Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen

  I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin

Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen

  

I Gede Auditta

  Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

  

Sutrisno

M. Achsin

  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

  

Abstract: This study aimed to examine the effect of insider ownership, Ownership Dispersion, Free Cash

Flow, Asset Collateralizable and Institutional Ownership on tigkat agency costs paid by the company,

which is measured by the amount of the Dividend Payout Ratio companies listed in Indonesia Stock Ex-

change in the period between the years in 2008 until 2011 this type of research is to use secondary data with

the model of explanation of science that aims to hypotesis testing. The data used in this study in the form of

annual financial statements derived from the annual financial statements of a public company in 2008,

2009, 2010 and 2011 data collection technique used is the technique of data pooling or merging data. The

results of this study indicate that the variables Insider Ownership does not have a significant effect on the

Dividend Payout Ratio Asset Collateralizable while variable, instutional Ownership negative effect on

Dividend Payout Ratio and Free Cash Flow positive effect on Dividend Payout Ratio.

  

Keywords: insider ownership, dispersion of ownership, free cash flow, collateralizable asset, instutional

ownership, agency cost and dividen payout ratio

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kepemilikan insider, Kepemilikan Dispersi, Arus

Kas Bebas, Collateralizable Asset dan Kepemilikan Institusi terhadap tingkat biaya agensi yang dibayarkan

perusahaan, yang diukur melalui besarnya Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu antara tahun tahun 2008 sampai 2011. Jenis penelitian ini adalah

menggunakan data sekunder dengan model eksplanasi ilmu yang bertujuan untuk menguji hipotesis (Hypotesis

testing ). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari

Laporan keuangan tahunan perusahaan publik tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah teknik pooling data atau penggabungan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel Insider Ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout

Ratio sedangkan variabel Collateralizable Asset, Instutional Ownership berpengaruh negatif terhadap Dividen

Payout Ratio dan Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

  

Kata Kunci: insider ownership, dispersion of ownership, free cash flow, collateralizable asset, instutional

ownership , biaya agensi and dividen payout ratio

  Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam publik, persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sek- dunia bisnis menjadi semakin ketat. Bagi perusahaan tor industri saja tetapi juga terjadi antar sektor indus- tri. Gejala ini menunjukkan bahwasanya perusahaan yang tidak bergerak di bidang manufaktur juga sudah mulai mempunyai daya saing yang baik. Dalam kondisi

  Alamat Korespondensi:

  demikian, setiap perusahaan dituntut untuk dapat

  I Gede Auditta, Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan

  beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi

  Bisnis Universitas Brawijaya agar tetap mempunyai keunggulan dan daya saing.

  Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen

  Dengan begitu perusahaan dapat menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin. Terkait perolehan laba ter- sebut perusahaan menetapkan kebijakan yang dapat dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam ben- tuk tunai. Saldo laba (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasi- kan kembali (reinvestment) untuk mengejar pertum- buhan perusahaan.

  Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan terutama untuk menentu- kan besarnya laba yang dapat dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen dan saldo laba. Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan kebijakan keuangan ini berpengaruh terhadap sikap atau reaksi investor yang berarti pemo- tongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor, karena pemotongan seperti itu sering kali dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. Selain itu, kebijakan keuangan ini berdam- pak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan yang berkaitan dengan sumber pembiaya- an (financing) perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi total sumber dana intern atau

  internal financing . Sebaliknya, jika perusahaan me-

  milih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana intern akan semakin besar dan hal ini akan menjadikan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana ekstern menjadi semakin kecil. Pembahasan ini erat kaitannya dengan munculnya masalah agensi antara manajemen perusahaan yang menginginkan laba untuk diinvestasikan dengan pihak investor yang menginginkan pembayaran dividen yang tinggi.

  Pada prinsipnya pengelolaan perusahaan memi- liki tujuan untuk memberikan kemakmuran pada pe- milik perusahaan. Secara professional, peran pengelo- laan perusahaan ini dijalankan oleh para manajer yang memiliki porsi kepemilikan perusahaan dalam persen- tase yang sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Pendelegasian wewenang pengelolaan perusahaan kepada para manajer ini berimplikasi terhadap adanya pemisahan tugas antara manajemen (agent) perusa- haan dengan pemegang saham selaku pemilik perusa- haan. Pendelegasian tugas pengelolaan perusahaan ini sudah menjadi perbincangan sejak lama, terutama terkait adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik perusahaan untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan yang dikeluarkan pihak manajemen.

