Muhammad Agusalim Hariadi1 , Retno Indah Rokhmawati2
Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5139-5145 http://j-ptiik.ub.ac.id
Pengembangan Sistem Informasi Purchasing Order Berbasis Web pada
PT. Karya Teknik Mandiri
1 2 3 Muhammad Agusalim Hariadi , Retno Indah Rokhmawati , Agi Putra KharismaProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: magusalim354@gmail.com, retnoindahr@ub.ac.id, agi@ub.ac.id
Abstrak
Menurut hasil wawancara dengan direktur dari PT. Karya Teknik Mandiri, dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Karya Teknik Mandiri memiliki permasalahan pada proses bisnis purchasing order. Permasalahan tersebut diantaranya, seringnya terjadi ketidaksesuaian antara surat jalan dengan
purchasing order customer , rusak atau hilangnya purchasing order customer, serta sulitnya
komunikasi pelanggan dengan perusahaan di dalam membahas pemesanan. Oleh karena itu, diberikan suatu solusi dengan mengganti kondisi proses bisnis saat ini ke dalam proses bisnis usulan dengan penerapan sistem informasi yang dilengkapi dengan fitur otomatisasi pelayanan untuk proses bisnis
purchasing order PT. Karya Teknik Mandiri. Metode pengembangan sistem menggunakan metode
Prototype serta pendekatan Operational CRM modul Service Automation. Pengujian sistem dilakukan
dengan Validation Testing dan User Acceptance Testing, dengan hasil pengujian memiliki nilai valid 100% dan nilai penerimaan “Sangat Baik” dari pengguna sistem. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat berikan kesimpulan bahwa
“Sistem Informasi Purchasing Order” sebagai penyelesaian masalah pada proses bisnis purchasing order PT. Karya Teknik Mandiri, telah berhasil menjadi solusi permasalahan dan dapat diterima oleh pengguna sistem.
Kata kunci: Prototipe, CRM Operasional, Purchasing Order, Pengembangan Berbasis Web, User Acceptance
Testing .
Abstract
According to the interviews with the director of PT. Karya Teknik Mandiri, it is concluded that PT.
Karya Teknik Mandiri has problems in the business process of purchasing order. These problems are,
frequent mismatches between mailing letters with customer purchasing orders, broken or lost
purchasing order customers, and the difficult of customer communication with the company in
discussing the purchase. Therefore, given a solution by replacing the current business process
conditions into the proposed business process with the application of information systems equipped
with service automation features for business process purchasing order PT. Karya Teknik Mandiri.
System development method using Prototype method and Operational CRM approach of Service
Automation module. System test is done with Validation Testing and User Acceptance Testing, with
test result has 100% valid value and acceptance value "Very Good" from system user. Based on these
results, it can be concluded that the "Purchasing Order Information System" as a problem solving on
the business process purchasing order PT. Karya Teknik Mandiri, has succeeded in becoming solution
of the problem and acceptable by the user.
Keywords: Prototype, Operational CRM, Purchasing Order, Web Based Development, User Acceptance
Testing.1.
informasi (Ahmad, 2014). TIK berperan
PENDAHULUAN
penting dalam dunia industri dan bisnis, ketika Teknologi Informasi dan Komunikasi suatu perusahaan industri atau bisnis tidak
(TIK) merupakan teknologi yang berurusan memanfaatkan TIK, pada umumnya mengalami dalam proses pengolahan, pengumpulan, kesulitan untuk berkembang dan berkompetisi penyimpanan, penyebaran, dan penyajian dengan perusahaan lain (Yuli, 2014).
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
5139
Sebuah perusahaan yang terletak di daerah Tangerang Kota, yaitu PT. Karya Teknik Mandiri, merupakan perusahaan bergerak pada bidang manufaktur. Perusahaan ini memberikan layanan jasa berupa pembuatan suku cadang, mesin otomotif, dan berbagai macam mesin lainnya berdasarkan pesanan pelanggannya, yang pada umumnya perusahaan bidang permesinan dan otomotif.
