Sejarah dan Pengertian IFRS (1)

IFRS dan GAAP
http://lisapurnamylullaby.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-dan-pengertian-ifrs.html

Sejarah dan Pengertian IFRS
Di era zaman yang semakin hari semakin modern, masyarakat di berbagai belahan
dunia

begitu

mudahnya

untuk

berinteraksi,

termasuk

dalam

interaksi


dagang

dan

berinvestasi. Karena kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan manusia di seluruh
dunia untuk berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara atau biasa kita sebut globalisasi.
Dampak globalisasi yang semakin kuat dan berimbas kepada pasar pasar investasi
membuat pihak yang terlibat berupaya untuk mempermudah dan menyeragamkan bahasa
dalam berinvestasi (bahsa pelaporan keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan
keuangan dan standar akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh
masyarakat global. Sehingga diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.

1970’an Inggris, Kanada, US membentuk Accounting International
Study Group (AISG)
1973
Organisasi professional akuntansi dr Belanda, Kanada,
Australia, Meksiko, Jepang, Prancis dan Selandia Baru
membentuk International Accounting Standard Committee
(IASC) dan menghasilkan International Accounting Standard
(IAS)

2000
IASC restrukturisasi kelembagaan dan dibentuk IASC
Foundation (IASCF) yg membawahi International Accounting
Standard Board (IASB) dan International Financial Reporting
Intepretation Committee (IIFRIC). IASB mengeluarkan
International Financial Reporting Standards (IFRS).
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan
keuangan internasional yang menjadi rujukan atau sumber konvergensi bagi standar-standar
akuntansi di Negara-negara di dunia yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Board (IASB) pada 1 April 2001. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :

1.

Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu
harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.


2.

Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik
pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada
tanggal neraca).

3.

Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga
elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.

4.

Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana
informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat
disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes)

yang menyertai laporan keuangan

Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS




Elemen Laporan Keuangan
1.

Neraca

2.

Laporan Laba Komperhensif

3.

Laporan Perubahan Ekuitas


4.

Laporan Arus Kas

5.

Catatan Atas Laporan Keuangan

6.

Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif

Pemakai Laporan Keuangan.

Pemakai
Internal
(Manajemen)

Eksternal
(Investor)


Kepentingan
Melihat besar kecilnya laba dan mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan. Dan Informasi dalam laporan
keuangan dapat digunakan untuk menentukan plan dan
strategi perusahaan.
Menilai prospek tidaknya perusahaan tersebut (Mengukur
resiko-resiko investasinya)

Pemberi
Pinjaman
(Biasanya Bank)
Pemerintah dan
Badan Regulator
Lain
Supplier
Pelanggan
Karyawan
Masayarakat
(termasuk

akademisi)


Untuk mengetahui kemampuan
melunasi pinjamannya.

perusahaan

dalam

Untuk menganalisa CAR perusahaan, sebagai
pertimbangan kebijakan pajak, menghitung statistic
pendapatan nasional.
Untuk menentukan kebijakan kredit terhadap perusahaan.
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan serta
mengetahui perusahaan untuk memberikan balas jasa.
Sebagai bahan pembelajaran dan ilmu pengetahuan.
Selain itu dapat menjadi bahan dalam membuat tugas
akhir, artikel, makalah, dan presentasi-presentasi.


Basis Pengukuran
1.

Biaya Perolehan

2.

Biaya Kini

3.

Nilai Realisasi dan Penyelesaian

4.

Nilai Sekarang.

IFRS di Berbagai Negara
IFRS dianggap sebagai “prinsip-prinsip berdasarkan” peraturan luas terdiri dari:

1.

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) – standar yang dikeluarkan setelah tahun
2001.

2.

Standar Akuntansi Internasional (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum 2001.

3.

Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional Komite (IFRIC) – yang
diterbitkan setelah tahun 2001.

4.

Berdiri Interpretasi Committee (SIC) – yang diterbitkan sebelum 2001.

5.


Kerangka Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan.
IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia,
Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27
Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini
membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara
membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan
di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.
Standar Akuntansi yang menjadi dua kekuatan besar dunia :

1. Amerika = FASB dan US GAAP
2. Internasional = Eropa = dibentuk IASC yang kemudian berubah IFRS
IFRS di Amerika, terdapat standar yang terbagi dalam tiga era :
1. Standar ditentukan / disusun oleh manajemen, Standar ditentukan / disusun oleh manajemen
karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen.
2. Standar ditentukan / disusun oleh profesi, Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena
profesi yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.
3. Financial Accounting Standard World (FASW), FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur
terlalu dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan.
IFRS di Indonesia
1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai.

Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
2. Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang
standar keuangan.
3. Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut
dengan prinsip Akuntansi.
4. Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
5. Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari
IASC.
6. Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
7. Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
8. Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya?
Upaya untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting
Standard Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional
khususnya International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan
Financial Accounting Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).
IFRS di Uni Eropa :
1.

1982 = IFAC mengendors IASC sebagai Global Accounting Standard.
2.

1989 = Federasi Akuntansi Eropa mengendors IASC.

3.

1994 = IASC Advisory Council Approved selaku oversight and finance.

4.

1995 = IASC & IOSCO menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni

Eropa harus mengikuti IASs.
5.

1996 = US SEC endors IASC to initiate the dev of global accounting standards.

6.

1997 = IASC Forms SIC Standing Interpretation Committee, Forms SWP

(Strategy Working Party).
7.

1998 = IFAC / IASC memperluas kenggotaan menjadi 140 bodies di 101 negara.

8.

1999 = G7 Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen International

Financial Structure.
9.

2000 = IASB new chairman Sir David Tweedie appointed.

10.

2001 = IASB dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk melakukan

convergensi ke global Accounting standards dengan kualitas :
 Single Set and High Quality.
 Transparant dan komparabel Laporan Keuangan.
 Berguna bagi pemain Pasar Modal dunia.

Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) di
Indonesia
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi
akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek
global dan juga para akademisi serta para Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada
perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut. Maka pada tanggal 17-22
Januari 2011 telah diadakan Pelatihan Internasional “TOT” untuk IFRS dan Penyusunan Kamus
Akuntansi Indonesia yang diselenggarakan oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis
(P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Pada pelatihan tersebut ada banyak hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara dari
anggota DSAK IAI dan akademisi UGM yaitu Dr. Setiyono, Kantor Akuntan Publik PWC Djohan
Pinnarwan, SE., BAP, dari Akademisi UGM yaitu Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA dan Prof. Dr.
Suwardjono, M Sc. Pada Pelatihan tersebut secara umum peserta yang berpartisipasi sebagian
besar adalah para akademisi dan staf akuntansi dan Auditor.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di Indonesia, tentu kita akan bertanya
kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari
laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu Konvergensi IFRS
adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari
pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsipprinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
1.

Strengthening Transparency and Accountability

2.

Enhancing Sound Regulation

3.

Promoting integrity in Financial Markets

4.

Reinforcing International Cooperation

5.

Reforming International Financial Institutions
1. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia.

Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsipprinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian
dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada periode 1984-1994, komite PAI
melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu
revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataanpernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut.
Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar
harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan.
Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS.
Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai
tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan,
baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan
sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober
2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres
IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan
pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun
2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah
IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
PSAK disahkan 23 Desember 2009:
1.

PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan

2.

PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

3.

PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan KeuanganTersendiri

4.

PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi

5.

PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

6.

PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi

7.

PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

8.

PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset

9.

PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

10. 10.PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
1.

ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

2.

ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa

3.

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan

4.

ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5.

ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:

1.

PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan
Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

2.

PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang

3.

PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang bermasalah

4.

PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi
Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

5.

PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999)
tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:

1.

PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud

2.

PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web

3.

PSAK 23 (2010): Pendapatan

4.

PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi

5.

PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)6. PSAK 10 (2010): Transaksi
Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010

6.

ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010
1.

ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja

2.

ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya

3.

ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

4.

ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya.

5.

ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim

6.

ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010

1.

ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

2.

ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian

3.

ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

4.

ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham
Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010

1.

ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan

2.

ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

3.

ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 4. ED ISAK 18: Bantuan
Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas Operasi

4.

ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Sahamnya

Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
1.

Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2.

IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3.

Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dan acapkali ini tidaklah mudah.

4.

Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode
akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

5.

Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

6.

Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:

a.

Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi
Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).

b.

Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

c.

Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modalsecara
global.

d.

Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

e.

Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk
melakukan earning management
1.

Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.

2.

Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG

3.

Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG

4.

