PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL (Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)

Kurnia Rahmah

Alumnus Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha email: kurniarahmah27@yahoo.com

Zulkifli

Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta email: zulstieww@gmail.com

A bstract

This research aims to analyze the effect of application of government accounting standard and the effect of region’s financial accounting system on the quality of regency financial statements GunungKidul regency (empirical study at government institutions in GunungKidul regency DIY). There are 36 respondents in this research uses purposive sampling method. SPSS 17.0 is used to analyze hypotheses in this research. Based on the result of this research are application of accrual basis government accounting standard influence positively, but not significant on quality of regency financial statements GunungKidul regency, and region’s financial accounting system influence positively, but not significant on quality of regency financial statements Gunung Kidul regency.

Keywords: Government Accounting Standard, accrual basis, Region’s Financial Accounting System, Quality of Region’s Financial Report.

PENDAHULUAN

Seiring dengan adanya perubahan UU No.32 Tahun 2004). Dalam rangka masa dari orde baru ke era reformasi mewujudkan otonomi daerah, pemerintah sangat memberikan dampak yang positif daerah mengeluarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 bagi perubahan paradigma pembangunan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan nasional. Adapun perubahan paradigma (SAP) yang sekarang diubah menjadi PP baru ini diwujudkan melalui kebijakan- No. 71 Tahun 2010 tentang SAP (Standar kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual) Undang Undang No. 23 tahun 2014 tentang yang diberlakukan tahun anggaran 2015. pemerintah daerah (merupakan revisi dari SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi

113 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

114 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

yang harus diterapkan untuk memperoleh hasil laporan keuangan yang berkualitas baik. Untuk dapat mewujudkan tata kelola yang baik (good govermance) pemerintah harus melakukan berbagai upaya-upaya yang dapat menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah mencakup beberapa aspek baik dalam bidang peraturan, kelembagaan, sistem informasi keuangan daerah, dan peningkatan sumber daya manusia. Pengukuran kinerja yang berbasis akuntabilitas serta transparansi dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat (Halim dan Laurensius, 2005).

Bentuk media pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintah diatur dalam undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pada Pasal 31 disebutkan bahwa gubernur/bupati/walikota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian serta peng- ambilan keputusan, harus sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan oleh disiplin ilmu akuntansi, sehingga untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitasdiperlukan orang- orang yang kompeten. Kompetensi sumber daya manusia sangat diperlukan agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Informasi akuntansi yang terdapat dalam sebuah laporan keuangan pemerintah daerah seharusnya bermanfaat baik dalam pengertian, aktivitas yang dapat bermanfaat baik dalam pengambilan sebuah keputusan dan dapat dipahami oleh para pengguna (Huang et al, 1999 dalam Xu et al, 2003). Agar bermanfaat, informasi akuntansi harus memenuhi beberapa

karakteristik kualitatif laporan keuangan yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yakni (1) Relevan, (2) Andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat dipahami.

Informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat memenuhi atau sesuai dengan kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara mengamanatkan kepada pemerintah untuk menciptakan laporan keuangan sesuai dengan karakteristik kualitatif yang telah dijelaskan diatas. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat pertanggungjawaban manajemen suatu pemerintah terhadap publik.

Penerapan akuntansi yang baik serta pengawasan yang optimal dari pihak inter- nal maupun eksternal terhadap kualitas laporan keuangan pada sebuah instansi pemerintah dapat meningkatkan akun- tabilitas kinerja instansi pemerintah sehingga kinerja penyelenggaraan urusan- urusan pemerintah dapat optimal.

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji mate- rial. Jika laporan keuangan diberi opini jenis ini, artinya auditor berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/ pemerintah/ dianggap telah menyeleng- garakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.https//id.wikipedia.org/ Opini.BPK.

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

Standar akuntansi pemerintahan(SAP) keuangan daerah tersebut dapat meningkat. merupakan pedoman di dalam menyusun Namun kenyataan tidak semua pegawai di dan menyajikan laporan keuangan. Standar pemerintahan memahami sistem akuntansi akuntansi pemerintahan adalah syarat keuangan daerah tersebut. mutlak yang harus dijadikan pedoman

Perkembangan opini BPK terhadap intansi pemerintah agar kualitas laporan hasilaudit laporan keuangan pemerintah

keuangan di Indonesia dapat ditingkatkan daerah sejak 2012 hingga tahun 2015 di (PP No. 71 Tahun 2010).Dengan adanya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, pemahaman yang baik terhadap SAP disajikan pada tabel 1. berbasis akrual, maka akan dapat disusun

Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas LKPD Tahun 2012-2015

Opini LKPD No.

Pemerintah Kabupaten/Kota

WTP WTP 2 Kota Yogyakarta

1 Daerah Istimewa Yogyakarta

WTP

WTP

WTP WTP WTP WTP 3 Kabupaten Bantul

WTP WTP WTP WTP 4 Kabupaten Sleman

WTP WTP WTP WTP 5 Kabupaten Kulon Progo

WTP WTP 6 Kabupaten Gunung Kidul

WDP WTP

WDP WDP WDP WTP Sumber : Website BPK RI

laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi telahmampumemperbaiki raihan opini Anggaran, Laporan Saldo Anggaran Lebih, Wajar Dengan Pengecualian (W DP) LaporanOperasional, Laporan Perubahan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Ekuitas dan Catatan atas Laporan pada tahun 2015. Keuangan.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Dalam penyusunan laporan keuangan Kabupaten Gunung Kidul melakukan juga diperlukan sistem akuntansi keuangan berbagai upaya seperti memperbaiki daerah (SAKD) merupakan suatu prosedur struktur maupun sistem penataan barang dari tahap awal pengumpulan data sampai milik Negara/Daerah dengan tertib, serta pelaporan keuangan atas pertanggung- memperbaiki ketentuan ketidak sesuainya jawaban pelaksanaan APBD (Permendagri pelaksanaan pengadaan barang dan jasa No. 59 Tahun 2007). Jika sistem akuntansi dengan ketentuan yang berlaku, belum dipahami maka akan dapat memberikan pelatihan terhadap pegawai/ menghambat dalam penyusunan laporan staff yang memiliki kelemahan dalam keuangan.

