DAN PERANANNYA DALAM INTEGRASI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT NlAS DAN MINANGKABAU

LAPORAN PENELlTlAN
BALANSE MADAM SUATU AKTlVlTAS KESENIAN
-TAR1DAN
PERANANNYA DALAM INTEGRASI SOSIAL

ANTARA MASYARAKAT NlAS DAN MINANGKABAU
Dl KoTA PADANG-------- - -... .r-C' +-

Dibiayai Proyek Pengkajian dan Penelitian llmu Pengetahuan Terapan
Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian
Nomor: 093/P4T/DPPM/DM, SKW, SOSAG/111/2004
Tanggal 25 Maret 2004
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional

FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
OKTOBER, 2004

-


HALAMAN PENGESAHAN
HASlL PENELlTlAN PENELlTl MUDA
1.

2.

3.

a. Judul Penelitian

Tari Balanse Madam Suatu Aktivitas Kesenian dan Peranannya dalam lntegrasi
Sosial antara Masyarakat Nias dan Minangkabau di Kota Padang

b. Bidang llmu

Seni Tari IEtnologi Tari

c. Kategori Penelitian


Kategori I

Peneliti
a. Nama LengkapIGelar
b. Jenis Kelamin
c. Golongan PangkatINIP
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas IJurusan
f. Pusat Penelitian

Indayuda, S.Pd., M.Pd.
Pria
Ill c, Penata TK. 11 132146708
LeMor
FBSS 1 Sendratasik
Universitas Negeri Padang

Jumlah Tim Peneliti

1 (satu) orang


4. Lokasi Penelitian

Daerah Seberang Palinggam Kota Padang

5. Lama Penelitian

8 bulan (32 minggu)

6.

Biaya yang Dibutuhkan
a. Sumber Dana
b. Besar Dana

Depdiknas
Rp. 6.000.000,-

Padang, 23 Oktober 2004
Peneliti.


\(pfillqgn"~#.,f&&,
M.A., Ph.D.
-N
lpL1
5
1
846252
.--

---

/

PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya Dalam hal ini,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan
penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik yang secara langsung
dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan
atau bekerja sama dengan instansi terkait.

Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama
dengan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilrnu Pengetahuan Terapan, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas dengan surat perjanjian
kerja No.O93/P4T/DPPM/DM,SKW,SOSAG/III/2004
tanggal 25 Maret 2004 untuk
melakukan penelitian dengan judul Tari Balanse Madam Suatu AIdivitas Kesenian dan
Perananrya dalam Integrasi Sosial Antara Masyarakat Nias dan Minangkabau di Kota
Padang.

Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, maka Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya
penting dan kompleks dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu,
hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam rangka
penyusunan kebijakan pengelolaan program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, karni sarnpaikan terirna kasih
kepada Pirnpinan Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah memberikan

dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Karni yakin tanpa dedikasi dan kerjasarna yang
terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Semoga kerjasama yang baik ini dapat dilanjutkan untuk masa yang akan datang.
Terima kasih.

PRAKATA
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SVVT, dan didorong oleh
kerja keras dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penelitian ini dapat juga
terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan, dan dengan hasil yang
diinginkan kita semua.
Penelitian ini merupakan suatu sumbangsih pikiran saya sebagai-staf
Pengajar pada Universitas Negeri Padang, yang mana sebagai dosen
'

berkewajiban untuk mengembangkan kemampuan ilmiahnya melalui
berbagai karya, salah satunya penelitian ini.
Sebagai seorang dkademisi yang berkiprah dalam dunia penelitian,
sudah barang tentu penelitian ini memiliki kekurangan dan belum memenuhi
kesempumaan, oleh sebab itu sumbang saran dari rekan pmbaca
diharapkan untuk kesempumaan penelitian ini di masa datang.

~enelitianini tidak mungkin jadi begitu saja tanpa bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dengan penelitian ini, akhir kata
saya ucapkan terima kasih.

Padang, 23 Oktober 2004
Peneliti,

Indrayuda, S.Pd., M.Pd.

ABSTRAK

Indrayuda, Tari Balanse Madam Suatu Aktivitas Kesenian dan
Peranannya dalam lntegrasi Sosial antara Masyarakat Nias
dan Minangkabau di Kota Padang.

.-

Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menganalisa tentang
keberadaan tari Balanse Madam dalam aktivitasnya sebagai unsur kesenian

yang bersifat tarian sosial dalam masyarakat suku Nias. Di samping itu
penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan peranan tari Balanse
Madam dalam menciptakan peluang integrasi antara masyarakat suku Nias
dan Minangkabau. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode
kualitatif.
Dalam rangka pengumpulan data dipergunakan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Agar data yang dihimpun memiliki tingkat
keterpercayaan, maka dilakukan obsewasi secra terus menerus, sungguhsungguh dan mendalam. Penelitian ini menggunakan proses nsnowball".
Informan kunci adalah pimpinan tari Balanse, pimpinan adat, kepala kampung
Seberang Palinggam dan pemuka masyarakat Minangkabau serta para ninik
mamak dari kalangan masyarakat Minangkabau.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa melalui aktivitas kesenian
tari Balanse Madam dapat mengambil peran sebagai jem batan integrasi
sosial antara orang Nias dan Minangkabau di daerah Seberang Palinggam
Kota Padang. Di samping itu dapat disimpulkan bahwa kesenian bisa
dijadikan sebagai model untuk meredakan konflik baik dalam bentuk laten
maupun manifes. Ternyata strategi kebudayaan adalah suatu upaya untuk
proses integrasi sosial, sehingga perbedaan bermuara pada kesatuan.

DAFTAR IS1

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

i

PENGANTAR.....................:. .....................................................-...........

ii

ABSTRAK .................................................................-....-.....................

iii

PRAKATA ............................................................................................

...

DAFTAR IS1 ..........................................................................................

v


DAFTAR TABEL ................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

viii

BAB

BAB

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................

1

B. Rumusan Masalah ........................................................


6

II. KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .........................................................

BAB

III

8

B. Kerangka Teori ............................................................

12

C. Kerangka Pemikiran ....................................................

18

Ill. TUJUAN DAN MANFAAT PENELlTlAN

A. Tujuan Penelitian .........................................................

23

B. Manfaat Penelitian .......................................................

23

BAB IV. METODOLOGIPENELITIAN

BAB

A. Rancangan Penelitian...................................................

24

B. Lokasi Penelitian...........................................................

25

C. Teknik Pengumpulan Data ..........................................

26

D. Instrumen Penelitian ....................................................

27

E. TeknikAnaisisData .....................................................

27

V. HASlL PENELlTlAN DAN PEMBAHASAN .........................

36

A. Hasil Penelitian .............................................................

36

1. Letak Geografis .....................................................

36

2. Sejarah Datangnya Orang Nias di Kota Padang ...

38

3. Struktur Sosial .......................................................

40

4 . Sistem Kekerabatan ..............................................

