Implementasi aturan jinayah narkoba menurut akta 234 akta penagih dadah, akta dadah berbahaya 1952 di Malaysia

(1)

IMPLEMENTASI ATURAN JINAYAH NARKOBA MENURUT AKTA 234

AKTA PENAGIH DADAH, AKTA DADAH BERBAHAYA 1952 DI

MALAYSIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

SHAIDAH BINTI OTHMAN NIM : 109045200017

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2011 M


(2)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 12 JULI 2011 M MUHARRAM 1432 H


(3)

(4)

(5)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………i

DAFTAR ISI ………...iv

BAB I PENDAHULUAN……….…1

A. Latar Belakang Masalah……….….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………..…5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………....5

D. Review Studi Terdahulu………...………6

E. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan………...8

F. Sistematika Penulisan………10

BAB II PANDANGAN ISLAM TERHADAP NARKOBA……….………….12

A. Pengertian Narkoba Dan Sanksinya……….……….…12

B. Kategori Tindak Pidana Dalam Islam………14

C. Dalil Yang Di Qiaskan Dengan Pengharaman………. 17

D. Tindak Pidana Yang Berkaitan Dengan Narkoba………...……...23

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG HIERARKI MAHKAMAH SIVIL DI MALAYSI………..………29


(6)

A. Keadaan Geografi……….……..29

B. Situasi Politik………..32

C. Keadaan Ekonomi………...…………33

D. Hirarki Mahkamah Sivil ………...……….34

E. Wewenang Mahkamah Sivil ………..37

BAB IV IMPLEMENTASI ATURAN JINAYAH NARKOBA ….…………...43

A. Tujuan Dan Matlamat Akta……….…..….43

B. Sanksi Pidana Jinayah Narkoba …………...……….…….44

C. Pelaksanaan Akta 234 Akta Penagih Dadah di Mahkamah Sivil malaysia...47

D. Efek Jera Daripada Implementasi Hukuman……….…….……50

BAB V PENUTUP………..57

A. Kesimpulan………...………..57

B. Saran ……….……….59


(7)

i `

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Selawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.

Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI ATURAN JINAYAH

NARKOBA MENURUT AKTA 234 AKTA DADAH BERBAHAYA 1952 DI MALAYSIA” penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan

untuk mencapai Gelar Sarjana Syariah (SSY), jurusan Siyasah Syari’yyah, Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara khusus yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan kewenangan yang


(8)

ii

dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulisan untuk menyusun skripsi ini.

3. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag. dan Bapak Afwan Faizin, MA selaku PJS ketua, dan seketaris jirusan Jinayah Siyasah yang banyak memberi motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Abduh Malik selaku dosen pembimbing penulis yang penuh kesabaran dalam memberi masukan dan saran, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah diajarkan mendapat balasan dari Allah SWT. 5. Kepada seluruh Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum, seluruh staf dan

karyawan Fakultas Syariah dan Hukum, Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, akademik Pusat, dan Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Teristimewa buat tatapan ayahanda dan Ibunda Othman bin Abdullah dan Wan Embok binti Wan Abdullah yang telah mendidik dan tidak putus-putus memberi semangat kepada penulis,dan tidak lupa juga kepada nenda, kekandaku, kakak ipar dan ponakanku tersayang , Adik-adik yang disayangi Apih, Dayah, Iwan, Wati, Na, Danial dan Alim serta seluruh keluarga tercinta. Terima kasih atas segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan pengorbanan yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga anakanda dapat menyelesaikan pengkajian. Jasa kalian tetap dalam ingatan tidak ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan melainkan hanya sebuah kejayaan.


(9)

iii

iii

7. Warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Dato Tuan Guru Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun,

Ust. Kamaruzaman, Ust. Sya’ri Zulkarnain, Ust. Asmadi, Ust. Khalil, dan

seluruh Ustad dan Ustadzah juga pelajar Kudqi yang tidak dapat penulis sebutkan disini.

8. Teman-teman sahabat seperjuangan, saudari Suhaida, Eman, Najihah, Sa, Aminah. Mayah, Jane, Zue, Ijah, N, Sabri, Madan dan Juga tidak dilupakan teman-teman lain dari Malaysia angkatan 2009/2010 dan angkatan 2010/2011 yang tidak tersebut namanya.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya kepada semua pihak pada umumnya. Penulis menyampaikan harapan yang begitu besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu amalan yang baik di sisi-Nya.

Jakarta: 26 MEI 2011 M 01 Jamadil Akhir 1432 H


(10)

1

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah narkoba ( narkotika dan obat-obatan berbahaya) mungkin sudah setua umur manusia. Dalam bentuknya yang masih agak sederhana, narkoba telah lama dikonsumsi manusia. Semakin lama, para pemakai narkoba makin meluas di berbagi belahan dunia. Jenis-jenis narkoba makin banyak dan canggih. Di abad mutakhir ini, tampaknya tidak ada Negara yang sama sekali terlepas dari masalah narkoba.1

Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai Negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar dalam spectrum mutakhir, narkoba telah menjadi masalah bagi umat manusia di berbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-obrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan manusia.2

Narkoba dan obat terlarang sejenisnya, kian hari makin banyak penikmatnya meski mereka tahu risikonya dan harus mengeluarkan biaya yang tidak murah untuk memperolehnya.bahkan bila tidak ada uang di tangan,pelaku akan melakukan tindak kriminalitas. Pemakaian ubat-ubat terlarang ini bisa merusak syaraf secara permanen

1

M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba dan Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi dan Melawan, h. 15.

2

Ibid., h. 7.


(11)

2

hingga seperti orang gila, bahkan timbul halusinasi sehingga timbul dorongan rasa ingin bunuh diri. Para pencandu pun biasanya sulit dinasihati.3

Bahaya mengonsumsi minuman keras dan atau mengonsumsi obat-obat terlarang disamping merusak akal juga melemahkan kondisi fisik manusia. Oleh karena itu, akhir-akhir ini kampanye antinarkoba di seluruh tanah air khususnyadi kota-kota besar digerakkan oleh pihak pemerintah. Di antara dampak negatif yang disebabkan penggunaan obat-obat terlarang adalah dari segi ekonomi. Seperti diketahui para pecandu miras dan narkoba membuat pemakaianya kecanduan. Untuk memenuhi kebutuhan, yakni mengonsumsinya diperlukan uang yang banyak mengingat harga barangnya yang sangat mahal untuk setiap butirnya. Di samping dari segi ekonomi bahaya langsung yang dirasakan langsung atau tidak langsung, yaitu para pemakainya kerap kali melakukan tindak pelanggaran criminal seperti perkelahian, penodongan, dan lain-lain. Kerap kali (mengonsumsi) obat-obat terlarang terlebih dahulu, termasuk pula perlecehan seksual dan masih banyak lagi dampak negative yang ditimbulkan akibat perbuatan tercela dimaksud.4

Penyalahgunaan narkoba adalah satu-satunya masalah sosial paling rumit yang sedang dihadapi negara Malaysia. Bermula tahun 1970-an sehingga kini, keadaan masalah narkoba masih kurang menampakkan perubahan yang memberangsangkan. Sebagai sebuah rantau yang dikatakan banyak menerima

3

NIKAH, Majalah Keluarga Islami, Bebaskan Keluarga Dari Jerat Narkoba, 2008, h. 5. 4Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Sinar Grafika, 2008, Cet Kedua, h. 117.


(12)

perubahan serta pembangunan, rantau Asia Pasifik termasuk Malaysia turut mengalami pelbagai gejala sosial berkait dengan penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba pula berkait rapat dengan bermacam-macam penyakit sosial lain seperti pelacuran, keganasan, jenayah, AIDS dan HIV. Perkara inilah yang menggugat dan memudaratkan keadaan sesebuah negara sama ada dari segi ekonomi, sosiobudaya, politik ataupun keselamatan.5

Masalah penyalahgunaan narkoba dan pecandu narkoba di Malaysia telah tiba ketahap yang serius. Ia telah dianggap sebagai ancaman utama Negara atau musuh No. 1 mengalahkan ancaman komunis yang telah meletakkan senjata. Kalau dahulu dia dianggap masalah sosial tetapi sekarang ia sudah menjadi masalah keselamatan.

Ia dianggap sebagai ancaman Negara yang utama karena jumlah pecandu narkoba telah menjadi terlalu ramai. Ia dianggarkan seramai satu juta orang termasuk yang tidak berdaftar. Jumlah uang Negara yang terlibat pada setiap tahun dalam usaha pemulihan dan perawatan perobatan. Kos untuk membina institusi-institusi pemulihan dan kos tenaga kerja yang hilang terlalu tinggi dan ia semakin meningkat

Sebagai bukti bahwa masalah narkoba ini semakin meruncing, kerajaan telah menubuhkan Jawatan Kuasa Khas Kabinet untuk memerangi gejala ini dengan beberapa buah kementerian dan agensi kerajaan. Ini sebagai tambahan kepada usaha

5http://www.ukm.my/geografia/images/upload/4.2010-1-Rokiah-melayu-2.pdf di akses pada 20 mei 2011.


(13)

4

Majlis Dadah6 Kebangsaan, Agensi Dadah Kebangsaan, PEMADAM (Persatuan Mencegah Dadah Malaysia) dan sebagainya yang nyata tidak mampu menangani masalah ini secara berkesan.

Sehubungan dengan itu, tahun 2003 telah diisytiharkan sebagai Tahun Memerangi Dadah Habis-habisan dan tahun 2015 sebagai Tahun Dadah Sifar. Diantara sekian banyak gejala sosial dan penyakit masyarakat, ramai orang fokus pada penyalahgunaan dan pencandu narkoba kerena orang yang terlibat dengan narkoba sudah dianggap tidak berguna lagi. Kalau bapak professor pun yang pecandu narkoba, dia sudah tidak boleh dipakai lagi. Sebab itu masyarakat dan kerajaan sangat mengambil berat tentang masalah narkoba ini.7

Berbagai akta dikeluarkan untuk menangani masalah narkoba di Malaysia, dengan menjatuhkan hukuman yang agak drastik termasuklah hukuman gantung sampai mati bagi pengedar. Dan kerajaan menubuhkan berbagai-bagai Akta, antaranya adalah Akta Dadah Berbahaya (Perlucutan Harta) 1988, Akta Dadah Berbahaya 1985 (Undang-undang Langkah Pencegahan Khas) Akta Penagih Dadah (Rawtan dan Pemulihan) 1983 dan sebagainya. Oleh karena itu penulis terdorong untuk menganalisa dengan lebih mendalam lagi melalui penelitian skripsi dengan judul, Implementasi Aturan Jinayah Narkoba Menurut Akta 234 Akta Penagih Dadah, Akta Dadah Berbahaya 1952 Di Malaysia.

6 Dadah samaarti Narkoba.

7

Mejar (B) Abu Dzarin Taharem, Menangani Penyalahgunaan dan Penagihan Dadah Menurut Islam, Selangor, Ikhwan, 2004, h. 2.


