MAKALAH TINJAUAN MEDIA MASSA DAN FORMAT ACARA TELEVISI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Formatologi Acara

MAKALAH TINJAUAN MEDIA MASSA DAN FORMAT ACARA TELEVISI

  Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Formatologi Acara Oleh : Kelompok 01

  Hendrawati Roh S (D1416023) Luluk Ayu Lita P (D1416029) Nufaisa Aulad Maulita (D1416038) Soufi Assegaf (D1416045)

D3 PENYIARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2017

BAB I PENGANTAR Proses komunikasi antarmanusia terjadi dalam beberapa konteks atau level. Satu diantara level dan termasuk yang paling kompleks, sehubungan dalam

  prosesnya tercakup banyak aspek interpersonal, kelompok, publik dan komunikasi organisasi, yaitu level mass (massa).

  Dalam aplikasinya, berlangsungnya komunikasi dalam konteks massa tersebut dilakukan dengan atau tanpa media. Namun seperti dikatakan Littlejohn, biasanya ini dilakukan dengan memanfaatkan media. Terkait dengan pemanfaatannya, maka ada yang melalui media on elektronik seperti televisi dan radio, media cetak seperti suratkabar dan majalah, dan belakangan ada yang melalui media on line.

  Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977) yang dikutip oleh Sadiman (2005:6) mengatakan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampaian atau pengantar, media sering disebut dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua belah pihak utama dalam proses belajar-siswa dan pelajaran.

  Keberadaan media massa dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dianggap remeh, karena media massa merupakan satu komponen yang ada di dalam masyarakat. Apabila media massa mengambil tempat didalam masyarakat dan menjadi bagian dari suat sistem masyarakat seluruhnya. Oetama (1989:92) mengemukakan bahwa “media massa dalam suatu negara, tidak berada di luar masyarakat itu, melainkan dalam masyarakat. Media massa menjadi bagian dari masyarakat, dan karena itu juga menjadi bagian dari suatu sistem masyarakat secara keseluruhan”.

  Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Regulasi bidang penyiaran yang membawa berbagai perubahan memberikan tantangan baru bagi pengelola meda penyiaran. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran telah mencapai tingkat persaingan yang tajam sehingga dibutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan persaingan.

  Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang sangat banyak. Jelas efisien karena informasi yang disampaikan tidak hanya sekali saja. Selain penjelasan diatas, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut khususnya tentang sistematika media massa dan format acara pada televisi.

BAB II PENJABARAN A. MEDIA MASSA TELEVISI

1. Sejarah Perkembangan Televisi di Indonesia Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.

  Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar,untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal initerjadi antara tahun 1883-1884.

  Untuk pertama kali kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya Asean Games di gelanggang olahraga Senayan Jakarta. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang. Hari pertama kali menyiarkan pembukaan pesta olahraga se-Asia IV itulah, yakni tanggal 24 Agustus, diperingati setiap tahun sebagai hari jadi Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

  Dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media suara dan gambar, bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan dari ketiga unsur diatas, televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi mainstream bagi lingkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan sistem bercerita (stary-telling) yang tersentralisasi.

  Televisi merupakan media yang menyediakan berbagai acara yang hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.

  Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi, dibandingkan menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya, siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk pada sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan beberapa acara hiburan seperti, film, musik, kuis, talk show, dan sebagainnya.

B. FORMAT ACARA

  Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu stasiun penyiaran radio dan televisi. Jika suatu stasiun memperoleh jumlah audien yang yang besar dan jika audien itu memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun bersangkutan akan sangat menarik bagi pemasang iklan. Dengan demikian, pendapatan dan keuntungan stasiun penyiaran sangat dipengaruhi oleh programnya.

  Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan penonton.

  Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jens program yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.

  Berbagai jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.

  HARD NEWS (straight news, features, infotainment) Informasi SOFT NEWS

  (current affair, magazines, talk show, documentary) MUSIK Program TV DRAMA (sinetron, film cartoon)

  Quiz Hidden Camera Hiburan PERMAINAN Ketangkasan Competition Show PERTUNJUKAN Reality Show Relationship Show (sulap, lawak, tarian, dll)

  Fly on the wall Mistik

Jenis Program Televisi

C. KARAKTERISTIK MEDIA MASSA

  Ditinjau dari stimulasi alat indra Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran , surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus yakni televisi. Dalam Radio siaran menggunakan alat indra pendengaran, sedangkan dalam surat kabar dan majalah menggunakan indra penglihatan. Berikut adalah karakteristik televisi :

  1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

  2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar.

  Pertama adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

  3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

  Setiap media komunikasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tidak ada satu media pun yang dapat dipergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan komunikasi. Untuk itu berikut adalah karakteristik televisi menurut Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video :

a. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.

  b.Dapat menghadirkan objek yang amat kecil/besar, berbahaya, atau yang langka.

  c. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton. d.Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.

  e. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.

  f. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik. menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak

  g. Dapat menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. h.Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

i. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

D. PEMBAHASAN

  Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikandengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2006 : 63). Format acara televisi dibedakan menjadi 3, yakni:

  1. Fiksi (Drama) Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melaluiproses imajinatif kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yangdirekayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakaninterpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutancerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akanmenggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atauimajinasi khayalan para kreatornya. Sebagai contoh, antara lain : drama percintaan, tragedi, horor, komedi, legenda, aksi, dan sebagainya.

  2. Nonfiksi Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui pengolahan imajinatif kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Format nonfiksi bukan merupakan runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara nonfiksi merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh : talk show, konser musik, variety show, dll.

3. Berita dan Olahraga

  Sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkaninformasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung padakehidupan sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual danaktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimanadibutuhkan sifat liputan yang independent. Terbagi menjadi 3, yakni hard news, soft news, dan feature new (Naratama, 2006:65).

  Dari format tersebut, didapat berbagai macam jenis program televisi. Berbagai jenis program ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besarberdasarkan jenisnya, yakni program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Selanjutnya, program informasi dibagi lagi menjadi duajenis., yakni berita keras (hard news), yang merupakan laporan berita terkiniyang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news), yang merupakankombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sedangkan program hiburan terbagiatas tiga kelompok besar, yakni musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.

  Jika dilihat dari beberapa penjelasan diatas, maka hubungan antara format acara televisi dengan media massa televisi yaitu setiap acara televisi itu dibuat dengan format yang sudah ditentutan dan format itu dibuat berdasarkan struktur yang berlaku.

E. KESIMPULAN

  Semakin berkembangnya industri penyiaran di Indonesia, membuat Dalam suatu industri penyiaran tentu saja terdapat program acara yang akan ditayangkan. Dari berbagai macam contoh program acara di atas, terdapat program acara yang mendidik, informatif dan berbudaya serta ada yang tidak.

  Suatu keberhasilan media televisi tidak terlepas dengan adanya program acara yang disukai atau menjadi favorit audien. Sebelum membuat suatu program acara, terdapat serangkaian tahapan yang sangat panjang, sehingga akan dihasilkan tayangan yang bermutu. Menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program. Adapun yang dimaksud daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya.

  Selain pembagian jenis program berdasarkan pembahasan di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif.