5 Kebijakan dan Manajemen Korban Masssal
KEBIJAKAN &
MANAJEMEN
KORBAN MASAL
INDRAVERI.M.KES
DINKES PROVINSI
PENDAHULUAN
BENCANA
:
peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg disebabkan baik
oleh alam dan/atau non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
(UU.
NO 24 – 2007)
TWMS2010
3
Pengertian Korban Massal
(Kepmenkes No.145/Menkes/SK/I/2007)
Korban
akibat kejadian dengan jumlah
relatif banyak oleh karena sebab yang
sama dan perlu mendapatkan pertolongan
kesehatan segera dengan menggunakan
sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih
dari yang tersedia hari-hari.
KORBAN MASAL
Korban dalam jumlah banyak dengan masalah
kesehatan dan tidak dapat ditangani secara adekuat.
Korban masal dapat terjadi pada keadaan sehari-hari
maupun saat terjadi bencana
Sering disebabkan karena keterbatasan jumlah penolong
maupun karena keterbatasan fasilitas pertolongan (alat
transportasi, komunikasi, alat kesehatan, ruang
penampungan/ perawatan )
KEJADIAN SEHARI HARI
KECELAKAAN TRANSPORTASI
Tampak salah Gerbong ( ke – 8 ) yang terguling dan menimpa rumah
penduduk. Dari Gerbong ini ada beberapa korban meninggal, tapi
hanya sedikit.
WABAH/ KLB
CONTOH
PANDEMI INFLUENZA
1918. Pandemi influenza Spanyol (H1N1),
kematian sekitar 40-50 juta orang
1957. Pademi influenza Asia (H2N2), kematian
sekitar 2-4 juta orang.
1968. Pandemi influenza Hongkong (H3N2),
kematian sekitar 1 juta orang
PANDEMI
PERIODE
PANDEMI
FASE
.6.
penularan yg meningkat dan berkesinambungan
pada masyarakat umum
PERIODE PASCAPANDEMI
kembali ke periode intrapandemi
SIAPKAH KITA
BAGAIMANA
KITA
BELAJAR
DARI
KASUS
YANG
SUDAH
TERJADI
APAKAH AKAN BERULANG KEMBALI ?
BENCANA
Pengungsi
KORBAN BENCANA
(DISASTER VICTIMS)
2
Pasien
cedera
1
Pasien
meninggal
3
TWMS2010
13
PENANGANAN KORBAN MASAL
PADA BENCANA
Setiap petugas harus memiliki kemampuan
melakukan analisis tentang permasalahan
korban pada kejadian bencana.
Karakteristik korban
1.
2.
3.
Korban meninggal
Korban cedera/ perlu perawatan
Korban pengungsi
BENCANA YG MENYEBABKAN
KORBAN MASAL
ANALISIS KORBAN
BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA
PENTING DILAKUKAN UNTUK
PENANGANAN
TWMS 2013
15
TSUNAMI
TWMS2010
16
BELAJAR DARI PENGALAMAN
TSUNAMI ACEH
120.000 meninggal,
Korban tenggelam
93.088 hilang ,
masalah utama
4.632 cedera
Kerusakan infrastruktur akan
merupakan sumber
munculnya vektor penyakit
Rusak atau hancurnya
fasilitas kehidupan yg penting,
akan menjadi masalah bagi
korban selamat
diperlukan
• sumber air bersih
• , sumber listrik
• sanitasi yang baik untuk
mencegah wabah
FASILITAS KESEHATAN
Sulit mendapat bantuan dari luar daerah karena
kerusakan infrastruktur (jalan , jembatan, pelabuhan,
bandara)
Bantuan internasional bukan hanya bantuan medis
teknis tetapi termasuk penunjang misalnya
telekomunikasi, tenda tenda dan air bersih, transportasi
terutama helikopter.(evakuasi pasien / pengiriman tim
medis kelokasi)
november 2014
TWMS-INA
19
PERMASALAHAN PENANGANAN
KORBAN MENINGGAL MASAL
Sulit melakukan identifikasi korban,
Permasalahan pemakaman korban mati
masal, (perlu petugas, alat transportasi,
lokasi pemakaman, pelaksana pemakaman
PENANGANAN
Mitigasi : perlu perencanaan pemukiman tidak di zona
ancaman Tsunami
Saat kejadian : Korban meninggal banyak , perlu
penanganan korban mati masal (instansi mana yang
akan memimpin) ancaman wabah bila terjadi
keterlambatan pemakaman.
Fasilitas kesehatan kemungkinan hilang dan
memerlukan pembangunan RS lapangan dan
pendukungnya.
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang,
kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post
mortem .
november 2014
TWMS-INA
22
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang,
kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post
mortem .
november 2014
TWMS-INA
23
APA YANG KITA PELAJARI
Mitigasi
Penyiagaan masyarakat memberi pendidikan dan
pelatihan pada zona tsunamie,
Membuat sistem peringatan dini
Saat
bencana :
setiap wilayah menetapkan penanganan korban mati
masal (multi sektor).
Melakukan pencegahan kemungkinan terjadinya wabah
penyakit akibat kerusakan atau banyaknya korban
meninggal
november 2014
TWMS-INA
24
ZONA GEMPA DI INDONESIA
GEMPA TEKTONIK DI
INDONESIA
Seismic sources have been well identifed
N.
2. Aceh
Sumatra
3. Tripa
Subducti
4. Renun
on
8. Sumpur
5. Toru
9. Sianok
1.Seulimeum
56. Sulu thrust
N.
Sulawesi
Subducti
on
57. Gorontalo
6. Angkola
12. Siulak
54. Batui thrust
13. Dikit
50. Palu-Koro
W.
Molucca
Subducti
on
E. Molucca
Subduction
Irian
Subducti
on
77. Manokwari trench
75. Ransiki
74. Sorong
70. Yapen
72. Sula-Sorong
14. Ketaun
7. Barumun
53. Poso
10. Sumani
18.Semangko
11. Suliti
15. Musi
51. Matano
31. Baribis
33. Semarang
S.
Sumatra
Subducti
on
Philippine
Subduction
16. Manna
58. Lawanopo
52. Walanae
73. Sorong-Maluku
55. Tolo thrust
78. Lowland
34. Wetar back arc
71. Tarera-Aidun
17. Kumering
19.Sunda
30. Bumiayu
32. Cimandiri
JawaSumba
Subductio
n
34. Jogja
36. Flores back arc
Timor
Subduction
Banda
Sea
Subducti
on
76. Membrano
thrust tbelt
79 Highland thrust belt
GEMPA BUMI
MASALAH KESEHATAN
TERGANTUNG
1. Jenis & bentuk rumah,
2. Waktu terjadinya gempa,
3. Kepadatan penduduk.
Apa yang bisa kita
pelajari
http://mediadidik.blogspot.com/2009/09/segitiga-kehidupan-tips-aman-saat.html
PERMASALAHAN AKIBAT GEMPA
1. STRUKTUR BANGUNAN MASIH DAPAT
DIGUNAKAN/ TIDAK
2. INTALASI PEMIPAAN RUSAK/ TIDAK
(SALURAN AIR, LISTRIK )
3. EVAKUASI SULIT KARENA KERUSAKAN
JALAN , JEMBATAN
4. SDM / TENAGA KESEHATAN BERKURANG
KARAKTERISTIK KASUS
AKIBAT GEMPA
Banyak korban yang
meninggal sebelum regu/
team penolong tiba di lokasi
(angka kematian > 10% s/d
85% jumlah penduduk)
Kebakaran dapat
merupakan Bencana
sekunder pasca gempa dan
jumlah korban akan
bertambah.
