A.Penyusutan Harta Menurut Ketentuan Fiskal (Pasal 11 )

  A.Penyusutan Harta Menurut Ketentuan Fiskal (Pasal 11 )

  • Yaitu harta berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun, yang digunakan untuk mendapatkan menagih, dan memelihara penghasilan (obyek pajak), kecuali tanah.
  • Penyusutan aktiva dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tesebut. Penyusutan pada tahun pertama dihitung secara pro-rata.
  • Dengan persetujuan Dirjen Pajak, wajib pajak dapat melakukan penyusutan mulai pada bulan digunakannya harta tersebut untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan

  

2. Harta yang tidak boleh disusutkan Menurut Ketentuan Fiskal (Pasal

11)

  • Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal. Misalnya; kendaraan perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang oleh karyawan, rumah dinas karyawan yang tidak terletak di daerah terpencil.
  • Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal tersebut dijual

  (dialihkan), keuntungannya merupakan obyek PPh, yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya negatif (rugi), kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.

  B. Harga Perolehan Aktiva Tetap (Pasal 10 )

  1. Harga perolehan untuk harta yang diperoleh dari transaksi jual beli yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan (Pasal 18 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000). Apabila dipengaruhi hubungan istimewa, harga perolehan dihitung berdasarkan jumlah yang seharusnya dikeluarkan (harga pasar wajar).

  2. Harga perolehan untuk harta yang diperoleh dari tukar menukar

  3. Harga perolehan untuk harta yang diperoleh dalam rangka likuidasi, penggabungan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan perusahaan adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan harga pasar wajar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.

  4. Harga perolehan untuk harta yang diperoleh karena sumbangan, bantuan, zakat, hibah serta warisan yang memenuhi syarat pasal 4 ayat (3) huruf a dan b Undang-Undang Nomor

  17 TAHUN 2000 adalah

  Nilai Sisa Buku Fiskal harta yang bersangkutan atau nilai lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

  5. Harga perolehan untuk harta yang diperoleh dalam rangka setoran modal sebagai pengganti saham atau penyertaan modal adalah Nilai pasar dari harta yang bersangkutan (Pasal 4 ayat (3) huruf c Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2000).

  6. Harga perolehan aktiva yang dibangun sendiri :

  a. Yaitu biaya-biaya untuk membangun atau membuat aktiva tersebut, dimana harus dikeluarkan (dikoreksi) unsur-unsur biaya yang menurut ketentuan fiskal tidak dapat dibebankan (non deductible).

  b. Dalam hal aktiva tersebut dibangun dengan dana yang berasal dari pinjaman, biaya bunga pinjaman tersebut harus dikapitalisir dalam harga perolehan aktiva yang bersangkutan (menjadi unsur harga perolehan).

  

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap (Pasal 11 Undang-Undang Nomor

  1. Untuk aktiva kelompok I s.d. kelompok IV disusutkan dengan memakai metode garis lurus (straight line methode) atau metode saldo menurun (decline balance methode).

  2. Untuk aktiva kelompok bangunan harus disusutkan dengan metode garis lurus.

  3. Penggunaan metode penyusutan tersebut harus dilakukan secara taat azas.

  4. Masa manfaat dan tarif penyusutan aktiva untuk masing-masing kelompok telah ditetapkan sebagai berikut :

  Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Tarif Berwujud PenyusutanMet Penyusutan ode Garis Metode Saldo Lurus Menurun

  I. Bukan Bangunan Kelompok I

  4 Tahun 25% 50% Kelompok II

  8 Tahun 12,5% 25% Kelompok III

  16 Tahun 6,25% 12,5% Kelompok IV

  20 Tahun 5% 10%

  II. Bangunan : Permanen

  20 Tahun 5% Tidak Permanen

  10 Tahun 10%

  Contoh penggunaan metode garis lurus :

  Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp 100.000.000,00 dan masa manfaatnya 20 tahun, penyusutannya setiap tahun adalah sebesar Rp 5.000.000,00 (= Rp 100.000.000,00 / 20)

  Contoh penggunaan metode saldo menurun :

