Reno Putra Prawira1 , Adam Hendra Brata2

  

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 6885-6893 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pembangunan Sistem Monitoring Rumah Menggunakan Mikrokomputer

1 2 3 Reno Putra Prawira , Adam Hendra Brata , Bayu Priyambadha

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: renoputraprawira@gmail.com, adam@ub.ac.id, bayu_priyambadha@ub.ac.id

  

Abstrak

  Rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya menjadi salah satu sasaran perampok untuk melakukan aksi kejahatan. Maka dari itu keamanan adalah kebutuhan wajib setiap pemilik rumah. Salah satu contoh sistem tradisional yang masih banyak digunakan adalah alarm rumah. Namun alarm rumah bersifat

  

offline, dalam arti jika pemilik rumah sedang berada diluar rumah, maka alarm bahaya tidak dapat

  diterima oleh pemilik rumah. Karena permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk membuat sistem monitoring rumah menggunakan mikrokomputer. Mikrokomputer yang digunakan pada penelitian ini adalah Raspberry Pi 3 Model B. Terdapat empat proses utama pada penelitian ini diantaranya adalah rekayasa kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian sistem. Hasil dari rekayasa kebutuhan didapatkan delapan kebutuhan fungsional dan dua kebutuhan non fungsional untuk perangkat lunak pada mikrokomputer. Sedangkan pada perangkat lunak ponsel pintar didapatkan 20 kebutuhan fungsional. Kebutuhan yang telah didapat dijadikan rancangan sistem dengan hasil rancangan arsitektur berupa rancangan data, rancangan arsitektur, rancangan antarmuka, rancangan komponen, dan rancangan hardware. Rancangan sistem yang telah dibuat diimplementasikan ke dalam kode program menggunakan Javascript dilanjutkan implementasi hardware. Sistem monitoring rumah telah berhasil diuji dengan menggunakan teknik white box testing pada pengujian unit dan teknik black box testing pada pengujian validasi. Hasil pengujian performa didapatkan waktu untuk pemberian notifikasi bahaya yang cukup baik yaitu antara 5-9 detik.

  Kata kunci: smart home, mikrokomputer, sistem keamanan

Abstract

The house left by homeowener became one of the target robbers to commit a crime. Therefore security

is a mandatory requirement of every homeowner. One example of traditional systems that are still widely

used are home alarms. But home alarms are offline, in the sense that if the homeowner is out of the

house, then the danger alarm can not be accepted by the home owner. Because of these problems the

research was conducted to make home monitoring systems using microcomputers. Microcomputers used

in this research are Raspberry Pi 3 Model B. There are four main processes in this research including

engineering needs, design, implementation, and system testing. The result of engineering requirement

got eight functional requirement and two non functional requirement for software on microcomputer.

While in the smartphone software obtained 20 functional requirements. Needs that have been obtained

as a design system with the results of architecture design in the form of data design, architecture design,

interface design, component design, and hardware design. The design of the created system is

implemented into the program code using Javascript followed by hardware implementation. Home

monitoring systems have been successfully tested using white box testing techniques on unit testing and

black box testing techniques on validation testing. The result of performance test obtained time of giving

danger notification that is a pretty good between 5-9 seconds.

  Keywords: smart home, microcomputer, security system

  dimanfaatkan untuk kelompok penjahat untuk 1. melakukan aksi kriminal. Berdasarkan data yang

   PENDAHULUAN

  dihimpun CNN Indonesia pada awal tahun 2015 Rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya menunjukkan bahwa kasus-kasus pencurian adalah salah satu sasaran perampok untuk kerap terjadi di Jakarta sepanjang 2014, kasus melakukan aksi kejahatan. Hal ini biasanya

