BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH - BAB 3 Gambaran Pengelolaan Keuangan

  

BAB III

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam

  rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

  Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Untuk kebutuhan itu, dibutuhkan realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 tahun sebelumnya.

  Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan terlebih dahulu harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur APBD. Kapasitas keuangan daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah

  Gambaran pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan untuk menjelaskan kinerja pengelolaan keuangan di masa lalu, perilaku data dan informasi pertanggungjawaban keuangan daerah, dan bagaimana proyeksi ketersediaan dana pembangunan pada masa 5 tahun mendatang. Dasar yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengacu pada batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum dalam :

  1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

  3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

  4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

  5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

  6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

  7. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Nomor 70);

  8. Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kota Tasikmalaya (Berita Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Nomor 296);

  Peraturan yang mendasari pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efsien, ekonomis, efektif, transparan, bertanggung jawab, adil, patut, dan bermanfaat. Kerangka pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya secara garis besar terdiri dari penyusunan anggaran daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban, yang kesemuanya mengacu pada tujuan tersebut di atas. Untuk memahami kemampuan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya, perlu dicermati kondisi kinerja keuangannya, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. Berdasarkan hal tersebut dapat diproyeksikan pendapatan, belanja, dan pembiayaan sebagai kerangka pendanaan di masa yang akan datang.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

  Analisis kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kinerja kondisi keuangan dalam periode RPJMD yang lalu yaitu periode tahun 2013 - 2017. Berdasarkan analisis kinerja masa lalu atau beberapa tahun kebelakang, maka akan diketahui rata-rata pertumbuhan yang dapat dijadikan sebagai analisis proyeksi keuangan kedepan.

  Kinerja keuangan masa lalu terdiri atas kinerja pelaksanaan APBD dan neraca keuangan daerah. Kinerja pelaksanaan APBD terdiri atas target dan realisasi pendapatan, target dan realisasi belanja, serta penerimaan RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022 pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Sedangkan neraca keuangan daerah berupa perkembangan dan analisis neraca keuangan daerah

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

  Kinerja dan kapasitas keuangan daerah dalam mendukung pencapaian target pembangunan daerah selama 5 tahun yang lalu dapat tercermin dari realisasi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan. Dari sisi APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai kebutuhan program dan kegiatan dalam rangka penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

3.1.1.1. Pendapatan Daerah

  Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, dengan kekayaannya tersebut pemerintah daerah membuat program dan kegiatan untuk menjawab kebutuhan pembangunan sebagaimana dirumuskan dalam permasalahan dan isu strategis baik jangka pendek/tahunan maupun jangka menengah dan jangka panjang.

  Struktur Pendapatan Daerah, berdasarkan peraturan yang berlaku terdiri dari:

  1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

  2. Dana Perimbangan, yaitu bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

  3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, terdiri dari hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan daerah lain, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.

  Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, kinerja keuangan dari sisi pendapatan daerah telah menunjukkan hasil yang cukup signifkan. Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan daerah tahun 2013 yaitu sebesar 1,365 trilyun rupiah meningkat menjadi 1,823 triliun rupiah pada tahun 2017 atau secara keseluruhan meningkat sebesar 33,55 %. Selengkapnya rincian target dan realisasi Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya tahun 2013-2017 dapat dilihat pada grafk 3.1.

  Grafk 3.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  2,000,000,000,000 1,800,000,000,000 1,600,000,000,000 1,400,000,000,000 1,200,000,000,000 1,000,000,000,000

  800,000,000,000 600,000,000,000 400,000,000,000 200,000,000,000

  2013 2014 2015 2016 2017

  1. Pendapatan Asli Daerah Pada tahun 2013, Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya dari target 170,101 milyar rupiah realisasinya 172,883 milyar rupiah (101,64%), selanjutnya meningkat cukup signifkan pada tahun 2017 dari target sebesar 375,124 milyar rupiah realisasinya sebesar 354,838 milyar rupiah (94,59%). Untuk lebih jelasnya lihat grafk 3.2.

  Grafk 3.2. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013-2017

  400,000,000,000 350,000,000,000 300,000,000,000 250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000

  2013 2014 2015 2016 2017

  2. Dana Perimbangan Selama tahun 2013-2017, realisasi dana perimbangan mengalami peningkatan positif, hal ini terlihat dari target dana perimbangan tahun

  2013 sebesar 740,274 milyar rupiah realisasinya 756,557 milyar rupiah (102,20%); dan tahun 2017 dari target sebesar 1,142 triliun rupiah realisasinya 1,114 triliun rupiah (97,56%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafk 3.3.