  Hubungan antara manajer dan pemilik perusa- haan ini dijelaskan dalam agensi teori. Pada agensi teori dijabarkan, pihak manajemen adalah agen, sedangkan pemegang saham adalah prinsipal. Jensen dan Meckling (1976), yang memperlihatkan bahwa pemegang saham dapat meyakinkan diri mereka bah- wa agen akan membuat keputusan yang optimal bila terdapat insentif yang memadai dan mendapatkan pengawasan (control) dari pemegang saham. Oleh karena adanya pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik perusahaan, timbul kemungkinan bahwa manajer sebagai pembuat keputusan akan cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada membuat keputusan untuk memaksimalkan kesejah- teraan pemegang saham. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas, karena kas yang banyak akan mendo- rong pihak manajemen untuk menggunakan kas terse- but bagi kepentingan sendiri. Tindakan manajer yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham ini akan memicu munculnya masalah agensi (agensi problem), sehingga mengakibatkan timbulnya biaya agensi (agency cost).

  Timbulnya masalah agensi ini dapat dikurangi jika pihak manajemen dapat melaksanaan tanggung jawabnya dengan pengawasan yang memadai dari pemilik modal. Manajemen dalam hal ini, bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai perusahan untuk memberikan hasil yang positif bagi pemegang saham, investor dan manajemen itu sendiri. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif ten- tang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Selain itu, peningkatan dividen juga dilakukan sebagai sinyal positif untuk memperkuat posisi perusahaaan dalam mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Hal ini dikarenakan dividen mengandung informasi

  I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin

  Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mollah (2000) yang meneliti tentang pengaruh agency cost terhadap kebijakan dividen pada emerging market.

  Stock Exchange . Hasil penelitian ini konsisten dengan

  perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Dhaka

  agency cost terhadap kebijakan dividen pada

  Mollah menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

  agency cost . Sedangkan satu variabel lainnya yaitu insider ownership berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio . Dari hasil penelitian tersebut,

  perusahaan mempunyai free cash flow, maka perusa- haan cenderung membayar dividen untuk mengurangi

  dividend payout ratio mengindikasikan bahwa jika

  hubungan yang positif antara free cash flow dan

  sion of ownership , free cash flow, dan collaterali- zable asset terhadap dividend payout ratio. Adanya

  adanya hubungan yang positif antara variabel disper-

  ownership , dispersion of ownership, free cash flow , dan collateralizable asset sebagai proksi dari agency cost . Hasil penelitian Mollah menunjukkan

  Pada penelitiannya ini, Mollah menggunakan insider

  antara insider ownership dengan dividend payout ratio .

  atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan (Rozeff, 1982).

  dividend payout ratio dan hubungan yang negatif

  Alli, et al. (1993) menjelaskan bahwa semakin meningkat jumlah pemegang saham, maka agensi konflik dan kebutuhan untuk memonitor tindakan manajemen meningkat. Apabila dividen dapat mengu- rangi konflik ini, maka hubungan yang positif diharap- kan bisa terjadi antara jumlah pemegang saham biasa dengan dividend payout ratio. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa insider ownership yang tinggi akan menyebabkan rendahnya agensi konflik dan kemudian akan berpengaruh terhadap rendahnya pembayaran dividen. Dalam penelitian ini Alli, et al. (1993) menemukan adanya hubungan yang positif antara jumlah pemegang saham biasa dengan

  direksi dan komisaris. Rozeff menyimpulkan bahwa pembayaran dividen yang optimal bias meminimalkan jumlah dari agency cost dan transaction cost (biaya transaksi) dari pendanaan eksternal.

  ownership adalah jumlah saham yang dimiliki oleh

  menggunakan dividend payout ratio sebagai variabel dependen dan menggunakan dua variabel independen yaitu insider ownership serta jumlah saham yang beredar sebagai proksi dari agency cost. Insider

  agency cost dan dividend payout ratio. Rozeff (1982)

  (1982) yang menunjukkan adanya hubungan antara

  dividend payout ratio yang dilakukan oleh Rozeff

  Penelitian tentang pengaruhbiaya agensi terhadap

  Penelitian mengenai teori agensi diawali oleh Jensen dan Meckling (1976) yang membahas bebe- rapa hal yang menyangkut masalah agensi. Menurut Jensen dan Meckling (1976), manajer yang diangkat oleh pemegang saham seharusnya bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Faktanya, se- ringkali terjadi perbedaan keputusan antara manajer dan pemegang saham.

  Bagi para pemegang saham atau investor, dividen merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham. Bagi pihak manajemen, dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan, sehingga kesempatan untuk melaku- kan investasi menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen dapat menjadi sinyal mengenai kecukupan kas perusa- haan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pinjaman. Kebijakan dividen yang cenderung memba- yarkan dividen dalam jumlah relatif besar akan mam- pu memotivasi investor untuk membeli saham perusa- haan, karena perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan.

