ASKEP Gangguan Sistem Integumen & Imune (Luka Bakar, Dermatitis & Reaksi Obat/Makanan)

  Asuhan Keperawatan

Sistem Integumen & Sistem Imune

  Pengertian

  • • Luka bakar adalah bentuk cedera pada kulit

  akibat trauma oleh panas, listrik, zat kimia atau zat radioaktif.

  • • Luka bakar disebabkan oleh pemindahan energi dari sumber panas ke tubuh.

  • • Cedera inhalasi adalah kejadian yang sering menyertai luka bakar, yang sering mengakibatkan angka kematian yang tinggi (50-60%).

Etiologi (api, uap, air);

  • Suhu panas

  dingin (frost bite)

  • Listrik
  • Radiasi, Zat Kimia (Kimia

  asam-basa)

  • Laser

  Patofisiologi

Reaksi fisiologis dari luka bakar sama dengan

reaksi inflamasi pada umumnya.

  •  Pada daerah kulit yang terkena terjadi

  pelebaran pembuluh darah, mengakibatkan kulit memerah

  • Trombosit dan leukosit menempel

  pada dinding endotel pembuluh darah sebagai bagian dari proses inflamasi

  • Peningkatan permeabilitas kapiler

Patofisiologi (2) Vasokontriksi

Luka Bakar

  

Pelepasan

Histamin

P↑ Permeabilitas Kapiler P↑ Tekanan Darah

  

P↓ Cairan Intravascular

Kebocoran Cairan

(Edema)

P↑ Aliran Darah

  Kebocoran Plasma Hipoproteinemia P ↓ Tekanan

  Osmotik Plasma Patofisiologi (3)

CEDERA INHALASI

  • • Dampak lain serius dari cedera inhalasi

    adalah

  yang keracunan gas CO memiliki daya ikat dengan hemoglobin 200 kali lebih kuat dari oksigen.

  • Hipoksia otak yang dapat mengakibatkan

    kerusakan irreversible pada susunan saraf pusat yang permanen.

  plastik yg terbakar akan

  • Bahan mengakibatkan asap yg lebih beracun dari asap biasa.
Klasifikasi ( Berdasarkan Derajat Luka Bakar ) Derajat Jaringan Terkena Penyebab Karakteristik Nyeri Derajat I Kerusakan epitel minimal

  Sinar matahari Kering; tidak lepuh; merah-pink; memutih dgn tekanan

  Nyeri Derajat IIA Epidermis, dermis minimal Cahaya, cairan hangat

  Basah; pink atau merah; lepuh; sebagian memutih

  Nyeri ; hiperestetik Derajat IIB Keseluruhan epidermis, sebagian dermis

  Benda panas, nyala api, cedera radiasi Kering ; pucat ; berlilin ; tidak memutih

  Sensitif terhadap tekanan Derajat III Semua yang diatas & bagian lemak subkutan ; dpt mengenai jaringan ikat otot, tulang Nyala api yang berkepanjangan, listrik, kimia dan uap panas

  Kulit terkelupas, avaskular, pucat, kuning sampai coklat

  Sedikit nyeri Klasifikasi ( Berdasarkan Derajat Luka Bakar ) Derajat I Derajat II Derajat III Derajat II

  Klasifikasi ( Berdasarkan Persentasi Luka Bakar )

  ( Berdasarkan Tingkat Keparahan Luka Bakar ) Klasifikasi

  Keparahan

Kriteria

  Derajat II LPTT <15 % (dws) <10 (anak)

  Luka bakar minor Derajat III <2 % tanpa komplikasi.

  Derajat II LPTT 15

  • –25 % (dws)

Luka bakar

  Derajat II LPTT 10-25 % (anak)

  sedang tak

  Derajat III LPTT < 10 %

  terkomplikasi

  Derajat II LPTT >25%(dws), > 20% (anak)

Luka bakar mayor

  Derajat III LPTT 10 % atau lebih Cedera inhalasi Cedera sengatan listrik Komplikasi

Awal :

  • Syok hipovolemik/neurogenik
  • Distres pernafasan

  : gangguan irama (pada luka

  • Gangguan kardiovaskuler

  bakar listrik) dan gagal jantung

  • Gagal ginjal akut

  (pada LB derajat III daerah

  • Compartmen syndrome

  ekstremitas) Lanjut :

  • Kontraktur
Pemeriksaan Penunjang  Darah Perifer Lengkap (DPL)Ureum & Elektrolit

   Jika Curiga Trauma Inhalasi :

Rontgen torax

  2 analisa gas darah, perkirakan CO

   Golongan darah & Cross Match

  

EKG/Enzim Jantung dgn Luka Bakar

Listrik

  Penatalaksanaan (2) : (Form Baxter atau

  • Resusitasi cairan

  Parkland)

4 ml RL x BB kg x % Luka Bakar

  • Pemberian :

    8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.

    8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.