penyusunan laporan keuangan. Semua Pemerintah telah berupaya untuk kendala yang dihadapi oleh Pemerintah

menyusun laporan berdasarkan sistem Daerah Kabupaten Gunung Kidul tersebut akuntansi keuangan daerah, sehingga dijadikan sebagai sebuah poin penting oleh kualitas yang dihasilkan dari laporan Pemerintah Daerah yang harus diperbaiki

115 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

116 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

agar dapat memperoleh dan memper- tahankan opini audit WTP dari BPK RI.

Berdasarkan informasi yang dipaparkan di atas maka, judul penelitian yaitu “Pengaruh Penerapan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) Berbasis Akrual, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah”.

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan Standar Akuntansi Peme- rintahan Akrual berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan OPD Kabupaten Gunung Kidul? 2. Apakah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan OPD Kabupaten Gunung Kidul?

TELAAH LITERATUR Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 32 ayat (2) yang menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertim- bangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). SAP merupakan landasan hukum bagi aparatur pemerintah pusat maupun daerah dalam mengelola penerimaan dan penggunaan dana secara transparan, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tujuan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dapat tercapai. Penerapan SAP dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA),

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO)¸ Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No. 71 Tahun 2010 telah membuat perubahan signifikanterhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indo- nesia. Standar tersebut dikukuhkan dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Pedoman Teknis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP menggunakan basis akrual untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas.

SAP dinyatakan dalam bentuk Per- nyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemahaman SAP merupakan suatu pengetahuan yang sangat mendasar dalam menyusun pelaporan keuangan. Dengan adanya pemahaman yang baik maka akan berdampak terhadap kualitas pelaporan keuangan yang baik pula, serta berpengaruh terhadap kinerja suatu pelaporan keuangan daerah.

Laporan keuangan pemerintah daerah harus memiliki beberapa karakteristik kualitatif yang disyaratkan. Adapun karakterisitik kualitatif laporan keuangan pemerintah daerah yang merupakan persyaratan normatif sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010) adalah:

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

1. Relevan, yaitu informasi yang bentu serta istilah yang disesuaikan didalamnya memuat tentang informasi

dengan batas pemahaman pengguna yang dapat mempengaruhi kepuasan

laporan keuangan. pengguna dan dapat membantu mereka

Masyarakat menghendaki agar dalam menemukan titik keluarnya, baik

informasi yang terdapat dalam laporan sebagai alat untuk mengevaluasi

keuangan pemerintah daerah dapat peristiwa masa lalu, atau masa kini, dan

memenuhi atau sesuai dengan kriteria untuk memprediksi peristiwa yang akan

karakteristik kualitatif laporan keuangan terjadi dimasa depan. Informasi yang

pemerintah seperti yang terdapat dalam relevan memiliki unsur-unsur sebagai

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010. berikut:

Manfaat prediktif (predictive value). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Informasi yang dapat membantu (SAKD)

untuk memprediksi masa depan,

1. Pengertian SAKD

dengan melihat suatu peristiwa Menurut Nordiawan (2008), sistem masa lalu dan mempertimbang-

akuntansi keuangan daerah adalah kannya, serta berdasarkan kejadian

serangkaian prosedur mulai dari proses masa kini.

pengumpulan data, pencatatan, peng-

Manfaat umpan balik (feedback ikhtisaran sampai dengan pelaporan value). Informasi memungkinkan

keuangan dalam rangka pertanggung- pengguna untuk menegaskan atau

jawaban pelaksanaan APBD yang dapat mengoreksi ekspektasi mereka

dilakukan secara manual atau meng- dimasa lalu.

gunakan aplikasi komputer.

Tepat Waktu (timeliness).Informasi

2. Tujuan SKPD

yang disajikan secara tepat waktu Sistem akuntansi pemerintahan (sektor yaitu sesuai dengan kebutuhan dan

publik) memiliki tiga tujuan pokok dapat dimanfaatkan sebagai

(Nordiawan, 2008) yaitu: pertanggung informasi dalam pengambilan

jawaban, manajerial dan pengawasan. keputusan.

3. Ruang Lingkup SAKD

2. Andal, yaitu informasi akuntansi yang Salah satu tujuan SAKD adalah disajikan dapat dipercaya dan tidak menyediakan informasi keuangan yang menimbulkan kesalahan material, lengkap, cermat, dan akurat sehingga menyajikan informasi secara benar dan dapat menyajikan laporan keuangan jujur, serta dapat diverifikasi yang handal, dapat dipertanggung- kesalahannya. jawabkan dan dapat digunakan oleh

3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi berbagai pihak eksternal. yang dimuat dapat dibandingkan

4. Karakteristik SAKD dengan periode yang lalu serta dapat

dibandingkan dengan entitas lain yang SAKD atau Sitem Akuntansi Pemerintah bergerak dalam bidang yang sama.

