Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit dan

Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................................4
1.3 Landasan Teori...............................................................................................................5
1.4 Kerangka Berpikir.........................................................................................................6
Bagan 1 Kerangka Berpikir Makalah..............................................................................................6

BAB II..................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................7
2.1 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia.......................................................................7
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017...............................7
Tabel 2. Luas Areal Tanaman Menghasilkan dan Total Produksi.............................................8
Bagan 2. Contoh Peta Perkebunan Kelapa Sawit...................................................................10
2.2 Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit.............................................................................11
Tabel 3. Alat-alat panen,spesifikasi dan penggunaannya........................................................16
Table 5 Daftar Nama Pegawai Staff PT.BNS...........................................................................24
2.3 Prospek,Kesempatan dan Syarat Bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit................24


BAB III..............................................................................................................27
PENUTUP.........................................................................................................27
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................27
3.2 Saran..............................................................................................................................27

Daftar Pustaka....................................................................................................................29

1

Kata Pengantar
Puji Syukur penulis pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah penulis
dapat menyusun makalah yang berjudul ”Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit dan
Prospeknya” sebagai salah satu jawaban atas masalah ekonomi yang begitu serius di alami
oleh negara Indonesia yaitu pengangguran. Makalah memuat berbagai bahasan mengenai
tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang ada di Negara Indonesia khususnya
Kalimantan.
Makalah ini dapat selesai dengan baik atas bantuan berbagai pihak. Kepada Ibu Rizka Aula
Assaf, S.IP.,MM selaku Dosen pengampu Pengantar Ilmu Ekonomi penulis mengucapkan
terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Kepada Staff PT.Berkat Nabati Sejahtera yang
bersedia memberi informasi seputar ketenagakerjaan serta teman-teman di Jurusan Hubungan

Internasional Universitas Wanita Internasional yang telah mendukung dan memberi masukan
atas penggarapan makalah ini penulis ucapkan terima kasih.
Besar harapan makalah ini dapat berguna bagi pembaca serta memeberi informasi lebih
mengenai prospek dan juga sistem pengaturan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit.
Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kritik dan saran
pembaca sekalian sangat membantu penyempurnaannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih

Bandung,18 November 2017
Penulis

2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar di mana populasi penduduknya mencapai 250 juta
jiwa, Terpadat ke 4 setelah Tiongkok,India dan Amerika Serikat yaitu 3,44% dari total
populasi dunia (sumber : detik.com). Tidaklah mengherankan bila mengatasi persoalan yang

kian kompleks dan seakan tiada akhir dalam masyarakat bukan hal mudah. Terdesak
kebutuhan ekonomi,kemajuan arus globalisasi,kebutuhan hidup yang meningkat adalah hal
yang di hadapi negara ini. Besarnya Pendapatan Nasional merupakan merupakan gambaran
awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga
kerja,barang modal,uang dan kemampuan kewirausahaan) di gunakan untuk memproduksi
barang dan jasa. Secara umum semakin besar pendapatan nasional suatu negara maka
semakin baik efisiensi alokasi sumber dayanya beserta pengelolaannya.
Manfaat Pendapatan Nasional antara lain menilai prestasi ekonomi suatu bangsa,menilai
perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu,membandingkan perekonomian
dengan negara lain,menerangkan struktur perekonomian negara,mengetahui pertumbiuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita.1
Sangatlah jelas bahwa pendapatan perkapita suatu negara di tunjang dari roda
perekonomian yang berjalan, Masyarakat dan pemerintah bersinergi untuk melakukannya.
Namun jumlah penduduk yang kian membengkak tidak di iringi dengan pembukaan lapangan
pekerjaan yang cukup bagi penyerapan angkatan kerja yang bertambah setiap tahun tentu
menghambat hal ini. Pengangguran di mana-mana bahkan banyak dari mereka yang memiliki
pendidikan tinggi namun tidak memiliki pekerjaan.
Angka pengangguran di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Data terkini Badan Pusat
Statistik (BPS) mengungkapkan,pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran
di Indonesia sebesar 10.000 orang,dari 7,03 juta orang pada Agustus 2016 menjadi 7,04 juta

orang pada 2017.2
Pemerintah tidak menutup mata akan hal ini,malah semakin gencar mencari jalan-jalan
untuk membuka lapangan kerja bagi angkatan kerja Indonesia mulai dari membangun sektorsektor produksi,penyerapan tenaga ahli hingga membuka seluas-luasnya investasi asing.
Perkebunan kelapa sawit salah satunya. Jenis sektor produksi ini banyak di gagahi pihak
1 Anik Widiastuti,’’Pendapatan Nasional,Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi’’,jurnal
ekonomi,18:10 (Yogyakarta),10.
2 Pramdia Arhando Julianto,’’Agustus 2017,Jumlah Pengangguran Naik Menjadi 7,04 Juta
Orang’’,Kompas.com,Senin,6 November 2017.

3

asing,banyak pemilik modal asing tertarik dan membuka perkebunan kelapa sawit berbasis
Perseroan Terbatas. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) masih menjadi primadona
komoditi ekspor di Indonesia. Dengan prospek yang menjanjikan dan keuntungan yang tidak
sedikit mampu memikat para pengusaha asing membuka perkebunan di Indonesia.
Tentu dengan banyaknya perusahaan sawit yang di buka maka peluang kerja juga
semakin meningkat,terlebih perusahaan kelapa sawit dengan lahan ratusan bahkan ribuan
hektar yang bercokol di pulau-pulau besar Indonesia seperti Kalimantan dan Sumatra
menawarkan gaji yang tidak sedikit. Tenaga yang hendak di serap pun jumlahnya cukup
banyak dan beragam,mulai dari tenaga buruh kasar seperti pemanen,penyemprot,bagian

tanam,pembangunan infrastruktur hingga tenaga ahli dalam bidang administrasi,Humas,staff
quality control,mekanik hingga manager dan assisten. Masalahnya adalah keraguan dari “para
pengangguran” itu sendiri dimana mereka ragu untuk pergi meninggalkan daerah asal
mereka,baik dari perkotaan maupun pedesaan ke pulau yang jauh serta asing demi sebuah
pekerjaan juga keterbatasan informasi yang mereka miliki mengenai lapangan kerja di sektor
lain yang jauh dari daerah mereka. Judul makalah ini sengaja di pilih oleh penulis karena di
satu sisi penulis ingin menggambarkan secara garis besar bahwa prospek bekerja di
perusahaan perkebunan kelapa sawit tidaklah seburuk atau terlalu menyusahkan seperti
banyak orang sangkakan selama ini serta bagaimana sistem yang berlaku bagi tenaga kerja di
sana.