Validation Testing dan User Acceptance Testing
Hasil yang diperoleh dari penelitian akan dibahas pada bab ini, mengacu pada metodologi penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujian sistem yang digunakan untuk menentukan tingkat penerimaan pengguna sistem kepada sistem yang dikembangkan (Watanabe, 2012). UAT bukan merupakan sebuah pengujian sistem yang memberitahukan bahwa sistem tidak memiliki kesalahan, namun UAT memberitahukan seberapa tinggi tingkat penerimaan pengguna sistem setelah menggunakan sistem yang dikembangkan (Sualim, 2016). Perhitungan skala Likert dalam penerapannya, dilakukan dengan meminta tanggapan dari para responden pada beberapa pertanyaan yang diberikan. Sebelum memberikan pertanyaan dengan implementasi perhitungan skala Likert, masing-masing pertanyaan harus ditentukan terlebih dahulu bobot nilai untuk masing-masing jawabannya (Choizes, 2017).
Acceptance Testing (UAT) merupakan
pengujian Black-Box Testing yang memfokuskan pada kebutuhan fungsional sistem untuk mengetahui hasil keluaran sistem berdasarkan data yang dimasukkan serta memastikan bahwa system yang dikembangkan telah memenuhi harapan pengguna sistem (Sommerville, 2011). Sedangkan User
Validation Testing merupakan metode
dengan perhitungan skala Likert.
Kemudian dalam melakukan pengujian sistem, menggunakan metode pengujian
Menurut hasil wawancara dan observasi dengan direktur PT. Karya Teknik Mandiri, terdapat permasalahan pada proses bisnis
adalah, karena sistem informasi yang akan dikembangkan, sesuai dengan pendekatan tersebut, yaitu menghubungkan pelayanan perusahaan dengan tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan memberikan pelayanan seperti adanya sistem yang dapat digunakan oleh pelanggan dalam proses pelayanan (Payne, 2005).
Operational CRM modul Service Automation
pengembangan sistemnya. Alasan mengapa menggunakan metode Prototype , karena metode Prototype sesuai untuk diterapkan berdasarkan pernyataan dari wawancara bahwa dari pihak pengguna sistem tidak dapat menjelaskan kebutuhannya secara jelas, maka penggunaan metode ini merupakan hal yang tepat (Sommerville, 2011). Sedangkan alasan mengapa menggunakan pendekatan
(Customer Relationship Management) modul Service Automation di dalam proses
Penelitian ini menerapkan metode pengembangan sistem Prototype serta menggunakan pendekatan Operational CRM
pelanggan. Definisi dari purchasing order (PO) merupakan bentuk pernyataan persetujuan pelanggan yang telah melakukan negosiasi dengan perusahaan, berbentuk surat lembaran PO customer yang berisi pesanan kepada perusahaan. PO customer digunakan sebagai acuan dalam membuat surat jalan dan tagihan pelunasan (invoice) kepada pelanggan. Permasalahan yang ada pada proses bisnis ini diantaranya, sering terjadi ketidaksesuaian antara surat jalan dengan PO customer, rusak atau hilangnya PO customer, dan sulitnya komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan untuk membahas pemesanan. Oleh karena beberapa permasalahan tersebut, PT. Karya Teknik Mandiri membutuhkan penerapan suatu TIK (sistem informasi) yang dapat memberikan penyelesaian masalah pada proses bisnis PO.
purchasing order antara perusaahan dengan
2. METODE
Gambar 1. Metodologi Penelitian
Berdasarkan Gambar 1, terdapat 6 aktifitas umum pada penelitian ini yang dimulai dari studi literatur sampai dengan kesimpulan. Sedangkan di dalam aktifitas umum tersebut, terdapat 4 aktifitas khusus yang mengacu pada paradigma Prototype dan pendekatan berbasis CRM, mulai dari pengumpulan data persyaratan sistem/demand analysis sampai dengan evaluasi prototipe dengan pengguna sistem/decision.
pemodelan class diagram , maka dapat dilakukan perancangan data model dan antarmuka sistem. Hasil pemodelan use case diagram dapat dilihat pada Gambar 2.
diagram , dan class diagram. Setelah melakukan
dijabarkan ke use case scenario, sequence
case diagram , kemudian dari use case diagram
Pada tahap ini, dilakukan perancangan persyaratan sistem dengan memodelkan use
3.2. Quick Design/Detailed Requirements Specification
purchasing order saat ini, dan kebutuhan pengguna.
adalah, informasi perusahaan, alur proses bisnis
statement , hasil dari tahap ini diantaranya
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa terdefinisi apa permasalahannya, permasalahan tersebut mempengaruhi siapa saja, dampak dari permasalahan tersebut, dan solusi apa yang dapat ditawarkan di dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain problem
1. Perubahan proses bisnis saat ini dengan proses bisnis usulan, yaitu dengan penerapan sistem informasi sebagai penghubung antara PT. Karya Teknik Mandiri dengan pelanggannya
Komunikasi yang sulit antara perusahaan dengan pelanggan dalam membahas pemesanan Solusi yang dapat ditawarkan
Rusak/hilang purchase order customer 3.
