BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pelatihan untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Mengembangkan Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Critical Events Model
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Jenis penelitian ini digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu:
a) studi pendahuluan,
b) desain dan pengembangan produk, c) pengujian produk (Sukmadinata, 2011: 190).
Produk yang dikembangkan adalah desain pelatihan menggunakan CEM yang dilengkapi dengan silabus pelatihan, RPP pelatihan, panduan pelatihan, dan materi pelatihan.
3.2 Subjek & Wilayah
Subjek penelitian ini adalah Kepala dan Kasubag TU UPT Dikdas LS dan Guru-guru SD se-Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Wilayah yang digunakan untuk penelitian ini adalah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, dengan melibatkan 10 SD yaitu SDN Temon, SDN 1 Tempuran, SDN Wates, SDN 1 Talakbroto, SDN Pentur, SDN Jaten, SDN
Blagung, SDN 1 Simo, SDN Putri, dan SDN Ngrandu.
3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
3.3.1 Model R&D menurut Sukmadinata
Sukmadinata (2011: 190) mengelompokkan prosedur R&D menjadi tiga langkah yaitu tahap studi pendahuluan, tahap desain dan pengembangan produk, serta pengujian produk. Skema prosedur R&D ini dapat dilihat pada bagan 3.1 berikut.
Rincian tahapan penelitian beserta tujuan, instrumen, sumber data dan pengolahan data pengembangan desain pelatihan pembelajaran tematik integratif SD sebagai berikut.
a. Studi Pendahuluan
1) Studi Pustaka, Studi lapangan dan Analisis
Kebutuhan Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji literatur mengenai model-model pelatihan, desain pelatihan dan hakikat pembelajaran tematik integratif. Selanjutnya dilakukan studi lapangan untuk melihat bagaimana desain pelatihan yang selama ini digunakan di SD Kecamatan Simo.
Langkah selanjutnya merumuskan kebutuhan pelatihan guru SD di Kecamatan Simo berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 yang sekaligus menjadi kebutuhan sekolah sebgai institusi.
Prosedur R&D Desain Pelatihan CEM untuk meningkatkan Kompetensi Guru dalam mengembangkan Pembelajaran Tematik
Penyusunan Draf Produk: Desain Pelatihan CEM (Silabus, RPP, materi, Studi Pustaka panduan, perangkat evaluasi 1. R&D pelatihan)
2. Hakikat Pembelajaran tematik integratif
Produk Hipotetik 3. Kompetensi pedagogik guru Validasi produk:
4. Pelatihan 1.
Dua orang ahli desain menggunakan pelatihan
CEM Studi Desain dan 2.
Dua orang ahli materi Pengemba- Pendahu- pelatihan luan ngan Produk
Revisi Studi Lapangan
1. Desain pelatihan Uji Coba Terbatas aktual melibatkan 10 guru SD di 2. Kompetensi Kec. Simo pedagogik guru
Revisi Analisis Kebutuhan Produk Operasional
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan, diadaptasi dan dimodifikasi dari Sukmadinata (2016: 189)2) Data dan Sumber data
Data yang dikumpulkan pada tahap studi pendahuluan ini berupa data primer dan informasi literatur. Data primer berupa data hasil wawancara kepada kepala UPT Dikdas LS dan hasil angket kepada 20 guru kelas 4 SD Kecamatan Simo dan informasi literatur berupa deskripsi tentang model pelatihan yang digunakan selama ini. 3)
Teknik dan Instrumen Pengumpulan data Pada tahapan studi pendahuluan teknik pengambilan data menggunakan teknik non tes. Instrumen yang digunakan dalam tahap ini berupa pedoman wawancara untuk mengetahui kebutuhan sekolah dalam hal kompetensi guru menerapkan pembelajaran tematik dan angket untuk mengetahui kebutuhan guru SD dalam hal pembelajaran tematik integratif. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara dan angket yang digunakan adalah seperti tertera pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman WawancaraPelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif Butir Pertanyaan No.
Item 1.
1 Apakah SD-SD di Kec. Simo sudah banyak yang menerapkan Kurikulum 2013? Berapa jumlah SD yang sudah menerapkan Kurikulum 2013? 2. kompetensi guru dalam
2 Bagaimana mengembangkan pembelajaran tematik?
3.