    8 jam III diberikan ¼ sisanya.

  atau : I : ½ diberikan 8 jam Pengkajian

 Kaji riwayat keadaan sebelum tiba di RS

(Emergency)

Keadaan luas luka bakar,

kedalamannya.

   Vital Sign →TD, N, P, S → Monitoring Cardiac → Bunyi jantung → Denyut nadi perifer

   Pemasangan kateter

  Pengkajian (2)

 Monitor waktu perdarahan di bawah kulit

(kuku)  Pemeriksaan darah

 Pemeriksaan urine spesifik (pH, glukosa,

protein, HB)  Kelemahan otot

   Gambaran EKGStatus mental

 Suhu tubuh, BB, riwayat alergi, imunisasi,

riwayat penyakit bedah

  Diagnosa Keperawatan

Kerusakan pertukaran gas

Defisit volume cairanHipotermiNyeri akutKerusakan integritas kulitKerusakan mobilitas fisik

  Penatalaksanaan/Intervensi

  , jalan nafas,

  • Nilai keadaan umum pasien pernafasan dan sirkul>Pasang NGT jika diperlukan • Pasang kateter urin jika LB> 30% derajat II & III.
  • Rehidrasi sesuai kebutuhan

  2: pd trauma inhalasi dapat dilakukan

  • Terapi O nebulasi dengan bronchodila>Kolaborasi pemberian obat
  • Pemantauan : Status kesadaran (GCS) dan

  Penatalaksanaan (2)

  Perawatan luka bakar dengan cairan deterjen yang

  • Cuci luka

  menandung desinfektan (cairan deterjen yang menandung desinfektan: NaCl = 1 : 100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik

  (lepuh) (jangan dipecah

  utuh

  • Biarkan bullae

  kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan) dengan selimut steril

  • Selimuti pasien

  (usahakan pasien tidak kedinginan sampai siap

  DERMATITIS Pengertian

 Dermatitis adalah peradangan kulit

(epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen

 Dermatitis adalah peradangan kulit

yang ditandai oleh rasa gatal

  Etiologi

  besar merupakan

  respon kulit

   Sebagian

  terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri

  dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.

   Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : mis. Bahan kimia (deterjen, oli,

  a. Luar (Eksogen)

  semen, asam, basa), Fisik (sinar matahari, suhu),

  mikroorganisme (bakteri, jamur, virus)

  mis. Genetik, Usia, faktor

  b. Dalam (Endogen) Klasifikasi : Dermatitis yg

  • Dermatitis Kontak

  disebabkan oleh bahan/substansi yg menempel pd kulit atau kontak langsung dgn salah satu penyebab iritasi. Penderita akan mengalami bentol-bentol meradang & gatal Klasifikasi (2) : merupakan

  • Dermatitis Neuro

  peradangan kulit kronis, gatal, ditandai dgn kulit tebal & garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat garukan atau gosokan yg berulang-ulang akibat simulasi rasa gatal. Klasifikasi (3) : Dermatitis

  • Dermatitis Seboronik

  yg menyerang kulit kepala, alis & lipatan nasobial, telinga, & sebagian anterior dada. Timbul bercak eritematosa bersisik. Klasifikasi (4) : Dermatitis akibat

  • Dermatitis Statis aliran statis vena ekstremitas bawah.

  Menyebabkan tungkai berubah warna mnjadi memerah, menebal, gatal & bersisik.

  : merupakan keadaan

  • Dermatitis Atopik

  peradangan kulit kronis disertai gatal yg umumnya sering terjadi selama masa bayi & Patofisiologi Zat alergen & Reaksi Reaksi iritan masuk hipersensitifitas peradangan kedalam kulit pada kulit

  Lapisan kulit rusak, Sel dermis & menyingkirkan lemak, & epidermis rusak daya ikat air kulit berubah Manifestasi Klinis

  Secara umum penderita

  mengeluh gatal-gatal (pruritus),

  sementara gejala klinis lainnya bergantung pd stadium penyakitnya kelainan kulit berupa eritema,

  • Stadium akut :

  edema, vesikel/bula, erosi & eksudasi sehgg tampak basah eritema, edema berkurang,

  • Stadium subakut :

  eksudast mengering menjadi krusta terjadi bila pasien terus

  • Stadium kronis :

  menggaruk kulitnya, lesi menjadi tampak kering, &

Penatalaksanaan

  • Melindungi kerusakan lebih lanjut
  • Menghindari pencetus lotion (tidak
  • Memberikan/mengoleskan mengandung obat u/ melembabkan kulit yg kering)
  •  Memberikan kompres dingin (mengurangi

    efek gatal) salep/krim kortikosteroid
  • Memberikan topikal

  Pengkajian

  • Kaji penyebab dermatitis
  •  Kaji adanya keluhan gatal-gatal

    (pruritus), kemerahan pada kulit/ eritema
  • Kaji tanda-tanda infeksi
  •  Kaji faktor yg dpt memperberat

    dermatitis

  Diagnosa Keperawatan

  • Kerusakan integritas kulit

  • Nyeri akut
  • Kecemasan  Gangguan body image

  REAKSI OBAT & ALERGI Pengertian

  • Reaksi obat maupun alergi dapat menyebabkan timbulnya

  reaksi hipersensitifitas reaksi-reaksi dari

  • Reaksi Hipersensitifitas yaitu yang terjadi ketika jaringan

  sistem kekebalan tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.

