View of Perbandingan Certainty Factor dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit Pada Kucing (Studi Kasus : UPT Klinik Hewan Kota Bandung)
INSIGHT
Volume 1 No. 1 | April 2018 : 155-164
Perbandingan Certainty Factor dan Forward
Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit
Pada Kucing (Studi Kasus : UPT Klinik
Hewan Kota Bandung)
1
2
3 Nur Jati Luhung M , Aldy Rialdy Atmadja , Wisnu Uriawan
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung
Jl.A.H Nasution 105 Bandung 40614
2
Abstract-Cats are animals that are prone to skin diseases if not treated properly, this happens because many bacteria and fungi
attached to the skin of cats due to not treated properly. Certainty Factor and Forward Chaining is a multiattribute method to
infer a factual problem as well as a hypothesis usually used in expert systems. Forward chaining itself is data driven because
the inference starts from the available information and is then inferred. Certainty Factor uses a definite or uncertain hypothesis
method that uses metrics whereas forward chaining uses data driven from available information and after that comes the
conclusion. Most animal owners, especially cat owners can not know the symptoms of cat skin disease so there are still many
cat owners who are confused in knowing the state of his cat is sick or not. Certainty factor and forward chaining resulted in
conclusions about early diagnosis of skin diseases in cats as well as displaying a predictable rate of early diagnosis of skin
disease in cats. Keywords: Certainty Factor, Forward Chaining, diseases of catsAbstrak-Kucing adalah hewan yang rentan terhadap penyakit kulit jika tidak dirawat dengan baik, hal ini terjadi karena
banyak bakteri serta jamur yang menempel pada kulit kucing akibat tidak dirawat dengan benar. Certainty Factor dan
Forward Chaining adalah metode multiatribut untuk menyimpulkan suatu masalah yang berdasarkan fakta serta hipotesa
yang biasanya digunakan pada sistem pakar. Forward chaining itu sendiri merupakan data driven karena inferensi yang
dimulai dari informasi yang tersedia dan baru kemudian disimpulkan. Certainty Factor menggunakan metode hipotesa pasti
atau tidak pasti yang menggunakan metric sedangkan forward chaining menggunakan data driven dari informasi yang
tersedia dan setelah itu didapat kesimpulan. Kebanyakan pemilik hewan terutama pemilik kucing belum bisa mengetahui
gejala penyakit kulit kucing sehingga masih banyak pemilik kucing yang bingung dalam mengetahui keadaan kucing miliknya
sedang sakit atau tidak. Certainty factor dan forward chaining menghasilkan kesimpulan tentang diagnosa awal penyakit kulit
pada kucing serta menampilkan angka kepastian diagnosa awal penyakit kulit pada kucing. Kata kunci : Certainty Factor, Forward Chaining, Penyakit KucingI. PENDAHULUAN yang kronis dan pemilik tidak mengetahui sehingga Penyakit pada kucing, seringkali membuat pemiliknya menyebabkan kematian bagi kucing tersebut. Oleh karena merasa bingung karena kurangnya pengetahuan pemilik itu diperlukan suatu informasi yang bisa mengedukasi tentang penyakit binatang tersebut. Permasalahan yang masyarakat luas untuk bisa mengetahui gejala-gejala sering terjadi antara lain ketidaktahuan masyarakat penyakit yang diderita oleh kucing peliharaannya, tentang informasi dalam diagnosa dan penanganan sehingga jika kucing tersebut sakit, pemilik bisa cepat penyakit pada binatang kucing, serta terkadang sulit untuk mengambil tindakan medis atau membawanya ke dokter menemui seorang ahli/pakar dalam keadaan mendesak[1]. hewan[2]. Hal yang harus di perhatikan adalah tidak Banyaknya kucing peliharaan dirumah yang sakit semua kucing mengalami gejala penyakit yang sama. terkadang membuat pemilik kucing bingung dalam Tanpa adanya informasi diagnosa pemilik tidak akan melihat dan mengatasi gejala penyakit yang dialami oleh mengetahui apa penyakit yang diderita kucing kucing mereka. peliharaannya dan mungkin panic ketika dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk bertemu dokter hewan di Sebagian pemelihara kucing tidak mengetahui tentang situasi tersebut. Penerapan sistem pakar telah banyak cara merawat dan mengetahui gejala-gejala penyakit yang dikembangkan di berbagai bidang, juga dalam bidang terjadi pada kucing. Hal ini tentu akan sangat medis, khususnya dalam mendiagnosis penyakit, seperti membahayakan bagi kucing jika menderita suatu penyakit
MYCIN untuk diagnosis penyakit infeksi darah karena
1. Tabel kepastian
1. Metode yang diusulkan oleh E.H Shortlife dan B.G Buchanan
A. TABEL Berikut ini tabel yang terdapat pada sistem pakar penyakit kulit pada kucing .
d. Setiap fakta baru yang ditambahkan ke dalam sistem akan diproses. Jika ditemukan suatu fakta baru, sistem akan kembali ke langkah b dan mengulang langkah c. Jika tidak ada konklusi baru, proses akan berakhir.