3 Upaya apa yang telah dilakukan UPT Dikdas LS Kec. Simo untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik?
4.
4 Apakah pernah dilakukan pelatihan? Seberapa sering pelatihan itu dilakukan?
5.
5 Pelatihan yang dilakukan bersifat top down atau bottom up?
6.
6 Apakah didasari oleh kebutuhan guru? 7.
7 Apa kelemahan pelatihan yang dilaksanakan selama ini?
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Studi KebutuhanPemahaman terhadap model- model desain pembelajaran tematik b.
Keterampilan dalam
mentabulasi SKL, KI, KD dan14 15-
13
11 12-
10
Keterampilan menyusun instrumen penilaian 7-9
Keterampilan merancang skenario pembelajaran f.
Keterampilan dalam memilih model-model pembelajaran e.
Silabus c. Keterampilan dalam menyusun jaring tema d.
2. Penguasaan kompetensi pedagogik a.
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif
3 4-6
2
1
Kebutuhan akan pelatihan
Pemahaman terhadap
Kurikulum 2013
d.Penilaian terhadap pelatihan selama ini c.
Keikutsertaan dalam pelatihan
Kurikulum 2013
b.Item 1. Kebutuhan akan pelatihan a.
Aspek Indikator No.
16 Jumlah
16
4) Analisis data
Analisis data dalam studi pendahuluan dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif persentase. Hasil dari analisis data pada tahapan ini adalah inventarisasi permasalahan guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif SD. Berdasarkan analisis data tersebut nampak adanya kebutuhan akan pelatihan yang efektif meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik intergratif SD. Hasil analisis data ini akan menjadi masukan pada tahapan selajutnya yaitu mengembangkan desain pelatihan.
b. Desain dan Pengembangan Produk Desain Pelatihan 1) Model Desain Pengembangan
Model pelatihan sekaligus menjadi model pengembangan desain pelatihan adalah
CEM yang dicetuskan oleh Nadler (1988).
Pendekatan CEM ini terdiri atas delapan tahap, yaitu (1) mengidentifikasi kebutuhan lembaga, (2) spesifikasi pelaksanaan pekerjaan, (3) mengidentifikasi kebutuhan peserta, (4) menentukan tujuan, (5) memilih kurikulum, (6) menentukan strategi pembelajaran, (7) menentukan sumber-sumber pembelajaran, dan (8) melakukan pelatihan.
2) Penyusunan Draft Awal Desain Pelatihan Pembelajaran Tematik Integratif
Rancangan penelitian dan pengembangan desain pelatihan pembelajaran tematik integratif kurikulum 2013 Kelas
4 SD dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD Kecamatan Simo, agar mutu pembelajaran dalam menerapkan Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan.
2. Menspesifikasikan kinerja guru, dalam hal ini adalah merumuskan tugas guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif yang memudahkan siswa belajar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan guru tentang pemahaman dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif.
4. Menentukan tujuan pelatihan; Diawali dengan merumuskan indikator pelatihan kemudian diturunkan menjadi tujuan pelatihan. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD Kecamatan Simo.
5. Memilih kurikulum, dalam langkah ini adalah dilakukan pemilihan materi pelatihan yang berkaitan langsung dengan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif. Materi pelatihan yang digunakan adalah materi yang dikembangkan oleh Kemendikbud dengan materi pokok berupa: a) Model- model desain pembelajaran tematik integratif; b) analisis SKL, KI-KD, dan silabus pembelajaran tematik integratif; c) analisis model-model pembelajaran tematik integratif; d) Mengembangkan penilaian hasil belajar; e) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
6. Memilih strategi pembelajaran, dalam hal ini adalah memilih strategi pelatihan, berupa aktivitas instruktur dan peserta pelatihan dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif.
7. Menentukan sumber-sumber pembelajaran, yaitu menentukan sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan finansial. Sumber daya manusia meliputi instruktur yaitu pelatih pengembangan pembelajaran tematik integratif kurikulum 2013 di SD dan peserta yaitu guru-guru SD yang sudah maupun akan menerapkan kurikulum 2013; sumber daya fisik berupa sarana dan peralatan pelatihan; dan finansial untuk opersional pelaksanaan program pelatihan.
