tugas laporan pengantar ilmu perikanan r (1)
TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ILMU PERIKANAN
PEMESARAN OLAHAN LAMINARIACEAE
DI SUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
DEDI PRIYANTO
KUKUH SAPRUDIN
ANIN NIPASTIANY
MAYLAN MUHARYATI
(L1B015064)
(L1A015040)
(L1C015009)
(L1B015023)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2015
RINGKASAN KESELURUHAN
KLASIFIKASI LAMINARIA
Rumput laut adalah alga yang berukuran makroskopik dan dengan mudah dapat dikenali
secara visual. Kelompok ini terdiri atas alga hijau(Chlorophyta ), alga merah (Rhodophyta ), dan
alga coklat (Phaeophyta ). Alga-alga ini dapat hidup diperairan laut, sungai, danau, maupun
kolam-kolam.Beberapa contoh rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan telah
dibudidayakan maupun dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp., Gelidium sp.,
Eucheumacottonii, E. spinosum, dan Porphyra sp. dari kelompok rumput laut merah serta
Sargassum sp., dan Turbinaria sp. dari kelompok rumput laut coklat. Kedua kelompok rumput
laut ini hidup di perairan laut atau payau (Chapman, 2010).
Rumput laut mengandung hidrokoloid dan senyawa farmasetikal, karena itu rumput laut
telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di
Jepang ada nori (Porphyra spp.), wakame (Undaria finaatifida ), dan kombu (Laminaria digitata )
serta di beberapa Negara Eropa dikenal dulse (Palmaria palmate), laver (Porphyra spp.), sea
lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti (Himanthalia elongata ), dan carragheen (Chondruscrispus)
(Chapman, 2010).
Rumput laut coklat mengandung serat larut air berupa alginat, fucan, sulfat-fukoidan, dan
laminarian. Komponen utama penyusun asam alginat pada alga coklat adalah β-D-manuronat dan
α-L-guluronat, baik dalam bentuk homo maupun heteropolimer. Asam alginat tidak larut dalam
air, tetapi akan larut dan membentuk gel dalam bentuk garam alginat, yaitu Mg, Ca, dan Na.
Rasio antara asam manuronat dan asam guluronat inilah yang akan mempengaruhi sifat
fungsional sodium-alginat (Kakita & Kamishima, 2008). Beberapa jenis rumput laut coklat yang
telah dimanfaatkan sebagai penghasil alginat secara komersial adalah L. hyperborea, L.
digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera, Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni
nigrescens, Durvillea antarctica , dan Sargassum sp.
LAMINARIACEAE
Klasifikasi Laminaria Sp. menurut Bold dan Wynne (1985):
Kingdom
: Protista
Divisi
: Pheophyta
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Laminariales
Family
: Laminariaceae
Genus
: Laminaria
Spesies
: Laminaria digitata.
Laminaria sp memiliki warna yang di dominasi oleh pigmen warna cokelat. Thalus pada
spesies ini berbentuk seperti lembaran dan terdapat bintil-bintil (sorus) pada talusnya.Bagian tepi
thalus bergerigi.Spesies ini telah memiliki bagian yang berbentuk menyerupai batang, akar, dan
daun pada tumbuhan.Laminaria sp berwarna cokelat.Dapat ditemukan di pinggir pantai
menempel pada substrat (batu karang), percabangannya dikotom. Pertumbuhan terjadi pada
bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak di antara tangkai dan
lembaran.Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan terkumpul dalam suatu "Sorus"
pada permukaan lembaran.Beberapa marga tertentu, sporangianya terletak pada suatu lembaran
khusus (sporofit).Gametofit dari Laminariales berupa gilamen yang mikroskopik. Reproduksi
Laminaria sp perkembangbiakan seksual bersifat oogamik. Terkenal dengan sebutan palm laut
dan merupakan "kelp" yang paling kecil, tumbuh di daerah batas pasang surut di pantai
berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di Laut. Laminaria sp sangat berperan bagi
manusia dijadikan sebagai bahan untuk medis dan kecantikan (Aslan, 1991).
Menurut Stern (2003), dalam kehidupan sehari-hari Laminaria sp. Digunakan sebagai bahan
pewarna murni dan ada yang sebagian dimanfaatkan sebagai pewarna pada car sehingga tampak
lebih cerah. Dalam dunia ekonomi atau masyarakat Laminaria sp. dimanfaatkan sebagai bahan
pokok makanan, sedangkan masyarakat Jepang menggunakannya sebagai bahan pokok sup.
Berikut ini contoh siklus hidup dari spesies Laminaria
TEHNIK PEMBUDIDAYAAN LAMINARIA
Budidaya rumput laut jenis Laminaria
Syarat lokasia.
Dasar tambak pasir sedikit berlumpur, keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah
pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikut lumpur.
Ketebalan lumpur maksimal 15-20cm. Dekat dengan sumber air tawar atau mudah untuk
menurunkan kadar garam air , dan pergantian air mudah dilakukan di sarankan untuk memiliki 2
pintu air yang berfungsi sebagai pintu sirkuasi air. Bebas dari polusid.
Perbedaan pasang surut minimal 30 cm karena jika terlalu besar dapat mengakibatkan
berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Kejernihan air tidak tidak terlalu keruh dan
selalu menerima sinar matahari Suhu air berkisar antara 180C -300C , dan suhu ideal sekitar 200250C. Serta PH air berkisar antara 6-9, dan ideal sekitar 6,8-8.2 Kadar garam air antara 15-35
ppth.Suhu air 20-280 Ci. pH air 6-9j. Oksigen terlarut 3-8 ppm.
Syarat tambak
Tambak ideal, berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar , Luas petakan berkisar
0,5-1 hektar, Kemiringan dasar petakan melandai, elevasi 5 - 100/0 Kedalaman tambak antara 75100 cm, Pematang cukup kuat, tidak bocor dan bersih dari tanaman tahunan Penanganan dan
pengadaan bibit penanganan pada bibit, bibit harus Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan. bibit Tidak lebih dari 24 jam tersimpan di tempat kering.Hindari bibit dari kontaminasi
minyak dan zat kimia lainnya.bibit Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi. Bibit dari
alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas
Pengadaan bibit,Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing, Bibit harus baru, cerah dan masih
muda,Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah-patah,Tidak ada bercak, tidak terkelupas,
tidak berbau busuk,Umur bibit 25-35 hari (setelah panen sebelumnya,Pengangkutan bibit harus
hati-hati dan tetap terendam air,Tidak terkena
Teknik budidaya dan panen
Teknik Budidaya
Metoda budidaya rumput laut yang di gunakan adalah metoda tebar (broadcast), dimana
bibit rumput laut ditebar di seluruh bagian tambak secara merata, dan keuntungan dari metoda ini
adalah biaya relatif murah, penanaman lebih cepat dan pengelolaannya sederhana/mudah.Namun
Sebelum penebaran bibit/benih lahan tambak disiapkan secara baik dengan berbagai perlakuan
seperti,pengangkatan lumpur dasar dan pengeringan selama sebulan pengisian air sedalam 10
cm,pemberantasan organisma predator dengan saponin, dosis 10-15 ppm, 3-5 hari kemudian air
dimasukkan setinggi 50 cm,pemupukan dengan kompos sebanyak 200 kg, urea 50 kg dan SP36
15 kg per hektar.Setelah tumbuh pakan alami bibit rumput laut ditebar sebanyak 1,5-2 ton/ha.
Dua pekan sesudahnya benih ikan Bandeng dan Udang Windu ditebar masing-masing sebanyak
1.000 ekor glondongan dan 10.000 ekor tokolan.Pemeliharaan media dilakukan melalui
monitoring harian kadar garam dan suhu air, serta pergantian air setiap dua pekan. Jika
kesuburan media menurun dapat dilakukan pemupukan susulan menggunakan NPK dengan dosis
10 ppm.
Panen
Rumput laut Laminaria yang dibudidayakan di tambak dapat mulai dipanen pada umur 4
bulan. Panen berikutnya dilakukan setiap 45-55 hari. Jumlah pemanenan optimal dari setiap
penebaran sebaiknya tidak melebihi 8 kali.
Panen dilakukan dengan cara mengambil rumput laut dari tambak menggunakan perahu/drum
plastik dan dikumpulkan di atas tanggul. Selanjutnya langsung digelar di atas waring untuk
penjemuran. Jika cuaca cerah (panas matahari mencukupi) dalam satu hari rumput laut sudah
cukup kering, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kantong/karung dan dibawa ke gudang.
Setelah ditimbang dan dilakukan sortir rumput laut kering dipak untuk dijual ke pedagang
pengumpul atau pabrik.
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT LAMINARIA
Rumput laut adalah salah satu sumber pangan yang mengandung serat yang tinggi
dimana hal ini baik untuk kesehatan manusia. Di Indonesia rumput laut sangat melimpah dari
berbagai jenis rumput laut seperti L. hyperborea, L. digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera,
Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni nigrescens, Durvillea antarctica , dan
Sargassum sp serta Grasilaria. Olahan rumput laut sekarang sudah berkembang dan talah
menjadi salah satu produk yang memiliki daya saing produk tersebut diantaranya yaitu:
Salad Rumput Laut ,Tomat Cerry dengan Ikan Kakap Putih dan Pure Nanas.