c. Setiap aturan dapat menghasilkan fakta baru yang berasal dari konklusi aturan. Fakta baru ini ditambahkan ke kumpulan fakta yang sudah ada.
b. Untuk setiap fakta, sistem mencari aturan dalam basis pengetahuan yang berkorespondensi dengan premis aturan.
2.2 Algoritma Forward Chaining Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta
Nilai CF( Rule ) didapat dari interpretasi “term” dari pakar, yang diubah menjadi CF tertentu.
2. Dengan cara mewawancarai seorang pakar.
CF( Rule ) = MB( H, E ) – MD( H, E ) Keterangan : CF( Rule ) = Faktor kepastian MB( H, E ) = measure of belief ( ukuran kepastian ) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E ( antara 0 dan 1 ) MD( H, E ) = measure of disbelief ( ukuran ketidakpastian ) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E ( antara 0 dan 1 )
2. Apabila terdapat kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similiary concluded rules) atau lebih dari satu gejala, maka CF selanjutnya dihitung dengan persamaan: CFcombine= CFold+ CFgejala *(1- CFold) (3) Ada dua acara dalam mendapatkan tingkat keyakinan ( CF ) dari sebuah rule yaitu:
INSIGHT
1. Certainty Factor untuk kaidah dengan premis/gejala tunggal (single premis rules): CFgejala=CF[user] * CF[pakar] (2)
Certainty factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsi derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data[10]. Certainty factor memperkenalkan konsep keyakinan dan ketidakyakinan yang kemudian diformulakan dalam rumusan dasar sebagai berikut: CF [H,E]= MB[H,E] – MD[H,E] (1)
2.1 Algoritma Certainty Factor Faktor kepastian (Certainty Factor) menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar.
II. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang dipakai ada dua metode yaitu:
Inferensi dengan forward chaining menggunakan pendekatan data-driven karena inferensi dimulai dengan fakta yang tersedia untuk menghasilkan konklusi. Jika suatu aplikasi menghasilkan pohon keputusan yang lebar dan tidak dalam, maka sebaiknya menggunakan forward chaining[3]. Certainty Factor adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti atau tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Berdasarkan permasalahan untuk mengatasi penyakit kulit pada kucing Persia, maka perlu dibangun suatu sistem yang terkomputerisasi yang memiliki pengetahuan seperti dokter hewan dan sistem tersebut dapat menjadi alat bantu dalam mendiagnosis jenis penyakit dan memberi solusi cara pengobatan dan pencegahannya. Sistem Pakar adalah salah satu bidang pengetahuan yang dapat mejadi alat bantu dalam mengatasi masalah tersebut[4]. Kedua metode ini cocok untuk di gunakan pada kasus ini. Sistem yang akan di bangun adalah sistem yang akan menampilkan diagnosa awal penyakit kulit pada hewan peliharaan khususnya kucing dari beberapa data yang di sudah ada. Diagnosa yang di maksud adalah hasil kesimpulan dari beberapa gejala penyakit yang dialami kucing ( ciri secara fisik maupun kelakuan ). Semakin banyaknya data diagnosa tersebut maka semakin banyak pula data yang harus di usulkan. Dengan demikian judul yang sesuai adalah Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosa awal Penyakit Kulit Pada Kucing Dengan Menggunakan Certainy Factor dan Metode Forward Chaining. Dengan menggunakan metode ini di maksudkan agar sistem bersifat spesifik antara diagnosa dengan gejala yang terjadi.
Permasalahan yang terjadi pada klinik ini adalah pemilik hewan pelihaaan belum mengetahui diagnosa awal penyakit kulit pada kucing mereka ketika ditanya oleh dokter hewan, masih banyak juga pemilik hewan yang bingung ketika ditanya kucing peliharaannya sakit apa dari penyebab serta gejala yang dialami kucing peliharaannya.
156 bakteri atau sistem pakar untuk penyakit kanker darah pada anak. Selain untuk diagnosis penyakit pada manusia, diperlukan juga sistem yang dapat membantu diagnosis terhadap hewan peliharaan. Untuk mencari informasi tentang suatu penyakit pada kucing, saat ini masyarakat bisa menemukan banyak situs website yang menginformasikan tentang dunia kucing beserta penyakit- penyakitnya. Tetapi permasalahannya adalah pemilik kucing di daerah pelosok belum begitu bisa memanfaatkan tekhnologi internet untuk mencari informasi mengenai dunia kucing. Saat ini juga telah ada program yang bisa mendeteksi suatu penyakit pada kucing tetapi yang bisa di deteksi hanya beberapa penyakit saja.