43

5 . Adat lstiadat ..........................................................

45

6 . ~asyarakatPendukung Tan Balanse Madam .......

46

7. Perkembangan Tari Balanse Madam.....................

50

8 . Peranan Tari Balanse Madam dalam Proses lntegrasi

Sosial antara Masyarakat Nias dan Minangkabau
di Seberang Palinggam Kota Padang ...................

66

9. Tari Balanse Madam dan Menipisnya lmag Negatif

Tefiadap Orang Nias di Seberang Palinggam
Kota Padang ..........................................................

74

10. Tari Balanse Madam dan Melunaknya Sikap Etnosentris

Orang ~inangkabaudi Seberang Palinggam

.......

B. Pembahasan ................................................................

77
80

1. Melalui Penyajian Tari Balanse Madam Berdampak

Terhadap Muncuinya lntegrasi Sosial dalam Bentuk
Kekerabatan ..........................................................

80

2. Tari Balanse Madam dan Menipisnya Konflik Sosial

antara Orang Nias dan Minangkabau ...................

84

BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................

89

A . Kesimpulan ..................................................................

89

B. Saran ...........................................................................

92

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

94

LAMPIRAN ...........................................................................................

98

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Tata Cara Pertunjukan ..........................................................

59

Tabel 2. Aba-aba Tari Balanse Madam ..............................................

62

vii

BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tan Balanse Madam merupakan sebuah aktivitas kesenian yang
dimiliki oleh masyarakat Nias yang telah lama bermukim 'di Padang. Awal
abad ke-16 orang Nias bermigrasi ke Kota Padang, pada waktu itu mereka
dibawa oleh orang-orang China yang berdagang ke Sumatera Barat.
Sebagai suatu kesenian tradisi tan Balanse Madam berkembang
secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam lingkup masyarakat
Nias yang ada di Kota Padang: Pada pertengahan abad ke-16 tan Balanse
Madam diakui oleh masyarakat Nias di Seberang Palinggam sebagai tarian

adat, di mana keputusan ini diambil setelah para pemuka adat dan tokoh
a

masyarakat waktu itu menyelenggarakan upacara adat penobatan. Ada
beberapa alasan kenapa tan Balanse Madam dinobatkan sebagai tan adat
antara lain dari segi pola gerak tarian ini ada persamaan dengan budaya
leluhur mereka di Pulau Nias, di sisi lain tarian ini mengandung unsur
pergaulan maupun kekerabatan.
Jauhnya jarak antara orang Nias yang bermukim di Padang dengan
tanah leluhur, dan dilihat dari perspektif perkembangan zaman, maka sudah
barang tentu ada kemungkinan mereka akan terputus dengan budaya
leluhumya. Berpedoman pada pandangan tersebut, akhir abad ke-16 tari-tari
Balanse disempumakan pola garapannya dan sekaligus menjadi identitas

kultural masyarakat Nias yang berada di Kota Padang.

Tari Balanse Madam merupakan suatu aktivitas kesenian yang bersifat
sosial, dalam arti kata jenis tarian ini adalah berbentuk tarian sosial dengan
pola gerka dan karikter pergaulan. Menurut Soedarsono (1984: 15) bahwa
tarian-tarian yang berbentuk pergaulan dikelompokkan dalam jenis tarian
sosial. Tarian sosial dapat mengakomodasi berbagai kategori masyarakat
yang terlibat dalam sebuah peristiwa pertunjukkan tan.
Penyajian tari Balanse Madam pada kenyataannya dapat mendorong
berbagai anggota masyarakat untuk terlibat dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa yang disebabkan oleh aktivitas dari Balanse Madam, pada
gilirannya menciptakan berbagai interaksi antar sesama warga masyarakat.
Suatu ha1 yang menarik pada peristiwa tersebut adalah tidak terdapat
perbedaan dalam ha1 status sosial, golongan sosial maupun kategori sosial.
Masyarakat Nias sebagai pewaris budaya dari tari Balanse Madam,
merupakan kalangan masyarakat minoritas. Orang Nias yang telah menjadi
dan mendapat pengakuan sebagai warga Kota Padang, memiliki struktur
sosial dan kebudayaan yang berbeda dengan orang Nias yang berada di
Pulau Nias. Menurut Nosafirman (1998: 31) orang Nias berusaha untuk
sedapat mungkin beradaptasi dengan lingkungan masyarakat sekitar, yang
mayoritas dalam ha1 ini adalah masyarakat Minangkabau. Untuk itu mereka
mencoba berbagai upaya agar mereka tidak terasa asing dalam kehidupan
sosial masyarakat Kota Padang. Salah satu jalan mereka adalah membaurkan diri, melalui adaptasi pola budaya orang Minangkabau dalam
kesenian maupun adat istiadat, realitas ini menjadikan mereka bahagian dari
kehidupan sosial masyarakat Minangkabau.

Pada masa lalu, muncul steroip negatif dari masyarakat Minangkabau
terhadap orang Nias dan keberadaannya dt Kota Padang. Menurut Sulastri
(1998: 29) disebabkan oleh pandangan orang Minang sebagai pemeluk

agama Islam, yang terkesan fanatisme keagamaannya sangat kuat. Pada
satu sisi orang Nias pada masa itu kebanyakan memeluk agama animisme
dan sebahagian kecil saja yang beragama Protestan maupun Katolik. Hal
yang lebih sensitif adalah masalah keturunan. Masyarakat Minang
menganggap orang Nias secara menyeluruh berasal dari suatu keturunan.
yang tidak layak. Masyarakat Minang beranggapan seluruh orang Nias
berasal dari hasil perkawinan seorang putri bangsawan dengan hewan
peliharaannya, yang mana mitos ini berasal dari tanah leluhur mereka di
Pulau Nias. Akan tetapi saat sekarang steroip negatif tersebut sudah mulai
berkurang dan agak dilupakan.
Setelah terjadinya perubahan sosial budaya baik dalam kehidupan
sosial orang Nias maupun orang Minang, di samping itu telah banyak pula
teqadi perkawinan campuran antara keduanya, menyebabkan steroip negatif
dapat ditekan pada level tertentu. Di lain pihak orang Nias pada masa
sekarang telah banyak pula memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, tarian
Balanse Madam mulai dapat berkembang di tengah masyarakat. Dengan

berkembangnya tarian ini, menyebabkan tarian Balanse Madam salah satu
identitas kultural masyarakat Kota Padang. Hal ini lebih didukung oleh
berkembangnya dunia kesenian dan kepariwisataan.
Seiring dengan perkembangan dunia kesenian di atas, tari Balanse
Madam tidak saja dipelajari dan menjadi milik orang Nias akan tetapi juga

