MAKALAH PSDAL Pengelolaan Sumber Daya Ha

MAKALAH PSDAL
Pengelolaan Sumber Daya Hayati
Teratai Putih (Nymphaea alba) Sebagai Bioproduk Terbarukan
Disusun untuk memenuhi tugas PSDAL

Oleh:
Rahmilia Indri Hapsari
M0411059

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
memiliki tidak kurang dari 17.500 pulau dengan luasan 4.500 km² yang
terletak antara daratan Asia dan Australia. Pulau–pulau tersebut tersebar di

sepanjang garis khatulistiwa sehingga Indonesia bagian barat memiliki rata–
ratacurah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia bagian
timur. Hal ini membuat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi, nomor tiga setelah Brazil dan Kongo. Indonesia memiliki kekayaan
jenis yang tinggi, termasuk kekayaan varietas, variasi dan keunikan gen, jenis
dari semua organisme dan ekosistem tempat mereka tumbuh. Sehubungan
besarnya perbedaan habitat, kekayaan flora dan fauna dan tingginya tingkat
endemisitas, menyebabkan Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman
hayati yang besar.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang didukung oleh sumber
daya alam yang melimpah ruah. Dimana sumber daya alam tersebut mampu
dijadikan sumber energi bagi keberlangsungan hidup. Seiring berjalannya
waktu, ketersediaan alam tersebut kini semakin menipis. Kelangkaan yang
terjadi dikarenakan adanya ketidakpedulian dan pemborosan yang memupuk
rasa ketidaksadaran akan terbatasnya sumber daya alam termasuk energi.
Selain permasalahan kelangkaan energi, pencemaran udara sudah
menjadi masalah yang serius di kota-kota besar di Indonesia, dimana
pencemaran udara ini dihasilkan dari penggunaan energi berbahan bakar fosil.
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia
serta ekosistem telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Peningkatan pencemaran udara disebabkan peningkatan pertumbuhan
penduduk dan laju urbanisasi yang mendorong pertumbuhan kendaraan
bermotor, penurunan ruang terbuka hijau, perubahan gaya hidup yang
mendorong pertumbuhan konsumsi energi, ketergantungan kepada minyak

bumi sebagai sumber energi, serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
pencemaran udara dan pengendaliannya
Salah satu sumber daya hayati Indonesia dimana kemelimpahannya
sangat melimpah adalah teratai. Teratai merupakan tumbuhan liar di habitat
alami, yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, pemanfaatannya
belum banyak diketahui oleh masyarakat, serta masih minimnya penelitian
yang berkenaan dengan pengujian tanaman teratai itu sendiri. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian terhadap efektivitas bunga teratai sehingga dapat
mendukung data ilmiah lainnya dalam penggunaan dan pemanfaatan tanaman
teratai sebagai bioproduk terbarukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengelola sumber daya hayati teratai putih (Nymphaea alba)
untuk mengatasi permasalahan kelangkaan energi dan pencemaran udara

di Indonesia?
2. Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan teratai putih (Nymphaea alba)
selain untuk mengatasi permasalahan energi dan pencemaran udara?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini antara lain:
1. Mengelola sumber daya hayati (Nymphaea alba) untuk mengatasi
permasalahan kelangkaan energi dan pencemaran udara di Indonesia.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan teratai putih (Nymphaea alba) selain untuk
mengatasi permasalahan energi dan pencemaran udara.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini yaitu:
1. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai manfaat lain yang
terkandung di dalam teratai putih (Nymphaea alba).
2. Menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mengoptimalkan sumber daya hayati
yang melimpah ruah, serta membudidayakannya agar tetap menjaga
kelestarian keanekaragaman hayati.
E. Tinjauan Pustaka
1. Sumber Daya Alam

Sumberdaya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang diperoleh dari
lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan umat manusia.
Dengan kata lain, SDA adalah sumbangan bumi berupa benda hidup
maupun benda mati (living and non-living endowments) yang bisa
dieksploitasi oleh manusia sebagai sumber makanan, bahan mentah, dan
energi (Yakin, 1997).
2. Pencemaran
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
3. Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang berasal dari
alam yang didapatkan melalui proses alamiah. Sumber daya energi
terbarukan, seperti angin, matahari dan tenaga air, dan bioenergi sebagai
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil menghasilkan sedikit
atau mengurangi pencemaran udara atau efek pemanasan global, namun

demikian energi terbarukan mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti
energi fosil (Yakin, 1997).
4. Teratai Putih (Nymphaea alba)
Menurut (Steenis, 1978), klasifikasi teratai putih yaitu:
Divisi : Spermathophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphales

Familia : Nymphaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nympahea alba
Teratai putih termasuk ke dalam tanaman air penghasil oksigen dan
merupakan tanaman CAM (Crasculacean Acid Metabolism) yang
merupakan tipe tanaman yang stomatanya tertutup ketika siang hari dan
mengambil CO2 pada malam hari, serta mengunakannya untuk
fotosistensis di siang harinya (Don, et.al, 2000).