Ketidaksesuaian surat jalan dengan purchase order customer 2.
Pelanggannya Dampak dari permasalahan 1.
3.1. Pengumpulan Data Persyaratan
Proses bisnis purchasing order yang masih dalam bentuk konvensional Mempengaruhi
Permasalahan 1.
Tabel 1. Problem Statement Problem Statement Proses Bisnis Purchasing Order As-Is
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data persyaratan sistem dengan wawancara dan observasi kepada PT. Karya Teknik Mandiri dan pelanggannya, kemudian data tersebut dianalisis sehingga ditemukan permasalahannya dan dapat diberikan usulan solusi penyelesaian permasalahan berdasarkan kebutuhan dari para pengguna sistem. Hasil analisis permasalahan kemudian didokumentasikan ke dalam problem statement seperti pada Tabel 1.
Sistem/ Demand Analysis
1. PT. Karya Teknik Mandiri 2.
Gambar 2. Use case diagram
5. Sistem menampilkan halaman daftar pesanan
Use case membuat purchase order Brief description
Aktor membuat purchase order Actor Customer Pre- Conditions 1.
Aktor telah berhasil melakukan login 2. Aktor berada pada halaman utama 3. Sistem telah mengirimkan notifikasi untuk membuat purchase order
Main Flows
1. Aktor melihat notifikasi 2.
Aktor meng-klik tombol notifikasi 3. Sistem menampilkan konten notifikasi untuk membuat purchase order
4. Aktor meng-klik konten notifikasi untuk membuat purchase order
6. Aktor meng-klik tombol “Purchase Order” pada salah satu daftar pesanan
Post Condition Aktor berhasil melakukan diskusi pemesanan
7. Sistem menampilkan halaman purchase order 8.
Aktor memasukkan nomor purchase order 9.
Aktor memasukkan nama barang, jumlah unit, harga/unit
10. Aktor meng-klik tombol “V“ untuk memasukkan data
11. Aktor meng-klik tombol “CREATE” 12.
Sistem menampilkan pertanyaan verifikasi
13. Aktor meng-klik tombol “YES” 14.
Sistem menyimpan purchase order 15. Sistem mengirimkan notifikasi pembuatan purchase order kepada
Tabel 3. Use case scenario membuat purchase order
Aktor tidak memasukkan file gambar Tanggapan tetap dapat dilakukan
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa terdapat 3 aktor yang berperan di dalam sistem, yaitu Customer, Marketing, dan
Aktor berdiskusi pemesanan melalui sistem Actor Customer, Marketing Pre- Conditions 1.
Designer . Terdapat 15 use case, yaitu
melakukan login, melakukan pemesanan, melakukan diskusi pemesanan, mengajukan pembatalan pesanan, melakukan konfirmasi pembatalan pesanan, melakukan konfirmasi data kesepakatan, membuat purchase order, melakukan konfirmasi purchase order , melakukan konfirmasi pembayaran uang muka, melakukan diskusi desain, melakukan konfirmasi desain pesanan akhir, melakukan konfirmasi rekap pesanan, mengelola akun, mencetak surat jalan, dan mencetak invoice.
Mengacu pada use case diagram, lalu dijabarkan use case yang ada ke dalam use case
scenario , diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2
untuk use case scenario melakukan diskusi pemesanan dan Tabel 3 untuk use case scenario membuat purchase order.
Tabel 2. Use case scenario melakukan diskusi pemesanan
Use case melakukan diskusi pemesanan Brief description
Aktor telah berhasil melakukan login 2. Aktor berada pada halaman utama 3. Sistem telah menyimpan data pemesanan
1. Aktor tidak memasukkan tanggapan Muncul keterangan bahwa tanggapan harus terisi 2.
Main Flows
1. Aktor meng-klik menu “Daftar Pesanan” 2.
Sistem menampilkan halaman daftar pesanan
3. Aktor meng-klik tombol “Diskusi Pemesanan” pada salah satu daftar pesanan 4. Sistem menampilkan halaman diskusi pemesanan
5. Aktor memasukkan tanggapan 6.
Aktor memasukkan file gambar (opsional)
7. Aktor meng-klik tombol “POST” 8.
Sistem menampilkan tanggapan + gambar Alternative Flows
Marketing
16. Sistem menampilkan halaman daftar pesanan Alternative Flows
controllers Diskusi_Pemesanan.