Singkong Lapis Ketan dengan Mangga dan Kuah Santan Rumput Laut.
Telor dan rumput laut panggang gulung isi sayur.
Nugget rumput laut.
Bakso rumput laut.
Sirup rumput laut.
Manisan rumput laut.
Gula-gula rumput laut.
Dodol rumput laut.
Keripik rumput laut.
Es rumput laut.
Pudding rumput laut.
PEMASARAN OLAHAN RUMPUT LAUT LAMINARIA
Pemasaran rumput laut Indonesia
Pemasran rumput laut di indonesia masih banyak dalam bentuk mentah yaitu belum
diolah. Pasar rumput laut indonesia adalah negara-negara yang tergabung dalam Negara ASEAN
yaitu Singapura, Thaliand, Filipina, Cina dan masih banyak negara lainnya. Indonesia
menempati peringkat ke-7 dalam ekspor rumput laut ke Thailand
Berdasarkan data sementara statistik FAO yang dikeluarkan pada Maret 2015, produksi rumput
laut Indonesia jenis E. cottonii pada tahun 2013 menempati urutan pertama dunia sebanyak 8,3
juta ton. Untuk rumput laut jenis Gracilaria sp., pada 2013 Indonesia menempati urutan kedua
setelah China, dengan produksi sebesar 975 ribu ton. sehingga para petani diharapkan dapat terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput laut Indonesia.
Pada tahun kepemimpina presiden baru yaitu Jokowidodo, Kementerian Perindustrian
mendukung penghentian ekspor rumput laut secara bertahap. Pasalnya, hasil rumput laut yang
melimpah ruah di negeri ini hanya bisa terserap pasar di dalam negeri sebesar 25% saja,
sedangkan sisanya sebanyak 75% diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengungkapkan, penghentian ekspor
rumput laut secara bertahap itu ditujukan agar produk rumput laut dalam negeri bisa bersaing
dengan hasil laut dari negara lain. Lebih jauh lagi Alex memaparkan wilayah Ambon dan
sekitamya mempunyai potensi alam yang sangat besar untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional
(LIN) dan rumput laut, karena budidaya rumput laut itu bisa dipanen sepanjang tahun tanpa
mengenal musim.
Sedangkan untuk pemasaran produk olahan rumput laut di Indonesia masih berada dalam
lingkup nasional karena pemasaran olahan tersebut belum bisa dipasarkan secara internasional
disebabkan standarisasi produk olahan rumput laut yang tinggi di lingkup internasional. Negara
yang sering langganan rumput laut Indonesia hanya menerima rumput laut dalam bentuk mentah
untuk digunakan sebagai bahan pokok pembuatan kosmetik.
LAMPIRAN 1
KUKUH SAPRUDIN
(L1A015040)
MENEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
KLASIFIKASI LAMINARIA
Klasifikasi Laminaria Sp. menurut Bold dan Wynne (1985):
Kingdom
: Protista
Divisi
: Pheophyta
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
Phaeophyceae
Laminariales
Laminariaceae
Laminaria
Laminaria Sp.
1. Karakteristik
Laminariales adalah salah satu diantara tiga belas ordo dalam divisi Phaeophyta.Ciri-ciri umum
dari ordo ini adalah sebagai berikut.
" Habitat umumnya pada lautan beriklim dingin
" Sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran.
" Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya
terletak diantara tangkai dan lembaran.
" Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada
permukaan lembaran.
" Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik dan bersifat diesius.
" Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
" Manghasilkan asam alginate yang berfungsi sebagai bahan pengental, stabilisator es krim,
dan produk susu.
2. Reproduksi
Reproduksi seksual pada Laminariales dilakukan secara oogami.Oogami adalah suatu bentuk
perkembangbiakan dimana gamet jantan dan betina memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda
dengan gamet jantan yang aktif.Laminariales memiliki gametofit yang diesius.Pada Laminariales
ditemukan adanya pergiliran keturunan yang beraturan.Sporofit yang besar dan bersifat diploid
berganti dengan gametofit jantan dan betina yang telah memperlihatkan perbedaan bentuk dan
susunan.Gametofit yang dihasilkan tersebut berasal dari zoospore.Gametofit jantan bercabangcabang lebih banyak, cepat tumbuh dan terdiri atas banyak sel dan pada ujungnya terdapat
anteridium yang hanya terdiri atas satu sel, masing-masing mengeluarkan dua spermatozoid yang
mempunyai dua bulu cambuk. Gametofit betina terdiri atas sel-sel yang besar, tumbuhnya
lambat, tidak mempunyai banyak sel dan dalam keadaan luar biasa hanya terdiri atas satu sel
berbentuk pipa dan menghasilkan oogonium yang mempunyai satu sel saja. Sel telur yang
telanjang tersebut keluar dari ujung oogonium dan tetap melekat pada tempat tersebut.Zigot hasil
perkawinan tumbuh menjadi sporofit.Pada permukaan sporofit selain terdapat sel-sel mandul
juga terdapat sporangium yang menghasilkan banyak zoospore dengan dua bulu cambuk.
Familia Laminariaceae- Genus Laminari
Laminaria ditemukan pada perairan litoral hingga sublitoral hingga pantai karang. Contoh
Laminaria saccharina, Laminaria digitata.
LAMINARA Sp
Laminaria sp memiliki warna yang di dominasi oleh pigmen warna cokelat. Thalus pada spesies
ini berbentuk seperti lembaran dan terdapat bintil-bintil (sorus) pada talusnya.Bagian tepi thalus
bergerigi.Spesies ini telah memiliki bagian yang berbentuk menyerupai batang, akar, dan daun
pada tumbuhan.Laminaria sp berwarna cokelat.Dapat ditemukan di pinggir pantai menempel
pada substrat (batu karang), percabangannya dikotom.
Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya
terletak di antara tangkai dan lembaran.Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan
terkumpul dalam suatu "Sorus" pada permukaan lembaran.Beberapa marga tertentu,
sporangianya terletak pada suatu lembaran khusus (sporofit).Gametofit dari Laminariales berupa
gilamen yang mikroskopik. Reproduksi Laminaria sp perkembangbiakan seksual bersifat
oogamik. Terkenal dengan sebutan palm laut dan merupakan "kelp" yang paling kecil, tumbuh di
daerah batas pasang surut di pantai berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di Laut.
Laminaria sp sangat berperan bagi manusia dijadikan sebagai bahan untuk medis dan
kecantikan(Aslan, 1991).
Menurut Stern (2003), dalam kehidupan sehari-hari Laminaria sp. Digunakan sebagai bahan
pewarna murni dan ada yang sebagian dimanfaatkan sebagai pewarna pada car sehingga tampak
lebih cerah. Dalam dunia ekonomi atau masyarakat Laminaria sp. dimanfaatkan sebagai bahan
pokok makanan, sedangkan masyarakat Jepang menggunakannya sebagai bahan pokok sup.
Berikut ini contoh siklus hidup dari spesies Laminaria.
LAMPIRAN 2
MAYLAN MUHARYATI (L1B015023)
BUDIDAYA PERAIRAN
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT JENIS LAMINARIA
Rumput laut merupakan makro algae yang termasuk dalam divisi Thallophyta , yaitu
tumbuh-an yang mempunyai struktur kerangka tubuh yang terdiri dari batang/thallus dan tidak
memiliki daun serta akar. Beberapa jenis rumut laut yang ada di perairan Indonesia
adalah Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Turbinaria serta laminaria.
Potensi pengembangan rumput laut di indonesia ,Indonesia sebagai negara maritim yang
memiliki jumlah 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km. Luas indikatif
lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia mencapai
769.452 hektar. Dari jumlah itu, baru sekitar 50% atau seluas 384.733 hektar yang secara efektif
dimanfaatkan, dan akan terus dimanfaatkan hingga mencapai target produksi yang di inginkan .
target produksi pada tahun 2015 ini sebesar12.500.000 ton.standar teknis produksi rumput laut,
meliputi kegiatan praproduksi (lokasi dan kondisi budidaya, suhu, salinitas dan pH, konstruksi
(bentuk, ukuran dan kriteria), jumlah pelampung, bibit (umur, bobot, bentuk, warna) dan
peralatan; serta proses produksi (pengikatan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan
monitoring).
Budidaya rumput laut jenis Laminaria
Syarat lokasia.
Dasar tambak pasir sedikit berlumpur, keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah
pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikut lumpur.
Ketebalan lumpur maksimal 15-20cm. Dekat dengan sumber air tawar atau mudah untuk
menurunkan kadar garam air , dan pergantian air mudah dilakukan di sarankan untuk memiliki 2
pintu air yang berfungsi sebagai pintu sirkuasi air. Bebas dari polusid.
Perbedaan pasang surut minimal 30 cm karena jika terlalu besar dapat mengakibatkan
berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Kejernihan air tidak tidak terlalu keruh dan
selalu menerima sinar matahari Suhu air berkisar antara 180C -300C , dan suhu ideal sekitar 200250C. Serta PH air berkisar antara 6-9, dan ideal sekitar 6,8-8.2 Kadar garam air antara 15-35
ppth.Suhu air 20-280 Ci. pH air 6-9j. Oksigen terlarut 3-8 ppm.
