fluency (kelancaran), flexibility
Dalam konteks berpikir, Evans (1991: 51) dan Guilford (1967: 138) mengatakan bahwa berpikir kreatif menunjuk pada kemampuan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu
thingking skill, includes such skill like facilitating the individual’s learning by realization of his/her imagination, providing an opportunity for him/her to think, expressing his/her ideas easily and geting him/her to acquire new information”.
METODE PENELITIAN
karena tidak semua variabel yang muncul dapat dikontrol atau diatur secara ketat (full
2 berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika.
Terdapat dua macam valiabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variabel) nya adalah konvensional. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) nya dalam penelitian ini adalah kemampuan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol dan VIIB sebagai kelas eksperimen dengan masing-masing kelas berjumlah 32 siswa.
matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran konvensional. X : Model pembelajaran Group Investigation. − : Model pembelajaran konvensional
4 : Tes kemampuan berpikir kreatif
: Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa sebelim diberi perlakuan. O
3
O
Investigation.
: Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran model Group
: Tes kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa sebelum diberikan perlakuan. O
randomized ). Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini
1
O
2 : Kelompok kontrol
A
1 : Kelompok eksperimen
Keterangan: A
Nonequivalent Control Group Design
Sugiyono (2015:79) digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Model penelitian
Control Group Design menurut
terdapat dua kelompok yang dipilih, kemudian diberi soal tes kemampuan awal untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Model penelitian Nonequivalent
Q 2 X O 1 A 1 : __ Q 4 O 3 A 2 :
Untuk menguji normalitas digunakan uji
2 ≠ σ
2 Hotteling’s menggunakan softwere SPSS 21 For Windows.
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep
investigation dan metode
untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan metode group
2 Hotteling’s. Uji ini bertujuan
T
kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika yang signifikansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun uji yang digunakan analisis paired sample t-test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Penelitian ini menggunakan uji multivariat dengan uji statistik
group investigation terhadap
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya Pengaruh
Pengujian Hipotesis
(data kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang tidak homogen); Taraf signifikansi: α = 0,05; Kriteria keputusan : H0 ditolak jika p- value (sig) < α, dengan α = 0,05.
2
2
1
Kolmogorov Smirnov.
(data kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varian homogen); H :σ
2
2
σ
=
2
1
For Windows. H :σ
menggunakan softwere SPSS 21
multivariate Box-M
: Data populasi tidak berdistribusi normal; taraf signifikansi : α = 0,05 dengan kriteria H ditolak jika signifikansi kurang dari atau sama dengan α = 0,05. Homogenitas data ditentukan dengan uji homogenitas
1
Hipotesisnya adalah sebagai berikut: Hipotesis : H : Data populasi berdistribusi normal; H
Apabila H ditolak maka dilanjutkan uji univariat. Pengujian univariat dilakukan nilai signifikansi untuk pemahaman dengan uji independen sample t konsep adalah 0,562 > 0,05. Hal ini
- –test. Independen sample t-test menunjukan bahwa distribusi sebaran
digunakan untuk menentukan pemahaman konsep pada kelas manakah yang lebih eksperimen adalah normal. Terlihat pula berpengaruh antara metode bahwa nilai signifikansi pada kelas metode Group Investigation kontrol untuk kemampuan berpikir dengan metode konvensional kreatif adalah 0,532 > 0,05. Hal ini ditinjau dari kemampuan menunjukan bahwa distribusi sebaran berpikir kreatif dan pemahaman kemampuan berpikir kreatif pada kelas konsep matemartika kontrol adalah normal. Sedangkan nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,801 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol adalah normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. yang digunakan dalam penelitian ini uji homogenitas Box’s M
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan softwere SPSS 21
Hasil Penelitian for windows. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 1) Uji Normalitas dan homogenitas 0,353 dengan signifikansi 0,952. sebelum treatment
Dengan demikian H diterima karena Data yang diperoleh dalam penelitian
(0,952 > 0,05). Hal ini menunjukan ini dianalisis menggunakan program bahwa data pada kelas dengan metode
SPSS for windows 21 dengan uji
group investigation dan metode normalitas kolmogorov smirnov, terlihat konvensional adalah homogen. bahwa nilai signifikansi pada kelas eksperimen untuk kemampuan berpikir sesudah treatment kreatif adalah 0,455 > 0,05. Hal ini nilai signifikansi untuk menunjukan bahwa distribusi sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah 0,437 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah 0,466 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga untuk kelas kontrol, nilai signifikansi untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,561 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,413 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 1,989 dengan signifikansi 0,589. Dengan demikian H diterima ( 0,589 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data pada kelas dengan metode group
investigation dan metode konvensional adalah homogen.
Selanjutkan dilakukan uji 1) Pengaruh metode pembelajaran
group investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test).
