Penjadwalan bunga Jangka Pendek (1)

PENJADWALAN JANGKA PENDEK
Kepentingan Strategis Penjadwalan Jangka Pendek
Kepentingan strategis penjadwalan adalah
1. Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas
menjadi lebuh cepat. Ini juga berarti perusahaan menggunakan asset secara lebih
efektif sehingga menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk setiap dolar yang
ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih rendah.
2. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat, dan fleksibilitaas terkait
menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan
pelanggan yang lbih baik.
3. Penjadwalan yang baik juga berperan pada komitmen yang realistis sehingga
menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.
Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agregat
(jangka menengah) serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu
atas keryawan, material, dan permesinan. Isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka
pendek yaitu memenuhi permintaan karyawan dan peralatan tertentu dalam basis harian
atau jam.

Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaaskan permintaanyang
dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan pada fasilitas yang ada. Dua factor
penting dalam melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis penjadwalan, maju atau

mundur, dan (2) kriteria prioritas.
Penjadwalan Maju Dan Mundur
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi banyak
pekerjaan yang bersaing secara bersamaan dengan menggunakan sumber daya yang sama.
Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, teknik penjadwalan
dapat digolongkan sebagai (1) penjadwalan maju dan (2) penjadwalan mundur.

1. Penjadwalan Maju
Penjadwalan mauju (forward scheduling) memulai jadwal persyaratan setelah suatu
pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalan berbagai organisasi, seperti rumah
sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin.dalam fasilitas ini,
pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya minta dikirim
sesegera mungkin. Penjadwalan maju umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah
jadwal yang dapat dipenuhi, sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi.
Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju menyebabkan penumpukan barang setengah
jadi.
1. Penjadwalan Mundur
Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan
operasi yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi
satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu (lead time) untuk setiap

barang, diperoleh waktu mulai. Bagaimana pun juga, sumber daya yang diperlukan untuk
mrmrnuhi jadwal mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak
lingkungan manufaktur, seperti hal nya dalam lingkungan jasa yang menyajikan sebuah
perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan. Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari
penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu antara yang
dapat dipenuh dan batas waktu pelanggan.

KRITERIA PENJADWALAN
Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami operasi, dan
kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentingan dari keempat kriteria. Berikut
keempat kriteria tersebut.
1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu
penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan.
2. Memaksimalkan utilisasi. Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung persentase waktu
suatu fasilitas digunakan.
3. Meminimalkan waktu persediaan barang setengah jadi ( work in process – WIP ).
Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem.

Hubungan antara banyaknya pekerjaan dalam sistem dan persediaan WIP akan
tinggi. Oleh karena itu, jika terdapat lebih sedikit pekerjaan dalam sistem, maka

persediaan yang ada lebih rendah.
4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan
jumlah keterlambatan rata-rata.
Keempat kriteria di atas digunakan dalam bab ini; sebagaimana dalam industri, untuk
mengevaluasi kinerja penjadwalan. Selain itu, pendekatan penjadwalan yang baik harus
sederhana, jelas, mudah dipahami, mudah dilakukan, fleksibel, dan realistis.
Proses berbeda membutuhkan pendekatan penjadwalan yang berbeda :

Fasilitas yang terfokus pada proses (bengkel kerja)
Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang awalnya dicapai
dengan batas waktu MRP dan diperbaiki dengan teknik penjadwalan kapasitas terbatas yang
dibahas pada bab ini. Fsilitas ini meliputi sebagian besar produksi dunia. Contohnya adalah
pengecoran logam, perusahaan mesin, lemari kabinet, percetakan, sejumlah restoran, dan
industri pakaian.

Sel kerja ( work cell – terfokus pada fasilitas yang mengelola serangkaian komponen yang
serupa )
Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju. MRP menghasilkan
batas waktu, dan penjadwalan/pengiriman perincian selanjutnya dibuat pada sel kerja
dengan aturan kanban dan prioritas. Contohnya adalah sel kerja pada perusahaan

manufaktur ambulans Wheeled Coach, pembuat mesin pesawat Standard Aero, dan
pembuat kartu ucapan Hallmark.