  Keputusan pembayaran dividen ini dianggap oleh beberapa pihak dapat mengurangi biaya agensi, kare- na merupakan salah satu komponen fundamental dari kebijakan korporasi. Easterbrook (1984) menyatakan bahwa dividen berperan penting mengontrol problem agensi, karena dapat mengurangi dana idle yang ter- sedia bagi manajer. Keputusan pembayaran sejumlah kas atau distribusi laba kepada pemegang saham merupakan keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk mengurangi penggunaan kas yang tidak meng- untungkan oleh manajer. Melalui pengalokasian dana pada pihak pemegang saham tersebut dapat menjadi sarana pengontrolan bagi pemegang saham, dengan tingginya kontrol yang dimiliki pemegang saham ter- hadap kinerja manajemen, maka akan berdampak pada menurunnya masalah agensi.

  temuan studi empiris sebelumnya dan mendukung teori mengenai adanya pengaruh agency cost terha- dap kebijakan dividen.

Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen Kebijakan Dividen

  Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Dalam penelitian ini, kebijakan dividen diukur dengan dividend payout

  ratio yang merupakan perbandingan antara jumlah

  Skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagaimana gambar 1.

  manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976).

  tunity cost yang timbul akibat dari kondisi di mana

  nitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat struktur organisasi yang meminimalkan tindakan- tindakan manajer yang tidak diinginkan serta oppor-

  agency cost yang meliputi pengeluaran untuk memo-

  Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, maka harus mengeluarkan biaya yang disebut

  cost yang harus ditanggung karena adanya batasan baik dari pemegang saham maupun kreditur.

  Sartono (2000:13) menyatakan bahwa biaya- biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mem- perkecil masalah agensi disebut dengan biaya agensi, mencakup biaya untuk membuat sistem informasi keuangan yang baik, biaya akuntan publik untuk meng- audit laporan keuangan agar tidak terjadi penyele- wengan, pemberian insentif kepada manajemen termasuk karyawan, pengangkatan anggota komisaris dari luar perusahaan agar netral, biaya pengawasan manajemen, pengeluaran untuk menata organisasi agar tidak terjadi penyimpangan dan opportunities

  et al., 1998).

  saham. Dengan mengakui dampak konflik antara kepemelikan manajer, maka pasar membuat estimasi tidak bias tentang biaya yang ditimbulkan dan pengu- rangan nilai pemegang saham perusahaan (Mahmoud,

  optimal dengan mengorbankan kepentingan pemegang

  Teori agensi yang disampaikan oleh Jensen dan Meckling menunjukkan bahwa terdapat konflik alami tentang kepentingan pemegang saham dan manajer perusahaan, yang membawa pada kemungkinan bah- wa manajer akan membuat keputusan yang kurang

  Pengendalian perusahaan dewasa ini sering dise- rahkan kepada manajer profesional yang bukan pemilik perusahaan. Pemilik tidak mampu lagi karena keterba- tasan untuk mengendalikan perusahaan yang semakin besar dan kompleks. Tujuan utama yang harus dicapai adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan demikian manajemen dipandang sebagai agen dari pemilik perusahaan yang memperkerjakan mere- ka, memberikan hak dan wewenang untuk mengambil keputusan terbaik yang menguntungkan pemilik perusahaan.

  yang disebabkan adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Masalah ini timbul karena adanya kecenderungan dari mana- jemen untuk melakukan moral hazard dalam memak- simalkan kepentingannya sendiri dengan mengorban- kan kepentingan pihak principal.

  principal ini akan memicu timbulnya masalah agensi

  Berdasarkan pernyataan diatas, sudah seharus- nya manajer sebagai agen bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham (principal), yaitu memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Namun pada kenyataannya, dalam menjalankan tugas manajerialnya, manajemen memiliki tujuan pribadi yang bertentangan dengan tujuan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer (agen) dan

  Pendapat mengenai teori agensi diawali oleh Jensen dan Meckling (1976) yang mendefinisikan hubungan agensi sebagai sebuah perjanjian di mana satu orang atau lebih (principal) manugaskan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa pekerjaan demi kepen- tingan mereka yang melibatkan pendelegasian bebe- rapa otoritas pengambilan keputusan agen.

  perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba peru- sahaan. Apabila perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkin- an pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula.

  earning ) yang ditahan sebagai cadangan bagi

  Ang (1997) menyatakan bahwa dividen meru- pakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan saldo laba ditahan (retained

  dividen kas yang dibayarkan dengan pendapatan per lembar saham dengan laba per lembar saham perusahaan.