ISSN 2620-5467 (Online) Perbandingan Certainty Factor Dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Kucing (Studi Kasus: UPT Klinik Hewan Kota Bandung)
- – fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF- THEN. Bila ada fakta yang cocok dari bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali pencocokan dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses terhenti apabila tidak ada lagi yang bisa dieksekusi[10]. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah forward chaining, yang bekerja sebagai berikut: a. Sistem mulai dengan satu atau beberapa fakta.
Tabel ini yakni Nilai CF( Rule ) didapat dari Tabel ini berfungsi menyimpan data gejala penyakit kulit kucing yang telah diperoleh dari hasil interpretasi “term” dari pakar, yang diubah menjadi CF tertentu: wawancara
Tabel 1. Tabel kepastian certainty factor
Tabel 5 Tabel Data gejala_fc
Uncertain term CF
Type Data Nama Deskripsi Definitely not (pasti tidak) -1.0 Almost certainly not -0.8 Int (4) Kd_gejala Primary key (hampir pasti tidak) -0.6 Varchar (100) - Nm_gejala Probably not (kemungkinan -0.4
- Varchar (100) Kd_penyakit besar tidak) -0.2 to 0.2
- Double Cf_pakar Maybe not (mungkin tidak)
0.4
- Double Cf_user Unknown (tidak tahu)
0.6
- Varchar (25) Yes Maybe (mungkin)
0.8 Varchar (25) No - Probably (kemungkinan
1.0 Int (11) Kategori - besar) Int (11) Urutan -
Almost certainly (hampir pasti) e. Data detail gejala
Definitely (pasti) Tabel ini berfungsi sebagai menyimpan data detail dari gejala forward chaining yng nantinya
2. Perancangan Database ditampilkan saat kesimpulan.
a. Login Pakar Tabel 6 Tabel Data detail gejala
Login ini berfungsi untuk menyimpan data login pakar yang akan mengakses data pasien serta penyakit.
Type Data Nama Deskripsi Tabel 2 Login Pakar
Int (4) Id_dg Primary key Varchar (100) Kd_gejala -
Nama Deskripsi
- Varchar (100) Deskripsi Type Data
- Double Nilai Varchar (50) Username -
Urutan - Int (11) Varchar (50) Password -
f. Data pilihan_jawaban
b. Pasien Tabel ini berfungsi sebagai penampung pilihan
Tabel pasien ini berfungsi sebagai tempat untuk jawaban yang akan ditampilkan di konsultasi CF menyimpan data pasien yang telah melakukan
Tabel 7 Tabel Data pilihan_jawaban konsultasi. Tabel 3 Tabel pasien
Type Data Nama Deskripsi Int (4) Id_pilihan Primary key
Type Data Nama Deskripsi Varchar (20) - Kd_gejala
Int (4) Id Primary key
- Text Desc_pilihan Varchar (60) Nama -
Double Nilai - Kelamin - Enum ('J', 'B')
- Int (2) Urutan - Varchar (100) Alamat - Datetime Tanggal
c. Data Penyakit Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data
g. Data Temp_konsultasi penyakit yang ada.