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Grafk 3.3. Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2012-2016

  1,200,000,000,000 1,000,000,000,000 800,000,000,000 600,000,000,000 400,000,000,000 200,000,000,000

  2013 2014 2015 2016 2017

  3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pada tahun 2013, lain-lain pendapatan daerah yang sah ditargetkan

  440,031 milyar rupiah terealisasi sebesar 436,152 milyar rupiah (99,12%), tahun 2014 ditargetkan 496,604 milyar rupiah realisasinya 499,356 milyar rupiah (100,55%), tahun 2015 di targetkan 517,552 milyar rupiah realisasinya 512,482 milyar rupiah (99,02%), tahun 2016 di targetkan 283,542 milyar rupiah realisasinya 275,034 milyar rupiah (97,00%) dan tahun 2017 ditargetkan 358,375 milyar rupiah realisasinya 354,193 milyar rupiah (98,83%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafk 3.4.

  Grafk 3.4. Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Tahun 2013-2017

  600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000

  • 2013 2014 2015 2016 2017

3.1.1.2. Belanja Daerah

  Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022 terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

  Dari tahun 2013-2017, total akumulasi realisasi belanja daerah Pemerintah Kota Tasikmalaya sebesar 7,932 triliun rupiah dari rencana sebesar 8,872 triliun rupiah (89,40%). Belanja daerah tersebut terbagi atas 2 jenis belanja yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

  Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yaitu belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Adapun kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafk 3.5.

  Grafk 3.5. Target dan Realisasi Belanja Tahun 2013-2017

  2,500,000,000,000 2,000,000,000,000 1,500,000,000,000 1,000,000,000,000 500,000,000,000 2013 2014 2015 2016 2017

  1. Belanja Tidak Langsung RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Realisasi belanja tidak langsung dari tahun 2013-2017 sebesar 4,139 triliun rupiah dari rencana sebesar 4,675 triliun rupiah. Rincian rencana dan realisasi belanja tidak langsung dapat dilihat pada grafk 3.6.

  Grafk 3.6. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2013-2017

  1,200,000,000,000 1,000,000,000,000 800,000,000,000 600,000,000,000 400,000,000,000 200,000,000,000

  2013 2014 2015 2016 2017

  2. Belanja Langsung Realisasi Belanja Langsung dari Tahun 2013-2017 sebesar 3,836 triliun rupiah. Rincian rencana dan realisasi belanja langsung dapat dilihat pada grafk 3.7.

  Grafk 3.7. Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2013-2017

  1,200,000,000,000 1,000,000,000,000 800,000,000,000 600,000,000,000 400,000,000,000 200,000,000,000

  2012 2013 2014 2015 2016 2017

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

3.1.1.3. Pembiayaan Daerah

  Tabel 3.1 Defsit/Surplus Riil Anggaran Kota Tasikmalaya

  No Uraian 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)

  1 Realisasi Pendapatan 1.604.649.868.226 1.607.112.092.959 1.823.753.712.196 Daerah Dikurangi realisasi:

2 Belanja Daerah 1.534.252.857.708 1.766.515.827.846 1.864.791.056.609

  3 Pengeluaran Pembiayaan 30.596.363.276 2.600.000.000 2.464.000.000 Daerah Defsit/Surplus

  70.397.010.517,26 (159.403.734.886,91) (41.234.116.764,60) Riil

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  3.1.1.4. Rata-rata Pertumbuhan APBD

  42.566.441.643 56.879.988.003 77.194.099.185 88.548.921.899

  2.2 Belanja Barang dan Jasa 165.795.590.327 243.485.940.018 263.189.198.618 273.043.083.932

  2.1 Belanja Pegawai 111.908.348.858 127.602.364.878

  

2 BELANJA LANGSUNG 292.327.114.988 504.869.162.363 651.872.948.914 719.725.528.255

  1.6 Belanja Tidak Terduga 18.843.900 6.890.989.521

  1.5 Belanja Bantuan Keuangan 842.485.500 896.792.874 1.005.405.048

  

1.4 Belanja Bantuan Sosial 15.415.162.205 8.383.194.101 6.328.091.678

  

1.3 Belanja Hibah 47.403.023.415 32.879.250.000 42.145.880.000 42.259.880.000

  1.2 Belanja Bunga

  

1.1 Belanja Pegawai 679.021.490.483 762.556.032.126 745.886.526.578 764.933.952.727

  1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 742.701.005.503 806.161.478.970 804.203.383.074 814.527.329.453

  56.420.921.095 211.359.464.730 198.707.858.696 196.578.814.079

B BELANJA 1.035.028.120.491 1.311.030.641.333 1.456.076.331.988 1.534.252.857.708

  3.3 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

  3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

  Berdasarkan data-data yang tersaji pada tabel dan grafk perkembangan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, maka secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan APBD dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut ini : Tabel 3.2.