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

6885 pencurian disertai pemberatan (curat) tercatat sebanyak 3.515 kasus (Sarwanto, 2015). Kasus kejahatan curat terus berlanjut hingga tahun 2016, tercatat pada tahun 2016 tingkat kejahatan curat sebanyak 2.816 kasus dari 20.650 kasus kejahatan konvensional. Pada tahun tersebut tingkat curat adalah kasus yang menempati posisi tertinggi. Curat menjelang lebaran paling kental dikarenakan banyak rumah yang ditinggal penghuni (Poskota, 2017). Jumlah kerugian yang disebabkan oleh curat tidaklah sedikit jumlahnya mencapai jutaan hingga ratusan juta rupiah. Terbukti pada kasus pencurian rumah kontrakan di Bali pada (27/9/2017) tercatat jumlah kerugian mencapai 100 juta rupiah (Tribun Bali, 2017). Sedangkan pada kasus curat yang lain di Pekanbaru Riau tercatat jumlah kerugian pada rumah mewah mencapai 940 juta rupiah (Tanjung, 2017).

  Internet Of Things (IoT) merupakan

  paradigma baru yang bertujuan menciptakan suatu jaringan yang dapat menghubungkan "segalanya" dengan daya peyimpanan minimal dan memiliki kemampuan komputasi antar device yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi kapanpun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun. Misalnya aplikasi yang bermacam jenis seperti transportasi, layanan masyarakat, bisnis, dan perangkat monitoring (Azis, 2016). Salah satu penerapan Internet Of Things (IoT) adalah dalam konsep Smart Home.

  Smart Home adalah sebuah sistem berbantuan

  komputer yang akan memberikan aspek kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan energi yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui sebuah komputasi pada gedung atau rumah (Li, 2011). Pada umumnya komputer yang digunakan pada

  Smart Home adalah komputer skala kecil atau

  bisa disebut mikrokomputer. Mikrokomputer cocok digunakan sebagai penunjang smart home dikarenakan kehematan daya yang dipakai. Selain hemat daya, pada umumnya mikrokomputer mempunyai kompabilitas yang tinggi terhadap sensor atau aktuator. Salah satu mikrokomputer yang mempunyai kompabilitas tinggi terhadap sensor dan aktuator adalah raspberry pi (Li, 2011). Mikrokomputer ini nantinya akan digunakan untuk menjalankan perangkat lunak embedded yang bersifat real-

  time . Berdasarkan penelitian yang dibuat oleh

  Ermedahl (2006) dengan judul "Execution Time

  Analysis for Embedded Real-Time Systems "

  dikatakan bahwa Sistem real-time harus bereaksi dalam batasan waktu yang tepat, terkait dengan peristiwa di lingkungannya dan sistem yang dijangkaunya. Dengan kata lain fungsi yang benar dari sistem real-time tidak hanya bergantung pada hasil keluaran saja, tetapi juga pada waktu di mana hasilnya dihasilkan. Dengan demikian, mengetahui karakteristik waktu- eksekusi dari suatu program sangat penting untuk desain yang sukses dan pelaksanaan sistem real-time. Selian real-time karakteristik perangkat lunak embedded yang lain adalah toleransi terhadap kesalahan. Jika terjadi pada sebuah kesalahan perangkat lunak embedded harus mampu memulihkan keadaannya kembali (Pertiwi, 2010). Pada tahun 2015 terdapat penelitian yang berjudul "Implementasi Sistem Kunci Pintu Otomatis Untuk Smart Home Menggunakan SMS Gateway" oleh Yan Detha Shandy, pada penelitian tersebut dilakukan penelitian untuk membuat sebuah embedded

  system yang memanfaatkan Short Message Service (SMS) untuk mendukung keamanan

  rumah. Hasil dari penilitian ini adalah sebuah sistem dimana pemilik rumah dapat mengontrol pintu untuk mengunci atau membuka kunci pintu rumah dan pengguna akan mendapatkan notifikasi pada saat pintu dibuka secara paksa dalam rentang waktu 5 - 8 detik (Yan Detha Shandy, 2015). Rentang waktu terebut akan dijadikan acuan waktu eksekusi pada penlitian ini.