Pada tabel ini berfungsi sebagai tempat Tabel 4 Tabel data Penyakit menyimpan sementara data pencarian gejala penyakit metode fprward chaining. Type Data Nama Deskripsi
Tabel 8 Tabel Data Temp_konsultasi Int (4) kd_penyakit Primary Key
- Varchar (60) nm_penyakit
Type Data Nama Deskripsi Varchar (255) Penyebab -
Varchar (12) Kd_penyakit - Text - Keterangan
Kd_gejala - Varchar (100) Text Solusi -
- Varchar (100) Gejala Double Cf_combine -
Varchar (100) - Uid
- Int (3) Status
d. Data gejala_fc 157
INSIGHT
a. Data penyakit Tabel 13 Tabel Data penyakit
ISSN 2620-5467 (Online) Perbandingan Certainty Factor Dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Kucing (Studi Kasus: UPT Klinik Hewan Kota Bandung)
h. Data Konsultasi Tabel ini berfungsi sebagai penyimpanan untuk data konsultasi
Tabel 9 Tabel Data Konsultasi Type Data Nama Deskripsi
Int (4) Id Primary key Varchar (60) Nama -
4 Kutu lice
3 Allergic dermantitis
2 Scabies
1 Ringworm
No Penyakit
Enum (‘J’, ‘B’) Jenis_kelamin -
Type Data Nama Deskripsi Int (11) Id_tk_det Primary key Int (11) Uid - Varchar (26) Kd_penyakit - Double Cb - Text Kesimpulan -
21 Parasite tak terlihat
12 Perilaku kucing sering menggaruk akibat parasit
13 Jamur terdapat pada bagian muka dan telinga kucing
14 Tidak nafsu makan karena parasit
15 Bulu rontok karena parasit
16 Telinga kucing kasar ketika disentuh
17 Merah dan kerak dibagian telinga
18 Terkadang terdapat jamur di hidung
19 Terdapat di dalam permukaan kulit
20 Terdapat kutu di telinga kucing
22 Parasite terdapat di ekor dan telinga
10 Terdapat pada permukaan kulit
23 Kulit kering, kasar dan berkerak
24 Permukaan kulit menjadi basah
25 Bagian telinga berkerak
26 Parasit terdapat pada bagian muka dan telinga kucing
27 Disebabkan oleh salah makan pada makanan tertentu dan alat perawatan kucing
28 Bintik merah pada perut kucing
29 Timbul jamur dibagian perut jika alergi makanan
30 Kucing mengalami Muntah
31 Kucing mengalami Diare
11 Disebabkan parasit
9 Terdapat ketombe
3. tabel penyakit serta gejala Tabel penyakit dan gejala diperoleh dari hasil pengumpulan data hasil wawancara yang telah dilakukan bersama pakar dan pasien yang datang ke klinik hewan. Dari hasil yang ada diperoleh hasil sebagai berikut:
8 Ektoparasit
Tabel ini berfungsi sebagai penyimpan data detail hasil konsultasi certainty factor Tabel 12 Tabel Data Temp_konsultasi_cf_det
Type Data Nama Deskripsi Int (11) Id_tk Primary key Int (11) Uid - Int (11) Id_pj - Varchar (26) Kode_gejala - Double Cf_sementara - Int (11) Status - k. Data Temp_konsultasi_cf_det
Tabel ini berfungsi menyimpan data history dari konsultasi certainty factor Tabel 11 Tabel Data_Temp_konsultasi_cf
Type Data Nama Deskripsi Int (4) Id Primary key Varchar (60) Nama - Enum ('J', 'B') Kelamin - Varchar (100) Alamat - Int (4) Kd_penyakit - Varchar (60) Noip - Datetime Tanggal - j. Data Temp_konsultasi_cf
Tabel ini berfungsi sebagai menyimpan data hasil konsultasi dari kedua metode Tabel 10 Tabel Data analisa_hasil
Datetime Tanggal - i. Data Analisa_hasil
5 Eosinophilic granulauma
6 Abses
7 Kulit kering atau ketombe
9 Stud tail
8 Kerak pada kulit kucing
b. Data gejala Tabel 14 Tabel Data gejala
No Gejala
1 Disebabkan jamur berbentuk cincin
2 Perilaku kucing sering menggaruk
158
4 Merah pada badan / bintik merah
5 Tidak nafsu makan
6 Bulu rontok
7 Bantuk jamur bulat seperti cincin
3 Terdapat jamur diseluruh tubuh kucing INSIGHT | Volume 1 No. 1 | April 2018 : 155-164
159 No Gejala
4 P
56 Perilaku kucing sering menggaruk karena jamur, kulit kering dan ketombe
57 Disebabkan oleh jamur yang tumbuh di bagan ekor akibat dikebiri
58 Sering menggaruk di daerah ekor
59 Rontok pada bulu sekitar ekor
60 Terjadi pada daerah ekor
c. Tabel kaitan antara gejala dan penyakit Tabel 15 Tabel kaitan antara gejala dan penyakit
Gejala Penyakit
P1 P2 P3 P
5 P
54 Bulu rontok karena di garuk
6 P
7 P8 P9 G1 * G2 * G3 * G4 * G5 * G6 * G7 * G8 *
Gejala Penyakit
P1 P2 P3 P
4 P
5 P
6 P
7 P8 P9 G9 *
55 Kutu terlihat pada kulit dan bulu
53 Gatal pada telinga kucing
32 Bulu rontok karena alergi
41 Disebabkan oleh luka cakaran atau bekas luka pertarungan
33 Disebabkan oleh kutu ctenocepalides
34 Badan kucing terlihat kurus
35 Kulit lebih berminyak
36 Ada lipatan pada bagian kulit kucing
37 Keluar air liur berlebih pada mulut kucing
38 Ada luka dimulut kucing
39 Daerah di bawah mulut kucing kotor
40 Tidak nafsu makan karena mulut kucing terluka
42 Terlihat benjolan Pada Luka
52 Disebabkan oleh jamur, kulit kering serta ketombe atau kutu
43 Luka lembek saat disentuh
44 Luka bernanah
45 Luka berbau jika pecah
46 Kering pada permukaan kulit kucing
47 Disebabkan oleh jamur, kulit kering serta ketombe
48 Adanya jamur
49 Bulu rontok karena jamur
50 Terdapat ketombe pada bulu
51 Perilaku kucing sering menggaruk akibat jamur
G10 * G11 * G12 * G13 * G14 * G15 * G16 * G17 * G18 * G19 * G20 * G21 * G22 * G23 * G24 * G25 * G26 * G27 * G28 * G29 * G30 * G31 * G32 * G33 * G34 * G35 * G36 * G37 * G38 * G39 * G40 * G41 * G42 * G43 * G44 * G45 * G46 * G47 * G48 *
INSIGHT
3.3 Perancangan sistem Perancangan sistem pakar diagnosa awal penyakit kulit kucing menggunakan Certainty Factor (CF) dan Forward chaining ini menggunakan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yang terdiri atas Use Case Diagram dan Activity Diagram untuk menjelaskan proses perancangan proses perancangan sistem yang telah dilakukan contohnya seperti membuat use case diagram dan activity diagram.