Adapun nilai rata-rata pre test kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah 44,27 mengalami peningkatan sebesar 31,51 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 75,78. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan berpikir kreatif dengan menggunakan pembelajaran group investigation. 2) Pengaruh metode pembelajaran
group investigation terhadap
pemahaman konsep siswa Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi ( 0,00 < 0,05), maka H di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sesudah treatment (post test) pada kelas eksperimen. Adapun nilai rata-rata pre test pemahaman konsep adalah 50,78. Sedangkan setelah treatment pada kelas Hasil uji paired sample t-test eksperimen mengalami peningkatan menunjukan bahwa sig. 2 tailed < sebesar 31,51 sehingga nilai rata- taraf signifikansi (0,00 < 0,05), rata setelah treatment menjadi maka H di tolak. Hal ini 81,25 Hal ini menunjukan bahwa menunjukan bahwa terdapat adanya peningkatan pemahaman perbedaan antara nilai rata-rata konsep dengan menggunakan sebelum treatment (pre test) dan pembelajaran group investigation. sesudah treatment (post test). 3) Pengaruh metode pembelajaran Adapun nilai rata-rata pre test konvensional terhadap kemampuan pemahaman konsep adalah 51,82. berpikir kreatif siswa Sedangkan setelah treatment
Hasil uji paired sample t-test mengalami peningkatan sebesar 25 menunjukan bahwa sig. 2 tailed < sehingga nilai rata-rata setelah taraf signifikansi (0,00 < 0,05), treatment menjadi 76,82. Hal ini maka H di tolak. Hal ini menunjukan bahwa adanya menunjukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep perbedaan antara nilai rata-rata dengan menggunakan pembelajaran sebelum treatment (pre test) dan konvensional. sesudah treatment (post test). Untuk mengetahui apakah ada Adapun nilai rata-rata pre test perbedaan mean antara kelompok kemampuan berpikir kreatif adalah eksperimen (Group Investigation) dan 45,31. Sedangkan setelah treatment kontrol (konvensional). Pada penelitian mengalami peningkatan sebesar ini, uji Multivariatetwo-group
2
23,44 sehingga nilai rata-rata menggunakan statistik T Hotelling setelah treatment menjadi 68,75. dengan bantuan software SPSS 21 for Hal ini menunjukan bahwa adanya Windows. Hasil uji kesamaan peningkatan berpikir kreatif dengan pembelajaran dengan metode Group konvensional. menggunakan metode konvensional 4) Pengaruh metode pembelajaran setelah treatment. konvensional terhadap pemahaman Berdasarkan hasil analisis pada konsep siswa
F F >
diketahui bahwa nilai yaitu
hitung tabel
4,097 >2,93
yang diperoleh yaitu 2,481 dengan taraf signifikansi 0,016, sedangkan untuk t
Test 0,139 lebih besar dari 0,05
bantuan SPSS 21 for windows diperoleh nilai signifikansi Levene’s
sample t-Test dengan bantuan program SPSS 21 for windows.
Pengujian metode yang lebih berpengaruh antara pembelajaran group investigation dan metode konvensional terhadap pemahaman konsep dilakukan menggunakan analisis independent
berpengaruh dibandingkan pembelajaran konvesional dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa. 2) Kemampuan pemahaman konsep
group investigation lebih
> t tabel yaitu 2,481 > 1,998, maka H ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
hitung
sebesar 1,998. Hal ini menunjukan bahwa nilai t
tabel
hitung
. Selain itu nilai Sig. 0,021 untuk Hotelling’s Trace memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya bahwa nilai Sig. untuk
signifikansi Levene’s Test 0,598 lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini berarti varians dari kedua kelompok itu homogen. Kemudian nilai t
21 for windows diperoleh nilai
Berdasakan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir siswa. 1) Kemampuan berpikir kreatif
group investigation dan
ini digunakan untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih berpengaruh antara
independent sample t-Test. Uji
Pengujian univariate dilakukan dengan uji
dengan kata lain H ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan mean antara pembelajaran menggunakan metode Group Investigation dan pembelajaran menggunakan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematis dalam pembelajaran matematika. Karena H pada uji F ditolak berarti terdapat perbedaan, maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis univariat dengan uji Independent-Sample T-Test.