  Oleh karena itu dari pemaparan diatas, penulis melakukan penelitian untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasi sebuah sistem yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring rumah dan untuk menjaga keamanan rumah tersebut dari tindakan pencurian atau pengrusakan dengan memanfaatkan konsep IoT dan Smart

  Home yang diimplementasikan menggunakan

  mikrokomputer. Sistem yang dibuat nantinya akan mempunyai dua komponen penting agar berjalan. Komponen pertama adalah mikrokomputer yang berfungsi untuk mengatur sensor dan aktuator. Komponen yang kedua adalah sebuah smartphone yang berfungsi untuk mempermudah interaksi pengguna terhadap sistem. Sistem yang dibuat juga harus memiliki kinerja dan tingkat pemulihan yang baik. Harapannya dengan adanya penelitian ini dapat mengurangi tingkat kejahatan pencurian dan pemberatan pada rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya.

2. PERANGKAT LUNAK REALTIME

  Aplikasi real-time adalah sebuah sistem yang harus melakukan pemrosesan informasi pada saat input didapatkan dan pada umumnya terdapat batasan waktu pemrosesan sebuah informasi. Pada sistem umumnya kebenaran sebuah proses tergantung hasil keluaran, namun pada aplikasi real-time waktu untuk menyampaikan hasil adalah bagian dari parameter kebenaran sebuah proses. Terdapat beberapa macam tipe aplikasi real-

  time diantaranya adalah hard-realtime system , soft-realtime system, firm-realtime system , weakly hard system (Petters, 2008).

  Sistem yang dibuat pada penelitian ini bersifat firm-realtime system yang berarti batas waktu overruns dapat ditolerir, namun tidak diinginkan. Berdasarkan artikel yang dibuat oleh pubnub dengan judul "How Fast

  is Realtime? Human Perception and Technology " batas waktu real-time yang

  dapat ditoleransi adalah dibawah 10 detik (Burger, 2015).

  Perangkat lunak embedded adalah perangkat lunak yang berada dalam produk atau sistem dan digunakan untuk menerapkan dan mengontrol fitur dan fungsi untuk end-user dan untuk sistem itu sendiri. Perangkat lunak yang disematkan dapat melakukan fungsi esoterik yang terbatas (misalnya, kontrol panel kunci untuk oven microwave) atau menyediakan fungsi dan kemampuan kontrol yang signifikan (misalnya fungsi digital dalam mobil seperti kontrol bahan bakar, tampilan dasbor, dan sistem pengereman) (Pressman, 2010). Menurut Atit Pertiwi, dkk (2010) Tugas utama perangkat lunak embedded adalah bukan sebagai pengubah data melainkan bertugas untuk berinteraksi pada dunia fisik. Perangkat lunak embedded memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu toleransi atas kesalahan dan memilik waktu eksekusi yang cepat dikarenakan pada dunia fisik banyak kejadian yang berlangsung secara bersamaan. Perangkat lunak embedded juga harus dapat memulihkan keadaan jika terjadi kesalahan yang disebabkan oleh lingkungan

  embedded system (Pertiwi, 2010).

  3. WATERFALL MODEL SOFTWARE DEVELOPMENT LIFECYCLE Software Development Life Cycle

DAN EMBEDDED

  (SDLC) adalah serangkaian/siklus kegiatan yang digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak. Pada umumnya SDLC menjelaskan siklus atau urutan untuk mengembangkan, perawatan, mengubah, atau untuk meningkatkan sebuah perangkat lunak. Terdapat beberapa model SDLC diantaranya adalah Waterfall, Iterative,

  Spiral , V-Model, Big Bang, Agile, RAD, dan

  lainnya (Sommerville, 2011). Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model waterfall.