  

3.1 Dana Penyesuaian 122.975.025.000 167.912.854.000 223.454.243.000 227.354.765.000

  3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 221.962.387.738 436.152.306.733 499.356.200.881 512.482.500.978

  

2.3 Dana Alokasi Khusus 30.936.990.000 36.374.200.000 42.397.940.000 54.843.180.000

  

2.2 Dana Alokasi Umum 582.124.220.000 657.012.125.000 732.508.313.000 741.693.302.000

  2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 73.400.829.932 63.171.581.043 67.951.701.631 52.651.064.730

  

2 DANA PERIMBANGAN 686.462.039.932 756.557.906.043 842.857.954.631 849.187.546.730

  1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 90.715.388.690 88.037.220.748 164.612.799.518 143.301.502.889

  1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3.664.327.800 4.260.620.716 4.937.249.923 4.593.606.400

  

1.2 Hasil Retribusi Daerah 14.212.668.374 15.313.116.271 10.692.435.120 11.870.577.973

  1.1 Pendapatan Pajak Daerah 44.417.025.271 65.272.322.163 73.187.386.571 83.214.133.255

  1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 153.009.410.135 172.883.279.898 253.429.871.132 242.979.820.517

  No Uraian 2012 2013 2014 2015

A PENDAPATAN 1.061.433.837.805 1.365.593.492.674 1.595.644.026.644 1.604.649.868.225

  Rata-rata Pertumbuhan Realisasi APBD

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  No Uraian 2012 2013 2014 2015

2.3 Belanja Modal 126.531.524.661 261.383.222.345 276.775.401.438 319.080.079.445

1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 23.638.084. 451 50.071.377. 816 103.115.231. 057 239.406.012.570

  2.3 Pembayaran Pokok Utang 12.423.950 18.998.100 1.000.000.000 12.015.645.276

  Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada waktu tertentu. Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang. Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Pemerintah Kota Tasikmalaya menyusun laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.

  

D PEMBIAYAAN NETTO 22.625.660.501 48.552.379.716 99.815.231.057,00 208.809.649.294

E

  2.4 Pemberian pinjaman daerah 750.000.000

  2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 1.000.000.000 750.000.000 2.300.000.000 1.706.669.000

  SURPLUS / (DEFISIT) 26.405.717.314 54.562.851.341 139.567.694.656 70.397.010.517 C PEMBIAYAAN DAERAH 22.625.660.501 48.552.379.716 99.815.231.057 208.809.649.2

  2.1 Pembentukan Dana Cadangan 16.874.049.000

  2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.012.423.950 1.518.998.100 3.300.000.000 30.596.363.276

  1.4 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 40.000.000

  1.3 Penerimaan Pinjaman Daerah 1.000.000.000

  1.2 Pencairan Dana Cadangan 5.123.011.165

  1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 18.515.073.286 49.031.377.816 103.115.231.057 239.406.012.570

  94

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 49.031.377.815 103.115.231.057 239.382.925.713 279.206.659.811

3.1.2. Neraca Daerah

  ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, dan Dana Investasi, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Untuk lebih mengetahui tentang perkembangan neraca daerah Kota Tasikmalaya tersaji pada tabel 3.3. berikut : Tabel 3.3.

  Neraca Pemerintah Kota Tasikmalaya Per 31 Desember Tahun 2012-2016

  Uraian 2012 2013 2014 2015 ASET

ASET LANCAR 73.908.814.245 179.793.563.704 273.212.089.128 337.450.180.352 194.976.511.317

  Kas 49.031.377.816 103.131.560.293 239.406.647.690 281.475.099.218 Piutang 17.431.114.652 44.386.224.891 20.801.699.001 42.225.753.346 Persediaan 7.200.439.567 31.724.453.090 12.307.843.189 13.232.527.279 Biaya Dibayar di Muka 245.882.210 551.325.430 695.899.248 516.800.509

ASET TETAP 2.284.171.508.780 3.079.224.639.776 3.407.227.680.315 2.395.970.937.700 2.551.123.718.092

  

