BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Dalam Talk Show Sudut Pandang Di Metro Tv (Sebuah Pendekatan Pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang

  disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga dengan bahasa, bahasa tidak akan ada jika manusia itu tidak menciptakan dan menggunakan bahasa itu sendiri. Jadi, keberadaan bahasa memerlukan penggunanya yaitu manusia dan manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

  Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara manusia yang satu dengan yang lain. Menurut Harimurti Kridalaksana (1993:21), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa memegang peranan penting dalam suatu interaksi. Tanpa bahasa manusia akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikirannya.

  Bahasa itu ada karena ada pemikiran dan manusia yang menciptakan pemikiran dan bahasa. Peranan bahasa begitu besar dalam kehidupan manusia terutama untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini disebabkan, dengan adanya bahasa manusia mampu menyampaikan pesan, tujuan, kehendak, gagasan, informasi, dan sebagainya.

  Saat ini bahasa mengalami perkembangan yang cukup pesat. Media televisi merupakan salah satu media yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa, di antaranya memberikan hiburan dan informasi yang dibutuhkan. Program-program

  

commit to user

  yang ditayangkan media televisi dapat memberikan pengaruh bagi seseorang ataupun masyarakat untuk mengubah situasi. Ragam program media televisi meliputi, berita, reality show, dialog, infotainment, musik, film, olahraga, iklan, dan lain-lain.

  Di Indonesia terdapat beberapa media televisi baik swasta maupun milik pemerintah, salah satu diantaranya adalah Metro TV. Metro TV adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yang didirikan oleh PT. Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25 Nopember 2000 di Jakarta. PT Media Televisi

  

Indonesia merupakan anak perusahaan dari Media Group, dari suatu kelompok usaha

  media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik Surat Kabar

  

Media Indonesia . Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran

  uji coba di tujuh kota. Stasiun ini pada awalnya memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan stasiun televisi lain, sebab stasiun ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Akan tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian mengembangkan suatu program yang berunsur hiburan dalam program-programnya.

  

Metro TV juga menayangkan program e-lifestyle, yakni program talk show yang

membahas teknologi dan informasi.

  Istilah talk show adalah aksen dari bahasa Inggris. Di Inggris, istilah talk biasa disebut chat show. Pengertian talk show adalah sebuah program televisi

  show

  atau radio di mana seseorang ataupun grup berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan suasana santai, tetapi serius yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman. Acara talk show ini biasanya diikuti dengan cara menerima telepon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, di mobil, atau pun di te

  Salah satu acara talk show di Metro TV adalah Sudut Pandang yang

  

commit to user menjadi SP). Talk show SP ini ditayangkan setiap hari Minggu pukul 11.05. Acara

  

talk show SP ini membahas permasalahan atau pun pengalaman hidup yang berkaitan

  dengan perempuan. Talk show SP ini menghadirkan seorang perempuan yang mengalami suatu peristiwa ataupun orang terdekat yang sedang mengalami suatu peristiwa. Selain itu, acara talk show tersebut juga menghadirkan para pakar yang sesuai dengan bidangnya untuk memberikan saran, nasihat, dan penyuluhan bagi orang yang mengalami suatu peristiwa maupun bagi pemirsa yang mendapatkan peristiwa serupa. Dalam penelitian ini, perbedaan kedua narasumber tersebut diberi tanda yang berbeda, yakni NU untuk Narasumber Utama sebagai orang yang mengalami suatu peristiwa, dan NP untuk narasumber yang bertindak sebagai pakar.

  Hal yang menarik dalam talk show SP ini yaitu berupa dialog mengenai problematika perempuan. Wujud dialog talk show SP ini berupa percakapan antara narasumber utama, narasumber pendukung, dan pembawa acara yang menggunakan skenario dan dikembangkan dengan tuturan secara spontan. Acara ini dikemas dengan secara semi informal dan komunikatif. Hal tersebut bertujuan agar pemirsa tidak cepat bosan serta dapat menambah cakrawala pengetahuan yang lebih luas terhadap suatu masalah yang sedang dibahas.

