BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Terhadap Depresi Postpartum Dari Kondisi Fisik Ibu Hamil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat dampak yang buruk depresi postpartum yang diderita seorang

  wanita terhadap perkembangan intelektual, tingkah laku, dan emosi anak yang dilahirkan pada masa balita, maka sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini dan penanganan segera oleh tenaga kesehatan terdepan terhadap penderita depresi postpartum. Sedangkan upaya intervensi yang bertujuan untuk melakukan pencegahan kejadian depresi postpartum tentulah akan sangat menguntungkan. Depresi pos partum mempengaruhi sekitar 15% ibu bersalin dan khususnya terjadi pada minggu dan bulan-bulan awal pasca persalinan. Depresi Postpartum dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih (Saifudin, 2011).

  Laporan penelitian dari berbagai negara, lebih banyak mengenai upaya pencegahan pasca salin, pengobatan bagi penderita yang telah mengalami depresi postpartum. Sedangkan upaya pencegahan sebelum persalinan sangat sedikit yang sudah dilaporkan, sehingga peneliti berusaha untuk mencoba mendapatkan penjelasan tentang permasalahan yang berkaitan dengan hal ikwal masalah gejolak psikologis sebelum persalinan, dengan cara melaksanakan pelatihan kelas ibu sehingga akan menurunkan tingkat depresi postpartum baik tingkat depresi rendah, sedang maupun berat.

  Dengan meniti kebijakan Internasional tentang program strategi MPS

  (Making Pregnancy Safer) oleh WHO th 1999 sangat meminta perhatian

  pemerintah dan masyarakat setiap negara untuk;(1) menempatkan safe motherhood /gerakan sayang ibu sebagai prioritas utama dalam pembangunan kependudukan,(2) menyusun standart pelayanan kesehatan maternal neonatal, (3) memperbaiki akses pelayanan kesehatan,(4) meningkatkan upaya kesehatan promotif maternal dan neonatal,(5) dan memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (YPB-SP, 2002).

  Di Indonesia program tersebut ditindak lanjuti dengan strategi operasional untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu (AKI) yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup pada th 2007 (Saifudin,2011, Saryono,2010). Dari tahun 1996 pemerintah meluncurkan gerakan sayang ibu, dan intervensi strategis dalam safe motherhood/ gerakan sayang ibu dalam 4 (empat) pilar yaitu:

  1. Keluarga Berencana/KB dengan tujuan merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan,dan jumlah anak.

  2. Pelayanan Antenatal (ANC) untuk mencegah komplikasi dan deteksi dini resiko dan penaganan yang adekuat.

  3. Persalinan yang aman dan berkuwalitas, baik berkuwalitas bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.

  4. Pelayanan obstetri esensial yaitu memastikan penanganan resiko dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan (YPB-SP,2002).

  Sebagai tindak lanjut kebijakan tersebut dilaksanakan program tentang gerakan sayang ibu dengan menyelenggarakan Pelatihan Kelas Ibu di Puskesmas Trucuk khususnya dan Kabupaten Bojonegoro pada umumnya. Adapun dalam pelaksanaanya diupayakan dengan program kelas ibu yang dicanangkan sejak th 2010 (DepKes RI,2010). Dengan tujuan sebagai sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, yang berupa kegiatan pelatihan. Dengan tujuan meningkatkan pengetahuan bagi ibu hamil , perubahan sikap dan perilaku ibu hamil agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, dan juga mitos/ kepercayaan/ adat istiadat setempat, serta penyakit menular dan juga masalah akte kelahiran (DepKes RI,2009). Yang kesemuanya merupakan bagian dari kegiatan persiapan psikologis pra persalinan sehingga dalam proses persalinan diharapkan tidak ada kendala yang berarti dan setelah persalinanpun tidak akan timbul depresi postpartum. Bidan sebagai pemberi materi / fasilitator pelatihan kelas ibu harus memperhatikan tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, social ekonomi, dan privacy pasien (Saryono, 2010).

  Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu- ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu sampai dengan 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 20 orang/ ibu hamil ( Depkes RI, 2009). Kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis, serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan / tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil yaitu buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam Ibu hamil. Dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil ada beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai standar dalam pelatihan yang mencakup : (1) pengetahuan : dalam hal ini peserta pelatihan diharapkan memperoleh nilai atau mengisi secara benar sedikitnya 75% dari seluruh kuesioner yang diberikan pada akhir pelatihan, (2) ketrampilan : dengan pelatihan ini peserta diharapkan mampu menciptakan suasana menyenangkan didalam kelas ibu, menggunakan teknik fasilitasi yang efektif dan memperoleh nilai memuaskan dari praktek fasilitasi. Peserta dan pelatih memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk mencapai pelatihan tersebut (DepKes RI, 2009).