Tanah 387.585.662.990 888.957.981.653 974.149.411.234 1.008.536.874.369 1.188.428.324.791

Peralatan dan mesin 314.641.520.574 324.111.732.234 364.460.275.157 452.035.171.121 Gedung dan bangunan 450.145.116.426 557.608.226.320 569.905.632.321 640.488.169.996

Jalan, irigasi, dan jaringan 1.089.424.158.355 1.253.055.859.604 1.400.931.837.094 1.547.150.367.883 1.762.548.337.418

Aset tetap lainnya 41.131.830.932 46.380.293.504 58.503.455.095 75.308.673.232 Konstruksi dalam

  1.243.219.504 9.110.546.461 39.277.069.413 35.206.240.047 pengerjaan Akumulasi Penyusutan

  (1.362.754.558.949) (1.728.515.547.461)

ASET LAINNYA 10.040.701.232 14.030.677.647 37.614.626.686 63.374.858.560

  Tagihan penjualan angsuran Tagihan tuntutan ganti 77.305.500 69.955.500 67.705.500 442.105.500 kerugian daerah Kemitraan dengan pihak

  • kedua Aset tak berwujud 9.627.395.732 5.329.447.000 24.570.873.522 30.797.278.079 Tuntutan Perbendaharaan 336.000.000 327.600.000 326.900.000 326.900.000 Aset Lain-Lain

  8.303.675.147 12.649.147.664 31.808.574.981 -

  • Tagihan Jangka Panjang

INVESTASI JANGKA 69.137.457.722 83.282.382.722 81.542.079.670 66.096.442.349 PANJANG

  Dana Bergulir 13.394.925.000 6.780.293.482 2.181.320.182 Penyertaan Modal 69.137.457.722 69.887.457.722 74.761.786.188 63.915.122.166

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Uraian 2012 2013 2014 2015 Pemerintah Daerah

  • - - - DANA CADANGAN

  16.874.049.000

  • Dana Cadangan

  16.874.049.000

JUMLAH ASET DAERAH 2.437.258.481.980 3.356.331.263.849 3.799.596.475.800 2.879.766.467.961 2.860.976.679.859

KEWAJIBAN 14.230.836.366 24.247.177.962 11.747.343.083 40.109.048.599 KEWAJIBAN JANGKA

  14.230.836.366 24.247.177.962 11.747.343.083 40.109.048.599 PENDEK Utang perhitungan pihak

  • 16.329.236 635.120 - ketiga Uang muka dari kas
  • daerah Pendapatan diterima

  935.263.334 - - - dimuka Utang Jangka Pendek 14.230.836.366 24.230.848.726 11.746.707.963 13.783.508.765 Lainnya

  • Utang Belanja

  25.390.276.500

  • Utang Beban

  

EKUITAS DANA 2.423.027.645.614 3.332.084.085.887 3.787.849.132.717 2.839.657.419.362 2.840.644.681.011

EKUITAS DANA LANCAR 59.677.977.879 SILPA 49.031.377.816 Cadangan piutang 17.676.996.862 Cadangan persediaan 7.200.439.567 Dana Yang Harus Disediakan untuk

  (14.230.836.366) Pembayaran Utang Jangka Pendek

EKUITAS DANA

  • - - - 2.363.349.667.735

  INVESTASI Diinvestasikan dalam aset 2.284.171.508.780 tetap Diinvestasikan dalam aset

  10.040.701.232 lainnya Diinvestasikan dalam 69.137.457.722 Investasi Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN

DAN EKUITAS DANA 2.437.258.481.980 3.356.331.263.849 3.799.596.475.800 2.879.766.467.961 2.882.255.014.360

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Dari tabel 3.3, rata-rata pertumbuhan aktiva atau aset Pemerintah Kota Tasikmalaya dari tahun 2012-2016 sebesar 6,69% yang menandakan bahwa jumlah aktiva/aset Pemerintah Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Aset tersebut terdiri atas aset lancar, aset tetap, aset lainnya, investasi jangka panjang, dan dana cadangan. Namun dari tahun 2014 ke 2015 total aset mengalami penurunan. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan di aset tetap dan investasi jangka panjang.

  Aset lancar yang terdiri atas kas, piutang, dan persediaan tetap tumbuh cukup signifkan dengan rata-rata pertumbuhannya 45,70%. Aset tetap yang terdiri atas tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya; dan konstruksi dalam pengerjaan rata-rata pertumbuhannya mencapai 5,56%. Aset lainnya berupa tuntutan ganti rugi, aset tak berwujud, tuntutan perbendaharaan dan aset lain-lain rata-rata pertumbuhannya mencapai 61,90%. Kemudian Investasi jangka panjang berupa dana bergulir dan penyertaan modal pemerintah daerah rata-rata tumbuh sebesar 1,22%.