Trauma multiple (Terutama
trauma tumpul, terbanyak
patah tulang) dan perdarahan
(syok),
Luka bakar, Gagal nafas ,
Keracunan
TWMS2010
29
PERMASALAHAN PERTOLONGAN PD GEMPA
JUMLAH PENOLONG TERBATAS
FASILITAS PERTOLONGAN TERBATAS
Kebutuhan
KESULITAN RESCUE
KESULITAN EVAKUASI
1. Alat berat utk
menyingkarkan
reruntuhan
2. Alat untuk
deteksi korban
dibawah
reruntuhan
3. Alat tranportasi
evakuasi
4. Alat komunikasi
JUMLAH KORBAN CEDERA BANYAK
TWMS2010
30
Kebakaran menjadi ancaman pasca gempa
Contoh;
Kebakaran hebat sesaat
setelah gempa Kobe pada
Tahun 1995
JUMLAH KORBAN
CEDERA BANYAK
KEBUTUHAN AREA RAWAT SEMENTARA
PERMASALAHAN
AKSES DAN ALAT
TRANSPORTASI KE
RS PERLU TEMPAT
PENAMPUNGAN ?
RS
LAPANGAN( bangun
an/ tenda) dan
fasilitasnya alas tidur,
air bersih
Alkes
Obat, infus
oksigen
makanan
• BAYI/ ANAK
• DEWASA / USILA
TWMS2011
32
PENANGANAN
Korban cedera banyak dalam waktu singkat.
Bila diikuti kebakaran akan menambah jumlah
korban.
Penanganan medis , rumah sakit memerlukan
ruang penampungan yg luas, tindakan bedah
penting (fasilitas ,SDM), pencegahan tetanus.
Unit luka bakar
Permasalahan apakah RS dapat digunakan
untuk pelayanan kesehatan/ RS terkena gempa
BAGAIMANA KESIAPAN RUMAH SAKIT
MENERIMA KORBAN MASAL
Bila memiliki HDP
/HOSDIP
(Hospital Disater
plan) harus
diaktivasi
1. mobilisasi SDM
2. mobilisasi faslitas,
3. menyiapkan
perluasan area
pelayanan
Belajar pengalaman RS Sardjito Jogya, RS
Sanglah Denpasar, RS
Djamil Padang
PENANGANAN
PENGUNGSI
Dapur umum
Mass casualty
TWMS 2013
35
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Gempa Jogya
1. Banyak pasien cedera/ trauma :14.220
pembedahan,, (4.115 pembedahan hari ke 1) ,
keterbatasan peralatan dan fasilitas di RS, perlu
pencegahan komplikasi pasca bedah infeksi luka
operasi (73 kasus tetnus dan 23 meninggal)
2.
Terdapat 2.100.000 pengungsi , terutama bayi dan
anak memerlukan makanan bayi dan susu. Perlu
vaksinasi bila pengungsian lebih dari 1 minggu utk
mencegah wabah.
november 2014
TWMS-INA
36
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Mitigasi
: pada zona gempa perlu pengawasan
infrastrktr bangunan
Saat
bencana perlu tim rescue dan tim medis (di
luar RS dan RS) perlu pemeriksaan RS yg masih
bisa digunakan. Perlu penambahan ruangan di RS
dan transportasi antar daerah harus dipikirkan.
Pasca
bencana: pelayanan medis didaerah
pengungsian: .
november 2014
TWMS-INA
37
BELAJAR LETUSAN GUNUNG BERAPI
HAL KHUSUS APA YANG DAPAT KITA PELAJARI
PADA BENCANA GUNUNG MELETUS
Letusan tanggal 30 Agt 2010,
pukul 6.23
TWMS 2013
39
PERMASALAHAN EVAKUASI
BENCANA GUNUNG MELETUS
Awan panas, lahar panas
Korban meninggal
Luka bakar bagi korban
Luka bakar bagi penolong
Gangguan pernafasan
Debu vulkanik
TWMS2011
40
PENANGANAN
Hal penting.
Perlu masker jumlah banyak ( penolong & korban).,
ANCAMAN GANGGUAN PERNAFASAN
Jumlah Korban cedera dan pengungsi banyak, Waktu
penanganan cukup lama
Penanganan medis gangguan pernafasaan, luka bakar,
trauma fisik & psikologis.(kesiapan RS –ICU, Unit luka
bakar, Tim Medis lapangan dan evakuasi)
KELOMPOK RENTAN
PENGUNGSI LETUSAN GN MERAPI
(KAB MAGELANG) 2010
1214
2378
57
57
24268
30145
2489
Balita
Cacat
Bayi Lahir
Bumil
Sakit
Lansia
Bulin
DATA PELAYANAN MEDIS PENGUNGSI
LETUSAN GN MERAPI
10 Penyakit Terbanyak Pengungsi Merapi
Periode 28 Oktober s.d 15 Desember 2010
739
751
841
5370
972
1013
1017
1050
1417
1110
ISPA
Cepalgia
Myalgia
Hypertensi
BatukPilek
Gastritis
Penyakit Kulit (Non Dermatitis)
Dermatitis
Penyakit MataNon Conjungtivitis
Diare
Memerlukan tempat pengungsian dalam jumlah besar
dalam waktu bbrp minggu / bulan dan pencegahan
penyakit pada pengungsian
44
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Jogya (Letusan Merapi).
1. Korban sakit banyak (gangguan
pernafasan, cedera dan luka bakar,
gangguan psikologis).
2. Pengungsi banyak memerlukan
penanganan kesehatan dalam waktu
cukup lama (usia lanjut, anak2)
november 2014
TWMS-INA
45
INTERNAL DISASTER
BANJIR & LONGSOR
DI RSUD NABIRE
Lebih dari 4.979 jiwa atau 1.040 KK di 7 kampung dari 6.186 Jiwa (1.293 KK)
penduduk Wasior saat ini dalam keadaan situasi emergency dan menjadi
sasaran kegiatan tanggap darurat dari berbagai lintas sektor.
TWMS 2013
46
PERMASALAHAN PADA KORBAN BANJIR
• Jumlah yang
meninggal biasanya
tidak banyak.( kecuali
banjir bandang ada
korban meninggal/
tenggelam)
• Jumlah korban
yang sakit dan perlu
pengobatan sekitar
0, 2- 2, 0% dari total
penduduk yg terkena.
Kasus Hipothermia,
trauma gangguan
makanan
JumlahPengungsi banyak
TWMS2010
47
MASALAH KESEHATAN
Banjir
bandang dapat menyebabkan banyak
korban meninggal karena tenggelam dan
hipotermia.
Banjir
yang terjadi pelahan tidak banyak yang
meninggal, bila terjadi dalam waktu yang lama
menyebabkan banyak pengungsi dan kejadian
infeksi dan penyakit menular akan meningkat.
Pasien trauma / cedera tidak banyak
PENANGANAN
Penanganan kesehatan terutama pada
pengungsian (perhatikan kelompok rentan) ,
pemeriksaan kesehatan periodik,
Permasalahan kesehatan berhubungan dengan
tidak tersedia air bersih, buruknya sanitasi dan
higiene, perlu ada infection control pencegahan
wabah, penyakit gastroenteritis, penyakit kulit ,
ISPA dominan
Penyiapan area pengungsi
Dapur umum
Mass casualty
TWMS2011
50
PENANGANAN
Aktivasi kegiatan pra Rumah sakit menjadi
penting baik pelayanan kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat..