(14)

A. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembatasan dalam skripsi ini tidak meluas, karena pembahasan dalam akta dadah berbahaya 1985 di Malaysia sangat luas sekali, maka penulis hanya batasi dalam Akta 234, tentang Penagih Dadah di dalam Akta Dadah Berbahaya tahun 1952. Kemudian permasalahan dapat dirumuskan berkaitan dengan akta 234, tentang Penagih Dadah (pecandu narkoba).

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya rumusan masalah tersebut dapat diperinci menjadi:

1. Bagaimana aturan tentang narkoba di Malaysia? 2. Bagaimana pelaksanaan akta 234 di Malaysia?

3. Faktor-faktor apa yang menjadi hambatan dalam penerapan akta 234?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan masalah-maslah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyelesaikan dan mencari jawaban atas masalah-masalah tersebut dengan upaya sebagai berikut:

1. Untuk memperjelas apa itu pengertian Narkoba dalam akta 1952 tentang dadah berbahaya


(15)

6

3. Untuk memperjelaskan penerapan sanksi yang dikenakan keatas pesalah narkoba menurut akta 234 tentang penagih dadah dalam undang-undang di Malaysia.

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada umum tentang bahaya narkoba yang boleh merosakkan nilai sosial dalam masyarakat dan juga kesehatan khususnya di Malaysia dan di Indonesia umumnya.

2. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan kepada masyarakat dalam memberi pemahaman Implementasi aturan jenayah narkoba menurut Akta 234 Akta Penagih dadah, Akta Dadah Berbahaya 1952 di Malaysia.

3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan sekaligus pengembangan khazanah keilmuan di bidang hukum Islam.

C. Review Studi Terdahulu

Dalam kajian pustaka ini penulis mendata dan membaca beberapa penelitian dengan bahasan pokok yang berkaitan dengan Narkoba dan hukum yang berkaitan dengan bahasan ini, yaitu antara lain:

No Nama/ Judul dan

Tahun

Keterangan Perbedaan


(16)

Menangani

Penyalahgunaan Dan Penagihan Dadah Menurut Islam, 2004

bahwa masalah narkoba ini

semakin meruncing,

kerajaan telah menubuhkan

Jawatan Kuasa Khas

Kabinet untuk memerangi gejala ini dengan beberapa buah kementerian dan agensi kerajaan. Ini sebagai tambahan kepada usaha Majlis Dadah Kebangsaan, Agensi Dadah Kebangsaan,

PEMADAM (Persatuan

Mencegah Dadah

Malaysia) dan sebagainya yang nyata tidak mampu menangani masalah ini secara berkesan.

dibahas oleh penulis amatlah berbeda,

karena penulis

membahas mengenai Implementasi aturan

jenayah narkoba

menurut akta 234 akta penagih dadah di Malaysia.

2 M. Arief Hakim,

bahaya

narkoba-alkohol: cara islam

Penulis menjelaskan tentang situasi pengedaran narboba di Indonisia yang mendapat

Buku penulisan M.

Arif Hakim


(17)

8

mengatasi,

mencegah, melawan. Tahun 2004

bantuan dari aparat yang ingin mencari penghasilan tambahan, serta mejelaskan jenis-jenis narkoba secara terperinci.

situasi pengedaran narkoba di Indonesia, amat berbeda dengan skripsi yang akan ditulis adalah tentang undang-undang bagi pesalah narkoba di Malaysia.

D. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan

Untuk memperoleh sesuatu hasil yang maksimal dari suatu karangan ilmiah, maka penggunaan metode pengumpulan data yang diperlukan untuk penulisan tersebut akan memegang peranan yang sangat penting. Hal ini yang sangat mempengaruhi sampai tidaknya isi penulisan kepada tujuan yang ingin dicapai. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah:

1. Jenis penelitian

Penelitian keperpustakaan ( Library Research)

penelitian dan kajian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menelaah dan menelusuri berbagai literatur, karena memang pada dasarnya sumber data yang hendak digali lebih terfokus pada studi


(18)

pustaka yang membahaskan tentang narkoba, antaranya adalah karangan M Arief Hakim Bahaya Narkoba Dan Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi Dan Melawan tahun 2004, Mejar (B) Abu Dzarin Taharem Menangani Penyalahgunaan Dan Penagihan dadah Menurut Islam tahun 2004 dan buku-buku yang relevansinya dengan judul.

2. Jenis Data

a) Data Primer berupa Akta 234 Akta Penagih Dadah Akta Dadah Berbahaya 1952 di Malaysia.

b) Data Sekunder merupakan sumber pendukung dari sumber primer yang berasal dari data kepustakaan, seperti buku-buku terutama yang membahas tentang narkoba dan lain-lain data yang ada relevansinya dengan judul skrisi ini.

c) Data Tertier berupa kamus, jurnal dan artikel. 3. Teknis Analisis Data

Untuk pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi atau bahan tertulis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif , yaitu menganalisis data yang telah dikumpulkan yang berisi informasi, pendapat dan konsep, serta analisis hukum yang bersifat yuridis, normative yang menggambarkan tentang mahkamah sivil dan undang-undang Narkoba di Malaysia.


(19)

10

4. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh FSH UIN Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini dibagi atas lima bab bahasan, dengan perincian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yaag berisi latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tentang pandangan islam tentang narkoba yang meliputi pengertian dan sanksinya dalam islam, serta dalil yang diqiaskan dengan hukuman dan tindak pidana yang berkaitan dengan narkoba menurut pandangan islam.

Bab III Gambaran umum tentang hirarki mahkamah sivil di Malaysia yang menjelaskan demografi malaysia, situasi politik, keadaan ekonomi, serta hirarki dan wewenang mahkamah sivil di Malaysia.


(20)

Bab IV Tentang implementasi aturan jenayah narkoba menurut akta 234 akta penagih dadah yang meliputi pelaksanaan akta,tujuan matlamat akta, dan sanksi pidana jenayah narkoba di Malaysia.


(21)

12 BAB II

PANDANGAN ISLAM TERHADAP NARKOBA

A. Pengertian Narkoba Dan Sanksinya

Narkoba ditakrifkan sebagai sebarang bahan asli atau tiruan yang boleh mengubah cara badan dan otak (fikiran) kita berfungsi dan bekerja. Ia adalah bahan kimia psikoaktif yang memberi kesan yang paling ketara ke atas sistem saraf pusat (otak dan saraf tunjang) . ia boleh membawa kepada pegantungan (kecanduan) fizikal dan psikologikal dan mendatangkan kesan buruk kepada kesihatan dan fungsi sosial seseorang.

Narkoba asli seperti candu, heroin dan ganja datang daripada tumbuhan-tumbuhan seperti pokok ganja dan pokok popi. Narkoba tiruan atau dinamakan juga narkoba sintetik seperti sabu-sabu dan ekstasi diciptakan dimakmal. Narkoba sintetik mempunyai kesan yang sama dengan narkoba asli.1

Narkoba : satu istilah pelbagai kegunaan, dalam ilmu perubatan ia merujuk kepada mana-mana bahan yang berpotensi mencegah atau menyembuhkan penyakit atau meningkatkan keupayaan fizikal atau mental. Dan dalam farmakologi merujuk kepada mana-mana agen kimia yang merubah proses biokimia atau fisiologi tisu. Dalam penggunaan umum, istilah ini biasanya merujuk secara khususnya kepada narkoba psikoaktif, dan lazimnya yang lebih tepat lagi kepada narkoba haram, yang

1

Mejar (B) Abu Dzar, Menangani Penyalahgunaan Dan Penagihan Dadah Menurut Islam, Minda Ikhwan, 2004. h. 23.


(22)

mana terdapat penggunaan yang selain perubatan sebagai tambahan kepada mana-mana penggunaan perubatan.2

Narkoba itu disingkirkan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Apabila narkotik dan psikotropika itu bila digunakan dengan baik dan benar sebetulnya banyak manfaatnya. Misalnya dalam ilmu kedokteran sebagai anestesi dan penenang pasien. Tetapi dalam perjalanan waktu narkoba disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Narkotik dibagi dalam tiga kelompok yaitu narkotik golongan I, golongan itu termasuk narkotik yang paling berbahaya karena daya adiktifnya sangat tinggi, golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apa pun, kecuali untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Yang termasuk narkotik golongan I adalah ganja, heroin, kokain, putaw, dan opium.

Narkotik golongan II, golongan ini termasuk narkotik yang memiliki daya adiktif sangat tinggi tetapi sangat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Yang termasuk golongan II yaitu betamodal, benzetidin, dan pestidin. Narkotik golongan III, golongan ini memiliki daya adiktif yang ringan tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian serta untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Yang termasuk narkotik golongan III yaitu asetihidrotema dan dihidrokodemia.3

2 Publishers SDN BHD Malaysia, Pengurusan Isu AlKohol Dan Dadah DiTempat kerja, h. 5. 3 Sunarno, Narkoba Bahaya Dan Upaya Pencegahan, h. 11.


(23)

14

B. Kategori Tindak Pidana dalam Islam

Di antara pembagian jarimah yang paling penting adalah pembagian yang ditinjau dari segi hukumnya. Jarimah ditinjau dari segi hukumnya terbagi kepada tiga

bagian, yaitu jarimah hudud, jarimah qishash dan diat, dan jarimah ta’zir.

1.Jarimah Hudud

Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Pengertian hukuman had, sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah

ىل عت ه ّقح رّقملا ةبوقعلا و ّحلاو

Artinya : “Hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara’ dan merupakan had Allah”.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri khas jarimah hudud adalah berikut:

a. Hukumnya tertentu dan terbatas, dalam arti hukum tersebut telah

ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas maksimal dan minimal.

b. Hukum tersebut merupakan hak Allah semata-mata. Atau kalau ada hak manusia di samping hak Allah maka hak Allah lebih dominan.

Oleh karena hukuman had itu merupakan hak Allah maka hukuman tersebut tidak bisa digugurkan oleh perseorangan ( orang yang menjadi korban atau keluarga). Atau oleh masyarakat yang diwakili oleh negara. Jarimah hudud ada tujuh macam, yaitu


(24)

b)Jarimah qadzaf,

c) Jarimah syurb al-khamr, d)Jarimah pencurian, e) Jarimah hirabah, f)Jarimah riddah, dan

g)Jarimah penbrotakan (Al-Bagyu). 2. Jarimah Qishash dan Diat

Jarimah qishash dan diat adalh jarimah yang diancam dengan hukuman qishash atau diat. Baik qishash atau kedu-duanya adaalh hukuman yang sudah ditentukan oleh syara’. Perbedaanya dengan hukuman had adalah bahwa hukuman had merupakan hak Allah (hak masyarakat), sedangkan qishash dan diat merupakan hak manusia (hak individu). Pengertian qishash, sebagaimana yang dikemukan oleh Muhammad Abu Zahrah:

ةبوقعلاو ةميرجلا نيب او سملا

Artinya: “Persamaan dan keseimbangan antara jarimah dan hukum”.