  Prinsip neraca menunjukkan angka-angka yang secara keseluruhan menunjukkan keseimbangan prinsip dari tiga unsur yaitu dan dana) atau (aktiva = pasiva). Rata-rata pertumbuhan pasiva berupa kewajiban dan ekuitas dana Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2012- 2016 sebesar 6,70%.

  Rata-rata pertumbuhan kewajiban Pemerintah Kota Tasikmalaya sebesar 66% yang terdiri atas kewajiban/utang jangka pendek. Sedangkan rata-rata pertumbuhan ekuitas dana Pemerintah Kota Tasikmalaya yang terdiri atas ekuitas dana lancar dan ekuitas dana investasi mencapai 6,55%.

  Selain analisis di atas, analisis neraca daerah yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah dapat dilakukan melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah.

  Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jenis rasio likuiditas yang digunakan antara lain rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya, rumusnya yaitu aktiva lancar dibagi kewajiban jangka pendek. Rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid, rumusnya yaitu aktiva lancar dikurangi persediaan, hasilnya dibagi kewajiban jangka pendek.

  Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dari RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022 perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban jangka panjang. Jenis rasio solvabilitas yang digunakan pemerintah daerah antara lain rasio total hutang terhadap total aset (total debt to total asset ratio) dan rasio hutang terhadap ekuitas (total debt to equity ratio).

  Rasio total hutang terhadap total aset, mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam menjamin hutangnya dengan aktiva/aset yang dimilikinya, rumusnya total hutang dibagi total aset. Sedangkan rasio hutang terhadap ekuitas mengukur seberapa jauh aset pemerintah daerah dibelanjai pihak kreditur dan modal sendiri (ekuitas), rumusnya total hutang dibagi total ekuitas. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil dana yang diambil dari luar dan sebaliknya.

  Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan pemerintah daerah. Rasio aktivitas juga dimaknai merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif dan efsien pemerintah daerah dalam pendayagunaan aktiva yang dimiliki dan dalam pengelolaan sumber-sumber dananya.

  Jenis rasio aktivitas yang digunakan untuk pemerintah daerah antara lain rata-rata umur piutang, yaitu rasio untuk melihat berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin besar periode rata-rata, semakin besar risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan sebaliknya. Cara perhitungan rata-rata umur piutang adalah 365 dibagi perputaran piutang, dimana perputaran piutang sendiri adalah pendapatan daerah dibagi rata-rata piutang pendapatan daerah. Sedangkan, rata-rata piutang pendapatan daerah adalah saldo awal piutang ditambah saldo akhir piutang kemudian dibagi dua.

  Rata-rata umur persediaan, yaitu rasio untuk melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi pelayanan publik). Semakin besar periode rata-rata, semakin besar risiko kemungkinan persediaan berada di gudang dan sebaliknya. Cara menghitung rata-rata umur persediaan adalah 365 dibagi perputaran persediaan, dimana perputaran persediaan adalah nilai persediaan yang digunakan dalam satu tahun dibagi rata-rata nilai persediaan. Sedangkan, rata-rata nilai persediaan adalah saldo awal persediaan ditambah saldo akhir persediaan lalu hasilnya dibagi dua.

  Tabel 3.4. Rasio Keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya

  Tahun 2012-2016

  

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

  1 Rasio likuiditas ▪ Rasio lancar (current ratio) 5,19 7,42 23,26 8,41 5,20 ▪ Rasio cepat (quick ratio) 4,69 6,11 22,21 8,08 4,84

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  2 Rasio solvabilitas ▪ Rasio total hutang terhadap total aset 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 ▪ Rasio hutang terhadap modal 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01

  3 Rasio aktivitas ▪ Rata-rata umur piutang 1,57 8,26 7,46 7,17 12,01 ▪ Rata-rata umur persediaan 15,34 14,36 20,36 16,00 15,29

  Dari tabel 3.2 di atas menunjukan bahwa rasio lancar Pemerintah Kota Tasikmalaya berfuktuasi, dari 5,19 pada tahun 2012 menjadi 7,42 pada tahun 2013, naik lagi menjadi 23,26 pada tahun 2014, kemudian turun menjadi 8,41 pada tahun 201. Pada tahun 2016, rasio lancar Pemerintah Kota Tasikmalaya sebesar 5,20 artinya setiap Rp. 1 kewajiban jangka pendek/hutang lancar Pemerintah Kota Tasikmalaya dijamin oleh aktiva lancarnya sebesar Rp. 5,20. Fluktuasi rasio cepat Pemerintah Kota Tasikmalaya polanya sama dengan rasio lancar, yang secara implisit berarti Pemerintah Kota Tasikmalaya mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.