Memerlukan tempat penampungan luas, dapur
umum, jamban dalam jumlah banyak, mobilisasi
SDM dan loistik, memberikan edukasi pada
pengungsi untuk mencegah wabah.
KARAKTERISTIK
KORBAN TANAH LONGSOR
MASALAH KESEHATAN DENGAN KASUS TERBANYAK Meninggal
karena tertimbun atau luka-luka (Crush injury)
TWMS2010
52
PERMASALAHAN
Tergantung besar/ kekuatan angin, luas daerah
yang terkena, infrastruktur yang rusak
Korban cedera (multiple trauma ) karena
tertimpa benda melayang (flyng object) seperti
pada kasus gempa bumi.
Kesiapan RS untuk kasus trauma
BENCANA NUBIKA/
NBC DISASTER
(Nuclear, biology, chemical)
NUCLEAR DISASTER
•
Nuclear bomb , kebocoran reaktor nuklir, kecelakaan pembawa
bahan nuklir (di Indonesia Bandung- Serpong)
Masalah kesehata :
Direct trauma Trauma tumpul/ penetrans disertai panas (Thermal injury)
Acute radiation syndrome
Kerusakakan sel ( stem cell) pada sumsum tulang, infeksi, perdarahan,
GI syndrome (diarrhea,dehydrasi, perdarahan GI tract)
CNS syndrome (edema & inflamasi otak)
Bila > 70 rad) maka seluruh tubuh terpapar
PENANGANAN MEDIS TRAUMA DAN LUKA BAKAR, RADIASI &
KONTAMINASI
Perlu kesiapan RS rujukan, fasilitas dan SDM khusus
BIOTERORISME
Bahan biologi yg mudah
menular dan membuat
kepanikan (Anthrax,
Botulism, Plague, Small
pox, Tularemia,Viral
Hemorrhagic Fevers
Penegakkan diagnosis klinis
penting pra Rumah sakit,
apakah RS siap dengan
penunjang diagnostik
TERORISME/ BENCANA INDUSTRI
/ BENCANA
KIMIA
CHEMICAL DISASTER
Selalu perlu dekontaminasi (mengurangi
paparan bahan kimia pada tubuh manusia)
Permasalahan kesehatan tergantung jenis
bahan kimia;
menyebabkan gangguan pernafasan) perlu alat bantu nafas.
mengenai kulit, percikan ke mata,
masuk sirkulasi darah
mengganggu sistem persyarafan
CLASSIFICATION OF
CHEMICAL AGENT
TOXIC AGENTS
producing injury or death
Nerve agents (anticholinesterase)
Chocking agents (chlorine, phosgene)
Blisters agents (mustard, lewisite-riot control agents)
Blood agents (cyanogens
INCAPACITATING AGENTS
Produce temporary effects
Tim medis khusus siap dengan proteksi
diri (Hazmat team)
Petgas medis tidak
boleh menjadi korban
akibat paparan bahan
kimia
Prinsip meminimalkan paparan
bahan kimia pada tubuhj
korban dan life saving.
Perhatikan pembuangan limbah
utk tidak menambah jumlah
korban
KESIAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN
perlu ada area dekontaminasi
Code zebra (activation of the
Hospital Bioterrorism emergency
Preparedness plan)
Sekat pembatas (devider) dan
shower dihalaman pintu masuk
IGD
Singapore General Hospitalwer juga turun
Tim pelaksana lanjutan telah siap dengan warna
pakaian berbeda dan tugas tetap melakukan
dekontaminasi tahap lanjut
Di lapangan perlu tenda dekontaminasi cukup
luas luas
Dekontaminasi dilapangan menggunakan tenda yg
dilengkapi dengan shower dan dibagian bawah
terdapat tempat pembuangan limbah
Jenis tenda ini
Untuk pasien
Yg masih
Dapat bejalan
PRINSIP PENANGANAN
KORBAN MASAL
PERMASALAHAN
Jumlah
korban bervariasi
Jenis kasus bervariasi
Penanganan kesehatan memerlukan:
Triase,(sistem seleksi korban berdasarkan kegawat
daruratannya utk memberikan prioritas pelayanan)
Transportasi . Evakuasi tergantung lokasi kejadian ,
SDM terlatih,
Fasilitas kesehatan yang cukup/ mobile
PERMASALAHAN
Tergantung :
1. Kepadatan penduduk ,
2. Geografidaratan/kepulauan )
3. Ada/ tidak infra struktur transportasi,
komunikasi
4. Ada/ tdk Rumah sakit/ Fas kesehatan
5. Organisasi, koordinasi, tata kerja
BUKAN HANYA MASALAH MEDIS TEKNIS
PENANGANAN BENCANA
EMERGENCY MEDICAL SERVICE SYSTEM
Environmental
Demographic
ily gen
a
D er
Hospital
em s Prehospital
e
ci Communication
Emergency DepRehab.
Population
r TransportationHCU, ICU, OR
EMS
outcome
te
s
sa
i
D
Resources :
Prevention
Programs
Personnel, Facilities, Equipment
Organization
Procedures
PERMASALAHAN DALAM PENANGANAN
BENCANA
(Disaster problem)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada umumnya tidak ada persiapan (unprepared)
Tidak didahului adanya pemberitahuan (no notice)
Adanya risiko bagi petugas (high personnel risk)
Tidak ada sistem pelaporan (no reporting structure)
Tidak ada informasi jelas (no reliable information)
Komunikasi yg buruk (poor communications)
PRINSIP PENANGANAN MUSIBAH DGN
KORBAN MASAL
Diperlukan kerjasama berbagai unit kerja dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada (efisiensi
sumber daya)
Penanganan medis harus berpedoman pada
upaya menyelamatkan korban sebanyakbanyaknya. Atau meminimalkan terjadinya
kematian dan kecacatan.
Keberhasilan penanganan
Dipengaruhi komponen;
1.
2.
3.
4.
5.
Organisasi
Fasilitas (sarana & prasarana)
Komunikasi
Dokumentasi & data
Tata kerja operasional
TWMS2010
72
BENCANA/
KORBAN MASAL
TINDAKAN/
OPERASIONAL
EVAKUASI
PERMASALAHAN:
TERGANTUNG
1. Jumlah korban
1. Organisasi
2. Kondisi korban
2. Fasilitas
3. Keadaan Geografi
3. Komunikasi
JUMLAH KORBAN
YG DAPAT
DISELAMATKAN
4. Data/ Documen
4. Kemudahan
mendapat fasilitas
5. Manajemen
DIPERLUKAN POSKO (OPERATION CENTER)
(CONTOH DINEGARA LAIN)
FIRE BRIGADE
POLICE OFFICER
PUBLIC
WORK
SOCIAL
WORKER
RED
CROSS
MEDICAL STAFF
BAGAIMANA
DI INDONESIA?
PERLU FASILITAS- TRANSPORTASI
HELP......!
DIMANA ADA AMBULANS?
AMBULANS STANDAR ???