  Sebuah mesin dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2000 dengan harga perolehan Rp 150.000.000,00. Masa manfaat mesin tersebut adalah 4 tahun (tarif penyusutannya 50%). Maka perhitungan penyusutannya adalah sbb :

  Nilai Sisa Tahun Tarif Penyusutan Buku

  Harga perolehan 150.000.000,00 2000 50% 75.000.000,00 75.000.000,00

  2001 50% 37.500.000,00 37.500.000,00 2002 50% 18.750.000,00 18.750.000,00 2003 Disusutkan sekaligus 18.750.000,00 0

  • • Penetapan kelompok-kelompok aktiva tetap diatur dalam

  Keputusan Menteri Keuangan (Kelompok aktiva non bangunan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor dan khusus untuk perusahaan pertambangan

  520/KMK.04/2000

  diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

  521/KMK.04/2000

  Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat

  • sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Misalnya, barak atau asrama yang dibuat dari kayu untuk karya
  • • Surat Keputusan Menteri Keuangan No.

  Berdasarkan , harta berwujud berupa komputer, printer,

  138/KMK.03/2002

  scanner dan sejenisnya yang semula masuk ke dalam kelompok II berubah menjadi kelompok I. Penghitungan penyusutannya sbb :

  • Penyusutan berdasarkan ketentuan lama (penyusutan kelompok II) berlaku sampai bulan Maret 2002. Penyusutan dengan ketentuan baru (penyusutan kelompok I) - berlaku mulai April 2002, dengan tetap menggunakan sisa manfaat semula yang akan mengalami penyesesuain/ percepatan secara otomatis.

  Dalam rangka menyesuaikan dengan karakteristik bidang-bidang

  • usaha tertentu, seperti pertambangan minyak dan gas bumi, perkebunan tanaman keras, perlu diberikan pengaturan tersendiri untuk penyusutan harta berwujud yang digunakan dalam usaha tersebut, yang ketentuannya akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

  Apabila terjadi pengalihan atau penarikan aktiva tetap tersebut di • atas, maka jumlah nilai sisa buku fiskal aktiva tersebut dapat dibebankan sebagai biaya dan jumlah harga jual (nilai pasar) atau penggantian asuransi yang diterima atau diperoleh diakui sebagai penghasilan.

  • Dalam hal penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian, maka dengan persetujuan Dirjen Pajak jumlah nilai sisa buku fiskal aktiva yang bersangkutan dapat dibebankan sebagai biaya masa kemudian tersebut (matching expense againt revenue).

  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, maka nilai sisa buku fiskal harta tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya (kerugian) bagi pihak yang mengalihkan dan bukan penghasilan bagi pihak yang menerima. Sebaliknya, apabila tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, maka bagi pihak yang mengalihkan nilai sisa bukunya tidak dapat diakui sebagai biaya, dan bagi penerimanya merupakan penghasilan.

  

D. Harta Tak Berwujud Yang Dapat Diamortisasi ( Pasal 11A

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 )

  • Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya (termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai) yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Metode amortisasinya sbb :

  Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat Tarif Penyusutan Metode Garis Lurus Tarif Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda I.

  Kelompok

  I

  4 Tahun 25% 50% Kelompok

  II

  8 Tahun 12,5% 25% Kelompok

  III

  16 Tahun 6,25% 12,5% Kelompok

  IV

  20 Tahun 5% 10% Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal (dapat dipilih apakah diamortisasi dengan metode di atas atau langsung dibebankan seluruhnya pada tahun terjadinya).

  • Pengeluaran yang dilakukan sebelum perusahaan beroperasi komersial yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dikapitalisasi (sebagai biaya pra operasi) kemudian dimortisasi dengan metode di atas.
  • Yang termasuk pengeluaran pra operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan beroperasi komersial, misalnya biaya study kelayakan dan biaya produksi percobaan, tetapi tidak termasuk
rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya. Pengeluaran yang rutin tersebut harus dibebankan sekaligus pada tahun terjadinya.

  • Pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dengan menggunakan metode satuan produksi, yaitu : = {Produksi tahun ini / Taksiran deposit minyak mentah (gas bumi) yang bisa ditambang} x 100 %
  • Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain migas, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam/hasil alam lainnya yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20%. Yaitu :

  

Hak Pengusahaan Hutan (HPH) :

  = {Produksi tahun ini / Taksiran produksi dalam konsesi HPH} x 100%, maksimum 20%.

  

Hak Penambangan selain minyak dan gas bumi :

  = {Produksi tahun ini / Taksiran deposit mineral yang bisa ditambang} x 100%, maksimum 20%.

  

Catatan : Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil

  dari jumlah taksiran produksi, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain (yang belum diamortisasi), maka sisa pengeluaran yang belum diamortisasi tersebut dapat dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.

  • Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak tersebut di atas, maka nilai sisa buku fiskalnya dibebankan sebagai biaya, sedangkan jumlah yang diterima atau diperoleh sebagai penggantiannya merupakan penghasilan.
  • Apabila pengalihan tersebut dalam rangka sumbangan, hibah, bantuan, dan warisan yang memenuhi syarat dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b UU Nomor

  1. Semua Jenis Usaha

  a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, almari dan yang sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

  d. Sepeda motor, sepeda dan becak

  e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan f. Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman g. Dies, jigs, dan mould.

  2. Pertanian, perkebunan, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin kehutanan, dan perikanan

  3. Industri makanan dan Mesin ringan yang dapat dipindah- minuman pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya

  4. Perhubungan pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan dan komunikasi sebagai angkutan umum.

  5. Industri semi konduktor Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker.

  E.2. Kelompok II

  No. Jenis Usaha Jenis Harta meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

  b. Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya.

  c. Container dan sejenisnya.

  2. Pertanian, perkebunan,

  a. Mesin pertanian / perkebunan seperti kehutanan, perikanan traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

  b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.

  3. Industri makanan dan

  a. Mesin yang mengolah produk asal minuman binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan

  b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, magarine, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

  c. Mesin yang menghasilkan / memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

  d. Mesin yang menghasilkan / memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

  4. Industri mesin Mesin yang menghasilkan / memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).

  5. Perkayuan Mesin dan peralatan penebangan kayu.

  6. Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

  7. Perhubungan, pergudangan

  a. Truck kerja untuk pengangkutan dan dan komunikasi bongkar muat, truck peron, truck b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

  c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

  d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT; e. Kapal balon.

  8. Telekomunikasi

  a. Perangkat pesawat telepon;

  b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

  9. Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A- 01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

  E.3. Kelompok III No. Jenis Usaha Jenis Harta

  1. Pertambangan selain Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang minyak dan gas pertambangan, termasuk mesin - mesin yang mengolah produk pelikan.

  2. Permintalan,

  a. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk- pertenunan dan produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat- pencelupan serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule).

  b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.

  3. Perkayuan

  a. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk - produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.

  b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu

  4. Industri kimia

  a. Mesin peralatan yang mengolah / menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.

  b. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).

  5. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin mesin kapal).

  6. Perhubungan, dan

  a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus komunikasi dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

  b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

  c. Dok terapung.

  d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.

  e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.

  7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

  E.4. KELOMPOK IV No. Jenis Usaha Jenis Harta

  1. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi

  2. Perhubungan dan

  a. Lokomotif uap dan tender atas rel komunikasi b. Lokomotif uap atas rel, dijalankan dengan baterai atau dengan tenaga listrik dari sumber luar c. Lokomotif atas rel lainnya

  d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.

  e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

  g. Dok-dok terapung.

  

F. Jenis-Jenis Harta Berwujud Untuk Usaha Jasa Telekomunikasi

Seluler ( KEP - 520/PJ./2002 Jo SE - 09/PJ.31/2002 ) No. Kelompok Harta Berwujud Jenis Harta

  1. I Base Station Controller

  2. II Mobile Swiching Center, Home Location Register, Visitor Location Register, Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Management Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antenna

  • Dalam hal menggunakan metode garis lurus (straight-line method), jenis- jenis harta yang menjadi kelompok I maupun II, penyusutan fiskalnya dilakukan sesuai dengan masa manfaat yang tersisa.
  • Dalam hal menggunakan metode saldo menurun (declining balance

  method) :

  1.Jenis-jenis harta yang menjadi kelompok I

  a. Apabila sisa manfaat pada awal tahun 2002 lebih dari 4 (empat) tahun tahun, penyusutan fiskal berdasarkan kelompok I berakhir pada tahun keempat.

  b. Apabila sisa manfaat pada awal tahun 2002 tidak lebih dari 4 (empat) tahun, penyusutan fiskal berdasarkan kelompok I sesuai dengan masa manfaat yang tersisa.

