BUDIDAYA PURWOCENG (Pimpinelle alpine Molk) DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA

BUDIDAYA PURWOCENG (Pimpinelle alpine Molk ) DI PT.INDMIRA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh: ANITA CITRA PERDANA H3509002 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

commit to user

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak orang yang telah menyadari efek samping yang ditimbulkan obat-obat sintetik, terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga masyarakat kembali dengan menggunakan obat tradisional yangmerupakan warisan nenek moyang. Jika dilihat prospek ke depan saat ini membudidayakan tanaman obat hingga memproduksi berbagai olahan produk seperti jamu, bahan makanan hingga kosmetika tradisional sangat baik dan cukup menjanjikan.

Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia.Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untukobat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan jamumerupakan warisan turun temurun dan mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yangmerupakan bahan baku obat tradisonal tersebut tersebar hampir di seluruh wilayahIndonesia.

Purwoceng merupakantanaman asli Indonesia yang hidup secara endemik di daerah pegunungan seperti dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, Gunung Pangrango di Jawa Barat,dan area pegunungan di Jawa Timur. Dewasa inipopulasi purwoceng sudah langka karena mengalamierosi genetik secara besar-besaran, bahkanpopulasinya di Gunung Pangrango Jawa Barat danarea pegunungan di Jawa Timur dilaporkan sudahmusnah. Rahardjo (2003) dan Syahid et al. (2004) melaporkan bahwa saat ini tanaman tersebut hanyaterdapat di dataran tinggi Dieng, bukan di habitat aslinya melainkan di areal budidaya yang sangat sempit di Desa Sekunang.Berdasarkan status erosi genetiknya, tanaman purwoceng dapat dikelompokkan ke dalam kategori genting (endangered) atau hampir punah (Rivai etal. 1992).

Kegentingan tersebut terutama disebabkanoleh tindakan eksploitasi yang berlebihan tanpa diimbangi oleh upaya konservasi. Sebagian besarperusahaan obat tradisional (jamu) mengambil atau memanen bahan

commit to user

tanaman purwoceng secara langsungdari habitatnya tanpa usaha peremajaan.Mengingat bahan utama tanaman yang dipanen adalah akarnya, maka tindakan pemanenan secaraotomatis merusak tanaman secara keseluruhan.

Mengingat tingkat erosi genetik yang sangat besar maka upaya pembudidayaantanaman purwoceng mutlak diperlukan.Selain regulasi, upaya konservasi lain jugaperlu diterapkan. Upaya konservasi tersebut sebaiknya diiringi dengan berbagai upaya pemanfaatannyasecara optimal dan berkelanjutan karena prospek pengembangannya yang sangat cerah.

Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman, tepatnya jalan Kaliurang KM 16,3. dari tanggal 13 Februari sampai dengan

13 Maret 2012. Pengambilan lokasi praktek magang disesuaikan dengan kajian yakni Budidaya Purwoceng di PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman, tepatnya jalan Kaliurang KM 16,3 merupakan tempat Research and Development,yang memiliki tujuan Back to Nature Dilihat dari segi letak lokasi, kondisi tanah, dan peralatan yang dimiliki, PT. Indmira Citra Tani Nusantara secara umum sudah cukup baik untuk melakukan proses kegiatan budidaya Purwoceng.

B. Tujuan Magang

Tujuan umum kegiatan magang mahasiswa ini antara lain :

1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat setelah lulus.

2. Mahasiswa memperoleh pengalaman dan sikap yang berharga dengan mengenali kegiatan-kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang pertanian secara luas.

commit to user

3. Mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yaitu secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang pertanian.

Secara khusus, tujuan kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa antara teori dan aplikasi lapangan mengenai :

1. Mengetahui budidaya tanaman obat khususnya budidaya purwoceng.

2. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada pembudidayaan tanaman purwoceng yang dilakukan di PT. INDMIRA

3. Mengetahui analisis usaha tanidan pemasaran komoditas tanaman purwoceng di PT. INDMIRA

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Purwoceng

1. Klasifikasi Tanaman Berikut Klasifikasi dari tanaman purwoceng : Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Devisio

: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Devisio

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Classis

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Classis

: Pimpinella alpineMolk

Tanaman purwoceng akarnya merupakan akar tunggang yang membesar membentuk struktur seperti umbi pada tanaman ginseng dengan ukuran yang lebih kecil, berwarna putih kecoklatan (Lampiran 6) . Batangnya merupakan batang semu, berbentuk bulat, lunak, dan warnanya hijau pucat. Pangkal tangkai berwarna merah kecoklatan dan ada yang berwarna merah kehijauan. Daunnya merupakan daun majemuk berpasangan berhadapan, berbentuk jantung, dengan panjang ± 3 cm dan lebar 2,5 cm, bentuk anak daun membulat dengan tepi bergerigi, ujung daun tumpul, pangkal daun bertoreh, tangkai daun dengan panjang ± 5 cm berwarna coklat kehijauan, warna permukaan atas daun hijau, dan permukaan bawah hijau keputihan. Bunganya merupakan bunga majemuk berbentuk payung, tangkainya silindris, panjangnya ± 2 cm, kelopak bunga berbentuk tabung berwarna hijau. Tanaman menghasilkan biji sehingga perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji (Rahardjo, 2005).

commit to user

2. Syarat Tumbuh Tanaman purwoceng adalah sebagai berikut :

a. Suhu Tanaman purwoceng tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 1000-4000 meter dpl. Purwoceng dapat tumbuh baik didaerah subtropis dan dapat jugadi budidayakan di luar daerah sub tropis dengan suhu rata-rata 15-26°C dan kelembaban udara 60-70%. Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, purwoceng memerlukan waktu 6-9 bulan (Rahardjo, 2003).