8. Melakukan pelatihan. Kegiatan melakukan pelatihan merupakan langkah menguji- cobakan desain pelatihan yang telah dikembangkan.
Pada pada setiap langkah selalu diakhiri dengan evaluasi dan umpan balik. Hal ini bertujuan untuk menghindari pemborosan waktu dan usaha, serta berkontribusi pada rancangan program pelatihan yang lebih baik.
3) Validasi Desain Pelatihan Pembelajaran Tematik Integratif SD
Setelah draft awal desain pelatihan pembelajaran tematik integratif telah lengkap, selanjutnya dilakukan uji validasi desain pelatihan kepada para ahli. Uji validasi berkaitan dengan tujuan validasi dan aspek validasi ahli.
a) Tujuan Validasi
Tujuan uji validasi desain pelatihan adalah untuk memperoleh penilaian dan masukan dari ahli. Hasil penilaian akan digunakan sebagai dasar apakah draft produk layak untuk diuji-cobakan dan masukan akan digunakan untuk perbaikan draft produk.
b) Aspek validasi
Aspek validasi mencakup desain pelatihan yang dituangkan dalam silabus dan RPP. Adapun komponen uji validasi desain pelatihan menggunakan CEM meliputi: 1) Kesesuaian teori dan tujuan desain pelatihan menggunakan CEM; 2) Prosedur pelaksanaan desain pelatihan menggunakan CEM; 3) Kelengkapan silabus pelatihan; 4) Kesesuaian indikator pelatihan dengan kompetensi peserta pelatihan; 5) Kesesuaian kegiatan pelatihan dengan indikator pencapaian kompetensi; 6) Kesesuaian instrument penilaian dengan indikator pencapaian kompetensi; 7) Kelengkapan Rencana Pelaksanaan Pelatihan (RPP); 8) Kekonsistenan Rencana Pelaksanaan Pelatihan (RPP) dengan silabus; dan 9) Sistematika skenario pelatihan.
Aspek lain yang divalidasi adalah materi pelatihan tentang pembelajaran tematik integratif SD. Adapun komponen uji validasi materi pelatihan mencakup: 1) Kesesuaian materi pelatihan dengan indikator pencapaian kompetensi; 2) Kekayaan pengalaman belajar yang ditawarkan; 3) Keakuratan materi pelatihan; 4) Kemutakhiran materi pelatihan; 5) Kelayakan penyajian materi pelatihan; dan 6) Kualitas kebahasaan materi pelatihan.
c) Sumber Data
Sumber data uji validasi desain pelatihan menggunakan CEM berasal dari 4 orang ahli, terdiri dari 2 orang ahli dibidang desain pelatihan yaitu Prof. Dr. Slameto, M.Pd dan Endang Purwaningsih, M.Pd serta 2 orang ahli dibidang materi pembelajaran tematik integratif yaitu Dr. Mawardi, M.Pd dan Drs. Abdul Basith, M.Pd.I
d) Instrumen Uji Validasi
Instrumen uji validasi ahli terhadap kualitas desain pelatihan menggunakan rubrik penilaian yang terdiri dari 8 item untuk menilai Silabus dan 10 item untuk menilai RPP Pelatihan. Sedangkan instrumen validasi ahli materi pembelajaran tematik integratif menggunakan rubrik penilaian yang terdiri dari 25 item yang mencakup 6 aspek. Kisi-kisi instrumen uji validasi desain pelatihan dan materi pelatihan dipaparkan berturut-turut pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Uji Validasi Ahli DesainPelatihan Menggunakan CEM
No Desain Aspek Item Silabus
1.
1 Kelengkapan identitas silabus Pelatihan
2. Kualitas perumusan Kompetensi Dasar 2 3.
3 Kualitas perumusan indikator
4. Relevansi antara KD, indikator,
materi dan evaluasi
4 5. Kualitas pengembangan materi pelatihan5 6.
6 Kejelasan kegiatan pelatihan 7. Kesesuaian jenis dan deskripsi
bahan dengan materi
7 8. Ketepatan penentuan alokasi waktu
8 RPP 1.
1 Kelengkapan RPP pelatihan Pelatihan
2. Kesesuaian rumusan tujuan dengan indikator 2 3. Ketepatan perumusan tujuan dalam mencapai kompetensi
3 4.
