Koran Dinding Apa dan Bagaimana

Koran Dinding, Apa dan Bagaimana
Satu Pengantar Oleh I Made Adnyana, S.H.
Awal
1. Koran dinding tidak sama dengan papan pengumuman atau media
promosi berupa tempelan pamflet, poster.
2. Koran dinding juga tidak sama dengan parade foto.
3. Koran dinding berbeda dengan majalah dinding.
4. Koran dinding cenderung banyak dilakukan pelajar (SLTP dan SMU), namun
tak tertutup kemungkinan dilakukan oleh mahasiswa dan umum (seperti
RT, banjar, instansi, dll.)
5. Sesuai namanya. koran dinding ditempatkan menempel, menggunakan
media dinding atau setidaknya semacam papan pengumuman (partisi).
6. Dalam perkembangannya Koran dinding ditafsirkan sebagai media kreatif
yang bentuknya beragam dan bisa tiga dimensi. Mengacu pada nama,
sebenarnya yang seperti ini sudah tidak tepat lagi disebut Koran dinding,
mungkin lebih cocok disebut sebagai media kreatif atau media alternatif.

Teknis
1. Dalam pembuatan koran dinding, ada dua hal utama yang perlu
diperhatikan, menyangkut bentuk dan materi.
2. Secara umum bentuk koran dinding bisa tunggal bisa juga ganda (memiliki

dua bidang berbeda).
3. Tidak ada ukuran yang mutlak atau pasti untuk sebuah koran dinding,
namun seringkali dalam lomba-lomba, ukuran koran dinding mengikuti
ketentuan dari panitia.
4. Materi atau bahan mentah untuk pembuatan koran dinding juga tidak
mutlak, bisa menggunakan kertas saja, atau divariasikan dengan stereo
foam juga papan tripleks.
5. Dalam hal tertentu seperti lomba, koran dinding biasanya dilapisi dengan
plastik.
6. Materi koran dinding biasanya beragam, tidak ada satu standar rubrikasi
yang berarti. Meski demikian ada beberapa rubrikutama yang biasanya
selalu muncul, seperti laporan utama, laporan khusus, tajuk rencana, opini,
profil dan berita singkat (mengenai agenda kegiatan di tempat si pembuat
koran dinding). Rubrik ini bisa berkembang atau ditambahkan dengan

1

rubrik sastra (puisi/cerpen, dll.), resensi (film, musik, buku), humor, iptek,
serba-serbi, dll.


Dua Hal Utama
1. Sebagaimana penerbitan umum apakah koran atau majalah, koran dinding
juga seharusnya memperhatikan dua hal utama yakni aspek redaksional
dan aspek tata artistik.
2. Aspek redaksional di antaranya menyangkut pemilihan materi, kedalaman
materi, gaya penulisan, manfaat tulisan, termasuk masalah bahasa yang
meliputi ragam bahasa, ekonomi kata, dan penerapan EYD.
3. Tata artistik koran dinding mencakup keseimbangan, kebersihan dan
kerapian, pewarnaan, ilustrasi (mencakup foto/gambar) dan kreativitas.
4. Mengingat posisinya yang dipajang berdiri dan dibaca dalam waktu
singkat, maka materi atau tulisan koran dinding juga disarankan agar,
singkat, jelas dan padat.
5. Tulisan di koran dinding seharusnya tak hanya sekadar memberi informasi
namun

juga

mampu

menambah


dan

mengembangkan

wawasan

pembacanya.
6. Pemilihan jenis tulisan sebaiknya disesuaikan dengan jangka waktu
penerbitan koran dinding yang bersangkutan.

Menjaga Kelangsungan Koran Dinding
1. Sering kali koran dinding terbit hanya sekali dua kali lalu tenggelam atau
menghilang, tak pernah terbit lagi.
2. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dimantapkan dulu soal pengelola
koran dinding.
3. Pengelolaan koran dinding bisa diserahkan kepada salah satu unit kegiatan
yang ada di kampus atau sekolah.
4. Jika anggota memungkinkan, bisa dibentuk dua atau tiga kelompok yang
bertanggungjawab membuat koran dinding secara bergiliran.

5. Pembagian tugas dalam pembuatan koran dinding hendaknya disesuaikan
dengan keahlian atau kemampuan masing-masing.

2