menjadi milik masyarakat Kota Padang, yang mayoritas adalah orang
Mlnangkabau.
Menurut Sorokin (dalam Laner terjemahan Alimandan, 1989: 66)
menjelaskan bahwa setiap sistem sosio kultural tertentu pada suatu masa
akan mengalami perubahan berkat berbagai aktivitas yang tejadi. Menurut
Sorokin setiap sistem yang hidup dan aktif akan selalu berubah. Faktor
eksiemal sangat mempengaruhi dan didorong oleh faktor internal. Sebagai
dorongan utama untuk perubahan, dan setiap perubahan tertentu mungkin
dimulai melalui perantaraan komponen makna, wahana, ataupun agen
pelaksananya.
Merujuk teori Laner tersebut di atas, orang Minang yang dikenal
sangat fanatisme namun demokratis, pada masa sekarang mengalami
perubahan pada sistem sosial. Perubahan tersebut salah satunya disebabkan
oleh kondisi internal, seperti bunyj pepatah "adaik dipakai baru, kain dipakai
usangn(adat dipakai baru, kain dipakai usang). Orang Minang dalam arti kata
menerima setiap perubahan asal saja sesuai dengan "alur dan patut". Steroip
negatif terhadap orang Nias mulai rnemudar dengan berbagai dorongan dari
kondisi eksternal, seperti adanya perkawinan campuran dan keberadaan
aktivitas kesenian yang sanggup mengintegralkan unsur-unsur masyarakat di
daerah Seberang Palinggam Kota Padang.
Sejauh ini kajian tentang masyarakat Nias dengan tari Balanse Madam
sudah sering dilakukan oleh peneliti Sumatera Barat, terutama tentang tari
Balanse secara intrinsik. Pada umumnya penelitian tersebut lebih mengkaji

kepada kesenian Balanse sebagai kebutuhan artistik dan melihatnya sebagai
sebuah karya seni yang estetis.
Sebab itu, fenomena di atas menarik untuk ditelusuri sebagai suatu
kajian. ~ ~ a k dengan
ah
kehadiran tari Balanse Madam dapat menyebabkan
terjadinya integrasi sosial antara masyarakat Nias dan Minangkabau yang
pada dasamya sebagai masyarakat mayoritas di Kota Padang. Kehadiran tari
ini apakah sekaligus dapat menghapus steroip negatif terhadap orang Nias
oieh masyarakat Minangkabau. Di samping itu apakah juga fanatisme etnik
orang Mlnangkabau sudah mulai luntur dan beralih kepada keterbukaan yang
lebih demokratis, khususnya bagi orang Minang warga Kota Padang.
Persoalan seperti di atas perlu untuk ditindaklanjuti dalam suatu kajian
atau penelitian. Sebab itu penelitian ini akan mengkaji permasalahan di atas
yang difokuskan kepada tan Balanse Madam sebagai aktivitas kesenian dan
peranannya dalam integrasi sosial. lntegrasi sosial dilihat antara masyarakat
Nias dan Minangkabau.

B. Rumusan Masalah

Pada bahagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa adanya
kenyataan tentang perubahan sikap fanatisme orang Minang. Hal ini
didukung oleh berkurangnya steroip negatif terhadap orang Nias yang
dilakukan sebagian besar masyarakat Mlnangkabau di Kota Padang.
Berbagai faktor menyebabkan terjadinya perubahan pada sikap dan sistem
sosial orang Minang di Kota Padang, seperti melemahnya sikap etnosentrism
maupun pandangan terhadap adat istiadat, longgarnya nilai-nilai dan
dorongan dari masalah internal, seperti "adaik babuwuak sintak" (adat yang

bersimpul tidak kaku). Dalam arti' kata perubahan telah tejadi dalam sistem
sosial masyarakat Mlnangkabau, seiring dengan perubahan zaman yang
melingkupinya.
Pada sisi lain kehadiran tari Balanse Madam yang merupakan
identitas kultural orang Nias, di samping itu tarian ini merupakan tarian adat,
tidak lagi hanya tersimpan dalam kantong kebudayaan orang Nias saja. Pada
gilirannya tarian Balanse dewasa ini sudah mulai dinikmati dan dipelajari di
luar masyarakat Nias, seperti halnya masyarakat Minang yang merupakan
penduduk mayoritas di daerah Seberang Palinggam Kota Padang. Pola
dukungan terhadap tari Balanse terlihat dari spirit kebudayaan dan spirit
kebersamaan. Masyarakat Minang pada gilirannya menerima tari Balanse
sebagai salah satu identitas kultural masyarakat Kota Padang.
Keberadaan tari Balanse di tengah masyarakat yang bukan orang
Nias, sama sekali tidak mendapat halangan yang berarti. Dukungan moral
yang diperlihatkan orang Minang, terlihat dalam kenyataannya mereka sudah
mulai mempergelarkan tarian Balanse dalam acara seremonial yang mereka
lakukan seperti pada pesta perkawinan. Bagi masyarakat kota sendiri secara
umum dapat membaurkan din setiap tanggal 7 Agustus tiap tahunnya di alunalun kota. Tarian Balanse hadir dalam peristiwa memperingati ulang tahun
Kota Padang. Secara tidak langsung keberadaannya dapat diterima oleh
masyarakat kota.
Sesuai dengan uraian di atas dalam penelitian ini menemukan suatu
masalah, bahwa dengan kehadiran tari Balanse Madam sebagai suatu
aktifitas kesenian, dapat sekaligus mengambil peran sebagai media integrasi
. .

sosial. Melalui kehadiran tari Balanse Madam terjadi integrasi sosial antara
masyarakat Nias dengan Mingkabau.
Berdasarkan rumusan perrnasalahan di atas, dapat diajukan pertanyaan yang akan ditelusuri seperti berikut:
1. Apakah dengan kehadiran tari Balanse Madam dapat menyebabkan

terjadinya integrasi sosial antara masyarakat Nias dan Minangkabau?
2. Apakah dengan kehadiran tan Balanse Madam dapat menghapus steroip

negatif terbackq orang Nias di Kota Padang?
3. Apakah k e h w a n tari Balanse Madam dapat melunturkan fanatisme

orang Mlrkmgkabau.