4 Cakupan materi 5.
5 Kejelasan skenario pelatihan 6. Urutan langkah-langkah pembelajaran
6 7.
7 Ketepatan metode pembelajaran 8. Kesesuaian pemilihan alat dan bahan dengan metode pelatihan
8 9. Ketepatan penentuan alokasi
waktu dengan materi
9 10. Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator
10 Jumlah Item (17 + 9)
26
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli MateriPembelajaran Tematik Integratif
Aspek No Item 1.
Kesesuaian materi dengan indikator 2. Kekayaan materi yang ditawarkan 3. Keakuratan materi pelatihan 4. Kemutakhiran materi pelatihan 5. Kelayakan penyajian materi pelatihan 6. Kualitas kebahasaan materi pelatihan 1-3
4-5 6-11 12-15 16-18
19-5 Jumlah Item
25
e) Analisis data
Analisis data hasil uji validasi menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategoris untuk menentukan kelayakan desain pelatihan menggunakan CEM. Skor hasil penilaian dari Ahli dijumlahkan, kemudian skor tersebut dipersentase dengan menggunakan rumus:
Keterangan: Skor Aktual SP = --------------- X 100% Skor Ideal
Skor persentase tersebut selanjutnya dikelompokan menjadi lima kategori berikut ini:
SP : Skor Persentase Skor Aktual : Skor yang diberikan oleh validator ahli Skor Ideal : Skor maksimal hasil kali antara jumlah item dengan skor maksimal masing- masing item
Interval Kategori
81
- – 100% Sangat tinggi
61
- – 80% Tinggi
41
- – 60% Cukup
21
- – 40% Rendah
1
- – 20% Sangat rendah
Berdasarkan kategori di ata s, maka hasil uji validasi desain pelatihan pengembangan pembelajaran tematik integratif SD dapat dikatakan layak untuk diujicobakan apabila persentase minimal mencapai kategori tinggi (≥ 61%).
4) Revisi Desain Pelatihan berdasarkan masukan dari Ahli
Setelah dilakukan validasi desain pelatihan dan materi oleh Ahli maka tahap selanjutnya penulis melakukan revisi sesuai saran dan rekomendasi Ahli dan teman sejawat dengan mempertimbangkan kecocokan antara saran dan rekomendasi ahli tersebut dengan skor yang diberikan.
5) Uji Coba Terbatas
a) Jenis dan Desain Penelitian pada Uji Coba
Terbatas Pada uji coba terbatas ini jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental
designs (Gay, 1987: 285). Desain penelitian ini menggunakan teknik pretest - postest only.
b) Subjek Uji Coba
Subjek yang ikut berpartisipasi dalam uji coba terbatas yaitu 10 guru kelas 4 SD di Kec. Simo (peserta pelatihan), 1 pengawas sekolah dasar (instruktur pelatihan), 1 Kepala UPT Dikdas LS Kec. Simo (supervisor pelatihan), dan 7 orang Staff UPT Dikdas LS Kec. Simo (pengelola pelaksanaan pelatihan).
Terdapat beberapa karakteristik guru kelas 4 SD sebagai subyek penelitian, yaitu: a) guru-guru sama-sama memiliki kebutuhan dalam hal mengmbangkan pembelajaran tematik integratif, b) guru-guru berasal dari daerah-daerah kecamatan yang memiliki pengetahuan yang relatif sama, c) para guru belum pernah mendapatkan pelatihan yang berdasarkan kebutuhan guru. Berdasarkan pertimbangan persamaan karakteristik tersebut, peneliti memandang bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi kepada seluruh guru di sekolah masing-masing.
