Makalah Pancasila Implementasi HAM. docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan
hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau
dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Secara
teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat
baik, dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang
menimbulkan dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti
membunuh, merampas harta milik orang lain, menjarah dan lain-lain.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara
aparat
pemerintah
dengan
masyarakat
dan
antarwarga
masyarakat.
Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan
masyarakat. Dalam hal ini peran seorang pemimpin negara
sangatlah
penting untuk menghapus masalah HAM di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ?
Penjelasan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
Bagaimana implementasi HAM di Indonesia ?
Bagaimana cara mengatasi kasus pelanggaran HAM di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia, tanpa
hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut
John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak
Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan
lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan
sipil
dan
politik
untuk
dapat
ikut
serta
dalam
pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan
umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas,
dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak
asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan
bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM.
HAM di Indonesia itu sendiri berakar dari nilai filosofis sila-sila
Pancasila
khususnya sila Kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila
Kedua
Pancasila tersebut mengandung nilai-nilai luhur berkaitan dengan
HAM dan
menjadi dasar bangkitnya akan kesadaran masyarakat mengenai
persamaan hak
antara sesama warga negara terutama setelah peristiwa Tragedi
Trisakti pada 21
Mei 1998.
2.2 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tatanan Global
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa
konsep utama mengenai HAM ,yaitu:
a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi
menghendaki.
c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:
1.Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2.Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama
terhadap kepala keluarga
3.Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB;
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin
oleh Elenor Roosevelt dan secara resmi disebut “ Universal Decralation
of Human Rights”.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap
orang mempunyai:
Ø Hak untuk hidup
Ø Kemerdekaan dan keamanan badan
Ø Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Ø Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Ø Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Ø Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Ø Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Ø Hak untuk bebas memeluk agama
Ø Hak untuk mendapat pekerjaan
Ø Hak untuk berdagang
Ø Hak untuk mendapatkan pendidikan
Ø Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Ø Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan.
2.3 Pengertian Implementasi Hak Asasi Manusia
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),
mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky
(dalam
Nurdin
dan
Usman,
2004:70)
mengemukakan
bahwa
”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.
Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga
dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa
”implementasi adalah sistem rekayasa.”
Pengertian-pengertian
di
atas
memperlihatkan
bahwa
kata
implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Jadi, implementasi HAM adalah bagaimana HAM
dilaksanakan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu agar tujuan
dari HAM dapat tercapai dengan baik.
Implementasi merupakan bentuk tindak lanjut atau penerapan, jadi
tujuan dari Implementasi Hak Asasi Manusia adalah :
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya
pribadi
manusia
Indonesia
seutuhnya
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
2.4 Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Studi Kasus “Kasus Penyerangan Lapas Cebongan”
dan
VIVAnews Lembaga
Kasus penyerbuan sekelompok orang tak dikenal ke
Pemasyarakatan
Cebongan,
Sleman,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta (DIY), 23 Maret lalu dinilai memiliki benang merah dengan
kasus pengeroyokan di Hugo's Cafe, empat hari sebelumnya. Dalam
pengeroyokan di cafe itu, seorang anggota Komando Pasukan Khusus
(Kopassus), Serka Heru Sentosa tewas ditusuk.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Dianto
Bachriadi menilai, kasus Hugo's Cafe harus diusut lebih dulu untuk
mengungkap penyerangan Lapas Cebongan. Ada benang merah yang
harus ditarik ke kasus Hugo's Cafe.
"Ada kepentingan apa di sana (kasus Hugo's Cafe). Siapa saja
yang mempunyai interest di sana?" kata Dianto, Senin 1 April 2013.
Anggota
Komisi
Kepolisian
Nasional
(Kompolnas)
Hamidah
Abdurrahman. "Siapa yang ada di Hugo's Cafe, dari kalangan TNI kah
atau kepolisian? Nah, orang-orang inilah yang harus diperiksa oleh
kepolisian."
Tapi, dia menyayangkan kafe tersebut sudah tutup sehingga
sulit meminta keterangan pemilik dan pegawai untuk memastikan siapa
saja yang ada di situ. Seperti diberitakan sebelumnya, empat tahanan
yang tewas dalam penyerbuan kelompok bersenjata, Sabtu dinihari 23
Maret lalu itu merupakan tersangka kasus pengeroyokan Heru
Sentosa. Keempatnya dikenal sebagai preman.
Di luar wewenang polisi?
Kompolnas
mengakui
lambatnya
pengungkapan
kasus
penyerangan ke Lapas Cebongan karena terbentur kewenangan yang
dimiliki oleh kepolisian. Pengungkapan kasus Hugo Cafe hanya
membutuhkan waktu 2x24 jam, namun kasus penyerbuan lapas
Cebongan,
hingga
kini
masih
bergulir.
