Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2014 / 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 1). Suasana pembelajaran yang menuntut siswa aktif, dapat diwujudkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik. Guru berperan penting sebagai pembuat desain pembelajaran yang mengatur jalanya aktivitas dalam suatu pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang menarik akan menciptakan suasana atau lingkungan kelas menjadi menyenangkan. Lingkungan kelas merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru, karena dengan pengkondisian kelas yang kondusif maka akan tercipta semangat belajar siswa yang tinggi sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.

  Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pada Sekolah Dasar untuk melatih kemampuan berpikir yang logis, analitis, kritis dan kreatif. Ilmu matematika banyak di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran matematika harus bermakna bagi siswa dan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Silberman 2004 (Kartika 2014: 2) mengungkapkan bahwa penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran partisipasi aktif siswa memegang peranan penting dengan tujuan konsep dan makna dalam matematika dapat langgeng dalam ingatan siswa. Menurut Silberman 2004 (Kartika 2014: 2) kenyataannya guru cenderung mengajarkan sesuatu sebagaimana sesuatu itu dulunya diajarkan kepadanya, dan model pengajaran ceramah dan menulis merupakan model yang umum. Hal inilah yang diduga menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru membuat siswa cenderung bosan dan bahkan mengantuk saat mengikuti proses pembelajaran. Siswa hanya sebagai penerima informasi saja, dan memperoleh pengetahuan hanya dari satu sumber yaitu guru. Pembelajaran yang demikian kurang bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal.

  Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala Sekolah serta Wali kelas V di SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo, bahwa hasil belajar matematika pada semester 1 siswa kelas V di SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo masih rendah. Kelas V dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 9 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki, siswa yang mencapai nilai KKM ( hanya 6

  ≥ 70) siswa atau hanya 37,5 %, sedangkan 10 siswa (62,5%) belum mencapai KKM. Faktor yang menyebabkan siswa tidak tuntas dalam belajar, yaitu evaluasi yang dilakukan guru hanya pada tes formatif saja (aspek kognitif), sedangkan aspek afektif dan psikomotorik tidak dipertimbangkan oleh guru. Kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran di SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo khususnya pada pembelajaran matematika belum mengoptimalkan kemampuan siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal. Pelaksanaan pembelajaran kurang menarik yaitu dengan metode ceramah yang masih bersifat satu arah, dimana guru hanya mentransfer pengetahuan yang di milikinya dan siswa hanya sebagai penerima informasi. Metode pembelajaran semacam ini tidak melibatkan pengalaman siswa secara langsung, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa dan materi pembelajaran yang di peroleh hanya dalam ingatan pendek siswa. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang menarik serta menuntut partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat meningkatakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang meliputi penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan , pertandingan atau lomba, penghargaan kelompok (Slavin, 2010). Menurut Trianto (2011:83), menjelaskan bahwa TGT paling cocok digunakan untuk mengajar pembelajaran yang dirumuskan tajam dengan satu jawaban benar. Pernyataan tersebut mempertegas bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT cocok diterapkan pada mata pelajaran yang memiliki satu jawaban benar, seperti perhitungan pada mata pelajaran matematika. Pelaksanaan pembelajaran matematika sebaiknya tidak hanya berpedoman pada siswa yang pintar saja, tetapi memberikan kesempatan yang sama pada masing-masing siswa untuk dapat menguasai materi yang dipelajari. Penguasaan materi pada setiap siswa dapat diupayakan dengan belajar dalam kelompok (pembelajaran kooperatif). Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama yang lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa yang pintar dapat berbagi pengalaman dengan siswa yang kurang pintar sehingga setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menguasai materi yang di ajarkan. P roses pembelajarannya juga melibatakan peran siswa sebagai “tutor sebaya” yang dapat memudahkan siswa dalam pemahaman materi. Selanjutnya, Slavin menyebutkan bahwa penghargaan terhadap kemajuan tim memberikan dampak poitif yaitu siswa lebih semangat untuk berusaha dalam belajar sehingga hasil belajar dapat tercapai secara maksimal, yaitu dengan model kooperatif tipe TGT. Menurut Slavin (2010:163-164), TGT merupakan model pembelajaran dengan menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Siswa dalam kelompok yang

mendapatkan skor dengan menjawab kuis bersama lawan yang seimbang. Perlombaan yang demikian, diharapkan menjadi semangat baru bagi siswa untuk memperoleh nilai yang terbaik. Pemberian penghargaan di akhir pembelajaran kepada tim terbaik merupakan salah satu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, sehingga dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Penelitian yang akan dilakukan, sebaiknya memperhatikan hasil penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut:

  1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Ika Windarti tahun 2013 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament

  (TGT) Berbantuan Pohon Pintar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Gerlang Kabupaten Batang Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 . Hasil belajar siswa setelah

  pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa setelah pembelajaran tanpa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini berdasarkan ketuntasan dan rata-rata hasil belajar siswa dengan KKM 60 pada materi FPB dan KPK meningkat dari kondisi prasiklus hingga siklus II. Kondisi pra siklus siswa yang tuntas 60% dengan rata-rata 59,5, pada kondisi Siklus I menjadi 70 %dengan rata-rata 65,25 dan pada akhir siklus II menjadi 85% dengan rata- rata 76,5. Saran bagi guru hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran,menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa terutama TGT, karena dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan serta melakukan tindak lanjut terhadap siswa yang tidak tuntas KKM. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih untuk bekerjasama dan mengutarakan pendapat dalam pembelajaran. Saran bagi kepala sekolah hendaknya memberikan saran kepada guru lain untuk menerapkan model kooperatif TGT pada pelajaran yang relevan dan menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran.

  2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Mei Utami yang berjudul “Penggunaan

  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika untuk Siswa Kelas 4 SDN Weton Kulon Semester 2 Tahun

Pelajaran 2012/2013

  ” menyebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat dari setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah model TGT. Ketuntasan nilai siswa lebih dari 80% setelah diadakan tindakan selama siklus II. Nilai rerata pre test sebesar 50,7, siklus I meningkat menjadi 77,1, dan siklus II meningkat menjadi 85. Hasil analisis komparatif ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Weton Kulon dari pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan model TGT dapat meningkatkan hasil belajar, (2) Langkah-langkah model pembelajaran TGT meliputi presentasi kelas, tim kelompok, game, turnamen, dan rekognisi tim.

  3. Hasil penelitian oleh Endang Sri Indriyati dengan judul “Upaya Meningkatkan

  Hasil Belajar Siswa Melalui Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Gumawang 0I Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester II Tahun 2011 / 2012

  ” yang menyebutkan bahwa penggunaan model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Gumawang 01 Tahun 2011 / 2012. Indikator keberhasilan dinyatakan sedikitnya 90% dari jumlah siswa mencapai KKM 60. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan pada akhir siklus II telah dicapai perkembangan hasil belajar yaitu nilai ulangan harian siswa rata

  • – rata
memperkuat bahwa dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK), berdasarkan latar belakang diatas, yaitu dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar

  Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siswa Kelas V SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2014/ 2015 ”.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Peneliti menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran dari latar belakang diatas, yaitu : a.

  Pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered) b. Kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran c. Siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran d. Hasil belajar matematika siswa rendah KKM ≥ 70

  1.3 Rumusan Masalah

  Peneliti merumuskan masalah dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoroto

  Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2014 /2015? “

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang akan di capai melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa kelas V SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2014 /2015

1.6 Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian adalah untuk memperluas kajian pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Siswa 1.

  Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika

  2. Rangsangan bagi siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran b.

  Bagi Guru 1. Salah satu alternative model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa

  2. Masukan bagi guru dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran supaya pembelajaran yang di laksanakan lebih bervariasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

  c.

  Bagi Sekolah 1.

  Memperbaiki pengelolaan program pembelajaran oleh guru supaya dapat mengembangkan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  2. Masukan dalam peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/201

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajar

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupat

0 0 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V SDN NGAJARAN 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/201

0 0 65

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Ta

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan Tuntan

0 0 26

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 3 SDN KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 20142015

0 0 16