Agency Cost

Teori Agensi (Agency Theory)

  I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin

  Hipotesis penelitian ini menunjukan pengkaitan teori serta penelitian terdahulu yang mendasari penyusunan hipotesis penelitian itu sendiri. Dimulai dengan pengaruh Insider ownership, institutional

  ownership , dispersion of ownership, free cash flow , serta pengaruh collateralizable asset terhadap

  biaya agensi yang diproksi dengan dividend payout ratio . H1 : insider ownership (IO) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR). H2 : institutional ownership (INST) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

  (DPR). H3 : dispersion of ownership (DO) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio

  (DPR). H4 : free cash flow (FCF) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR).

  H5 : collateralizable asset (CA) berpengaruh ne- gatif terhadap dividend payout ratio (DPR).

  Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan eksplanasi ilmu yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing). Penelitian ini bersifat replikasi ekstensi, yaitu penelitian yang mengekstensi hipotesis- hipotesis yang telah dikembangkan oleh peneliti yang lain untuk menghasilkan sebuah model baru yang lebih lengkap atau lebih menyeluruh atau lebih fokus degan beberapa hipotesis.

  Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan mengenai pengaruh agency cost yang terdiri dari proksi insider ownership (IO), institutional

  ownership (INST), dispersion of ownership (DO), free cash flow (FCF), dan collateralizable asset

  (CA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu antara tahun 2008 sampai dengan 2011.

  Collaterizable Asset (CA) = X5 DividendPayou t Ratio (DPR) = (Y)

  Insider Ownership (IO) = X1 Institutional ownership (INST) = X2 Free cash flow (FCF) = X4

  Dispersion of Ownership (DO) = X3 Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis Penelitian

METODE Jenis Penelitian

Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen Populasi

  Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu antara tahun 2008 sampai dengan 2011, selama periode ter- sebut terdapat 154 perusahaan, sehingga total populasi selama empat tahun periode penelitian menjadi seba- nyak 616 perusahaan.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sampel

Metode Analisis Data

  Penelitian ini mencoba menguji sebuah model regresi mengenai pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen perusahaan. Untuk memberikan gambaran karakteristik data penelitian maka dilakukan

  104

  (31) Jumlah sampel penelitian

  2011 Jumlah perusahaan publik terdaftar di BEI tahun 2011 154 Perusahaan deng an laporan keuangan tidak bermata uang Rupiah (2) Perusahaan deng an laporan keuangan tidak bertanggal 31 Desember (2) Perusahaan dengan laporan keuangan tidak lengkap dan atau laporan keuangan tidak diperoleh

  Sumber: data diolah dari laporan tahunan Keterangan Perusahaan Manufaktur Tahun

  Tabel 1.

  ) terhadap variabel dependen (Y) yang dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio dan untuk pengujian hipotesis.

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel dari target yang akan mampu menyediakan informasi yang diinginkan karena mereka adalah satu-satunya yang bisa memberikan informasi yang dibutuhkan atau karena sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti (Sekaran, 2003:235). Penggunaan teknik ini karena pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan agar sampel penelitian memenuhi kriteria untuk diuji. Dengan kata lain, sampel yang diperoleh nantinya dapat benar-benar memberikan informasi yang dibu- tuhkan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian- nya, maka setiap sampel harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini diperoleh 104 perusahaan yang memenuhi kriteria, sehingga jumlah sampel keseluruhan menjadi 416 perusahaan sampel. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut kriteria Indonesian Capital Market Direc-

  asset (X 5

  (X 3 ), free cash flow (X 4 ), serta collateralizable

  (X­ 2 ), dispersion of ownership

  titutional ownership

  Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 17.Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) dalam hal ini adalah insider ownership (X­ 1 ), ins-

  pooling data atau penggabungan data.

  Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari ber- bagai pusat data yang ada. Data sekunder penelitian ini berupa data laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

HASIL

  tahun 2011 dan memiliki laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan. (2) Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara teratur sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. (3) Perusahaan ter- sebut membagikan dividen selama periode penelitian.

  tory (ICMD) selama periode 2008 sampai dengan

  I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin

  Variabel Institutional ownership perusahaan menunjukkan nilai minimum adalah 15.00 nilai mak- simum adalah 95.00 dengan rata-rata Institutional

  Tetapi temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Handoko (2002), yang menyatakan bahwa insider ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap divi-

  Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa variabel Insider ownership tidak berpengaruh terha- dap DPR. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan maupun penurunan Insider ownership tidak mempe- ngaruhi penurunan maupun peningkatan biaya modal perusahaan atau DPR. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Rozeff (1982), Jensen, et al. (1992), Alli, et al. (1993).

  dend Payout Ratio

  Tabel 2 juga menunjukkan nilai minimum dari variabel DPR adalah 0,00 dan nilai maksimum adalah 0,27 dengan rata-rata DPR adalah .1574, sedangkan standar deviasi dari variabel DPR adalah 0,07959. Hal ini berarti jumlah DPR terendah adalah sebesar 0,00 dan jumlah DPR terbesar adalah 0,27 dan nilai rata-rata DPR dari seluruh sampel penelitian adalah 0,07959.