  Sedangkan rasio solvabilitas terutama untuk rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2012 sampai dengan 2016 berkisar maksimal pada 0,01.Rrasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Kota Tasikmalaya pada tahun 2016 sebesar 0,01 artinya sebesar Rp.0,01 dari setiap Rp.1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang, atau aktiva Pemerintah Kota Tasikmalaya yang didanai oleh hutang sebesar 0,01%, sisanya dari modal sendiri (ekuitas). Untuk rasio hutang terhadap modal, memiliki rasio yang sama dengan rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Kota Tasikmalaya. Pada tahun 2016, rasio hutang terhadap modal sebesar 0,01 menunjukkan bahwa Rp.0,01 dari setiap Rp.1,00 modal sendiri menjadi jaminan hutang, dengan kata lain menunjukkan tingginya modal sendiri dari Pemerintah Kota Tasikmalaya (dibelanjai pihak sendiri).

  Adapun rasio aktivitas menunjukan bahwa rata-rata umur piutang Pemerintah Kota Tasikmalaya cukup singkat, artinya Pemerintah Kota Tasikmalaya memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menagih piutang atau merubah piutang menjadi kas, yaitu dalam tempo hanya 1,57 dan 8,26 hari pada tahun 2012 dan 2013, kemudian 7,46 dan 7,17 hari pada tahun 2014 dan 2015, serta 12,01 hari pada tahun 2016.

  Berdasar tabel 3.2 bahwa rata-rata umur persediaan Pemerintah Kota Tasikmalaya sebesar 15,34 hari pada tahun 2007; 14,36 hari pada tahun 2008; meningkat menjadi 20,36 hari pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010, sebesar 16,00 hari dan 15,29 hari pada tahun 2011.

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Data tersebut bermakna bahwa dana tertanam dalam bentuk persediaan hanya bertahan sekitar setengah bulanan.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.2.1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

  1. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seringkali timbul permasalahan dengan masyarakat khususnya para pengusaha.

  Kebijakan ekstensifkasi pajak dan retribusi atau penetapan tarif yang terlalu tinggi seringkali dikeluhkan dan akan menghambat pertumbuhan sektor riil. Untuk itu perlu dikembangkan terobosan baru untuk meningkatkan PAD, yaitu dengan: a. Perbaikan manajemen

  Melalui perbaikan manajemen diharapkan setiap potensi pendapatan daerah dapat direalisasikan. Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan perbaikan serta penyederhaan sistem dan prosedur.

  b. Peningkatan Investasi Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun iklim usaha yang kondusif. Hal ini dapat dicapai dengan :

  1) Menjaga stabilitas ekonomi daerah; 2) Menyederhanakan prosedur perijinan; 3) Mempertegas peraturan/kebijakan agar tidak tumpang tindih baik antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota, maupun antar sektor;

  4) Meningkatkan kepastian hukum terhadap usaha; 5) Menyehatkan iklim ketenagakerjaan sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja; 6) Meningkatkan keamanan dan ketertiban; 7) Meniadakan tumpang tindih pemungutan; 8) Menyederhanakan prosedurnya.

  c. Optimalisasi Aset Daerah Peningkatan PAD juga dapat diraih dengan meningkatkan penggunaan aset daerah. Optimalisasi aset dapat dicapai dengan perbaikan administrasi aset dan peningkatan turn over. Optimalisasi aset juga dilaksanakan dengan bekerjasama dengan swasta. Selain itu, diperlukan perbaikan manajemen BUMD dan rencana pembentukan badan usaha baru.

  2. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena bergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana yang berasal dari Dana RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Alokasi Khusus (DAK) dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program-program unggulan yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan dana DAK. Bagi hasil pajak Provinsi dan Pusat dapat diupayakan melalui intensifkasi dan ekstensifkasi. Pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan aktivitas perekonomian daerah. Dengan demikian semakin meningkatnya aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil. Oleh karena itu pemerintah daerah harus mendorong peningkatan aktivitas perekonomian.