Gambar 1. Teratai putih
Menurut (Fuaddi, 1996), umbi teratai banyak mengandung pati,
protein, asparagin, vitamin C, alkaloid (nymphaeine dan nupharine), resin,

glikosida, dan tanin yang dapat digunakan sebagai obat yang dapat
mengobati disentri atau diare yang disebabkan oleh iritasi sindrom usus
besar.

BAB 2
PEMBAHASAN
Teratai putih (Nymphaea alba) merupakan salah satu dari sumber daya
hayati yang kemelimpahannya sangat banyak dan belum termanfaatkan secara
optimal. Teratai itu sendiri memiliki beberapa kelebihan yang dapat digunakan
untuk mengatasi berbagai masalah di Indonesia, seperti mengatasi kelangkaan
energi akibat penggunaan bahan bakar energi fosil yang digunakan secara terus –
menerus dan berdampak terhadap meningkatnya pencemaran udara akibat hasil
samping dari bahan bakar fosil.

Gambar 2. Teratai Putih
Untuk mengelola sumber daya hayati teratai putih, dapat dilakukan
beberapa pendekatan pengelolaan sumber daya alam, yaitu:
1. Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap
mempunyai hargaekonomi dan dilakukan evaluasi terhadap perubahan

lingkungan. Jika diketahui hargalingkungan sangat mahal. Maka diharapkan

manusia

akan

berhati-hati

terhadaplingkungannya.

Dalam

ekonomi

lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai barangproduksi sehingga
faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.Dengan
demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.
2. Pendekatan Pendidikan/Pelatihan
Kondisi mayarakat yang masih kurang informasi lingkungan, atau
mempunyaitanggung jawab terhadap lingkungan yang masih rendah, atau

merasa tidak mempunyaikapasitas dalam pengelolaan lingkungan, ataupun
sebagai korban ketidakadilan dalampengelolaan lingkungan, maka untuk
mengantisipasi semua kondisi tersebut diperlukanpendidikan dan pelatihan
mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.
3. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber daya alam hayati perlu diolah dalam batas kemampuan
pulihnya. Agar batas tersebut tidak terlampaui, sehingga sumber daya alam
hayati dapat memperbaharuhi dirinya, maka pemanfaatanya perlu dilakukan
secara efesien dan perlu dikembangkan teknologi yang mampu mensubsitusi
bahan substansinya.
4. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang
cenderung mengacu pada strategi konservasi dunia.Strategi konservasi dunia
mencakup 3 hal, yaitu:
a) Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai sistem penyangga
kehidupan.
b) Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
c) Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari
Selain pendekatan – pendekatan pengelolaan sumber daya alam, melalui
analisis SWOT (Strenghtness, Weakness, Opportunity, and Threat), maka dapat

dianalisis dari pengelolaan teratai putih (Nymphaea alba) sebagai bioproduk
terbarukan yaitu:

1. Kekuatan (Strenghtness)
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. termasuk
kekayaan varietas, variasi dan keunikan gen, jenis dari semua organisme dan
ekosistem tempat mereka tumbuh.
Selaian itu kemelimpahan yang tinggi dari teratai putih di Indonesia
dapat dikelola sebagai suatu bioproduk terbarukan untuk mengatasi
kelangkaan energi dan pencemaran udara.
Teratai putih termasuk ke dalam tanaman air penghasil oksigen dan
merupakan tanaman CAM (Crasculacean Acid Metabolism) yang merupakan
tipe tanaman yang stomatanya tertutup ketika siang hari dan mengambil CO 2
pada malam hari, serta mengunakannya untuk fotosistensis di siang harinya.
Dimana di malam hari penyerapan oksigen tanaman CAM sangat sedikit
sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia sehingga tanaman ini
aman untuk dijadikan tanaman hias di rumah ataupun lingkungan sekitar
manusia.
Selain dijadikan sebagai tanaman hias, teratai putih (Nymphaea alba)
dapat dijadikan sebagai biofilter air. Salah satu syarat suatu tanaman dikatakan