I

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, ditemukan
beberapa penelitian yang memuat berbagai kajian ientang tari Balanse
Madam. Berbagai isu terhadap tari Balanse Madam maupun integrasi

sosial yang terjadi di Kota Padang, merupakan referensi awal yang
menimbulkan inspirasi dalam penelitian ini.
Wahyuni, "Komposisi Tari Balanse Madam". Laporan penelietian
ASK1 Padang Panjang, 1992, mengkaji tari Balanse Madam sebagai
suatu aktivitas kesenian dalam bentuk seni pertunjukan. Penelitian ini
yang dilakukan Wahyuni menelusuri persoalan tentang komposisi baik
dari segi gerak, maupun ruang dari perspektif koreografi. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa komposisi gerak yang terdapat dalam tarian
Balanse Madam lebih mencerminkan disain atas yang bervolume besar

dan memberikan rasa emosional yang bersifat pergaulan. Disain dinamik
yang dibangun selalu bervariasi, dengan tempo gerak mars, yang berarti
mempunyai spirit dengan gejolak emosional.
Di sisi lain Wahyuni menemukan bahwa orang Nias di Seberang
Palinggam memiliki spirit kekerabatan atau kekeluargaan yang kuat, ha1
ini dilihat Wahyuni dari berbagai bentuk nrang yang dibentuk oleh penari
dalam bergerak di atas lantai, seperti terdapatnya disain lantai berbentuk
.

.

lingkaran, ibarat rantai yang saling berhubungan satu sama lainnya.

Penelitian ini menarik .karena di samping melihat komposisi gerak
dan ruang juga melihat keterkaitan tari dengan masyarakatnya, seperti
misal adanya spirit kekerabatan ataupun kekeluargaan yang ditelusuri
lewat simbol disain lantai dan disain gerak.
Meskipun penelitian ini tidak melakukan pendekatan tari secara
ekstrinsik, namun penelitian ini merupakan salah satu rujukan yang dapat
mengawali pemahaman dalam mempersoalkan Tan Balanse Madam dan
Perannya dalam lntegrasi Sosial antara Masyarakat Nias dan Minangkabau di Kota Padang. Hanya saja Wahyuni belum menemukan kenapa
spirit pergaulan dan kekeluargaan atau kekerabatan tersebut, yang pada
gilirannya dapat menggiring ke persoalan integrasi sosial.
Di lain pihak, Anatona Gulu, "Sejarah dan Perkembangan Tari
Balanse Madam". Laporan peneleitian Universitas Andalas, 1997,
menjelaskan bahwa tari Balanse Madam merupakan suatu tarian dalam
bentuk pergaulan, yang hanya dimiliki oleh orang Nias yang bermukim di
Kota Padang. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa kehadiran tari
Balanse Madam tidak terlepas dari kontak sosial atau tejadinya interaksi
sosial antara orang Nias dan orang Portugis pada masa lalu di Kota
Padang. Orang Nias sekitar pertengahan abad ke-16 umumnya bekeja
sebagai pembantu (buruh) pada orang-orang Portugis di Kota Padang.
Kedekatan orang Nias dengan bangsa Portugis di Padang membuat
terjalinnya relasi sosial, pada gilirannya orang Portugis bukan saja
memperkerjakan orang Nias, akan tetapi sekaligus mewanskan sebuah
kebudayaan yakni tari Balanse Madam.

Gulo melihat bahwa dalam ha1 aktivitas kesenian terdapat suatu
peleburan status sosial, tanpa memandang status setiap anggota
masyarakat dapat berpartisipasi dalam peristiwa kesenian tersebut,
seperti halnya dalam penyajian tari Balanse Madam. Orang Portugis
mengajarkan tanan pergaulan kepada orang Nias yang nota benenya
adalah bawahannya. Tulisan ini belum membahas sejauh mana
terjadinya integrasi sosial antara orang Nias dan orang Portugis, apakah
memang karena kehadiran tarian tersebut mereka dapat berintegrasi,
atau karena sesuatu ha1 yang lain? Persoalan tersebut belum diungkap
oleh Anatona, penelitian ini baru sebatas mengungkapkan tentang
sejarah kehadiran tan Balanse Madam dalam kehidupan sosial masyarakat Nias di Kota Padang. Akan tetapi tulisan ini cukup membantu
sebagai sumber acuan untuk melacak lebih jauh tentang peranan tari
Balanse Madam dalam integrasi sosial yang terjadi antara masyarakat

Nias dan Minangkabau.
Pada penelitian lain yang masih relevan dengan penelitian ini
adalah Sulastri. "Eksistensi Tari Balanse Madam". Laporan penelitian
Sendratasik IKlP Padang, 1998, tulisan ini menjelaskan bahwa keberadaan tari Balanse Madam di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat
Nias merupakan suatu fokus kebudayaan. Pada awalnya tarian Balanse
Madam merupakan tarian adat saja, akan tetapi keberadaannya

sekarang selain sebagai tarian adat juga berperan dalam pembangunan
kepariwisataan, maupun dunia hiburan (entertainment).

Awal keberadaan tari Balanse Madam dirasa sangat penting oleh
orang Nias, mengingat jauhnya mereka dengan tanah

leluhur dari

keberadaan mereka 'sekarang di Kota Padang, lambat laun bisa
melepaskan mereka dari kebudayaan nenek moyangnya. Oleh sebab itu
atas kesepakatan bersama antara pemuka adat, tokoh masyarakat
maupun anggota masyarakat dan tokoh masyarakat maupun anggota
masyarakat dan tokoh agama mencetuskan penobatan, bahwa tarian
Balanse Madam dijadikan sebagai tarian adat bagi masyarakat Nias

keturunan yang bermukim di Kota Padang. Namun seiring dengan
pembahan zaman, saat sekarang tarian Balanse juga telah masuk ke
dalam koridor dunia hiburan dan pariwisata. Masyarakat pendukung tari
Balanse Madam secara realitas sekarang ini tidak lagi sebatas pewaris-

nya saja, akan tetapi juga orang Minang yang merupakan masyarakat
mayoritas di Kota Padang.
Sulastri memandang, bahwa tari Balanse Madam di samping
sebagai identitas kultural orang Nias di Padang, akan tetapi juga
merupakan sebagai identitas kultural masyarakat Padang secara umum
saat ini. Hanya saja dalam penelitian ini, Sulastri belum mengungkapkan
kenapa orang Minang terdorong untuk meleburkan diri bersama
masyarakat Nias dalam aktivitas kesenian, apakah fenomena tersebut
diakibatkan dengan kehadiran performance tarian Balanse? Persoalan ini
belum ditemukan oleh Sulastri. Di samping itu sejauh mana integrasi
sosial yang terjadi antar kedua masyarakat tersebut, persoalan ini
memang tidak ditelusuri oleh Sulasth'dalam penelitiannya.

Dalam penelitian ini belum diungkapkan persoalan-persoalan yang
rnengarah kepada integrasi sosial maupun peranan tari Balanse dalam
mengakses terjadinya integrasi sosial tersebut. Tulisan ini rnengungkapkan baru sebatas keberadaan tari Balanse sebagai suatu aktivitas
kesenian yang bersifat sosial dan mengandung estetika yang dapat
menggugah perasaan. Di sarnping itu Sulastri rnelihat bahwa dalarn
aktivitasnya tarian ini sudah melebar dari kantong masyarakat homogen
rnelebar ke kantong budaya masyarakat heterogen. Sehingga tulisan ini
dapat rnendorong asumsi bahwa aktivitas kesenian dapat menyebabkan
terjadinya suatu integrasi sosial antara masyarakat yang berlainan
kebudayaan dan sistem sosial, sepertinya masyarakat Nias dan
'

Minangkabau.
Untuk menindakaanjuti gagasan tersebut di atas, peneliti berkenan
rnelanjutkan penelitian ini tentang objek tari Balanse Madam rnengenai
aktivitas dan peranannya dalarn integrasi sosial antara rnasyarakat Nias
dengan Minangkabau.