Scabies Scabies lanjutan Tidak sesuai
Tidak sesuai G15 Scabies Scabies Sesuai G16
Scabies Scabies ( lanjutan bila sudah parah )
G10 Ringworm Ringworm Sesuai G11 Scabies Scabies Sesuai G12 Scabies Scabies Sesuai G13 Scabies Scabies Sesuai G14
Tidak sesuai G6 Ringworm Ringworm Sesuai G7 Ringworm Ringworm Sesuai G8 Ringworm Ringworm Sesuai G9 Ringworm Ringworm Sesuai
Ringworm Ringworm (lanjutaan bila sudah parah)
Pakar Kesimpul an G1 Ringworm Ringworm Sesuai G2 Ringworm Ringworm Sesuai G3 Ringworm Ringworm Sesuai G4 Ringworm Ringworm Sesuai G5
Tabel 16 Tabel Hasil pengujian forward chaining Gejala Forward chaining
1. Metode Forward chaining Pengujian pada metode certainty factor ini iyalah dengan mewawancara pakar bagaimana sebuah hasil kesimpulan diagnosa awal didapatkan. Berikut hasil dari pengujiannya sebagai berikut:
3.5 Hasil Pengujian Kedua Metode
3.4 Metode pengembangan perangkat lunak Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah prototype. Prototype merupakan pengembangan perangkat lunak berbasis OOP ( Object Oriented Programing ) dimana didalamnya ada beberapa tahapan yakni: komunikasi, perencanaan, pemodelan dan desain, pembuatan prototype serta testing dan evaluasi.
(CF) dan Forward Chaining. Data yang dibutuhkan untuk proses diagnosa awal penyakit kulit pada kucing ini adalah data gejala penyakit yang tampak pada kucing.
ISSN 2620-5467 (Online) Perbandingan Certainty Factor Dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Kucing (Studi Kasus: UPT Klinik Hewan Kota Bandung)
3.2 Perancangan proses Perancanganproses pada diagnosa awal penyakit kulit pada kucing ini menggunakan metode Certainty Factor
3.1 Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan konsultasi agar mendapatkan data dari pakar maupun pasien yang dating ke klinik hewan serta data penunjang untuk mencocokkan hasil yang akan di cari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Usecase Diagram
B. GAMBAR Berikut ini adalah usecase dari sistem pakar diagnosa awal penyakit kulit pada kucing
7 P8 P9 G49 * G50 * G51 * G52 * G53 * G54 * G55 * G56 * G57 * G58 * G59 * G60 *
6 P
5 P
4 P
Penyakit P1 P2 P3 P
160 Gejala
G17 Scabies Scabies Sesuai G18 Scabies Scabies Sesuai G19 Scabies Scabies Sesuai INSIGHT | Volume 1 No. 1 | April 2018 : 155-164
161 Gejala Forward chaining
G50 Bulu rontok Kulit kering atau ketombe
G42 Terlihat benjolan Pada Luka
Abses Sesuai G43
Luka lembek saat disentuh Abses Sesuai
G44 Luka bernanah
Abses Sesuai G45
Luka berbau jika pecah Abses Sesuai
G46 Disebabkan oleh jamur, kulit kering atau ketombe
Kulit kering atau ketombe Sesuai
G47 Terdapat ketombe pada bulu
Kulit kering atau ketombe Sesuai
G48 Kering pada permukaan kulit kucing
Kulit kering atau ketombe Sesuai
G49 Sering garuk dibagian yang terdapat jamur
Kulit kering atau ketombe Sesuai
Sesuai G51
Abses Sesuai Gejala Forward chaining
Disebabkan oleh jamur, kulit kering serta ketombe atau kutu
Ringworm/kulit kering dan ketombe
Tidak sesuai G52
Gatal pada telinga kucing Ektoparasit Sesuai
G53 Bulu rontok karena di garuk
Ektoparasit Sesuai G54
Kutu terlihat pada kulit dan bulu
Ektoparasit Sesuai G55
Sering garuk dibagian yang terdapat jamur, ketombe, kutu
Ektoparasit Sesuai G56
Disebabkan oleh jamur yang tumbuh di bagan ekor akibat dikebiri
Stud tail Sesuai ( tapi tidak selalu terjadi karena gejala ini)
G57 Rontok pada bulu sekitar ekor