  Adapun dari aspek kebahasaan, hal yang menarik dari dialog ini yaitu tuturan yang digunakan oleh narasumber utama dan narasumber pendukung. Dari segi ketidakpatuhan bertutur, tuturan yang digunakan oleh narasumber utama dan narasumber pendukung tersebut, apakah memiliki maksud dan tujuan tertentu atau tidak. Hal tersebut dikarenakan ketika pertukaran bicara terjadi penutur dituntut untuk memberikan informasi secara jelas dan mudah dipahami oleh mitra tutur. Seperti rumusan Prinsip Kerja Sama yang diungkapkan oleh Grice (1975:67-68) yaitu,

  “make

  

commit to user

  by the accepted purpose or direction of that talk exchange in which you are engaged

  (Berikanlah kontribusi Anda dalam percakapan sesuai dengan kebutuhan, pada tingkat di mana percakapan tersebut berlangsung, sesuai dengan maksud dan tujuan di mana Anda terlibat). Senada dengan apa yang disampaikan Grice, Leech (terjemahan M.D.D.Oka, 1993:120) menyatakan bahwa peserta tutur dituntut untuk bertutur langsung pada pokok pembicaraan agar memudahkan dalam menjelaskan hubungan antara makna dan daya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah apa yang dituturkan oleh penutur dapat langsung diterima dan dilaksanakan oleh mitra tutur tanpa harus berpikir terlalu lama.

  Namun dalam praktiknya, penggunaan Prinsip Kerja Sama ini tidak selamanya dipatuhi oleh penutur dan mitra tutur. Maksud dan tujuan yang disampaikan penutur, terkadang tidak dapat diterima dan dipahami sepenuhnya oleh mitra tutur. Hal tersebut disebabkan peserta tutur ingin lebih berhati-hati dalam bertutur agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Peserta tutur beranggapan bahwa setiap tuturan yang diucapkan hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Akan tetapi, jika dalam percakapan para peserta tutur mematuhi prinsip kerja sama maka percakapan tersebut justru menjadi singkat dan percakapan terasa lebih kaku (M. Marcellino, dalam PELLBA 6, 1993:74).

  Seperti halnya acara talk show SP, peserta tuturnya sebagian besar tidak mematuhi Prinsip Kerja Sama. Salah satu faktor penyebab ketidakpatuhan tersebut peserta tutur dalam pertukaran bicara tidak mampu mematuhi beberapa maksim. Hal tersebut dikarenakan talk show SP membahas pengalaman hidup dan tentunya ada beberapa hal yang tidak mungkin disampaikan secara terang-terangan agar tidak mengancam muka mitra tutur ataupun pihak yang dirugikan. Narasumber Utama

  

commit to user menyenangkan. Informasi yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tuturnya bisa saja disembunyikan atau memberikan jawaban yang belum tentu memiliki nilai kebenaran yang sesungguhnya. Penutur memiliki hak untuk mengalihkan atau menangguhkan pembicaraan kepada penutur. Artinya seorang mitra tutur dapat menutupi kata-kata atau informasi yang tidak perlu disampaikan kepada publik karena bisa saja menyakiti pihak lain atau pun kata-kata tersebut tabu untuk dibicarakan.

  Akan tetapi di lain sisi, Narasumber Pendukung (NP) sebagai pakar ketika bertutur justru memberikan nasihat dan pandangnya kepada Narasumber Utama (NU). Ketika bertutur diharapkan narasumber pendukung menyampaikan informasi dengan jelas. Namun, narasumber pendukung terkadang menyampaikan informasi secara jelas. Adakalanya, narasumber pendukung memberikan informasi kepada pembawa acara dan narasumber utama secara tidak langsung. Hal tersebut bertujuan agar informasi yang disampaikan oleh narasumber pendukung tidak menyakiti pihak- pihak tertentu.

