study kapasitas dan volume jalan margond

Studi Kapasitas Jalan dan Volume Kendaraan Terhadap
Kelancaran Lalu Lintas Jalan Margonda Raya Depok
Wowo Afif Fathurohman 17312765
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma Depok
email : afief_fathurohman@rocketmail.com

ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk di kota Depok yang semakin meningkat

setiap

tahunnya, memicu terjadinya pertambahan jumlah kendaraan bermotor. Sebagai salah
satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan jumlah
penduduk sekitar 1,7 juta jiwa, maka kepemilikan kendaraan pribadi juga cukup
tinggi. Hal ini berakibat pada meningkatnya volume kendaraan di kota depok.
Meningkatnya volume kendaraan menyebabkan kapasitas jalan yang tersedia tidak
cukup, akibatnya terjadilah kemacetan.
Kemacetan lalu lintas terjadi akibat volume lalu lintas hampir mendekati kapasitas
jalan. Kemacetan yang paling sering terjadi adalah di ruas jalan Margonda Raya.
Selain karena jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan ke kota Jakarta,
jalan Margonda Raya juga merupakan pintu gerbang kota depok sehingga kegiatan

lalu lintas pun tidak pernah sepi.
Jalan Margonda Raya sebagai jalan kolektor Primer belum memenuhi syarat-syarat
seperti kecepatan rencana minimum, selain itu jalan Margonda Raya memiliki derajat
kejenuhan mencapai 0,82 yang artinya cukup jenuh. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor terutama hambatan samping yang mengurangi kapasitas jalan dan menggagu
kelancaran lalu lintas, sehingga harus ada penanganan yang serius dari pemerintah.
Kata kunci : Kapasitas jalan, Volume kendaraan, Lalu lintas, Kemacetan.

1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin [1]. Kegiatan transportasi disebabkan oleh banyak hal seperti
kegiatan perekonomian, aktivitas belajar, bekerja, dan sebagainya.

Kegiatan Transportasi juga sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk di suatu
kota besar seperti kota Depok. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah
penduduk kota depok adalah sekitar 1.751.696 jiwa, dengan luas wilayah 200.29 km 2.
Itu artinya kepadatan penduduk di kota depok adalah sekitar 8.746 orang/km2 [2].
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi ini berpengaruh pula pada kegiatan
lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan kendaraan inilah
yang menimbulkan berbagai permasalahan lalu lintas di kota Depok. Kegiatan lalu
lintas di kota depok menjadi padat sehingga menyebabkan sejumlah jalan utama di
kota depok

sering mengalami kemacetan. Salah satu jalan utama yang sering

mengalami kemacetan adalah jalan Margonda Raya.
Jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan ke kota Jakarta serta
pintu gerbang menuju Kota Depok. Jalan Margonda Raya memiliki fungsi jalan
kolektor primer dengan panjang jalan 4.895 km. Jalan ini juga dilalui oleh jalur
regional Jalan Raya Bogor- Jalan Jagorawi dan sistem tranportasi kereta api JakartaDepok-Bogor.
Faktor kemudahan transportasi di jalan Margonda Raya menjadikan jalan
Margonda Raya mempunyai posisi yang cukup strategis dan berakses tinggi. Adapun
tata guna lahan yang ada di sekitar lokasi Jalan Margonda Raya bervariasi mulai dari

perdagangan, pendidikan, jasa, perkantoran sampai dengan pedagang kaki lima
sehingga menjadikan daerah Jalan Margonda Raya menjadi pusat orientasi
pergerakan masyarakat baik dalam kota Depok sendiri maupun dari luar kota Depok.

Karena yang menjadi pusat orientasi dan berdekatan dengan lokasi terminal antar
kota yang cukup besar dan menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti
pada Jalan Margonda Raya. Ditambah lagi Jalan Margonda Raya lokasinya
berdekatan dengan pusat Perbelanjaaan dan sarana pendidikan.
1.2

Tujuan Penelitian
Mengetahui nilai kapasitas (C) dari ruas jalan Margonda Raya Depok , dan

membandingkannya dengan volume kendaraannya serta mengetahui derajat
kejenuhan jalan Margonda Raya.
Menganalisa pengaruh volume kendaraan dan kapasitas jalan terhadap
kegiatan lalu lintas jalan Margonda Raya kota Depok.
1.3

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai studi kapasitas jalan, dan dapat

dilanjutkan untuk penelitian yang lebih luas dalam rekayasa lalu lintas, disamping itu
juga memberikan masukan kepada aparat yang berwenang sebagai bahan acuan untuk
mengambil keputusan tentang kondisi jalan Margonda Raya.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Volume Kendaraan
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang

tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas
rata-rata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu
tertentu, bisa harian yang dikatakan sebagai Volume lalu lintas harian rata-rata/LHR
atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Average daily traffic volume (ADT) atau
Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai

Annual average daily traffic volume (AADT) [3].

Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas adalah
banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu [4].
2.2

Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau

volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah
kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau
dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan
digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang per jam atau
(smp)/jam [5].
Kapasitas jalan juga didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik
di di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan
dua lajur dua arah kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah ),
tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, harus dipersiapkan per arah dan kapasitas

ditentukan per jalur. Karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas
segmen jalan (sebagai mana terlihat dari kapasitas simpang sepanjang jalan),
kapasitas juga telah diperkiraan dari analisa kondisi iringan lalu lintas, dan secara
teoritis dengan mengasumsikan hubungan matematika antara kerapatan, kecepatan,
dan arus. Kapasitas jalan dinyatakan satuan mobil penumpang (smp ) [6].
2.3

Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,

digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
masalah kapasitas atau tidak.

DS = Q / C
Keterangan :
DS : Derajat kejenuhan
Q : Kapasitas arus lalu lintas
C : Kapasitas Jalan
Derajat kejenuhan dihitung dengan perbandingan arus dan kapasitas

dinyatakan dalam smp / jam [6].
3.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sample pengukuran data

sekunder yang telah ada yaitu data jalan Margonda Raya Depok. Perhitungan
kapasitas jalan dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

4.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1

Data-Data
Jalan Margonda Raya memiliki data-data umum yaitu jenis jalan Margonda

Raya adalah jalan kolektor primer, panjang ruas jalan adalah 4,895 km, jalan terdiri
dari 4 (empat) lajur dan 2 (dua) jalur dengan lebar tiap lajur adalah 3,5 m, jalan ini

tidak memiliki bahu jalan tetapi dilengkapi dengan trotoar dengan lebar rata-rata 1 m
dan dilengkapi juga dengan kereb, dan jalan Margonda Raya mempunyai median 50
cm dan kecepatan minimum kendaraan 19,6 km/jam [4].
4.2

Perhitungan Kapasitas Jalan

Perhitungan kapasitas jalan tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus :
C

=

C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS [4, 6, 7, 8, 9]

=

Kapasitas dasar (smp/jam)

Diketahui:
C0


Tipe jalan 4 Lajur 2 jalur terbagi sehingga kapasitas dasarnya = 1650
smp/jam per lajur.
FCW

=

Faktor penyesuaian lebar jalan
Tipe jalan 4 lajur 2 jalur terbagi memiliki lebar jalan 3,5 m perlajur
sehingga FCW =1,00

FCSP =

Faktor penyesuaian pemisahan arah
Diambil data volume kendaraan maksimum pada salah satu lokasi
survey yaitu didepan kampus D Universitas Gunadarma, dengan nilai
FCSP = 1,00 [4].

Q arah Jalan Margonda Raya arah Jakarta-Depok


= 2382,30 smp/jam

Q arah Jalan Margonda Raya arah Depok-Jakarta

= 2452,40 smp/jam

Q total =

2382,30 + 2452,40

= 4834,70 smp/jam .

FCSF

Faktor penyesuaian hambatan samping

=

Jalan Margonda Raya menggunakan kereb penghalang, memiliki
aktifitas pinggir jalan yang tinggi dan merupakan daerah komersil

dengan tipe jalan 4 lajur 2 jalur sehingga FCSF nya= 0,89
FCCS

=

Kota depok memiliki jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa – 3 juta jiwa
sehingga FCCS nya = 1,00 .

Berdasarkan data-data yang telah ada dapat dihitung besarnya kapasitas dari
jalan Margonda Raya adalah sebagai berikut:
C

= C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
= 1650 x 1,00 x 1,00 x 0,89 x 1,00
= 1468,5 smp/jam

Jadi diketahui bahwa kapasitas kendaraan pada ruas Jalan Margonda Raya
adalah sebesar 1468,5 smp/jam per lajur. Jalan Margonda Raya memiliki tipe jalan 4
lajur 2 jalur sehingga 1 jalur memiliki 2 lajur. Dengan demikian kapasitas total
perjalur adalah:

Ctotal = 2 x 1468,5 smp/jam
= 2937 smp/jam
4.3

Data Volume Jalan Margonda Raya

Berikut adalah data-data karakteristik Jalan Margonda Raya :
Jalan

: Jalan Margonda Raya

Kelas Jalan

: Kolektor Primer

Waktu tempuh

: 5,15 menit

Volume kendaraan

: 567 smp/30mnt

Jumlah lajur

:2

Lebar jalan

: 15 meter

Perbandingan kendaraan Pribadi dengan kendaraan umum 188 : 54 [7].
Data diatas menunjukan bahwa volume kendaraan Jalan Margonda Raya
adalah sekitar 567 smp/30 menit, maka volume kendaraan selama satu jam adalah
1152 smp/jam.
Derajat kejenuhan Jalan Margonda Raya arah Jakarta-Depok, dihitung
berdasarkan rumus :
DS = Q Jakarta-Depok / C
= 2382,3 / 2937
= 0,81
Sedangkan derajat kejenuhan Jalan Margonda Raya arah
dihitung berdasarkan rumus :
DS = Q Depok-Jakarta / C
= 2452,4 / 2937
= 0,84