"Kami bongkar semua, kami baca semua dokumen-dokumen ya
ternyata itu memang berada di luar kewenangan mereka (polisi)," kata
anggota
Kompolnas,
Hamidah.
Namun,
dia
tidak
menjelaskan,
benturan kewenangan polisi itu. Apakah terbatasnya kewenangan itu
karena terkait pelakunya dari sebuah kesatuan, Hamidah enggan
mengatakannya secara jelas.
"Kesatuan lain kan bisa TNI atau bisa mana-mana tetapi persoalannya
adalah siapa yang memiliki motif terhadap terbunuhnya 4 orang ini, itu
kata kunci nya," katanya.(umi)
Telaah Kasus :
Berdasarkan kasus tersebut kami mengambil beberapa poin
penting yang disampaikan oleh pihak komnas, yaitu telah terjadi
pelanggaran HAM berat terhadap sipir dan keempat korban yang tewa,
perusakan CCTV dan satu lagi yang menjadi benang merah dari kasus
ini yakni adanya aksi balas dendam dari rekan Kopassus Serka Heru
Santosa yang tewas dikeroyok.
Menurut kami , tindakan dari tersangka yang menurut informasi
adalah
rekan
Serka
Heru
Santosa
tidaklah
mencerminkan
penghormatan terhadap sila Kedua yang menjadi dasar Implementasi
HAM. Dimana mereka dalam kasus ini , membunuh para terdakwa
yang
sebetulnya
sedang
menjalani
masa
penahanan
dengan
membabibuta di tengah malam. Sungguh ironis. Dari kasus ini, kami
pun melihat bahwa tidak hanya di masyarakat awam tapi di institusi
seperti TNI atau POLRI saja pentingnya menjunjung tinggi HAM masih
sangat rendah bahkan cenderung nihil. Perlu adanya tindakan dari
Pemerintah khususnya KOMNAS HAM dalam menyikapi kasus – kasus
yang berkaitan denagn pelanggaran HAM. Menurut kami ada beberapa
cara yang dapat digunakan sebagai solusi untuk menekan terjadinya
pelanggaran HAM , diantaranya :
1. Pemerintah mengadakan sosialisasi-sosialisasi melalui KOMNAS
HAM terhadap masyarakat mengenai Penegakan HAM.
2. Adanya sanksi yang tegas dari aparat penegak hukum terhadap para
pelaku pelanggaran HAM, tanpa melihat status sosialnya.
3. Memupuk rasa saling menghormati antarsesama manusia sejak dini,
melalu program pendidikan yang berbasis kewarganegaraan.
2.5 Upaya Penegakan HAM di Indonesia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari untuk menghargai dan menegakkan HAM antara
lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut :
1. Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
2.
Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung
jawab.
3. Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga
memiliki kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh
tanggung jawab.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5.
Menghormati hak-hak orang lain
Selain
upaya
di
atas
Pendidikan
HAM
juga
dapat
diimplementasikan sebagai proses penyadaran dan pemberdayaan
(conscientization and empowering) masyarakat akan hak dan tanggung
jawab sosial yang dipikulnya. Membentuk masyarakat berperadaban
(civilized society) adalah tujuan sosialnya, sementara tujuan akhirnya
adalah kearifan serta kebahagiaan seluruh umat manusia. Dengan
demikian
pendidikan
HAM
harus
diupayakan
sebagai
wahana
pembentuk dan pengembangan pribadi dalam upaya pembentukan
masyarakat yang beradab (civil society) yang penuh kearifan dan
kebahagiaan, lahir maupun batin.
Hakekat dari tujuan akhir (high purpose) pendidikan HAM
adalah menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat di alam
semesta. Dengan kata lain, tujuan pendidikan HAM adalah membentuk
masyarakat yang sarat moralitas. Pendidikan HAM adalah bagaimana
moral dan sistem moral dibangun sebagai fondasi pemerintahan yang
baik (good governance) di atas law enforcement yang kuat.
Untuk mewujudkannya, langkah nyata yang diperlukan adalah
menggalakkan pemahaman tentang HAM, diantaranya dapat dilakukan
melalui sosialisasi nilai-nilai HAM mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Upaya ini dapat pula dilakukan melalui kampanye,
diseminasi atau publikasi media massa.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar haknya
dapat terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan
pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan yang
berlaku, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan
HAM dan menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan
HAM
sebagaimana
terdapat
dalam
Undang-Undang
pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus
bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM
kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan orang lain
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/ ( 12 Desember 2013)
http://search.viva.co.id/search?q=Kasus+Lapas+Cebongan&m=art (12
Desember 2013)
http://www.youtube.com/watch?v=VCYGS-O_4bk (12 Desember 2013)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan
hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau
dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Secara
teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat
baik, dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang
menimbulkan dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti
membunuh, merampas harta milik orang lain, menjarah dan lain-lain.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara
aparat
pemerintah
dengan
masyarakat
dan
antarwarga
masyarakat.
Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan
masyarakat. Dalam hal ini peran seorang pemimpin negara
sangatlah
penting untuk menghapus masalah HAM di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ?
Penjelasan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
Bagaimana implementasi HAM di Indonesia ?
Bagaimana cara mengatasi kasus pelanggaran HAM di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia, tanpa
hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut
John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak
Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan
lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan
sipil
dan
politik
untuk
dapat
ikut
serta
dalam
pemerintahan; serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan
umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil
maupun Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas,
dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak
asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan
bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM.
HAM di Indonesia itu sendiri berakar dari nilai filosofis sila-sila
Pancasila
khususnya sila Kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila
Kedua
Pancasila tersebut mengandung nilai-nilai luhur berkaitan dengan
HAM dan
menjadi dasar bangkitnya akan kesadaran masyarakat mengenai
persamaan hak
antara sesama warga negara terutama setelah peristiwa Tragedi
Trisakti pada 21
Mei 1998.
2.2 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tatanan Global
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa
konsep utama mengenai HAM ,yaitu:
a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
b. HAM menurut konsep sosialis;
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi
menghendaki.
c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:
1.Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2.Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama
terhadap kepala keluarga
3.Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat.
d. HAM menurut konsep PBB;
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin
oleh Elenor Roosevelt dan secara resmi disebut “ Universal Decralation
of Human Rights”.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap
orang mempunyai:
Ø Hak untuk hidup
Ø Kemerdekaan dan keamanan badan
Ø Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Ø Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Ø Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Ø Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Ø Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Ø Hak untuk bebas memeluk agama
Ø Hak untuk mendapat pekerjaan
Ø Hak untuk berdagang
Ø Hak untuk mendapatkan pendidikan
Ø Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Ø Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan.
2.3 Pengertian Implementasi Hak Asasi Manusia
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),
mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky
(dalam
Nurdin
dan
Usman,
2004:70)
mengemukakan
bahwa
”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.
Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga
dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun
Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa
”implementasi adalah sistem rekayasa.”
Pengertian-pengertian
di
atas
memperlihatkan
bahwa
kata
implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Jadi, implementasi HAM adalah bagaimana HAM
dilaksanakan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu agar tujuan
dari HAM dapat tercapai dengan baik.
Implementasi merupakan bentuk tindak lanjut atau penerapan, jadi
tujuan dari Implementasi Hak Asasi Manusia adalah :
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya
pribadi
manusia
Indonesia
seutuhnya
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
2.4 Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Studi Kasus “Kasus Penyerangan Lapas Cebongan”
dan
VIVAnews Lembaga
Kasus penyerbuan sekelompok orang tak dikenal ke
Pemasyarakatan
Cebongan,
Sleman,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta (DIY), 23 Maret lalu dinilai memiliki benang merah dengan
kasus pengeroyokan di Hugo's Cafe, empat hari sebelumnya. Dalam
pengeroyokan di cafe itu, seorang anggota Komando Pasukan Khusus
(Kopassus), Serka Heru Sentosa tewas ditusuk.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Dianto
Bachriadi menilai, kasus Hugo's Cafe harus diusut lebih dulu untuk
mengungkap penyerangan Lapas Cebongan. Ada benang merah yang
harus ditarik ke kasus Hugo's Cafe.
"Ada kepentingan apa di sana (kasus Hugo's Cafe). Siapa saja
yang mempunyai interest di sana?" kata Dianto, Senin 1 April 2013.
Anggota
Komisi
Kepolisian
Nasional
(Kompolnas)
Hamidah
Abdurrahman. "Siapa yang ada di Hugo's Cafe, dari kalangan TNI kah
atau kepolisian? Nah, orang-orang inilah yang harus diperiksa oleh
kepolisian."
Tapi, dia menyayangkan kafe tersebut sudah tutup sehingga
sulit meminta keterangan pemilik dan pegawai untuk memastikan siapa
saja yang ada di situ. Seperti diberitakan sebelumnya, empat tahanan
yang tewas dalam penyerbuan kelompok bersenjata, Sabtu dinihari 23
Maret lalu itu merupakan tersangka kasus pengeroyokan Heru
Sentosa. Keempatnya dikenal sebagai preman.
Di luar wewenang polisi?
Kompolnas
mengakui
lambatnya
pengungkapan
kasus
penyerangan ke Lapas Cebongan karena terbentur kewenangan yang
dimiliki oleh kepolisian. Pengungkapan kasus Hugo Cafe hanya
membutuhkan waktu 2x24 jam, namun kasus penyerbuan lapas
Cebongan,
hingga
kini
masih
bergulir.