  Waterfall model adalah SDLC pertama

  yang didapatkan dari proses pengembangan perangkat lunak yang berasal dari model proses rekayasa yang digunakan dalam rekayasa sistem militer besar (Royce 1970). Seperti yang digambarkan pada Gambar 1 pada proses SDLC terdapat berbagai tahap. Karena kaskade dari satu fase ke fase lain, model ini dikenal sebagai model waterfall (Sommerville, 2011).

  Gambar 1. Waterfall Model Sumber: (Sommerville, 2011)

4. METODOLOGI PENELITIAN

  Metodologi penelitian menjelaskan langkah- langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini. Dalam tahapan metodologi penelitian terdapat model waterfall yang digunakan untuk membangun sistem monitoring rumah. Adapun langkah dan tahapan pada metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

  Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian

  Pada metodologi penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi literatur. Pada tahap studi literatur, dilakukan pencarian dan pembelajaran literatur yang bersumber dari buku, jurnal, dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan pengembangan sistem monitoring pintu rumah. Studi ini dilakukan untuk memperkaya pengetahuan akan teori serta menjadi acuan dalam pengerjaan penelitian.

  Pada tahap rekayasa kebutuhan dilakukan elisitasi kebutuhan yang bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan sistem pada penilitian ini. Proses elisitasi kebtuhan menggunakan wawancara pada beberapa orang yang terkait dengan pencurian rumah yaitu pihak berwajib yang menangani pencurian dan korban yang telah mengalami pencurian pada rumah.

  Pada tahap perancangan dilakukan setelah semua kebutuhan perangkat lunak didapatkan melalui tahap rekayasa kebutuhan. Perancangan perangkat lunak berdasarkan object-oriented

  analysis

  dan object-oriented design yaitu menggunakan pemodelan UML (Unified Modeling Language). Perancangan dimulai dari menggambarkan arsitektur sistem yang akan dibuat. Selanjutnya melakukan perancangan struktur basis data berdasarkan data berdasarkan analisis data yang telah dibuat. Selanjutnya melakukan perancangan komponen yang berupa algoritme fungsi. Kemudian dilanjutkan dengan perancangan antarmuka perangkat lunak mobile untuk kemudahan end-user berinteraksi terhadap

  embedded system . Tahap terakhir adalah

  melakukan perancangan pada hardware yang akan dibuat.

  Pada tahap implementasi dilakukan implementasi sistem dari perancangan yang sudah dibuat. Tahap implementasi selanjutnya terbagi menjadi dua bagian yaitu implementasi perangkat lunak embedded dan implementasi perangkat lunak mobile . Pada tahap implementasi perangkat lunak mobile terdapat dua bagian yaitu implementasi komponen berdasarkan rancangan algoritme yang ada pada bagian perancangan dan implementasi antarmuka berdasarkan rancangan antarmuka yang ada pada bagian perancangan. Sedangkan pada tahap implementasi perangkat lunak

  embedded terdapat dua bagian juga yaitu

  implementasi komponen berdasarkan rancangan algoritme yang ada pada bagian perancangan dan implementasi hardware berdasarkan rancangan hardware yang ada pada bagian perancangan.

  Tahapan pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh implementasi sistem telah sesuai dengan kebutuhan dan rancangan yang telah dibuat dan menghindari adanya bug pada perangkat lunak. Pada tahap pengujian sistem terdapat dua bagian pengujian sistem perangkat lunak embedded dan pengujian perangkat lunak mobile. Pada pengujian sistem perangkat lunak embedded terdapat dua bagian yaitu pengujian kebutuhan fungsional menggunakan pengujian validasi dan pengujian non fungsional. Pada pengujian fungsional terdapat dua pengujian yaitu pengujian recovery dan performance. Sedangkan untuk pengujian sistem perangkat lunak mobile hanya terdapat pengujian fungsional menggunakan pengujian validasi.