1. Aktor tidak memasukkan nomor
Muncul keterangan bahwa nama barang dan/atau jumlah unit dan/atau harga/unit harus terisi 3. Aktor salah memasukkan data purchase order
v_daftar_pesanan agar dapat mengakses view v_diskusi_pemesanan. Customer /Marketing mengisi form tanggapan sesuai kebutuhan, kemudian klik tombol “POST”. Setelah itu data tanggapan yang dimasukkan akan diteruskan
Untuk rancangan antarmuka menghasilkan 11 rancangan antarmuka yang diantaranya dapat dilihat pada Gambar 6 untuk antarmuka halaman diskusi pemesanan dan Gambar 7 untuk antarmuka halaman purchase order.
Gambar 5. Physical data model
Untuk rancangan data model menghasilkan 9 data model yang dapat dilihat pada Gambar 5.
meng- klik tombol “Purchase Order” pada view v_daftar_pesanan agar dapat mengakses view v_po. Customer mengisi form purchase order sesuai kebutuhan, kemudian klik tombol “CREATE”. Setelah itu data purchase order yang dimasukkan akan diteruskan controllers PO yang terdapat fungsi submit_po untuk diteruskan kepada model M_PO, M_notif, M_pemesanan, dan M_pengguna. Setelah itu muncul keterangan data purchase order berhasil disimpan serta notifikasi konfirmasi PO customer akan dikirimkan kepada Marketing oleh controllers PO.
Sequence diagram membuat purchase order dimulai dari pengguna sistem Customer
Gambar 4. Sequence diagram membuat purchase order
Aktor tidak memasukkan nama barang dan/atau jumlah unit dan/atau harga/unit
fungsi tanggapan_diskusi_pemesanan untuk diteruskan kepada model M_tanggapan_diskusi_pemesanan. Setelah itu muncul keterangan tanggapan berhasil oleh
controllers Diskusi_Pemesanan yang terdapat
view
Bagian sebelah kanan data purchase order terdapat tombol “X” yang dapat digunakan untuk menghapus data purchase order
“Diskusi Pemesanan” pada
purchase order Muncul keterangan bahwa nomor purchase order harus terisi 2.
pemesanan dimulai dari pengguna sistem
Sequence diagram melakukan diskusi
Gambar 3. Sequence diagram melakukan diskusi pemesanan
diagram membuat purchase order.
untuk sequence diagram melakukan diskusi pemesanan dan Gambar 4 untuk sequence
diagram yang dapat dilihat pada Gambar 3
Kemudian dijabarkan ke dalam sequence
Post Condition Aktor berhasil membuat purchase order
Customer /Marketing meng-klik tombol
Gambar 8. Halaman diskusi pemesanan Gambar 6. Antarmuka halaman diskusi pemesanan
Antarmuka halaman diskusi pemesanan merupakan tempat dilakukannya proses diskusi pesanan Customer sehingga mendapatkan kesepakatan harga dan jangka waktu pembuatan pesanan.
Gambar 9. Halaman purchase order
3.4. Evaluasi Prototipe dengan Pengguna Sistem/ Decision
Pada tahap ini, dilakukan pengujian sistem menggunakan Validation Testing dan User
Acceptance Testing perhitungan skala Likert.
Hasil pengujian dengan Validation Testing, terdapat 15 fungsional sistem yang diuji dengan total 58 test case, didapatkan bahwa 58 test
case menghasilkan 100% status valid dengan perhitungan seperti pada Tabel 4.
Gambar 7. Antarmuka halaman purchase order Tabel. 4 Hasil perhitungan Validation Testing
Antarmuka halaman purchase order merupakan tempat dilakukannya proses
Perhitungan Persentase Validation Testing pembuatan purchase order oleh Customer.