(KENDARAAN , PETUGAS, PERALATAN)
Perlu Fasilitas komunikasi
Radio VHF
Radio HF
Perlu kesiapan SDM dan sarana –
prasarana (diluar RS dan di RS)
TATA KERJA
PRA
RUMAH SAKIT (dilokasi kejadian)
DI
RUMAH SAKIT (terutama kesiapan
IGD)
ANTAR
RUMAH SAKIT (koordinasi
komunikasi yang baik)
PRA RUMAH SAKIT
(PRE HOSPITAL)
PENANGANAN DI LAPANGAN
TRANSPORTASI / EAKUASI
(DARAT, LAUT, UDARA)
DI AREA MUSIBAH
LAKUKAN PENILAIAN AREA TSB AMAN ATAU
TIDAK UNTUK PENOLONG, LAKUKAN KERJA
SAMA UTK PENGAMANAN LOKASI
LAKUKAN PENILAIAN CEPAT ADAKAH
ANCAMAN KEMATIAN ATAU TIDAK
LAKUKAN pertolongan pertama/stabilisasievakuasi
PENANGANAN DALAM KOORDINASI DGN
KOMANDANTWMS2011
DI LAPANGAN
80
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(BILA TDK LUAS) DILAPANGAN
(k
RED ZONE (area penyelamatan)
Lokasi bencana, lokasi kerja tim rescue,
polisi,” tim medis” tergantung aman /tdk utk
melakukan pertolongan pertama
YELLOW ZONE (area pertolongan
medis)
Lokasi pos lapangan dan tim pendukung
GREEN ZONE (area penunjang)
Lokasi utk media masa, lokasi menunggu
bagi keluarga korban, lokasi utk
pemberian penjelasan / info, utk tim
relawan
III II
I
PENOLONG PERTAMA PADA KASUS GAWAT DARURAT
Bagaimana masyarakat
awam mengetahui adanya
kasus Gawat darurat dan
bagaimana pertolongan
pertama harus dilakukan
MEDICAL FIRST RESPONDER
(orang awam, petugas pemberi layanan publik,
dokter & perawat)
TWMS 2013
82
PENOLONG PERTAMA SECARA MEDIS
(MEDICAL FIRST RESPONDER)
TRIAGE
TREAT
TRANSPORT
TWMS 2013
83
AREA TRIAGE
Lakukan seleksi korban
Untuk memberikan prioritas
pelayanan
Gunakan Label / Tag berwarna
ARUS PELAYANAN KORBAN DILAPANGAN
prinsip satu arah tidak bersilang
(“3 T rule” ; TAG/TRIASE – TREAT – TRANSFER)
RAWAT
HITAM
RAWAT
HIJAU
TRIASE
MEDIS
EVAKUASI
RAWAT
MERAH
I
RED
ZONE
(area
Penyelama
tan)
II
YELLOW
ZONE
(area
Pertolongan)
RAWAT
KUNING
III
GREEN
ZONE
(area pendukung,
Info publik)
Ke
Pos medis
Lanjutan
(Rumah
sakit)
BAGAIMANA MEMBUAT
RUMAH SAKIT LAPANGAN
PERLU
LISTRIK, AIR
BERSIH DAN
OKSIGEN
KEBUTUHAN DI LAPANGAN
GENSET
K.MANDI
BARAK
TIDUR
PENJERNIH
AIR
DAPUR
R.MAKAN
RUMKIT LAP
COMM
CENTER
RAWAT
SEMENTARA
POSKO
LAPANGAN
TWMS2011
87
TRANSPORTASI EVAKUASI
PEDOMAN
EVAKUASI MEDIS
DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK DASARDEPARTEMEN KESEHATAN
Edisi 1 - 2007
Pada setiap kegawat daruratan medik diperlukan
upaya untuk memindahkan penderita/ korban ke
fasilitas pelayanan medik agar mendapat
pelayanan medik yang dibutuhkan.
Evakuasi medik atau medical evacuation
(Medevac) dengan menggunakan sarana
transportasi darat (ambulans, kereta api dll),
transportasi air (kapal sungai, kapal laut dll)
transportasi udara (pesawat rotary wing,
pesawat fixed wing)
TRANSPORTASI PASIEN GAWAT DARURAT
(GD) PRA RUMAH SAKIT
Memprioritaskan pasien G.D yg memerlukan pelayanan
RS dengan segera, Stabilkan dulu untu Airway &
Breathing problem.
Awak (kru) ambulans terampil dalam pertolongan GD
(mampu melakukan life support, mengawasi stabilisasi
korban)
Dilengkapi fasilitas life support (A,B,C problem)
Dilengkapi alat komunikasi (sbl sampai RS tujuan
berikan info kedatangan dan kasusnya, melaporkan
perkembangan keadaan pasien bl perlu)
TRANSPORTASI PASIEN TIDAK G.D.
Pasien tdk dalam keadaan G.D / tidak perlu
pertolongan segera, dapat dievakuasi tanpa
menggunakan ambulans, digunakan kendaraan
tergantung fasilitas transport tersedia. Tujuan ke tempat
penampungan yg ditentukan
Korban meninggal dievakuasi ke R.S dgn fasilitas
forensik, sebaiknya menggunakan dgn kendaraan
jenazah atau bila tdk memungkinkan dapat diguanakan
kendaraan yg tersedia (sebaiknya menggunakan ktg
jenasah)
AMBULANS TYPE II –USA
AMBULAN Kobe JAPAN
TWM Ambulance
service mei 2007
92
AMBULANS UDARA
FIXED WING (jarak jauh)
ROTARY WING (perlu
tempat pendaratan)
Memerlukan persyaratan
khusus
Ambulans
sungai (tidak pada sungai arus
deras)
Ambulans
laut (untuk kepulauan)
PERMASALAHAN
Bila rujukan pasien tdk dimungkinkan (daerah
terpencil, pedalaman, kepulauan, tertinggal)
diperlukan penguatan Puskesmas (SDMnya,
Fasilitasnya) dan dijalankan rujukan
konsultasi dengan menggunakan teknologi
komunikasi dan media.
TWMS 2013
94
POLA PELAYANAN RUJUKAN
RUJUKAN
PASIEN
RUJUKAN
KONSULTASI
PELAYANAN KOMUNIKASI/TELEMEDICINE
(peningkatan jangkauan pelayanan)
PELAYANAN DOKTER TERBANG (menggunakan
fasilitas transportasi yang tersedia)
TWMS 2013
95
PENANGANAN
DI RUMAH SAKIT
Hospital Disaster Plan
Internal disaster plan (bencana terjadi di RS)
External disaster plan (bencana terjadi diluar RS :
mengirim tim kelapangan, menerima korban di RS)
Memerlukan perencanaan
1. Organisasi & tata kerja (tata laksana)
2. Sumber daya : SDM, fasilitas (peralatan/ obat) & dana
3. Komunikasi & transportasi (intra & ekstra RS)
PELAJARAN DARI KEJADIAN SEBENARNYA .
Kebakaran di
RSU NUSA TENGGARA BARAT
(10 JULI 2011)
RUANG & ALAT CT
SCAN
UNIT RADIOLOGI
PERENCANAAN RUMAH SAKIT PADA
PENANGANAN KORBAN MASAL
Mobilisasi SDM (petugas medis: dokter/
perawat , nonmedis: keamanan, staf penunjang
komunikasi/ farmasi/ gizi/ lab dll)
Mobilisasi sarana – prasarana ( ambulans,
peralatan medis, bahan medis habis pakai, obat
dll)
Perluasan area kegiatan di rumah sakit
(ruang tindakan di IGD, penambahan daya
tampung ruang rawat, penambahan daya
tampung ruang jenazah
AKSES MASUK
RUMAH SAKIT
EMERGENCY
DEPARTMENT (ED)
OUTPATIENT DEPARTMENT
(POLIKLINIK)
RENCANA PERLUASAN AREA KERJA PADA
PENANGANAN KORBAN MASAL
SIAPKAH RUMAH SAKIT MENERIMA
KORBAN MASAL
Area penampungan
pasien ? Aman?
SIAPKAH KITA .....?