Syarat tambak
Tambak ideal, berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar , Luas petakan berkisar
0,5-1 hektar, Kemiringan dasar petakan melandai, elevasi 5 - 100/0 Kedalaman tambak antara 75100 cm, Pematang cukup kuat, tidak bocor dan bersih dari tanaman tahunan Penanganan dan
pengadaan bibit penanganan pada bibit, bibit harus Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan. bibit Tidak lebih dari 24 jam tersimpan di tempat kering.Hindari bibit dari kontaminasi
minyak dan zat kimia lainnya.bibit Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi. Bibit dari
alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas
Pengadaan bibit,Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing, Bibit harus baru, cerah dan masih
muda,Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah-patah,Tidak ada bercak, tidak terkelupas,
tidak berbau busuk,Umur bibit 25-35 hari (setelah panen sebelumnya,Pengangkutan bibit harus
hati-hati dan tetap terendam air,Tidak terkena
Teknik budidaya dan panen
Teknik Budidaya
Metoda budidaya rumput laut yang di gunakan adalah metoda tebar (broadcast), dimana
bibit rumput laut ditebar di seluruh bagian tambak secara merata, dan keuntungan dari metoda ini
adalah biaya relatif murah, penanaman lebih cepat dan pengelolaannya sederhana/mudah.Namun
Sebelum penebaran bibit/benih lahan tambak disiapkan secara baik dengan berbagai perlakuan
seperti,pengangkatan lumpur dasar dan pengeringan selama sebulan pengisian air sedalam 10
cm,pemberantasan organisma predator dengan saponin, dosis 10-15 ppm, 3-5 hari kemudian air
dimasukkan setinggi 50 cm,pemupukan dengan kompos sebanyak 200 kg, urea 50 kg dan SP36
15 kg per hektar.Setelah tumbuh pakan alami bibit rumput laut ditebar sebanyak 1,5-2 ton/ha.
Dua pekan sesudahnya benih ikan Bandeng dan Udang Windu ditebar masing-masing sebanyak
1.000 ekor glondongan dan 10.000 ekor tokolan.Pemeliharaan media dilakukan melalui
monitoring harian kadar garam dan suhu air, serta pergantian air setiap dua pekan. Jika
kesuburan media menurun dapat dilakukan pemupukan susulan menggunakan NPK dengan dosis
10 ppm.
Panen
Rumput laut Laminaria yang dibudidayakan di tambak dapat mulai dipanen pada umur 4
bulan. Panen berikutnya dilakukan setiap 45-55 hari. Jumlah pemanenan optimal dari setiap
penebaran sebaiknya tidak melebihi 8 kali.
Panen dilakukan dengan cara mengambil rumput laut dari tambak menggunakan perahu/drum
plastik dan dikumpulkan di atas tanggul. Selanjutnya langsung digelar di atas waring untuk
penjemuran. Jika cuaca cerah (panas matahari mencukupi) dalam satu hari rumput laut sudah
cukup kering, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kantong/karung dan dibawa ke gudang.
Setelah ditimbang dan dilakukan sortir rumput laut kering dipak untuk dijual ke pedagang
pengumpul atau pabrik.
LAMPIRAN 3
ANIN NIPASTIANY (L1C015009)
ILMU KELAUTAN
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
Rumput laut adalah alga yang berukuran makroskopik dan dengan mudah dapat dikenali
secara visual. Kelompok ini terdiri atas alga hijau(Chlorophyta ), alga merah (Rhodophyta ), dan
alga coklat (Phaeophyta ). Alga-alga ini dapat hidup diperairan laut, sungai, danau, maupun
kolam-kolam.Beberapa contoh rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan telah
dibudidayakan maupun dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp., Gelidium sp.,
Eucheumacottonii, E. spinosum, dan Porphyra sp. dari kelompok rumput laut merah serta
Sargassum sp., dan Turbinaria sp. dari kelompok rumput laut coklat. Kedua kelompok rumput
laut ini hidup di perairan laut atau payau (Chapman, 2010).
Rumput laut mengandung hidrokoloid dan senyawa farmasetikal, karena itu rumput laut
telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di
Jepang ada nori (Porphyra spp.), wakame (Undaria finaatifida ), dan kombu (Laminaria digitata )
serta di beberapa Negara Eropa dikenal dulse (Palmaria palmate), laver (Porphyra spp.), sea
lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti (Himanthalia elongata ), dan carragheen (Chondruscrispus)
(Chapman, 2010).
Rumput laut coklat mengandung serat larut air berupa alginat, fucan, sulfat-fukoidan, dan
laminarian. Komponen utama penyusun asam alginat pada alga coklat adalah β-D-manuronat dan
α-L-guluronat, baik dalam bentuk homo maupun heteropolimer. Asam alginat tidak larut dalam
air, tetapi akan larut dan membentuk gel dalam bentuk garam alginat, yaitu Mg, Ca, dan Na.
Rasio antara asam manuronat dan asam guluronat inilah yang akan mempengaruhi sifat
fungsional sodium-alginat (Kakita & Kamishima, 2008). Beberapa jenis rumput laut coklat yang
telah dimanfaatkan sebagai penghasil alginat secara komersial adalah L. hyperborea, L.
digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera, Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni
nigrescens, Durvillea antarctica , dan Sargassum spp.
Olahan rumput laut
Salad Rumput Laut ,Tomat Cerry dengan Ikan Kakap Putih dan Pure Nanas.
Singkong Lapis Ketan dengan Mangga dan Kuah Santan Rumput Laut.
Telor dan rumput laut panggang gulung isi sayur.
Nugget rumput laut.
Bakso rumput laut.
Sirup rumput laut.
Manisan rumput laut.
Gula-gula rumput laut.
Dodol rumput laut.
Keripik rumput laut.
Es rumput laut.
Pudding rumput laut.
Konsumsi olahan rumput laut di Indonesia
Konsumsi serat pangan yang direkomendasikan orang dewasa adalah sebesar 25-35
g/hari. Sedangkan pada kenyataannyan pada tahun 2001 menunjukan bahwa rata-rata konsumsi
serat penduduk Indonesia hanya mencapai 10,5 g/hari. Hal ini sangat berbeda dengan Negara
Amerika yang menganjurkan warganya untuk mengkonsumsi serat sebanyak 25 g/hari atau 15 g/
1.000 kkal menu, dengan kandungan serat larut tidak kurang dari 0,6 g sekali makan. Di
Indonesia konsumsi rumput laut masih cukup rendah. Dari total produksi yang mencapai 1,7 juta
ton/tahun rumput basah, 85% di ekpor ke berbagai Negara dan 15% di konsumsi oleh
masyarakat Indonesia sendiri. Tingkat konsumsi rumput laut di Indonesia sekitar 1,2 kg rumput
laut basah/kap/tahun atau kurang dari 0,2 kg (bk). Berbeda dengan masyarakat Jepang yang
setiap tahunnya mengkonsumsi rumput laut tidak kurang dari 1,6 kg/kap (bk).
Untuk meningkatkan konsumsi rumput laut di Indonesia maka dapat melalui berbagai
olahan produk seperi pudding, keripik, es rumput laut dodol dan manisan. Selain itu rumput laut
juga dapat di jadikan sebagai bahan tambahan pembuatan mie dan kerupuk. Rumput Laut yang
bisa digunakan untuk campuran mie adalah E. cottonii dan rumput laut yang bisa digunakan
untuk campuran kerupuk adalah S.
Produksi rumput laut di Indonesia
Table 1 Produksi dan nilai rumput laut di Indonesia 1979 – 1983.
TAHUN
VOLUME (TON).
NILAI (RP.1.000)
1979
5.945
334.000
1980
7.848
421.000
1981
7.251
362.000
1982
7.479
398.000
1983
9.607
515.000
Sumber : Dit Jen. Perikanan, Departemen Pertanian (1985).
Tabel 2 Produksi rumput laut dari beberapa daerah perairan pantai di Indonesia (1979 – 1983)
Perairan pantai
Produksi rumput laut (ton)
1979
1980
1981
1982
1983
Barat Sumatera
6
4
8
6
62
Timur Sumatera
39
-
-
-
-
Selat Malaka
251
572
-
7
-
Utara Sulawesi
108
119
105
123
69
Selatan Sulawesi
436
78
138
280
501
Selatan Jawa
191
486
208
407
772
Bali / NTT
496
550
451
315
1755
Maluku
4418
3039
6341
6341
6448
Total
5945
7848
7251
7479
9607
Sumber : BPS.
Pemasaran rumput laut di Indonesia
Ekspor rumput laut
Tabel 5. Estimasi produksi rumput laut di dunia (ton berat kering) sesuai dengan bahan
koloid yang dihasilkannya.
DAERAH
PRODUKSI
CARRAGEENAN &
FULCELLARAN
1971
1975
Asia
4.500
300
Amerika Latin
4.000
?
1980
17.900 28.000 2.300 18.088
200
4.570
-
5.720
6.000
300
9.990
200
12.800
6.900
8.400
?