Stud tail Sesuai G58
Pakar Kesimpul an bekas luka pertarungan
G41 Disebabkan oleh luka cakaran atau
Pakar Kesimpul an G20
Allergic dermantitis Sesuai
Scabies Irmite Tidak sesuai G21 Scabies Scabies Sesuai G22
Scabies Rutel ( ektoparasit ) Tidak sesuai
G23 Scabies Scabies Sesuai G24 Scabies Scabies Sesuai G25 Scabies Scabies Sesuai G26
Disebabkan oleh salah makan pada makanan tertentu dan alat perawatan kucing
Allergic dermantitis Sesuai
G27 Bintik merah pada perut kucing
Allergic dermantitis Sesuai
G28 Timbul jamur dibagian perut jika alergi makanan
Allergic dermantitis Sesuai
G29 Bulu rontok
Allergic dermantitis Sesuai
G30 Muntah
Allergic dermantitis Sesuai
G31 Diare
G32 Disebabkan oleh kutu ctenocepalides
Eosinophilic granulauma Sesuai
Keluar air liur berlebih pada mulut kucing
G40 Daerah di bawah mulut kucing kotor
Eosinophilic granulauma Sesuai
G39 Ada luka dimulut kucing
Eosinophilic granulauma Sesuai
G38 Tidak nafsu makan
Eosinophilic granulauma Sesuai
Kutu lice Sesuai G37
Kutu lice Sesuai G33
Sering garuk dibagian yang terdapat kutu
Scabies G36
Ada lipatan pada bagian kulit kucing
Scabies Tidak sesuai G35
G34 Kulit lebih berminyak
Badan kucing terlihat kurus Kutu lice Sesuai
Sering garuk dibagian ekor Stud tail Sesuai
0.2 G26
Certainty factor Pakar Kesimp ulan mi diagnosa awal allergic dermantit is)
1 G37
0.2 G35 -0.4 G36
Sesuai G33 -0.16 G34
Menghas ilkan angka cf combine = 1 dan diagnosa awal kutu lice
1 Kutu lice = 1
G32
0.8 Gejala Angka bobot cf aplikas i
Menghas ilkan angka cf combine
0.36 G31
0.6 G30
0.4 G28 -0.2 G29
G27
Sebagia n besar sesuai
Dihasilka n angka combine sebesar
0.6 Allergic dermantiti s = 0.97
0.24 Eosinophi lic granulaum a = 0.78
Sesuai G38
- 0.65 dan kemungk inan besar tidak mengala mi diagnosa awal granulau ma
0.6 G46
1 G50
0.6 G49
0.48 G48
G47
1 Menghas ilkan angka cf combine
0.6 Kulit kering atau ketombe =
0.4 G45
0.16 G39
0.6 G44
0.48 G43
Sesuai G42
0.99 Menghas ilkan angka cf combine
0.8 Abses =
0.16 G41
0.6 G40
- 0.93 dan hampir pasti tidak mengala mi diagnosa awal abses
0.6 G24
0.4 G25
2. Metode certainty factor Pada hasil pengujian ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Sesuai G2
Dari hasil pengujia n yang dilakuka n dihasilka n angka combine = 1 (pasti didiagno sa penyakit ringwor m)
0.4 Cf combine Ringworm = 0.91
G1
Certainty factor Pakar Kesimp ulan
Tabel 17 Tabel Hasil Pengujian certainty factor Gejala Angka bobot cf aplikas i
Stud tail Sesuai
0.36 G4
G60 Botak dan basah pada daerah ekor
Terjadi pada daerah ekor Stud tail Sesuai
Pakar Kesimpul an G59
162 Gejala Forward chaining
ISSN 2620-5467 (Online) Perbandingan Certainty Factor Dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Kucing (Studi Kasus: UPT Klinik Hewan Kota Bandung)
INSIGHT
1 G3
0.4 G5 -0.24 G6
0.2 G22 -0.2 G23
G12
0.6 G20 -0.2 G21
0.8 G18 -0.2 G19
1 G16 -0.12 G17
0.6 G15
0.36 G14
0.36 G13
Sesuai tetapi ada beberap a gejala yang tidak sesuai
0.24 G7
0.43 (mungki n tidak mengala mi diagnosa awal scabies) dengan beberapa gejala yang tidak sesuai
0.93 Dihasilka n angka combine sebesar –
0.4 Scabies =
0.4 G11
0.32 G10
0.24 G9
0.2 G8
- 0.93 dan hampir pasti tidak mengala mi diagnosa sesuai
- – 0.96 (hampir pasti tidak mengala
0.8