Depok-Jakarta,

Derajat kejenuhan rata-rata Jalan Margonda Raya :

DS=
4.4

0, 81+0, 84
=0, 825
2
Analisis
Jalan Margonda Raya sebagai jalan kolektor primer memiliki syarat

diantaranya kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam, dan lebar badan jalan kolektor
primer tidak kurang dari 7 m [10].
Pada kenyataanya kecepatan minimum di Jalan Margonda Raya hanya mencapai 19,6
km/jam,ini sangat di pengaruhi oleh aktivitas masyarakat seperti aktivitas pekerjaan, aktivitas
pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini terlihat dari jumlah kendaraan pribadi yang
sangat tinggi. Perbandingan kendaraan pribadi dengan kendaraan umum yaitu sekitar 188 :
54. Hal ini juga menunjukan bahwa hampir seluruh dari 1,75 juta penduduk kota depok
memiliki kendaraan pribadi.
Lebar jalan Margonda Raya juga hanya memenuhi lebar minimum yaitu 7m.
Ditambah dengan hilangnya trotoar sebagai sarana pejalan kaki karena banyaknya kegiatan
ekonomi di sepanjang jalan Margonda Raya.
Banyaknya kegiatan ekonomi yang terjadi di sepanjang jalan Margonda Raya juga
menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan, dan mengganggu kelancaran lalu lintas sehingga
sering menyebabkan terjadinya kemacetan. Padahal seharusnya volume kendaraan sebesar

1152 smp/jam, masih bisa ditampung kapasitas jalan Margonda Raya yang memiliki
kapasitas jalan 2937 smp/jam. Untuk itu perlu adanya pembenahan dan pengkajian

ulang terhadap kelayakan jalan Margonda Raya.

5.

KESIMPULAN
Jalan Margonda Raya memiliki kapasitas jalan sebesar 2937 smp/jam, dengan

volume kendaraan minimum sebesar 1152 smp/jam, memiliki derajat kejenuhan

sebesar 0,82 yang berarti bahwa jalan Margonda Raya termasuk jalan yang memiliki
tingkat kejenuhan tinggi.
Sebagai jalan kolektor primer jalan Margonda Raya tidak memenuhi syarat
minimum kecepatan rencana yaitu 40 km/jam, kecepatan minimum yang terjadi di
jalan Margonda Raya hanya mencapai 19,6 km/jam.
Jumlah penduduk yang tinggi juga menyebabkan kegiatan ekonomi dan
kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi sehingga menjadi penyebab utama
kemacetan jalan Margonda Raya.
Solusi pemerintah yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kemacetan di
jalan Margonda Raya adalah mengurangi jumlah kendaraan pribadi dengan cara
membatasi kepemilikan kendaraan pribadi, pelebaran jalan juga dapat di lakukan
tetapi akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, mengingat banyaknya
kegiatan ekonomi di sepanjang jalan Margonda Raya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi. 2014. Transportasi. Diakses tanggal 3
mei 2014.
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Depok. 2014. Depok. Diakses tanggal 3 mei 2014.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/volume_lalu_lintas. 2014. Volume Lalu Lintas.
Diakses tanggal 3 mei 2014.
[4] Susilowati, Endang. 2010. Analisa Kinerja Jalan Margonda Raya Kota Depok.
Depok : FTSP Universitas gunadarma.
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitas_jalan. 2014. Kapasitas Jalan. Diakses
tanggal 3 mei 2014.
[6] Rizani, Ahmad. 2013. Evaluasi Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping.
Banjarmasin : Polhasains.

[7] Marestian, Doly. et al. 2006. Waktu Tempuh Pada Jalan Utama Menuju Jakarta di
Kota Depok. Depok : Universitas Indonesia.
[8] Wibisana, Hendrata. 2009. Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model
Linier di Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya. Surabaya : FTSP UPN
Veteran Jatim.
[9] Wing Kusbimanto, Ignatius. et al. 2013. Analisis Keberlanjutan Pengembangan
Prasarana Transportasi Perkotaan Di Metropolitan Mamminasata Provinsi
Sulawesi Selatan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
[10] Direktorat Jendral Bina Marga. 1990. Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi
Jalan Di Wilayah Perkotaan NO. 010/T/BNKT/1990.