B. Kerangka Teori

Penelitian ini mernperrnasalahkan suatu fenornena sosial,
khususnya tentang aktivitas kesenian dalam kehidupan sosial masyarakat Kota Padang. Masyarakat dengan aktivitas keseniannya membangun berbagai interaksi antara individu, kelornpok dan golongan.
Peristiwa kesenian menjembatani terjadinya integrasi sosial dalam
masyarakat, di samping itu meialui kesenian terkadatlg Serbsgai k~nflik

baik laten maupun manifes dapat diredam ke tingkat yang lebih rendah.
Oleh sebab itu kesenian dapat juga dikatakan sebagai salah satu media
peredam konflik. Untuk menjawab fenomena di atas, akan dipaparkan
teori sosial yang dipandang relevan untuk menjelaskannya.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan fungsionalisme Malinowski (dalam Koentjaraningrat, 1987: 165) menjelaskan bahwa dalam kehidupan sosial masyarakat saling berkait antara satu sistem dengan sistem yang lain. Hal ini
dapat dilihat misalnya antara sistem mata pencaharian yang berkait
dengan sistem lingkungan dan unsur-unsur kebudayaan. Malinowski
mengatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai fungsi yang
saling berhubungan. Pendapat ini dapat mendukung bagaimana kaitan
tari Balanse Madam dengan masyarakat pendukungnya. Aktivitas
kesenian seperti tari Balanse Madam memiliki peran sosial dalam'
kehidupan masyarakat yang mengayominya.
Lebih lanjut Malinowski (dalam Koentjaraningrat, 1987: 171)
menjelaskan bahwa fungsi dari unsur-unsur kebudayaan adalah sangat
komplek. Inti dari ha1 tersebut adalah bahwa segala aktivitas kebudayaan
itu sebenarnya berrnaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupan.
Sebagai contoh adalah bahwa kesenian sebetulnya terjadi karena
adanya' keinginan manusia untuk memuaskan kebutuhan nalurinya
(perasaan).

Merujuk kepada pendapat Malinowski, dapat dijelaskan di sini
bahwa kehadiran kesenian tepatnya.tari Balanse Madam memiliki fungsi
sosial yang aplikasinya dapat menimbulkan interaksi dan integrasi sosial
. dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial masyarakat berbagai unsur

kebudayaan berperan dalam membangun integrasi sosial, kesenian
seperti tari Balanse Madam merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Mengacu pada pendapat Malinowski di atas, maka teori ini dapat menjadi
rujukan untuk memahami bagaimana perananan tari Balanse Madam .
sebagai aktivitas kesenian dalam integrasi sosial.
Di sisi lain Anya Peterson Royce (1991: 5 ) menjelaskan bahwa tan
mempunyai lebih dan satu fungsi, seperti fungsi estetik, fungsi hiburan
dan rekreasi, fungsi religi dan ritual serta fungsi ekonomi dan sosial.
Keberagaman fungsi atau peranan dari tari dapat dianggap baik sebagai
yang terbuka maupun yang tertutup, dan masing-masing dapat
menyatakan diri. Berbagai fungsi dari tari yang bersifat iaten atau manifes
dapat digunakan oleh masyarakat pendukungnya. Adakalanya seba.

hagian masyarakat mempergunakan fungsi tari cenderung tertutup,
seperti contoh pada tarian yang fungsinya bersifat sosial cenderung
melakukan fungsi ganda, baik bersifat tertutup maupun terbuka.
Royce mengambil sampel seperti tari yang dilaksanakan oleh
orang-orang Toganpala dalam upacara wisuda dari sekolah menengah
Katolik. Pada bahagian tertentu tarian ini berfungsi menghormati para
siswa yang sedang diwisuda, secara tertutup tarian ini berfungsi sebagai
demonstrasi yang khusus dari kalangan minoritas Katolik, yang harus

menghadapi kalangan mayoritas Wezleyan. Seperti halnya juga di Barat,
tari sosial dapat digunakan sebagai rekreasi yang bersifat terbuka
bilamana tarian tersebut merupakan suatu cara untuk menjaring dan
menghargai calon-calon teman atau sahabat.
Berpedoman pada pendapat Royce, bahwa tarian dapat mengambil peran sosial dalam menjembatani peran sosial dalam..menjembatani maksud-maksud terselubung dari suatu masyarakat pewaris atau
masyarakat pemilik tari Balanse Madam merupakan kalangan minoritas
di Kota Padang.
Sebagai kalangan minoritas orang Nias berusaha untuk dapat
bersosialisasi dan berintegrasi dengan kalangan masyarakat Minangkabau yang mayoritas. Merujuk pada teori Royce, kehadiran tari Balanse

Madam dapat menjadi suatu gagasan untuk penyampaian pesan atau
jembatan sosial antar etnik minoritas dan mayoritas, seperti ungkapan
Royce bahwa tarian sosial dalam bentuk rekreasi (tari pergaulan) dapat
difungsikan untuk menjaring calon sahabat atau teman, maupun untuk
memupuk keakraban antar anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (1990) mengemukakan bahwa dalam menganalisis dan membina hubungan yang selaras antar suku bangsa dan
golongan di negara Indonesia harus diperhatikan berbagai aspek seperti:
(1) sumber-sumber konflik, (2) potensi untuk toleransi, (3) sikap dan

pandangan suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa
maupun golongan, (4) tingkat masyarakat, di mana hubungan dan
pergaulan antara suku bangsa dan golongan tersebut berlangsung.