Jarimah qishash dan diat ini ada dua macam, yaitu pembunuhan dan penganiayaan. Namun apabila diperluas, jumlahnya ada lima macam, yaitu:

a) Pembunuhan sengaja,

b)Pembunuhan menyerupai sengaja, c) Pembunuhan karena kesalahan,


(25)

16

d)Penganiayaan sengaja, e) Penganiayaan tidak sengaja. 3.Jarimah ta’zir

Jarimah ta’zir adalah jarimah yang diancam dengan hukuman ta’zir.

Pengertian ta’zir menurut bahasa adalah ta’dib, artinya memberi pelajaran. Menurut Al-Mawadi adalah:

و حلا يف عرشت مل ون ىلع ي أت ري عّتلاو

Artinya: “ta’zir adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum

ditentukan hukumanya oleh syara’”.

Dari difinisi tersebut, dapat diketahui bahwa hukuman ta’zir adalah hukumna

yang belum ditetapkan oleh syara’, dan wewenang untuk menetapkanya diserahkan kepada ulil amri. Ciri khas jarimah ta’zir adalah sebagai berikut:

a) Hukumannya tidak tertentu dan tidak terbatas. Artinya hukuman tersebut

belum ditentukan oleh syara’ dan ada batas minimal dan maksimal.

b) Penentuan hukum tersebut adalah hak penguasa (ulil amri).4

Hukuman takzir ini jenisnya beragam, namun secara garis besar dapat dikelompokkan kepada empat kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Hukuman takzir yang mengenai badan, seperti hukuman mati dan jilid (dera).

4

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2005, Cet. Pertama, h. ix-xii.


(26)

2. Hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti hukuman penjara dan pengasingan.

3. Hukuman takzir yang berkaitan dengan harta, seperti denda, penyitaan/ perampasan harta, dan penghancuran barang.

4. Hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri demi kemaslahatan umum.5

C. Dalil Yang diqiaskan Dengan Pengharaman

Narkotika dan minuman keras telah lama dikenali umat manusia. Tapi sebenarnya lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua agama besar melarang umat manusia untuk mengonsumsi narkotika dan minuman keras (dalam bentuk yang lebih luas lagi adaalah narkoba).

Dalam wacana islam, ada beberapa Ayat Al-Quran yang melarang manusia untuk mengonsumsi minuman keras dan hal yang memabukkan. Pada orde yang lebih mutkhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga dianologikan sebagai narkoba. waktu islam lahir dari terik padang pasir lewat nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling popular memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia islam, khamar kemudian bergesekan, bermetaformosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang kemudian disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba. 6

5 Ibid., h. 258.

6 M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Dan Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi Dan Melawan, h. 87.


(27)

18

Narkotika menyebabkan banyak bahaya yang sangat parah, kerusakan yang sangat dahsyat. Narkotika juga merusak tubuh, dan bahaya-bahaya lainnya. Fondasi

perundangan islam berdasarkan kepada kaidah “ menarik kemaslahatan dan menolak

kerusakan dan bahaya”. Dan ketika sangat penting bagi syariat yang hukum-hukunya

dibangun berdasarkan kaidah “ menjaga kemaslahatan dan menolak bahaya”, maka

syariat islam ini mengharamkan segala ,ateri atau zat yang bisa menimbulkan bahaya atau sesuatu yang lebih buruk, baik zat tersebut dalam bentuk minuman, beku, dimakan, bubuk, atau dihirup. Perundangan islam menyeru manusia untuk menjaga tubuh dan akal, agar mereka layak dalam masyarakat. Maha benar Allah dengan firmannya:                     ( ل فنأا / : ٢٢ )

Artinya: “Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti”. QS. Al-Anfal(8): 22

Penggunaan zat narkotika adalah haram, karena mengamalkan kaidah syara’ yang termasuk kaidah penting dalam perundangan islam, dan menolak kerusakan termasuk salah satu tujuan atau sasaran penting syariat untuk menjaga nyawa atau jiwa manusia.7 Secara khususnya tidak terdapat hukum yang jelas sama ada di dalam al-quran dan hadis Nabi S.A.W yang menyebut tentang narkoba. Namun yang demikian,terdapat satu kaidah umum didalam Al-Quran dan hadis yang melarang

7 Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Jakarta, Amzah, 2009, Cet. Pertama, h. 113.


(28)

setiap individu muslim mendekati perkara-perkara yang mabuk dan mengkhayalkan. Islam juga mewajibkan umatnya agar memelihara keselamatan diri, akal, harta, keturunan, dan yang paling utama ialah agama.8 Hal ini dapat dilihat dari firman Allah SAW:

                ( ء س لا / ٤ : ٢ )

Artinya: “Janganlah kamu membunuh diri mu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada mu”. QS. An-Nisa (4):29

Firman Allah SAW lagi:

          ( رقبلا / ٢ : )

Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan (diri sendiri) kedalam kebinasaan

dengan tangan sendiri”. (QS. Al-Baqarah (2):195

Di sini jelaslah bahwa narkoba merupakan satu bahan yang memudaratkan manusia. Ia boleh menyebabkan seseorang itu menjadi khayal, lupa kepada harga diri, dan juga tanggungjawab terhadap agama. Narkoba juga boleh merosakkan kesihatan serta melumpuhkan anggota badan. Bagi yang sudah berkeluarga sudah tentulah akan menjejaskan kedamaian dan keharmonian rumah tangga. Tanggungjawab terhadap anak-anak dan istri tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Akibatnya akan mendorong seseorang itu melakukan jinayah. Kemudaratan ini akan terus menular dan menjadi penyakit dalam masyarakat dan seterusnya akan melemahkan Negara.9

8 Muhammad Sabri Yusof, Che Bakar Che Mat, Penyalahgunaan Dan Pengedaran Dadah Di Malaysia, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2008, Edisi kedua, h. 94.


(29)

20

Kemudaratan akibat penyalahangunaan narkoba ini bukan saja ditanggung oleh individu yang terlibat saja malahan melibatkan masyarakat dan Negara, sehingga kini tidak ada pakar perubatan yang berugama islam maupun yang selain islam yang berpendapat bahwa penyalahgunaan narkoba tidak membawa kebaikan kepada manusia dalam jangka waktu pendek maupun panjang.Melihat kepada keburukan akibat narkoba jelaslah kepada kita bahwa narkoba adalah haram dari pandangan islam. Hal ini bertepatan dengan ayat-ayat al-Quran hadis yang dinyatakan sebelumnya. Pengharaman narkoba ini disepakati oleh para ulama islam sejak zaman-berzaman yang mengkategorikanya sebagai al-khabiat, antaranya:

1. Dr. Yusof al-Qardhawi: Diharamkan semua bahan yang kini lebih dikenali sebagai narkotik seperti ganja, marijuana, dan sebagainya yang sudah dikenali kesannya terhadap akal dan pikiran.

2. Syaikhul islam ibnu Taimiyah: Narkoba itu haram karena termasuk dalam istilah arak, bahkan ia lebih keji daripada arak karena ia boleh merosakkan akal pikiran hingga melumpuhkan daya berpikir dan menjatuhkan martabat manusia. Beliau juga pernah menyebut bahwa sesiapa yang mengiakan narkoba itu sebagai suatu perkara yang halal maka dia adalah kafir. Pandangan ini telah diiktiraf oleh pengikut ibnu Taimiyah daripada mazhab Hambali.

3. Ibnu Qayyim al-Jauzi: Arak ialah semua benda yang memabukkan sekalipun cecair maupun pepejal, diperah atau dimasak dan juga diproses mengikut teknik meden.


(30)

4. Ibnu al-Baithar: Pengguna narkoba sekalipun sekedar satu dirham boleh memabukkan maka apatah lagi apabila lebih dari itu yang membawa seseorang keperingkat hilang pertimbangan akal, bahkan boleh membawa mepada jinayah pembunuhan.10

5. Ibnu Hajar al-Haitamial- Makki: Penggunaan narkoba boleh membawa bermacam-macam bahaya dan kerosakan dari sudut keagamaan dan kemasyarakatan.

6. Jawatankuasa Fatwa, Majlis kebangsaan bagi Hal Ehwal Agama Islam,

Malaysia: “Sebarang penyalahgunaan termasuk penyalahangunaan

narkoba, hukum disisi syarak adalah haram, dan dengan itu adalah ditegah sama sekali dan narkoba hanya boleh digunakan untuk tujuan perubatan

yang sah mengikut syarak”. Fatwa ini telah dipersetujui oleh Majlis Raja -Raja dalam musyuaratnya yang ke-12 pada 24 Februari 1983.

7. Mufti Kerajaan Negeri Selangor Dato’ Ishak Baharom berpendapat bahwa penglibatan dalam penyalahgunaan narkoba boleh dikategorikan sebagai membunuh diri jika dilihat dari kesan yang berlaku terhadap penagih narkoba yang terlibat. Perbuatan ini amat dilarang oleh islam.

Kebanyakan ulama menghukum pengharaman narkoba dengan mengakategorikannya dengan hukum arak (al-Khamar) karena terdapat persamaan illah pada kedua-duanya, iaitu memabukkan dan mengkhayalkan.

10 Ibid., h. 96.


(31)

22

Sayidina Umar r.a pernah menegaskan bahwa al-Khamar:

قعلا رم خ م

Artinya: “Iaitu apa saja yang dapat menutup aka”l.

Dengan sebab itu narkoba juga termasuk dalam al-Khamar karena ia boleh menyebabkan hilangnya kewarasan akal seseorang yang menggunakannya. Bahkan narkoba lebih bahaya daripada arak karena kesannya bukan hanya pada pikiran tetapi juga pada anggota tubuh badan. Begitu juga akibat dari penyalahgunaan narkoba yang bukan saja memberi kesan bukan sahaja terhadap individu yang terkait tetapi juga tehadap keluarga, masyarakat, dan Negara. Banyak berlaku kejadian-kejadian yang melibatkan pecandu dan pengedar narkoba. 11

Semua ilmuan telah bersaksi bahawa arak dan narkoba (narkotik) tidak ada manfaatnya. Demikian juga dengan kesaksian para peminumnya dan pecandunya. Ketika mereka ditanya, mereka pasti mengakui bahwa semua itu adalah racun dan hanya menyebabkan penderitaan yang teramat pedih. Kita mengetahui bahwa tujuan dari adanya syariat adalah untuk memelihara kemaslahatan hamba di dunia dan akhirat. Kemaslahatan hamba tercermin dalam pencegahan terhadap kebinasaan dan penganugerahan manfaat. Semua hal yang menyebabkan kebinasaan dan tidak

11 ibid., h. 97.


