Pengaruh dan Efek Penjajahan docx

Pengaruh Dari Efek Penjajahan Dalam Novel Midnight’s Children
Analisis Dari Tokoh Saleem Sinai In Salman Rushdie
Pendahuluan
Novel Midnight’s Children terdiri dari tiga bagian yaitu buku satu berisikan
tentang delapan sesi yang mana menceritakan keluarga Saleem Sinai.
Buku kedua adalah berisikan tentang 50 sesi yang dielaborasikan proses
periode usia yang merepresentasikan Saleem ke dalam Midnight’s
Children. Sedangkan buku ke tiga adalah berisikan tentang tujuh sesi yang
mana menceritakan kehidupan Saleem Sinai.
Selanjutnya Sinai dalam novel ini menggambarkan karakter yang simple,
ini dapat dilihat dari representasi moral yang mana menawarkan kepada
pembaca dua pilihan anatara setuju atau tidak jelasnya terdapat kontra
diksi dalam novel ini.
Karakter dalam Novel Midnight’s Children, bukan hanya merepsentasikan
masing-masing tokoh saja akan tetapi menggambarkan pula seting atau
situasi negara atau pulau India. Seperti yang kita ketahui negara India
adalah negara yang tumbuh dan berkembang dari cultur penjajahan.
Dalam langkahnya Rushdie membuat cerita dalam novel ini dalam bentuk
narasi kolonial dan karakter-karakter yang ditampilkan adalah carakter
yang dibuat atau dibangun atas dasar cultur penjaajahan yang ada.
Sementara itu penulis melihat dari hasil baca novel Midnight’s Children

menemukan salem Sinai adalah tokoh yang memilki karakter sentral.

Rumusan Masalah
- Bagaimana penggambaran karakter Saleem Sinai dalam novel Midnight’s
Children karya Salman Rushdie?
- Apa efek dari penjajahan terhadap kehidupan Saleem Sinai dalam novel
Midnight’s Children karya Salman Rushdie?

Pembahasan
1. Landasan Teori
Dalam membahas penjajahan atau post-colonialisme hususnya dalam
kajian sastra adalah melalui pendekatan post-strukturalisme. Pendekatan
ini adalah mendeskonstruksikan tentang consep oposisi barat dan timur.
Seperti dikatan oleh Peck and Coyle (2001:14) the aim of post-colonialist
approach is to undo the binary opposition, emphasizing, the plurality of
differences between Western and Eastern culture rather than its
difference in fixed oppotion.
Kritik sastra dalam ranah kolonialism adalah sebuah pengkajian tentang
situasi


konflik

yang

menggambarkan

kekuasaan

imperial

yang

memaksakan dan terinterpretasi kedalam karya sastra yang bergender
post-colonial word. Mengenai hal itu Booker (1996:151) mengatakan
bahwa “Post-colonialist approach is related so much to the struggle of
literally cannon concept and literally interpretation from which have
traditional characteristics. It demonstrated historical canon complicity and
literary studies in racism imperealism and general in world.
Dalam kajian ini, teori tentang post-kolonialisme adalah menguak diskusi
tentang macam-macah


permasalahan seperti

perbudakan,

imigrasi,

supermasi hokum, perbedaan, ras, dan kepentingan sejarah eropa,
philosophy dan bahasan ini semua dimaksudkan untuk memperluas
materi kritik colonialisme dalam hubungannya dan dalam kajiannya.
2. Sekelumit tentang Salman Rushdie
Salman Rushdie lahir di Bombay (Mubai), India pada tahun 1947. dia
belajar di Cambridge University. Sebelumnya dia telah menulsikan
karyanya seperti, Grimus, The Jaguar Smile, dan buku anaknya Haroun
and the Sea of Stories. Dia termasuk kedalam sastrawan Inggris yang

berasal dari India karena salah satu karyanya yaitu The Satanic Verse,
sebuah karya kontrversial yang mana telah menimbulkan kemarahan
yang amat sangat dari Negara-negara Islam.
Pada tahun 1995, karya karya Rushdie seperti cerita-cerita pendek Eas