  Variabel Free Cash Flow menunjukkan nilai mini- mum adalah -16,00 nilai maksimum adalah 17,00 dengan rata-rata 7.9712. Hal ini berarti perusahaan mempunyai Free Cash Flow terendah adalah -16,00 penelitian ini adalah 3,00 dan nilai Collateralizable tertinggi dalam penelitian ini adalah 96,00. Standar deviasi dari variabel Collateralizable adalah 44.5986.

  Dispersion Ownership adalah 24.2327.

  Variabel Dispersion Ownership menunjukkan nilai minimum adalah 2.00 nilai maksimum adalah 83.00 dengan rata-rata 24.2327. Hal ini berarti peru- sahaan memiliki Dispersion Ownership terendah adalah sebesar 2,00 dan nilai Dispersion Ownership tertinggi adalah 83,00. Standar deviasi dari variabel

  tutional ownership tertinggi dalam penelitian ini ada- lah 95.00.

  deviasi dari variabel Institutional ownership adalah 17.63102. Hal ini berarti Institutional ownership terendah dalam penelitian ini adalah 15.00, dan Insti-

  ownership adalah 67.9428, sedangkan standar

  dari variabel Insider Ownership adalah 4.01359. Hal ini berarti jumlah Insider Ownership terendah adalah sebesar 1,5 dan jumlah Insider Ownership terbesar adalah 15,00 dan nilai rata-rata Insider Ownership dari seluruh sampel penelitian adalah 7.8245.

  analisis deskriptif data. Statistika deskriptif berupa nilai rata-rata, nilai maksimum, minimum serta standar de- viasi. Tabel 2 berikut ini menyajikan statistik deskriptif variabel insider ownership, institutional ownership,

  Ownership adalah 7.8245, sedangkan standar deviasi

  Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan nilai minimum dari variabel Insider Ownership adalah 1,5 dan nilai maksimum adalah 15,00 dengan rata-rata Insider

  17.00 7.9712 8.94557 Co llaterizable 416

3.00

96.00 44.5986 19.34668

  

15.00

95.00 67.9428 17.63102 Disp ersion Ownership 416

2.00

83.00 24.2327 17.68912 FreeCashFlow 416 -16.00

  

1.50

15.00 7.8245 4.01359 Institutional ownership 416

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 416 .00 .27 .1574 .07959

InsiderOwnership 416

  Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Sumber: Lampiran(data diolah)

  Variabel Collateralizable menunjukkan nilai minimum adalah 3,00 nilai maksimum adalah 96,00 dengan rata-rata Collateralizable adalah 44.5986. Hal ini berarti nilai Collateralizable terendah dalam

  dan rasio utang tertinggi adalah 17,00. Standar deviasi dari variabel Leverage adalah 7.9712.

  dispersion ownership free cash flow, Collaterali- zable asset, dan DPR .

PEMBAHASAN Pengaruh Insider Ownership terhadap Divi-

  Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen dend payout ratio . Demikian juga Sudarma (2004),

  Konflik-konflik keagenan dapat dikurangi dengan suatu mekanisme pengawasan, pengontrolan dan mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait. Namun mekanisme tersebut menimbulkan biaya-biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Hasil penelitian ini jelas menunjukan bahwa dengan adanya pemilikan institusional, maka dapat mening- katkan mekanisme pengawasan, sehingga biaya agen- si tersebut dapat dikurangi. Hasil ini juga menunjukan bahwa kepemilikan institusional yang besar pada suatu perusahan dapat menekan tindakan opportunis-

  tidak melanjutkan untuk melakukan pembahasan terhadap variabel Dispersion of ownership tersebut.

  ship ini harus dikeluarkan. Oleh karena itu peneliti

  dapat disimpulkan karena Dispersion of ownership merupakan exclude variable. Hal ini terjadi karena ditemukan adanya multikoleniaritas antara variabel independen sehingga variabel Dispersion of owner-

  Dividend payout ratio dalam penelitian ini tidak

  Pengaruh Dispersion of ownership terhadap

  Dividend Payout Ratio

  penguasaan saham institusi dapat berfungsi sebagai monitoring dalam mengurangi agency cost.

  al., dalam Putra (2006) yang menyatakan bahwa

  dilakukan oleh manajer untuk memanfaatkan segala kesempatan demi mencapai tujuan pribadi. Ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bathala, et

  tic manajer. Tindakan opportunistic manajer sering

  ownership dalam mengurangi agency cost sehingga berpengaruh terhadap DPR dengan arah negatif.