2.300
6.350
Amerika Utara
6.000 4.800
7.000
5.000
100
-
Negara lain
5.500
-
1984
1975
ALGIN
1975
Eropa
1980
AGAR
1980
10.700 34.000
6.700
42.000
150
4.500 350 1.666
6.000
Sumber : Mc. Hugh D.J. and B.V. Lanier (1983)
Pores H. (1985)
Saleh S. (1985)
Tabel 6. Estimasi produksi olahan rumput laut di dunia serta bahan bakunya tahun
1980
Daerah produksi Agar Rumput laut Carrageenan Rumput laut Alginat Rumput laut
Asia
3.574
18.088
500
17.900
1.950
4.570
857
9.990
-
55.720
12.100
12.800
1.990
6.350
7.900
8.400
12.825
34.000
Amerika Utara
200
-
4.500
7.000
6.700
42.000
Lainnya
440
1.666
-
150
-
6.000
7.061
36.094
Amerika Latin
Eropa
12.900
39.170
21.575
99.370
Tabel 7. Ekspor rumput laut 1979–1984
TAHUN
VOLUME
NILAI (US $)
1979
1.836.076
170.132
1980
596.629
143.016
1981
690.291
61.302
1982
2.110.703
166.201
1983
3.402.139
346.619
1984
3.061.122
658.842
Sumber : BPS
Tabel 9. Harga rata-rata rumput laut di beberapa negera.
JENIS RUMPUT LAUT
NEGARA
TAHUN
US$/TON
Chili
1978
760
Jepang
1979
780
Jepang
1978
1.100
Chili
1979
1.100
1980
1.120
1981
385
1982
380
1984
425
1981
500
1984
460
1981
570
1984
615
1981
380
1984
425
1980
560
1982
310
1. Untuk industri agar:
- Gracilaria sp
- Gelidium sp
2. Untuk industri carrageenan :
Filipina
- Eucheuma spinosum
Chili
Canada
Indonesia
- Eucheuma cottonii
Filipina
3. Untuk industri alginat:
- Algae coklat
rata-rata
1980
250
- Laminaria
Inggris
1979
100
- Ascophyllum
Inggris
1979
100
- Devevilea
Chili
1979
230
- Sargassum
India
1981
130
Sumber : McHugh D.J. and B.V. Lanier (1983)
* Porse (1985)
Tata niaga rumput laut
Tabel 10. Impor agar-agar dan alginat 1980 – 1984
Tahun
Agar-agar
Volume (kg)
Alginat
Nilai (US$)
Volume (kg)
Nilai (US$)
Total
Nilai (US$)
-
-
-
1980
159.349
1981
43.372
300.710
4.639.508
5.114.598
5.415.308
1982
261.947
542.193
2.938.303
4.764.968
5.307.161
1983
350.111
526.957
3.717.901
4.848.997
5.375.954
1984
162.885
273.973
3.653.365
5.473.142
5.747.115
Tabel 11. Syarat mutu komoditi rumput laut
Karakteristik
Eucheuma
- Kadar air makas (%)
Gracilaria
Hypnea
32
15
25
20
5
5
5
5
- Benda asing maks (%)
- Bau
Gelidium
spesifik
spesifik
spesifik
spesifik
rumput laut
rumput laut
rumput laut
rumput laut
Keterangan : Benda asing: rumput laut lainnya, garam, pasir, karang dan kayu (ranting)
Sumber : Soegiarto. A dan Sulistijo (1985).
LAMPIRAN 3
DEDI PRIYANTO
(L1B015064)
BUDIDAYA PERAIRAN
Pemasaran rumput laut Indonesia
Pemasran rumput laut di indonesia masih banyak dalam bentuk mentah yaitu belum
diolah. Pasar rumput laut indonesia adalah negara-negara yang tergabung dalam Negara ASEAN
yaitu Singapura, Thaliand, Filipina, Cina dan masih banyak negara lainnya. Indonesia
menempati peringkat ke-7 dalam ekspor rumput laut ke Thailand
Berdasarkan data sementara statistik FAO yang dikeluarkan pada Maret 2015, produksi
rumput laut Indonesia jenis E. cottonii pada tahun 2013 menempati urutan pertama dunia
sebanyak 8,3 juta ton. Untuk rumput laut jenis Gracilaria sp., pada 2013 Indonesia menempati
urutan kedua setelah China, dengan produksi sebesar 975 ribu ton. sehingga para petani
diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput laut Indonesia.
Pada tahun kepemimpina presiden baru yaitu Jokowidodo, Kementerian Perindustrian
mendukung penghentian ekspor rumput laut secara bertahap. Pasalnya, hasil rumput laut yang
melimpah ruah di negeri ini hanya bisa terserap pasar di dalam negeri sebesar 25% saja,
sedangkan sisanya sebanyak 75% diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengungkapkan, penghentian ekspor rumput
laut secara bertahap itu ditujukan agar produk rumput laut dalam negeri bisa bersaing dengan
hasil laut dari negara lain. Lebih jauh lagi Alex memaparkan wilayah Ambon dan sekitamya
mempunyai potensi alam yang sangat besar untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional (LIN) dan
rumput laut, karena budidaya rumput laut itu bisa dipanen sepanjang tahun tanpa mengenal
musim.
Data pemerintah menyebutkan, produksi rumput laut nasional 2011 mencapai 4,3 juta ton
dan tahun ini ditargetkan meningkat 5,1 juta ton dan diharapkan pada 2014 nanti bisa mencapai
10 juta ton. "Dengan data yang menggembirakan tersebut, diharapkan bisa memacu masyarakat
pembudidaya rumput laut untuk memacu produksinya lagi," tegas Alex pada acara Forum
Koordinasi Lintas Sektor Kementerian Perindustrian Dengan Dunia Usaha Dan Instansi Terkait,
di Ambon, Selasa (29/5).
Di tempat yang sama, Direktur Usaha dan investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan (P2HP) Kementrian Kelautan Dan Perikanan (KKP), Made Artajaya,
mengungkapkan hal yang senada. Dia mengatakan, tahun depan pemerintah rencananya akan
menghentikan ekspor rumput laut kering secara bertahap, tidak secara langsung. Alasannya
karena kalau dihentikan secara langsung akan membuat sulit para pelaku usaha yang bergerak di
bidang itu.
Menurut dia, penghentian ekspor rumput laut mentah dilakukan untuk lebih
meningkatkan nilai tambah, dan menghidupkan industri rumput laut dalam negeri. Kebijakan ini
diharapkan produk kosmetik seperti pemutih (whitening), sabun, dan lainnya diproduksi dalam
negeri lalu diekspor.
Made jiiga mengatakan, kebijakan tersebut merupakan stimulus nonfinansial yang luar
biasa nilainya. Made mengakui bahwa penghentian ekspor akan diikuti dengan peningkatan
produksi melalui dua program. Pertama, minapolitan rumput laut di beberapa daerah. Kedua,
Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP) berupa bantuan budidaya rumput laut kepada
masyarakat.
Dia lalu menjelaskan, bahwa sejak wacana tersebut dipaparkan di beberapa kesempatan,
industri kosmetik di Filipina khawatir. "Karena memang 80% industri besar di Filipina bahan
bakunya dari Indonesia," katanya.
Menurut dia, ekspor mentah yang dilakukan selama ini, imbasnya pada nilai produk
selalu dimainkan industri diYiegara buyers. Pada tahap awal penyetopan ekspor rumput laut
mentah, pemerintah mensinergikan daerah penghasil dan industri. "Kita tahu 80% rumput laut
Indonesia dari KTI. Sementara industrinya ada di Jawa Timur. Nanti kita sinergikan sambil
membangun industri pengolahan di daerah penghasil," urainya.
Made juga mengatakan, dari total produksi rumput laut yang mencapai 3,9 juta ton setara
basah, 80% dari kawasan timur Indonesia. Di Ambon menurut dia, pada 2010 potensi budidaya
rumput laut pesisir pantai mencapai 193 ribu hektare ditambah 105 ribu hektare tambak mampu
menghasilkan 1,5 it ton rumput laut. "Produksi tersebut terdiri atas jenis cottonii 108 juta ton,
430 ribu ton gracilaria," ucapnya.
Tahun ini, prognosa produksi rumput laut basah mencapai 2,4 jt ton atau naik 24% (setara
kenaikan 9 juta ton) dibandingkan produksi tahun lalu.
"Jadi tidak mulukmuluk kalau kita menargetkan pertumbuhan produksi sampai 353% pada 2014.
Kalau itu terjadi maka pada 2015 Sulsel jadi produsen terbesar rumput laut didunia,"jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Maluku, Karel Albert Rahahalu, memaparkan produksi
rumput laut yang dihasilkan oleh para petani untuk sekali panen setiap bulannya mencapai 504
ton, dengan harga jual Rp7.000 hingga Rp11.000 per kilogram (kering).