b. Air Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan penyiraman yang baik dengan perlakuan pagi dan sore.Curah hujan yang baik untuk tanaman purwoceng berkisar diatas 4.000 mm/tahun. Apabila hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas daun dan dapat menurunkan produksi.

c. Cahaya, panjang hari dan waktu tanam Purwoceng merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembungaan memerlukan panjang hari waktu kurang dari 12 jam). Bila ditanam pada bulan-bulan foto periode pendek akan cepat berbunga dan pendek. Untuk keperluan diambil biji yang baik maka penyinaran yang sesuai sekitar 60 – 70 %.Purwoceng toleran terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi pertumbuhan terbaik ditunjukkan pada tanaman yang ditanam di lapangan pada kondisi yang tercukupi sesuai kebutuhan tanaman.

d. Tanah Tanaman purwoceng dapat diusahakan disegala macam tanah akan tetapi yang paling cocok pada tanah yang subur dan gembur maksudnya yang mempunyai struktur yang bisa memenuhi kebutuhan tanaman, bertekstur liat dan berdrainase baik. Kemasaman tanah (pH) optimum untuk purwoceng adalah 5,7-6,0 dan masih toleran juga pada pH 4,5-8,5. Selama pertumbuhan purwoceng tidak tahan terhadap

commit to user

genangan air.. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas ukurannya seperti pada polibag yang berukuran sedang (diamater 30 cm), pertumbuhan tanaman purwoceng bisa optimal apabila dengan perlakuan yang baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil (Yuhono, 2004).

B. Teknik Budidaya Tanaman Purwoceng

1. Persiapan lahan Persiapan lahan untuk menanam purwoceng sama seperti tanaman musiman lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus diolah terlebih dahulu. Jika bibit yang sudah disemaikan pada polibag akan dipindahkan langsung ke media bedengan. Tanah dicampur dengan pupuk dasar yang terdiri dari NPK, dolomit,dan SAN yang merupakan pupuk organik . Lahan di buat bedengan dengan panjang

5 m, lebar 1 m dan tinggi bedeng 0,5 m, jarak antar bedeng 30 -50 cm.

2. Pembibitan Purwoceng dapat dibiakkan dengan cara generatif (biji) atau cara vegetatif (setek batang). Namun perbanyakan tanaman purwoceng biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Perbanyakan generatif ini di lakukan dengan menyemaikan biji pada polibag dengan ukuran sedang yang masing-masing polibag di berikan 1-5 biji. Untuk mempercepat perkecambahan, dilakukan pemilihan biji yang tentunya memiliki daya kecambah yang baik, yang di dapat dengan melakukan perendaman biji. Tanaman purwoceng yang tumbuh di habitat yang baik maka akan tumbuh bunga dan menghasilkan biji. Bila tanaman purwoceng tumbuh tidak pada ketinggian yang di tentukan maka tidak akan tumbuh bunga dan menghasilkan biji.

Purwoceng dapat langsung ditanam di lapangan atau dipindah tanamkan pada bedengan. Pada sistem penanaman langsung, bibit ditanam satu semaian atau satu stek per lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berumur 2 MST bisa dilakukan perlakuan pemupukan untuk

commit to user

mendapatkan tanaman yang mampu tumbuh dan terhindar dari serangan hama dan penyakit, sehingga kandungan dan khasiat tidak hilang.

3. Penanaman di polibag Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil purwoceng dapat pula ditanam di polibag besar, sedang maupun kecil sesuai kebutuhan. Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk kompos di tambah pula sekam dengan perbandingan(2:1:1). Penanaman di polibag memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan.

4. Jarak tanam Tanaman purwoceng yang ditanam dengan jarak yang rapat menyebabkan terjadinya kompetisitanaman, sehingga produksi daun per tanaman menurun. Jarak tanam dilapangan berkisar antara 30 X 30 cm.Akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal, tingkat percabangan daun kurang, dan besarnya perakaran terganggu, sehingga akan mempengaruhi hasil dan kwalitas dari tanaman itu sendiri

5. Pemupukan Pupuk yang digunakan untuk purwoceng bervariasi antara daerah. Tanaman purwoceng sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N memberikan pengaruh pada fase awal pertumbuhan purwoceng karena Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan vegetatif, yang berkolerasi dengan produksi bunga yang menghasilkan biji. Namun, pemberian pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif menjadi pesat, tetapi produksi hasil menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium mempengaruhi kandungan antosianin dan vitamin C. Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar atau rimpang juga mendorong pembentukan bunga.

6. Pengendalian hama dan penyakit. Gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur empat minggu setelah tanam. Pada fase awal penanaman,purwoceng tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 2

commit to user

bulan, pertumbuhan purwoceng akan mengalami kelambatan dan mulai memproduksi daun serta bunga yang akan menghasilkan bakal biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Hama tanaman utama yang menyerang purwoceng adalah Glomus sp yang menyerang akar, sementara hama lainnya adalah belalang yang biasa menyerang daun purwoceng (Setiadi,2001).