  2.Jenis harta yang menjadi kelompok II

  a. Apabila sisa manfaat fiskal pada awal tahun 2002 lebih dari 8 (delapan) tahun, penyusutan fiskal berdasarkan kelompok II berakhir

  (delapan) tahun, penyusutan fiskal berdasarkan kelompok II sesuai dengan masa manfaat yang tersisa.

  yang menjadi dasar amortisasi

  Yang menjadi dasar amortisasi adalah pengeluaran untuk memperoleh harta tak beruwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

  metode amortisasi aktiva tak berwujud

  Dalam bagian-bagian yang sama setiap tahun selama masa manfaat (metode garis lurus/straight line method) Dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas nilai sisa buku (metode saldo menurun/declining

  balance method ) tarif amortisasi dan golongan aktiva tak berwujud

  Kelompok Masa Manfaat Tarif amortisasi sesuai Harta Tak metode Berwujud

  Garis Lurus Saldo Menurun

  Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25% Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

  

perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tak berwujud pada akhir masa

manfaat yang diamortisasi dengan metode saldo menurun

  Nilai sisa buku suatu aktiva tak berwujud pada akhir masa manfaat yang diamotisasi dengan metode saldo menurun harus diamortisasikan sekaligus

  

perlakuan nilai sisa buku suatu harta tak berwujud atau hak-hak yang

dialihkan

  Nilai sisa buku suatu harta tak berwujud atau hak-hak yang dialihkan dibebankan sebagai kerugian pada tahun terjadikan pengalihan tersebut. Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila harta tak berwujud atau hak-hak dialihkan untuk tujuan bantuan sumbangan, hibahan yang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

  

penentuan Kelompok Harta Tak Berwujud apabila masa manfaat harta

tersebut tidak tercantum dalam kelompok masa manfaat

  Penentuan Kelompok Harta Tak Berwujud yang masa manfaatnya tidak tercantum dalam kelompok masa manfaat yang adalah dengan mengelompokkan harta tersebut ke kelompok masa manfaat yang terdekat. Contoh:

  1. Masa manfaat yang sebenarnya dari suatu harta tak berwujud adalah selama 6 (enam) tahun. Masa manfaat harta tersebut dapat dikelompokkan ke masa manfaat 4 (empat) tahun atau 8 (delapan) tahun.

  2. Dalam hal masa manfaat yang sebenarnya dari suatu harta tak berwujud adalah selama 5 (lima) tahun, maka harta tak berwujud tersebut diamortisasi dengan menggunakan kelompok masa manfaat 4 (empat) tahun.

  

saat pembebanan pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya

perluasan suatu perusahaan

  Pembebanan suatu pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan suatu perusahaan dapat dibebankan: 1. pada tahun terjadinya pengeluaran; atau

  Biaya-biaya yang dapat diamortisasi sebelum operasi komersial

  Biaya-biaya yang dapat diamortisasi sebelum operasi komersial adalah biaya-biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun misalnya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya-biaya operasional yang sifatnya rutin, seperti gaji pegawai, biaya rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya

  

penghitungan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan

pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun di bidang penambangan selain minyak dan gas bumi, hak

pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam

  Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun.

  Contoh: Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan = Rp500.000.000 Potensi produksi = 10.000.000 ton kayu Realisasi produksi tahun yang bersangkutan = 3.000.000 ton kayu % amortisasi = 3.000.000/10.000.000 = 30% Besarnya amortisasi yang diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun yang bersangkutan adalah 20% x Rp500.000.000 atau Rp100.000.000 meskipun jumlah produksi pada tahun tersebut mencapai 30%

  

penghitungan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan

pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi

  Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi. amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi di lokasi tersebut yang dapat diproduksi.