1.2 Identifikasi Masalah
Perumusan masalah yang menjadi dasar dan batasan pembahasan makalah ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Penggambaran secara garis besar bagaimana sistem kerja dalam perkebunan kelapa
sawit,pengupahan dan fasilitas bagi pekerja.
2. Prospek,kesempatan dan syarat yang di butuhkan calon pegawai untuk bekerja di
perkebunan kelapa sawit.
3. Rendahnya motivasi para pengangguran baik di daerah perkotaan maupun pedesaan
untuk mencari kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

4. Peluang berkurangnya angka pengangguran berkat lapangan kerja di perkebunan
kelapa sawit.
5. Peran pemerintah yang di butuhkan untuk mengurangi angka pengangguran dan
memaksimalkan pemanfaatan tenaga kerja baik kasar,maupun ahli melalui sektor
produksi perkebunan kelapa sawit.

4

1.3 Landasan Teori
Dalam penulisan makalah ini teori yang di gunakan adalah :
1. Permintaan tenaga kerja dalam model satu faktor produksi variabel (one variable
input model).3
2. Permintaan tenaga kerja dalam model beberapa faktor produksi variabel (multi
variables input models).4
3. Teori pengangguran dalam ekonomi tidak identik dengan tidak (mau) bekerja.
Seseorang baru di katakan menganggur bila ia ingin bekerja dan telah berusaha
mencari kerja namun tidak mendapatkannya.5
4. Investasi dalam bentuk barang modal (capital goods) dan bangunan
(construction).6


3 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi &
makroekonomi),Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia,Jakarta,2008,hlm.211
4 Ibid.,hlm.213
5 Ibid.,hlm.376
6 Ibid.,hlm.270

5

1.4 Kerangka Berpikir

PENGANGGURAN DI
PERKOTAAN MAUPUN
PEDESAAN DI SERAP

SEBAGAI
TENAGA
KASAR/BURU
H


MENJADI
TENAGA KERJA
DI
PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

MEMPERMUDA
H PEMERATAAN
PEMBANGUNAN
DAN
PENDAPATAN

SEBAGAI
TENAGA
AHLI

MASALAH
EKONOMI
TERATASI


Bagan 1 Kerangka Berpikir Makalah

Dalam mengatasi pengangguran Pemerintah melakuakan banyak upaya salah satunya
membuka kesempatan investasi jenis pemanfaatan lahan dalam sektor perkebunan kelapa
sawit, Masyarakat awam umumnya mengetahui perkebunan ini ada dan berkembang
khusunya di Pulau raksasa seperti Sumatra dan Kalimantan namun pengetahuan dan minat
masyarakat untuk mencari pekerjaan dalam bidang itu masih sangat kecil, Sesungguhnya bila
pemanfaatan akan lapangan pekerjaan ini di maksimalkan maka tentu selain angka
pengangguran yang merosot tajam juga akan berpengaruh pada perbaikan kualitas hidup dan
perekonomian masyarakat Indonesia. Menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang
menjanjikan dan memiliki banyak bidang yang dapat di kerjakan (bukan hanya buruh kasar
namun juga staff ahli) tentu bekerja perkebunan kelapa sawit pada akhirnya menjadi hal yang
patut di pertimbangkan oleh angkatan kerja. Sistem kerja yang berlaku,juga bagaimana
kondisi pekerjaan serta prospeknya menjadi topik utama dalam makalah ini.

6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

Menurut data yang di publikasikan oleh Direktorat Jendral Perkebunan Indonesia
tahun 2017 luas areal dan jumlah tenaga kerja perkebunan kelapa sawit adalah sebagai
berikut :
N
O
1
2
3
4
5
6

Provinsi

Luas Areal (Ha)

Jumlah Tenaga Kerja

Sumatera
Jawa

Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku + Papua
Total

7.400.353
36.597
4.340.060
404.060
126.608
12.307.677

1.929.313
13.427
1.681.936
107.006
49.159
3.780.841

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017

Lahan yang luas tentu membutuhkan jumlah pekerja yang tidak sedikit pula,perusahaan
melakukan banyak perekrutan karyawan di banyak tempat di seluruh Indonesia di bawah
divisi HRD perkebunan. Investasi perusahaan asing dalam sektor perkebunan kelapa sawit
tidak tanggung-tanggung mencapai angka triliunan rupiah. Pengeksploitasian lahan dan
perencanaan pembangunan jangka panjang membuat perusahaan perkebunan kelapa sawit
memiliki potensi besar untuk mendapat keuntungan secara kontinu meski membutuhkan
suntikan modal yang cukup besar.
Terlebih menurut data terkini luas lahan perkebunan yang telah di tumbuhi tanaman
menghasilkan (mature) sudah mencapai lebih dari 80% luas lahan keseluruhan. Berikut data
yang di himpun dari Jurnal Direktorat Jenderal Perkebunan,Kementerian Pertanian Republik
Indonesia tahun 2017.
N

Provinsi / Province

TM / Mature (Ha)

Produksi / Production

O
1
2
3
4
5
6

Sumatera
Jawa
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku + Papua

6.055.705
28.030
2.859.511
253.548
66,333

(Ton)
23.921.400
74.518
10.221.611
905.992
235.864
7

Total

9.263.127

35,359.384

Tabel 2. Luas Areal Tanaman Menghasilkan dan Total Produksi

Bila di bandingkan dengan luas sektor perkebunan lain yang di garap di Indonesia
tentu sektor perkebunan kelapa sawit menduduki peringkat pertama,terlebih hasil produksi
telah mencapai ratusan ribu ton. Bagian yang diolah dari kelapa sawit adalah buah,bagian
daging buah menghasilkan minyak mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng
dan berbagai jenis turunannya,kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang
murah,rendah kolesterol,dan memiliki kandungan karoten tinggi,minyak sawit juga di olah
menjadi bahan baku margarin,selain dari bagian serabut buah atau mesokarp,inti atau kernel
buah juga dapat diolah menjadi minyak inti yang kemudian menjadi bahan baku minyak
alcohol dan industry kosmetika.7
Di Indonesia,khususnya di Pulau Kalimantan perusahaan sawit ternama seperti
PT.Gemareksa,PT.Sinar Mas Group,PT.Surya Sawit Sejati,PT.Tanjung Lingga Group dan
sebagainya memproses buah kelapa sawit yang telah di panen di lapangan menjadi Crude
Palm Oil (CPO) yaitu minyak mentah di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang mereka miliki
untuk kemudian di ekspor ke negara-negara seperti RRT,India,Pakistan dan Belanda untuk di
olah menjadi barang jadi.`
Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah industri kunci bagi perekonomian
Indonesia:ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini
memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Dalam hal pertanian,minyak
sawit merupakan industry terpenting di Indonesia yang menyumbang persen lebih terhadap
total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Pembukaan lahan,tinjauan dan pemilihan lokasi menjadi kunci awal perintisan perkebunan
kelapa sawit .Berikut tahapan pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit (dikutip
dari data milik PT.Sinar Mas Group Divisi Agribisni Kalimantan Tengah, Revisi 01 tahun
2003).
Dimulai dengan perencanaan penanaman,di mana areal konsesi baru telah di peroleh
dan pengembangannya di tetapkan oleh Top Manajemen. Perizinan lahan merupakan tugas
D&L dan merupakan tanggung jawab CEO. Selanjutnya CEO meminta PMNP untuk
melakukan survey tinjau yang mencakup informasi mengenai :
a. Jalan masuk (access road) ke areal konsesi baru.
b. Sumber air yang cukup untuk pembibitan,pemukiman dan PKS.
c. Taksiran luas lahan yang mempunyai potensi masalah social.
Apabila di dalam areal konsesi baru di temukan lahan okupasi,merupakan tiugas D&L untuk
menyelesaikannya.
7 ITPC Hamburg,’’Market Brief : Kelapa Sawit dan Olahannya”,Jurnal Perdagangan,1:35,
(Hamburg,Jerman:Juli 2013),hlm.9.