C. Panen dan Pasca Panen

1. Panen Daun purwoceng dapat dipanen saat tanaman telah siap atau pada fase vegetatif ke generatif (umur 6 bulan) yang ditandai dengan muncul bunga dan jumlah daun yang lebat. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena daun sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 2-4 kali (selang 1 minggu) melihat jumlah percabangan batang yang berpengaruh terhadap banyak daun. Pada perlakuan pemetikan, tidak semua daun di petik, hanya daun yang muda dan tetap terdapat sisa pada tangkai untuk munculnya daun yang bertujuan untuk pemanenan berikutnya. Daun yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur (konvensional) pada pukul 9.00-11.00 atau 14.00-16.00 selama 3-4 hari.Saat telah kering daun yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas dan rasa asamnya cepat larut. Setiap tanaman dapat menghasilkan daun 15-16 helai (Sapotra, N dan Yuhono,1999).

2. Pasca Panen Pengolahan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh masyarakat umum, industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Pengolahan pasca panen tersebut meliputi:

1. Pengumpulan bahan baku

2. Sortasi basah

3. Pencucian

commit to user

4. Penirisan

5. Pengubahan bentuk

6. Pengeringan

7. Sortasi kering

8. Pengepakan dan penyimpanan (Katno, 2004). Adapun standar kualitas tanaman purwoceng yang baik adalah sebagai berikut :

1. Warna : daun hijau segar dan tangkai ungu.

: hambar daun

4. Kadar air

: max 10-12%

7. Kadar air ekstrak : minimum 30 % ( Anonim, 2004).

D. Khasiat Tanaman Purwoceng

Manfaat yang dihasilkan tanaman purwaceng diantaranya :

1. Khasiat purwaceng yang paling populer adalah untuk membangkitkan dan menjaga potensi vitalitas pria. Sebuah penelitian menunjukkan, purwaceng dapat meningkatkan libido, meningkatkan hormon testosteron, dan meningkatkan jumlah spermatozoid.

2. Menghangatkan tubuh, saraf dan otot

3. Menambah stamina tubuh

4. Melancarkan buang air kecil.

5. Berkhasiat sebagai obat analgetika (menghilangkan rasa sakit)

6. Menurunkan panas

7. Obat cacing

8. Antibakteri dan Antikanker.

9. Mengatasi disfungsi ereksi., impotensi, dan kanker prostat.

10. Menghilangkan masuk angin dan pegal linu

commit to user

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam purwoceng diantaranya alkaloid, flavonoid dan polifenol yang terdiri dari limonea, anisketone, asam kafeat danstigmasterol. Efek farmakologis purwoceng diantaranya sebagai diuretic dan obat lemah syahwat. Adapun pembuatan ramuannya yaitu dengan mencuci bersih 5 g daun purwoceng, keringkan lalu tumbuk sampai halus. Seduh serbuk purowoceng dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, saring air seduhannya lalu minum tiga kali sehari.

E. Analisis Usaha Tani

Dalam agribisnis usaha tani diperlukan berbagai analisis, menurut Supriono (2009), analisa usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah :

a. Biaya Tetap Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Biaya yang jumlah totalnya tetap kostan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkat tertentu.

2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) Akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

b. Biaya Variabel Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

berubah secara sebanding(proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan.

commit to user

c. Net Profit (NP) Net Profit (NP) merupakan keuntungan atau lebih dikenal dengan laba bersih.Pengertian atau Definisi Laba Bersih yaitu Commite On Terminology (Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.Menurut FASB (Financial Accounting Standars Board) statement (Aliyal Azmi, 2007:12) mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit) penghasilan atas biaya selama satu periode akuntansi.Menurut Stice, Stice, Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang atau jasa).

Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss). Sedangkan menurut Smith Skousen (1989:119)Laba Bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usahan selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapat. Analisis keuntungan bersih usaha tani ( NP atau Net Profit ) yaitu :

NP

= Total Penerimaan ( TR ) – Total Biaya ( TC ) = ( Q . Pq ) – ( TFC + TVC )

Dimana : Q = Total produksi Pq = Harga per satuan produk

TFC = Total biaya tetap TVC = Total biaya variabel

commit to user

d. R/C Ratio(Revenue Cost Ratio) Menurut Rahardi dan Hartono (2003), keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha akan dikurangi dengan harga pokok, biaya pemasaran dan biaya umum, (Revenue Cost Ratio) R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi apabila nilai R/C>1. R/C untuk menunnsi usaha tanijukan efisieSemakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Rumusnya yaitu :

R/C Ratio =

ఈŖȖyϜ 뷘 o eRayyo ఈŖȖyϜ Ry y뷘eŖ k nR

e. B/C Ratio B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total biaya. Rumus B/C Ratio adalah : B/C Ratio �

koȖko yo ఈŖȖyϜ Ry y

f. Titik Impas Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh

keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)

commit to user

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan

volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Nilai titik impas dihitung dengan rumus dibawah ini : BEP Produksi

= Total Biaya Produksi : Harga Satuan produk BEP Harga

= Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi

g. Nilai efisiensi penggunaan modal ( ROI atau Return On Investment ) Return on Investment atau Rasio pengembalian atas investasi

merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:60). Munawir (2004:89) Return on Investment atau Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Analisa Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Investment (ROI) ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi

commit to user

perusahaan. Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau profitabilitas (Munawir, 1995:89) . ROI dihitung untuk mengetahui keuntungan modal yang telah digunakan yaitu :

ROI =

( ) Modal TC

Keuntungan MP

100 x 100

commit to user

15

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan

1. Waktu Pelaksanaan : Tanggal 13Februari – 13Maret 2012

2. Tempat Pelaksanaan : PT. Indmira Jl.Kaliurang Km, 16,3 Sleman Yogyakarta 555582

B. Tata Cara Pengumpulan Data

1. Observasi Pengumpulan data baik data primer maupun sekunder di tempat kegiatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi data yang sudah diperoleh untuk digunakan sebagai pelengkap atau lampiran dalam penyusunan laporan.