  hasil pengujian pengaruh kepemilikan manajerial terhadap struktur modal mempunyai hubungan negatif tetapi tidak signifikan. Hasil ini juga mendukung te- muan Claessen, et al. (2000) dalam Sudarma (2004) yang menyatakan bahwa belum terdapat pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan pengelolaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar peru- sahaan publik di Indonesia masih dimiliki oleh keluarga pendiri (founders) dan posisi penting di perusahaan (direktur dan komisaris) masih dipegang oleh anggota keluarga pendiri. Selain itu kebanyakan perusahaan publik masih dikendalikan melalui institusi, dan peme- gang saham mayoritas dikendalikan oleh holding com-

  sehingga dapat mengurangi agency cost, sehingga manajemen tidak perlu lagi membayarkan dividen yang besar. Penelitian ini juga sesuai dengan temuan Sudarma (2004) tentang peranan institusional

  ownership akan dapat mempengaruhi manajemen

  dampak pada penurunan DPR perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Easterbook (1984), Mahmoud, et al. (1998) yang menyatakan bahwa institusional

  ownership yang dilakukan perusahaan memberikan

  Sehingga dengan kata lain, peningkatan Institutional

  Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh negatif yang signifikan antara Institutional ownership yang dilakukan perusahaan dengan DPR perusahaan.

  Dividend Payout Ratio

  Perbedaan temuan ini dengan agency theory dimungkinkan karena adanya perbedaan struktur budaya antara Indonesia dengan negara tempat teori tersebut dikembangkan awalnya, baik dari segi historis maupun sosial masyarakat tempat teori tersebut dikembangkan awalnya. Selain itu keadaan pasar mo- dal di Indonesia yang relatif masih belum mencermin- kan tujuan dibentuknya pasar modal itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mela- lui dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Tetapi manfaat yang diperoleh dari keberadaan pasar modal kita hanya menguntungkan sebagian kecil rak- yat Indonesia, karena hanya sebagian kecil masya- rakat kita yang menggunakan pasar modal sebagai alternatif pendanaan selain perbankan.

  insider ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

  pakan kepanjangan tangan pemegang saham mayoritas yang dikendalikan oleh keluarga pendiri melalui kepe- milikan institusi. Dengan kata lain, dalam kondisi se- perti ini apa yang menjadi pendapat pemegang saham terbesar atau pendapat founders juga menjadi penda- pat manajer. Hasil ini juga sesuai dengan hasil peneli- tian Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilaku- kan oleh Suwaldiman dan Aziz (2006) serta Wahyudi dan Baidori (2008) yang menyatakan bahwa variabel

  pany . Manajemen masih di bawah kendali atau meru-

Pengaruh Dispersion of Ownership terhadap

Pengaruh Institutional Ownership terhadap

I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend

Payout Ratio

  Pada inti dari theory free cash flow oleh Jensen (1986) terdapat masalah keagenan (agency problem) antara para manajer dengan pemegang-saham atas distribusi free cash flow yang dilakukan perusahaan. Dengan kata lain free cash flow menuntut adanya biaya agensi yang tinggi karena diperlukan pengawas- an terhadap free cash flow yang dikelola oleh perusa- haan. Hal ini tidak akan terjadi jika free cash flow tersebut dibayarkan kepada pihak pemegang saham dalam bentuk dividen sehingga dapat menurunkan biaya agensi. Hal inilah yang dibuktikan oleh penelitian ini.

  Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh

  Variabel institusional ownership berhubungan negatif terhadap dividend payout ratio dan

  pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan pengelo- laan pada perusahaan publik di Indonesia, yang mana kebanyakan perusahaan publik mayoritas kepemilikan- nya masih berada pada keluarga pendiri, sehingga posi- si penting di perusahaan masih dipegang oleh anggota keluarga pendiri. Kondisi ini tentu menyebabkan ma- najemen perusahaan di Indonesia masih di bawah ken- dali atau merupakan kepanjangan tangan pemegang saham mayoritas yang dikendalikan oleh keluarga pendiri. Kondisi ini tidak menimbulkan adanya konflik antara pemegang saham dengan manajer, sehingga agency cost tidak mempengaruhi kebijakan dividen.

  ratio . Hasil ini dimungkinkan karena belum adanya

  Variabel insider ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout

  konflik antara pemegang saham dengan kreditor se- hingga dengan menurunya agency problem dapat menurunkan agency cost. Collateralizable assets yang rendah membuat kreditor menghalangi perusa- haan untuk membayar dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mere- ka tidak dibayar.