8

Berdasarkan hasil survey tinjau,CEO membuat tahapan penanaman (phasing program) dan
meminta PMNP melakukan survey kesesuaian lahan tingkat semi detil yang mencakup peta
dan data :
a.
b.
c.
d.
e.

Luas berdasarkan kelas kesesuaian lahan.
Luas kerangka berdasarkan tahapan penanaman disertai tanda batas di lapangan.
Kondisi vegetasi dan taksiran luas hutan primer,sekunder,semak belukar dan lalang.
Lokasi quari material penimbunan dan pengerasan jalan di areal konsesi.
Jaringan outlet beserta ukurannya untuk areal rendahan dan gambut.

Dari data di atas,CEO mempersiapkan Master Plan yang mencakup :
a. Pembentukan unit kebun berdasarkan luas areal konsesi baru yang akan di kelola.
b. Waktu dan biaya yang akan di butuhka untuk proyek pembangunan seluruh areal
konsesi baru tersebut sampai tanaman menghasilkan.
c. Proyeksi produksi 10 tahun berdasarkan potensi produksi yang di buat oleh MCAR.
Setelah proyek perencanaan tanam dan pengkajian terhadap kondisi lahan serta
menyelesaikan masalah perizinan maupun kontrak baik pembelian lahan agar menjadi
hak milik PT. di kemudian hari maupun lahan yang di sewa dari pemerintah atau
masyarakat di sekitar areal lahan (plasma) maka perencanaan pembibitan di mulai.

Berikut contoh peta lahan perkebunan kelapa sawit milik PT.Berkat Nabati Sejahtera,Air
Hitam Besar,Kecamatan Kendawangan,Kabupaten Ketapang,Kalimantan Barat,Indonesia.

9

Bagan 2. Contoh Peta Perkebunan Kelapa Sawit

Diperkirakan menelan cukup banyak lahan dengan penghasilan dampak negatif yang
tidak sepele pada lingkungan. Perkebunan sawit yang menanamkan taringnya begitu
dalam di sektor perkebunan Indonesia menyumbang cukup banyak persen keuntungan di
bidang ekonomi salah satunya pajak,hasil minyak CPO yang menjadi primadona ekspor
dan penekanan angka pengangguran.

2.2 Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit
Undang-undang tenaga kerja di Indonesia di atur dalam pasal 92 ayat (3), UU nomor 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana di jelaskan dengan sangat rinci mengenai
pekerja,ketenagakerjaan,pemberi kerja,pengusaha dan lain sebagainya. Dalam perundangundangan juga di sebutkan mengenai hak dan kewajiban tenaga kerja serta perlindungan
10

tenaga kerja. Sebagaimana di jelaskan dalam Landasan,Asas dan Tujuan pada UU No 13
Tahun 2003 pasal 4 bahwa :
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi.
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan:
dan
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Berlandaskan asas di atas investor yang berniat membuka sektor perkebunan kelapa
sawit harus mematuhi perundang-undangan yang berlaku di mana perlindungan akan
tenaga kerja adalah yang utama,penjaminan keselamatan dan kesejahteraan serta
peningkatan mutu hidup pekerja perkebunan kelapa sawit. Banyak orang beranggapan
bahwa menjadi pekerja di perkebunan terpencil sangat menyusahkan karena jauh dan
terkesan di perbudak,hal ini adalah anggapan yang salah karena pemerintah sendiri telah
menerbitkan Undang-undang yang melindungi dan menjamin tenaga kerja di seluruh
wilayah Indonesia,pekerja dalam sektor apapun dan di manapun. Pemilik usaha baik
pengusaha maupun perusahaan tentu harus tunduk pada peraturan yang berlaku bila ingin
tetap melanjutkan bisnis dan investasinya di Indonesia.
Selain itu di atur pula mengenai kewajiban pekerja dan kewajiban perusahaan sebagai
berikut.8
Kewajiban Pekerja (Pasal 10)
a. Tiap pekerja dengan segala kemampuan yang ada harus melakukan tugas-tugas
sesuai dengan pekerjaannya.
b. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya setiap pekerja wajib mematuhi semua
instruksi atau perintah yang diberikan oleh perusahaan atau atasan / pengawas
yang berwenang.
c. Pekerja berkewajiban demi suksesnya perusahaan memberikan saran-saran
konstruktif untuk perbaikan metode-metode kerja,efisiensi dan syarat-syarat kerja.

8 PT.Surya Sawit Sejati,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Dinas NAKERTRANS
Kabupaten Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah,2013,hlm.9-10.

11

d. Pekerja berkewajiban menjaga semua hal dari perusahaan yang di percayakan
kepadanya dalam menyelamatkan usaha dan/ rahasia-rahasia perusahaan selama
berhubungan kerja maupun sesudah memutuskan hubungan kerja.
e. Hilang atau rusaknya milik perusahaan harus segera di laporkan oleh setiap
pekerja yang mengetahui kehilangan atau kerusakan itu kepada atasannya
langsung atau kepala departemen (atau setingkat manager) pekerja yang
bersangkutan.
Kewajiban Perusahaan (pasal 11)
a. Perusahaan/pengusaha wajib memberikan upah kepada pekerja yang sakit
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya,sesuai dengan pasal 93 ayat 2 (I)
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003.
b. Perusahaan/pegusaha memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada setiap
pekerja,baik yang mempunyai jabatan ataupun tidak dalam hal melakukan
kesalahan/pelanggaran.
c. Perusahaan/pengusaha memberikan kesempatan yang memadai kepada setiap
pekerja untuk memeluk/menunaikan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang di anutnya.
d. Menghilangkan semua aspek diskriminasi berdasarkan suku,golongan serta agama
(SARA) dalam hal penerimaan dan penentuan pekerjaan,golongan ataupun
jabatan.
e. Perusahaan/pengusaha wajib menerima usulan-usulan dari pekerja yang bertujuan
atau berdampak positif dan bertanggung jawab.
f. Perusahaan/pengusaha secepanya menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang ada pada pekerja,dalam lingkup pekerjaannya baik berat ataupun ringan.
Tenaga yang di cari oleh perusahaan untuk awal pendirian antara lain tenaga ahli
administrasi,perencanaan dana (akuntan),kontraktor jalan,pembibitan serta pemeliharaan bibit
tanaman,dan penyediaan alat berat hingga pembangunan sarana prasarana seperti
infrastruktur jalan, jembatan dan base camp untuk karyawan. Sejak awal di buka perusahaan
telah membutuhkan banyak pekerja bukan hanya sebagai penggarap atau kerja kasar namun
juga tenaga ahli yang berpendidikan dan berpengalaman di bidangnya.
Bila masa tanam telah tiba perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga
lapangan,mandor,assisten,karyawan gudang,kerani dan manager kebun untuk memastikan
kelancaran dan pengawasan yang lebih efisian dan efektif. Hingga tiba masa tanaman
menghasilkan, pekerja yang paling di cari adalah pekerja panen,rawat,semprot dan
12