"Produksi rumput laut setiap bulan sekitar 504 ton dimana harga per kilogram sangat bervariasi,
minimal Rp7.500 per kilo, dan harga maksimal Rp11.000per kilo," kata Karel
sumber : Harian Ekonomi Neraca
PENGANTAR ILMU PERIKANAN
PEMESARAN OLAHAN LAMINARIACEAE
DI SUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
DEDI PRIYANTO
KUKUH SAPRUDIN
ANIN NIPASTIANY
MAYLAN MUHARYATI
(L1B015064)
(L1A015040)
(L1C015009)
(L1B015023)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2015
RINGKASAN KESELURUHAN
KLASIFIKASI LAMINARIA
Rumput laut adalah alga yang berukuran makroskopik dan dengan mudah dapat dikenali
secara visual. Kelompok ini terdiri atas alga hijau(Chlorophyta ), alga merah (Rhodophyta ), dan
alga coklat (Phaeophyta ). Alga-alga ini dapat hidup diperairan laut, sungai, danau, maupun
kolam-kolam.Beberapa contoh rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan telah
dibudidayakan maupun dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp., Gelidium sp.,
Eucheumacottonii, E. spinosum, dan Porphyra sp. dari kelompok rumput laut merah serta
Sargassum sp., dan Turbinaria sp. dari kelompok rumput laut coklat. Kedua kelompok rumput
laut ini hidup di perairan laut atau payau (Chapman, 2010).
Rumput laut mengandung hidrokoloid dan senyawa farmasetikal, karena itu rumput laut
telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di
Jepang ada nori (Porphyra spp.), wakame (Undaria finaatifida ), dan kombu (Laminaria digitata )
serta di beberapa Negara Eropa dikenal dulse (Palmaria palmate), laver (Porphyra spp.), sea
lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti (Himanthalia elongata ), dan carragheen (Chondruscrispus)
(Chapman, 2010).
Rumput laut coklat mengandung serat larut air berupa alginat, fucan, sulfat-fukoidan, dan
laminarian. Komponen utama penyusun asam alginat pada alga coklat adalah β-D-manuronat dan
α-L-guluronat, baik dalam bentuk homo maupun heteropolimer. Asam alginat tidak larut dalam
air, tetapi akan larut dan membentuk gel dalam bentuk garam alginat, yaitu Mg, Ca, dan Na.
Rasio antara asam manuronat dan asam guluronat inilah yang akan mempengaruhi sifat
fungsional sodium-alginat (Kakita & Kamishima, 2008). Beberapa jenis rumput laut coklat yang
telah dimanfaatkan sebagai penghasil alginat secara komersial adalah L. hyperborea, L.
digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera, Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni
nigrescens, Durvillea antarctica , dan Sargassum sp.
LAMINARIACEAE
Klasifikasi Laminaria Sp. menurut Bold dan Wynne (1985):
Kingdom
: Protista
Divisi
: Pheophyta
Class
: Phaeophyceae
Ordo
: Laminariales
Family
: Laminariaceae
Genus
: Laminaria
Spesies
: Laminaria digitata.
Laminaria sp memiliki warna yang di dominasi oleh pigmen warna cokelat. Thalus pada
spesies ini berbentuk seperti lembaran dan terdapat bintil-bintil (sorus) pada talusnya.Bagian tepi
thalus bergerigi.Spesies ini telah memiliki bagian yang berbentuk menyerupai batang, akar, dan
daun pada tumbuhan.Laminaria sp berwarna cokelat.Dapat ditemukan di pinggir pantai
menempel pada substrat (batu karang), percabangannya dikotom. Pertumbuhan terjadi pada
bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak di antara tangkai dan
lembaran.Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan terkumpul dalam suatu "Sorus"
pada permukaan lembaran.Beberapa marga tertentu, sporangianya terletak pada suatu lembaran
khusus (sporofit).Gametofit dari Laminariales berupa gilamen yang mikroskopik. Reproduksi
Laminaria sp perkembangbiakan seksual bersifat oogamik. Terkenal dengan sebutan palm laut
dan merupakan "kelp" yang paling kecil, tumbuh di daerah batas pasang surut di pantai
berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di Laut. Laminaria sp sangat berperan bagi
manusia dijadikan sebagai bahan untuk medis dan kecantikan (Aslan, 1991).
Menurut Stern (2003), dalam kehidupan sehari-hari Laminaria sp. Digunakan sebagai bahan
pewarna murni dan ada yang sebagian dimanfaatkan sebagai pewarna pada car sehingga tampak
lebih cerah. Dalam dunia ekonomi atau masyarakat Laminaria sp. dimanfaatkan sebagai bahan
pokok makanan, sedangkan masyarakat Jepang menggunakannya sebagai bahan pokok sup.
Berikut ini contoh siklus hidup dari spesies Laminaria
TEHNIK PEMBUDIDAYAAN LAMINARIA
Budidaya rumput laut jenis Laminaria
Syarat lokasia.
Dasar tambak pasir sedikit berlumpur, keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah
pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikut lumpur.
Ketebalan lumpur maksimal 15-20cm. Dekat dengan sumber air tawar atau mudah untuk
menurunkan kadar garam air , dan pergantian air mudah dilakukan di sarankan untuk memiliki 2
pintu air yang berfungsi sebagai pintu sirkuasi air. Bebas dari polusid.
Perbedaan pasang surut minimal 30 cm karena jika terlalu besar dapat mengakibatkan
berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Kejernihan air tidak tidak terlalu keruh dan
selalu menerima sinar matahari Suhu air berkisar antara 180C -300C , dan suhu ideal sekitar 200250C. Serta PH air berkisar antara 6-9, dan ideal sekitar 6,8-8.2 Kadar garam air antara 15-35
ppth.Suhu air 20-280 Ci. pH air 6-9j. Oksigen terlarut 3-8 ppm.
Syarat tambak
Tambak ideal, berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar , Luas petakan berkisar
0,5-1 hektar, Kemiringan dasar petakan melandai, elevasi 5 - 100/0 Kedalaman tambak antara 75100 cm, Pematang cukup kuat, tidak bocor dan bersih dari tanaman tahunan Penanganan dan
pengadaan bibit penanganan pada bibit, bibit harus Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan. bibit Tidak lebih dari 24 jam tersimpan di tempat kering.Hindari bibit dari kontaminasi
minyak dan zat kimia lainnya.bibit Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi. Bibit dari
alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas
Pengadaan bibit,Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing, Bibit harus baru, cerah dan masih
muda,Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah-patah,Tidak ada bercak, tidak terkelupas,
tidak berbau busuk,Umur bibit 25-35 hari (setelah panen sebelumnya,Pengangkutan bibit harus
hati-hati dan tetap terendam air,Tidak terkena
Teknik budidaya dan panen
Teknik Budidaya
Metoda budidaya rumput laut yang di gunakan adalah metoda tebar (broadcast), dimana
bibit rumput laut ditebar di seluruh bagian tambak secara merata, dan keuntungan dari metoda ini
adalah biaya relatif murah, penanaman lebih cepat dan pengelolaannya sederhana/mudah.Namun
Sebelum penebaran bibit/benih lahan tambak disiapkan secara baik dengan berbagai perlakuan
seperti,pengangkatan lumpur dasar dan pengeringan selama sebulan pengisian air sedalam 10
cm,pemberantasan organisma predator dengan saponin, dosis 10-15 ppm, 3-5 hari kemudian air
dimasukkan setinggi 50 cm,pemupukan dengan kompos sebanyak 200 kg, urea 50 kg dan SP36
15 kg per hektar.Setelah tumbuh pakan alami bibit rumput laut ditebar sebanyak 1,5-2 ton/ha.
Dua pekan sesudahnya benih ikan Bandeng dan Udang Windu ditebar masing-masing sebanyak
1.000 ekor glondongan dan 10.000 ekor tokolan.Pemeliharaan media dilakukan melalui
monitoring harian kadar garam dan suhu air, serta pergantian air setiap dua pekan. Jika
kesuburan media menurun dapat dilakukan pemupukan susulan menggunakan NPK dengan dosis
10 ppm.
Panen
Rumput laut Laminaria yang dibudidayakan di tambak dapat mulai dipanen pada umur 4
bulan. Panen berikutnya dilakukan setiap 45-55 hari. Jumlah pemanenan optimal dari setiap
penebaran sebaiknya tidak melebihi 8 kali.
Panen dilakukan dengan cara mengambil rumput laut dari tambak menggunakan perahu/drum
plastik dan dikumpulkan di atas tanggul. Selanjutnya langsung digelar di atas waring untuk
penjemuran. Jika cuaca cerah (panas matahari mencukupi) dalam satu hari rumput laut sudah
cukup kering, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kantong/karung dan dibawa ke gudang.
Setelah ditimbang dan dilakukan sortir rumput laut kering dipak untuk dijual ke pedagang
pengumpul atau pabrik.
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT LAMINARIA
Rumput laut adalah salah satu sumber pangan yang mengandung serat yang tinggi
dimana hal ini baik untuk kesehatan manusia. Di Indonesia rumput laut sangat melimpah dari
berbagai jenis rumput laut seperti L. hyperborea, L. digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera,
Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni nigrescens, Durvillea antarctica , dan
Sargassum sp serta Grasilaria. Olahan rumput laut sekarang sudah berkembang dan talah
menjadi salah satu produk yang memiliki daya saing produk tersebut diantaranya yaitu:
Salad Rumput Laut ,Tomat Cerry dengan Ikan Kakap Putih dan Pure Nanas.