(32)

mendatangkan manfaat adalah haram. Narkoba (narkotik) diharamkan kerana menyebabkan kebinasaan dan tidak mendatangkan manfaat.12

D. Tindak Pidana Yang Berkaitan dengan Narkoba

Di awal islam, meminum khamar adalah diperbolehkan, dan hal ini berlaku sampai akhirnya khamar menjadikan peminumnya mabuk.13 Termasuk kategori khamar adalah narkotika (obat bius) dari opium, ganja, dan berbagai macam racun putih, yang mereka namakan heroin, kokain, dan lainnya, yang dibeli dari ratusan juta dari kekayaan umat dan mengancam jutaan orang dengan kematian lambat atau cepat, kematian fisik atau psikis. Umar pernah berkata di hadapan para sahabat: “khamar adalah apa yang menutupi akal” yaitu yang membuatnya kacau dan menghilangkan tabiat kesadarannya. Tidak ragu lagi bahwa narkotika (obat-obat bius) ini menimbulkan hal tersebut pada akal dan mempengaruhi tubuh lebih parah dari pengaruh minuman keras. Kalaupun tidak masuk dalam kategori khamar secara nash (dalil tegas) niscaya telah masuk kedalamnya secara anologi, bahkan sesungguhnya pengharamannya adalah lebih pantas.14 Adalah jelah bahwa narkoba adalah suatu benda atau bahan yang diharamkan dalam islam. Namun demikian terdapat ramai dalam kalangan umat islam yang terlibat dalam perkara yang tidak bermanfaat tersebut.

12

Muhammad Bakar Ismail, al-Fiqih al-Wadhih, jilid 2, Jasmine Enterprise, Berlian Publications SDN BHD, 2008, Cet Pertama, h. 422.

13 Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Jakarta, Amzah, 2009, Cet Pertama, h. 101.

14 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Penerjemah Didin Hafidhuddin,Setiawan Budiutomo, Aunur Rofiq Shaleh Tamhid, Jakarta,Robbani Press, Cet Pertama 1995, h. 290.


(33)

24

Menurut islam apabila sesuatu itu diharamkan maka segala yang berkaitan dengannya juga haram. Ia berdasarkan hadis nabi Muhammad SAW dalam masalah riba:

وعسم نب ها بع نع

,

ل ق

:

ةلك مو برلا كا ملسو يلع ها ىلص ها لوسر نعل

,

شو

,

بت كو

(

ج م نبا اور

)

Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW melaknat orang

yang memakan riba, pemberi (kurirnya) orang yang makan riba, saksinya, dan pencatatnya”.15 ( HR. Ibn Majah)

Begitu juga dalam perkara yang menyentuh tentang arak yang dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda:

ل ق رمع نبا نع

:

ملسو يلع ها ىلص هاا لوسر ل ق

:

جوأ رشع ىلع رم لا ت عل

:

يعب

,

رص عو

,

رصتعمو

,

عئ بو

,

ع بمو

,

لم حو

,

يلٳ ةلومحملاو

,

مث كاو

,

بر شو

,

يق سو

.

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Rasulallah SAW bersabda, „Dilaknat

khamer atas sepuluh bagian, (yaitu): zatnya, perasannya, yang memerasannya,penjualannya, barang yang dijualnya, yang membawanya, alat yang membawanya, yang memakan hasil pengjualanya, peminumnya dan yang menuangkannya”.16

Termasuk dinamakan khamar adalah sengala yang dapat membinasakan manusia, meski nama dan cara penggunannya berlainan. Sabda rasullah SAW:

رمع نبا نع

,

ل ق

:

ملسو يلع ها ىلص ها لوسر ل ق

:

رمخ ر سم ك

,

ارح رمخ كو

15

Muhammad Nashiruddin Al- Albani, Shahih Sunan Abu Daud, Penerjemah abd. Amaufid Ihsan. M. Soban Rohman, Jakarta,Pustaka Azzam, Cet Kedua, 2007, h. 540.

16

Muhammad Nashiruddin Al Albani shahih Sunan Ibnu Majah hadis nomor 2741 Penerjemah Iqbal, Mukhlis BM, Jakarta, Pustaka Azzam, Cet Pertama, 2007, h. 208.


(34)

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, „semua yang

memabukkan adalah khamer, dan semua khamer adalah haram”.17

Semua cara yang dipergunakan untuk memasukkan khamar ke dalam tubuh, seperti suntikan, rokok atau melalui tablet-tablet asal memabukkan meski tidak diminum melalui mulut, semuanya termasuk khamar sekalipun nama dan cara mempergunakannya berlainan. Orang yang menggunakannya akan mendapat siksaan dan laknat dari Allah.18

Atas alasan inilah islam bukan sahaja mengharamkan penyalahgunaan narkoba tetapi juga megharamkan penanaman, pemprosesan, pengedaran, penjualan, dan segala yang berkaitan dengannya. Apabila islam mengharamkan sesuatu maka pengharaman tersebut merangkumi jumlah yang banyak dan sedikit. Dalam hal ini adalah berdasarkan hadis nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

رمع نب ها بع نع

,

ل ق ملسو يلع ها ىلص ها لوسر ا

:

ارح ليلقف ريثك ر سأ م

Artinya: “Dari Abdullah bin „Amru RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “sesuatu

yang keseluruhannya memabukkan,maka sedikitnya pun haram.” 19

Dalam undang-undang islam, apa saja kesalahan yang dilakukan, ia tidak

terkeluar dari kesalahan hudud, qisas, dan juga ta’zir. Dalam menetapkan hukuman

bagi kesalahan penyalahgunaan narkoba, terdapat ulama yang menyamakan hukumannya dengan kesalahan meminum arak. Islam telah menetapkan hukuman

17

Ibid., h. 212. Hadis nomor 2751.

18 Ahmad Abdul Majid, Hakikat Hukum Alla, Surabaya, Mutiara Ilmu, 1995, Cet Pertama, h. 80.

19

Muhammad Nashiruddin Al Albani, shahih Sunan Ibnu Majah, hadis nomor 2755 Penerjemah Iqbal, Mukhlis BM Jakarta, Pustaka Azzam, Cet Pertama, 2007, h. 213.


(35)

26

terhadap peminum arak adalah dijilid sebanyak 40 rotan. Kesalahan ini termasuk dalam kesalahan hudud yang pernah yang pernah dijalankan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sayidina Umar r.a. pernah menghukum sehingga 80 rotan.

Tambah 40 rotan yang dikenakan sayidina Umar r.a. adalah sebagai hukuman ta’zir.20

Menurut syaikhul islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab Al-Fiqh A’la al -Mazahib al-Arba’ah, pengambilan narkoba dalam bentuk apa sekalipun seperti ganja, marijuana, morfin, candu, dan penggunaanya dikenakan hukuman had sebagaiman yang dikenakan kepada peminum arak. Bahkan ia lebih teruk dari peminum arak jika dilihat dari mudharatnya narkoba tersebut kepada tubuh badan dan pikiran. Lebih daripada itu menyebabkan mereka meninggalkan perkara yang difardukan termasuk solat. Dr. Wahbah az-Zuhaili pula di dalam kitabnya Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu

menyebut bahwa penyalahgunaan narkoba walau dalam bentuk apa sekalipun akan

dikenakan hikuman ta’zir karena ia termasuk dalam kesalahan hudud.

Terdapat juga ulama’ mutakhir yang berpendapat bahwa pesalah narkoba harus dihukum dengan hukuman ta’zir. Ta’zir merupakan satu kategori hukuman

yang tidak ditentukan bentuk hukumnya. Ia terletak pada kebijaksanaan pemerintah dalam menentukan sesuatu tindakan yang perlu diambil. Dengan sebab itu tidak salah

20 Mohamad Sabri Yusof, Che Bakar Che Mat, Penyalahgunaan dan Pengedaran Dadah di Malaysia, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2008, Edisi Kedua h. 99.


(36)

sekiranya kerajaan menghukum bunuh penjinayah yang terlibat dengan narkoba sekiranya dirasakan itu hukuman yang paling berkesan.21 Karena berdasarkan hadis:

رمحلا ر ش يف ل ق نأ ملسو يلع ها ىلص يب لا نع ةيو عم نعو

:

و لج ف رش ا إ

,

و لج ف رش ا إ مث

,

و لج ف ةثل ثلا رش ا إ مث

,

ق ع اوبرض ف ةعبارلا رش ا إ مث

.

(

ةعبرااو ل ظفللاو محأ جرخأ

)

Artinya: “Dari Mu’awiyah dari Nabi saw. Bahwa beliau bersabda tentang (hukuman) orang yang minum khamr: “Apabila ia minum maka deralah ia.

Kemudian apabila ia minum lagi maka deralah ia. Kemudian ia minum untuk ketiga kalinya maka deralah ia. Kemudian ia minum lagi untuk keempat kalinya maka potonglah lehirnya (bunuhlah ia)”.

Dalam menetapkan suatu hukum, islam menghendaki agar hukum tersebut dapat memenuhi maslahat seperti yang dimaksudkan dalam kaedah fiqih yang berbunyi:

ةحلصمل ب طو م ماا فرصت

Artinya: “Tindankan seseorang pemimpin itu tertakluk kepada maslahat”.

Islam telah menetapkan hukuman terhadap peminum arak adalah dijilid sebanyak 40 rotan. Kesalahan ini termasuk dalam kesalahan hudud yang pernah yang pernah dijalankan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sayidina Umar r.a. pernah menghukum sehingga 80 rotan. Tambah 40 rotan yang dikenakan sayidina Umar r.a. adalah sebagai hukuman ta’zir.22

21 Ibid,, h. 100.

22

Mohamad Sabri Yusof, Che Bakar Che Mat Penyalahgunaan Dan Pengedaran Dadah Di Malaysia (Dewan Bahasa Dan Pustaka Kuala Lumpur 2008) Edisi Kedua h.99


(37)

28

ملسو يلع ها ىلص يب لا أ

:

ل ع لاو يرجل برم لا يف لج

,

رمع ك ملف نيعبرأ ر ب وبأ لج مث

رقلاو فيرلا نم لا ن و

,

ل ق

:

فوع نب نمحرلا بع ل قف ؟رم لا لج يف ورت م

:

أ رأ

و حلا فخأك لعجن

,

نين مث رمع لجف

Artinya: “Sesungguhnya Nabi s.a.w merotan (sebat) dalam kes arak dengan

pelepah tamar dan sepatu, kemudian Abu Bakar ( di zaman pemerintahannya) juga menyebat dengan 40 kali sebatan, di ketika pemerintahan Umar, beliau meminta pandangan orang ramai dari kampong dan desa lalu berkata : Apa pandangan kamu berkenaan sebatan bagi peminum arak?, lalu Abd Rahman Auf berkata : Aku berpandangan kita menjadikannya hudud yang paling ringan (merujuk kepada sebatan

qazf), maka Umar membuat keputusan untuk menyebat dengan 80 kali sebatan” (

Riwayat Muslim dan Abu Daud)

Begitu juga dalam apa saja peraturan dan hukuman yang hendak dilaksanakan, maka ia mestilah mengutamakan kebajikan orang ramai dari kebajikan

perorangan. Perlu diingatkan bahwa hukuman ta’zir ini hanya akan memenuhi kaedah syarak apabila hukuman hudud dan qisas terlebih dahulu dilaksanakan. Tanpa pelaksanaan hudud dan qisas, seseorang itu tidak boleh mendakwa dia menjalankan undang-undang islam berdasarkan hukuman ta’zir. Hal ini disebabkan hukuman ta’zir juga merupakan hukuman islam bagi kesalahan yang tidak memenuhi syarat untuk dihukum dibawah hukuman hudud dan qisas. 23

23 Mohamad Sabri Yusof, Che Bakar Che Mat, Penyalahgunaan dan Pengedaran Dadah di Malaysia Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 2008, Edisi Kedua, h. 99-101.