  assets yang dimiliki perusahaaan akan meningkatkan

  Hasil penelitian ini tidak sesuai atau bertolak bela- kang dengan temuan Mollah (2000) yang menyatakan bahwa collateralizable assets yang tinggi membuat kreditor lebih terjamin dan kreditor tidak perlu melaku- kan pembatasan yang ketat terhadap kebijakan dividen perusahaan sehingga bisa membayarkan dividen lebih besar. Sebaliknya semakin rendah collateralizable

  yang besar pula sehingga laba bersih akan kecil kare- na adanya kewajiban untuk membayarkan beban bunga yang semakin besar, dan pada akhirnya laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen menjadi kecil.

  zable assets yang besar akan menggunakan utang

  sahaan di Indonesia yang mempunyai collaterali-

  assets berhubungan negatif terhadap dividend payout ratio . Hal ini memberi makna bahwa semakin besar collateralizable assets semakin kecil dividend payout ratio. Temuan ini juga memberi makna bahwa peru-

  Hasil pengujian ini juga menunjukkan arah hu- bungan yang sama, yang mana collateralizable

  konflik yang terjadi antara pemegang saham dengan pemberi utang (bondholder), sehingga mempenga- ruhi kebijakan dividen.

  assets dapat mempengaruhi agency cost dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dividen payout ratio. Collateralizable assets yang besar akan menurunkan

  tian ini sesuai dengan temuan Titman dan Wassels (1988), Alli, et al. (1993), bahwa collateralizable

  zable assets berpengaruh negatif terhadap dividen payout ratio (DPR). Dengan demikian, hasil peneli-

  Penelitian ini menemukan bahwa collaterali-

  Dividend Payout Ratio

  ini sesuai dengan hasil penelitian Jensen (1986) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dividen dan free cash flow karena akan mengurangi dana leluasa yang tersedia bagi manajer sehingga akan menurunkan agency cost. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan Mollah (2000) bahwa arah hubungan dividen dengan free cash flow adalah positif namun tidak signifikan.

  toring terhadap free cash flow dapat dikurangi. Hasil

  yang positif. Dengan kata lain hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi free cash flow dapat berdam- pak pada semakin meningkatnya biaya agensi. Biaya agensi ini dapat dikurangi dengan membayarkan divi- den pada pemegang saham, sehingga biaya moni-

  free cash flow terhadap DPR dengan arah pengaruh

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pengaruh Collateralizable Assets terhadap

  Pengaruh Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen

  mempunyai pengaruh yang signifikan, yang menun- jukan bahwa kegiatan monitoring yang dilakukan pemegang saham menjadi semakin efektif terhadap manajemen sehingga berdampak pada menurunnya biaya keagenan. Selain itu variabel free cash flow juga berpengaruh terhadap dividend payout ratio dengan arah hubungan positif, yang berarti bahwa manajemen perusahaan cenderung untuk membayar- kan dividen mereka kepada pemegang saham untuk memenuhi harapan pemegang saham. Variabel colla-

DAFTAR RUJUKAN

  ruh terhadap dividend payout ratio, dengan arah hubungan negatif yang bermakna bahwa perusahaan di Indonesia yang mempunyai collateralizable

  Bursa Efek Jakarta. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi , Vol 2 No 3 Desember. Jensen, M., and W. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency costs and Ownership

  Sudarma, M. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan Faktor Esktern terhadap Struktur

  Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Edisi Keempat. New York: John Willey and Sons Inc.

  Sartono, A. 2001. Kepemilikan Orang Dalam (Insider ow- nership ), Utang dan Kebijakan Dividen: Pengujian Empirik Teori Keagenan (Agency Theory). JSB. Vol. 6, No. 2. Hal. 107–119.

  Putra, A. 2006. Analisis Biaya Keagenan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Vol. 5. Hal. 37–47. Rozeff, M.S. 1982. Growth, Beta and Agency Cost as De- terminants of Dividend Payout Ratios, The Journal of Financial Research,Vol. 5, No. 3.

  Agency cost s on Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from the Dhaka Stock Exchange, Leeds University Business School.

  Mahmoud, M.A., Perry, L.G., and Rimby, J.N. 1998. The Impact of Ownership Structure on Corporate Debt Policy: A Time Series Cross-Sectional Analysis, The Financial Review, 33, pp. 85–89. Mollah, S., K. Keasey, dan H. Short. 2000. The Influence of

  Sumultaneous Determination of Insider ownership, Debt and Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis, (June), pp. 247–263.

  Jensen, G.R., D.P. Solberg, dan T.S. Zorn. 1992.

  Review, Vol. 76, No. 2, pp. 323–329.