Singkong Lapis Ketan dengan Mangga dan Kuah Santan Rumput Laut.
Telor dan rumput laut panggang gulung isi sayur.
Nugget rumput laut.
Bakso rumput laut.
Sirup rumput laut.
Manisan rumput laut.
Gula-gula rumput laut.
Dodol rumput laut.
Keripik rumput laut.
Es rumput laut.
Pudding rumput laut.
PEMASARAN OLAHAN RUMPUT LAUT LAMINARIA
Pemasaran rumput laut Indonesia
Pemasran rumput laut di indonesia masih banyak dalam bentuk mentah yaitu belum
diolah. Pasar rumput laut indonesia adalah negara-negara yang tergabung dalam Negara ASEAN
yaitu Singapura, Thaliand, Filipina, Cina dan masih banyak negara lainnya. Indonesia
menempati peringkat ke-7 dalam ekspor rumput laut ke Thailand
Berdasarkan data sementara statistik FAO yang dikeluarkan pada Maret 2015, produksi rumput
laut Indonesia jenis E. cottonii pada tahun 2013 menempati urutan pertama dunia sebanyak 8,3
juta ton. Untuk rumput laut jenis Gracilaria sp., pada 2013 Indonesia menempati urutan kedua
setelah China, dengan produksi sebesar 975 ribu ton. sehingga para petani diharapkan dapat terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput laut Indonesia.
Pada tahun kepemimpina presiden baru yaitu Jokowidodo, Kementerian Perindustrian
mendukung penghentian ekspor rumput laut secara bertahap. Pasalnya, hasil rumput laut yang
melimpah ruah di negeri ini hanya bisa terserap pasar di dalam negeri sebesar 25% saja,
sedangkan sisanya sebanyak 75% diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengungkapkan, penghentian ekspor
rumput laut secara bertahap itu ditujukan agar produk rumput laut dalam negeri bisa bersaing
dengan hasil laut dari negara lain. Lebih jauh lagi Alex memaparkan wilayah Ambon dan
sekitamya mempunyai potensi alam yang sangat besar untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional
(LIN) dan rumput laut, karena budidaya rumput laut itu bisa dipanen sepanjang tahun tanpa
mengenal musim.
Sedangkan untuk pemasaran produk olahan rumput laut di Indonesia masih berada dalam
lingkup nasional karena pemasaran olahan tersebut belum bisa dipasarkan secara internasional
disebabkan standarisasi produk olahan rumput laut yang tinggi di lingkup internasional. Negara
yang sering langganan rumput laut Indonesia hanya menerima rumput laut dalam bentuk mentah
untuk digunakan sebagai bahan pokok pembuatan kosmetik.
LAMPIRAN 1
KUKUH SAPRUDIN
(L1A015040)
MENEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
KLASIFIKASI LAMINARIA
Klasifikasi Laminaria Sp. menurut Bold dan Wynne (1985):
Kingdom
: Protista
Divisi
: Pheophyta
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
Phaeophyceae
Laminariales
Laminariaceae
Laminaria
Laminaria Sp.
1. Karakteristik
Laminariales adalah salah satu diantara tiga belas ordo dalam divisi Phaeophyta.Ciri-ciri umum
dari ordo ini adalah sebagai berikut.
" Habitat umumnya pada lautan beriklim dingin
" Sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran.
" Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya
terletak diantara tangkai dan lembaran.
" Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada
permukaan lembaran.
" Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik dan bersifat diesius.
" Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
" Manghasilkan asam alginate yang berfungsi sebagai bahan pengental, stabilisator es krim,
dan produk susu.
2. Reproduksi
Reproduksi seksual pada Laminariales dilakukan secara oogami.Oogami adalah suatu bentuk
perkembangbiakan dimana gamet jantan dan betina memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda
dengan gamet jantan yang aktif.Laminariales memiliki gametofit yang diesius.Pada Laminariales
ditemukan adanya pergiliran keturunan yang beraturan.Sporofit yang besar dan bersifat diploid
berganti dengan gametofit jantan dan betina yang telah memperlihatkan perbedaan bentuk dan
susunan.Gametofit yang dihasilkan tersebut berasal dari zoospore.Gametofit jantan bercabangcabang lebih banyak, cepat tumbuh dan terdiri atas banyak sel dan pada ujungnya terdapat
anteridium yang hanya terdiri atas satu sel, masing-masing mengeluarkan dua spermatozoid yang
mempunyai dua bulu cambuk. Gametofit betina terdiri atas sel-sel yang besar, tumbuhnya
lambat, tidak mempunyai banyak sel dan dalam keadaan luar biasa hanya terdiri atas satu sel
berbentuk pipa dan menghasilkan oogonium yang mempunyai satu sel saja. Sel telur yang
telanjang tersebut keluar dari ujung oogonium dan tetap melekat pada tempat tersebut.Zigot hasil
perkawinan tumbuh menjadi sporofit.Pada permukaan sporofit selain terdapat sel-sel mandul
juga terdapat sporangium yang menghasilkan banyak zoospore dengan dua bulu cambuk.
Familia Laminariaceae- Genus Laminari
Laminaria ditemukan pada perairan litoral hingga sublitoral hingga pantai karang. Contoh
Laminaria saccharina, Laminaria digitata.
LAMINARA Sp
Laminaria sp memiliki warna yang di dominasi oleh pigmen warna cokelat. Thalus pada spesies
ini berbentuk seperti lembaran dan terdapat bintil-bintil (sorus) pada talusnya.Bagian tepi thalus
bergerigi.Spesies ini telah memiliki bagian yang berbentuk menyerupai batang, akar, dan daun
pada tumbuhan.Laminaria sp berwarna cokelat.Dapat ditemukan di pinggir pantai menempel
pada substrat (batu karang), percabangannya dikotom.
Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya
terletak di antara tangkai dan lembaran.Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuler dan
terkumpul dalam suatu "Sorus" pada permukaan lembaran.Beberapa marga tertentu,
sporangianya terletak pada suatu lembaran khusus (sporofit).Gametofit dari Laminariales berupa
gilamen yang mikroskopik. Reproduksi Laminaria sp perkembangbiakan seksual bersifat
oogamik. Terkenal dengan sebutan palm laut dan merupakan "kelp" yang paling kecil, tumbuh di
daerah batas pasang surut di pantai berkarang yang dihadaptkan pada pukulan ombak di Laut.
Laminaria sp sangat berperan bagi manusia dijadikan sebagai bahan untuk medis dan
kecantikan(Aslan, 1991).
Menurut Stern (2003), dalam kehidupan sehari-hari Laminaria sp. Digunakan sebagai bahan
pewarna murni dan ada yang sebagian dimanfaatkan sebagai pewarna pada car sehingga tampak
lebih cerah. Dalam dunia ekonomi atau masyarakat Laminaria sp. dimanfaatkan sebagai bahan
pokok makanan, sedangkan masyarakat Jepang menggunakannya sebagai bahan pokok sup.
Berikut ini contoh siklus hidup dari spesies Laminaria.
LAMPIRAN 2
MAYLAN MUHARYATI (L1B015023)
BUDIDAYA PERAIRAN
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT JENIS LAMINARIA
Rumput laut merupakan makro algae yang termasuk dalam divisi Thallophyta , yaitu
tumbuh-an yang mempunyai struktur kerangka tubuh yang terdiri dari batang/thallus dan tidak
memiliki daun serta akar. Beberapa jenis rumut laut yang ada di perairan Indonesia
adalah Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargasum dan Turbinaria serta laminaria.
Potensi pengembangan rumput laut di indonesia ,Indonesia sebagai negara maritim yang
memiliki jumlah 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km. Luas indikatif
lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia mencapai
769.452 hektar. Dari jumlah itu, baru sekitar 50% atau seluas 384.733 hektar yang secara efektif
dimanfaatkan, dan akan terus dimanfaatkan hingga mencapai target produksi yang di inginkan .
target produksi pada tahun 2015 ini sebesar12.500.000 ton.standar teknis produksi rumput laut,
meliputi kegiatan praproduksi (lokasi dan kondisi budidaya, suhu, salinitas dan pH, konstruksi
(bentuk, ukuran dan kriteria), jumlah pelampung, bibit (umur, bobot, bentuk, warna) dan
peralatan; serta proses produksi (pengikatan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan
monitoring).
Budidaya rumput laut jenis Laminaria
Syarat lokasia.
Dasar tambak pasir sedikit berlumpur, keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah
pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikut lumpur.
Ketebalan lumpur maksimal 15-20cm. Dekat dengan sumber air tawar atau mudah untuk
menurunkan kadar garam air , dan pergantian air mudah dilakukan di sarankan untuk memiliki 2
pintu air yang berfungsi sebagai pintu sirkuasi air. Bebas dari polusid.
Perbedaan pasang surut minimal 30 cm karena jika terlalu besar dapat mengakibatkan
berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Kejernihan air tidak tidak terlalu keruh dan
selalu menerima sinar matahari Suhu air berkisar antara 180C -300C , dan suhu ideal sekitar 200250C. Serta PH air berkisar antara 6-9, dan ideal sekitar 6,8-8.2 Kadar garam air antara 15-35
ppth.Suhu air 20-280 Ci. pH air 6-9j. Oksigen terlarut 3-8 ppm.