(38)

29 BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG HIERARKI MAHKAMAH SIVIL DI

MALAYSIA

A. Keadaan Geografi

Malaysia, Negara merdeka di Asia Tenggara, terdiri dari bekas federasi Malaya (Negara bagian dari Johor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor dan Terengganu) dan bekas jajahan inggris dan Sarawak dan selatan Kalimatan (dulu Sabah). Wilayahnya terbentuk sabit hampir 1.600 (2.575 km) memanjang dari perbatasan Thailand sampai laut sulu.

Dataran Malaysia menjadi dua bagian terpisah yang lebih dari 250 mil (565 km) dari lau. Bagian baratnya (Malaysia) adalah bekas Federasi Malaya yang menduduki separuh bagian utara semenanjung Malaya. Bagian Timur Malaysia terdiri dari Sabah, Sarawak, menduduki sebagian selatan Pulau Kalimantan.1

Malaysia meliputi suatu kawasan seluas kira-kira 336,700 km. persegi, terdiri daripada Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak, yang dipisahkan oleh Laut Cina Selatan yang luasnya 1,036 km. persegi. Semenanjung Malaysia meliputi kawasan seluas 134,680 km. persegi, bersempadan dengan negeri Thailand di utara

1


(39)

30

dan Singapura di selatan. Sementara Sabah dan Sarawak pula kira-kira 202:020 km persegi bersempadan dengan wilayah Kalimantan, Indonesia.2

Sekitar 54% Penduduk Malaysia adalah Melayu dan China, sisanya adalah orang-orang India, Pakistan, Seilon, orang-orang Eropa, Eurasia (Indo Asia dan Eropa), Dayak, dan Suku Asli Kalimantan. Perpindahan orang melayu pertama bergerak berasal dari China bagian utara, kemungkinan antara 2.500 dan 1.500 juta abad lalu. Gerakan migrasi yang lain semacamnya mengjangkau cukup jauh hingga ke Fasifik seperti ke Indonesia dan Nugini Baru. Orang-orang melayu adalah muslim dan Islam adalah Agama Negara. Namun komunitas lain menikmati kebebasan beragama di kawasan ini. Orang-orang China umumnya penganut Budha, Konfusionis atau Tao, sementara mayoritas orang India adalah penganut Hindu. Kebanyakan orang Indo Eropa adalah penganut Katholik Roma atau Protestan. Orang-orang Dayak di Sarawak umumnya mengikut Animisme, walaupun sebaginnya pindah ke kepercayaan lain.3

Melayu adalah bahasa Nasional mereka walaupun bahasa inggris lebih banyak digunakan. Mayoritas orang China dan India belum sepenuhnya menggunakan. Mayoritas orang China dan India belum sepenuhnya menggunakan bahasa Melayu. Pada umumnya penduduk telah celek huruf dan berada pada level tinggi di Negara-negara di asia. Sekolah-sekolah gratis disediakan oleh pemerintah untuk orang-orang

2

Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1989, h. iii.

3


(40)

melayu sejak tahun 1880, sementara bagi anak-anak mereka untuk berapa tahun dari semua ras mengikuti sekolah dasar pemerintah gratis, dan sejumlah sekolah teknik serta sekolah-sekolah spesialisasi.4

B.Situasi Politik

Politik Malaysia terbentuk dari sejarah silam kegemilangan Melaka lagi. Proses yang panjang ini telah membawa banyak perubahan dalam konteks membentuk jati diri Negara ini serta kekebalannya mengharungi cabaran-cabaran yang mendatang sehingga Malaysia hari ini mampu berdiri sama gagah dan sama tinggi dengan Negara-negara lain di dunia. Nama Malaysia telah mengalami beberapa perubahan adalah dalil bahwa keutuhan Negara ini telah menembusi lingkaran zaman, bermula dari kesultanan Melayu Melaka kepada Semenanjung Tanah Melayu kepada Malaysia hingga kepada namanya hari ini.5

Politik Malaysia sememangnya dikenali sebagai politik perkauman dari segi wataknya. Perkauman boleh diartikan wujudnya masyarakat berbilang keturunan yang menuntut hak masing-masing dan setiap kaum mempunyai wasilah politiknya untuk mencapai maksud kaum masing-masing. Politik ini semakin ketara dengan

dasar British yang mengamalkan „divide and rule’ dan setelah merdeka

berlatarbelakangkan penolakan Malayan Union oleh orang melayu, satu dasar

4

Ibid., h. 347.

5

Mujahid Yusof, Wajah Baru Politik Malaysia , Anbakri Publika SDN BHD, 2009, Cet Pertama, H. 1.


(41)

32

penerimaan kerakyatan Kaum Cina dalam dasar jus soli telah membentuk masyarakat Malaysia berbilang kaum.

Secara spontan keperluan partai politik yang memperjuangkan nasib kaum masing-masing menonjol dan mewarnai landskap politik tanah air. Perkembangan ini membawa kepada kesan politik dari sudut pembagian kawasan mengikut pengecaman kaum pola pengundi, tinkah-laku ahli politik multiracial yang semakin popular idealismenya di kalangan pengundi hari ini.6

Sistem politik di Negara ini mempunyai asal-usul yang bertitik tolak daripada konflik perkauman. Orang melayu bersatu padu untuk membentuk UMNO sebagai satu benteng pertahanan terhadap ancaman keatas kedaulatan Raja-Raja melayu dan hak-hak orang melayu akibat penubuhan Malayan Union oleh penjajah British 1947, dan langkah-langkah drastik yang diambil terhadap penempatan haram cina di zaman darurat menyebabkan orang cina di Tanah Melayu membentuk MCA untuk menjaga kepentingan bangsa cina dan memberi pelindungan kepada mereka. Manakala Masyarakat India terlalu kecil bilangannya untuk membuat sebarang penentuan yang berpengaruh. Namun begitu kaum India berjaya membentuk MIC untuk menjaga kedudukan dan kepentingan India di Tanah Melayu. 7

Suasana politik global, kadar celik ilmu yang pantas serta maklumat-maklumat yang pelbagai telah menguji sekali lagi pendekatan-pendekatan

6

Ibid., h. 63.

7

Malaysia Kita Panduan dan Rujukan Untuk Peperiksaan AM Kerajaan, Internasional Law Book Servies, h. 172.


(42)

partai politik yang beroperasi di Malaysia untuk terus survive. Hari ini suasana politik perkauman sudah dinilai semula oleh partai perkauman sendiri. Antaranya adalah MCA, MIC dan UMNO sendiri. Partai Islam Semalaysia (PAS) turut menunjukkan minat untuk menjadikan dirinya sebagai sebuah partai politik beridentitikan multiracial. Walaupun tapak untuk Pas berbuat demikian telah sedia ada namun kesungguhan untuk membina atas tapak itu bagi menampakkan identitinya sebagai multiracial di peringkat binaan. 8

C. Keadaan Ekonomi

Tahun 1998 merupakan tahun yang sukar dan penuh cabaran bagi Negara Malaysia. Hampir satu dekad Malaysia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan stabil. Namun pada pertengahan tahun 1997 suasana ekonomi Malaysia bertukar menjadi gawat. Rakyat Malaysia menyaksikan kemerosotan keluaran dalam negeri kasar (KDNK) sebanyak 2.8 peratus pada suku kedua tahun pertama 1998 dan sebanyak 6.8 peratus pada suku kedua pada tahun 1998. Negara Malaysia menjadi miskin disebabkan oleh krisis yang berterusan. Nilai Ringgit telah jatuh dengan ketara terhadap Dollar Amerika. Dalam waktu yang sama Bursa Saham Kuala Lumpur (BSKL) telah kehilangan dua pertiga permodalan pasaran sejak bermulanya krisis ini pada Juni 1997. Jumlah permodalan yang lupus ini adalah setara dengan 186 peratus KDNK 1998 atau nilai pendapatan Negara dalam tempoh dua tahun. Krisis ini

8

Mujahid Yusof, Wajah Baru Politik Malaysia , Anbakri Publika SDN BHD, 2009, Cet Pertama, h. 66.


(43)

34

menyebabkan Malaysia kehilangan kedua-dua faktor , yaitu pendapatan dan kekayaan.9

Standar kehidupan masyarakat Malaysia betul-betul didasarkan atas kekayaan sumber daya alam seperti karet, timah, logam, kayu, kopra, dan kelapa sawit. Sejak tahun 1877 pengembangan pohon karet menjadi produk utama Negara, setelah karet adalah timah yang sangat besar memberi kontribusi bagi perdagangan Negara. Pengembangan perkebunan kelapa sawit tampaknya baru berkembang pada tahun-tahun belakangan ini. Hasil-hasil pertanian lain yang cukup signifikasi bagi ekonomi masyarakat adalah beras, lada, teh, kopi, serta buah-buahan musinan.10

D. Hirarki Mahkamah Sivil

Keadilan merupakan satu tuntutan yang diperjuangkan yang diperjuangkan oleh setiap bangsa dan umat yang bertamadun di dunia ini. Dalam usaha untuk mencapai keadilan ini, perbagai falsafah dan undang-undang telah dicipta. Malah undang-undang ini sentiasa dikaji dan diubah untuk disesuaikan dengan keadilan yang dikehendaki. Bangsa yang bertamadun sering berlomba untuk memperbaiki dan mengubah sistem keadilan bagi mengukuhkan lagi sistem pemerintahan mereka.11

Menurut al-Faruqi dalam kamus “Faruqi’s Law Dictionary”, beliau mentakrifkan mahkamah sebagai satu badan kehakiman atau badan tempat merujuk

9

Malaysia Kita Panduan Dan Rujukan Untuk Peperiksaan AM Kerajaan, Internasional Law Book Servies, h. 576.

10

Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2009, h. 346.

11

Mohd Nadzri HJ. Abdul Rahman , Penghinaan Mahkamah Undang-undang Sivil dan Undang-undang Islam , Mahzum Book Services, h.1.


(44)

sesuatu pertikaian yang ditadbirkan oleh pemerintah di mana tugas untuk menegakkan keadilan, melaksanakan undang-umdang dan mentafsirkannya, atau tempat membicarakan kasus-kasus pertikaian dan masalah-masalah yang berkaitan dengan undang-undang serta melaksanakan undang-undang.12

Dalam sistem kehakiman Malaysia, terdapat berbagai peringkat mahkamah yang berfungsi untuk mentadbir keadilan. Mahkamah yang tertinggi adaalah menbicarakan kasus-kasus mengenai perlembagaan dan bertindak sebagai Mahkamah Rayuan. Kemudian diikuti pula oleh Mahkamah Tinggi yang terdapat di Malaysia Barat dan Malaysia Timur

Mahkamah ini juga bertindak sebagai mahkamah rayuan dan membicarakan sebarang kasus melainkan kasus-kasus yang berkaitan dengan perlembagaan. Akhir sekali terdapat Mahkamah Rendah yang terdiri dari Mahkamah Seksyen, Mahkamah Majistret Kelas Dua Dan Mahkamah Penghulu.