Dalam pemikirannya Koentjaraningrat memandang bahwa sebagai
suatu negara yang plural atau yang memiliki kemajemukan, sangat rawan
akan konflik baik konflik laten ataupun manifes. Oleh sebab itu kearifan
masyarakat diminta untuk menghindari berbagai gesekan yang akan
menimbulkan instabilitas dalam masyarakat. Pandangan Koentjaraningrat mengemukakan empat gagasan tentang menganalisis dan
membina hubungan antar suku bangsa di Indonesia, dapat dijadikan
rujukan dalam penelitian ini, seperti bagaimana sikap dan pandangan
sesama suku bangsa dan bagaimana pula tingkat masyarakat dalam
membina hubungan dan pergaulan antara suku bangsa dan golongan
tersebut berlangsung.
Untuk itu, guna melihat bagaimana sikap dan pandangan orang
Mlnangkabau yang mayoritas dengan orang Nias yang minoritas,
diperlukan acuan yang bertumpu pada pemikiran Koentjaraningrat di
atas. Di samping itu pemikiran ini juga dapat melihat tingkat masyarakat
kedua belah pihak dalam membina hubungan dan pergaulan pola pikir
yang digagas oleh Koentjaraningrat dapat diintegralkan dengan aktivitas
kesenian Balanse sebagai jembatan atau mediator dalam keterkaitannya
untuk memahami dan membina hubungan dan pergaulan antara orang
Nias dan Minangkabau di Kota Padang.
Pada bahagian lain Johnson (1986) menjelaskan bahwa pada
dasarnya manusia adalah Zoon Politicon, di mana setiap manusia
membutuhkan kerjasama. Pada gilirannya terjadi hubungan yang
seirnbang.

Johnson memandang bahwa hubungan timbal balik sangat
dimungkinkan dalam memupuk suatu relasi sosial atau integrasi sosial,
yang dilakukan oleh individu, ataupun kelompok. Untuk merealisasikan
konsep tersebut dibutuhkan saling ketergantungan dalam kehidupan
bersama dalam

masyarakat. Oieh sebab itu integrasi sosial sangat

diharapkan untuk terjalin dengan baik, agar kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat antar orang Nias dan Mlnangkabau terintegrasi dalam suatu pola kerjasama sebagai waiga masyarakat Kota
Padang, yang saat ini sudah bersifat heterogen, walau orang Minang
dianggap sebagai masyarakat mayoritas. Pemikiran Johnson dapat
mengantar penelitian ini pada persoalan integrasi sosial.
Sementara Kahmad (2000: 63) mengatakan bahwa dalam
membangun sebuah integrasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan
sistem budaya yang terdapat dalam masyarakat. Melalui pemberdayaan
sistem budaya, proses 'integrasi akan dapat diwujudkan dalam tingkat
pemahaman bersama antar kedua elemen masyarakat yang terkait.
Ungkapan kahmad dalam paparan di atas dapat dijadikan rajukan
untuk melihat bagaimana terjadinya interaksi sosial yang ditentukan oleh
sistem kebudayaan. Dengan melihat sistem kebudayaan yang dilakukan
oleh orang Nias maupun orang Minagkabau, dapat ditelusuri bagaimana
terciptanya masyarakat yang terintegrasi.
Melalui sistem budaya yang dibangun seperti upacara ritual,
seremonial yang menempatkan aktivitas kesenian di dalamnya, pada
dasarnya menurut Kahmad dapat menciptakan masyarakat yang
terintegrasi. Seperti halnya aktivitas kesenian Balanse, yang pada

pergaulan. Dalam tarian sosial, kemungkinan dalam penyajiannya akan
dapat mengintegralkan aktor-aktor maupun masyarakat penonton ke
dalam integrasi sosial yang secara tidak langsung dalam peristiwa
penyajiannya tercipta suatu hubungan kekeluargaan maupun hubungan
sosial atau relasi sosial yang pada gilirannya dapat meredakan steroip
negatif ataup-unkonflik yang sedang ataupun akan berlangsung.
Seperti pandangan Geertz (dalam Sepriyono, 2002: 28). Konflik
dapat diredakan sehingga tercipta integrasi sosial melalui suatu
kebudayaan termasuk makin pentingnya nilai-nilai nasionalisme, dan
menunjukkan individu atau kelompok yang berfungsi sebagai perantara.
Di samping itu Geertz berpandangan bahwa toleransi umum yang
didasarkan pada relativisme kontekstual yang menganggap nilai-nilai
tertentu sesuai dengan konteksnya. Selain itu pertumbuhan mekanisme
sosial yang mantap menuju kepada bentuk-bentuk integrasi sosial di
mana di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki berbagai
pandangan sosial, secara radikal dapat bergaul dengan cukup baik
antara satu sama lain, untuk menjaga agar masyarakat tetap berfungsi.
Merujuk pada pandangan Geertz, bahwa suatu kebudayaan dapat
meredam terjadinya konflik dan akhimya bisa dimungkinkan terjadinya
integrasi. Dalam konteks penelitian ini, pandangan Geertz dirasa relevan
dengan adanya aktivitas tan Balanse Madam, pada gilirannya dapat
menjembatani integrasi sosial yang akan terjadi antara masyarakat Nias
dan Minangkabau sebagai penikmat atau konsumer.
.

.

, ,

-

-

Menurut Suparlan (dalam Antropologi Indonesia, 1998: 8)
mengutip pandangan Talcot Parson dan Edwar Skill, mengatakan
proses-proses sosial yang terwujud sebagai tindakan sosial, pada
dasarnya bertujuan untuk dapat saling bekerjasama antara pelaku yang
merupakan warga masyarakat. Karena itu, proses sosial mempunyai
fungsi-fungsi yang menekankan tujuan untuk terwujudnya kehidupan
sosial dan kemasyarakatan yang bercorak keseimbangan di antara
unsur-unsurnya, sehingga menghasilkan adanya integrasi sosial dan
integrasi kemasyarakatan.
Bagi masyarakat Nias yang ada di Kota Padang keberadaan tari
Balanse Madam merupakan suatu kebutuhan untuk sosial. Tari Balanse
Madam merupakan suatu tarian yang bersifat sosial, di mana tarian
sosial mengakomodasi keberadaan masyarakat pendukungnya saling
berintegrasi, di laian sisi tarian sosial juga mengakomodasi penikmat
yang bersifat insidentil.
Fokus permasalahan yang akan dicermati dalam penelitian ini
adalah akses aktivitas tari Balanse Madam sebagai suatu tarian yang
bersifat sosial, di mana di dalamnya mengandung unsur hiburan,
pergaulan dan kekerabatan. Dengan menyatunya beberapa masyarakat
dalam suatu peristiwa, di mana peristiwa tersebut adalah pertunjukkan
tari Balanse Madam, maka terjadi interaksi. Berbagai interaksi dapat
terlaksana antara pendukung tan Balanse Madam dengan masyarakat
pendukung, atau antara masyarakat dengan masyarakat maupun antara
aktor pendukung tan' dengan sesamal?ya. ?adz gillrznny=r fokus di atas

akan dapat menjawab permasalahan yang akan ditelusuri dalam
penelitian ini. Sebuah aktivitas kesenian akan dapat menggiring persoalan sosial ke arah integrasi. Di samping aktivitas kesenian dipandang
perlu untuk dilestarikan, akan tetapi aktivitasnya dapat meredam konflik
maupun steroip negatif yang selama ini mefekat terhadap orang Nias.
Orang Minang sebagai penduduk mayoritas di Kota Padang, tepatnya di
lokasi penelitian yaitu di daerah Seberang Palinggam, juga merupakan
masyarakat pendukung tari Balanse Madam dewasa ini, walau secara
ekstrinsik.
Oleh sebab itu, keberadaan dunia kesenian dengan aktivitasnya
membuka ruang bagi masyarakat untuk bersosialisasi, dengan adanya
berbagai perubahan sosial budaya aktivitas kesenian merupakan salah
satu media integrasi sosial antara masyarakat yang ada di Kota Padang.
Tari Balanse di daerah Seberang Palinggam dimungkinkan untuk
menjawab permasalahan integrasi sosial di daerah Seberang Palinggam.