2. Wawancara Melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung yang berhubungan dengan kegiatan yang dipelajari kepada pembimbing lapangan atau pihak yang terkait.

3. Pelaksnaan Kegiatan Langsung Melakukan praktek secara langsung di lapangan mengenai pembudidayaan tanaman purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, pemanenan dan pemasaran. Selain itu juga mengikuti kegiatan yang dilakukan di PT. Indmira sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam perusahaan.

4. Studi Pustaka Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah mengenai budidaya dan pemanfaatan senyawa metabolis sekunder pada tanaman purwoceng (Pimpinella alpina Molk). Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.

commit to user

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh ada 2 yaitu sebagai berikut :

1. Sumber Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara atau inteview dengan pemilik atau karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut dan melakukan observasi lapangan.

2. Sumber Data Sekunder Data yang diperoleh dengan mencari referensi di luar data primer seperti buku literatur, internet, brosur dan lainnya guna melengkapi atau membandingkan dengan data primer.

commit to user

17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Perusahaan

1. Sejarah PT. Indmira Indmira Citra Tani Nusantara merupakan perusahaan swasta yang bergerak sejak tahun 1985 didirikan oleh Ir Sumarno. Sebelumnya beliau telah bekerja dibidang kontraktor, karena beliau merupakan lulusan Teknik Sipil. Keprihatinan Ir Sumarno terhadap dunia pertanian diwujudkan di Perusahaan ini. Penyebab keprihatinan ini yaitu petani menanam berbagai macam tanaman dengan pola tanam yang tidak sesuai, misalnya dosis pupuk yang terlalu tinggi atau tidak seimbang menyebabkan ekosistem menjadi rusak.

Awal berdirinya perusahaan ini Ir Sumarno mencoba menanam tanaman buah- buahan yaitu jambu bangkok dan jeruk. Pada tahun 1987, beliau sudah mampu merambah ketanaman sayuran, dimana dengan menggunakan teknologi budidaya yang benar (bentuk vertikultur) sampai kearah penjualannya. Serta mengarahpada penelitian pupuk organik yang mampu menghasilkan pupuk mikro cair dan mikro organik. Namun semua usaha Ir Sumarno belum juga mendapatkan hasil, karena belum juga mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1990- an sudah mampu diterima oleh masyarakat dengan adanya penawaran pupuk.

Pada tanggal 30 Oktober 1996 resmi berdiri dalam bentuk CV. Indmira Citra Usaha Tani Nusantara. Awal berdirinya perusahaan ini telah bergelut dibidang Research and Development, sektor Perbaikan Ekosistem, sub sektor dunia pertanian sesuai dengan asas Back to Nature. Research and Development sektor perbaikan ekosistem meliputi, perbaikan wadah (media tanam, tambak, dan air) serta perbaikan isi (tanaman, hewan, dan manusia).

commit to user

2. PT Indmira memiliki visi dan misi, yaitu :

a. Visi Akibat pengembangan dan rekayasa kimia dasar dengan dosis yang berlebihan selama 2 abad terakhir dimuka bumi, ekosistem menjadi rusak. Kerusakan ekosistem juga melanda lahan pertanian, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas produk- produk pertanian.

Sadar akan hal tersebut maka 179 Negara dibawah Panji PBB melakukan pertemuan di Rio de Janario tahun 1992. Produk dari pertemuan tersebut adalah Agenda 21 dan salah satu klausulnya adalah Kembali ke Alam (Back to Nature).

Dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi, PT Indmira ikut berpartisipasi mengatasi kerusakan ekosistem dengan produk dan teknologi yang dihasilkan untuk dipersembahkan kepada nusa bangsa.

b. Misi Realitas negara Indonesia adalah negara berbasis pertanian (agraris). Akibat kerusakan lingkungan (ekosistem) dan IPTEK rendah, Indonesia sebagai negara berkembang (dalam menangani dunia pertanian) semakin terpuruk kebelakang diantara negara- negara lain.

Sebagai langkah nyata PT. Indmira sejak tahun 1985 melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) dibidang pertanian sesuai dengan asas Back to Nature.Langkah ini diperuntukkan bagi nusa dan bangsa.

3. Struktur Organisasi Dalam menjalankan usaha, PT. Indmira dibantu oleh beberapa tenaga kerja, dengan struktur organisasi sebagai berikut :

commit to user

Gambar : 4.1 Struktur Organisasi

Sampai saat ini, PT. Indmira telah berhasil memproduksi pupuk organik untuk beberapa jenis tanaman (hortikultura dan tahunan) dan makanan tambahan (food suplement) baik untuk unggas maupun ternak dengan jumlah yang tidak terbatas.

4. Lokasi Perusahaan Lokasi kantor pusat PT. Indmira Citra Tani Nusantara berada didaerah Kledokan Umbulmartani, Ngemplak Sleman. Kantor pusat ini tempatnya juga sangat serategis yaitu bereda ditepi jalan raya, tepatnya jalan Kaliurang KM 16,3.Luas lahan PT.Indmira yang digunakan sebagai penelitian dan pengembangan tanaman obat (herbal) seluas : 4ha dengan jenis tanah regosol yang terbentuk dari bahan induk abu dan pasir vulkanik

Direktur utama

Wakil direktur utama

Auditor internal

Wakil manajemen

Direktur produksi & komersial

Direktur riset

Riset bahan perbaikan

ekositem

Riset pertanian

dan pangan

Manager keuangan

Support system

Manajer

HRD

dan umum

Produksi bahan perbaikan ekosistem

Produksi pangan

Manajemen

commit to user

intermediet. Bentuk wilayah berombak sampai bergunung dengan keasaman tanah 6-7. Tekstur tanah kasar tanpa ada struktur tanah gembur.