  3.2.2. Kebijakan Umum Belanja Daerah

  Arah kebijakan pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:

  1. Efsiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.

  2. Prioritas Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan- kegiatan di bidang infrastruktur, daya beli, kesehatan dan pendidikan, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi Kota Tasikmalaya.

  3. Tolok Ukur dan Target Kinerja Belanja daerah pada setiap kegiatan harus disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

  4. Optimalisasi Belanja Langsung Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efsien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta bila memungkinkan.

  5. Transparan dan Akuntabel Setiap pengeluaran belanja, dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui publikasi masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya menyangkut aspek administrasi keuangan, tetapi juga proses, keluaran dan hasilnya.

  3.2.3. Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara pendapatan dan belanja, sehingga defsit anggaran diupayakan untuk diminimalkan. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defsit anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defsit anggaran dapat digali dari pinjaman daerah, tetapi jumlah defsit diupayakan tidak melampaui 4,5% dari pendapatan daerah. Selain itu, besaran pinjaman daerah tidak melebihi kemampuan daerah dalam mengembalikan pinjaman. Hal ini tercermin dari besaran rasio kemampuan membayar kembali pinjaman atau Debt Services Coverage Ratio (DSCR) minimal sebesar 2,5 coverage.

3.2.4. Proporsi Anggaran Pendapatan

  Sumber pendapatan daerah adalah pendapatan asli daerah; dana perimbangan; dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada tahun 2012- 2016 Pemerintah Kota Tasikmalaya berhasil meningkatkan sumber pendapatan daerah dalam rangka mewujudkan kemandirian daerah dan mendanai pembangunan di Kota Tasikmalaya.

  Ditinjau dari nilai atau besaran perolehannya masing-masing sumber pendapatan daerah mengalami peningkatan. Ditinjau dari proporsinya, pendapatan asli daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan walaupun tetap di bawah dana perimbangan. Proporsi perolehan pendapatan daerah Kota Tasikmalaya dari tahun 2013- 2017 dapat dilihat pada grafk 3.8.

  Grafk 3.8. Proporsi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013-2017

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  2017 2016 2015 2014 2013 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

  

Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan

Lain-lain pendapatan daerah yang sah

  Bila dihitung secara agregat selama 5 (lima) tahun terakhir, dari tahun 2013-2017, kontribusi keseluruhan pendapatan asli daerah sebesar 15,81%; dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 25,38%. Sementara itu dana perimbangan memberi kontribusi terbesar pada pendapatan daerah Kota Tasikmalaya yakni 58,81%. Hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi kepada dana-dana dari pusat dan provinsi. Secara skematik proporsi total dari ketiga sumber pendapatan tersebut dapat dilihat pada grafk 3.9.

  Grafk 3.9. Proporsi Agregat Realisasi Pendapatan Tahun 2013-2017

  Pendapatan Asli Daerah; 15.99% Lain-lain pendapatan daerah yang sah; 25.98% Dana Perimbangan; 58.03%

3.2.5. Proporsi Penggunaan Anggaran

  Realisasi belanja Pemerintah Kota Tasikmalaya dari tahun 2013- 2017 terus mengalami peningkatan, hal ini didukung oleh makin meningkatnya pendapatan daerah. Secara nilai, masing-masing komponen belanja yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung mengalami peningkatan. Walaupun proporsi belanja tidak langsung memiliki proporsi RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022 yang lebih besar dibanding belanja langsung, namun dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Selengkapnya dapat dilihat pada grafk 3.10.

  Grafk 3.10. Proporsi Realisasi Belanja Tahun 2013-2017

  2013 2014 2015 2016 2017

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 806,161,478,970 804,203,383,074 814,527,329,453

  892,394,935,423 822,143,355,030 548,474,609,207 651,872,948,914

  719,725,528,255 874,120,892,423 1,042,647,701,579

  

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

  Selanjutnya jika dilihat proporsi belanja aparatur/pegawai terhadap total belanja daerah dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut :

  Tahun Belanja Pegawai Total Belanja % 2012 679,021,490,483 1,035,028,120,491

  65.60 2013 762,556,032,126 1,311,030,641,333 58.16 2014 857,794,875,436 1,456,076,331,988 58.91 2015 892,536,317,605 1,534,252,857,708 58.17 2016 954,844,121,549 1,766,515,827,846 54.05 2017 835,302,464,726 1,777,140,998,720

  47.00 Secara agregat selama 5 (lima) tahun terakhir, dari tahun 2013-2017,

  proporsi belanja langsung hanya 48%. Sementara itu, proporsi realisasi belanja tidak langsung sebesar 52%, hal ini menunjukkan bahwa anggaran yang ada lebih banyak untuk belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yaitu belanja pegawai; bunga; subsidi; hibah; bantuan sosial; belanja bagi basil; bantuan keuangan; dan belanja tidak terduga. Secara skematik proporsi belanja dapat dilihat pada grafk 3.11.