BAGAIMANA SEKARANG APAKAH KITA SUDAH
SIAP
MAU RAPAT DULU YA ..... NANTI AJA TUNGGU
APRIL 2011
TWMS 2011
105
Semoga bermanfaat
april 2011
TWMS
MANAJEMEN
KORBAN MASAL
INDRAVERI.M.KES
DINKES PROVINSI
PENDAHULUAN
BENCANA
:
peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg disebabkan baik
oleh alam dan/atau non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
(UU.
NO 24 – 2007)
TWMS2010
3
Pengertian Korban Massal
(Kepmenkes No.145/Menkes/SK/I/2007)
Korban
akibat kejadian dengan jumlah
relatif banyak oleh karena sebab yang
sama dan perlu mendapatkan pertolongan
kesehatan segera dengan menggunakan
sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih
dari yang tersedia hari-hari.
KORBAN MASAL
Korban dalam jumlah banyak dengan masalah
kesehatan dan tidak dapat ditangani secara adekuat.
Korban masal dapat terjadi pada keadaan sehari-hari
maupun saat terjadi bencana
Sering disebabkan karena keterbatasan jumlah penolong
maupun karena keterbatasan fasilitas pertolongan (alat
transportasi, komunikasi, alat kesehatan, ruang
penampungan/ perawatan )
KEJADIAN SEHARI HARI
KECELAKAAN TRANSPORTASI
Tampak salah Gerbong ( ke – 8 ) yang terguling dan menimpa rumah
penduduk. Dari Gerbong ini ada beberapa korban meninggal, tapi
hanya sedikit.
WABAH/ KLB
CONTOH
PANDEMI INFLUENZA
1918. Pandemi influenza Spanyol (H1N1),
kematian sekitar 40-50 juta orang
1957. Pademi influenza Asia (H2N2), kematian
sekitar 2-4 juta orang.
1968. Pandemi influenza Hongkong (H3N2),
kematian sekitar 1 juta orang
PANDEMI
PERIODE
PANDEMI
FASE
.6.
penularan yg meningkat dan berkesinambungan
pada masyarakat umum
PERIODE PASCAPANDEMI
kembali ke periode intrapandemi
SIAPKAH KITA
BAGAIMANA
KITA
BELAJAR
DARI
KASUS
YANG
SUDAH
TERJADI
APAKAH AKAN BERULANG KEMBALI ?
BENCANA
Pengungsi
KORBAN BENCANA
(DISASTER VICTIMS)
2
Pasien
cedera
1
Pasien
meninggal
3
TWMS2010
13
PENANGANAN KORBAN MASAL
PADA BENCANA
Setiap petugas harus memiliki kemampuan
melakukan analisis tentang permasalahan
korban pada kejadian bencana.
Karakteristik korban
1.
2.
3.
Korban meninggal
Korban cedera/ perlu perawatan
Korban pengungsi
BENCANA YG MENYEBABKAN
KORBAN MASAL
ANALISIS KORBAN
BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA
PENTING DILAKUKAN UNTUK
PENANGANAN
TWMS 2013
15
TSUNAMI
TWMS2010
16
BELAJAR DARI PENGALAMAN
TSUNAMI ACEH
120.000 meninggal,
Korban tenggelam
93.088 hilang ,
masalah utama
4.632 cedera
Kerusakan infrastruktur akan
merupakan sumber
munculnya vektor penyakit
Rusak atau hancurnya
fasilitas kehidupan yg penting,
akan menjadi masalah bagi
korban selamat
diperlukan
• sumber air bersih
• , sumber listrik
• sanitasi yang baik untuk
mencegah wabah
FASILITAS KESEHATAN
Sulit mendapat bantuan dari luar daerah karena
kerusakan infrastruktur (jalan , jembatan, pelabuhan,
bandara)
Bantuan internasional bukan hanya bantuan medis
teknis tetapi termasuk penunjang misalnya
telekomunikasi, tenda tenda dan air bersih, transportasi
terutama helikopter.(evakuasi pasien / pengiriman tim
medis kelokasi)
november 2014
TWMS-INA
19
PERMASALAHAN PENANGANAN
KORBAN MENINGGAL MASAL
Sulit melakukan identifikasi korban,
Permasalahan pemakaman korban mati
masal, (perlu petugas, alat transportasi,
lokasi pemakaman, pelaksana pemakaman
PENANGANAN
Mitigasi : perlu perencanaan pemukiman tidak di zona
ancaman Tsunami
Saat kejadian : Korban meninggal banyak , perlu
penanganan korban mati masal (instansi mana yang
akan memimpin) ancaman wabah bila terjadi
keterlambatan pemakaman.
Fasilitas kesehatan kemungkinan hilang dan
memerlukan pembangunan RS lapangan dan
pendukungnya.
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang,
kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post
mortem .
november 2014
TWMS-INA
22
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang,
kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post
mortem .
november 2014
TWMS-INA
23
APA YANG KITA PELAJARI
Mitigasi
Penyiagaan masyarakat memberi pendidikan dan
pelatihan pada zona tsunamie,
Membuat sistem peringatan dini
Saat
bencana :
setiap wilayah menetapkan penanganan korban mati
masal (multi sektor).
Melakukan pencegahan kemungkinan terjadinya wabah
penyakit akibat kerusakan atau banyaknya korban
meninggal
november 2014
TWMS-INA
24
ZONA GEMPA DI INDONESIA
GEMPA TEKTONIK DI
INDONESIA
Seismic sources have been well identifed
N.
2. Aceh
Sumatra
3. Tripa
Subducti
4. Renun
on
8. Sumpur
5. Toru
9. Sianok
1.Seulimeum
56. Sulu thrust
N.
Sulawesi
Subducti
on
57. Gorontalo
6. Angkola
12. Siulak
54. Batui thrust
13. Dikit
50. Palu-Koro
W.
Molucca
Subducti
on
E. Molucca
Subduction
Irian
Subducti
on
77. Manokwari trench
75. Ransiki
74. Sorong
70. Yapen
72. Sula-Sorong
14. Ketaun
7. Barumun
53. Poso
10. Sumani
18.Semangko
11. Suliti
15. Musi
51. Matano
31. Baribis
33. Semarang
S.
Sumatra
Subducti
on
Philippine
Subduction
16. Manna
58. Lawanopo
52. Walanae
73. Sorong-Maluku
55. Tolo thrust
78. Lowland
34. Wetar back arc
71. Tarera-Aidun
17. Kumering
19.Sunda
30. Bumiayu
32. Cimandiri
JawaSumba
Subductio
n
34. Jogja
36. Flores back arc
Timor
Subduction
Banda
Sea
Subducti
on
76. Membrano
thrust tbelt
79 Highland thrust belt
GEMPA BUMI
MASALAH KESEHATAN
TERGANTUNG
1. Jenis & bentuk rumah,
2. Waktu terjadinya gempa,
3. Kepadatan penduduk.
Apa yang bisa kita
pelajari
http://mediadidik.blogspot.com/2009/09/segitiga-kehidupan-tips-aman-saat.html
PERMASALAHAN AKIBAT GEMPA
1. STRUKTUR BANGUNAN MASIH DAPAT
DIGUNAKAN/ TIDAK
2. INTALASI PEMIPAAN RUSAK/ TIDAK
(SALURAN AIR, LISTRIK )
3. EVAKUASI SULIT KARENA KERUSAKAN
JALAN , JEMBATAN
4. SDM / TENAGA KESEHATAN BERKURANG
KARAKTERISTIK KASUS
AKIBAT GEMPA
Banyak korban yang
meninggal sebelum regu/
team penolong tiba di lokasi
(angka kematian > 10% s/d
85% jumlah penduduk)
Kebakaran dapat
merupakan Bencana
sekunder pasca gempa dan
jumlah korban akan
bertambah.