Kondisi lingkungan PT. Indmira adalah sebagai berikut : Tinggi tempat

: 600 m dpl

Kecepatan Angin

: 1,3- 5,92 knots

Kelembaban Nisbi

: 49,2%- 95,1%

Temperatur Udara

: 21,50C-33,80C

5. Sarana dan Fasilitas Sarana yang dimiliki PT.Indmira antara lain berupa bangunan yang terdiri atas:

a. Kantor, sebagai ruang administrasi

b. Gudang, sebagai tempat sarana produksi seperti cangkul, traktor, gembor, ember, sabit, timbangan, pupuk, mulsa,dll.

c. Green house, sebagai tempat budidaya tanaman obat dan bibit tanaman hias dari berbagai jenis. Green house ini beratapkan nauangan dari paranet agar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.

d. Halaman tempat berkumpul apabila acarau study bana out bond atau study banding.

e. Basecamb, sebagai tempat berkumpulnya para pekerja yang beristirahat.

f. Mushola

g. Resto, sebagai tempat makan untuk para pengunjung dan tamu. Resto ini diberi nama Amboja Resto.

h. Villa, sebagai tempat menginap para tamu.

i. Tempat Parkir j. Alat transportasi : 1). Mobil taft

: digunakan untuk transportasi pengiriman tanaman dan sarana untuk membeli bibit dan bahan lainnya dari luar kota.

commit to user

2). Motor : digunakan sebagai alat transportasi pengiriman jarak dekat, misalnya membawa hasil panen dari lahan ke basecamb.

6. Tenaga Kerja Tenaga kerja di PT.Indmira berjumlah 130 orang mereka bekerja sesuai dengan tugas masing-masing,sebagian dibagian kantor dan sebagian bekerja dilahan. Untuk penarikan tenaga kerja lahan tidak harus lulus SMA karena tugasnya hanya mengelola lahan dan bagian produksi, sedangkan penarikan tenaga kerja kantor lebih dipentingkan lulusan Sarjan dan SMK Pertanian yang direkrut dari PT.Indmira melalui seleksi dan treaning selama 3 bulan.

7. Kegiatan PT. Indmira telah melakukan 7 macam penelitian dan pengembangan, yaitu sebagai berikut :

1. Perbaikan ekosistem dilahan tambak : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di Pekalongan Pantai Utara Pulau Jawa. Hasil yang dicapai PT. Indmira adalah sebagai berikut :

a. Mampu memperbaiki kerusakan ekosistem lahan tambak sesuai dengan asas Back to Nature.

b. Mampu melakukan budidaya sesuai aturan standar budidaya, yaitu udang (panen usia 4 bulan, size 30 – 40 ekor/kg) serta Bandeng (panen usia 5 bulan, size 5-10 ekor/kg)

2. Perbaikan ekosistem dilahan pasir (solusi pemberdayaan lahan pasir pantai) : penelitian dilakukan sejak tahun 1999 berlokasi di lahan pasir pantai Pandansimo, Pantai Selatan Pulau Jawa.

Hasil yang telah dicapai, yaitu :

a. Hortikultura : Padi Rojolele (panen 6-8 ton/ ha), kacang tanah (panen 4-5 ton/ha), bawang merah (panen 10-15 ton/ha).

b. Buah Tahunan : Kelengkeng, Sawo, Jeruk Lemon, Jeruk Sunkist bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah.

commit to user

c. Perkebunan : Jati, Kelapa Sawit, Kurma

d. Wind Barrier : Cemara Laut dan Akar Wangi

3. Penelitian peningkatan rendemen dan tonase tanaman tebu milik PG. Soedhono di bawah PTPN XI : penelitian dilakukan tahun 2003 berlokasi di PG. Soedhono Ngawi Jawa Timur. Hasil yang telah dicapai yaitu tingkat rendemen sebesar 9 % dan tonase sebesar140 ton/ha.

4. Peningkatan produksi tanaman padi dari 6,2 ton/ha menjadi 7,5 ton/ha. Kerjasama dengan Dinas Pertanian Bantul tahun 2003 untuk meningkatkan pendapatan asli daerah senilai 39 milyar rupiah.

5. Penelitian dan pengembangan lahan daratan dalam Program ASRI BUMI NUSANTARA. Hasil yang dicapai yaitu kedelai (3-5 ton/ha), Padi Rojolele (7-10 ton/GKP/ha), dan Jagung (panen 8-12 ton tongkol/ha).

6. Penelitian dan pengembangan tanaman obat Kembali ke Alam Herbal Organik.

7. Paket Teknologi dan Manajemen Hamemayu Hayuning Bawono : diberikan kepada kelompok tani yang mempunyai visi dan misi mengembangkan dunia pertanian di Indonesia pada umumnya dan memperbaiki taraf hidup masyarakat petani Indonesia pada khususnya.