Syarat tambak
Tambak ideal, berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar , Luas petakan berkisar
0,5-1 hektar, Kemiringan dasar petakan melandai, elevasi 5 - 100/0 Kedalaman tambak antara 75100 cm, Pematang cukup kuat, tidak bocor dan bersih dari tanaman tahunan Penanganan dan
pengadaan bibit penanganan pada bibit, bibit harus Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan. bibit Tidak lebih dari 24 jam tersimpan di tempat kering.Hindari bibit dari kontaminasi
minyak dan zat kimia lainnya.bibit Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi. Bibit dari
alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas
Pengadaan bibit,Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing, Bibit harus baru, cerah dan masih
muda,Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah-patah,Tidak ada bercak, tidak terkelupas,
tidak berbau busuk,Umur bibit 25-35 hari (setelah panen sebelumnya,Pengangkutan bibit harus
hati-hati dan tetap terendam air,Tidak terkena
Teknik budidaya dan panen
Teknik Budidaya
Metoda budidaya rumput laut yang di gunakan adalah metoda tebar (broadcast), dimana
bibit rumput laut ditebar di seluruh bagian tambak secara merata, dan keuntungan dari metoda ini
adalah biaya relatif murah, penanaman lebih cepat dan pengelolaannya sederhana/mudah.Namun
Sebelum penebaran bibit/benih lahan tambak disiapkan secara baik dengan berbagai perlakuan
seperti,pengangkatan lumpur dasar dan pengeringan selama sebulan pengisian air sedalam 10
cm,pemberantasan organisma predator dengan saponin, dosis 10-15 ppm, 3-5 hari kemudian air
dimasukkan setinggi 50 cm,pemupukan dengan kompos sebanyak 200 kg, urea 50 kg dan SP36
15 kg per hektar.Setelah tumbuh pakan alami bibit rumput laut ditebar sebanyak 1,5-2 ton/ha.
Dua pekan sesudahnya benih ikan Bandeng dan Udang Windu ditebar masing-masing sebanyak
1.000 ekor glondongan dan 10.000 ekor tokolan.Pemeliharaan media dilakukan melalui
monitoring harian kadar garam dan suhu air, serta pergantian air setiap dua pekan. Jika
kesuburan media menurun dapat dilakukan pemupukan susulan menggunakan NPK dengan dosis
10 ppm.
Panen
Rumput laut Laminaria yang dibudidayakan di tambak dapat mulai dipanen pada umur 4
bulan. Panen berikutnya dilakukan setiap 45-55 hari. Jumlah pemanenan optimal dari setiap
penebaran sebaiknya tidak melebihi 8 kali.
Panen dilakukan dengan cara mengambil rumput laut dari tambak menggunakan perahu/drum
plastik dan dikumpulkan di atas tanggul. Selanjutnya langsung digelar di atas waring untuk
penjemuran. Jika cuaca cerah (panas matahari mencukupi) dalam satu hari rumput laut sudah
cukup kering, untuk kemudian dimasukkan ke dalam kantong/karung dan dibawa ke gudang.
Setelah ditimbang dan dilakukan sortir rumput laut kering dipak untuk dijual ke pedagang
pengumpul atau pabrik.
LAMPIRAN 3
ANIN NIPASTIANY (L1C015009)
ILMU KELAUTAN
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
Rumput laut adalah alga yang berukuran makroskopik dan dengan mudah dapat dikenali
secara visual. Kelompok ini terdiri atas alga hijau(Chlorophyta ), alga merah (Rhodophyta ), dan
alga coklat (Phaeophyta ). Alga-alga ini dapat hidup diperairan laut, sungai, danau, maupun
kolam-kolam.Beberapa contoh rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan telah
dibudidayakan maupun dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp., Gelidium sp.,
Eucheumacottonii, E. spinosum, dan Porphyra sp. dari kelompok rumput laut merah serta
Sargassum sp., dan Turbinaria sp. dari kelompok rumput laut coklat. Kedua kelompok rumput
laut ini hidup di perairan laut atau payau (Chapman, 2010).
Rumput laut mengandung hidrokoloid dan senyawa farmasetikal, karena itu rumput laut
telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di
Jepang ada nori (Porphyra spp.), wakame (Undaria finaatifida ), dan kombu (Laminaria digitata )
serta di beberapa Negara Eropa dikenal dulse (Palmaria palmate), laver (Porphyra spp.), sea
lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti (Himanthalia elongata ), dan carragheen (Chondruscrispus)
(Chapman, 2010).
Rumput laut coklat mengandung serat larut air berupa alginat, fucan, sulfat-fukoidan, dan
laminarian. Komponen utama penyusun asam alginat pada alga coklat adalah β-D-manuronat dan
α-L-guluronat, baik dalam bentuk homo maupun heteropolimer. Asam alginat tidak larut dalam
air, tetapi akan larut dan membentuk gel dalam bentuk garam alginat, yaitu Mg, Ca, dan Na.
Rasio antara asam manuronat dan asam guluronat inilah yang akan mempengaruhi sifat
fungsional sodium-alginat (Kakita & Kamishima, 2008). Beberapa jenis rumput laut coklat yang
telah dimanfaatkan sebagai penghasil alginat secara komersial adalah L. hyperborea, L.
digitata,L. japonica, Macrocystis pyrifera, Ascophyllum nodosum, Eclonia maxima, Lessoni
nigrescens, Durvillea antarctica , dan Sargassum spp.
Olahan rumput laut
Salad Rumput Laut ,Tomat Cerry dengan Ikan Kakap Putih dan Pure Nanas.
Singkong Lapis Ketan dengan Mangga dan Kuah Santan Rumput Laut.
Telor dan rumput laut panggang gulung isi sayur.
Nugget rumput laut.
Bakso rumput laut.
Sirup rumput laut.
Manisan rumput laut.
Gula-gula rumput laut.
Dodol rumput laut.
Keripik rumput laut.
Es rumput laut.
Pudding rumput laut.
Konsumsi olahan rumput laut di Indonesia
Konsumsi serat pangan yang direkomendasikan orang dewasa adalah sebesar 25-35
g/hari. Sedangkan pada kenyataannyan pada tahun 2001 menunjukan bahwa rata-rata konsumsi
serat penduduk Indonesia hanya mencapai 10,5 g/hari. Hal ini sangat berbeda dengan Negara
Amerika yang menganjurkan warganya untuk mengkonsumsi serat sebanyak 25 g/hari atau 15 g/
1.000 kkal menu, dengan kandungan serat larut tidak kurang dari 0,6 g sekali makan. Di
Indonesia konsumsi rumput laut masih cukup rendah. Dari total produksi yang mencapai 1,7 juta
ton/tahun rumput basah, 85% di ekpor ke berbagai Negara dan 15% di konsumsi oleh
masyarakat Indonesia sendiri. Tingkat konsumsi rumput laut di Indonesia sekitar 1,2 kg rumput
laut basah/kap/tahun atau kurang dari 0,2 kg (bk). Berbeda dengan masyarakat Jepang yang
setiap tahunnya mengkonsumsi rumput laut tidak kurang dari 1,6 kg/kap (bk).
Untuk meningkatkan konsumsi rumput laut di Indonesia maka dapat melalui berbagai
olahan produk seperi pudding, keripik, es rumput laut dodol dan manisan. Selain itu rumput laut
juga dapat di jadikan sebagai bahan tambahan pembuatan mie dan kerupuk. Rumput Laut yang
bisa digunakan untuk campuran mie adalah E. cottonii dan rumput laut yang bisa digunakan
untuk campuran kerupuk adalah S.
Produksi rumput laut di Indonesia
Table 1 Produksi dan nilai rumput laut di Indonesia 1979 – 1983.
TAHUN
VOLUME (TON).
NILAI (RP.1.000)
1979
5.945
334.000
1980
7.848
421.000
1981
7.251
362.000
1982
7.479
398.000
1983
9.607
515.000
Sumber : Dit Jen. Perikanan, Departemen Pertanian (1985).
Tabel 2 Produksi rumput laut dari beberapa daerah perairan pantai di Indonesia (1979 – 1983)
Perairan pantai
Produksi rumput laut (ton)
1979
1980
1981
1982
1983
Barat Sumatera
6
4
8
6
62
Timur Sumatera
39
-
-
-
-
Selat Malaka
251
572
-
7
-
Utara Sulawesi
108
119
105
123
69
Selatan Sulawesi
436
78
138
280
501
Selatan Jawa
191
486
208
407
772
Bali / NTT
496
550
451
315
1755
Maluku
4418
3039
6341
6341
6448
Total
5945
7848
7251
7479
9607
Sumber : BPS.
Pemasaran rumput laut di Indonesia
Ekspor rumput laut
Tabel 5. Estimasi produksi rumput laut di dunia (ton berat kering) sesuai dengan bahan
koloid yang dihasilkannya.
DAERAH
PRODUKSI
CARRAGEENAN &
FULCELLARAN
1971
1975
Asia
4.500
300
Amerika Latin
4.000
?
1980
17.900 28.000 2.300 18.088
200
4.570
-
5.720
6.000
300
9.990
200
12.800
6.900
8.400
?