Trauma multiple (Terutama
trauma tumpul, terbanyak
patah tulang) dan perdarahan
(syok),
Luka bakar, Gagal nafas ,
Keracunan
TWMS2010
29
PERMASALAHAN PERTOLONGAN PD GEMPA
JUMLAH PENOLONG TERBATAS
FASILITAS PERTOLONGAN TERBATAS
Kebutuhan
KESULITAN RESCUE
KESULITAN EVAKUASI
1. Alat berat utk
menyingkarkan
reruntuhan
2. Alat untuk
deteksi korban
dibawah
reruntuhan
3. Alat tranportasi
evakuasi
4. Alat komunikasi
JUMLAH KORBAN CEDERA BANYAK
TWMS2010
30
Kebakaran menjadi ancaman pasca gempa
Contoh;
Kebakaran hebat sesaat
setelah gempa Kobe pada
Tahun 1995
JUMLAH KORBAN
CEDERA BANYAK
KEBUTUHAN AREA RAWAT SEMENTARA
PERMASALAHAN
AKSES DAN ALAT
TRANSPORTASI KE
RS PERLU TEMPAT
PENAMPUNGAN ?
RS
LAPANGAN( bangun
an/ tenda) dan
fasilitasnya alas tidur,
air bersih
Alkes
Obat, infus
oksigen
makanan
• BAYI/ ANAK
• DEWASA / USILA
TWMS2011
32
PENANGANAN
Korban cedera banyak dalam waktu singkat.
Bila diikuti kebakaran akan menambah jumlah
korban.
Penanganan medis , rumah sakit memerlukan
ruang penampungan yg luas, tindakan bedah
penting (fasilitas ,SDM), pencegahan tetanus.
Unit luka bakar
Permasalahan apakah RS dapat digunakan
untuk pelayanan kesehatan/ RS terkena gempa
BAGAIMANA KESIAPAN RUMAH SAKIT
MENERIMA KORBAN MASAL
Bila memiliki HDP
/HOSDIP
(Hospital Disater
plan) harus
diaktivasi
1. mobilisasi SDM
2. mobilisasi faslitas,
3. menyiapkan
perluasan area
pelayanan
Belajar pengalaman RS Sardjito Jogya, RS
Sanglah Denpasar, RS
Djamil Padang
PENANGANAN
PENGUNGSI
Dapur umum
Mass casualty
TWMS 2013
35
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Gempa Jogya
1. Banyak pasien cedera/ trauma :14.220
pembedahan,, (4.115 pembedahan hari ke 1) ,
keterbatasan peralatan dan fasilitas di RS, perlu
pencegahan komplikasi pasca bedah infeksi luka
operasi (73 kasus tetnus dan 23 meninggal)
2.
Terdapat 2.100.000 pengungsi , terutama bayi dan
anak memerlukan makanan bayi dan susu. Perlu
vaksinasi bila pengungsian lebih dari 1 minggu utk
mencegah wabah.
november 2014
TWMS-INA
36
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Mitigasi
: pada zona gempa perlu pengawasan
infrastrktr bangunan
Saat
bencana perlu tim rescue dan tim medis (di
luar RS dan RS) perlu pemeriksaan RS yg masih
bisa digunakan. Perlu penambahan ruangan di RS
dan transportasi antar daerah harus dipikirkan.
Pasca
bencana: pelayanan medis didaerah
pengungsian: .
november 2014
TWMS-INA
37
BELAJAR LETUSAN GUNUNG BERAPI
HAL KHUSUS APA YANG DAPAT KITA PELAJARI
PADA BENCANA GUNUNG MELETUS
Letusan tanggal 30 Agt 2010,
pukul 6.23
TWMS 2013
39
PERMASALAHAN EVAKUASI
BENCANA GUNUNG MELETUS
Awan panas, lahar panas
Korban meninggal
Luka bakar bagi korban
Luka bakar bagi penolong
Gangguan pernafasan
Debu vulkanik
TWMS2011
40
PENANGANAN
Hal penting.
Perlu masker jumlah banyak ( penolong & korban).,
ANCAMAN GANGGUAN PERNAFASAN
Jumlah Korban cedera dan pengungsi banyak, Waktu
penanganan cukup lama
Penanganan medis gangguan pernafasaan, luka bakar,
trauma fisik & psikologis.(kesiapan RS –ICU, Unit luka
bakar, Tim Medis lapangan dan evakuasi)
KELOMPOK RENTAN
PENGUNGSI LETUSAN GN MERAPI
(KAB MAGELANG) 2010
1214
2378
57
57
24268
30145
2489
Balita
Cacat
Bayi Lahir
Bumil
Sakit
Lansia
Bulin
DATA PELAYANAN MEDIS PENGUNGSI
LETUSAN GN MERAPI
10 Penyakit Terbanyak Pengungsi Merapi
Periode 28 Oktober s.d 15 Desember 2010
739
751
841
5370
972
1013
1017
1050
1417
1110
ISPA
Cepalgia
Myalgia
Hypertensi
BatukPilek
Gastritis
Penyakit Kulit (Non Dermatitis)
Dermatitis
Penyakit MataNon Conjungtivitis
Diare
Memerlukan tempat pengungsian dalam jumlah besar
dalam waktu bbrp minggu / bulan dan pencegahan
penyakit pada pengungsian
44
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Jogya (Letusan Merapi).
1. Korban sakit banyak (gangguan
pernafasan, cedera dan luka bakar,
gangguan psikologis).
2. Pengungsi banyak memerlukan
penanganan kesehatan dalam waktu
cukup lama (usia lanjut, anak2)
november 2014
TWMS-INA
45
INTERNAL DISASTER
BANJIR & LONGSOR
DI RSUD NABIRE
Lebih dari 4.979 jiwa atau 1.040 KK di 7 kampung dari 6.186 Jiwa (1.293 KK)
penduduk Wasior saat ini dalam keadaan situasi emergency dan menjadi
sasaran kegiatan tanggap darurat dari berbagai lintas sektor.
TWMS 2013
46
PERMASALAHAN PADA KORBAN BANJIR
• Jumlah yang
meninggal biasanya
tidak banyak.( kecuali
banjir bandang ada
korban meninggal/
tenggelam)
• Jumlah korban
yang sakit dan perlu
pengobatan sekitar
0, 2- 2, 0% dari total
penduduk yg terkena.
Kasus Hipothermia,
trauma gangguan
makanan
JumlahPengungsi banyak
TWMS2010
47
MASALAH KESEHATAN
Banjir
bandang dapat menyebabkan banyak
korban meninggal karena tenggelam dan
hipotermia.
Banjir
yang terjadi pelahan tidak banyak yang
meninggal, bila terjadi dalam waktu yang lama
menyebabkan banyak pengungsi dan kejadian
infeksi dan penyakit menular akan meningkat.
Pasien trauma / cedera tidak banyak
PENANGANAN
Penanganan kesehatan terutama pada
pengungsian (perhatikan kelompok rentan) ,
pemeriksaan kesehatan periodik,
Permasalahan kesehatan berhubungan dengan
tidak tersedia air bersih, buruknya sanitasi dan
higiene, perlu ada infection control pencegahan
wabah, penyakit gastroenteritis, penyakit kulit ,
ISPA dominan
Penyiapan area pengungsi
Dapur umum
Mass casualty
TWMS2011
50
PENANGANAN
Aktivasi kegiatan pra Rumah sakit menjadi
penting baik pelayanan kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat..
Memerlukan tempat penampungan luas, dapur
umum, jamban dalam jumlah banyak, mobilisasi
SDM dan loistik, memberikan edukasi pada
pengungsi untuk mencegah wabah.