Arikunto (2002: 119) menyatakan bahwa teknik sampling dengan cara memilih subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi tertentu, tanpa menghiraukan darimana asal subjek dalam populasi itu disebut quota
sampling. Maka dalam penelian ini
menggunakan teknik quota sampling, dengan pertimbangan: a) Pelatihan yang dilakukan adalah tentang Kurikulum 2013, sehingga dipilih guru-guru SD yang sudah menerapkan Kurikulum 2013; b) Teknik random akan memberikan peluang kepada guru-guru yang belum menerapkan Kurikulum 2013 sebagai subjek penelitian, hal ini akan menyulitkan peneliti untuk menentukan job performance subjek; c) Dipilih guru kelas 4 SD, karena di Kecamatan Simo implementasi kurikulum 2013 telah banyak diterapkan pada kelas 4.
Langkah penentuan sampel, pada awalnya ditentukan sampel sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Di Kecamatan Simo terdapat 6 Gugus dimana setiap Gugus terdapat 5 SD. Dari 5 SD tersebut terdapat
2 SD yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Maka dipilihlah guru kelas 4 karena Kurikulum 2013 telah diterapkan pada kelas 4.
c) Waktu dan Tempat Uji Coba
Uji coba terbatas pada penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan hasil penilaian dari ahli tentang desain dan materi pelatihan. Uji coba terbatas dilakukan di SDN Tempuran Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
d) Variabel dan Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan menggunakan desain CEM. Definisi operasional variabel ini adalah pelatihan yang bersifat terbuka dan setiap tahapannya selalu diikuti dengan evaluasi dan follow up sebagai input pada tahapan berikutnya. Desain pelatihan
CEM dalam penelitian ini merupakan
pengembangan secara sistematis komponen- komponen pelatihan yang khusus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD. Definisi operasional variabel ini adalah hasil pelatihan menggunakan desain
CEM berupa meningkatnya kompetensi yang
dimiliki guru dalam mengembangkan pembelajaran tematik integratif di SD.
e) Jenis Data
Jenis data penelitian pengembangan pada tahap uji coba terbatas ini adalah data kualitatif dan kuantitatif berupa informasi empirik proses pelatihan dan kompetensi hasil belajar peserta pelatihan. f) Teknik dan Instrumen pengumpulan data
Dalam uji coba lapangan terbatas yaitu teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur kompetensi hasil pelatihan. Teknik non tes untuk mengukur tingkat kualitas proses pelatihan. Instrumen untuk mengukur kompetensi hasil pelatihan pada penelitian ini menggunakan pretest dan posttest serta analisis soal menggunakan anates. Sedangkan instrumen untuk mengukur tingkat kualitas proses pelatihan menggunakan angket tanggapan peserta dan instruktur.
Tes kompetensi hasil pelatihan dalam penelitian ini dirancang dalam rangka mengetahui pencapaian kompetensi guru. Kompetensi yang dimaksud meliputi: menguasai secara luas dan mendalam hakikat pembelajaran tematik integratif yang mendukung pembelajaran tematik integratif di SD dan mampu mengembangkan pembelajaran tematik integratif sesuai lingkungan sekolah. Sebelum menyusun instrument soal tes, peneliti menyusun kisi-kisi soal tes yang mencakup lima materi pelatihan. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Uji CobaPelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif Ting. No.
Materi Indikator Ranah Item Unit 1:
1. Menentukan karakteristik C1 1-3,
Merancang model-model desain 5-7,
Jaring Tema pembelajaran tematik9 integratif.
2. C4 4, 8 Menentukan kelebihan dan
kelemahan model-model
desain pembelajaran
tematik integratif di SD.