2. Pada metode forward chaining didapat beberapa gejala yang memang tidak sesuai. Ada 9 gejala yang tidak sesuai hal ini karena beberapa gejala menunjukkan gejala lanjutan atau yang sudah parah dan juga ada beberapa gejala yang memang tidak sesuai karena memang seharusnya gejala itu ada dipenyakit yang lain. berikut adalah tabel jumlah sesuai dan tidak sesuai untuk mencari nilai akurasi:
Certainty factor Forward Chaining
Gejala yang sesuai
51 Gejala yang tidak sesuai
9 Total
60 Maka diperoleh nilai akurasi: Akurasi = =51/60 x100%=85% Akurasi dari metode forward chaining ini adalah 0.85 atau sebesar 85% untuk mendiagnosa awal penyakit kulit pada kucing.
3.6 Hasil perbandingan dari kedua metode Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan wawancara dengan pakar didapatkan hasil perbandingan sebagai berikut:
Tabel 18 Tabel Hasil Perbandingan Kedua Metode
Kesimpulan menampilkan angka kepastian pada diagnosa awal penyakit kulit pada kucing
1. Pada metode certainty factor pengujian dilakukan dengan mencari 3 penyakit yakni : ringworm, kutu lice serta ektoparasit yang masing masing angka kepastiannya yakni 1 ( pasti mengalami diagnosa awal ringworm ), 1 (pasti mengalami diagnosa awal kutu lice ), dan 0.93 ( hampir pasti mengalami diagnosa awal ektoparasit ). Ada beberapa gejala yang tidak sesuai tapi sebagian besar gejala sesuai dengan diagnosa penyakit yang ada.
Kesimpulan tidak menampilkan angka kepastian hanya menampilkan diagnosa awal penyakit kulit pada kucing
Akurasi ditentukan langsung dengan seberapa besar angka kepastian yang ditampilkan pada kesimpulan suatu penyakit
Dalam kasus ini memiliki nilai akurasi sebesar 85% Memiliki nilai pakar dan user serta menghitung nilai kepastiannya untuk mendapatkan suatu kesimpulan
- 0.64 dan kemungk inan besar tidak mengala mi diagnosa awal stud tail
Mendapatkan kesimpulan lewat pencarian sesuai rule yang ada
IV. PENUTUP
a) Kesimpulan
1. Dari hasil analisa yang dilakukan didapat hasil perbandingan antara kedua metode yakni certainty factor dan forward chaining dibedakan dengan hasil kesimpulan dari masing = masing metode. Untuk forward chaining menghasilkan kesimpulan berupa hasil diagnosa penyakit dari pencarian yang dijawab dari pertanyaan ya atau tidak, sedangkan metode certainty factor menghasilkan kesimpulan berupa diagnosa penyakit dan angka kepastian hasil perhitungan yakni angka kombinasi (CF combine) dan dari pencarian 3 penyakit yakni ringworm, kutu lice, dan ektoparasit dan menghasilkan angka cf combine ( angka kepastian ) sebesar 1 ( dapat dipastikan mengalami diagnosa awal rigworm ), 1 ( dapat dipastikan mengalami diagnosa awal kutu lice ), dan 0.93 ( hampir dipastikan mengalami diagnosa awal ektoparasit ). Diagnosa awal akan menampilkan angka bobot dari masing
1 Dari kedua tabel di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:
2. Proses dari metode certainty factor yakni mencari kesimpulan dari keseluruhan gejala menjadi suatu diagnosa dimana hasil kesimpulannya menampilkan hasil dari angka kepastian yang telah dihitung dan menampilkan diagnosa penyakit beserta angka kepastiannya, sedangkan
0.64 G53
INSIGHT | Volume 1 No. 1 | April 2018 : 155-164
163 Gejala Angka bobot cf aplikas i
Certainty factor Pakar Kesimp ulan awal kulit kering atau ketombe
G51
0.6 Ektoparasi t = 1
Menghas ilkan angka cf combine 0.93 dan hampir pasti mengala mi diagnosa awal ektoparas it
Sesuai G52
0.4 G54
1 G60
1 G55
0.6 G56
1 Stud tail = 0.99
Menghas ilkan angka cf combine
Sesuai G57
0.8 G58
1 G59
- – masing setelah user konsultasi.