"Kami bongkar semua, kami baca semua dokumen-dokumen ya
ternyata itu memang berada di luar kewenangan mereka (polisi)," kata
anggota
Kompolnas,
Hamidah.
Namun,
dia
tidak
menjelaskan,
benturan kewenangan polisi itu. Apakah terbatasnya kewenangan itu
karena terkait pelakunya dari sebuah kesatuan, Hamidah enggan
mengatakannya secara jelas.
"Kesatuan lain kan bisa TNI atau bisa mana-mana tetapi persoalannya
adalah siapa yang memiliki motif terhadap terbunuhnya 4 orang ini, itu
kata kunci nya," katanya.(umi)
Telaah Kasus :
Berdasarkan kasus tersebut kami mengambil beberapa poin
penting yang disampaikan oleh pihak komnas, yaitu telah terjadi
pelanggaran HAM berat terhadap sipir dan keempat korban yang tewa,
perusakan CCTV dan satu lagi yang menjadi benang merah dari kasus
ini yakni adanya aksi balas dendam dari rekan Kopassus Serka Heru
Santosa yang tewas dikeroyok.
Menurut kami , tindakan dari tersangka yang menurut informasi
adalah
rekan
Serka
Heru
Santosa
tidaklah
mencerminkan
penghormatan terhadap sila Kedua yang menjadi dasar Implementasi
HAM. Dimana mereka dalam kasus ini , membunuh para terdakwa
yang
sebetulnya
sedang
menjalani
masa
penahanan
dengan
membabibuta di tengah malam. Sungguh ironis. Dari kasus ini, kami
pun melihat bahwa tidak hanya di masyarakat awam tapi di institusi
seperti TNI atau POLRI saja pentingnya menjunjung tinggi HAM masih
sangat rendah bahkan cenderung nihil. Perlu adanya tindakan dari
Pemerintah khususnya KOMNAS HAM dalam menyikapi kasus – kasus
yang berkaitan denagn pelanggaran HAM. Menurut kami ada beberapa
cara yang dapat digunakan sebagai solusi untuk menekan terjadinya
pelanggaran HAM , diantaranya :
1. Pemerintah mengadakan sosialisasi-sosialisasi melalui KOMNAS
HAM terhadap masyarakat mengenai Penegakan HAM.
2. Adanya sanksi yang tegas dari aparat penegak hukum terhadap para
pelaku pelanggaran HAM, tanpa melihat status sosialnya.
3. Memupuk rasa saling menghormati antarsesama manusia sejak dini,
melalu program pendidikan yang berbasis kewarganegaraan.
2.5 Upaya Penegakan HAM di Indonesia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari untuk menghargai dan menegakkan HAM antara
lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut :
1. Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
2.
Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung
jawab.
3. Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga
memiliki kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh
tanggung jawab.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5.
Menghormati hak-hak orang lain
Selain
upaya
di
atas
Pendidikan
HAM
juga
dapat
diimplementasikan sebagai proses penyadaran dan pemberdayaan
(conscientization and empowering) masyarakat akan hak dan tanggung
jawab sosial yang dipikulnya. Membentuk masyarakat berperadaban
(civilized society) adalah tujuan sosialnya, sementara tujuan akhirnya
adalah kearifan serta kebahagiaan seluruh umat manusia. Dengan
demikian
pendidikan
HAM
harus
diupayakan
sebagai
wahana
pembentuk dan pengembangan pribadi dalam upaya pembentukan
masyarakat yang beradab (civil society) yang penuh kearifan dan
kebahagiaan, lahir maupun batin.
Hakekat dari tujuan akhir (high purpose) pendidikan HAM
adalah menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat di alam
semesta. Dengan kata lain, tujuan pendidikan HAM adalah membentuk
masyarakat yang sarat moralitas. Pendidikan HAM adalah bagaimana
moral dan sistem moral dibangun sebagai fondasi pemerintahan yang
baik (good governance) di atas law enforcement yang kuat.
Untuk mewujudkannya, langkah nyata yang diperlukan adalah
menggalakkan pemahaman tentang HAM, diantaranya dapat dilakukan
melalui sosialisasi nilai-nilai HAM mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Upaya ini dapat pula dilakukan melalui kampanye,
diseminasi atau publikasi media massa.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar haknya
dapat terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan
pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan yang
berlaku, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan
HAM dan menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan
HAM
sebagaimana
terdapat
dalam
Undang-Undang
pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus
bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM
kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan orang lain
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/ ( 12 Desember 2013)
http://search.viva.co.id/search?q=Kasus+Lapas+Cebongan&m=art (12
Desember 2013)
http://www.youtube.com/watch?v=VCYGS-O_4bk (12 Desember 2013)