  Grafk 3.11. Proporsi Agregat Realisasi Belanja Tahun 2013-2017

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Belanja Tidak Belanja Langsung; Langsung; 48.10% 51.90%

3.2.6. Analisa Pembiayaan Daerah

  Tabel 3.6 Surplus/Defsit dan Pembiayaan Daerah Tahun 2013-2017

  No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Surplus 54.562.851.341 139.567.694.656 70.397.010.517 (159.403.734.887) (41.234.116.764,60) (Defsit)

3. PEMBIAYAAN DAERAH

3.1 Penerimaan

  50.071.377.816 103.115.231.057 239.406.012.570 298.080.751.191 146.077.016.303 Pembiayaan

  3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran 49.031.377.816 103.115.231.057 239.406.012.570 279.206.702.191 136.077.016.303 tahun sebelumnya (SiLPA)

  3.1.2 Pencairan dana 16.874.049.000 - - - cadangan

  3.1.3 Hasil penjualan kekayaan -

  • - - - daerah yang dipisahkan

  3.1.4 Penerimaan

  • - - 1.000.000.000 2.000.000.000 10.000.000.000 pinjaman daerah

  3.1.5 Penerimaan kembali

  • - - 40.000.000 - pemberian pinjaman
  • - - - -

  3.1.6 Penerimaan piutang daerah 1.518.998.100 3.300.000.000 30.596.363.276 2.600.000.000 2.464.000.000

3.2 Pengeluaran Pembiayaan

  16.874.049.000

  3.2.1 Pembentukan dana cadangan 750.000.000 2.300.000.000 1.706.669.000 1.600.000.000 864.000.000

  3.2.2 Penyertaan modal (investasi) daerah 18.998.100 1.000.000.000 12.015.645.276 1.000.000.000 1.600.000.000

  3.2.3 Pembayaran pokok utang

  • - - - 750.000.000

  3.2.4 Pemberian pinjaman daerah - - - -

  3.2.5 Kegiatan lanjutan tahun lalu - - - -

  3.2.6 Pengembalian kelebihan penerimaan tahun lalu Pembiayaan 48.552.379.716 99.815.231.057 208.809.649.294 295.480.751.191 143.613.016.303,6 Neto

  Sisa Lebih 103.115.231.057 239.382.925.713 279.206.659.812 136.077.016.304 102.378.899.539,0

  RPJMD Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2022

  Pembiayaan Anggaran (SILPA) Ket : SiLPA adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan.

   SILPA adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Sebelumnya.

  Berdasarkan tabel 3.6 pada tahun 2013-2017, APBD Kota Tasikmalaya mengalami surplus artinya realisasi pendapatan daerah melebihi realisasi belanja daerah, masing-masing sebesar 54,562 milyar rupiah, 139,567 milyar rupiah dan 70,397 milyar rupiah. Namun pada tahun 2016 dan 2017 mengalami defsit artinya realisasi pendapatan daerah kurang dari realisasi belanja daerah yakni sebesar 159,403 milyar rupiah dan 4,.234 milyar rupiah.

  Untuk menyalurkan surplus dan menutup defsit, dalam penganggaran dikenal pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Untuk mendapatkan surplus atau defsit riil harus diperhitungkan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah berupa pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok hutang, pemberian pinjaman daerah, pembayaran kegiatan lanjutan tahun lalu, dan pengembalian kelebihan penerimaan tahun lalu.

  Dari tabel 3.4 terlihat bahwa pada tahun 2013-2017 Pemerintah Kota Tasikmalaya mempunyai surplus riil yang cukup besar sebagai akumulasi dari surplus ditambah penerimaan pembiayaan yang relatif besar sementara pengeluaran pembiayaan lebih kecil, sehingga pada tahun tersebut surplus riilnya mencapai 103,115 milyar rupiah; 239,382 milyar rupiah; 279,206 milyar rupiah; 136,077 milyar rupiah dan 102,378 milyar rupiah. Kondisi demikian menggambarkan kemampuan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya cukup kuat untuk membiayai belanja langsung dan belanja tidak langsungnya.