pemupukan juga sopir untuk kendaraan pengangkut buah seperti dump truck dan jonder,
Biasanya fasilitas kebun pada masa tanaman menghasilkan telah menjadi lebih baik,dalam
akses jalan,lingkungan pemukiman,kebersihan dan penjaminan mutu kesehatan pegawai
dengan pengadaan klinik kesehatan/polibun (poli kesehatan kebun) bahkan sekolah yang di
dirikan perusahaan.
Pada masa awal pendirian perusahaan,digunakan teori permintaan tenaga kerja dalam
model satu faktor produksi variabel (One variable input model) yang mengansumsikan bahwa
hanya tenaga kerja yang dapat di ubah-ubah jumlah penggunaannya,keputusan penggunaan
tenaga kerja oleh perusahaan di tentukan dengan membandingkan biaya marjinal dan
penerimaan marjinal dari penambahan satu tenaga kerja.9
Dengan demikian karena kompleksitas pekerjaan tenaga kerja lebih banyak di tekankan di
sektor pembangunan infrastruktur yang membutuhkan biaya besar seperti jalan,jembatan dan
perumahan karyawan tanpa penghasilan atau input secara nyata dan langsung bagi
perusahaan maka biaya marjinal sangat di perhitungkan. Perekrutan dan pengubahan jumlah
tenaga yang di perlukan masih sering di tinjau ulang dan di sesuaikan dengan kebutuhan
lapangan dan masa tenggang waktu pengerjaan.
Keadaan akan berbeda bila masa tanam dan tanaman menghasilkan,dimana 80%
perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah memasuki tahap ini.Maka teori yang
di gunakan berubah yaitu menjadi permintaan tenaga kerja dalam model beberapa faktor
produksi variabel (multi variables input model) yang melonggarkan model sebelumnya di
mana penambahan penggunaan tenaga kerja dapat diimbangi dengan penambahan sektor
produksi lainnya (mesin).10 Hal ini di karenakan semakin kompleks pekerjaan yang harus di
lakukan dan sektor pekerjaan yang juga semakin beragam menyebabkan perusahaan
membutuhkan lebih banyak pekerja untuk sektor utama (tanaman,buah,pabrik,administrasi)
maupun sektor tambahan (perumahan,alat berat) dan pelayanan penunjang bagi karyawan
(pekerja bangunan,sekolah dan klinik).
Pengelompokkan jenis pekerja di bedakan menjadi 2 sesuai bidang pekerjaan masingmasing serta teknis pekerjaannya sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja Lapangan/Buruh Harian Lepas (BHL).
9 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi &
makroekonomi),Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia,Jakarta,2008,hlm.211.
10 Ibid.,hlm.213.

13

Tenaga kerja lapangan disini lebih spesifik kepada para pekerja yang mengandalkan
tenaga serta bekerja langsung di lapangan. Contohnya
pemanen,pembrondol,penyemprot,bagian pruning (pembabatan lahan),rawat,hingga sopir
alat berat,truk pengangkut hasil panen,penimbun jalan,pekerja bangunan,dan lain-lain.
Bukan hanya penggarap lahan yang di butuhkan namun juga banyak bidang
lain,perusahaan biasanya merekrut karyawan melalui kantor cabang yang terletak di
daerah perkotaan,baik dalam sistem borongan maupun perorangan.
Penulis akan memaparkan sedikit mengenai sistem kerja,sistem gaji dan fasilitas yang
akan di dapatkan tenaga kerja lapangan/Buruh Harian Lepas (BHL) khususnya karyawan
bagian panen,pembrondol dan rawat.
Pemanen sebagai penggarap utama perkebunan bersinggungan secara langsung
dengan hasil tanam berupa buah kelapa sawit. Jumlah dan mutu minyak bergantung pada
tingkat kematangan buah saat di panen,panen harus menghasilkan Tandan Buah Segar
(TBS) pada kematangan optimum,pemotongan TBS yang kurang matang akan
mengakibatkan berkurangnya minyak sedangkan TBS yang terlalu matang atau busuk
akan menghasilkan minyak dengan FFA yang tinggi,karena kerentanan ini panen dan
pengangkutan TBS merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu
produk crude palm oil (CPO),oleh karena itu di perlukan pengawasan pada prioritas
tinggi.11 Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba merekrut
karyawan panen dengan pengalaman tinggi,namun banyak pula bersaing mendapatkan
tenaga pemanen karena luasnya lahan dan rotasi panen yang terus berlangsung sepanjang
tahun membuka peluang pekerjaan ini tanpa putus.
Pemanen bertugas memotong TBS dari pohon dan mengumpulkannya ke TPH
sekaligus menyusun pelepah yang di potong sedangkan pembrondol bertugas mengutip
semua brondolan dari dalam blok dan mengumpulkannya ke TPH,pembrondol melakukan
tugasnya mengikuti pemanen.12 Buruh harian lepas bekerja sesuai dengan ada tidaknya
pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,bila pekerjaan telah selesai
BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada rotasi baru.

11 PT.Sinar Mas Group Divisi Agribisnis Revisi 01,Pedoman Teknis Budidaya Tanaman
Kelapa Sawit,PT.Sinar Mas Group,Kalimantan Tengah,2003,hlm.2
12 Ibid.,hlm 3.