8. Kegiatan Diluar Tugas dan Fungsi Selain kegiatan di dalam perusahaan PT.Indmira mempunyai beberapa kegiatan diluar perusahaan, misalnya menjadi konsultan pupuk dan cara budidaya tanaman obat dan hias melalui pameran, kegiatan koperasi dengan tujuan menyejahterakan para anggotanya, bakti sosial diadakan setiap setaun sekali, mengadakan penghijauan Lereng gunung merapi, dan kegiatan out bond untuk anak- anak playgroup , TK, SD, dan SMP

commit to user

B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan

Purwoceng adalah tanaman semak kecil merambat di atas permukaan tanah seperti tumbuhan pegagan dan semanggi gunung. Daunnya kecil-kecil berwarna hijau kemerahan dengan diameter 1-3 cm. Dari berbagai penelitian yang dilakukan di dalam negeri dapat disimpulkan bahwa ada efek nyata dari tanaman purwoceng terhadap peningkatan kemampuan seksual.

PT. Indmira mempunyai ketinggian tempat ±600 m (dpl) diatas permukaan laut yang beriklim tropik dengan curah hujan rendah merupakan tempat yang baik untuk membudidayakan tanaman purwoceng (Pimpinella alpine Molk.) karena jenis tanaman ini tidak terlalu banyak memerlukan air untuk tumbuh dan kandungan senyawa metabolis sekundernya dapat diproduksi secara maksimal. Selain itu produksi purwoceng juga dipengaruhi oleh teknik budidaya hingga kegiatan pasca panennya. Adapun tahapan budidaya hingga pasca panen purwoceng antara lain :

1. Pembibitan Media tanah yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam polibag, media tersebut berisi beberapa bahan antara lain campuran tanah, kompos, sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 . Kemudian pupuk makro NPK phonska, dolomit 3 : 1. Pembenah tanah ½ gelas per 20 cm tinggi media. Asbun (mikro) 1sdm untuk 20cm tinggi media. Cara pembuatan media :

a. Membuat lubang dengan ukuran lebar, panjang dan dalam 2x5x1m

b. Semua tanah media diayak dengan ukuran ayakan 1cm

c. Semua jenis media dicampur (tanah, kompos, sekam 2:1:1 )

d. Campuran media tersebut diberi pupuk makro 1sdm / 1 ember campuran media / 10liter campuran media)

e. Menempatkan pada lubang yang telah dibuat.

f. Setiap ketebalan 20 cm ditabur dengan pembenah tanah sebanyak ½ gelas kemudian sisiram dengan ASBUN 1sdm/10 liter.

g. Semua urutan teknis pembuatan diulangi sampai lubang penuh dengan media.

commit to user

h. Di diamkan selama 1 bulan, media siap digunakan

Purwoceng dapat dibiakkan dengan cara generatif (biji) atau cara vegetatif (setek batang), (Lampiran 5). Namun perbanyakan tanaman purwoceng biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Perbanyakan ini di lakukan dengan menyemaikan biji pada polibag dengan ukuran sedang yang masing-masing polibag di berikan 1-5 biji. Memcampurkan media tanam kedalam polibag yang berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. Setelah medianya siap, tanam stek di media tanam. Polibag diletakkan pada tempat teduh yang terkena sinar matahari sekitar 60%. Dapat pula di letakkan diluar namun harus diberi paranet dan dapat menerima sinar matahari tidak langsung sebanyak 60-70%. Untuk mempercepat perkecambahan, dilakukan pemilihan biji yang tentunya memiliki daya kecambah yang baik, di dapat dengan melakukan perendaman dari biji yang di hasikan dari tanaman yang tumbuh dengan sempurna.

Dapat pula dengan perbanyakan vegetatif, yaituMedia tanam untuk stek berupa tanah, limbah SNN dan sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Sebelum ditanam dipolibag, stek dari pohon induknya direndam terlebih dahulu menggunakan ZPT selama 15 menit. Hal tersebut dilakukan agar cepat merangsang pertumbuhan akar. Setelah direndam diangin-anginkan sebentar hingga mengering kemudian ditanam dipolibag. Tanaman purwoceng yang tumbuh di habitat yang baik maka akan tumbuh bunga dan menghasilkan biji. Hal ini tergantung tingkat tinggi rendah keadaan tempat.

2. Persiapan Lahan Media bedengan yang akan ditanami, (Lampiran 2), dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan tanah dan juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari. Lahan yang

commit to user

akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan-bedengan dengan lebar 110 cm dan ketinggian 25 - 45 cm dan panjangnya disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 30 -50 cm. Jarak tanam dilapangan berkisar antara 30 X 30 cm. Satu lubang tanam dapat ditanami 1 stek.

3. Penanaman Memilih bibit yang memiliki pertumbuhan baik dari tempat persemaian, yaitu setelah berumur sekitar satu bulan. Bibit-bibit tersebut ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Bibit ditanam secara tegak sedalam 5 cm. Setelah penanaman, tanah disiram hingga cukup basah agar tanaman cepat tumbuh.

Setelah tanaman cukup tinggi, selanjutnya dilakukan pemangkasan pada daun, pemangkasan berfungsi mengurangi penguapan serta menghilangkan dominansi apikal (pengaruh penghambatan ujung pucuk terhadap pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping. Pemangkasan ini rutin dilakukan 2 bulan setelah tanam.