Terdapat juga Mahkamah yang membicarakan golongan tertentu, antaranya ialah Mahkamah Syariah. Mahkamah ini hanya membicarakan kasus-kasus yang berkaitan dengan agama dan orang-orang islam saja. Manakala Mahkamah Juvana pula membicarakan pesalah anak-anak yang berumur di bawah 18 tahun. Mahkamah-mahkamah lain yang termasuk dalam kontaks ini ialah Mahkamah Tentera, Mahkamah Bumiputera dan sebagainya yang hanya membicarakan soal-soal

12


(45)

36

tertentu.13Mahkamah-mahkamah di Malaysia terdiri daripada Mahkamah Penghulu, Mahkamah Majistret, Mahkamah Sesyen, Mahkamah Tinggi, Mahkamah Rayuan, Mahkamah Persekutuan, dan Mahkamah yang ditubuhkan untuk tujuan tertentu.14

Mahkamah sivil terdiri dari mahkamah tinggi dan mahkamah-mahkamah rendah. Mahkamah Tinggi pula terdiri daripada Mahkamah Agung dan Mahkamah Tinggi. Mahkamah ini ditubuhkan oleh perlembagaan persekutuan. Bidang kuasa mahkamah-mahkamah ini diperuntukan dalam Akta Mahkamah Kehakiman 1962.

Mahkamah Rendah terdiri dari Mahkamah Sesyen dan Mahkamah Majistret,bagi Malaysia barat terdapat satu lagi Mahkamah Rendah iaitu Mahkamah Penghulu. Penubuhan dan bidang kuasa mahkamah-mahkamah ini diperuntukkan di dalam Akta Mahkamah mahkamah Rendah 1948(disemak 1972)

Di Mahkamah Sivil, pemeriksaan dan keputusan mengenai undang-undang atau fakta atau pertentangan,maksudnya pihak yang bertentangan datang ke mahkamah dan bertanding dalam usaha mereka untuk membuktikan dengan hujah-hujah dan keterangan yang sesuai tuduhan atau tuntutan mereka.15

13

Mohd Nadzri HJ. Mohamad, Penghinaan Mahkamah undang Sivil dan Undang-undang Islam, Mahzum Book Services, h. 5-6.

14

A Vijayalakshmi V enugopal, Introduction To Law In Malaysia, 200, h. 365.

15

Ahmad Mohamed Ibrahim, Ahilemah Joned, Sistem Undang-undang di Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka, h. 245.


(46)

E. Wewenang Mahkamah Sivil

Setelah terbentuknya Malaysia pada tahun 1963, maka undang-undang Sivil dan aturan jinayah telah diselaraskan antara negeri-negeri selat, negeri melayu bersekutu, negeri melayu tidak bersekutu, sabah dan Sarawak. Tugas kehakiman dalam Mahkamah Sivil wewenang sangat luas tidak terbatas kepada orang islam saja bahkan merangkumi orang islam dan bukan islam yang boleh memutuskan banyak perkara mengikut bidangkuasa yang ditetapkan oleh undang-undang dan akta persekutuan dan juga berpandukan kepada common law inggeris.16

a. Mahkamah Tinggi i) Mahkamah Tinggi

Mahkamah Tinggi mempunyai bidang kuasa penyeliaan dan pengubahan keputusan semua Mahkamah Bawahan, serta juga bidang kuasa untuk membicarakan semua rayuan daripada Mahkamah Bawahan, baik kes sivil mahupun kes jenayah.17

Dalam bidang kuasa asli adalah membicarakan semua kes jinayah dan sivil dalam bidang kuasa Mahkamah Rendah. Di bidang kuasa rayuan yang menyankut sivil ialah mendengar semua rayuan yang jumlah pertikaian atau nilai perkara pokok lebih dari ringgit Malaysia lima ribu, dan mendegar semua rayuan jenayah melainkan kesalahan boleh dihukum dengan denda tidak melebihi ringgit Malaysia dua puluh

16 Institut Kefahaman Islam Malaysia, Sistem Kehakiman Islam, Kuala Lumpur, Malindo Printers SDN BHD, 2001, h. 132.

17


(47)

38

lima, tertuduh telah mengaku salah dan disabitkan melainkan mengenai kesalahan atau berat hukumannya dan tertuduh telah dibebaskan melainkan ada kebenaran bertulis dari pendakwa raya. Mahkamah Tinggi mempunyai kuasa menasihat Mahakamah Rendah mengenai soal-soal perlembagaan. Dan yang terakhir mempuyai kuasa menyemak dan kuasa lain,iaitu dalam keputusan jinayah sivil dan keputusan badan separa kehakiman.

ii) Mahkamah agung

Bidang kuasa asli Mahkamah Agung merangkumi kes sivil dan jinayah tidak terhad, soal kesahan undang-undang yang dilulus parlimen dan badan perundangan negeri dan Badan Perundangan Negeri dan pertikain antara kerajaan negeri dan persekutuan. Di bidang kuasa rayuan, mendengar rayuan yang berkaitan keputusan Mahkamah Tinggi yang menjalankan bidang kuasa aslinya, rayuan orang yang disabitkan, rayuan dari pendakwa raya, dan rayuan daripada orang yang tidak yang tidak didapati bersalah. Dan dibidang kuasa menasihat, menasihat yang di-Pertuan Agung mengenai peruntukan perlembagaan, dan menasihati Mahkamah Tinggi mengenai kesan peruntukan perlembagaan. Dan dibidang kuasa menyemak dan kuasa lain-lain, megulangkaji kes yang direzabkan untuk putusan Mahkamah Persekutuan dan Mahkamah Tinggi bagi kes-kes selain perlembagaan dan mendengar dan


(48)

memutuskan soal-soal undang-undang yang dirujuk dibawah seksyen 66 dalam Akta Mahkamah Kehakiman 1964.18

b. Mahkamah Rendah i) Mahkamah Penghulu

Mahkamah Penghulu hanya wujud di Malaysia Barat. Mahkamah ini mempunyai bidang kuasa kes-kes jinayah dan sivil. Penghulu boleh membicarakan kes jika diberi kuasa dalam bentuk surat kuasa yang dikeluarkan oleh raja negeri yang berkenaan.

Bidang kuasa sivilnya oleh Akta Mahkamah-mahkamah Rendah, 1948 yang menurut seksyen 94, memperuntukkan seperti berikut:

Sebuah Mahkamah Penghulu boleh mendengar dan memutuskan suatu perkara sivil dalam mana plaintif Penghulu boleh mendengar dan memutuskan suatu perkara sivil dalam mana plaintif hendak menuntut bayaran hutang atau harga barang, dengan atau tanpa bunga, yang tidak lebih daripada lima puluh ringgit dan semua pihak yang terlibat adalah orang-orang bangsa Asia, bertutur dan memahami bahasa melayu. Mahkamah Penghulu boleh menjatuhkan hukuman denda tidak lebih daripada dua puluh lima ringgit. Jika suatu perintah yang sah yang di buat oleh Mahkamah Penghulu tidak dipatuhi. Mahkamah itu boleh melaporkan kepada Mahkamah Majistret, dan mahkamah majistret boleh menguatkuasakan perintah tersebut

18

Ahmad Mohamed Ibrahim, Ahilemah Joned, Sistem Undang-undang di Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka, h. 259-260.


(49)

40

olah perintah itu dibuat sendiri olehnya. Rayuan kepada Mahkamah Penghulu boleh dibuat kepada Majistret kelas pertama.19

ii) Mahkamah Majistret

Mahkamah Majistret mempunyai bidang kuasa membicarakan kes-kes sivil dan jenayah, mengeluarkan saman dan waran. Bidang kuasa Mahkamah Majistret bergantung ke kepada samaada dia merupakan Majistret kelas Pertama atau Majistret Kelas Kedua.

Bidang kuasa Majistret Kelas Pertama ialah membicarakan kesalan-kesalahan yang hukumannya tidak lebih daripada sepuluh tahun pengjara atau denda saja, dan kesalahan-kesalahan di bawah seksyen 392 dan 457 kanun keseksaan. Hukuman yang berta sekali yang boleh dijatuhkan Majistret pada umumnya lima tahun penjara, denda sepuluh ribu ringgit, dirotan 12 kali atau gabungan kedua-dua atau ketiga-tiga hukuman tersebut.

Bidang kuasa Majistret Kelas Kedua ialah membicarakan kesalahan yang maksimum 12 bulan penjara atau denda saja, Majistret Kelas Kedua di Malaysia Barat boleh menjatuhi hukuman tidak melebihi tiga bulan penjara, denda 250 ringgit atau gabungan kedua-duanya. Manakala Majistret di Sabah dan Sarawak boleh menjatuhkan hukuman tidak melebihi enam bulan penjara, denda seribu ringgit atau gabungan kedua-duanya.20

19

Ibid., h. 261.

20


(50)

iii) Mahkamah Sesyen

Mahkamah Sesyen mempunyai kuasa dalam kes-kes sivil dan jenayah. Umumnya, Mahkamah ini membicarakan semua kesalahan selain kesalahan yang boleh dihukum mati. Mahkamah Sesyen boleh pada umumnya menjatuhkan apa-apa hukuman yang dibenarkan oleh undang-undang selain daripada hukuman mati. Mahkamah ini juga boleh menjalamkan siasatan permulaan mengenai kesalahan-kesalahan berat. Bidang kuasa sivil Mahkamah Sesyen ini ialah membicarakan kes-kes yang melibatkan jumlah uang atau nilai pokok perkara tidak lebih daripada dua puluh lima ribu ringgit atau dengan persetujuan pihak-pihak dalam kes, yang melibatkan lebih dari nilai itu.

Akta Mahkamah Rendah,1948, memberikan kuasa penyeliaan kepada Presiden Mahkamah Seksyen. Akta menetapkan bahwa Preseden Mahkamah Seksyen boleh meminta dan memeriksa rekod sesuatu perbicaraan sivil di hadapan mana-mana mahkamah yang lebih rendah daripada Mahkamah Sesyen untuk memuaskan hatinya tentang sah atau tidak keputusn yang dibuat dan tentang betul atau tidak cara perbicaraan itu dijalankan. Jika Presiden Mahkamah Seksyen itu berpendapat bahwa keputusan mahkamah yang lebih rendah daripada itu tidak sah atau tidak betul atau perbicaraannya tidak betul, dia hendaklah memghantar rekod kepada mahkamah Tinggi berserta apa-apa jua cacatan yang dipikirkan patut. Rayuan terhadap Mahkamah Sesyen dalam kes sivil dan jinayah boleh dibuat


(51)

42

kepada Mahkamah Tinggi sama seperti rayuan terhadap keputusan Mahkamah Majistret. 21

21


(52)

43 BAB IV

IMPLEMENTASI ATURAN JINAYAH NARKOBA

A. Tujuan Dan Matlamat Akta

Undang-undang bertulis terbahagi kepada dua kumpulan yaitu undang-undang bertulis sebelum merdeka dan undang-undang selepas merdeka. Undang-undang bertulis sebelum merdeka ialah undang-undang yang dibuat oleh badan perundangan sebuah kerajaan, baik kerajaan negeri atau persekutuan dan kerajaan, sebelum Negara mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.