14

Kompetensi dasar yang harus di miliki pekerja panen antara lain mengetahui basis
panen yang di tentukan berdasarkan tinggi tabnaman dan topografi yang di kelompokkan
pada golongan panen dan berlaku untuk semua kebun,pemotongan pelepah (dahan) sesuai
standar pada waktu panen,menghindari pemotongan berlebih (over pruning) dan
menyusun pelepah di tempat seharusnya,peletakkan buah yang telah di panen,baik dari
cara penyusunannya (membentuk ‘’v’’) dan juga penempatannya di pinggir piringan.
Selain itu keahlian dasar yang harus di kuasai adalah penggunaan alat-alat panen dan
peralatan keamanannya yang akan di bombing secara teknis oleh mandor di lapangan.
Alat-alat panen,beserta spesifikasi dan penggunaannya sebagai berikut :
N

Alat

O
1

Dodos Kecil

Spesifikasi

Penggunaan

Lebar 8 cm

Pada panen umur tanaman 3-4

2

Dodos Besar

Lebar 14 cm

tahun
Pada panen umur tanaman 5-8

3

Pisau egrek

Berat 0,5 kg,panjang pangkal

tahun
Pada panen tanaman umur > 9

20 cm,panjang pisau 45 cm

tahun

dengan sudut lengkung pada
4

Tangkal Dodos

sumbu 135 derajat
1. Kayu keras (ulin)

Di pasang pada lubang dodos

berbentuk bulat panjang
4m,diameter 4-5cm.
2. Logam almunium yang di
rancang khusus untuk
tangkai dodos.
3. Pipa galvanis diameter 1
5

Tangkai egrek

inc.
1 bambu bukat panjang >

Di pasang pada ujung egrek

4m,tebal 1-1,5 cm,berat 2,5-3
kg,diameter pangkal 5-7
cm,diameter ujung 2,5-3 cm.
Logam almunium yang di
rancang khusus untuk tangkai
egrek yang di sebut Reach

15

Angkong

Greater Hight.
Ban dari karet mati dengan

Mengeluarkan buah dari

Batu asah

ketebalan besi plat 0,8 mm
Batu asah dengan lapisan

dalam ke TPH
Pengasah dodos dan egrek

8

Kampak

kasar dan halus
Lebar mata 12 cm

Memotong tangkai TBS yang

9

Ganco

Bentuk seperti tanda baca ‘’?’’

masih panjang
Bongkar muat TBS ke

dengan salah satu ujung

angkong dan TPH

runcing
Pipa galvanis ¾ inch,panjang

Bongkar dan muat TBS

1,0-1,5 m,salah satu ujung

ke/dari alat transport.

6
7

10

Tojok

runcing di buat dari besi
Benton 3/8 inch.
Tabel 3. Alat-alat panen,spesifikasi dan penggunaannya

Sumber : PT.Berkat Nabati Sejahtera,Air Hitam,Ketapang,Kalimantan Barat
Penggunaan alat-alat panen dan alat keamanan standar biasanya di sediakan oleh
perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan kerja,karena perlu di perhatikan
bahwa bagian-bagian dari tanaman sawit dapat melukai seperti duri yang terdapat di pelepah
serta buahnya juga kemungkinan tertimpa buah sawit yang berbobot lebih dari 10 kg/janjang.
Jaminan keselamatan kerja juga menjadi prioritas utama perusahaan dalam lingkup
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),dibentuklah Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)/bagian keselamatan kerja,selain itu setiap pekerja yang berdasarkan
sifat,kondisi dan kebutuhan pekerjaan harus dilengkapi dengan perlengkapan
keselamatan,dan kesehatan kerja antara lain pakaian kerja,kelengkapan kerja,pelindung diri
yang harus selalu di pakai dalam keadaan lengkap selama jam kerja dan harus bertanggung
jawab terhadap keselamatan kerja dan kebersihan.13
Pekerja panen maupun rawat dan semprot yang sama sekali belum memiliki pengetahuan
dan keahlian dalam pekerjaannya akan mendapat pelatihan (training) yang biasanya
berlangsung selama 3 bulan dan setelah itu perusahaan akan melakukan pengangkatan
sebagai pekerja tetap apabila karyawan memenuhi kriteria dan syarat yang di ajukan oleh
perusahaan berdasar evaluasi selama masa percobaan,namun ada pula perusahaan yang
13 PT.Surya Sawit Sejati,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Dinas NAKERTRANS
Kabupaten Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah,2013,hlm.21.

16

menerapkan kebijakan berbeda. Selain itu perusahaan juga menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan yang biaya sepenuhnya di tanggung oleh perusahaan bagi karyawan dan dapat
di beri ikatan dinas paling lama 2 tahun beserta sertifikat pelatihan.
Upah adalah imbalan dari perusahaan kepada pekerja untuk sesuatu pekerjaan atau jasa
yang telah di lakukan,dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang di tetapkan menurut
persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan di bayarkan setiap bulan termasuk
tunjangan setelah di kurangi pajak penghasilan dan iuran Jamsostek.14
Pada dasarnya sistem upah bagi buruh harian lepas adalah sistem upah borongan di mana
perusahaan telah memberikan target pekerjaan yang harus di capai,bila kurang maka akan di
potong dari upah yang seharusnya. Buruh Harian Lepas (BHL) juga mendapat upah lembur
apabila bekerja melebihi waktu kerja. Setiap pekerja juga berhak mendapatkan rincian upah
(slip upah) atas upah yang di terimanya hal ini untuk merinci dan memastikan tidak ada
tindak kecurangan atau kesalahan dalam penghitungan target kerja karyawan. Apabila ada
keterlambatan pemberian upah dari tanggal yang telah di tetapkan maka berlaku ketentuan
sesuai perundang-undangan Peraturan Pemerintah no 8 tahun 1981 tentang Perlindungan
Upah.Selain upah pokok terdapat pula tunjangan-tunjangan sebagai insentif yang di berikan
oleh perusahaan seperti Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR),bonus,Tunjangan
Pengobatan,promosi/kenaikan jabatan,dan kenaikan upah tahunan pekerja/Kenaikan Umum
Tahunan (KUT).
Berikut contoh data Daftar Basis dan Lebih Basis Pekerjaan di PT.Sawit Nabati Agro
(SNA Plantation Group) per-oktober 2017.

14 Ibid.,hlm.23

17

Table 4 Daftar dan Basis Pekerjaan

Selain sistem Harga Basis ada pula sistem HK (Hari Kerja) dimana pekerja mendapat upah
RP.99.200,00 untuk 7 jam kerja/hari.
Di lingkungan perusahaan selain perumahan/base camp juga di sediakan bagi
karyawan fasilitas-fasilitas sosial seperti rekreasi atau hiburan,koperasi,olahraga dan
kesenian,yang dapat digunakan serta di manfaatkan karyawan,perusahaan juga menggelar

18

acara-acara tahunan seperti buka puasa bersama,halal bihalal,dan lain-lain yang di tanggung
biaya penyelenggaraannya oleh perusahaan sepenuhnya.
Kepada pekerja juga di berikan kesempatan untuk melakukan peribadatan sesuai
dengan agama / keyakinannya masing-masing. Perusahaan juga berusaha menyediakan
fasilitas tempat ibadah. Untuk fasilitas air dan listrik perusahaan juga menyediakan tanpa di
pungut biaya untuk kepentingan pekerja dan keluarganya.15
Semua fasilitas ini di berikan kepada karyawan tetap maupun harian lepas. Menjadi
BHL bukan berarti tidak akan mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan karena setelah
melalui proses training/pelatihan dan di angkat menjadi karyawan tetap tentu masih terbuka
kesempatan untuk naik ke jabatan lebih tinggi seperti mandor atau bahkan assisten kebun,hal
ini di nilai berdasarkan prestasi yang di capai oleh karyawan. Prospek yang menjanjikan dan
terus berkembang tentu akan memicu masyarakat menjadi lebih maju baik dalam daya saing
kerja maupun perekonomian.