  Pada tahapan pengambilan kesimpulan dilakukan setelah tahap perancangan, implementasi, dan pengujian sistem berhasil dilakukan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah pemberian saran yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam penelitian ini, serta untuk memberikan pertimbangan atas pengembangan metode penelitian yang mungkin akan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.

5. REKAYASA KEBUTUHAN

  Rekayasa kebutuhan merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam melakukan pengembangan sistem monitoring rumah. Tahapan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Untuk memodelkan kebutuhan pada sistem monitoring rumah digunakan use case diagram .

  Gambar 4. Use Case Diagram Perangkat Lunak Mobile

  6. PERANCANGAN

  Pada perancangan sistem dilakukan perancangan berdasarkan rekayasa kebutuhan yang sudah dibuat. Tujuan dari perancangan sistem dibuat adalah sebagai abstraksi proses implementasi perangkat lunak yang akan dibuat sehingga mempermudah proses implementasi. Pada rancangan sistem dihasilkan beberapa rancangan diantaranya adalah rancangan komponen algoritme, rancangan antar muka perangkat lunak, dan rancangan hardware.

  Tabel 1. Algoritme Memberi Peringatan Bahaya Deklarasi method start (){ Instansiasi object motion dari library johnny-five

  Gambar 3. Use Case Diagram Perangkat Lunak Memanggil fungsi calibrated pada object motion

  Embedded Mengambil state secure pada database Memanggil fungsi motionstart pada object

  Terdapat dua buah use case diagram pada sistem

  motion dengan parameter yang berisi arrow function {

  monitoring rumah. Pada Gambar 3 merupakan

  If state secure bernilai true use case diagram yang dibutuhkan untuk

  Sistem akan melakukan fungsi action dengan parameter nilai

  perangkat lunak embedded. Pada Gambar 4

  true

  merupakan use cas diagram untuk perangkat

  Mengubah state alarm menjadi true lunak mobile. End if If state secure bernilai selain true

  Sistem tidak melakukan apa-apa End if } } Algoritme memberi peringatan bahaya terdapat mikrokomputer raspberry pi. Setiap list berfungsi untuk memberi sebuah aksi ketika item ruangan dapat ditekan dan akan menuju ke sensor motion (PIR) mendeteksi sebuah gerakan. halaman ruangan. Terdapat juga icon untuk Tabel 1 menjelaskan algoritme yang digunakan manandakan sensor atau aktuator yang terpasang untuk memberi peringatan bahaya. pada mikrokomputer di ruangan tersebut.

  Rancangan hardware dapat dilihat pada Gambar 6. Pada gambar tersebut terdapat beberapa sensor yaitu magnetic switch dan PIR.

  Terdapat juga aktuator yang berupa relay, relay tersebut berfungsi untuk memutus atau menyambung arus yang terhubung pada benda elektronik seperti lampu, buzzer, dan solenoid

  door lock .

  7. IMPLEMENTASI

  Pada tahap implementasi sistem dilakukan implementasi berdasarkan perancangan sistem yang sudah dibuat. Implementasi sistem berupa implementasi kode program menggunakan Bahasa javascript, implementasi rancangan antarmuka, dan implmentasi hardware.

  Pada Tabel 2 adalah implementasi kode program dari rancangan algoritme memberikan peringatan bahaya. Kode program tersebut berfungsi untuk menanangani sensor motion PIR saat mendeteksi sebuah gerakan.

  Gambar 5. Rancangan Antarmuka Halaman Home Tabel 2 Implementasi Algoritme Memberi Peringatan Bahaya function start() { let secure = false; database() .ref(getHomeSecureStateDocRef(this.do cIdRef.homeid)) .on('value', (snapshot) => { secure = snapshot.val(); }); this.motion.on ("motionstart", () => { this.action(secure); } ) return true; }

  Pada Gambar 7 adalah implementasi dari rancangan antamuka halaman home .