Hotelling’s Trace signifikan atau
(p>0,05). Ini berarti varians dari kedua kelompok itu mempunyai group investigation lebih tinggi pengaruh yang sama. Kemudian dibandingkan dengan kelas yang nilai t yang diperoleh yaitu 1,342 diterapkan metode pembelajaran
hitung
dengan taraf signifikansi 0,185, konvensional. Berdasarkan hasil sedangkan untuk t sebesar 1,998, analisis paired sample t-Test
tabel
maka H diterima. Artinya dapat diperoleh pula adanya peningkatan disimpulkan bahwa tidak ada dalam aspek kemampuan berpikir perbedaan pengaruh pembelajaran kreatif dan pemahaman konsep
group investigation dengan siswa dari sebelum adanya
pembelajaran konvensional ditinjau treatment sampai setelah adanya dari pemahaman konsep siswa. treatment dengan metode
Pembahasan pembelajaran group investigation
Berikut pemaparan dari maupun metode pembelajaran masalah yang telah diteliti: konvensional. Akan tetapi,
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir Group Investigation dan kreatif dan pemahaman konsep Pembelajaran Konvensional pada siswa dikelas yang diterapkan Pembelajaran Matematika metode pembelajaran group
Berdasarkan hasil analisis investigation lebih tinggi
paired sample t-Test diperoleh dibandingkan dengan kelas yang
bahwa ada peningkatan dalam diterapkan metode pembelajaran aspek kemampuan berpikir kreatif konvensional. dan pemahaman konsep siswa Berdasarkan hasil analisis
2
sebelum adanya treatment sampai multivariate T Hotteling yang telah setelah adanya treatment dengan dilakukan, diketahui bahwa ada metode pembelajaran group perbedaan antara penerapan metode
investigation maupun metode pembelajaran group investigation
tetapi peningkatan kemampuan konvensional yang ditinjau dari berpikir kreatif dan pemahaman aspek kemampuan berpikir kreatif konsep siswa dikelas yang siswa dan pemahaman konsep. diterapkan metode pembelajaran Oleh karena itu, analisis menggunakan independent sample
t-Test juga dilakukan untuk
bantuan program SPSS 21 for
group investigation berpengaruh
2. Model pembelajaran kooperatif tipe
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII
group investigation berpengaruh
1. Model pembelajaran kooperatif tipe
Berdasarkan analisis data diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation lebih berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep pada post test untuk kelompok yang menggunakan metode pembelajaran group investigation ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.
windows, diperoleh bahwa
independent sample t-Test dengan
mengetahui metode manakah yang lebih berpengaruh antara metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep.
Berdasarkan hasil analisis
dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif siswa Terhadap pemahaman konsep Siswa
investigation kurang atau sama
kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional berbeda secara signifikan. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran group
windows, diperoleh bahawa
bantuan program SPSS 21 for
independent sample t-Test dengan
Berdasarkan hasil analisis
2. Metode yang Lebih Berpengaruh Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP
3. Model pembelajaran group Negeri 1 Seyegan investigation dalam pembelajaran
3. Berdasarkan hasil analisis membutuhkan waktu yang lebih
independent sample t-Test dengan banyak, sehingga untuk peneliti
bantuan program SPSS 21 for selanjutnya mempersiapkan
windows, diperoleh bahwa tidak seefisien mungkin waktu
terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran group investigation metode ini. dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep siswa. akan tetapi nilai rata-rata pemahaman konsep matematika DAFTAR PUSTAKA dikelas dengan menggunakan Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar pembelajaran group investigation dan Pembelajaran di lebih tinggi dari kelas dengan Sekolah Dasar. Jakarta: menggunakan pembelajaran Kencana Pranada Media konvensional. Group.
Saran
Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Berdasarkan kesimpulan diatas,
Calhoun. (2009). Models Of penulis memberikan beberapa saran
Teaching. edisi 8. New
sebagai berikut: Jersey. USA: Pearson
1. Model pembelajaran group Education, inc publishing as
investigation dapat dijadikan Allyn & Bacan.
sebagai salah satu bentuk variasi (diterjemahkan oleh: model pembelajaran untuk Achmad Fawaid dan Ateilla meningkatkan kemampuan berpikir Mirza. (2009). Models Of kreatif dan pemahaman konsep
Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Model pembelajaran group Busnawir. (2015). Kajian Ketrampilan
investigation lebih berpengaruh Berpikir Kreatif
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Matematika Melalui
Kegiatan Lesson Study.
RUZZ MEDIA Shlomo Sharan. (2009). Handbook of Cooperative Learning.
mentri dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menenagah.
UU. (2016). Undang-undang Peraturan
Jakarta: Universitas Terbuka.
kurikulum dan pembelajaran matematika.
Rineka Cipta. Suhendra, dkk. (2007). Pengembangan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edit Revisi VI) Jakarta : PT.
Bandung:ALFABETA. Suharsimi Arikunto. (2007). Prosedur
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
(Sigit Prawoto, Terjemahan). Yogyakarta: Imperium.
pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: AR-
Jurnal pendidikan matematika Vol.6 No.2.
Arif. (2011). Belajar dan
Rafika Aditama Muhammad Thobroni dan Mustofa
Penelitian pendidikan matematika. Bandung: PT.
Aksara. Kurnia Eka Lestari & Mokhamad Ridwan Y. (2015).
pendekatan paikem: pembelajaran aktif inovatif lingkungan kreatif efektif menarik. Jakarta:Bumi
(2013). Belajar dengan
Hamzah B.Uno dan Mohamad Nurdin.
Cincinnati: South-Westren Publishing Co.
in the Decision and Management Sciences.
ISSN: 2086-8235 Evans, J.R. (1991). Creative Thinking
Jakarta: berita negara republik indonesia tahun 2016 nomor 955. Diakses tanggal 7 desember 2016, dari
menyelesaika S2 pendidikan
matematika di Universitas
Negeri Yogyakarta
PROFIL PENULIS
1 Fatmiyatun Sriyani lahir
pada 01 juni 1994 lulus dari MAN Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2012 dan menempuh S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2 Nuryadi lahir pada
tanggal 31 mei 1987, menyelesaikan S1 Pendidikan Matematika di UIN Sunan