2. Tenaga kerja ahli/staff
Kebutuhan akan tenaga kerja ahli di tiap perusahaan berbeda-beda sesuai permintaan
dan kondisi. Penulis akan memaparkan tentang jenis-jenis tenaga kerja ahli yang
umumnya di cari perusahaan serta bagaimana teknis serta keuntungan yang di dapatkan
menjadi pekerja tenaga ahli di perkebunan sawit yang notabene masih di pandang sebelah
mata karena keadaan geografisnya berada di pedalaman/jauh dari perkotaan dan memiliki
medan yang sulit.
Pada dasarnya perbedaan tenaga kerja ahli dan karyawan harian lepas terletak pada
teknis kerja,dan juga status ketenagakerjaan karena biasanya tenaga kerja ahli secara
otomatis menjadi karyawan tetap meski juga dikenai masa percobaan selama 3 bulan.
Tenaga kerja ahli yang bekerja sebagai staff kantor tentu saja tidak banyak bersinggungan
dengan kegiatan di lapangan,namun untuk staff seperti assisten dan manajer tentu banyak
turun kelapangan. Fasilitas yang dimiliki serta tunjangan dan inventaris yang di dapat
juga lebih banyak dari pada yang di beri pada karyawan harian lepas karena ini bertujuan
menunjang pekerjaan staff itu sendiri.
Staff kantor seperti krani,staff gudang,dan bagian administrasi,sekertaris
manager,KTU (Kepala Tata Usaha),dan HRD (Human Resources of Development)
merupakan jajaran staff kantor yang bekerja mengorganisir data karyawan seperti daftar
15 PT.Surya Sawit Sejati,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Dinas NAKERTRANS
Kabupaten Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah,2013,hlm 32.

19

hadir,capaian target kerja,tunjangan,gaji,dan juga mendata buah yang masuk,kebutuhan
sarana prasarana,pengolahan minyak,transportasi dan urusan manajemen lain. Tenaga ahli
untuk bidang ini di cari minimal tingkat pendidikan SLTA/SMA di utamakan mampu
mengoperasikan computer dan di beberapa perusahaan di syaratkan mampu berbahasa
Inggris dengan baik karena banyak jajaran atas seperti manager dan Jenderal manager
maupun pemilik saham dan CEO adalah orang asing,biasanya juga berkantor di tempat
yang sama dan banyak membangun hubungan dengan relasi terkait laporan kelancaran
operasional perusahaan.
Sebagai gambaran umum berikut tugas-tugas dari KTU (Kepala Tata Usaha).16
1. Menyusun rencana/budget Tahunan Kebun bersama-sama dengan Estate
Manager,terutama yang terkait dengan penyiapan Biaya Umum yang ada di site.
2. Memonitor penerimaan dan pengeluaran uang yang dikirim HO maupun barang
dan aktiva lainnya untuk memastikan kesesuaian dan ketepatan pengeluaran
dengan kebutuhan di lapangan.
3. Memeriksa dan memastikan seluruh laporan harian,berkala dan insidentil yang di
buat oleh para staff bawahan secara akurat,data dan informasi sesuai dengan fakta
di lapangan.
4. Melakukan validasi dan otorisasi terhadap seluruh dokumen dan laporan yang
telah di buat oleh Staff Keuangan,Gudang dan Payroll.
5. Memeriksa proses dan ketepatan pemberian compensation & benefits untuk
karyawan kebun sesuai SOP HRD.
6. Menyusun dan memvalidasi Permohonan Dana BUM site,laporan bulanan yang
terdiri dari laporan pertanggung jawaban dana,outstanding,Permohonan
Pembayaran/PO,rekonsiliasi bank,rekening koran kebun,serta laporan keuangan
dan laporan management lainnya.
7. Melakukan pengecekan berkala atas Fixed Asset Perusahaan (Quarterly).
8. Melakukan rekonsiliasi data pengiriman TBS,CPO,atau kernel ke pihak ke-3.
9. Koordinasi dengan pihak Tax-HO mengenai pelaksanaan aturan perpajakan di
site.
10. Memastikan pengiriman laporan yang dibutuhkan oleh HO dengan tepat waktu
seperti Monthly Estate Report,LHM,LPPH,data karyawan,dll.
Dalam satu estate biasanya memiliki satu orang KTU yang bertanggung jawab secara
penuh untuk keseluruhan proses administrasi.
16 Dikutip dari jurnal Saidah,’’Sistem Pembagian Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin
(Analisis Gender Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit PT.Muaratoyu Subur
Lestari di Kabupaten Paser)’’,ejournal sosiologi FISIP UNMUL,1:1,
(Samarinda,Indonesia:Oktober 2013),hlm 93-94.

20

Penjaga keamanan (security) juga banyak di cari untuk melakukan pengamanan yang
biasanya di tempatkan di pos-pos jaga di perumahan,kantor,perbatasan lahan dan PKS
(Pabrik Kelapa Sawit). Juga untuk regu patroli menjaga keamanan lahan dan seluruh
sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan. Tidak jarang terdapat brimob yang di
tempatkan secara khusus di perusahaan. Pelatihan untuk penjaga keamanan sering di
lakukan baik di dalam perusahaan hingga dikirim ke daerah untuk pelatihan bersama
dengan kepolisian.
Fasilitas kesehatan kebun atau yang biasa di namai Polibun (Poli kesehatan kebun)
biasanya di sediakan di tiap estate (tiap estate di pimpin satu manager dan beberapa assisten
manager) untuk mengontrol dan menjamin kesehatan karyawan di mana seluruh biaya
pengobatan dan obat-obatan yang disediakan di tanggung oleh perusahaan. Polibun di jaga
oleh tenaga medis yang juga di sediakan oleh perusahaan seperti perawat,bidan,mantra dan
dokter yang bertanggung jawab penuh serta siap 24 jam membantu bila di butuhkan.
Jajaran teratas dalam satu estate adalah manager dan beberapa assisten kepala kebun yang
mengepalai lahan dalam satu estate,dimana pembagian wilayah kerja di tentukan dalam
luasan hectare tiap assisten dan ia bertanggung jawab penuh atas segala hal menyangkut
afdeling yang di kepalainya.
Berikut beberapa tugas assisten kepala kebun.17
1.