3. C4
10 Memilih model desain
pembelajaran tematik
integratif yang cocok
diterapkan di SDUnit 2:
1. C1 11-14
Menyebutkan butir-butir
Analisis SKL, KI- SKL, KI, KD, dan Silabus. KD, dan Silabus2. Memerinci butir-butir SKL, C4 15-16 KI, KD, dan Silabus. 3. 17-20
Mentabulasikan SKL, Ki,
KD, dan Silabus Unit 3:
1. C1 21, 30
Menjelaskan pengertian
Analisis Model- pembelajaran dengan Model pendekatan Saintifik, PBL, Pembelajaran PjBL, dan DiscoveryTematik Learning. C2 22-26
Integratif
2. Membedakan karakteristik
pembelajaran dengan
pendekatan Saintifik, PBL, PjBL, dan Discovery C4 27-29 Learning..3. Memilih model
pembelajaran tematik
sesuai dengan materi
pembelajaran. Unit 4:1. Menjelaskan teknik C1 31-34 Mengembangkan penilaian sikap, Instrumen pengetahuan, dan
Penilaian keterampilan. C2 35-38
2. Menentukan teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Unit 5:
1. Menelaah prinsip C4 41, 47
Merancang penyusunan RPP. 43-45
Rencana2. C5 42,46,
Menyusun RPP kelas 4 SD
Pelaksanaan untuk 1 (satu) kali 48-50
Pembelajaran pembelajaran dilengkapi (RPP) dengan materi pembelajaran.Jumlah Item
50 Hasil pengujian
50 item soal tes ditemukan bahwa nilai reliabilitas sebesar 0,87. Menurut Azwar (2011: 98) sebuah instrumen tes yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,6 dinyatakan kurang baik; 0,7 dapat diterima; dan lebih dari 0,8 dinyatakan reliabel. Berdasar pada aturan yang dinyatakan Azwar tersebut, maka instrumen tes yang akan digunakan dalam Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif ini dinyatakan reliabel, karena nilai reliabilitas 0,87>0,600. Artinya instrumen tes yang disusun peneliti akan memberikan hasil yang relatif sama apabila digunakan berulang- ulang. Oleh karena itu soal tes ini dapat digunakan untuk penelitian.
Berkaitan dengan uji validitas, sebuah instrumen tes dinyatakan valid apabila nilai korelasi skor butir dengan skor total lebih besar daripada nilai koefisien korelasi product
moment minimal sebesar 0,300 pada taraf
signifikansi 5% (Azwar, 2011: 158).Berdasar pada kriteria tersebut, 30 item dinyatakan valid karena nilai korelasi skor butir dengan skor total untuk semua item tes >0,300. Nomor item tes yang valid adalah 1, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 43, 44, 46, 48, dan 50. Item-item inilah yang akan digunakan untuk penelitian. Sedangkan 20 item, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 12, 13, 15, 25, 26,
28, 30, 31, 32, 33, 35, 40, 41, 45, 47, dan 49 tidak valid karena nilai korelasi skor butir dengan skor total kurang dari 0,300. Oleh karena setiap indikator telah terwakili oleh item soal yang valid, maka soal yang tidak valid tersebut di drop. Secara lengkap, output Anates hasil uji reliabilitas dan validitas pretes dan postes dilampirkan dalam lampiran tersendiri.
Instrumen untuk mengukur tingkat kualitas proses pelatihan menggunakan angket tanggapan peserta dan supervisor. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket peserta dan instruktur disajikan berturut-turut pada tabel 3.6 dan tabel 3.7.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Peserta Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif
No Komponen No
Indikator Item1 Materi 1.
1 Kesesuaian bahan ajar Pelatihan dengan tujuan pelatihan 2-5
2. Kejelasan materi
pelatihan
2 Instruktur 1.
6 Kehadiran instruktur 2. 7-11 Penjelasan instruktur 3. 10, Perlakuan instruktur kepada peserta 12-17
3 Panitia 1.
Informasi dari panitia 2. Layanan panitia
18 19-21
4 Sarana dan Prasarana
1. Kondisi ruang pelatihan 2.
2.
5
Perlengkapan pelatihan 22-24 25-27 Jumlah
Teknik analisis data berupa deskriptif kategoris dan uji Wilcoxon untuk melihat signifikansi pelatihan dalam meningkatkan kompetensi guru sebagai peserta pelatihan.
g) Teknik Analisis data
18
Jumlah
7 8-11, 14-15 12-13 16-18
6
4
3.
3
27 Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Tanggapan Supevisor
Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif
No Indikator No Item 1.8.
7.
6.
5.
4.