Tidak ada lagi extraordinary items

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf/ifrs.pdf
http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=98
http://dicilala.blogspot.com/2011/11/ifrs-di-berbagai-negara.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Pelaporan_Keuangan_Internasional

Apa itu GAAP? GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting
Principles atau

Prinsif-prinsif Standar

Akuntansi

Keuangan

berlaku

umum. GAAP adalah standar umum akuntansi dan perusahaan go public
yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh
bisnis untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi
akuntansi yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan
informasi pendukung tertentu.
Salah satu alasan untuk menggunakan GAAP adalah agar pembaca
laporan keuangan dibeberapa perusahaan memiliki dasar yang memadai
untuk perbandingan, karena semua perusahaan yang menggunakan GAAP
telah membuat laporan keuangan dengan menggunakan aturan yang
sama.

yang termasuk susunan GAAP yaitu :

1. Laporan keuangan
2. Aktiva
3. Kewajiban
4. Keadilan
5. Pendapatan
6. Beban
7. Penggabungan usaha
8. Derivatif dan lindung nilai
9. Nilai wajar
10. Mata uang asing
11. Sewa

12. Non moneter transaksi
13. Kejadian setelah tanggal neraca

Khusus industri akuntansi, seperti maskapai penerbangan, kegiatan
ekstraktif, dan perawatan kesehatan GAAP berasal dari pernyataan dari
serangkaian disponsori pemerintah entitas akuntansi, di mana Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (FASB) adalah yang terbaru. Komisi Sekuritas
dan Bursa juga masalah pernyataan akuntansi melalui Buletin Akuntansi Staf
dan pengumuman lain yang hanya berlaku untuk perusahaan publik yang
diadakan,

dan

yang

dianggap

sebagai

bagian

dari

GAAP. GAAP

dikodifikasikan ke dalam Kodifikasi Standar Akuntansi (ASC), yang tersedia
online

dan

(lebih

terbaca)

dalam

bentuk

cetakan.

GAAP digunakan terutama oleh perusahaan melaporkan hasil keuangan
mereka di Amerika Serikat. International Financial Reporting Standards, atau
IFRS, adalah kerangka akuntansi yang digunakan di sebagian besar
negara . GAAP jauh lebih dari aturan berbasis dari IFRS. IFRS lebih berfokus
pada prinsip-prinsip umum dari GAAP, yang membuat IFRS kerja jauh lebih
kecil,

bersih,

dan

lebih

mudah

dipahami

daripada

GAAP.

Ada beberapa kelompok kerja yang secara bertahap mengurangi
perbedaan antara GAAP dan kerangka kerja akuntansi IFRS, sehingga
akhirnya harus ada perbedaan kecil dalam hasil yang dilaporkan bisnis jika
beralih antara dua kerangka kerja.
Diposkan 23rd May 2012 oleh Aade Riidwan
Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang
detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari
GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana
perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan

lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat
berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.
Contoh:

IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).

IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada
langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin.

IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.

IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus
diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi
dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan
dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti
kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam
tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama,
yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan
keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.

Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
IFRS

Menyediakan informasi yang berguna untuk 
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
pengambilan keputusan investasi dan kredit.
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menyediakan informasi yang berguna untuk
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus
kas masa depan perusahaan

Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
Menyediakan informasi tentang sumber
dayaekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.


Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
US GAAP
IFRS
Relevan – terdiri dari:
Relevan – terdiri dari:

Nilai prediksi – membantu pengguna

Nilai prediksi
memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini 
Nilai konfirmasi
dan masa depan.

Materialitas

Nilai umpan balik – membantu pengguna
mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.

Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan
kapasitas untuk mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya – terdiri dari:

Disajikan dengan jujur

Netral

Dapat diferivikasi

Dapat dipercaya – terdiri dari:

Disajikan dengan jujur

Netral

Substansi mengungguli bentuk

Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian,
kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin
adanya konservatisme.

Kelengkapan

Dapat dibandingkan
Konsisten

Dapat dibandingkan

Level 2: Element Laporan Keuangan
US GAAP
Aset
Kewajiban
Ekuitas
Investasi pemilik
Distribusi kepada pemilik
Laba komprehensif
Pendapatan
Keuntungan

IFRS
Aset
Kewajiban
Ekuitas
Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi asset dan
kewajiban)
Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Beban (beban dan kerugian)

Beban
Kerugian
Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
US GAAP
IFRS
1.
Kelangsungan usaha
2.
Entitas ekonomi
3.
Unit moneter
4.
Periodisitas
5.
Kelangsungan usaha
6.
Basis akrual

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip
US GAAP
1.
Biaya historis
2.
Pengakuan pendapatan
3.
Kesesuaian
4.
Pengungkapan penuh

IFRS
Biaya historis
2.
Biaya sekarang (apa yang harus dibayar
hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang sama dengan
nilai wajar)
3.
Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat
diperoleh saat ini jika asset dilepas
4.
Nilai wajar
5.
Pengakuan pendapatan
6.
Pengakuan beban
7.
Pengungkapan penuh
1.

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Kendala
US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat
1.
Keseimbangan antara biaya dan manfaat
2. Materialitas
2.
Tepat waktu
3. Praktik Industri
3.
Keseimbangan antara karakteristik
4. Konservatisme
kualitatif