Mempersiapkan dan mengawasi persiapan maupun pelaksanaan kegiatan panen
untuk memastikan setiap areal di panen sesuai dengan rotasi panen yang telah di

tetapkan.
2. Memeriksa dan mengawasi kegiatan perawatan perumahan untuk memastikan
kondisi fisik perumahan terjaga dengan baik dan dapat di gunakan.
3. Mempersiapkan dan mengawasi kegiatan keagamaan di sekitar afdeling untuk
memastikan keberlangsungan kegiatan keagamaan secara baik dan harmonis
4. Menyusun rencana kerja jangka pendek,menengah dan jangka panjang dalam
bentuk program kerja dan jadwal kegiatan rencana kerja yang di susun
berdasarkan One Year Policy untuk acuan pelaksanaan kerja di lapangan.
5. Mengarahkan dan memonitor kegiatan tim kerja atas pelaksanaan kerja di
lapangan untuk memastikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang
telah di tetapkan.
6. Melakukan koordianasi dengan bagian-bagian terkait dalam pelaksanaan
pembebasan dan pemeliharaan batas-batas kebun,pembukaan kebun baru,kultur
17 Ibid.,hlm 89-90.

21

teknis pemeliharaan tanamn,penetapan lokasi kerja,ketepatan waktu penyelesaian
pekerjaan dan kualitas kerja,untuk pencapaian produksi maksimum.
7. Melakukan koordinasi dengan bagian pabrik,pengolahan,produksi serta pihak
transportir agar buah yang telah di panen dapat segera di angkut ke pabrik untuk
mencegah buah restan sehingga tidak mempengaruhi kapasitas olahan pabrik.
8. Memonitor pemeliharaan sarana dan fasilitas yang di sediakan perusahaan (seperti
sekolah,poliklinik,perumahan,kendaraan,kantin,penitipan bayi,gedung kantor,dll)
agar selalu terawat sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Agar seluruh pekerjaan berjalan dengan baik dan lancer,mulai dari proses
rawat,pemupukan,panen hingga buah di proses di butuhkan koordinasi yang solid
antar pekerja dan juga perusahaan. Masing-masing harus saling mengerti akan tugas
dan fungsinya sehingga tidak ada kendala berarti yang di hadapi. Perkembangan dan
kemajuan perusahaan naik dalam angka yang signifikan begitu juga tingkat
kesejahteraan pekerja.
Mengenai gaji/upah bagi tenaga ahli/bagian staff di tentukan melalui kesepakatan
dan kontrak kerja dengan perusahaan saat recruitment berlangsung, Begitu pula
dengan tunjangan,insentif maupun barang iventaris yang di dapatkan dan hal-hal lain
yang menyangkut hubungan perusahaan dengan calon pegawai tersebut,hasil
negosiasi yang berupa kontrak berlaku sesuai tanggal di sepakati atau sampai pegawai
mengundurkan diri/di keluarkan dari perusahaan. Besarnya kesepakan gaji dapat
berbeda-beda tiap pegawai,bergantung pada penawaran dari perusahaan ataupun
permintaan dari pegawai itu sendiri yang tentu saja telah di setujui perusahaan.tidak
seperti BHL yang memiliki target pekerjaan, lalu di hitung dan di bayarkan,yang
berdampak pada jumlah yang tidak konstan. Tenaga ahli/staff memiliki gaji yang tetap
meski terkadang ada pemotongan untuk asuransi,cicilan dan lain sebagainya.
Berikut data pegawai staff per-oktober 2017 PT.Berkat Nabati Sejahtera,Air
Hitam,Ketapang,Kalimantan Barat.
No

Jabatan

Nama

Telah Bekerja
Tahun Bula

Mulai Bekerja
Pada

n
1
2

Eksekutif
Manager
Assisten

M.Nazamuddin
Asrol Abdih

0
0

3
5

08 Agustus 2017
02 Mei 2017

Manager
22

3

Assisten

Espranto Tarigan

5

9

16 Januari 2012

4

Manager
Assisten

Hendri Yuniarto

2

0

17 Oktober 2015

5
6
7
8

Manager
KTU
Cadet GIS
Staff QC
Staff HRD

Sunarwoko
Irvan Fathorahman
Septa K. Keliat
Zoel Hani I.H.S.B.

0
0
0
0

3
4
3
1

02 Agustus 2017
02 Juli 2017
01 Agustus 2017
12 September
2017

1
2
3
4

Staff Kantor
Krani Produksi
Krani Checkroll
Krani Gudang
Krani Divisi

Titin Julehatin
Siti Atika
Sularno
Julaiha

4
3
1
0

3
0
6
10

01 Agustus 2013
02 Oktober 2014
01 April 2016
14 Desember
2016

1

Staff Teknik
Mekanik

Acipto

1

10

01 November
2015

1

Staff Keamanan
Kepala regu

Andri Wahyu W.

6

0

06 Oktober 2017

security
Table 5 Daftar Nama Pegawai Staff PT.BNS

Untuk fasilitas yang di berikan sama dengan karyawan harian hanya terdapat
perbedaan di adanya fasilitas kendaraan pribadi (mobil dan sepeda
motor),furniture/perabot rumah tangga.perusahaan juga menyediakan PRT (Pembantu
Rumah Tangga) untuk karyawan bagian eksekutif dan hari cuti dari perusahaan.

2.3 Prospek,Kesempatan dan Syarat Bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit
Banyak orang ragu-ragu untuk melirik sektor perkebunan kelapa sawit dan
menjadikannya pilihan untuk mencari pekerjaan dan sumber mata pencaharian,beberapa
merasa berat untuk bekerja jauh dari kampung halaman dan meninggalkan sanak saudara
serta keluarga untuk pergi mengadu nasib di tempat yang jauh dan tidak di kenal,beberapa
berspekulasi bahwa lebih banyak resiko yang mungkin timbul ketimbang keuntungan
yang di dapat dengan bekerja di perkebunan kelapa sawit seperti sulitnya askes,biaya
23