  Peristiwa kelahiran adalah peristiwa sakral dan otentik yang perlu disadari dan dihayati, walaupun begitu ibu hamil harus mendapatkan gambaran secara nyata tentang pengetahuan sebelum persalinan, proses persalinan dan pasca persalinan. Penyuluhan kesehatan ibu dan anak merupakan suatu kegiatan yang unik dan komplek. Dengan dipahaminya masalah kehamilan yang lebih komplek diharapkan ibu hamil telah siap secara psikologis (Janah, 2011, Alvibel dkk ,2009). Sehingga ibu hamil mampu menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada proses persalinan

  (Wolman dkk ,2000), melaporkan dukungan psikologis yang diberikan selama pra persalinan terbukti menurunkan angka kejadian depresi postpartum.

  Walaupun pelatihan kelas ibu sudah dilaksanakan tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi

  postpartum diantaranya kondisi fisik ibu hamil.

  Berkaitan dengan masalah kondisi fisik yang dapat berpengaruh terhadap depresi postpartum , maka dapat diklasifikasikan dalam beberapa permasalahan fisik yang menyertai ibu hamil, antara lain: (1) kondisi fisik secara anatomis baik fisiologis maupun patologis, (2) riwayat penyakit yang mempengaruhi kehamilan, baik penyakit yang menular maupun kronis, (3) juga gangguan atau keluhan yang dirasakan ibu hamil, akan merupakan pertimbangan penanganan pada proses persalinan. Kondisi fisik secara anatomis baik secara fisiologis maupun patologis yang bisa memberikan gambaran tentang keadaan secara umum kondisi ibu hamil, apakah dalam keadaan normal atau mempunyai resiko. Sehingga dengan pemberian pelatihan kelas Ibu prapersalinan diharapkan ibu mengetahui secara dini tentang keadaan sebenarnya, sehingga sangatlah mutlak dipersiapan dalam mengurangi gejolak psikologis ibu postpartum. Adapun dengan riwayat penyakit dan gangguan/ keluhan yang menyertai pada ibu hamil, juga bisa mempermudah diteksi dini dan penaganan segera pada kasus komplikasi yang ada (Wolman dkk, 2000, Alviben dkk, 2009).

  Pengelolaan pelatihan kelas ibu hamil memiliki tatacara dan metode pembelajaran yang bersifat : (1) presentasi ilustratif partisipatif yaitu metode pembelajaran yang dapat memberikan gambaran serta mengajak partisipasi aktif peserta. (2) Diskusi dan teknik pembelajaran interaktif yaitu teknik pembelajaran yang mendorong peserta didik tertarik untuk mengemukakan pendapat atau bercerita tentang masalah yang dihadapi. (3) Latihan dan tugas dalam hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman perlu diberikan latihan dan tugas. (4 ) Praktek perorangan dan kelompok, hal ini ditujukan untuk membekali peserta didik mempunyai ketrampilan baik individu atau kelompok. (5) Simulasi, metode ini ditujukan peserta didik dapat bermain peran dalam membahas materi yang sedang dipelajari. (6) Bimbingan dan peragaan, kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran yang jelas pada kenyataan yang sebenarnya, tentu saja dengan bimbingan dari fasilitator (DepKes RI,2009).

  Dengan berbagai macam pemahaman materi yang diberikan pada Pelatihan Kelas Ibu Hamil akan dapat difahami gejala gejala yang dapat mempengaruhi ibu terhadap Tingkat Depresi Postpartum. Berkaitan dengan berbagai macam permasalahan yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

   Kelas Ibu terhadap Depresi Postpartum dari Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka bisa dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

  5. Apakah ada perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu yang diberi Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan yang tidak diberikan Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

  6. Apakah ada perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu dengan kondisi fisik yang beresiko Tinggi dengan kelompok ibu yang beresiko Rendah di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

  7. Apakah ada interaksi pengaruh antar variabel Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan Variabel Kondisi Fisik Ibu Hamil terhadap Tingkat Depresi

  Pospartum di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

B. Tujuan Penelitian

  1. Ingin mengetahui adanya perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi

  

Postpartum antara kelompok ibu yang diberi Pelatihan Kelas Ibu Hamil

  dengan yang tidak diberikan Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

  2. Ingin mengetahui adanya perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi

  

Postpartum antara kelompok ibu dengan kondisi fisik yang berisiko

  Tinggi dengan kelompok ibu yang berisiko Rendah di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

  3. Ingin mengetahui adanya interaksi pengaruh antar variabel Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan Variabel Kondisi Fisik Ibu Hamil terhadap Tingkat Depresi Pospartum di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

C. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang deteksi dini depresi postpartum, pencegahan, serta penanganan kasus depresi postpartum, serta menurunkan angka kejadian depresi postpartum di Puskesmas Trucuk , Kabupaten Bojonegoro dengan melalui Pelatihan Kelas Ibu Hamil.

  2. Bagi Masyarakat Dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan dan meningkatkan pemahaman masalah depresi postpartum, sehingga dapat menunjang pemantauan deteksi dini yang tepat dan cepat dalam kasus depresi postpartum. Dengan pelatihan kelas ibu hamil maka akan mengurangi dampak yang buruk pada tingkat intelektual, tingkah laku dan emosi anak sebagai penerus generasi bangsa, serta perlunya ibu hamil makin menyadari bahwa pemantauan kondisi fisik ibu hamil juga merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam menanggulangi tingginya tingkat depresi postpartum.