  Gambar 6. Rancangan Hardware

  Implementasi dilakukan menggunakan Bahasa javascript menggunakan framework React Rancangan antarmuka halaman home dapat

  Native. Halaman home tersebut akan terbuka dilihat pada Gambar 5. Fungsi halaman ini ketika pengguna umum telah melakukan login adalah menampilkan ruangan-ruangan yang pada perangkat lunak. Bagian terakhir pada implementasi yaitu adalah implementasi hardware. Gambar 8 menunjukan hasil dari implementasi hardware yang dilakukan berdasarkan rancangan

  hardware .

  Berdasarkan rekayasa kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal:

  Gambar 9. Hasil Pengujian Waktu Pemberian Peringatan Bahaya

  Gambar 7. Implementasi Halaman Home Gambar 8. Implementasi Hardware

  2. Pada perancangan sistem yang dilakukan berdasarkan pemodelan kebutuhan didapatkan hasil berupa

  pemodelan tersebut adalah agar mempermudah proses perancangan sistem.

  time dan embedded system. Fungsi

  fungsional. Kebutuhan tersebut didapat berdasarkan permasalahan yang telah didefinisikan, wawancara, dan teori terkait real-

  mobile mempunyai 20 kebutuhan

  1. Berdasarkan hasil rekayasa kebutuhan yang dilakukan, sistem monitoring rumah mempunyai dua buah perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan pengguna yaitu perangkat lunak embedded dan perangkat lunak mobile. Pada perangkat lunak embedded mempunyai 8 kebutuhan fungsional dan dua kebutuhan non fungsional. Sedangkan pada perangkat lunak

  9. KESIMPULAN

  Pada bagian pengujian terdapat beberapa tahap yaitu pengujian validasi dan pengujian performa. Pengujian validasi digunakan untuk menguji apakah fitur yang telah diimplementasi berjalan sesuai dengan fungsinya. Pengujian validasi dilakukan menggunakan teknik black- rancangan arsitektur sistem, rancangan komponen dalam bentuk algoritme pseudocode, rancangan halaman antarmuka, dan rancangan

  disimpulkan bahwa waktu tercepat untuk memberi peringatan bahaya adalah 5 detik, waktu terlama memberi peringatan bahaya adalah 9 detik, dan waktu rata-rata memberi peringatan bahaya adalah 5,8 detik.

  embedded menerima notifikasi bahaya berupa push notification. Pada pengujian tersebut

  Pada grafik Gambar 9 adalah hasil dari pengujian waktu pemberian peringatan bahaya. Data pengujian tersebut dilakukan dengan cara melakukan logging time command pada perangkat lunak embedded ketika mendeteksi gerakan dan pada saat perangkat lunak

8. PENGUJIAN SISTEM

  command pada perangkat lunak.

  maupun mobile telah valid. Sedangkan pada pengujian performa dilakukan berdasarkan waktu eksekusi sistem. Pengukuran waktu eksekusi dilakukan menggunakan logging time

  case diagram perangkat lunak embedded

  semua kebutuhan yang didefinisikan pada use

  box testing . Hasil dari pengujian ini adalah

  hardware .

  3. Pada implementasi yang telah dilakukan bedasarkan perancangan sistem dan batasan-batasan implementasi dihasilkan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan yang telah dibuat. Kebutuhan- kebutuhan tersebut diimplementasi dalam bentuk implementasi algoritme, dan antarmuka dalam bentuk code menggunakan bahasa javascript menggunakan framework React Native. Sedangakan untuk implementasi hardware berupa rancangan mikrokomputer raspberry pi yang terhubung dengan beberapa sensor dan aktuator.