KARAKTERISTIK
KORBAN TANAH LONGSOR
MASALAH KESEHATAN DENGAN KASUS TERBANYAK Meninggal
karena tertimbun atau luka-luka (Crush injury)
TWMS2010
52
PERMASALAHAN
Tergantung besar/ kekuatan angin, luas daerah
yang terkena, infrastruktur yang rusak
Korban cedera (multiple trauma ) karena
tertimpa benda melayang (flyng object) seperti
pada kasus gempa bumi.
Kesiapan RS untuk kasus trauma
BENCANA NUBIKA/
NBC DISASTER
(Nuclear, biology, chemical)
NUCLEAR DISASTER
•
Nuclear bomb , kebocoran reaktor nuklir, kecelakaan pembawa
bahan nuklir (di Indonesia Bandung- Serpong)
Masalah kesehata :
Direct trauma Trauma tumpul/ penetrans disertai panas (Thermal injury)
Acute radiation syndrome
Kerusakakan sel ( stem cell) pada sumsum tulang, infeksi, perdarahan,
GI syndrome (diarrhea,dehydrasi, perdarahan GI tract)
CNS syndrome (edema & inflamasi otak)
Bila > 70 rad) maka seluruh tubuh terpapar
PENANGANAN MEDIS TRAUMA DAN LUKA BAKAR, RADIASI &
KONTAMINASI
Perlu kesiapan RS rujukan, fasilitas dan SDM khusus
BIOTERORISME
Bahan biologi yg mudah
menular dan membuat
kepanikan (Anthrax,
Botulism, Plague, Small
pox, Tularemia,Viral
Hemorrhagic Fevers
Penegakkan diagnosis klinis
penting pra Rumah sakit,
apakah RS siap dengan
penunjang diagnostik
TERORISME/ BENCANA INDUSTRI
/ BENCANA
KIMIA
CHEMICAL DISASTER
Selalu perlu dekontaminasi (mengurangi
paparan bahan kimia pada tubuh manusia)
Permasalahan kesehatan tergantung jenis
bahan kimia;
menyebabkan gangguan pernafasan) perlu alat bantu nafas.
mengenai kulit, percikan ke mata,
masuk sirkulasi darah
mengganggu sistem persyarafan
CLASSIFICATION OF
CHEMICAL AGENT
TOXIC AGENTS
producing injury or death
Nerve agents (anticholinesterase)
Chocking agents (chlorine, phosgene)
Blisters agents (mustard, lewisite-riot control agents)
Blood agents (cyanogens
INCAPACITATING AGENTS
Produce temporary effects
Tim medis khusus siap dengan proteksi
diri (Hazmat team)
Petgas medis tidak
boleh menjadi korban
akibat paparan bahan
kimia
Prinsip meminimalkan paparan
bahan kimia pada tubuhj
korban dan life saving.
Perhatikan pembuangan limbah
utk tidak menambah jumlah
korban
KESIAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN
perlu ada area dekontaminasi
Code zebra (activation of the
Hospital Bioterrorism emergency
Preparedness plan)
Sekat pembatas (devider) dan
shower dihalaman pintu masuk
IGD
Singapore General Hospitalwer juga turun
Tim pelaksana lanjutan telah siap dengan warna
pakaian berbeda dan tugas tetap melakukan
dekontaminasi tahap lanjut
Di lapangan perlu tenda dekontaminasi cukup
luas luas
Dekontaminasi dilapangan menggunakan tenda yg
dilengkapi dengan shower dan dibagian bawah
terdapat tempat pembuangan limbah
Jenis tenda ini
Untuk pasien
Yg masih
Dapat bejalan
PRINSIP PENANGANAN
KORBAN MASAL
PERMASALAHAN
Jumlah
korban bervariasi
Jenis kasus bervariasi
Penanganan kesehatan memerlukan:
Triase,(sistem seleksi korban berdasarkan kegawat
daruratannya utk memberikan prioritas pelayanan)
Transportasi . Evakuasi tergantung lokasi kejadian ,
SDM terlatih,
Fasilitas kesehatan yang cukup/ mobile
PERMASALAHAN
Tergantung :
1. Kepadatan penduduk ,
2. Geografidaratan/kepulauan )
3. Ada/ tidak infra struktur transportasi,
komunikasi
4. Ada/ tdk Rumah sakit/ Fas kesehatan
5. Organisasi, koordinasi, tata kerja
BUKAN HANYA MASALAH MEDIS TEKNIS
PENANGANAN BENCANA
EMERGENCY MEDICAL SERVICE SYSTEM
Environmental
Demographic
ily gen
a
D er
Hospital
em s Prehospital
e
ci Communication
Emergency DepRehab.
Population
r TransportationHCU, ICU, OR
EMS
outcome
te
s
sa
i
D
Resources :
Prevention
Programs
Personnel, Facilities, Equipment
Organization
Procedures
PERMASALAHAN DALAM PENANGANAN
BENCANA
(Disaster problem)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada umumnya tidak ada persiapan (unprepared)
Tidak didahului adanya pemberitahuan (no notice)
Adanya risiko bagi petugas (high personnel risk)
Tidak ada sistem pelaporan (no reporting structure)
Tidak ada informasi jelas (no reliable information)
Komunikasi yg buruk (poor communications)
PRINSIP PENANGANAN MUSIBAH DGN
KORBAN MASAL
Diperlukan kerjasama berbagai unit kerja dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada (efisiensi
sumber daya)
Penanganan medis harus berpedoman pada
upaya menyelamatkan korban sebanyakbanyaknya. Atau meminimalkan terjadinya
kematian dan kecacatan.
Keberhasilan penanganan
Dipengaruhi komponen;
1.
2.
3.
4.
5.
Organisasi
Fasilitas (sarana & prasarana)
Komunikasi
Dokumentasi & data
Tata kerja operasional
TWMS2010
72
BENCANA/
KORBAN MASAL
TINDAKAN/
OPERASIONAL
EVAKUASI
PERMASALAHAN:
TERGANTUNG
1. Jumlah korban
1. Organisasi
2. Kondisi korban
2. Fasilitas
3. Keadaan Geografi
3. Komunikasi
JUMLAH KORBAN
YG DAPAT
DISELAMATKAN
4. Data/ Documen
4. Kemudahan
mendapat fasilitas
5. Manajemen
DIPERLUKAN POSKO (OPERATION CENTER)
(CONTOH DINEGARA LAIN)
FIRE BRIGADE
POLICE OFFICER
PUBLIC
WORK
SOCIAL
WORKER
RED
CROSS
MEDICAL STAFF
BAGAIMANA
DI INDONESIA?
PERLU FASILITAS- TRANSPORTASI
HELP......!
DIMANA ADA AMBULANS?
AMBULANS STANDAR ???