Daerah memiliki karakteristik (Nordiawan, 2008), yaitu basis akuntansi

4. Dapat dipahami, informasi yang dan sistem pembukuan.

disajikan dalam laporan keuangan, harus dapat dipahami oleh semua

5. Penerapan SAKD

kalangan ataupun pihak pengguna Dalam rangka melanjutkan reformasi laporan keuangan. Dinyatakan dalam

dibidang pengelolaan keuangan daerah 117

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

-JU

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

pemerintah telah menerbitkan Peraturan yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005 dan Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. (PPKD), dan dari 29 SKPD hanya 4 OPD Menurut Mardiasmo (2004), SAKD yang dijadikan responden yang memenuhi

dapat menghasilkan laporan keuangan yang kriteria untuk dijadikan sampel. Dalam relevan, handal, dan dapat dipercaya. penentuan jumlah sampel digunakan rumus Sistem akuntansi pemerintah daerah yang perhitungan Slovin dengan tingkat error atau lemah menyebabkan pengendalian intern kesalahan yang dapat doterima sebesar lemah dan pada akhirnya laporan keuangan 5%. Sedangkan penentuan jumlah sampel yang dihasilkan juga kurang handal dan untuk setiap OPD ditentukan secara kurang relevan untuk pembuatan proporsional. Dimana jumlah pegawai/staf keputusan.

bagian akuntansi/keuangan di satu OPD dibagi dengan total pegawai/staf bagian

METODA PENELITIAN

akuntansi/keuangan di 4 OPD. Kemudian

Populasi

hasilnya dikalikan dengan hasil perhitungan dengan rumus Slovin yang telah dilakukan.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999),

populasiadalah sekelompok orang, kejadian Objek Penelitian

atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini

Penelitian ini merupakan penelitian studi adalah Organisasi Perangkat Daerah empiris yang dilakukan pada Pemerintahan

(OPD) yang ada di Kabupaten Gunung Kabupaten Gunung Kidul. Objek penelitian Kidul. Populasi dalam penelitian ini adalah ini pada OPD di Kabupaten Gunung Kidul pegawai/staf bagian akuntansi/keuangan yaitu BKAD, BAPPEDA, SATPOL PP dan pada OPD Pemerintahan Daerah kabupaten DPUPRKP. Gunung Kidul.

Jenis Data

Sampel

Umar (2005), menyatakan jenis data Menurut W iyono (2011: 76)sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

merupakan bagian populasi yang terwakili Data Primer dan Data Sekunder. Data dan akan diteliti atau sebagian jumlah dari yang digunakan pada penelitian ini adalah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang data primer yang diperoleh secara langsung terwakili. Sampel dipilih dengan mengguna- dari sumbernya oleh peneliti melalui proses kan teknik purposive sampling. Purposive penyebaran kuesioner kepada responden Sampling merupakan pengambilan sampel sesuai objek yang diteliti dan bersifat up to yang dilakukan berdasarkan pertimbangan date. Adapun kriteria responden pada yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini yaitu pegawai/staf pada bagian penelitian (Wiyono, 2011: 88). Jumlah akuntansi/keuangan pada instansi pegawai/staf bagian akuntansi/keuangan pemerintah yang meliputi kepala staf bagian yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan para staf subbagian akuntansi/ adalah 36 orang dari 4 OPD yang tersebar keuangan. di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Metode penentuan sampel yang Teknik Pengumpulan Data

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Metode pengumpulan data pada pupose sampling. Kriteria penentuan penelitian ini yaitu menyebarkan kuesioner sampel pada penelitian ini adalah pegawai dengan cara memberikan daftar pertanyaan

118 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

kepada responden atau pengguna laporan pengukuran terhadap variabel yang keuangan terkait permasalahan yang akan dibangun berdasarkan konsep yang sama diteliti di instansi Pemerintah Kabupaten dan apakah peneliti akan melanjutkan Gunung Kidul. Adapun hasil jawaban dari prosedur pengukuran yang sama atau pertanyaan yang diajukan kepada menggunakan prosedur yang baru. responden terpilih, diolah menggunakan

Variabel Penelitian merupakan sesuatu software SPSS. Adapun skala yang hal yang memang memiliki sifat dan

digunakan untuk mengukur yaitu skala likert mempunyai variasi tertentu, yang sengaja (skala sikap) mempunyai gradasi dari dibuat untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan- sangat positif ke sangat negatif (Sugiyono, nya (Sugiyono, 1994). Penelitian ini 2013:93). Kuesioner atau daftar pertanyaan menggunakan dua macam variabel yang telah selesai diisi oleh responden penelitian yaitu, varibel bebas dan variabel kemudian diukur menggunakan skala likert terikat. antara 1 sampai dengan 5 yang dipaparkan pada tabel 2 dan tabel 3 sebagai berikut:

a. Variabel Dependen Variabel Dependen (variabel terikat)

Tabel 2. Skor Skala Likert

merupakan variabel yang menjadi pusat

untuk Kuesioner SAKD dan Kualitas Laporan Keuangan

perhatian peneliti (Sekaran 2006).

NO KETERANGAN

SKOR

Variabel terikat pada penelitian ini adalah

1. Sangat Tidak Setuju

1 kualitas laporan keuangan pemerintah

2 daerah. Kualitas laporan keuangan

2. Tidak Setuju

3. Netral

3 pemerintah daerah peneliti ambil

4. Setuju 4 sebagai variabel dependen karena 5. Sangat Setuju

5 kualitas pelaporan keuangan daerah yang disusun oleh instansi Pemerintah

Tabel 3.