2.300
6.350
Amerika Utara
6.000 4.800
7.000
5.000
100
-
Negara lain
5.500
-
1984
1975
ALGIN
1975
Eropa
1980
AGAR
1980
10.700 34.000
6.700
42.000
150
4.500 350 1.666
6.000
Sumber : Mc. Hugh D.J. and B.V. Lanier (1983)
Pores H. (1985)
Saleh S. (1985)
Tabel 6. Estimasi produksi olahan rumput laut di dunia serta bahan bakunya tahun
1980
Daerah produksi Agar Rumput laut Carrageenan Rumput laut Alginat Rumput laut
Asia
3.574
18.088
500
17.900
1.950
4.570
857
9.990
-
55.720
12.100
12.800
1.990
6.350
7.900
8.400
12.825
34.000
Amerika Utara
200
-
4.500
7.000
6.700
42.000
Lainnya
440
1.666
-
150
-
6.000
7.061
36.094
Amerika Latin
Eropa
12.900
39.170
21.575
99.370
Tabel 7. Ekspor rumput laut 1979–1984
TAHUN
VOLUME
NILAI (US $)
1979
1.836.076
170.132
1980
596.629
143.016
1981
690.291
61.302
1982
2.110.703
166.201
1983
3.402.139
346.619
1984
3.061.122
658.842
Sumber : BPS
Tabel 9. Harga rata-rata rumput laut di beberapa negera.
JENIS RUMPUT LAUT
NEGARA
TAHUN
US$/TON
Chili
1978
760
Jepang
1979
780
Jepang
1978
1.100
Chili
1979
1.100
1980
1.120
1981
385
1982
380
1984
425
1981
500
1984
460
1981
570
1984
615
1981
380
1984
425
1980
560
1982
310
1. Untuk industri agar:
- Gracilaria sp
- Gelidium sp
2. Untuk industri carrageenan :
Filipina
- Eucheuma spinosum
Chili
Canada
Indonesia
- Eucheuma cottonii
Filipina
3. Untuk industri alginat:
- Algae coklat
rata-rata
1980
250
- Laminaria
Inggris
1979
100
- Ascophyllum
Inggris
1979
100
- Devevilea
Chili
1979
230
- Sargassum
India
1981
130
Sumber : McHugh D.J. and B.V. Lanier (1983)
* Porse (1985)
Tata niaga rumput laut
Tabel 10. Impor agar-agar dan alginat 1980 – 1984
Tahun
Agar-agar
Volume (kg)
Alginat
Nilai (US$)
Volume (kg)
Nilai (US$)
Total
Nilai (US$)
-
-
-
1980
159.349
1981
43.372
300.710
4.639.508
5.114.598
5.415.308
1982
261.947
542.193
2.938.303
4.764.968
5.307.161
1983
350.111
526.957
3.717.901
4.848.997
5.375.954
1984
162.885
273.973
3.653.365
5.473.142
5.747.115
Tabel 11. Syarat mutu komoditi rumput laut
Karakteristik
Eucheuma
- Kadar air makas (%)
Gracilaria
Hypnea
32
15
25
20
5
5
5
5
- Benda asing maks (%)
- Bau
Gelidium
spesifik
spesifik
spesifik
spesifik
rumput laut
rumput laut
rumput laut
rumput laut
Keterangan : Benda asing: rumput laut lainnya, garam, pasir, karang dan kayu (ranting)
Sumber : Soegiarto. A dan Sulistijo (1985).
LAMPIRAN 3
DEDI PRIYANTO
(L1B015064)
BUDIDAYA PERAIRAN
Pemasaran rumput laut Indonesia
Pemasran rumput laut di indonesia masih banyak dalam bentuk mentah yaitu belum
diolah. Pasar rumput laut indonesia adalah negara-negara yang tergabung dalam Negara ASEAN
yaitu Singapura, Thaliand, Filipina, Cina dan masih banyak negara lainnya. Indonesia
menempati peringkat ke-7 dalam ekspor rumput laut ke Thailand
Berdasarkan data sementara statistik FAO yang dikeluarkan pada Maret 2015, produksi
rumput laut Indonesia jenis E. cottonii pada tahun 2013 menempati urutan pertama dunia
sebanyak 8,3 juta ton. Untuk rumput laut jenis Gracilaria sp., pada 2013 Indonesia menempati
urutan kedua setelah China, dengan produksi sebesar 975 ribu ton. sehingga para petani
diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput laut Indonesia.
Pada tahun kepemimpina presiden baru yaitu Jokowidodo, Kementerian Perindustrian
mendukung penghentian ekspor rumput laut secara bertahap. Pasalnya, hasil rumput laut yang
melimpah ruah di negeri ini hanya bisa terserap pasar di dalam negeri sebesar 25% saja,
sedangkan sisanya sebanyak 75% diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengungkapkan, penghentian ekspor rumput
laut secara bertahap itu ditujukan agar produk rumput laut dalam negeri bisa bersaing dengan
hasil laut dari negara lain. Lebih jauh lagi Alex memaparkan wilayah Ambon dan sekitamya
mempunyai potensi alam yang sangat besar untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional (LIN) dan
rumput laut, karena budidaya rumput laut itu bisa dipanen sepanjang tahun tanpa mengenal
musim.
Data pemerintah menyebutkan, produksi rumput laut nasional 2011 mencapai 4,3 juta ton
dan tahun ini ditargetkan meningkat 5,1 juta ton dan diharapkan pada 2014 nanti bisa mencapai
10 juta ton. "Dengan data yang menggembirakan tersebut, diharapkan bisa memacu masyarakat
pembudidaya rumput laut untuk memacu produksinya lagi," tegas Alex pada acara Forum
Koordinasi Lintas Sektor Kementerian Perindustrian Dengan Dunia Usaha Dan Instansi Terkait,
di Ambon, Selasa (29/5).
Di tempat yang sama, Direktur Usaha dan investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan (P2HP) Kementrian Kelautan Dan Perikanan (KKP), Made Artajaya,
mengungkapkan hal yang senada. Dia mengatakan, tahun depan pemerintah rencananya akan
menghentikan ekspor rumput laut kering secara bertahap, tidak secara langsung. Alasannya
karena kalau dihentikan secara langsung akan membuat sulit para pelaku usaha yang bergerak di
bidang itu.
Menurut dia, penghentian ekspor rumput laut mentah dilakukan untuk lebih
meningkatkan nilai tambah, dan menghidupkan industri rumput laut dalam negeri. Kebijakan ini
diharapkan produk kosmetik seperti pemutih (whitening), sabun, dan lainnya diproduksi dalam
negeri lalu diekspor.
Made jiiga mengatakan, kebijakan tersebut merupakan stimulus nonfinansial yang luar
biasa nilainya. Made mengakui bahwa penghentian ekspor akan diikuti dengan peningkatan
produksi melalui dua program. Pertama, minapolitan rumput laut di beberapa daerah. Kedua,
Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP) berupa bantuan budidaya rumput laut kepada
masyarakat.
Dia lalu menjelaskan, bahwa sejak wacana tersebut dipaparkan di beberapa kesempatan,
industri kosmetik di Filipina khawatir. "Karena memang 80% industri besar di Filipina bahan
bakunya dari Indonesia," katanya.
Menurut dia, ekspor mentah yang dilakukan selama ini, imbasnya pada nilai produk
selalu dimainkan industri diYiegara buyers. Pada tahap awal penyetopan ekspor rumput laut
mentah, pemerintah mensinergikan daerah penghasil dan industri. "Kita tahu 80% rumput laut
Indonesia dari KTI. Sementara industrinya ada di Jawa Timur. Nanti kita sinergikan sambil
membangun industri pengolahan di daerah penghasil," urainya.
Made juga mengatakan, dari total produksi rumput laut yang mencapai 3,9 juta ton setara
basah, 80% dari kawasan timur Indonesia. Di Ambon menurut dia, pada 2010 potensi budidaya
rumput laut pesisir pantai mencapai 193 ribu hektare ditambah 105 ribu hektare tambak mampu
menghasilkan 1,5 it ton rumput laut. "Produksi tersebut terdiri atas jenis cottonii 108 juta ton,
430 ribu ton gracilaria," ucapnya.
Tahun ini, prognosa produksi rumput laut basah mencapai 2,4 jt ton atau naik 24% (setara
kenaikan 9 juta ton) dibandingkan produksi tahun lalu.
"Jadi tidak mulukmuluk kalau kita menargetkan pertumbuhan produksi sampai 353% pada 2014.
Kalau itu terjadi maka pada 2015 Sulsel jadi produsen terbesar rumput laut didunia,"jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Maluku, Karel Albert Rahahalu, memaparkan produksi
rumput laut yang dihasilkan oleh para petani untuk sekali panen setiap bulannya mencapai 504
ton, dengan harga jual Rp7.000 hingga Rp11.000 per kilogram (kering).
"Produksi rumput laut setiap bulan sekitar 504 ton dimana harga per kilogram sangat bervariasi,
minimal Rp7.500 per kilo, dan harga maksimal Rp11.000per kilo," kata Karel
sumber : Harian Ekonomi Neraca