Bukti Audit Menjadi Permasalahan Serius

Bukti Tertulis Pernyataan Kepatuhan dan Bukti Yang Cukup dan Tepat Menjadi
Permasalahan Serius KAP Dalam Pelaksanaan Audit Dana Kampanye
Ahmad Try Handoko (15919043)
e-mail: tree_PH@yahoo.com
Universitas Islam Indonesia
Sesuai dengan ketentuan Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagaimana telah beberapa
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, Komisi Pemilihan
Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh (KPU Provinsi/KIP Aceh) dan
Komisi Pemilihan Umum/ Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota (KPU/KIP
Kabupaten/Kota) menyerahkan laporan penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk diaudit
paling lambat 2 (dua) hari setelah KPU Provinsi /KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/
Kota menerima laporan Dana Kampanye dari Pasangan Calon. KAP mempunyai waktu
untuk mengaudit paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak laporan Dana
Kampanye diterima dari KPU Provinsi/ KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota.
Perikatan audit yang

digunakan oleh KAP dalam pelaksanaan audit dana


kampanye merupakan sebuah perikatan

atestasi yang

mengacu

kepada Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) khususnya Standar Atestasi (SAT) 500 mengenai
Atestasi Kepatuhan. Dalam melaksanakan auditnya, Akuntan Publik akan merancang dan
menjalankan prosedur audit untuk memperoleh keyakinan memadai terhadap kepatuhan
asersi Pasangan Calon.
Sebagaimana dijelaskan dalam SAT 500, bahwa Akuntan Publik tidak dapat
menerapkan standar atestasi ini jika Pasangan Calon tidak menyajikan asersi tertulis,
sehingga pemerolehan bukti asersi secara tertulis sebelum dilaksanakannya audit
menjadi hal yang mutlak. Ketentuan PKPU Nomor 8 Tahun 2015 mengatur bahwa
Pasangan Calon harus membuat asersi tertulis mengenai kepatuhan Dana Kampanye dan
menyerahkannya kepada KPU. Berdasarkan ketentuan tersebut Akuntan Publik dapat
memperoleh asersi tertulis tersebut melalui KPU.

Perencanaan dan supervisi yang memadai membantu efektivitas prosedur
atestasi. Perencanaan memadai secara langsung mempengaruhi pemilihan prosedur yang
semestinya dan ketepatan penerapannya, serta supervisi memadai membantu menjamin
bahwa prosedur yang direncanakan tersebut ditetapkan semestinya.

Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh
untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi
tersebut, Akuntan Publik memerlukan pengetahuan memadai untuk memungkinkannya
memahami

dengan

baik

peristiwa,

transaksi,

dan


praktik

yang

menurut

pertimbangannya memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi. Perencanaan
Audit melitputi:
1. Penilaian Risiko,
2. Pemerolehan Pemahaman atas Persyaratan Kepatuhan Tertentu,
-

Undang-undang, peraturan dan ketentuan dalam pedoman audit

-

Pengetahuan tentang persyaratan kepatuhan tertentu yang diperoleh dari
permintaan keterangan dengan personil kunci dari dalam dan luar
Pasangan Calon.


3.

Materialitas

Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit
sedemikian rupa untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat
menarik

kesimpulan memadai sebagai basis pendapat auditor. Kecukupan dan

ketepatan bukti audit saling berkaitan satu dengan lainnya. Kecukupan merupakan
ukuran kuantitas bukti audit sedangkan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti
audit.
Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi oleh penilaian auditor atas
risiko kesalahan penyajian material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit yang
dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas bukti audit, makin sedikit
bukti yang dibutuhkan). Adanya keterbatasan waktu dan sumber daya dalam
pelaksanaan audit atas laporan dana kampanye dapat mempengaruhi pertimbangan
profesional dalam menentukan kecukupan bukti audit.
Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapat auditor terdiri

dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. Prosedur audit untuk memperoleh
buktiaudit dapat mencakup:
1. Inspeksi;
2. Observasi;
3. Konfirmasi;
4. Penghitungan kembali;
5. Pelaksanaan ulang (reperformance);
6. Prosedur analitis; dan

7. Memadukan beberapa prosedur sebagai tambahan atas prosedur permintaan
keterangan dari Pasangan Calon.
Dari sekian banyak prosedur yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti
tertulis pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat sehinga menghasilkan
Laporan Audit yang berkualitas, maka KAP perlu mempertimbangkan hal tersebut
dengan keterbatasan waktu pelaksanaan audit dana kampanye sesuai ketentuan.
Seperti dikutip dari undang-undang di atas tadi, bahwa KAP mempunyai waktu
untuk mengaudit paling lama 15 (lima belas) hari terhitung sejak laporan Dana
Kampanye diterima dari KPU. Waktu yang teramat pendek tersebut menjadikan audit
dana kampanye tidak disertai dengan proses audit yang komprehensif dan kemungkinan
akan dapat menghasilkan laporan audit yang tidak berkualitas karena tidak dapat

mendeteksi adanya pelanggaran terhadap aturan dana kampanye. Hal tersebut juga
ditambah dengan KAP tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan penelusuran
penerimaan dan penggunaan dana kampanye karena KAP baru dilibatkan pada laporan
dana akhir kampanye.
Karena pelaksanaan audit yang kurang komprehensif tersebut maka bukti tertulis
pernyataan kepatuhan dan bukti yang cukup dan tepat menjadi permasalahan serius
KAP dalam pelaksanaan audit dana kampanye. Sehingga hal tersebut berdampak pada
KAP tidak terjamin akuntabilitas dan transparansinya karena pelaksanaan audit dana
kampanye terjebak pada formalitas audit.