Kabupaten Gunung Kidul masih relatif

Skor Skala Likert

rendah dan masih mendapatkan opini

wajar dengan pengecualian. Laporan NO

untuk Kuesioner Penerapan SAP

KETERANGAN

SKOR

keuangan yang baik yaitu sudah

1. Tidak Menerapkan

1 memperoleh opini wajar tanpa

2. Hanya Sedikit Menerapkan

2 pengecualian dari BPK. Kabupaten

3. Sebagian Menerapkan

3 Gunung Kidul belum meraih status

4. Menerapkan

4 wajar tanpa pengecualian, oleh karena

5. Menerapkan Penuh

5 itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kualitas laporan

Definisi Operasional Variabel Penelitian

keuangan pemerintah daerah Kabupaten Definisi Operasional yaitu aspek

Gunung Kidul.

penelitian yang dapat memberikan petunjuk

b. Variabel Independen tentang bagaimana cara mengukur

variabel. Definisi operasional merupakan Variabel Independen (Variabel bebas) suatu informasi ilmiah yang sangat penting

adalah variabel yang dapat mem- bagi para peneliti lain dalam rangka

pengaruhi variabel terikat baik secara membuat suatu penelitian yang sejenis

positif maupun negatif (Sekaran 2006). dengan variabel yang sama. Dengan

Variabel independen dalam penelitian ini adanya informasi tersebut, peneliti akan

adalah Penerapan SAP, dan Sistem mengetahui bagaimana cara melakukan

Akuntansi Keuangan daerah.

119 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

1) Standar Akuntansi Pemerintahan

b) Uji Reliabilitas

Penerapan Standar Akuntansi Uji Reliabilitas data digunakan untuk Pemerintahan, adalah mengatur

mengukur apakah hasil penelitian Penyajian laporan keuangan untuk

yang dilakukan dapat memberikan tujuan umum (General purpose

hasil yang relatif tidak berbeda atau financial statements) dalam rangka

berubah jika dilakukan pengukuran meningkatkan keterbandingan

ulang terhadap subjek yang sama. laporan keuangan baik terhadap

Penelitian Sugiyono (2009) menyata- anggaran, antar periode, mauapun

kan Instrumen dikatakan reliable antar entitas. PP No.71 tahun 2010

apabila terdapat kesamaan data tentang Standar Akuntansi

dalam waktu yang berbeda, alat ukur Pemeritahan.

dikatakan reliabel apabila nilai

2) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Cronbach Alpha > 0,60. Sistem akuntansi keuangan daerah

2. Uji Asumsi klasik

merupakan suatu prosedur dari Adapun langkah-langkah yang dilakukan

tahap awal pengumpulan data jika menggunakan uji regresi berganda

sampai dengan dilakukannya menggunakan beberapa Uji Asumsi

pelaporan keuangan atas pertang- Klasik yang harus dipenuhi diantaranya:

gungjawaban pelaksanaan APBD Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji

(Permendagri No. 59 Tahun 2007). Heteroskedisitas. Adapun rinciannya

Jika sistem akuntansi belum

sebagai berikut:

dipahami maka akan dapat menghambat dalam penyusunan

a) Uji Normalitas

laporan keuangan. Uji Normalitas dilakukan untuk Sistem akuntansi keuangan

melakukan pengujian apakah dalam daerah adalah serangkaian prosedur

model regresi antara variabel terikat untuk menyusun laporan keuangan.

dengan variabel bebas mempunyai Informasi yang terdapat dalam

distribusi normal atau tidak. Model laporan keuangan digunakan oleh

regresi yang baik yaitu yang memiliki pihak-pihak tertentu dalam

distribusi normal atau mendekati mengambil suatu keputusan.

normal. Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini

1. Uji Kualitas Data

adalah One-Sample Kolmogorov

a) Uji Validitas Sminorv test (1-Sampel K-S). Uji ini dilakukan dengan membandingkan

Uji validitas dilakukan untuk probabilitas yang diperoleh dengan

mengukur valid/tidaknya suatu kuesioner dan untuk melakukan

taraf signifikasi 0,05. Apabila nilai siginifikansi hitung lebih besar dari

pengukuran tingkat keandalan alat 0,05 maka data terdistribusi normal.

ukur yang digunakan. Apabila koefisien korelasinya menunjukkan

b) Uji Multikolonearitas signifikan 0,361 atau jika r hitung >r tabel

Uji multikolonearitas memiliki tujuan dan nilai positif maka pernyataan/

apakah dalam model regresi indikator instrument yang digunakan

ditemukan adanya korelasi antar adalah valid (Ghozali, 2009).

variabel bebas (variabel Indepen- dent). Model regresi yang baik yaitu

120 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

yang tidak saling berkorelasi antar tingkat signifikan variabel bebas. Jika diantara variabel

regresi dapat dikatakan Heteros- bebas saling berkorelasi maka

kedastisitas jika nilai á lebih besar variabel-variabel tersebut tidak

dari 5%.

ortogonal. Ortogonal yaitu variabel independen yang masing-masing

3. Analisis Data dan Pengujian

variabel memiliki nilai korelasi

Hipotesis

variabel bebas = 0. Mutikolonearitas Analisis Regresi Berganda

dapat dilihat dari (1) Nilai Toleransi Untuk melakukan analisis data,

dan Lawannya, (2) Valiance Inflation penelitian ini menggunakan teknik analisis

Faktor (VIF). Suatu model regresi regresi linear berganda. Analisis linear

dapat dikatakan bebas dari berganda adalah analisis regresi yang terdiri

Multikolonearitas jika mempunyai dari dua atau lebih variabel-variabel

nilai VIF disekitar angka 1 dan angka Independen. Menurut Ghozali (2011), untuk

Tolerancenya mendekati 1. Toler- memperoleh kebenaran dari prediksi dan

ance merupakan variabel-variabel pengujian regresi yang dilakukan, maka

bebas yang terpilih dan tidak dapat perlu melakukan berbagai cara untuk

dijelaskan dengan variabel-variabel mencari nilai Koefisien Determinasi, Uji

bebas lainnya. Nilai cut off yang Simultan dean Uji Parsial.

sering digunakan adalan nilai Toler- ance 0,10 atau = nilai VIF diatas 10

a) Koefisien Determinasi (Ghozali 2005).

Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya Tidak terdapat multikonearitas

mengukur seberapa jauh kemampuan antar variabel independen jika VIF <

model dalam menerangkan variasi

10, dan nilai Tolerance > 0,1. variabel dependen (Ghozali 2005). Uji ini Terdapat multikoloneritas antar

dilakukan dengan melihat besarnya nilai variabel independen jika VIF >10, dan

koefisien determinasi R 2 yang nilai Tolerance <0,1.

merupakan besaran non negatif.

c) Uji Heteroskedastisitas Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1. Jika

Uji Heteroskedastisitas merupakan r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan

ketidaksamaan varian dari residual antara dua variabel sangat lemah atau

untuk semua pengamatan dari tidak ada hubungan sama sekali. Bila r

model regresi. Uji Heteroskedas- = +1, atau mendekati 1 maka korelasi

tisitas memiliki tujuan untuk menguji antara dua variabel dikatakan positif dan

apakah dalam model regresi sangat kuat. Menurut Ghozali (2011),

terdapat ketidaksamaan varian dari banyak peneliti menyarankan untuk

residual suatu pengamatan ke menggunakan adjusted R 2 daripada R 2 .

pengamatan yang lain. Jika residual Hal ini disebabkan bahwa jika terdapat

dari pengamatan yang satu ke penambahan satu variabel Independen

pengamatan yang lain tetap, berarti maka R 2 akan meningkat. Sedangkan

dapat dikatakan Heteroskedas- pada Adjusted R 2 akan mengalami

tisitas. Model regresi yang baik kenaikan atau penurunan jika ada

adalah Homoskedastisitas (Gozali, penambahan variabel independen

2011). Uji Hetoreskedastisitas dalam bentuk atau model regresi.

menggunakan uji Glejser dengan 121

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

-JU

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) Keterangan: Uji signifikansi simultan digunakan untuk Y : Kualitas Laporan Keuangan

mengetahui apakah variabel indepen- Pemerintah Daerah den secara bersama-sama atau

D : Konstanta

simultan mempengaruhi variabel

E 1 : Slope regresi atau koefisien regresi dependen (Ghozali 2005). Jika hasil F

dari X 1

test diperoleh nilai F hitung lebih besar

E 2 : Slope regresi atau koefisien regresi dari df dan signifikansi jauh di bawah

dari X 2

derajat kepercayaan yang ditentukan

X 1 : Penerapan Standar Akuntansi maka model regresi dapat dikatakan Pemrintahan (SAP) variabel independen secara bersama- sama atau simultan mempengaruhi X 2 : Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

variabel dependen. Dasar pengambilan

(SAKD)

keputusannya: Signifikan bila r value <

e : Kesalahan residual (error turn)

D (0,05). Persamaan tersebut di atas kemudian dianalisis menggunakan SPSS 17,0

c) Uji Parsial ( Uji t Statistik) dengan tingkat signifikan 5% (

D = 0,05). Uji t statistik berfungsi untuk menerangkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel HASIL DAN PEMBAHASAN

independen secara individual dalam

Uji Kualitas Instrumen

menjelaskan varibel dependen (Ghozali, 2011). Uji nilai t memiliki tingkat

a. Uji Validitas

signifikansi 5%. Kriterianya yaitu ada Uji validitas digunakan untuk mengukur tidaknya pengaruh antara variabel sejauhmana tingkat kevalidan suatu independen terhadap variabel dependen pertanyaan dari penyebaran kuesioner. secara parsial yaitu diterima jika nilai sig Pengujian ini dapat dilakukan dengan t<

D (0,05). menggunakan Pearsion Correlation. Sebuah data dapat dikatakan valid apabila

d) Model Regresi r hitung > r tabel, maka point pertanyaan Y= D E 1 X 1 E 2 X 2 e tersebut dapatdikatakan valid. Hasil uji validitas terhadap data penelitian disajikan pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel PSAP

Variabel

Keterangan

r hitung

r tabel

Valid PSAP

Valid Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

122 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

Secara keseluruhan semua instrument nilai di bawah 0,361 dan sebagiannya butir-butir pertanyaan terkait Penerapan memiliki nilai di atas 0,361. Hal ini Standar Akuntansi Pemerintahan memiliki mengindikasikan bahwa semua pertanyaan

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel SAKD

Valid Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

ada yang tidak valid dan valid. Butir-butir

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel KLKPD

pertanyaan yang memiliki nilai kisaran antara diatas 0,361 ada 6 yaitu untuk butir

Variabel Keterangan r hitung

r tabel

Keterangan

pertanyaan No 3 (0,855), 5 (0,651), 6 (372),

7 (0,843), 8 (0,438), dan 9 (0,857). Adapun butir-butir pertanyaan yang memiliki nilai

kisaran antara di bawah 0,361 ada yaitu

untuk butir pertanyaan No 1 (0,278), 2 (0,309), 4 (0,360). Hasil Uji Validitas Variabel

SAKD disajikan pada tabel 5.

KLKPD5 0,880 0,361 Valid

Secara keseluruhan semua instrument

butir-butir pertanyaan terkait Sistem Akuntansi Keuangan Daerah memiliki nilai

KLKPD7 0,832 0,361 Valid

diatas 0,361 hal ini mengindikasikan bahwa

semua pertanyaan valid. Butir-butir pertanyaan yang memiliki nilai kisaran

antara diatas 0,361 ada 4 yaitu untuk butir

pertanyaan No 1 (0,889), 2 (0,852), 3 (0,882)

dan 4 (0,946) Hasil Uji Validitas Variabel

KLKPD

KLKPD disajikan pada tabel 6.