4. Perawatan

a. Penyiraman Purwoceng tidak membutuhkan penyiraman yang berlebihan. Di PT.Indmira penyiraman cukup dilakukan tiga kali dalam seminggu.Jangan melakukan penyiraman pada waktu siang hari karena dapat mengganggu proses fotosintesis pada tanaman. Kekurangan air kadang dapat mengakibatkan tanaman mati. Namun apabila media tanam terlalu basah dan bahkan terdapat genangan air juga tidak baik bagi tanaman karena akan memicu perkembangan jamur dan mikroorganisme lain dan juga dapat mengakibatkan pembusukkan pada umbi tanaman. Sistem penyiraman di PT. Indmira selain mengandalkan dari air hujan juga menggunakan air sumur yang dialirkan melalui selang-selang air yang disemprotkan secara teratur. Frekuensi penyiraman tanaman juga disesuaikan dengan cuaca dan

commit to user

kelembaban tanah. Pada dasarnya tanaman purwoceng ataupun jenis tanaman obat lainnya tidak terlalu banyak membutuhkan air.

b. Penyiangan Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma). Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan .Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang tumbuh liar dan menimbulkan gangguan terhadap tanaman utama. Beberapa jenis gulma dapat mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan, pertumbuhan dan pembuahan jenis tumbuhan yang lain. Senyawa alelopati berpengaruh terhadap penyerapan hara, penghambatan pembelahan sel, penghambatan pertumbuhan, penghambatan proses fotosintesis serta penghambatan aktivitas enzim.

c. Pemupukan. Cara pemupukan tanaman purwaceng dengan teknik penyemprotan

bibit pemupukan denganmenyemprotkan SNN 2 cc/lt dengan interval 1 minggu sekali, sedangkan untuk dewasa pemupukan dengan menyemprotkan SNN 2cc/lt ditambah dengan mengocorkan SAN tanaman 2 gr/10 lt air dengan interval 2 minggu skali.

Pemberian pupuk kandang atau pupuk organik pada awal penanaman sangat diperlukan khususnya pada jenis tanaman obat karena akan membantu memperbaiki tekstur tanah dan menyediakan unsur hara terutama unsur Nitrogen, Phosfor dan Kalium serta berbagai jenis mineral lainnya yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian pupuk dilakukan dalam dua tahap yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman berumur satu bulan (Gunawan, 2009).

Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman diberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu POC (Pupuk Organik Cair). POC selain mengandung unsur hara makro dan mikro juga mengandung ZPT

commit to user

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. POC yang digunakan adalah SNN (Super Natural Nutrition). SNN merupakan pupuk organik cair hasil ekstraksi bahan organik yang berasal dari limbah alam, limbah tanaman, dan limbah ternak. SNN dapat digunakan pada tanaman semusim, tahunan, perkebunan, tanaman hias, tambak, dan kolam ikan. SNN mengandung unsur hara makro dan mikro, zat pengatur tumbuh, dan asam-asam organik. SNN berbentuk cairan berwarna cokelat muda. SNN mampu memperbaiki kesuburan tanah sehingga pemupukan menjadi lebih efektif dan lebih ekonomis, serta aman bagi lingkungan. SNN 1 liter memiliki fungsi yang setara dengan

1 ton pupuk kandang. SNN mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) indol acetic acid (IAA) yang dapat memacu tanaman tumbuh lebih baik dan berkualitas sehingga meningkatkan hasil. SNN bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Dengan aroma yang khas, SNN mampu mengurangi serangan hama.

Selain itu didalam pupuk SNN terdapat senyawa enzim dan hormon yang berguna untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan tanaman. Secara rinci kandungan atau komposisi pupuk SNN terdiri dari N (total) sekitar 20%, P (total) sekitar 15%, K (total) sekitar 20% , organik padat sekitar 25%, organik cair 6% dan air(total) 12%. (Pinus Marsono, 1999)

SAN (Sari Alam Nusantara) merupakan pupuk alami yang dibuat dengan tujuan perbaikan ekosistem pertanian, sekaligus memperbaiki produktivitas tanaman. Daya guna yaitu untuk memenuhi kebutuhan unsur tanaman, dapat meningkatkam kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Memperbaiki dan menjaga kelestarian lingkungan hidup lahan pertanian, memperbaiki fungsi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi dengan pemberian secara teratur.

Pelaksanaan pengaplikasian pupuk sudah cukup tepat. Pada saat pengaplikasian pupuk, pekerja menggunakan sarung tangan sehingga

commit to user

lebih aman bagi kesehatan pekerja. Akan tetapi, pupuk yang akan digunakan dicampur terlebih dahulu. Kekurangan pupuk yang dicampur adalah apabila pencampuran tidak merata maka tanaman tidak mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun cara ini lebih mudah dan cepat untuk diaplikasikan di lapangan.

d. Pengendalian hama dan penyakit. Belalang merupakan hama yang umum menyerang tanaman purwoceng di Indonesia. Belalang memakan daun yang menyebabkan pertumbuhan vegetatif terganggu sehingga hanya sedikit menghasilkan bunga. Sedangkan penyakit yang menyerang purwoceng adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Glomus sp (Lampiran 7). Penyakit ini biasa terjadi karena adanya genangan air pada umbi dan desakan antar umbi. Untuk penanganan hama dan penyakit pada tanaman purwoceng dapat menggunakan pestisida organik, selain itu juga bisa dengan mulsa dengan daun orok-orok (bila dibudidayakan di bedengan). Pengendalian hama dengan pestisida dari bahan kimia tidak dianjurkan karena purwoceng termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh bahan kimia karena dapat mempengaruhi kandungan senyawa metabolis sekundernya(Setiadi, 2001).

5. Panen Pemanenan yang terbaik dilakukan apabila tanaman telah berumur

6 bulan. Cara memetik daunnya dengan 4 – 6 helai daun paling ujung beserta batangnya dipetik, daun dibawahnya tidak dipetik karena masuk daun tua dan menghasilkan produk yangtidak sesuai standarisasi simplisia, kemudian diletakkan ditempat yang terpisah untuk menghindari pencampuran produk yang berkualitas baik dan yang berkualitas rendah.