  Ketidakpatuhan yang dilakukan peserta tutur itulah yang kemudian memunculkan implikatur percakapan. Asim Gunarwan (dalam PELLBA 18, 2007:86) mendefinisikan implikatur sebagai sesuatu yang mengacu kepada yang dikomunikasikan penutur, tetapi tidak dikatakan (ditulis) oleh si penutur. Maksud pernyataan tersebut adalah ketika penutur menyampaikan informasi, mitra tutur dituntut untuk memahami maksud yang disampaikan. Akan tetapi, munculnya implikatur tergantung dari ketersediaan piranti dan istilah yang diucapkan oleh penutur. Hanya saja implikatur berelasi dengan maksim yang berbeda.

  Talk show SP di Metro TV menarik untuk dikaji dari segi kebahasaan

commit to user fenomena kebahasaan yang terjadi dalam suatu percakapan melalui tuturan-tuturan yang disampaikan oleh penutur. Penelitian ini dikaji dengan tinjauan pragmatik dengan alasan dalam keterkaitan bahasa dengan unsur-unsur eksternalnya yang menjadi ciri khas ilmu pragmatik. Hal tersebut dikarenakan pragmatik merupakan cabang linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu Ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama dan Implikatur beserta konteksnya. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti memberi judul penelitian ini yaitu

  “Ketidakpatuhan Prinsip

  Kerja Sama dan Implikatur dalam Talk Show Sudut Pandang di Metro TV” (Sebuah Pendekatan Pragmatik).

  B.

  

Pembatasan Masalah

  Dalam suatu penelitian, perlu adanya pembatasan masalah agar dapat mempermudah dan memperlancar suatu penelitian. Pembatasan masalah ini setidaknya dapat memberikan gambaran arah penelitian ini serta untuk memfokuskan pada pokok pembahasan. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah pendekatan pragmatik. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti membatasi permasalahan penelitian ini pada bentuk ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama dan implikatur yang disampaikan oleh Narasumber Utama (NU) dan Narasumber Pendukung (NP) beserta konteks dalam acara talk show SP di Metro

  

TV. Adapaun episode penayangan talk show SP dibatasi pada bulan Februari sampai

dengan bulan Maret 2012 sebanyak 6 episode.

commit to user

  C.

  

Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama pada tuturan narasumber dalam talk show Sudut Pandang di Metro TV?

  2. Bagaimanakah terjadinya implikatur yang disebabkan oleh ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama pada tuturan narasumber dalam talk

  show Sudut Pandang di Metro TV? D.

  

Tujuan Penelitian

  Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti ada dua hal yaitu sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama pada tuturan narasumber dalam talk show Sudut Pandang di Metro TV.

  2. Mendeskripsikan terjadinya implikatur yang disebabkan oleh ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama pada tuturan narasumber dalam talk di Metro TV.

  show Sudut Pandang E.

  

Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi peneliti, pembaca, dan kepentingan ilmu pengetahuan. Ada dua manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

  

commit to user pada umumnya dan memperkaya khazanah ilmu pragmatik pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan mengenai ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama dan implikatur. Fungsi ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama yaitu agar dalam percakapan tidak monoton dan terasa kaku serta informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh mitra tuturnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan bahan pertimbangan peneliti lain untuk meneliti bidang serupa.

  F.

  

Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan merupakan penjelasan yang memuat uraian tentang pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil analisis, simpulan dan saran.

  Adapun sistematika penulisan penelitian yang berjudul “Ketidakpatuhan Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara Talk Show Sudut Pandang di Metro TV

  “ ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.

  Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab kedua berisi kajian pustaka dan landasan teori. Kajian pustaka yang digunakan hanya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam kajian pustaka, ditampilkan tinjauan studi terdahulu. Landasan teori berkaitan dengan dasar-dasar teori yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dan dikaji sebagai landasan

  

commit to user atau acuan dalam sebuah penelitian. Kerangka pikir adalah suatu cara kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti.

  Bab ketiga berupa metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, teknik klasifikasi data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

  Bab keempat adalah analisis data. Analisis data merupakan tahap inti dalam penelitian karena berisi pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah pada bab pertama.

  Bab kelima merupakan penutup yang berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang relevan yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.

  

commit to user