  4. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hasil implementasi didapatkan beberapa hasil. Pada pengujian unit didapatkan hasil pengujian tiap method yang telah diimplementasi adalah valid. Sedangkan pada pengujian sistem menggunakan pengujian validasi juga semua kebutuhan fungsional dinyatakan valid. Hal ini membuktikan bahwa sistem monitoring rumah dapat digunakan sebagaimana sesuai dengan kebutuhan fungsional yang telah didefiniskan. Berdasarkan pengujian performa yang telah dilakukan didapatkan hasil waktu minimum untuk memberikan notifikasi bahaya adalah 5 detik, sedangkan waktu maksimum untuk memberikan notifikasi bahaya adalah 9 detik, dan rata-rata waktu untuk memberikan notifikasi bahaya adalah 5,8 detik. Dilihat dari data pengujian performa dapat disimpulkan performa sistem yang telah dibuat adalah baik/layak. Dikarenakan kebutuhan non fungsional yang telah didefinisikan untuk waktu pemberian notifikasi kurang adalah kurang dari 10 detik. Kemudian jika dilihat dari segi performa yang dibutuhkan untuk memberi notifikasi bahaya pada penelitian sebelumnya dengan judul

  "Implementasi Sistem Kunci Pintu Otomatis Untuk Smart Home Menggunakan SMS

  Gateway

  " waktu yang dibutuhkan adalah 5-8 detik. Memang dari segi performa terpaut jauh dengan sistem monitoring rumah pada penelitian ini, namun pada sistem ini waktu tersebut tidak hanya untuk melakukan memberi notifikasi bahaya berupa teks saja melainkan sudah mencakup waktu untuk melakukan capture dan pengolahan gambar, melakukan unggah gambar pada cloud, hingga gambar tersebut dapat sampai ke pemilik rumah.

  10. DAFTAR PUSTAKA

  Sarwanto, A., 2015. CNN Indonesia. [Online] Available at: http://www.cnnindonesia.com/nasional/ 20150630064042-12-63162/kapolda- metro-rumah-kosong-rentan-dirampok- saat-lebaran/ [Diakses 10 04 2017].

  Azis, B., 2016. Engineering Secure Internet of Things Systems. 1st Edition penyunt. portsmouth: IET. Li, B., 2011. Research and application on the smart home based on component technologies and Internet of Things. Science Direct, 1(-), p. 6. Yan Detha Shandy, A. R. N. A. S., 2015.

  Implementasi Sistem Kunci Pintu Otomatis Untuk Smart Home Menggunakan SMS Gateway. Jurnal Eproc.

  Poskota, 2017. Awas, Pencurian di Rumah Kosong. [Online] Available at: http://poskotanews.com/2017/06/19/aw as-pencurian-di-rumah-kosong/ [Diakses 29 Juli 2017].

  Tribun Bali, 2017. Ringkus Pencuri Rumah Kontrakan di Denpasar, Polisi Sebut Kerugian Capai Rp 100 Juta. [Online] Available at: https://news.detik.com/berita/d- 3398215/3-pencuri-spesialis-rumah- mewah-yang-gasak-rp-940-juta- ditangkap

  [Diakses 2 Desember 2017]. Sommerville, I., 2011. Software engineering. 9th penyunt. London: Addison Wesley.

  Agarwal,

  B., 2010. SOFTWARE ENGINEERING & TESTING. Canada: Jones and Bartlett Publishers.

  Stewart, D. B., 2006. Measuring Execution Time and Real-Time Performance. Embedded Systems Conference, pp. 2-3. Ermedahl, A., 2007. Execution Time Analysis for Embedded Real-Time Systems.

  Dept. of Computer Science and Electronics Ma ̈lardalen University.

  Pertiwi, A., 2010. Buku Ajar Sistem Tertanam.

  Depok: Universitas Gunadarma. Petters, S. M., 2008. Real-Time Systems. 1 penyunt. Sydney: NICTA.

  Burger, T., 2015. How Fast is Realtime? Human Perception and Technology. [Online] Available at: https://www.pubnub.com/blog/2015- 02-09-how-fast-is-realtime-human- perception-and-technology/ [Diakses 8 Januari 2018].