Manakala undang-undang bertulis selepas merdeka secara umum ialah terbagi kepada dua: yaitu undang-undang negeri-negeri dan Akta Parlemen. Terdapat banyak jenis undang-undang bertulis sebelum merdeka karena undang-undang ini dibuat badan-badan perundangan yang berbeda.

Akta adalah undang yang dibuat oleh parlemen. Akta adalah undang-undang yang digubal dan diluluskan oleh badan perundang-undangan kerajaan persekutuan, sama ada persekutuan yang dikenali sebagai persekutuan tanah Melayu 1957 ataupun persekutuan Malaysia 1963, dikenali sebagai Akta. Akta yang dibuat oleh Parlemen dikelaskan dalam kategori ini. 1

Akta diluluskan oleh Parlimen. Ia merupakan sumber utama undang-undang karena semua keputusan hakim-hakim sepatutnya didasarkan atas Akta. Keputusan

1

Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia : Masalah dan Penyelesaiannya, Kuala Terengganu, Pustaka Damai, 1986, Cet Pertama, h. 200.


(53)

44

hakim yang bertentangan dengan peruntukan Akta boleh dirayukan sebagai keputusan yang dibuat yang di luar kuasa hakim karena hakim-hakim ditugaskan untuk menafsirkan Akta yang dibuat oleh Parlimen. Jikalau statut itu dianggap sebagai tidak berpatutan, caranya adalah dengan akta pindaan, dan bukan dengan keputusan mahkamah.2

Tujuan dan matlamat Akta Dadah Berbahaya 1952 adalah membuat peruntukan selanjutnya yang lebih baik untuk mengawal pengimportan, pengeksportan, pengilangan, penjualan, dan penggunaan candu dan beberapa bahan dan narkoba berbahaya tertentu yang lain, membuat peruntukan khas berhubung dengan bidangkuasa mahkamah terhadap kesalahan-kesalahan yang tertakluk dibawahnya dan perbicaraan mahkamah dan maksud-maksud yang berkaitan dengannya.3

B. Sanksi Pidana Jinayah Narkoba

Didalam akta dadah berbahaya 1952, yang telah diluluskan di parlemen memuatkan tujuh bagian:

1. Bagian satu memuatkan takrif dan tafsiran, terdiri dari syeksen dua dan tiga. 2. Bagian dua memuatkan tentang pengawalan terhadap candu mentah, daun

koka, jerami popi dan ganja. Terdiri dari seksyen empat hingga tujuh

2

A Vijayalakshmi Venugopal , Introduction To Law In Malaysia, 2001, h. 345. 3

Akta Dadah Berbahaya 1952, Akta 234Akta Penagih Dadah (Rawatan Pemulihan)

1983(Akta 283), Lembaga Penyelidikan Undang-undang , International Law Book Services, Selangor. 2009, h. 7.


(54)

3. Bagian tiga memuatkan tentang pengawalan terhadap candu masak, ganja dan resen ganja. Terdiri dari syeksen lapan hingga sepuluh.

4. Bagian empat memuatkan tentang pengawalan terhadap narkoba berbahaya tertentu. Terdiri dari syeksen 11 hingga 17.

5. Bagian lima memuatkan tentang pengawalan terhadap perdagangan luar. Terdiri dari seksyen 18 hingga seksyen 25.

6. Bagian enam dimansuhkan

7. Bagian tujuh memuatkan tentang peruntukan Am dan sampingan. Terdiri dari seksyen 26 hingga 50.

Didalam bagian tujuh yang memuatkan peruntukan am dan sampingan, didalam seksyen-seksyen ada menyebutkan hukuman bagi pesalah narkoba . hukumanya adalah seperti berikut:

SEKSYEN KESALAHAN/JENIS NARKOBA HUKUMAN

39B  Pengedar narkoba

 Menawar untuk mengedar narkoba berbahaya

 Melakukan atau menawar atau melakukan sesuatu perbuatan sebagai persediaan untuk atau bagi pengedaran narkoba berbahaya

 Memiliki 15 gm atau lebih dan heroin atau morfin

 Memiliki 1000 gm atau lebih candu masak atau mentah

 Memiliki 40 gm kokain atau lebih

 Memiliki 200 gm atau lebih ganja

 Memiliki 2000 gm daun koka


(55)

46

atau lebih

Memiliki 50 gm atau lebih

Amphetamine Type Stimulants (ATS) contoh; syabu atau pil ecstasy

39(A)(2)  Memiliki 5-15 gm heroin atau

morfin

 Memiliki 250-1000 gm candu

 Memiliki 50-200 gm ganja

 Memiliki lebih 15-40 gm kokain

 Memiliki lebih 750 gm daun koka

Memiliki 30-50 gm Amphetamine Type Stimulants (ATS) contoh; syabu atau pil ecstasy

Tidak kurang lima tahun penjara atau dipenjara seumur hidup dan

diwajibkan tidak kurang 10 rotan sebatan

39(A)(1)  Memiliki 2-5 gm heroin atau

morfin

 Memiliki 100-250 gm candu

 Memiliki 20-50 gm ganja

 Memiliki 5-15 gm kokain

 Memiliki 250-750 gm daun koka

Memiliki 5-30 gm Amphetamine Type Stimulants (ATS) contoh; syabu atau pil ecstasy

Tidak kurang dua tahun penjara tetapi tidak lebih 5 tahun dan diwajibkan sebatan rotan antara 3 hingga 9 kali

-sama-6B Menanam atau mengusahakan pokok

ganja

Penjara seumur hidup dan diwajibkan sebatan rotan tidak kurang 6 kali

6 Memiliki kurang daripada 5 gm candu

mentah atau daun koka atau pokok popi atau biji ganja dari popi

Penjara tidak lebih 5 tahun dan denda tidak lebih RM20,000.00

9 Memiliki kurang 100 gm candu masak Penjara tidak lebih 5 tahun dan denda tidak lebih RM20,000.00

10 Alat-alat menghisap narkoba Penjara tidak lebih 5 tahun

dan denda tidak lebih RM20,000.00

12(2)  Memiliki kurang 2 gm heroin

atau morfin

 Memiliki lain-lain narkoba

Penjara tidak lebih 5 tahun dan denda tidak lebih RM20,000.00


(56)

kurang daripada Sek.39(A)(1) Pejawat awam yang bertugas di penjara, pusah pemulihan, lokap polis atau mana-mana tempat tahanan dan memiliki narkoba di tempat tersebut

15(A Memasukkan narkoba

(narkoba-narkoba yang dijadualkan) ke dalam badan

Penjara tidak kurang 2 tahun atau denda tidak lebih RM5,000.00 15(B) Berada di dalam premis tempat hisap

narkoba

Penjara tidak kurang 2 tahun atau denda tidak lebih RM5,000.00

C. Pelaksanaan Akta 234 Akta Penagih Dadah Di Mahkamah Sivil

Malaysia

Penagih (pecandu) adalah orang yang pengambilan narkobanya atau tikah laku pecanduannya menjadi bagian penting dalam kehidupannya sehari-hari, mengatasi keperluan-keperluan hidup yang lain seperti makan, minum,tidur, bekeluarga dan sebagainya.

Pengedaran narkoba termasuklah melakukan salah satu daripada perbuatan ini, iaitu mengilang, mengimport, mengeksport, menyimpan, menyorok, membeli, menjual, memberi, menerima, menyetor, mengendalikan, mengankut, membawa, menghantar, mengirim, berusaha mendapatkanya, membekal atau mengedar sesuatu


(57)

48

dadah berbahaya atau dengan cara lain di bawah penguasaan Akta ini atau peraturan-peraturan yang dibuat oleh akta ini.4

Daripada suatu kajian yang dijalankan dipendaftaran Mahkamah Tinggi dan Mahkamah Persekutuan di Kuala Lumpur, di dapati bahawa daripada jumlah 38 pesalah yang dihadapkan ke Mahkamah Tinggi di Wilayah Persekuatuan Kuala Lumpur dan di Selangor diantara tahun-tahun 1976 hingga 1981, hanya 11 orang yang dijatuhkan hukuman mati dan hukuman mereka disahkan.

Pada tahun 1980, Raja Azlan Shah, Ketua Hakim Malaya ketika itu merasakan bahwa sudah sampai masanya “para hakim tidak merasa takut dalam menjatuhkan

hukuman mati”. Dalam kasus Pendakwa raya lawan Ooi Leng Swee YL, defendan telah ditangkap ketika sedang memproses Heroin dan didakwa dibawah seksyen 39B(1)(a) karena mengedar narkoba berbahya. Persoalan di hadapan Mahkamah Persekutuan ialah sama ada hukuman hukuman penjara seumur hidup perlu ditambah?. Suffian, ketua Hakim Negara (pada masa itu) didapati tidak mengambil fakta bahwa pesalah tidak mempunyai sabitan sebelum ini dan telah mengaku salah atas dakwaan sebaliknaya bersetuju dengan Raja Azlan Shah, ketua Hakim Melaya. Yang Arif memutuskan bahwa:

Dengan melihat kepada penigkatan yang berterusan dalam penyalahgunaan narkoba dan kesalahn-kesalahan berkaitan dengannya. Maka sudah sampai masanya

4

Akta Dadah Berbahaya 1952, Akta 234Akta Penagih Dadah (Rawatan Pemulihan)

1983(Akta 283), Lembaga Penyelidikan Undang-undang , International Law Book Services, Selangor. 2009, h. 12.


(58)

tindakan pencegahan yang lebih bertenaga dikemukakan sebagai peringatan kepada para pengedar narkoba berbahaya, supaya mereka yang terlibat dalam perniagaan jahat dan amat menguntungkan ini dapat dipujuk dan dipengaruhi untuk berhenti dan bertaubat, mengetahui sekiranya mereka ditangkap, kemungkina besar terdapat hanya satu dan satu saja hukuman bagi mereka, sepadan dengan kerosakan buruk yang dilakukan oleh mereka kepada masyarakat”. Defendan dalam kasus ini telah dijatuhkan hukuman mati oleh Mahkamah Persekutuan.5

Dalam seksyen 39A yang dipinda, setiap orang yang didapati bersalah terhadap Akta ini, yang kesalahannya tidak membawa hukuman mati dan perkara atas kesalahan ialah Heroin dan morfin seberat lima gram atau lebih atau opium siap diproses atau opium mentah seberat 250 gram atau lebih, selain dikenakan hukuman yang ditetapkan untuk kesalahan itu di bawah seksyen yang seseorang itu telah didapati bersalah, dikenakan hukuman penjara seumur hidup atau untuk suatu tempoh yang tidak kurang daripada lima tahun, dan boleh juga dikenakan hukuman sebat yang tidak kurang dari enam sebatan.

Perlu diingatkan di sini bahwa seksyen 3 Ordinan Keadilan Jinayah 1953 mendifinisikan penjara seumur hidup sebagai hanya penjara 20 tahun. Di samping kebanyakan kes, walaupun sebelum pindaan 1983, mahkamah tidak tergamak untuk menjatuhkan hukuman penjara maksimun yang dibenarkan. Dalam banyak kes mahkamah hanya menjatuhkan hukuman penjara tiga tahun dan mengarahkan pesalah

5

Mohamad Sabri Yusuf dan Che Mat Che Bakar, Penyalahgunaan dan Pengedaran Dadah di Malaysi, Dewan bahasa dan pustaka, 2008, Edisi kedua, h. 86-87.