Fasilitas berulang (lini perakitan)

Fokus penjadwalannya adalah menghasilkan penjadwalan maju yang dicapai dengan
menyeimbangkan lini dengan teknik lini perakitan traditional. Teknik tarikan, seperti JIT dan
kanban, memberikan isyarat agar komponen dijadwalkan untuk menunjang lini perakitan.
Fasilitas berulang mencakup lini perakitan bagi ragam produk yang luas dari mobil hingga
peralatan rumah tangga dan komputer. Masalah penjadwalan ini merupakan tantangan,
tetapi biasanya terjadi hanya pada proses yang beru atau ketika terjadi perubahan produk
atau model.

Fasilitas yang terfokus pada produk (terus-menerus)
Fasilitas ini menghasilkan produk dengan jumlah sangat besar dan ragam yang terbatas,
seperti kertas pada mesin besar di International Paper, bir pada tempat pembuatan bir Di
Anheuser-Busch, atau baja gulungan di pabrik Nucor. Penjadwalan menghasilkan sebuah
penjadwalan maju yang dapat memenuhi permintaan konstan yang layak dengan kapasitas
tetap yang ada. Kapasitas di sejumlah fasilitas biasanya dibatasi oleh investasi modal jangka
panjang. Kapasitas fasilitas ini biasanya diketahui, sekaligus waktu penyetelan dan waktu

operasi untuk produk dengan jangkauan tebatas. Hal ini menyebabkan penjadwalan lebih
mudah dilakukan.
Penjadwalan Pusat Kerja Yang Terfokus Pada Proses
Fasilitas yang terfokus pada proses (fasilitas intermitten atau bengkel kerja) merupakan
sistem dengan variasi tinggi atau volume rendah yang biasanya dijumpai ada organisasi
manufaktur dan jasa. Untuk menjalankan sebuah fasilitas secara seimbang dan efisien,
manajer memerlukan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian produksi.
Sistem tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasn kapasitas pusat
kerja masing-masing.
2. Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke
suatU
departemen.

1. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan
terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan.
2. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.
3. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.
4. Memberikan statistik efisien pekerjaan dan mengawasi operator untuk kepentingan
analisis pengupahan dan distribusi tenaga kerja.

Pembebanan Pekerjaan
Pembebanan (loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat
pemrosesan. Para manager operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian
hingga biaya, waktu luang atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal. Pusat kerja dapat
berupa dua bentuk. Pertama, berorientasi pada kapasitas; kedua, berkaitan dengan
penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja.
Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang dikenal
sebagai pengendalian input-output. Kemudian akan disajikan dua pendekatan yang
digunakaan dalam pembebanan : diagram Gantt dan metode penugasan pemrograman
linier.
Pengendalian Input-Output
Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi dapat
mengelola aliran fasilitas kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang sedang
diproses, maka fasilitas tersebut dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog.
Pembebanan yang berlebihan menyebabkan kepadatan dalam fasilitas yang mengakibatkan
timbulnya masalah inefisiensi dan kualitas. Jika pekerjaan tiba lebih lambat daripada yang
sedang diproses, fasilitasyang kurang terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan
pemborosan sumber daya.
Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah sistem kartu ConWIP yang
mengendalikan jumlah pekerja dalam suatu pusat kerja. ConWIP adalah singkatan

untuk constan work in process. Kartu ConWIP berjalan bersama suatu pekerjaan melalui
pusat kerja. Ketika pekerjaan selesai, kartu dikeluarkan dan dikembalikan ke stasiun kerja
awal, mengotorisasi masuknya batch baru ke dalam pusat kerja. Secara efektif, kartu

ConWIP membatasi jumlah kerja dalam pusat kerja, mengendalikan waktu tunggu dan
memantau backlog.

Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur aliran fasilitas kerja
mencakup:
1. Memperbaiki kinerja
2. Meningkatkan kapasitas
3. Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan cara (a) mengalihkan
pekerjaan ke atau dari pusat kerja lainnya, (b) meningkatkan atau mengurangi
subkontrak, (c) memproduksi lebih sedikit atau lebih banyak.

Memproduksi lebih sedikit bukanlah solusi yang disenangi para manager tetapi keuntungan
yang didapatkan sangat berarti. pertama, tingkat pelayanan pelanggan bisa meningkat
karena barang dapat diproduksi tepat waktu. Kedua, efisiensi dapat benar-benar meningkat
karena terdapat lebih sedikit WIP yang bertebaran dalam pusat kerja yang menambahkan
biaya rutin. Ketiga, kualitas dapat meningkat karena lebih sedikit WIP berarti lebih sedikit

permalahan yang tersembunyi.
Diagram Gantt
Diagram Gantt (Gantt chart) merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam
pembebanan dan penjadwalan. Nama diagram tersebut berasal dari Henry Gantt, yang
ditemukan pada akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukkan penggunaan sumber
daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.
Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan dan waktu
luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas. Diagram Gantt menunjukkan beban
kerja dalam sistem sedemikian rupa sehingga manager mengetahui penyesuaian yang
tepat. Sebagai contoh, ketika sebuah pusat kerja dibebani secara berlebihan maka karyawan
dari pusat kerja yang memiliki beban rendah dapat dipindahkan sementara agar dapat
meningkatkan jumlah tenaga kerja.

Metode Penugasan
Metode Penugasan (assigment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan
pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada
pemberi penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah
tertentu. Metode penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan biaya total atau
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik
permasalahan penugasan yang penting adalah hanya ada satu pekerjaan yang ditugaskan

untuk satu mesin.

Pengurutan Pekerjaan
Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja.
Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah
pemberian beban yang terlalu berat dan ringan. Pengurutan ( sequencing – disebut
pembagian tugas atau dispatching ) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan
pada setiap pusat kerja.

Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas
Aturan prioritas ( priority rule ) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang
harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang terfokus pada
proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Beberapa aturan prioritas yang paling
terkenal akan dibahas. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan waktu penyelesaian,
jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan
penggunaan fasilitas.
Berikut aturan prioritas yang paling populer.


FCFS ( first come, first served ): yang pertama datang, yang pertama dilayani.

Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.



SPT ( shortest processing time ): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang
memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.



EDD ( earliest due date ): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu
yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu.



LPT ( longest processing time ): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang
memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan
diutamakan terlebih dahulu.

Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman
menunjukkan hal berikut.

1. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan
meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya
adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan
secara terus menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek
selalu didahulukan. Pelanggan dapat melihat hal ini secara samar, dan penyesuaian
berkalal untuk pekerjaan yang panjang harus dilakukan.
2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria ( tetapi juga
tidak begitu buruk ). Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh
pelanggan; suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.
3. EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan
yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik
ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

Rasio Kritis
Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio Kritis (critical ratio-CR)
merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga
batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan
prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. CR cenderung memiliki kinerja
yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan
rata-rata.

Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati
jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah ( kurang dari 1,0 ) berarti
telambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang
lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang.
Rumus rasio kritis adalah

Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan CR membantu melaksanakan hal
berikut.
1. Menentukan status pekerjaan tertentu
2. Menerapkan prioritas relatif di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan.
3. Menghubungkan persediaan dan pekerjaan berdasarkan pesanan dengan dasar
kesamaan.
4. Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis terhadap adanya
perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan pekerjaan.
5. Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis.