  • Mekanisme dimana sistem kekebalan melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas bisa melukai tubuh adalah sama.
  • Karena melibatkan antibodi, limfosit dan sel-sel

  lainnya yg merupakan komponen dalam system Klasifikasi

  • Reaksi ini terbagi → empat kelas (tipe I – IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif.

  hipersensitivitas sbg segera at/

  reaksi

  • Tipe I

  anafilaksis sering . Gejala dapat

  berhub. dgn alergi bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian.

  Tipe I yang dikeluarkan dari sel

  ditengahi oleh IgE mast dan basofil.

  muncul ketika antibodi melilit pd antigen sel

  • Tipe II

  pasien, menandai mereka u/ penghancuran. Hal ini juga disebut ,

  hipersensitivitas sitotoksik & Klasifikasi (2)

  biasanya

  ditemukan kompleks imun

  • Tipe III

  ( kesatuan antigen, protein komplemen & ) pd berbagai jaringan yang

  antibodi IgG & IgM menjalankan reaksi hipersensitivitas.

  (juga diketahui sebagai selular) biasanya

  • Tipe IV

  membutuhkan waktu antara 2 & 3 hari u/ berkembang. tipe

  IV ikut serta

  Reaksi dlm berbagai autoimun & penyakit infeksi , tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis.

  Reaksi tsb

  ditengahi oleh sel T, monosit & Etiologi bisa berupa partikel , debu serbuk

  • Alergen

  tanaman , obat atau makanan , yang bertindak sebagai antigen yang merangsang terajdinya respon kekebalan.

  digunakan u/

  penyakit atopik

  • Kadang istilah

  menggambarkan sekumpulan penyakit keturunan yg berhub. dgn IgE, seperti rinitis alergika dan asma Penyakit atopik alergika .

  ditandai dgn kecenderungan u/ menghasilkan antibodi IgE

  (benda-benda yg terhirup, seperti

  terhdp inhalan Etiologi (2)

Patofisiologi Masuknya/ Keluarnya Mediator Alergi Timbul Sensitisasi (keluarnya imunoglobulin) Timbul reaksi (histamin, prostaglandin, serta sitokin yg menimbulkan gejala klinis) Sel Imun bermigrasi ke tempat paparan Sel mengeluarkan substansi inflamasi spesifik Imun berkepanjangan serta kerusakan jaringan

  Manifestasi Klinis tergantung

  • Tanda yg muncul berfariasi

  organ target merupakan organ yang paling sering

  • Kulit

  dan selalu terkena, timbul lesi bercak dengan peninggian yg muncul, mulai muncul pd tubuh & bisa menjalar hingga tungkai bisa menyebabkan nasal

  • Pernapasan

  pruritus/gatal , rinorea, hidung tersumbat dan yg ditandai dgn bronkospasme, Pemeriksaan Penunjang

  • • Reaksi alergi dipicu oleh suatu alergen

    tertentu, karena itu utama dari

  tujuan

diagnosis adalah mengenali alergen .

bisa darah

  • Pemeriksaan

  menunjukkan banyak eosinofil (yang biasanya meningkat).

  • Tes RAS (radioallergosorbent)

  dilakukan untuk mengukur kadar Pengkajian Fokus pengkajian yaitu pada:

  (Riwayat

  • Kaji riwayat kesehatan yg lalu

  Alergi, Penyakit yg sama)

  • Kaji adanya tanda-tanda alergi

  (syok

  • Kaji adanya tanda-tada syok

  anafilaktik)

  • Pantau intake & output cairan

Diagnosa Keperawatan

  • Defisit volume cairan
  • Gangguan perfusi jaringan perifer

  • Gangguan integritas kulit
  • Gangguan pertukaran gas

  Contoh :

BB pasien 50 Kg, mengalami luka bakar pada kedua

ekstremitas atas, dada & abdomen, serta seluas 4 kepalan

tangan pada daerah punggung, maka berapa presentasi luka

bakar, kebutuhan cairan pasien, serta berapa tetes pemberian

  . pada 8 jam pertama jika pasien diinfus dengan infus set?? Jawaban : Luas LB = 9 + 9 + 18 + 4 = 40% Kebutuhan Cairan = 4 x 50 x 40 = 8.000 ml Diberikan : 8 jam I diberikan : 4.000 ml 8 jam II diberikan : 2.000 ml 8 jam III diberikan : 2.000 ml 4.000 x 20 =

  8 x 60

  Any Question.........

  ??

Terima Kasih....