  Structure, Journal of Financial Economics,October, Vol. 3, No. 4, pp. 305–360. Jensen, M.C. 1986. Agency cost of Free cash flow, Corpo- rate Finance and Takeovers, American Economic

  Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Easterbook, F.H. 1984. Two Agensi-Cost Explanations of Dividends, The American Economic Review, Vol. 74, pp. 650–659. Handoko, J. 2002. Pengaruh Agency costs terhadap Kebi- jakan Dividen Perusahaan-Perusahaan Go Public di

  assets yang besar akan memperbesar pembiayaan

  teralizabel assets dalam penelitian ini juga berpenga-

  memiliki kepemilikan institusional yang bersifat sementara dan jangka panjang, sehingga hasil yang diperoleh lebih menguatkan hasil penelitian ini.

  ownership dapat dibedakan antara investor yang

  Saran-saran yang dapat disampaikan pada pe- nelitian ini untuk dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya adalah: (1) Perluasan sampel sangat dimung- kinkan untuk penelitian yang akan datang, untuk mem- peroleh hasil yang dapat menguatkan kesimpulan dari penelitian ini serta penelitian sebelumnya. (2) Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan alat analisis yang lain (mengembangkan metode penelitian yang digunakan), misalnya untuk variabel institutional

  penelitian ini daya memiliki daya prediksi tinggi, hal ini tidak terlepas dari kondisi pasar modal dan perusa- haan publik yang ada di Indonesia yang relatif semakin stabil. Selain itu hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa tidak terjadi mulikolinearitas, heterokedasti- sitas, dan autokorelasi dari model regresi, dan data berdistribusi normal.

  R-square yang tinggi mengandung makna bahwa

  konflik yang terjadi antara pemegang saham dengan pemberi utang (bondholder) sehingga mampu mempengaruhi kebijakan dividen.

  zable assets yang besar juga akan menurunkan

  merlukan biaya operasional yang besar atas aset tersebut (termasuk beban penyusutan) dan pada akhirnya akan mengurangi laba yang mengakibatkan dividen kas yang dibayarkan menurun. Collaterli-

  collateralizable assets yang besar, perusahaan me-

  melalui utang sehingga memperbesar beban bunga yang harus dibayarkan. Selain itu dengan adanya

  Alli, K.L., A.Q. Khan, and G.G. Ramirez. 1993. Determinant of Corporate Dividend Policy: A Factorial Analysis, The Financial Review (November), pp. 523–547.

Saran

  I Gede Auditta, Sutrisno, M. Achsin Modal dan Nilai Perusahaan (Studi pada Industri yang Wahyudi, E., dan Baidori. 2008. Pengaruh lnsider Onwer- Go Public di Bursa Efek Indonesia), Disertasi, Pro- ship, Collateralizable assets, Growth in Net Assets, gram Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada Peru- Brawijaya Malang. sahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indo-

  

Suwaldiman, dan A. Aziz. 2006. ”Pengaruh Insider owner- nesia Periode 2002–2006. Jurnal Aplikasi Manajemen.

ship dan Resiko Saham terhadap Kebijakan Deviden”. Vol. 6. Hal. 474–482. Jurnal Bisnis dan Manajemen . Vol. 8. Hal. 53–64. Weston, F., dan Copeland, E. 1995. Manajemen Keuangan.

  Titman, S., and R. Wessel. 1988. The Determinant of Capi- Edisi 9. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. tal Structure Choice, Journal of Finance, Vol. 43, pp. 1–19.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Fixed Asset to Total Asset Ratio terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Peran Organizational Citizenship Behavior sebagai Mediator Pengaruh Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

0 0 12

Pengaruh Persepsi Iklan, Kesadaran Merek, Citra Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan Pembelian (Studi pada Produk Pestisida Merek Sidamethrin 50 EC)

0 2 10

Pengaruh Tangibility, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Non Debt Tax Shields, Cash Holding dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2010-2012)

0 2 8

Studi Komparasi Peran Manajerial Kepala Madrasah terhadap Kepuasan Kerja Guru dan Reputasi Madrasah di Kabupaten Sidoarjo

0 0 12

Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT Bank Riau Kepri Cabang Utama Pekanbaru

0 2 8

Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Pembuatan Akta Kelahiran di Depok, Jawa Barat

0 1 9

Pengaruh Sumber Informasi dan Kualitas Website terhadap Kepercayaan Pelanggan dalam Menentukan Keputusan Bertransaksi pada E-commerce (Studi pada Pelanggan E-commerce di Indonesia)

1 2 12

Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Verifikasi Impor terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan di PT Surveyor Indonesia (Persero)

0 1 9

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pengelola melalui Kepuasan Kerja (Studi pada Pengelola Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Jayapura Provinsi Papua)

0 0 10