(KENDARAAN , PETUGAS, PERALATAN)
Perlu Fasilitas komunikasi
Radio VHF
Radio HF
Perlu kesiapan SDM dan sarana –
prasarana (diluar RS dan di RS)
TATA KERJA
PRA
RUMAH SAKIT (dilokasi kejadian)
DI
RUMAH SAKIT (terutama kesiapan
IGD)
ANTAR
RUMAH SAKIT (koordinasi
komunikasi yang baik)
PRA RUMAH SAKIT
(PRE HOSPITAL)
PENANGANAN DI LAPANGAN
TRANSPORTASI / EAKUASI
(DARAT, LAUT, UDARA)
DI AREA MUSIBAH
LAKUKAN PENILAIAN AREA TSB AMAN ATAU
TIDAK UNTUK PENOLONG, LAKUKAN KERJA
SAMA UTK PENGAMANAN LOKASI
LAKUKAN PENILAIAN CEPAT ADAKAH
ANCAMAN KEMATIAN ATAU TIDAK
LAKUKAN pertolongan pertama/stabilisasievakuasi
PENANGANAN DALAM KOORDINASI DGN
KOMANDANTWMS2011
DI LAPANGAN
80
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(BILA TDK LUAS) DILAPANGAN
(k
RED ZONE (area penyelamatan)
Lokasi bencana, lokasi kerja tim rescue,
polisi,” tim medis” tergantung aman /tdk utk
melakukan pertolongan pertama
YELLOW ZONE (area pertolongan
medis)
Lokasi pos lapangan dan tim pendukung
GREEN ZONE (area penunjang)
Lokasi utk media masa, lokasi menunggu
bagi keluarga korban, lokasi utk
pemberian penjelasan / info, utk tim
relawan
III II
I
PENOLONG PERTAMA PADA KASUS GAWAT DARURAT
Bagaimana masyarakat
awam mengetahui adanya
kasus Gawat darurat dan
bagaimana pertolongan
pertama harus dilakukan
MEDICAL FIRST RESPONDER
(orang awam, petugas pemberi layanan publik,
dokter & perawat)
TWMS 2013
82
PENOLONG PERTAMA SECARA MEDIS
(MEDICAL FIRST RESPONDER)
TRIAGE
TREAT
TRANSPORT
TWMS 2013
83
AREA TRIAGE
Lakukan seleksi korban
Untuk memberikan prioritas
pelayanan
Gunakan Label / Tag berwarna
ARUS PELAYANAN KORBAN DILAPANGAN
prinsip satu arah tidak bersilang
(“3 T rule” ; TAG/TRIASE – TREAT – TRANSFER)
RAWAT
HITAM
RAWAT
HIJAU
TRIASE
MEDIS
EVAKUASI
RAWAT
MERAH
I
RED
ZONE
(area
Penyelama
tan)
II
YELLOW
ZONE
(area
Pertolongan)
RAWAT
KUNING
III
GREEN
ZONE
(area pendukung,
Info publik)
Ke
Pos medis
Lanjutan
(Rumah
sakit)
BAGAIMANA MEMBUAT
RUMAH SAKIT LAPANGAN
PERLU
LISTRIK, AIR
BERSIH DAN
OKSIGEN
KEBUTUHAN DI LAPANGAN
GENSET
K.MANDI
BARAK
TIDUR
PENJERNIH
AIR
DAPUR
R.MAKAN
RUMKIT LAP
COMM
CENTER
RAWAT
SEMENTARA
POSKO
LAPANGAN
TWMS2011
87
TRANSPORTASI EVAKUASI
PEDOMAN
EVAKUASI MEDIS
DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK DASARDEPARTEMEN KESEHATAN
Edisi 1 - 2007
Pada setiap kegawat daruratan medik diperlukan
upaya untuk memindahkan penderita/ korban ke
fasilitas pelayanan medik agar mendapat
pelayanan medik yang dibutuhkan.
Evakuasi medik atau medical evacuation
(Medevac) dengan menggunakan sarana
transportasi darat (ambulans, kereta api dll),
transportasi air (kapal sungai, kapal laut dll)
transportasi udara (pesawat rotary wing,
pesawat fixed wing)
TRANSPORTASI PASIEN GAWAT DARURAT
(GD) PRA RUMAH SAKIT
Memprioritaskan pasien G.D yg memerlukan pelayanan
RS dengan segera, Stabilkan dulu untu Airway &
Breathing problem.
Awak (kru) ambulans terampil dalam pertolongan GD
(mampu melakukan life support, mengawasi stabilisasi
korban)
Dilengkapi fasilitas life support (A,B,C problem)
Dilengkapi alat komunikasi (sbl sampai RS tujuan
berikan info kedatangan dan kasusnya, melaporkan
perkembangan keadaan pasien bl perlu)
TRANSPORTASI PASIEN TIDAK G.D.
Pasien tdk dalam keadaan G.D / tidak perlu
pertolongan segera, dapat dievakuasi tanpa
menggunakan ambulans, digunakan kendaraan
tergantung fasilitas transport tersedia. Tujuan ke tempat
penampungan yg ditentukan
Korban meninggal dievakuasi ke R.S dgn fasilitas
forensik, sebaiknya menggunakan dgn kendaraan
jenazah atau bila tdk memungkinkan dapat diguanakan
kendaraan yg tersedia (sebaiknya menggunakan ktg
jenasah)
AMBULANS TYPE II –USA
AMBULAN Kobe JAPAN
TWM Ambulance
service mei 2007
92
AMBULANS UDARA
FIXED WING (jarak jauh)
ROTARY WING (perlu
tempat pendaratan)
Memerlukan persyaratan
khusus
Ambulans
sungai (tidak pada sungai arus
deras)
Ambulans
laut (untuk kepulauan)
PERMASALAHAN
Bila rujukan pasien tdk dimungkinkan (daerah
terpencil, pedalaman, kepulauan, tertinggal)
diperlukan penguatan Puskesmas (SDMnya,
Fasilitasnya) dan dijalankan rujukan
konsultasi dengan menggunakan teknologi
komunikasi dan media.
TWMS 2013
94
POLA PELAYANAN RUJUKAN
RUJUKAN
PASIEN
RUJUKAN
KONSULTASI
PELAYANAN KOMUNIKASI/TELEMEDICINE
(peningkatan jangkauan pelayanan)
PELAYANAN DOKTER TERBANG (menggunakan
fasilitas transportasi yang tersedia)
TWMS 2013
95
PENANGANAN
DI RUMAH SAKIT
Hospital Disaster Plan
Internal disaster plan (bencana terjadi di RS)
External disaster plan (bencana terjadi diluar RS :
mengirim tim kelapangan, menerima korban di RS)
Memerlukan perencanaan
1. Organisasi & tata kerja (tata laksana)
2. Sumber daya : SDM, fasilitas (peralatan/ obat) & dana
3. Komunikasi & transportasi (intra & ekstra RS)
PELAJARAN DARI KEJADIAN SEBENARNYA .
Kebakaran di
RSU NUSA TENGGARA BARAT
(10 JULI 2011)
RUANG & ALAT CT
SCAN
UNIT RADIOLOGI
PERENCANAAN RUMAH SAKIT PADA
PENANGANAN KORBAN MASAL
Mobilisasi SDM (petugas medis: dokter/
perawat , nonmedis: keamanan, staf penunjang
komunikasi/ farmasi/ gizi/ lab dll)
Mobilisasi sarana – prasarana ( ambulans,
peralatan medis, bahan medis habis pakai, obat
dll)
Perluasan area kegiatan di rumah sakit
(ruang tindakan di IGD, penambahan daya
tampung ruang rawat, penambahan daya
tampung ruang jenazah
AKSES MASUK
RUMAH SAKIT
EMERGENCY
DEPARTMENT (ED)
OUTPATIENT DEPARTMENT
(POLIKLINIK)
RENCANA PERLUASAN AREA KERJA PADA
PENANGANAN KORBAN MASAL
SIAPKAH RUMAH SAKIT MENERIMA
KORBAN MASAL
Area penampungan
pasien ? Aman?
SIAPKAH KITA .....?
BAGAIMANA SEKARANG APAKAH KITA SUDAH
SIAP
MAU RAPAT DULU YA ..... NANTI AJA TUNGGU
APRIL 2011
TWMS 2011
105
Semoga bermanfaat
april 2011
TWMS