Secara keseluruah semua instrument butir-butir pertanyaan terkait Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

KLKPD14 0,885 0,361 Valid

memiliki nilai diatas 0,361. Hal ini mengindikasikan bahwa semua pertanyaan

valid. Butir-butir pertanyaan yang memiliki

nilai kisaran antara diatas 0,361 dan 0,900 an ada yaitu untuk butir pertanyaan No 2

(0,793), 3 (0,898), 5 (0,880), 6 (0,759), 7 Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

123 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

13 (0,875), 14 (0,885). Adapun butir-butir Tabel 7. menunjukkan nilai Cronbach pertanyaan yang memiliki nilai kisaran Alpha variabel penerapan standar akuntansi antara diatas 0,900 an ada 6 yaitu untuk butir pemerintahan sebesar 0,760, sistem pertanyaan No, 1 (0,915), 4 (0,931), 9 akuntansi keuangan daerah sebesar 0,912, (0,912), 12 (0,937), 15 (0,907), 16 (0,937). dan kualitas laporan keuangan pemerintah

Berdasarkan tabel uji validitas di atas daerah sebesar 0,979. Dengan demikian menunjukkan bahwa koefisien korelasi r- dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam hitung > r tabel yang diperoleh dibandingkan kuesioner ini reliabel karena nilai Cronbach dengan r-tabel pada taraf siginifikansi 5%. Alpha >0,60. Bila r hitung > r tabel maka alat tersebut

Uji Asumsi Klasik

dinyatakan valid. Pada penelitin ini nilai r tabel adalah sebesar 0,361.

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan pada Sebelum melakukan analisis jalur, salah tabel uji validitas menunjukkan bahwa poin- satu syarat yang harus dipenuhi yaitu uji

poin pertanyaan dari masing-masing normalitas. Pengujian normalitas pada variabel dalam kuesioner mempunyai r penelitian ini menggunakan one sample hitung > r tabel (0,361), hanya item kolmograv smirnov test, yang mana jika pertanyaan dalam kuesioner penerapan nilai asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka standar akuntansi pemeritahan yang distribusi data dikatakan normal. Secara memiliki jawaban tidak valid berjumlah 3 rinci hasil pengujian normalitas dapat dilihat item pertanyaan sedangkan yang valid pada tabel 8. dibawah ini: berjumlah 6 item pertanyaan. Dengan

Tabel 8.

demikian item pertanyaan dalam kuesioner

Hasil Uji Normalitas

sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kualitas laporan keuangan pemerintah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

daerah secara keseluruhan valid.

ed Residual

Normal Parameters a Mean

b. Uji Reliabilitas

Std. Deviation 8.34822234

Most Extreme

Absolute .141

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur

Differences

Positive .101 Negative

apakah hasil penelitian yang dilakukan dapat -.141

Kolmogorov-Smirnov Z

memberikan hasil yang relatif tidak berubah .594

Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.

atau konsisten terhadap instrument penelitian. Jika nilai Cronbach Alpha di atas

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017 0,60 maka instrument penelitian dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian, maka terhadap data penelitian yang disajikan pada semua komponen penerapan standar tabel 7 sebagai berikut:

akuntansi pemerintah, sistem akuntansi keuangan daerah, dan kulitas laporan

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas

keuangan pemerintah daerah berdistribusi

normal karena nilai asyimp sig (2-tailed) >

Cronbach

Variabel Alpha Reliabilitas Keterangan

dari 0,05 yaitu sejumlah 0,594.

PSAP 0,760 0, 60 Reliabel

b. Uji Multikolonearitas

SAKD 0,912 0,60 Reliabel

KLKPD 0,979 0,60 Reliabel

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas. Model regresi

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

124 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

yang bebas dari multikolinearitas adalah factor (VIF) sebesar 1,141. Berdasarkan yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari hasil penelitian maka variabel independen 10% atau 0,1 dan nilai variance inflantion sistem akuntansi keuangan daerah bebas factor (VIF) kurang dari 10, untuk melihat dari multikolinearitas karena sudah hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada memenuhi ketentuan. tabel 9. sebagai berikut:

c. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 9.

Uji Hetoreskedastisitas menggunakan uji Nilai

Glejser dengan tingkat signifikan Variabel Tolerance

VIF

Keterangan

Model regresi dapat dikatakan Heteros- PSAP 0,877 1,141 Bebas Multikolinearitas kedastisitas jika nilai sig lebih besar dari 5%.

Hasil Uji Heteroskedasitas disajikan pada SAKD 0,877 1,141 Bebas Multikolinearitas tabel 10.

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017 Dari semua variabel ini tidak terdapat heteroskedastisitas, dimana jumlah sig

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada untuk variabel PSAP sebesar 0,974 dan masing-masing variabel independen nilai untuk variabel SAKD nilai sig sejumlah tolerance lebih dari 0,1 dan nilai variance 0,293. inflantion factor (VIF) dari masing masing variabel independen kurang dari 10.

Tabel 10.

Hasil Uji HeteroskedasitasCoefficients a

T Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

1.072 .293 a. Dependent Variable: res_2 Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Variabel independen penerapan standar ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN akuntansi pemerintahan memiliki nilai tolerance HIPOTESIS

sebesar 0,877 dan nilai variance inflantion

a. Koefisien determinasi (R 2 )

factor (VIF) sebesar 1,141. Berdasarkan hasil penelitian maka variabelpenerapan 2 Koefisien determinasi (R ) pada intinya

standar akuntansi pemerintahan bebas dari mengukur seberapa jauh kemampuan multikolinearitas karena sudah memenuhi model dalam menerangkan variasi variabel ketentuan.

dependen. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R 2 yang

Variabel independen sistem akuntansi merupakan besaran non negatif. Besarnya keuangan daerah memiliki nilai tolerance nilai koefisien determinasi adalah antara nol sebesar 0,877 dan nilai variance inflantion sampai dengan 1. Hasil Uji Koefisien