hidup mahal,kurangnya jaminan keamanan,dan keselamatan serta kondisi lingkungan
yang kurang nyaman. Sesungguhnya tidak dapat di pungkiri bahwa kondisi lahan
memiliki medan yang menantang dan lebih kearah pedalaman namun bukan berarti
keadaan di sana sungguh sulit,karena perusahaan biasanya juga di kelilingi kampung
penduduk sekitar selain itu adanya jaminan keamanan dan fasilitas kesehatan juga di
sediakan oleh perusahaan.
Bayaran/upah yang menjanjikan juga dapat di jadikan patokan untuk memilih bekerja
di perkebunan kelapa sawit,terlebih jika memiliki modal berupa gelar pendidikan maupun
pengalaman kerja,tentu akan di jadikan pertimbangan oleh perusahaan saat negosiasi
tentang gaji serta tunjangan. Menjadi pekerja buruh/BHL juga banyak menjanjikan
keuntungan seperti jika target tercapai dan mengambil jam kerja tambahan (lembur) tentu
intensif tambahan yang di berikan juga cukup besar.
Fasilitas-fasilitas yang di berikan perusahaan seperti penyediaan air bersih,listrik,dan
perumahan gratis juga fasilitas berobat tentu akan mengurangi beban pengeluaran yang
harus di tanggung bila bekerja di luar perusahaan. Sekolah gratis dan fasilitas umum lain
tentu dapat menjadi jaminan pendidikan yang layak bagi anak-anak karyawan.
Mengenai kesempatan kerja,usia produktif dari tanaman kelapa sawit dapat mencapai
25-30 tahun,setelah itu perusahaan akan melakukan replanting (pembaruan lahan).
Program replanting setiap tahun sekitar 4% dari luas tanaman agar luas TBM setiap tahun
tidak lebih 12% dari total seluruh areal,sehingga produksi TBS untuk di olah PKS tetap
stabil.18 Hal ini juga dapat di maknai bahwa program perkebunan kelapa sawit terus
berjalan secara kontinu dan berkelanjutan,setiap masa produktif tanaman habis maka
perusahaan akan memulai pembibitan kembali sehingga produksi akan terus berjalan dan
pemanfaatan lahan menjadi optimal,ini juga bertujuan agar tenaga kerja tidak harus
mengalami PHK serta kesempatan untuk menyerap tenaga kerja lebih besar lagi serta
tidak akan mengalami penutupan usaha secara tiba-tiba. Hal ini jugalah yang menjadi
salah satu keuntungan berdirinya perusahaan kelapa sawit karena dengen demikian angka
pengangguran di Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin dalam jangka waktu yang
panjang. Meski akan terdapat fase di mana terjadi depresiasi yang di akibatkan produksi
dalam jangka panjang hal itu tetap sepenuhnya tanggungan perusahaan selaku pemilik
faktor produksi. Sedangkan untuk jumlah karyawan yang di butuhkan biasanya akan terus

18 PT.Sinar Mas Group Divisi Agribisnis,Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa
Sawit,PT.Sinar Mas Group,Kalimantan Tengah,2003,hlm.3

24

sama atau bahkan mengalami peningkatan akibat pembukaan lahan baru,masa
replanting,maupun penambahan fasilitas-fasilitas di perusahaan.
Berikut adalah syarat-syarat perekrutan tenaga kerja kerja baru oleh perusahaan
melalui seleksi HRD.19 (di perusahaan lain syarat mungkin berbeda dan terdapat peraturan
tambahan atau ada peraturan yang tidak di syaratkan).
a. Harus mengikuti proses seleksi dan lulus dalam test dan pemeriksaan kesehatan
yang di selenggarakan dan pembiayaannya di tanggung oleh perusahaan.
b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun pada saat penerimaan.
c. Menyerahkan Surat Lamaran dan dokumen-dokumen yang di butuhkan / yang di
syaratkan.
d. Memenuhi ketentuan persyaratan atas jabatan yang di maksud pada saat
e.
f.
g.
h.

penerimaan.
Bersedia mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku pada saat penerimaan.
Tidak terlibat dalam kegiatan/keanggotaan dari partai/organisasi terlarang.
Tidak terkait dalam hubungan kerja dengan pihak lain.
Tidak terlibat/dalam rehabilitasi penggunaan obat-obatan terlarang

(psikotropika/narkoba).
i. Menandatangani Surat Perjanjian Kerja.
Setelah lolos syarat-syarat penerimaan yang di ajukan perusahaan maka selanjutnya calon
pekerja akan menjalani masa percobaan dengan ketentuan sebagai berikut20 (contoh yang di
ambil dari peraturan perusahaan PT.Surya Sawit Sejati,Kalimantan Tengah,dan hal ini dapat
saja berbeda dengan peraturan dari perusahaan lain).
a. Calon pekerja yang lolos seleksi di terima bekerja oleh perusahaan dengan perjanjian
kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) di haruskan menjalani masa percobaan 3 bulan.
b. Selama masa 3 bulan baik perusahaan maupun calon pekerja dapat memutuskan
hubungan kerja tanpa pesangon atau ganti rugi kecuali upah.
c. Selama hubungan kerja,perusahaan dan pekerja terikat mematuhi Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) yang berlaku.
d. Selama dalam hubungan kerja dengan perusahaan,pekerja di larang memiliki
perjanjian kerja dengan pihak-pihak lain,baik secara penuh,sebagian maupun
sementara.
Kesempatan dan peluang serta prospek yang menjanjikan dari perkebunan kelapa sawit tidak
serta merta menjadikan sektor ini di lirik oleh para pencari kerja,baik sebagai buruh
kasar/penggarap maupun tenaga ahli karena masih banyak pertimbangan dan dilema yang di
19 PT.Surya Sawit Sejati,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Dinas NAKERTRANS
Kabupaten Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah,2013,hlm 11.
20 Ibid.,hlm 11.

25

hadapi seperti kondisi di lapangan,jauhnya akses ke kota maupun daerah yang jauh dan
terkesan terpencil hingga tidak adanya jaminan mengenai bahan pangan maupun lingkungan
yang baik,dan nyaman untuk di tinggali.

26

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang luas dengan multikulturalisme dan multireligius,
pertumbuhan penduduk yang pesat dan angkatan kerja yang setiap tahun meningkat tanpa
di barengi lapangan kerja yang memadai menjadi rema tersendiri dalam kehidupan negara
ini. Pemerintah membuka kesempatan investasi seluas-luasnya pada asing maupun
pemilik modal lokal,hal ini di manfaatkan oleh pengusaha-pengusaha yang menilik
peluang bisnis dalam sektor perkebunan kelapa sawit,dengan tanah yang luas dan syarat
tanam yang menjanjikan serta sumber daya yang tersedia secara melimpah memupuk
minat dan pengembangan sektor ini menjadi sektor raksasa yang menyumbang defisa
negara dengan bagian yang cukup besar. Selain dari sisi keuntungan defisa negara
perkebunan kelapa sawit yang luas juga membutuhkan banyak pekerja baik pekerja kasar
sebagai penggarap maupun tenaga ahli mampu memangkas angka pengangguran di
Indonesia secara signifikan.
Ketersediaan lapangan kerja yang luas dan syarat yang di ajukan tidak membelit
seharusnya cukup menjadi bahan pertimbangan angkatan kerja di Indonesia. Terlebih
dengan gaji dan fasilitas yang di jamin juga beragamnya jenis tenaga yang di cari tentu
menambah nilai plus dalam sektor pekerjaan dalam bidang ini meski notabene kondisi
geografisnya berada jauh di pedalaman dan masih sepi penduduk,tentu seharusnya bukan
menjadi faktor penghambat terlebih bila menilik aspek keuntungan yang menjamin
perba