INSIGHT
ISSN 2620-5467 (Online)
proses dari forward chaining yakni mencari suatu Android,” J. Teknol. dan Sist. Komput., vol. 4, no. 1,
kesimpulan dari seluruh gejala melalui pencarian yang
pp. 167 –177, 2016.
[15]
A. Rouf, “Pengujian Perangkat Lunak Dengan
ditelusuri dari rule agar bisa memperoleh kesimpulan yang Menggunakan Metode White Box dan Black Box,” J. sesuai dengan pohon keputusan.
Teknol. Inf. HIMSYA-Tech, vol. 8, no. 1, pp. 1
- –7,
3. Untuk tingkat akurasinya yakni untuk metode 2012. forward chaining memiliki tingkat akurasi sebesar 0.85
[16] Arochman, “Penerapan Algoritma Genetika Berbasis
atau sebesar 85% dikarenakan dari 60 gejala penyakit, 9
Fuzzy Inference System Untuk Pengujian Perangkat diantaranya tidak dan 51 gejala diantaranya sesuai. Lunak Metode Black- Box,” J. Ilm. ICTech, vol. 10, no.
b) Saran
2, pp. 1 –9, 2012.
1. Untuk pengembangannya untuk mendiagnosa penyakit pada kulit kucing bisa juga menggunakan metode lain seperti fuzzy dan case base reasoning.
2. Aplikasi ini hanya menyimpulkan diagnosa awal dari penyakit kulit saja dan belum mencakup penyakit umum yang dialami oleh kucing seperti rabies dan penyakit lainnya.
3. Pada kasus ini ada beberapa penyakit diluar case seperti irmite dan rutel dan untuk pengembangannya diharapkan ditaambahkan beberapa penyakit seperti irmite dan rutel
V. REFERENSI
[1] R. Ramadhan, I. F. Astuti, and D. Cahyadi, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kulit Pada Kucing Persia Menggunakan Metode Certainty Factor,” vol. 2, no. 1, 2017. [2] M. Harun, “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Pada Kucing,” no. September, pp. 1–17, 2013. [3] M. Ayub, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Anjing dengan Forward Chaining,” J. Inform., vol. 8, pp. 127– 140, 2012.
[4]
G. Gupita, B. Harijanto, Y. Arianto, “Pengembangan Sistem Pakar Pendeteksi Penyakit pada Kucing dengan Metode Case Based Reasoning Dan Certainty Factor Berbasis Android,” vol. 3, pp 8-13,2017. [5] R. S. Pressman, Software Engineering : a practitioner’s approach. New York: McGraw-Hill, 2010. [6] T. Larasati and M. R. Arief, “Sistem Pakar Diagnosa
Awal Penyakit Kulit Kucing Berbasis Web Menggunakan Metode Certainty Factor ( Studi Kasus : Lab Klinik ‘ Klinik Hewan Jogja ’),” pp. 6–7, 2016. [7]
D. Novaliendry and C. Yang, “The Expert System Application For Diagnosing Human Vitamin Deficiency Through Forward Chaining Method,” pp.
53 –58, 2015. [8] F.
Rumaisa and D. Junaedi, “Expert system for early diagnosis of meningitis disease using certainty factor method,” 2016 Int. Conf. Inf. Technol. Syst. Innov.
ICITSI 2016 - Proc., pp. 1 –3, 2017. [9] Yakub, Pengantar Sistem Informasi. Yoyakarta: Graha Ilmu, 2012.
[10] T. Sutojo, E. Mulyanto, and V. Suhartono, Kecerdasaan Buatan. 2011. [11]
[12] Haviluddin, “Memahami Penggunaan UML ( Unified Modelling Language ),” vol. 6, no. 1, pp. 1–15, 2011.
[13] M. Rudianto Arief, Pemrograman Web Dinamis Menggunakan Php dan Mysql. Yogyakarta: ANDI, 2011. [14]
A. E. Utami, O. D. Nurhayati, and K. T. Martono, “Aplikasi Penerjemah Bahasa Inggris – Indonesia dengan Optical Character Recognition Berbasis
164
Perbandingan Certainty Factor Dan Forward Chaining untuk Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Kucing (Studi Kasus: UPT Klinik Hewan Kota Bandung)