Determinasi disajikan pada tabel 11. 125

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

-JU

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Std. Error of the Model

Adjusted R

R Square

a. Predictors: (Constant), SKAD PSAP Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada laporan keuangan pemerintah daerah tabel 11 diketahuinilai Adjusted R Square kabupaten Gunung Kidul. sebesar 0,158 hal ini berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan model

c. Uji Parsial (Uji t Statistik)

variasi variabel terikat sebesar 15,8%. Statistik t berfungsi untuk menerangkan Sedangkan 84,2% dijelaskan oleh variabel seberapa jauh pengaruh satu variabel lainnya. independen secara individual dalam

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik) menjelaskan variabel dependen. Ada tidaknya pengaruh antara variabel

Uji signifikansi simultan digunakan untuk independen terhadap variabel dependen

mengetahui apakah variabel independen secara parsial diterima jika nilai sig t <

secara bersama-sama atau simultan (0,05). Hasil Uji Parsial disajikan pada

mempengaruhi variabel dependen. Dengan

tabel 13.

tingkat siginifikan dibawah 0,05. Hasil Uji Simultan ANOVA disajikan pada tabel 12.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 13. variabel

Tabel 12. Hasil Uji Simultan ANOVA b

penerapan standar akuntansi pemerintahan memiliki nilai sig sebesar 0,283, dan sistem

Sum of

Mean

akuntansi keuangan daerah sebesar 0,061.

Model Squares

df Square

F Sig.

.038 a Kesimpulannya bahwa variabel Pene-

Residual 2021.092

rapan Standar Akuntansi Pemerintahan tidak memenuhi ketentuan karena nilai sig 0,283

> 0,05, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah tidak memenuhi ketentuan karena

a. Predictors: (Constant), sakd, psap

b. Dependnt Variable: klkpd

nilai sig 0,061 > 0,05.

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Hasil Pengujian Hipotesis dan Analisis

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel

Data

12. diketahui nilai sigifikan sebesar 0,038. Karena nilai sigifikan < 0,05 sesuai dengan

a. Persamaan Regresi Berganda dasar pengambilan keputusan dalam uji F

Hasil analisisi regresi berganda maka dapat disimpulkan bahwa dari disajikan pada tabel 14. Dari tabel 14, dapat masing-masing variabel independen yaitu disajikan persamaan regresi sebagai penerapanan standar akuntansi peme- berikut: rintahan, dan sistem akuntansi keuangan

KLKPD = 23,317 + 0,378 PSAP + 1,726 SAKD +e Daerahberpengaruh terhadap kualitas

126 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

Tabel 13. Hasil Uji Parsial

Coefficients a

Statistics Model

Coefficients

Coefficients

Tolerance VIF 1 (Consta

B Std. Error

.877 1.141 a. Dependent Variable:

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Tabel 14. Hasil Analisis Regresi

Keterangan Konstanta

Variabel

Koef. B

Ditolak SAKD

Ditolak Adj. R Square

F statistic

Dependen variabel : KLKPD Sumber : Data Primer yang diolah, 2017

Hasil analisispersamaan regresi bernilai positif 1,726, nilai t hitungsebesar menunjukan nilai konstanta KLKPD (Y) 1,952 dengan nilai sig 0,061 > á (0,05), sebesar 23,317.Koefisienregresi variabel maka dapat disimpulkan bahwa sistem

PSAP(X 1 ) 0,378, dan koefisienvariabel akuntansi keuangan daerah tidak SAKD (X 2 ) sebesar 1,726.

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah yang artinya

b. Hasil Pengujian H 1 H 2 ditolak. Hasil pengujian H 1 pada tabel 14.

menunjukkan bahwa koefisien regresi Pembahasan Hasil Penelitian

bernilai positif 0,378 ,nilai t hitungsebesar Hasil pengujian hipotesis pertama 1,095 dengan nilai sig 0,283 >

D (0,05). menunjukkan bahwa penerapan standar Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntansi pemerintahan berpengaruh standar akuntansi pemerintahan tidak positif tetapi tidak signifikan terhadap berpengaruh terhadap kualitas laporan kualitas laporan keuangan Pemerintah keuangan pemerintah daerah yang artinya Daerah Kabupaten Gunung Kidul. Hal ini

H 1 ditolak menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan tidak berpengaruh

c. Hasil Pengujian H 2 terhadap kualitas laporan keuangan Hasil pengujian H 2 pada tabel 14. Pemerintah Daerah. Adapun penelitian yang

menunjukkan bahwa koefisien regresi dilakukan pada OPD Kabupaten Gunung

127 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

128 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

Kidul menunjukkan hasil bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, artinya hipotesis ini ditolak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, individu penyusun laporan keuangan di instansi pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul memiliki penerapan yang kurang terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pelatihan dan pengenalan PSAP secara keseluruhan, pemahaman terhadap PSAP hanya sebatas pelaporan keuangan yang sering terjadi terkait dengan perolehan dana, pengelolaan dana, serta pengeluaran dana saja. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Janaini (2012) dan Kusumah (2012) mengenai pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan. Hasil penelitian- nya masuk kategori baik dan terdapat pengaruh antara penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa sistem akuntansi pemerintahan daerah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistemakuntansi pemerintahandaerahtidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah. Adapun penelitian yang dilakukan pada OPD Kabupaten Gunung Kidul menunjukkan hasil bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah daerahtidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, artinya hipotesis ini ditolak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, individu penyusun laporan keuangan di instansi pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul memiliki penerapan yang kurang terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini

dapat terjadi karena kurangnya pelatihan dan pengenalan SAKD secara keseluruhan, pemahaman terhadap SAKD hanya sebatas pelaporan keuangan yang sering terjadi terkait dengan pengelolaan keuangan daerah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ropiyantie (2012) dan Sihombing (2011) yang menemukan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan pemerintahan Daerah Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh positif tidak signifikan, sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif tidak signifikan. Hal-hal yang dapat mendukung perolehan opini WTP Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2016 yaitu diantaranya memperhatikan penyajian dan pengelolaan aset tetap, melakukan perbaikan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIPKD),serta memperbaiki pengelolaan Badan Layanan UmumDaerah (BLUD) agar semakin baik kedepannya.

Hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Hasil uji t diperoleh bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah.

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

KURNIA RAHMAH & ZULKIFLI

2. Hasil uji t diperoleh kesimpulan bahwa Keterbatasan Penelitian

variabel penerapan sistem akuntansi Keterbatasan penelitian yang dipapar- keuangan daerah tidak berpengaruh kan untuk lebih meningkatkan hasil

signifikan terhadap kualitas laporan penelitian selanjutnya, yaitu: keuangan pemerintahan daerah.

1. Populasi pada penelitian ini hanya

Saran

mencakup 4 OPD yang ada di Kabupaten Gunung Kidul.

Hasil koefisien determinasi sebesar

2. Waktu penelitian relatif singkat, sehingga 0,158 menunjukkan kemampuan variabel

jumlah sampel yang diterima masih jauh bebas mempengaruhi variabel terikatnya

dari yang diharapkan. hanya 15,8%. Jadi pengaruh kedua variabel

masih sangat kecil, oleh karena itu bagi

3. Penelitian ini hanya menguji tentang peneliti yang akan meneliti dengan tema

pengaruh penerapan standar akuntansi yang sama, sebaiknya menambah variabel

pemerintahan dan sistem akuntansi bebas, agar hasil penelitian dapat lebih baik

keuangan daerah terhadap kualitas lagi dalam membuktikan hipotesis.

laporan keuangan yang ada di Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

DAFTAR PUSTAKA

Azlim, Darwis, Usman Abu Bakar (2012), Indriantoro Nur, Supomo Bambang (1999), pengaruh penerapan GOOD GOVER-

Metode Penelitian Bisnis, yogyakarta, NANCE dan Standar Akuntansi

BPFE-Yogyakarta. Pemerintahan terhadap Kualitas Jannaini, Yuli (2012), Pengaruh Penerapan Laporan Keuangan SKPD di Kota

Standar Akuntansi Pemerintah Banda Aceh.

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Donaldson, L., Davis, J, H (1991), Steward-

dan Implikasinya Terhadap ship Theory Or Agency Theory, CEO

Akuntabilitas Kinerja (Survei pada Governance And Shareholder Returns,

Dinas Kota Bandung). Skripsi. Univer- Australian Journal Of Management,

sitas Komputer Indonesia.

16, PP 49-46. Kusumah, Arif Ardi (2012), Pengaruh Ghozali, Imam (2011), Aplikasi Analisis

Penerapan Sistem Akuntansi Multivariate dengan Program SPSS,

Pemerintahan terhadap Kualitas Edisi 5. BP: Universitas Diponegoro,

Laporan Keuangan (Survei pada Semarang.

SKPD/OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Jurnal Accounting. Vol

Haliah (2012), “Kualitas Informasi Laporan

1, No 1.

Keuangan Pemerintah Daerah Dan Faktor-Faktor Yang Mardiasmo (2002), Akuntansi Sektor Publik Mempengaruhinya”, Disertasi Doktor

Yogyakarta: Andi

pada FPS UNHAS Makassar. Nurhayati, Riani, (2013), “pengaruh https://id.wikipedia.org/wiki/Opini.BPK.

Penerapan Standar Akuntansi https://www.bpk.go.id/diy/konten/1857/

Pemerintahan Terhadap Kualitas Mitra-Kerja.

Laporan Keuangan Daera”, Jurnal Ekonomi Akuntansi, Universitas Sliwangi Tasikmalaya.

129 -JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018

PENGARUH PENERAPAN SAP BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Prasetya, Gede Edy (2005), Penyusunan Sekaran Uma, (2006), Research Methods dan Analisis Laporan Keuangan

For Business: Metodologi Penelitian Pemerinta Daerah. Yogyakarta: Andi.

Untuk Bisnis.Jakarta: Salemba Empat. Rasul, Syahrudin, (2003), Pengintegrasian Sihombing, Binsar (2011), Pengaruh

Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Penerapan Standar Akuntansi Anggaran dalam Perspektif UU NO.

Pemerintah dan Sistem Akuntansi 17/2003 Tentang Keuangan Negara.

Keuangan Daerah terhadap Kualitas Jakarta: PNRI.

Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer- No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

sitas Pendidikan Indonesia. Akuntansi Pemerintahan.

Sugiyono (2010), Metode Penelitian Bisnis: ————— Peraturan Menteri Dalam

Alfabeta, Bandung. Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Sugiyono (2012), Metode Penelitian

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

kualitatif, dan R&D). Bandung: Alpabeta. Tentang Pedoman Pengelolaan Umar, Husein (2005), Metode Penelitian Keuangan Daerah.

Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. ————— Peraturan Pemerintah (PP)

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Xu, Hongjiang., Jeretta H.N., G. Daryl Nord, Pengelolaan Keuangan Daerah.

Binshan Lin (2003), “Key issue of Riana, Susilawati (2014), “Standar

accounting information quality manage- Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem

ment: Australian case studies”. Indus- Pengendalian Intern Sebagai

trial Management & Data System 103/ Anteseden Kualitas Laporan Keuangan

7, 461- 470.

Pemerintah Daerah”.ISSN: 1693-4482 Ropiyantie, Devi, (2013), “Pengaruh

Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Penerepan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Jurnal Economic Accounting, Vol 1, No. 1. Universitas Sliwangi Tasikmalaya

130 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 2, JULI 2018