9. Penjelasan pra Pelatihan Pemahaman terhadap tujuan pelatihan Pemahaman terhadap Silabus Pemahaman terhadap RPP Penguasaan materi pelatihan Penyajian materi pelatihan Perlakuan instruktur terhadap peserta Pengelolaan kelas Evaluasi terhadap kompetensi peserta 1-2
Teknik deskriptif kategoris dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat kompetensi pedagogik guru setelah melakukan pelatihan berdasarkan kategori tertentu. Kategori tersebut adalah:
Interval Kategori
Skor Kompetensi guru81 Sangat tinggi
- – 100
61 Tinggi
- – 80
41 Cukup
- – 60
21 Rendah
- – 40
1 Sangat rendah
- – 20
Teknik uji Wilcoxon (Wilcoxon Signed
Rank Test atau Wilcoxon Match Pair Test)
merupakan uji statistik nonparametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua kelompok berhubungan yang jumlah sampelnya sedikit (Singgih Santoso, 2004: 387 dan 407; Sutriyono, Kriswandani, Inawati dan Helty, 2011: 191). Dalam penelitian ini data yang diuji adalah data pretes dan postes guru SD sebagai peserta pelatihan. Prosedur uji Wilcoxon menggunakan bantuan program SPSS for Windows.
Langkah-langkah uji Wilcoxon menggunakan program SPSS: 1) pada menu utama SPSS buka file pilih New, kemudian klik Data dan pilih Variable View; 2) pada menu
Variable View baris pertama ditulis variabel
“sebelumpelatihan” dengan lebar kolom 8 dan desimal 0, pada baris kedua ditulis “sesudahpelatihan” dengan lebar kolom 8 dan desimal 0; 3) pengisian data: pilih Data View kemudian isikan data skor pretes untuk variabel “sebelumpelatihan” dan postes untuk variabel “sesudahpelatihan”; 4) pengolahan data: a) pada menu utama SPSS pilih Analyze, kemudian pilih submenu Nonparametric Test dan klik 2 Related Samples, b) pada kolom Test
Variable List
isikan variabel “sebelumpelatihan” dan “sesudahpelatihan dengan cara klik tombol panah, selanjutnya tekan OK untuk mendapatkan output olahan SPSS.
Selanjutnya, teknik analisis data evaluasi keterlaksanaan dan keterterimaan pelatihan menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategoris untuk menentukan kualitas keterlaksanaan dan keterterimaan pelatihan pengembangan pembelajaran menggunakan
CEM. Skor hasil penilaian dijumlahkan,
kemudian skor tersebut dipersentase dengan menggunakan rumus: Keterangan:
SP : Skor Persentase Skor Aktual
: Skor yang diberikan oleh Supervisor
Skor Ideal
: Skor maksimal hasil kali antara jumlah item dengan skor maksimal masing- masing item
Skor persentase tersebut selanjutnya dikelompokan menjadi lima kategori berikut ini:
Interval Kategori 81 – 100% Sangat
tinggi
61
– 80% Tinggi
- – 60% Cukup
- – 40% Rendah
- – 20% Sangat rendah
41
21
1
Pengelompokan kategori di atas, digunakan untuk menentukan tingkat kualitas katerlaksanaan dan keterterimaan pelatihan
Skor Aktual SP = --------------- X 100% Skor Ideal
Secara lebih jelas, tahapan penelitian disajikan dalam tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Pemetaan Tahapan PenelitianTeknik Pengum Tahapan Jenis Teknik Analisis pulan Tujuan Sumber Data Instrumen Penelitian
Data Data Data T NT 1.
Studi Pendahuluan: a. Untuk mengetahui Ka. UPT Dikdas Wawancara Kl dan Deskriptif Studi
√ pustaka desain pelatihan aktual; LS, Ka. SD, Angket Kn Presentase
b. kebutuhan institusi dan guru-guru kelas 4 Studi Lapangan guru SD Kec. Simo 2. dan
Desain Pengembanga n Desain:
a. Untuk mengembangkan Draft awal produk awal desain pelatihan; b. Mendapatkan validasi Ahli Desain dan Rubrik Kn dan Deskriptif Validasi
√ ahli ahli dan Ahli Materi Penilaian Kl Presentase menyempurnakan Pelatihan c. desain; Ka. UPT Dikdas Soal Pilihan Kn Deskriptif Uji coba
√ terbatas Untuk melihat efektifitas LS, Pengawas SD, Ganda; Presentase desain dan mendapatkan Guru-guru kelas 4 Angket menggunakan Uji balikan untuk perbaikan SD Kec. Simo
Wilcoxon
Ket: T: Tes NT: Non Tes Kn: Kuantitatif Kl: Kualitatif
95
96