  % amortisasi = realisasi penambangan minyak & gas tahun yang bersangkutan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan

  

perlakuan perpajakan atas pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade

perangkat lunak komputer berupa program aplikasi khusus

  Dimasukan dalam harta tak berwujud kelompok 1 sepanjang program aplikasi khusus yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

  KEP - 316/PJ./2002

perlakukan perpajakan apabila pengeluaran dan upgrade perangkat

lunak tersebut telah diamortisasi dengan menggunakan tarif selain tarif

amortisasi kelompok 1

  sepanjang pengeluaran tersebut belum dibebankan atau baru dibebankan sebagaian melalui amortisasi, maka mulai tahun pajak 2002 amortisasi dihitung berdasarkan sisa masa manfaat untuk Kelompok 1.

  saat mulai dilakukannya penyusutan

  Penyusutan dimulai: 1. pada bulan dilakukannya pengeluaran; atau 2. pada bulan selesainya pengerjaan suatu harta sehingga penyusutan pada tahun pertama dihitung secara pro-rata; atau 3. dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

  4. dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan yakni saat mulai berproduksi dan bukan saat diterima atau diperolehnya penghasilan

  tarif penyusutan dan golongan aktiva berwujud menurut UU PPh

  Kelompok Harta Berwujud

  Masa Manfaat Tarif penyusutan sesuai metode Garis Lurus Saldo

  Menurun

  I. Bukan Bangunan Kelompok 1 4 tahun 25% 50% Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25% Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

  II. Bangunan Permanen 20 tahun 5% Tidak Permanen 10 tahun 10%

  

metode penyusutan aktiva tetap yang diperkenankan UU Perpajakan

dan apakah dasar penyusutannya

  1. Metode garis lurus (straight line method), dasar penyusutan adalah harga perolehan

  2. Metode saldo menurun (declining balance method), dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal

  yang dimaksud dengan penyusutan metode garis lurus

  Penyusutan dengan metode garis lurus adalah penyusutan dalam bagian- bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut

  Contoh Penghitungan penyusutan dengan metode garis lurus

  PT. Vunjunk membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga Rp.10.000.000 pada tanggal 8 Juli 2003, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :

  Tahun Harga Perolehan

  %Penyusutan Biaya Penyusutan

  Nilai Sisa Buku 2003 Rp.

  10.000.000 25% Rp.

  1.250.000 Rp. 8.750.000 2004 25% Rp.

  2.500.000 Rp. 6.250.000 2005 25% Rp.

  2.500.000 Rp. 3.750.000 2006 25% Rp.

  2.500.000 Rp. 1.250.000 2007 25% Rp.

  1.250.000 Rp. 0

  Keterangan : Untuk tahun 2003 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2003 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari bulan Juli 2003 sampai Desember 2003 yaitu selama 6 bulan.

  Untuk tahun 2007 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena sisa masa manfaat hanya untuk bulan Januari 2007 sampai Juni 2007 yaitu selama 6 bulan.

  yang dimaksud dengan penyusutan dengan metode saldo menurun

  Penyusutan dengan metode saldo menurun adalah penyusutan dalam bagian- bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku

  

perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir masa manfaat

yang disusutkan dengan metode saldo menurun

  Nilai sisa buku suatu aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus disusutkan sekaligus

  penghitungan penyusutan dengan metode saldo menurun

  PT. Dwi Ledeng membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga Rp.10.000.000 pada tanggal 20 Juli 2003, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :

  Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Nilai Sisa Penyusutan Buku 2003 Rp. 10.000.000 50% Rp. 2.500.000 Rp.

  7.500.000 2004 50% Rp. 3.250.000 Rp. 3.250.000 2005 50% Rp. 1.625.000 Rp. 1.625.000 2006 50% Rp. 812.500 Rp. 812.500

  2007 disusutkan 50% Rp. 812.500 Rp. 0 sekaligus Keterangan : Untuk tahun 2003 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 50% x biaya perolehan, karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2003 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari bulan Juli 2003 sampai Desember 2003 yaitu selama 6 bulan.

  perlakuan nilai sisa buku suatu harta yang dialihkan

  Nilai sisa buku suatu harta yang dialihkan dibebankan sebagai kerugian pada: 1. tahun terjadikan pengalihan tersebut; atau 2. dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada suatu masa kemudian dalam hal hasil penggantian asuransi atas harta tersebut baru dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian.

  Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila harta dialihkan untuk tujuan bantuan sumbangan, hibahan yang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau pengusaan antara pihak- pihak yang bersangkutan

  Yang dimaksud dengan bangunan tidak permanen adalah:

  1. bangunan yang bersifat sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama; atau 2. bangunan yang dapat dipindah-pindahkan; yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Misalnya, barak atau asrama yang terbuat dari kayu untuk karyawan

  yang termasuk dalam aktiva kelompok I

  No Jenis Usaha Jenis Harta

  1 Semua jenis usaha

  a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

  b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin photo copy, accounting machine dan sejenisnya.

  c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

  d. Sepeda motor, sepeda dan becak

  e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri / jasa yang bersangkutan f. Alat dapur untuk memasak, makanan g. Dies, jigs, dan mould

  2 Pertanian, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin perkebunan, kehutanan, perikanan

  3 Industri makanan dan Mesin ringan yang dapat dipindah- minuman pindahkan seperti huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet dan sejenisnya.

  4 Perhubungan, Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan pergudangan dan dan sebagai angkutan umum. komunikasi

  5 Industri semi Falsh memory tester, writer machine, konduktor biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker,

  KMK No. 520/KMK.04/2000 yang termasuk dalam aktiva kelompok II

  Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

  1 Semua jenis

  a. Mebel dan peralatan dari logam usaha termasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya.

  b. Komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

  c. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

  d. Container dan sejenisnya.

  2 Pertanian,

  a. Mesin pertanian / perkebunan perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan.

  3 Industri

  a. Mesin yang mengolah produk makanan dan asal binatang, unggas dan minuman perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan.

  b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, magarine, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

  c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

  d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis. 4 lndustri mesin Mesin yang menghasilkan / produksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).

  5 Perkayuan Mesin dan peralatan penebangan kayu.

  6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

  7 Perhubungan,

  a. Truck kerja untuk pengangkutan pergudangan dan dan dan bongkar muat, truck komunikasi peron, truck ngangkang, dan sejenisnya; b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

  c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal- kapal suar, kapaJ pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

  d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT; e. Kapal balon.

  8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;

  b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

  9 Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-O1), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-O1), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, 0/5 tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester .

  yang termasuk dalam aktiva kelompok III

  Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

  1 Pertambangan Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang selain Minyak dan pertambangan, termasuk mesin–mesin Gas yang yang mengolah produk pelikan

  2 Pemintalan,

  a. Mesin yang mengolah / menghasilkan pertenunan dan dan produk-produk tekstil (misalnya pencelupan kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, rule).

  b. Mesin untuk yarn preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging clan sejenisnya.

  3 Perkayuan

  a. Mesin yang mengolah / menghasilkan produk-produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.

  b. Mesin clan peralatan penggergajian kayu.

  4 Industri kimia

  a. Mesin peralatan yang mengolah (menghasilkan produk industri kimia dan mduscri yang acta hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis clan logam mulia,elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farrnasi, pupuk, obat celup, obat pewama, cat, pernis, minyak eteris clan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sa bun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah). 5 lndustri mesin Mesin yang menghasilkan/ memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).

  6 Perhubungan dan

  a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal komunikasi khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT

  b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau menclorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai clengan 1.000 DWT.

  c. Dok terapung.

  d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.

  e. Pesawat terbang dan helikopter- helikopter segala jenis.

  7 Telekomunikasi perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.

  yang termasuk dalam aktiva kelompok IV

  Nomor Jenis Usaha Jenis Harta 1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi.

  2 Perhubungan dan a. Lokomotif uap clan tender alas rei. komunikasi

  b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dati sumber luar.

  c. Lokomotif alas rellainnya.

  d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.

  e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

  f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapaJ suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran.keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat diatas 1.000 DWT.

  g. Dok-dok terapung.