(59)

50

dibebaskan dengan jaminan bon atau tanpa penjamin di bawah seksyen 294 Kanun Prosedur Jinayah6

Dalam memberantas narkoba memang tidak gampang karena terkait juga dengan masalah ekonomi masyarakat. Masyarakat yang sulit mencari perkerjaan (yang agak layak) seringkali mencari jalan pintas, menjual narkoba yang cukup menggiurkan karena keuntungannya tergolong (cukup) tinggi. Salah satu kendala utama dalam mengatasi bahaya narkoba adalah manuver aparat penegak hukum yang masih setengah-setengah. Di suatu sisi, aparat hukum memburu-buru penyalahgunaan narkoba dari golongan kelas teri dan kelas menengah. Tapi pada sisi lain, kadang atau seringkali aparat penegak hukum dan elit politik sengaja melindungi bahkan memelihara pebisnis atau Bandar atau produser atau mafia narkoba kelas atas, kelas kakap, dan super kakap. Motifnya jelas adalah faktor ekonomi dan uang.7

D. Efek Jera Daripada Implementasi Hukuman.

Hukuman adalah suatu bentuk untuk mengajar manusia dari suatu kesalahan atau kesilapan yang telah dilakukannya, begitu juga hukuman yang diadakan oleh kerajaan Malaysia adalah untuk memberi pengajaran kepada pesalah dan orang lain agar insaf dari kesilapan yang lalu dan tidak akan melakukan kesalahan.

Islam telah mengajar manusia tentang balasan dosa dan pahala atau syurga dan neraka untuk mencegah mereka dari melakukan kejahatan dan menggalakkan

6

Ibid., h. 80-81. 7

M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Dan Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi Dan Melawan, Bandung, Komp. Cijambe Indah, Mei 2004, Cet Pertama, h. 82.


(60)

mereka memperbanyakkan kebaikan. Di kalangan manusia, terdapat segelintir yang masih berterusan melakukan kejahatan tanpa menghiraukan balasan akhirat tadi. Justeru itu undang-undang atau hukuman diperlukan untuk menghukum dan mengajar manusia yang degil supaya tidak mengulangi perbuatan jinayah dan juga dapat memberi pengajaran kepada seluruh masyarakat8

Di Malaysia hukuman yang paling berat yang boleh dijatuhkan dalam kes jinayah ialah hukuman mati. Dalam kes-kes tertentu seperti pembunuhan, tidak ada

alternative selain daripada hukuman mati. Hukuman mati juga boleh dijatuhkan bagi kesalahan dibawah Akta Keselamatan Dalam Negeri 1960 dan Akta Dadah Berbahaya 1952. Pengampunan boleh diberi oleh yang di-Pertuan Agung atau Sultan atau yang Di Pertuan Negeri sesebuah Negeri dengan nasihat Lembaga Pengampunan.

Selepas hukuman mati, hukuman yang kedua berat ialah hukuman penjara seumur hidup. Dibawah keadilan jinayah 1953, hukuman yang disarankan ialah untuk tempoh dua puluh lima tahun. Bagaimanpun, badan perundangan boleh dengan nyata memperuntukkan bahawa hukuman seumur hidup hendaklah untuk tempoh hayat seseorang .9

8

Hamidi bin Abdul Ghani, Jurnal KIAS, Kelantan, Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra, 2004, h. 28.

9

Ahmad Mohamed Ibrahim, Ahilemah Joned , Sistem Undang-undang di Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka, h. 303.


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Narkoba dapat memberikan kebaikan dan membawa keburukan kepada manusia. Narkoba dapat menberikan manfaat kepada manusia jika digunakan didalam bidang perubatan yang boleh mencegah dan mengubati pelbagai penyakit serta meningkatkan keupayaan fizikal dan mental. Narkoba juga dapat memberi keburukan kepada manusia jika disalah gunakan untuk mendapat kinikmatan yang dapat merusakkan sistem saraf dan imunisasi tubuh, dan menyebabkan perbagai penyakit seperti HIV, yang sehingga sekarang belum ada ubat untuk mengubatinya.

2. Kerajaan Malaysia dalam menegakkan keadilan dan menjaga keamanan bagi seluruh rakyat Malaysia, kerajaan telah berusaha mewujudkan berbagai peraturan untuk menjaga keamanan Negara dan warganegara Malaysia. Narkoba merupakan salah satu masalah yang utama bagi Malaysia, dengan itu kerajaan Malaysia telah membuat undang-undang tentang narkoba,salah satu darinya adalah Akta 234 tentang penagih narkoba yang sudah lama diluluskan yaitu pada tahun 1952.


(2)

3. Hukuman yang dikenakan keatas pesalah narkoba menurut islam adalah hudud yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul yaitu hukuman cambuk 40 kali dan hukuman mati bagi yang pesalah jinayah yang ke empat kalinya dan ta’zir yaitu diserahkan kepada kebijakan pemerintah. Adapun hukuman yang paling berat yang dikenakan keatas pesalah narkoba menurut Akta 234 adalah hukum gantung sampai mati yang dikenakan keatas pengedar narkoba. bagi mereka yang bersalah atas pemilikan narkoba, hukuman yang paling berat penjara seumur hidup atau penjara tidak kurang dari lima tahun beserta cambuk tidak kurang dari sepuluh. Hukuman yang paling ringan adalah penjara untuk suatu tempoh tidak kurang dari dua tahun dan tidak lebih dari lima tahun beserta hukuman cambuk tiga dan tidak lebih dari Sembilan. Bagi kesalahan bagi Akta ini dan tidak ada penalti yang khusus dikenakan hukuman denda lima ribu ringgit atau penjara tidak lebih dari dua tahun atau kedua-duanya sekali.

4. Kuasa untuk menentukan kesalahan seseorang di Malaysia diberikan kepada mahkamah. Mahkamah sivil diMalaysia mempunyai wewenang dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan orang islam dan selaian islam, kasus-kasus yang berkaitan agama islam hanya di bicarakan di mahkamah syariah, selain kasus yang berkaitan agama islam dibicaraka dimahkamah sivil. Ini memberi wewenang mahkamah sivil lebih luas berbanding mahkamah syariah.


(3)

59

B. Saran-saran

Berdasar perbahasan mengenai implementasi aturan jinayah narkoba menurut Akta 234, Akta Dadah Berbahaya 1952 di Malaysia, jelaslah bahwa undang-undang ini telah berlaku seluruh Malaysia, namun hukuman ini tidak dapat mencegah kepada pihak yang terkait untuk tidak melakukan kesalahan, karena hukuman yang ada di dalam Akta 234, Akta Dadah Berbahaya 1952 tidak berlandaskan hukum islam. Ia boleh diubah mengikut keadaan. Walaupun hukuman ini telah berjalan tetapi masih ramai yang mengulangi kesalahan yang sama. Kerajaan haruslah memperbarui undang-undang yang sedia ada dan mengenakan hukuman yang dapat memberi pengajaran dan keinsafan kepada masyarakat.


(4)

60

DAFTAR PUSTAKA .

Al-Quranul al-Karim

Abdul Rahman, Mohd Nadzri, Penghinaan Mahkamah Undang-undang Sivil Dan Undang-undang islam ,Mahzum Book Services.

Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia :Masalah dan Penyelesaiannya, Kuala Terengganu, Pustaka Damai, 1986, Cet. Ke-1.

Abdul Ghani, Hamidi bin, Jurnal KIAS, Kelantan, Kolej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra, 2004.

…….. Akta Dadah Berbahaya 1952, Akta 234. Lembaga Penyelidikan Undang -undang International Law Book Services, Selangor, 2009.

Ali, Zainuddin, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, Sinar Grafika, 2008, Cet. Ke-2.

Arief, M Hakim. Bahaya Narkoba Dan Alkohol Cara Islam Mencegah, Megatasi Dan Melawan, Jakarta, Bandung, 2004, Cet. Ke-1.

Hafidhuddin, Didin, Budiutomo Setiawan, Tamhid. Aunur Rofiq Shaleh, Robbani Press, Jakarta, 1995, Cet. Ke-1.

Husain, Jauhar Ahmad Al-Mursi, Maqashid Syariah, Penerbit Amzah, Jakarta, 2009, Cet. Ke-1.

Ibrahim, Ahmad Mohamed, Joned, Ahilemah, Sistem Undang-undang di Malaysia, Dewan Bahasa Dan Pustaka.


(5)

61

Institut Kefahaman Islam Malaysia, Sistem Kehakiman Islam, Kuala Lumpur, Malindo Printer SDN BHD, 2001.

Ismail, Muhammad Bakar, Al-Fiqih Al-Wadhih, Jilid 2, Jasmin Enterprise, Berlian Publications SDN BHD, 2008,Cet. Ke-1.

Jusuh, Abdullah, Pengenalan Tamadun Islam Di Malaysia, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1989.

…………. Malaysia Kita Panduan Dan Rujukan Untuk Peperiksaan AM,

Internasional Law Book Servies.

Majid, Ahmad Abdul, Hakikat Hukum Allah. Mitiara Ilmu, Surabaya, 1995, Cet. Ke-1.

Musslich, Ahmad Wardi, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, Jakarta, Sinar Grafika, 2006, Cet. Ke-2.

Muslich, Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2005, Cet. Ke-1.

………… Nikah Majalah Keluarga Islami, Bebaskan Keluarga Dari Jerat Narkoba. ……….... Publisher SDN BHD Malaysia, Pengurusan Isu Alkohol Dan Dadah Di

Tempat Kerja, 2008.

Yusof, Muhammad Sabri, Che Mat, Che Bakar, Penyalahgunaan Dan Pengedaran Dadah Di Malaysia, Dewan Bahasa Dan Pustaka, Kuala Lumpur, 2008, Edisi Ke-2.

Qardhawi, Yusuf, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Penerjemah: Didin, Hafidhuddin, Setiawan Budiutomo, Aunur Rofiq Shaleh Tamhid, Robbani Press, Jakarta, 1995, Cet. Ke-1.


(6)

Sunarno, Narkoba Bahaya Dan Upaya Pencegahan, Penerbit PT Bengawan IlmuAnggota IKAPI JL. Pleburan Semarang.

Taharem, Abu Dzarin, Menangani Penyalahgunaan Dan Penagihan Dadah Menurut Islam, Selangor, Penerbitan Ikhwan, 2004.

Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2009. Venugopal, A Vijayalakshimi, Introduction To Law In Malaysia,2001.

Yusof, Mujahid, Wajah Baru Politik Malaysia, Anbakri Publika SDN BHD, Mei 2009, Cet. Ke-1.

Website :

http://amkns.blogspot.com/2009_08_01_archive.html

http://www.hmetro.com.my/articles/Menggigiltakdapatdadah/Article

http://www.ukm.my/geografia/images/upload/4.2010-1-Rokiah-melayu-2.pdf http://ms.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Malaysia