(test case valid ÷ seluruh = (58 ÷ 58) x = 100% test case) x 100% 100%
3.3 Pembuatan Prototipe/ Vendor
Presentation
Untuk hasil pengujian dengan User Pada tahap ini, dilakukan proses dalam
Acceptance Testing, terdapat 10 pertanyaan
pengembangan sistem, yaitu mewujudkan untuk responden Customer dan Marketing, dan fungsional sistem ke dalam prototipe sistem 2 pertanyaan untuk responden Designer. Dari dengan interaksi nyata yang dapat diuji oleh penilaian responden Customer, terdapat 4 pengguna sistem. Hasil implementasi sistem “Sangat Baik”, 2 “Baik”, dan 4 “Cukup”. dapat dilihat pada Gambar 8 untuk halaman
Sedangkan dari penilaian responden Marketing, diskusi pemesanan dan Gambar 9 untuk terdapat 3 ”Sangat Baik”, 4 “Baik”, dan 3 halaman purchase order.
“Cukup”. Kemudian dari penilaian responden
Designer
, terdapat 1 “Sangat Baik” dan 1 “Baik”. Untuk perhitungan User Acceptance
Testing dengan skala Likert, tingkat penilaian
masing-masing responden dapat dilihat seperti pada Tabel. 5.
Tabel. 5 Hasil perhitungan User Acceptance Testing dengan skala Likert
“Handbook of CRM : Achieving Excellence in Customer Management”.
5. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, 2014. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Tersedia di: <http://www.zonasiswa.com/2014/10/p engertian-teknologi-informasi- dan.html> [Diakses 18 Juli 2017]
Bittner, K. & Spence I., 2002. Use Case
Modeling . Amerika Serikat: Addison Wesley.
Brian H. & Pauline V.G., 2013. User
acceptance testing _ a step-by-step guide ( BCS).
Choizes, 2017. Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya.
Tersedia di: <https://www.diedit.com/skala-likert/> [Diakses 19 April 2017] Payne, Adrian, and Pennie Frow., 2005.
Butterworth-Heinemann : Burlington, Great Britain. Pressman, R., 2010. Software Engineering : A
CRM modul Service Automation dapat
Practitioners Approach . 7th ed, Higher Edition, United States.
Sommerville, I., 2011. Software engineering.
9th ed. London: Addison-Wesley. Sualim, S.A., Yassin, N.M., & Mohamad, R.,
2016. Comparative Evaluation of
Automated User Acceptance Testing Tool for Web Based Application .
International Journal of Software Engineering and Technology (IJSET). Watanabe, W.M., Fortes, R.P., & Dias, A.L.,
2012. Using acceptance tests to
validate accessibility requirements in RIA . 21st International World Wide
Web Conference. Yuli, Y., 2014. Manfaat IT - Teknologi
dikatakan telah berhasil pada penelitian ini berdasarkan hasil penilaian “Sangat Baik” pada User Acceptance Testing.
serta pendekatan Operational
Responden Persentase Nilai Persentase Customer 86% Sangat Baik Marketing 80% Sangat Baik Designer
Customer , Marketing, dan Designer
90% Sangat Baik 4.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Hasil analisis pada proses bisnis
purchasing order
PT. Karya Teknik Mandiri saat ini, terdapat permasalahan yang diantaranya adalah sering terjadi ketidaksesuaian antara surat jalan dengan purchasing order (PO)
customer , rusak atau hilangnya PO customer , serta sulitnya komunikasi
antara pelanggan dengan perusahaan dalam membahas pemesanan. Sedangkan untuk hasil pemodelan proses bisnis PO usulan dengan penerapan system informasi, sebagian besar alur purchasing order akan dilakukan melalui sistem, diantaranya adalah aktifitas melakukan login ke dalam sistem, melakukan pemesanan, dan membuat purchase order.
2. Hasil analisis persyaratan sistem, terdapat 3 tipe pengguna sistem, yaitu
dengan banyaknya kebutuhan 15 fitur sistem/fungsional sistem.
Prototype
3. Hasil perancangan persyaratan sistem, terdapat 15 use case pada use case
diagram , 9 rancangan data model, dan 11 antarmuka halaman sistem.
4. Hasil pengujian sistem: a.
Dengan
Validation Testing ,
terdapat 58 test case dan menghasilkan 100% status valid.
b.
Dengan User Acceptance Testing perhitungan skala Likert, menghasilkan penilaian sistem dapat diterima dengan “Sangat Baik” oleh Customer, “Sangat Baik” oleh Marketing, dan “Sangat Baik” oleh Designer.
Penerapan metode pengembangan sistem
Informasi. Tersedia di: <http://manfaat.co.id/manfaat-it> [Diakses 18 Juli 2017]