Pemetikan purwoceng lebih mudah dilakukan pada pagi hari daripada sore hari. Hal ini disebabkan karena kadar air tanaman masih tinggi sehingga tangkai dan daun masih segar. Pemanenan purwoceng dilakukan dengan menggunakan alat karena tangkai daun sulit dipotong dan untuk menghindari kerusakan. Setelah dipanen, daun akan dikeringkan

commit to user

untuk dijadikan simplisia dan juga dapat pula dijadikan sebagai produk minuman. Sedangkan umbi dapat diolah menjadi berbagai macam produk obat dan minuman yang menyehatkan.

6. Analisis Usaha Tani Analisis usaha dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu usaha dilakukan. Budidaya purwoceng ini dilakukan selama 6 bulan dengan luas tanah 1000 m 2 di daerah Kaliurang Yogyakarta, Adapun analisis budidaya tanaman purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) di PT. Indmira adalah :

Tabel 1. Biaya Tetap Budidaya Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) selama 6 bulan

No Keterangan Kebutuhan

Umur Ekonomis

Total Kebutuhan (Rp)

Total Biaya (Rp)

1 Sewa lahan 750.000,00 750.000,00

Cangkul 4 60 70.000,00 280.000,00 28.000,00 Gembor 3 24 30.000,00 90.000,00 22.500,00

Ember 3 24 15.000,00 45.000,00 11.250,00

Tangki Sprayer

Pemisah Bibit

4 24 8.000,00 24.000,00 6000,00

Jumlah Biaya Tetap 826.000,00 Sumber : Data Primer

commit to user

Tabel 2. Biaya Variabel Budidaya Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.) N

Keterangan Kebutuhan Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1 Benih purwoceng 2 Bungkus 10

3 Polibag 10 Kg 17.500,00 17.500,00

Tenaga kerja Pembibitan 1 HOK 30.000,00 30.000,00

Penyiapan Lahan

3 HOK 30.000,00 90.000,00 Penanaman 2 HOK 30.000,00 60.000,00

Pemeliharaan 1 HOK 30.000,00 30.000,00

Panen dan Pasca Panen

2 HOK 30.000,00 60.000,00 Jumlah Biaya Variabel 420.000,00

Sumber : Data Primer Untuk analisis usaha satu periode penanaman sekitar6 bulan, dari luas lahan 1000 m 2 yang digunakan, , diasumsikan mortalitas 10% karena terserang hama dan penyakit, tanaman mati dan tidak berdaun. Tanaman purwoceng yang dibudidayakan akan menghasilkan 2 jenis produk yang akan dijual yaitu produk tanaman dalam polibag kecil,dan sedang. Tabel 3. Total Penerimaan Purwoceng (Pimpinella alpineMolk.)selama 6

bulan No

Produk

Harga/ unit

Banyak

Total Penerimaan (TR)

1 Polibag kecil

Rp 10.000,00

30 Rp 300.000,00

2 Polibag sedang

Rp .6.300.000,00 Sumber : Data Primer

1. Biaya Total (selama 6 bulan) Biaya Total

= Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp. 826.000+ Rp. 420.000 = Rp. 1.246.000,00/ MT

commit to user

Biaya Lain-lain (selama 6 bulan) Biaya Lain-lain = Biaya Total x 10 %

= Rp.1.246.000,00 x 10 % = Rp 124.600,00/MT

Biaya lain-lain merupakan biaya cadangan apabila ada kebutuhan yang tidak terduga diluar dari anggaran biaya. Misalnya cangkul rusak dan perlu membeli yang baru, sehingga dapat mengambil biaya lain-lain untuk membeli keperluan tersebut.

2. Total biaya keseluruhan = Biaya total + biaya lain-lain 10%

= Rp. 1.246.000,00 + Rp 124.600,00 = Rp. 1.370.600,00/MT

3. Penerimaan (selama 6 bulan) Penerimaan

= (Harga Polibag kecil x Jumlah Produksi)+ (Harga Polibag sedang x Jumlah Produksi) = (Rp. 10.000 x 30) + (Rp. 15.000,00 x 400) = Rp. 6.300.000,00/MT

4. Keuntungan (selama 6 bulan) Keuntungan

= Penerimaan – Biaya Total keseluruhan = Rp.6.300.000 ,00 - Rp1.370.600,00 = Rp. 4.929.400,00/MT

5. ROI (Return On Investment) atau Nilai efisiensi penggunaan modal ROI = (Keuntungan : Total Biaya Produksi) x 100% = (Rp. 4.929.400 : Rp. 1.370.600,00) x 100 % = 3,59 x 100% = 359

Artinya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100,00 akan dihasilkan keuntungan sebesar Rp. 359,00 ,menunjukkan kemampuan modal untuk menghasilkan keuntungan.

6. BEP(Break Event Point) atau Titik Impas Pulang Modal

BEP Produksi = Total Biaya Produksi : Harga Satuan

commit to user

= (Rp. 1.370.600,00 : Rp 10.000,00/polibag)+ (Rp. 1.370.600,00: Rp. 15.000,00/polibag)

= 137,06 + 91,37 = 228,43/polibag

Berdasarkan perhitungan tersebut,jika jumlah hasil produksi sebesar 228,43/polibag usah produksi ini tidak untung dan tidak mengalami kerugian. Realisasinya produksi sebesar 430polibag jadi PT.Indmira mengalami keuntungan. BEP Harga

= Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi = (Rp. 1.370.600,00: 430/polibag)

= Rp. 3187,44