Bagan Kerangka Pemikiran

I

Tari Balanse Madam

I

F
Aktivitas Kesenian

Pendukung TariJAktor

'usus

Masyarakat Penikmat
dalam Peristiwa
Berlangsung

Karena Perubahan
Sosial Budaya, Terbuka
untuk Orang Minang

Orang
Nias

I

[

Orang Nias Sebagai
Pewaris Budaya

Orang Minang

Relasi, Menginteral
dalam Satu Peristiwa

Berlanjut di Luar Peristiwa (dalam Kehidupan

(

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan asumsi-asumsi
penelitian kualitatif dalam sifatnya multidisiplin seperti antropologi,
sosiologi. Dalam ha1 ini, kenyataan sosiologis yang terwujud dlaam
sistem sosial masyarakat Nias maupun Mlnangkabau dijadikan sebagai
sasaran untuk memahami tari Balanse dalam peranannya sebagai media
integrasi sosial. Untuk memahami keberadaan tari Balanse Madam
sebagai aktivitas kesenian dilakukan beberapa metode meliputi studi
kepustakaan, etnografis, dan studi dokumentasi.
Pada tahap awal dilakukan upaya penelusuran terhadap hasilhasil penelitian yang sudah pernah dilakukan. Beberapa hasil penelitian
terkait seperti yang dikemukakan pada bagian studi kepustakaan
sebelumnya. Hasil penelitian itu dapat memberikan inspirasi untuk
menelusuri bagaimana

kenyataan

kehadiran tari

Balanse

dan

peranannya dalam integrasi sosial. Untuk mempertajam faktualitas data
maka studi kepustakaan itu mendorong penulis untuk melakukan suatu
etnografi yang terbatas pada dua kawasan. Pertimbangan teoritisnya
adalah kawasan masyarakat Nias sebagai pewaris tan Balanse Madam
dan representasi masyarakat Mlnangkabau yang tinggal di Kota Padang.
Tentu ha1 ini dipandang bermanfaat untuk meraih deskripsi yang lebih

konkret atas realitas. Tan Balanse Madam dan peranannya dalam
integrasi sosial antara masyarakat Nias dan Mlnangkabau.
Etnografi dilakukan dengan dua model yakni: (a) studi tentang tan
Balanse Madam sebagai aktivitas kesenian yang menjadi milik warisan
budaya masyarakat Nias Kota Padang, (b) studi tentang peranan tan
Balanse Madam dalam mendorong terjadinya integrasi sosial antara
masyarakat Nias dan Mlnangkabau. Melalui studi representasi komunitas
Nias akan ditelusuri data meliputi, akses masyarakat terhadap tari
Balanse Madam, adat, istiadat, sistem sosial, dan struktur sosial,
kehadiran pranata modern di desa. Melalui studi representasi masyarakat
Mlnangkabau ditelusuri jenis data, meliputi akses orang Minang dalam
pranata seni pertunjukan, tindakan dalam seni pertunjukan tari dengan
kontrol sosial, dan sistem sosial masyarakat.
B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Seberang Palinggam Kota
Padang. Daerah Seberang Palinggam yang terrnasuk dalam Kecamatan
Padang Selatan, merupakan tempat bermukim kalangan masyarakat
Nias yang populasinya cukup banyak. Walaupun pda daerah lain
masyarakat Nias juga bermukim seperti di daerah Tabing dan Siteba,
akan tetapi populasinya sangat kecil. Kawasan daerah Seberang
Palinggam merupakan kawasan pertama sekali yang ditempati oleh
imgran orang Nias pada abad ke-16 di Kota Padang.
Daerah Seberang

Palinggam di samping ditempati oleh

masyarakat Nias, juga terdapat suku-suku lain seperti China, Keling

(Hindustan), dan Mlnangkabau. Populasi yang terbesar adalah orang
Minangkabau. Dengan beragamnya etnik yang bermukim 'di daerah
Seberang Palinggam pada gilirannya akan teqadi berbagai masalah
sosial, seperti kerukunan sosial, konflik sosial dan kesenjangan sosial.
Oleh sebab itu alasan pemilihan lokasi daerah Seberang
Palinggam sebagai lokasi penelitian, adalah karena fokus peneliteian
menyangkut masalah tari Balanse Madam sebagai aktivitas kesenian dan
peranannya dalam integrasi sosial antara masyarakat Nias dan
Minangkabau. Merujuk fenomena dan komunitas atau masyarakatnya
yang bermukim di daerah Seberang Palinggam diprediksi akan dapat
menjawab fokus penelitian dengan datadata yang dirasa cukup
memadai.
C. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, data dikumpulkan melalui
data kepustakaan, dan data lapangan. Data kepustakaan difokuskan
pada sumber-sumber yang dianggap relevan dengan topik penelitian,
kemudian berupaya m.enemukan literatur yang memuat konsep-konsep
dan teori yang berhubungan dengan objek penelitian, guna dijadikan
sebagai landasan untuk menganalisis data-data penelitian.
Pengumpulan data lapangan dilakukan melalui beberapa teknik.
Untuk menelusuri gambaran sistem sosial dilakukan studi kepustakaan
dan observasi terlibat. Untuk menelusuri tari Balanse Madami dan
aktivitasnya dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi mendalam. Demikian juga untuk mendapatkan gambaran tentang proses

integrasi sosial yang teqadi dilakukan dengan wawancara dan observasi
terlibat.
Di samping dengan teknik yang dilakukan di atas juga dilakukan

dengan bantuan peralatan' seperti kamera video, kamera photo dan
peralatan audio atau recorder. Dalam melakukan wawancara, peneliti
menemui beberapa aktor dari masyarakat Nias, seperti pelatih tari,
penari, pemusik, pimpinan kelompok tan, beberapa masyarakat dan
pemuka masyarakat. Sedangkan masyarakat Minang yang ada di daerah
Seberang Palinggam terdiri dari elit adat, tokoh agama, seniman dan
budayawan serta tokoh masyarakat dan beberapa masyarakat dengan
tidak membedakan kategori sosial maupun golongan sosial.
D. lnstrumen Penelitian

lnstrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
dengan menghindari tendensius dan memperturutkan perasaan, untuk itu
peneliti tetap mengutamakan kejernihan pikiran, ini merupakan upaya
yang sangat hams diperhatikan. Hal dimaksud bertujuan untuk menjamin
keobjektifitasan penelitian, dengan tujuan agar tidak mempengaruhi
"natural selling" dan latar penelitian. lnstrumen lain seperti: buku catatan,
alat pencatat, camera video, camera foto, dan tape recorder yang
keselu~hannyabersifat melengkapi instrumen utama.
E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini berpedoman pada 12 langkah penelitian Spradley
(1977) yang telah dimodifikasi menjadi sembilan langkah yaitu (1) me-

nentukan objek penelitian, (2) melakukan observasi lapangan, (3) melakukan analisis domain, (4) melakukan 'observasi terfokus, (5) melakukan
analisis taksonomi, (6) melakukan observasi terseleksi, (7) melakukan
analisis komponensial, (8) melakukan analisis tema budaya, dan (9)
menulis laporan.
1. Menentukan Obiek Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang dipilih dalam Kelurahan
Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.
Yang terdiri dari para aktor yaitu: penghulu, ninik mamak, kapalo
kafu, komander, penari, pemusik, budayawan dan masyarakat suku
Nias Seberang Palinggam. Sedangkan pada masyarakat Minang
adalah elit adat, tokoh agama, seniman dan budayawan serta tokoh
masyarakat dan beberapa masyarakat tanpa kategori sosial. Objek
yang lain adalah tari Balanse Madam yang disajikan oleh masyarakat
suku Nias di Seberang Palinggam Kota Padang.
2.

Melakukan Observasi Lapangan
Dalam observasi lapangan ada dua tahap yang dilakukan
yaitu (1) grand tour (2) mini tour. Pada tahap awal dalam observasi
lapangan, peneliti hanya berperan pasif untuk beradaptasi terhadap
situasi sosial masyarakat suku Nias dan Minangkabau di Seberang
Palinggam Kota Padang. Peneliti hanya mengamati dan melihat
setiap aktifitas para aktor di Seberang Palinggam Kecamatan
Padang Selatan Kota Padang. Setelah keberadaan peneliti dapat

diterima dan tidak dicurigai sebagai orang asing barulah peneliti
berperan atau berpartisipasi aktif.
3. Analisis Domain

Analisis kawasan merupakan cara berpikir yang sistematis
memberikan atau menguji sesuatu untuk menentukan hubungan
antar bagian serta hubungan bagian-bagian dengan keseluruhan
pertunjukan tari Balanse Madam dan keberadaannya di tengah
masyarakat suku Nias dan Minangkabau di Seberang Palinggam.
Analisis kawasan ini menurut Spradley (1997) merupakan jenis alat
berpikir. Dalam penelitian ini analisis kawasan mengidentifikasikan
beberapa kawasan di antaranya (1) jenis-jenis aktor, (2) jenis objek
fisik yang tercakup dalam proses pemaknaan tari dalam kehidupan
sosial masyarakat Nias di Seberang Palinggam dan dampaknya
terhadap orang Minang, (3) jenis-jenis tindakan yang dilakukan oleh
para aktor, (4) jenis-jenis jalannya penyajian atau pelaksanaan tari,
(5) jenis-jenis periode waktu yang dipergunakan dalam penyajian tan,
(6) jenis-jenis tempat yang digunakan dalam kegiatan aktor, (7')jenis

syarat atau aturan yang berfaku dalam penyajian tari Balanse
Madam, (8) jenis-jenis struktur penyajian tari Balanse Madam.
4. Melakukan Obsewasi Terfokus

Pada tahap observasi dilakukan secara lebih terfokus kepada
rincian-rincian dari suatu kawasan, oleh sebab itu observasi terfokus
dilakukan atas dasar kawasan-kawasan yang telah diidentifikasi

dalam usaha mencari situasi budaya dan situasi sosial di Kelurahan
Seberang Palinggam Kota Padang. Di sini perlu ditetapkan sejumlah
kawasan untuk dikaji secara mendalam melalui observasi terfokus
sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan. Peneliti mengajukan
pertanyaan mengenai kawasan yang dipilih untuk fokus secara
intensif.
5. Analisis Taksonomi

Adapun analisis taksonomi ini ditujukan mencari hubungan
antara komponen dari masing-masing kawasan dengan berpedoman
kepada langkah-langkah yang diajukan Spradley di antaranya, jenisjenis aktor yang terlibat dalam kegiatan pertunjukan tari dalam
kehidupan masyarakat Nias Seberang Palinggam dan relevansinya
terhadap orang Minangkabau meliputi: (1) penghulu, komander
(orang yang mengendalikan jalannya penyajian tari), beserta seluruh
penari dan pemusik, (2) masyarakat suku Nias dan masyarakat
Minang yang ada di Seberang Palinggam Kota Padang.
6. Melakukan Analisis Terseleksi

Hubungan-hubungan dari berbagai bagian tiap kawasan yang
ditetapkan dalam observasi terfokus, perlu diamati lebih rinci melalui
observasi terseleksi. Observasi terseleksi dimaksudkan untuk
menemukan makna budaya dan situasi sosial yang diteliti. Pemahaman ini menuntut pelaksanaan observasi terseleksi, melalui
berbagai pertanyaan. Ada dua macam pertanyaan kontras yaitu:

pertanyaan kontras berpasangan (ganda dua) dan pertanyaan
kontras berpasangan (ganda tiga). Pertanyaan-pertanyaan kontras
tersebut diajukan kepada kawasan-kawasan yang ditetapkan dalam
observasi terfokus dan tahap analisis taksonomi.
7. Melakukan Analisis Komponensial

Analisis ini ditujukan untuk mencari sistematis komponen yang
mengandung makna yang berhubungan dengan kategori budaya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini seperti
yang dikemukakan oleh Spradley (1997): (1) menetapkan kawasankawasan yang akan dianalisis, seperti jenis-jenis aktor yang terlibat
dalam penyajian tari Balanse Madam dan keberadaannya dalam
kehidupan sosial suku Nias di Seberang Palinggam dan pandangan
orang Minang terhadap tari Balanse, (2) menginventarisasi seluruh
kontras yang ditemukan, yakni mengidentifikasikan dimensi kontras
yang bemilai dan berkategori, misalnya dalam ha1 apa sajakah dari
penyajian tari Balanse yang berhubungan dengan kehidupan sosial
.

masyarakat Nias yang berdomisili di Seberang Palinggam serta
relevansinya dengan orang Minangkabau, (3) mengkombinasikan
dimensi kontras yang berhubungan dekat ke dalam suatu dimensi
yang mempunyai nilai jamak (multiple values) seperti bagaimana
keberadaan tari Balanse Madam dalam kehidupan sosial suku Nias
Seberang Palinggam dan dampaknya terhadap suku lain seperti
Mlnangkabau.
Analisis komponensiai dilakukan untuk menemu~anb