Aturan Johnson
Aturan Johnson bisa digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan
suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas.
Tahap Aturan Johnson:
1. Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masingmasing waktu yg dibutuhkan oleh
sebuah
mesin harus ditunjukkan
1. Pilih pekerjaan dg waktu aktifitas yg paling pendek

2. Sekali suatu pekerjaan telah dijadwalkan, sisihkanlah pekerjaan itu
3. Terapkan tahap 2 dan tahab 3 ke perkerjaan yg tersisa, bekerja kea rah pusat urutan
itu
Keterbatasan Aturan Yg Berbasis Sistem:
1. Penjadwalan adalah dinamis dengan demikian aturan perlu untuk direvisi
menyesuaikan
perubahan-perubahan dalam proses, peralatan, bauran produk dst
1. Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, sumber daya yg menganggur dan
kemampatan sumber daya di departemen yg lain mungkin saja tidak diakui
2.

Aturan tidak melihat lewatnya dari tanggal jatuh tempo

Penjadwalan Kapasitas Terbatas

Penjadwalan kapasitas terbatas (finite capacity scheduling) adalah penjadwalan jangka
pendek yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan sistem yang berdasarkan aturan
tertentu dengan menyajikan perhitungan interaktif secara grafis kepada pengguna data
(users).

Selain pilihan aturan prioritas saat ini sejumlah sistem FCS juga mengkombinasikan “sistem
pakar” atau teknik simulasi dan memungkinkan penjadwal untuk membebankan biaya pada
berbagai pilihan yang berbeda. Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi
apapun termasuk perubahan pesanan, pekerja, ataupun mesin.

Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari sistem MRP.
Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika material dibutuhkan,
mengabaikan masalah dalam hal kapasitas. Dan output dari MRP dikombinasikan dengan

perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja, peralatan, dan ketersediaan sumber
daya lainnya untuk akhirnya menghasilkan data yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.
Teori Batasan
Teori batasan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang membatasi
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasannya dapat berupa bentuk fisik
(ketersediaan proses produksi atau karyawan dan bahan baku atau persediaan).
Throughtput atau volume adalah suatu konsep penting dalam sistem operasi yang dimana
jumlah unit yang diproses melalui fasilitas dan terjual.
Mengelola batasan-batasan, yaitu :
1. Mengidentifikasi batasan.
2. Membuat rencana mengatasi batasan.
3. Memusatkan tujuan pada sumberdaya setelah membuat rencana batasan.
4. Mengurangi dampak selanjutnya dari batasan yang telah dituju.
5. Setelah batasan telah teratasi dengan baik, lakukan identifikasi batasan baru.
Batasan-batasan ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.
Sistem kerja pada bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi dan memiliki
kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan pusat kerja sebelumnya atau berikutnya nanti.
Dikarenakan bottleneck mengahambat laju volume dalam produksi. Dan pada
konsekuensinya sistem ini terdapat dalam proses, sebagai contoh terdapat pada rumah
sakit, rumah makan, hingga ke dalam sebuah pabrik.

Beberapa teknik menghadapi sistem bottleneck :
1)

Meningkatkan kapasitas pada batasan.

2)

Memperhatikan SDM yang digunakan dan memusatkan kerja yang

menyebabkan terjadinya

suatu batasan.
3)

Membuat perputaran berulang, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor

alternatif yang
lebih baik.
4)

Memindahkan pemeriksaan dan pemgujian ketempat lain sebelum terjadi

bottleneck, guna
mengurangi cacat potensial.
5)

Menjadwalkan throughtput untuk menyesuaikan kapasitas saat terjadinya

bottleneck, yakni
mengurangi pemusatan kerja pada kegiatan yang berisiko terjadinya bottleneck.

2.7

Penjadwalan Produksi Berulang

Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi
persediaan, mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah teknik
untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan material
bertingkat. Penggunaan material bertingkat berarti penggunaan lot yang lebih sering,
berkualitas tinggi, dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi just-in-time.
Kelebihan penggunaan material secara bertingkat
1. Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk penggunaan yang
lain.
2. Mempercepat volume produksi.
3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkat kualitas produk
4. Mengurangi kebutuhan luas lantai
5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan.

6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan”
permasalahan.
Anggap sebuah produsen berjalan menjalankan batch bulanan yang berukuran besar:
Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat
memendekkan siklus bulanan ini menjadi siklusn mingguan, harian, bahkan siklus per jam