sebagai biofilter air adalah kemampuannya untuk memfiltrasi dengan
memanfaatkan proses fotosintesis. Teratai sebagai tanaman air juga dapat
menyerap zat racun yang dihasilkan oleh kotoran dan urine ikan (amonia)
dimana tanaman ini efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui
proses fotosintesis dimana akar akan berfungsi sebagai pompa biologis juga
berperan melakukan proses absorbsi (penyerapan) dan filtrasi (penyaringan)
dari padatan.
Selain dapat menyerap polutan udara dan air, biji teratai putih dapat
dijadikan sebagai tepung teratai yang dapat digunakan untuk mengganti bahan
pangan lain yang mulai mengalami peningkatan harga di beberapa daerah.

Berdasarkan tabel di atas, teratai putih memili kadar pati dan
karbohidrat serta protein yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan tanaman
ini

sebagai

sumber

pangan


terbarukan

yang

belum

dioptimalkan

pemakaiannya.

Gambar 3. Biji Teratai Putih
Umbi teratai banyak mengandung pati, protein, asparagin, vitamin C,
alkaloid (nymphaeine dan nupharine), resin, glikosida, dan tanin yang dapat
digunakan sebagai obat yang dapat mengobati disentri atau diare yang
disebabkan oleh iritasi sindrom usus besar. Prosesnya dengan cara menumbuk
umbi teratai sampai halus dan diseduh dengan air panas, didinginkan dan
disaring, hasil saringan diminum sekaligus.

Gambar 4. Umbi Teratai Putih
2. Kelemahan (Weakness)
Teratai putih memerlukan suhu sekitar 20 – 30°C. Ekologi tanaman ini
juga memerlukan media perairan yang tenang dan lembab,memerlukan
banyak sinar matahari dengan pH air netral sampai asam.
3. Peluang (Opportunity)
Teratai putih termasuk ke dalam tanaman CAM yang tidak
membahayakan sistem pernapasan manusia dan dapat membantu penyerapan
CO2 pada malam hari.
Teratai sebagai tanaman air juga dapat menyerap zat racun yang
dihasilkan oleh kotoran dan urine ikan (amonia) dimana tanaman ini efektif
meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis.
Teratai putih memili kadar pati dan karbohidrat serta protein yang
cukup tinggi, sehingga memungkinkan tanaman ini sebagai sumber pangan
terbarukan.
4. Ancaman (Threat)
Minimnya penerapan teratai putih (Nymphaea alba) di Indonesia dan
kurangnya

pengetahuan

untuk

menggunakan

teknologi

yang

ramah

lingkungan dalam mengelola teratai putih (Nymphaea alba).
Di samping hal tersebut, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai
jumlah energi maksimal dalam memanfaatkan teratai putih (Nymphaea alba),
serta keefektifan teratai putih dalam menyerap polutan udara.
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemelimpahan keanekaragaman hayati di Indonesia masih belum
termanfaatkan secara optimal dan masih minimnya pengetahuan mengenai
manfaat – manfaat yang terkandung di dalamnya. Sebagai salah satu
bioproduk terbarukan, teratai putih (Nymphaea alba) memiliki banyak
manfaat, diantaranya sebagai tanaman penyerap CO2 di udara, sebagai
biofilter air, bijinya dapat termanfaatkan sebagai tepung teratai karena
memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan pati yang tinggi, serta umbinya
dapat dimanfaatkan sebagai obat – obatan herbal.
B. Saran
Teratai putih memiliki kemampuan

menyerap

CO2

dimana

pemanfaatan tanaman ini harus segera dilaksanakan untuk mengatasi
pencemaran udara, serta pemanfaatan biji dan umbi teratai putih untuk
mengatasi permasalahan ekonomi akibat tingginya harga bahan pangan dan
obat - obatan.

Daftar Pustaka
Don, W. S. dan E.T. Cherry. 2000. Lotus dan Teratai. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Fuaddi, K. 1996. Analisa Kandungan Gizi pada Umbi, Biji Buah, dan Tangkai
Bunga Teratai (Nymphae pubescens Willd). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNLAM. Skripsi
Nuraini, A.D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan Dari Biji
Teratai. Institut Pertanian Bogor. Skripsi
Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan Universitas

Surabaya.

Web:

http://office.pusdakota.or.id/(Diakses tanggal 29 Agustus 2013)
Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. P.T. Pradnya. Paramita Jakarta
UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 1982
Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan. Jakarta: Akademi
Presindo