west and The Moor’s Last Sigh, diterbitkan di India dan dia adalah salah
satu sastrawan India yang memilki ide brilliant yang mana dapat
mencapur baurkan sebuah etnik kedalam sebuah karya sastra. Dan inilah
yang menjadikan ia beserta Istri, dan anaknya menetap tinggal di New
York.
Pada tahun 1980, Rushdie menerbitkan karyanya Midnight’s Children yang
mana karyanya in mengangkat ia menjadi salah satu sastrawan Inggris,
dari karyanya tersebut adalah terobosan baru tentang interpretasi realitas
kedalam imaginasi magis magis realistis. Terlepas dari itu semua yang
melatar

belakangi

karya

tersebut

baik

itu


karena

efek

dari

pengalamannya dan keluarganya juga antara Pakistan dan India juga
tentang imigrasinya ata kepindahannya ke Inggris.
3. Efek Colonialisme dalam karakter Saleem Sinai di Novel
Midnight’s Children
Colonialisme

atau

penjajahan

tumbuh

berkembang


sesuai

dengan

perkembangan cultur yang ada khususnya pengemukaan tentang rethotik
dan euphoria dari kemerdekaan bebas ber imaginasi. Inilah yang
melandasi saleem Sinai menjadi tokoh Protagonis dalam Novelnya Salman
Rushdie,

jadi

dalam

pnggambarannya

terdapat

nsebuah


mistikal

charakteristik.
Pembaca dapat melihat bahwa kelahiran Saleem sama dengan momen
penting kebangkitan bangsa India yaitu 14 Agustus 1947. dalam novelnya
“for the next there decade, there was to be no escape. Soothsayer had
propheisied me, newspaper celebrated my arrival, political relatified my
authenticity” (Rushdie, 1981:3)

Untuk menjadikan pandangan terhadap India secara subjektiv, dalam
novel ini India telah melakukan sebuah pilihan untuk lebih terbuka
terhadap pihak manapun atau lebih menjadi kharakter yang bebas.
Seperti yang di ceritakan oleh Saleem hayalannya tentang sebuah negara.
Di dalam novel ini Saleem adalah bagian dari element masyarakat India
yang yang secara tidak langsung akan terimplementasi kedalam keadaan
ideologinya tercampur dengan colonialism. Dalam hal ini pula Salem
menggambarkan

tentang


India

bagaimana,

dan

seperti

apa

atas

imaginasinya “control; I must retain control as long as possible: (Rushdie
1981:461). Dan Salem sangat menyadari bahwa penjajahan dimuka bumi
ini harus dihapuskan, “I must work fast, faster than Schecherazade, if I’m
to end up meaning – yes, meaning something. I admit it: above all things,
I fear absurdity: (Rusdy, 1981:41). Sampai pada beberapa batasan
tentang makna semantic, para pneliti mengemukakan bahwa Saleem
Sinai


ingin

mendeklarasikan

smangat

kemerdekaan

India

seperti

dikatakan pula oleh Nehru dlam novel tersebut ungkapnya seperti berikut:
“a moment comes, which comes but realy in history, when we step out
from the old to the new, when an agent ends; and when the soul of a
nation long suppressed utterance” (Rushdie, 1982:116)

Kesimpulan
Karakter dari Saleem Sinai yang dibentuk oleh Salman Rushdie seperti
merepresentasikan


dari

orang-orang

India

yang

mana

selalu

menggambarkan India pada masa permulaan negara itu di deklarasikan.
Saleem sebagai main character sekaligus narrator dalam novel ini ingin
seperti apa yang di imaginasikannya. Semuanya berawal dari tentang
gidupnya yang mana pada akhirnya ingin memaknai India itu sendiri.
Terlepas dari iru Salem sadar atau tidak bahwa persepsinya tentang
pengrobanan kepada India adalah hal besar bagi orang lain atau bahkan it
bukan apa-apa. Saleem menularkan banyak manifestasi kepada India

tentang arti kemasnusiaan dan dia menyangkutpautkan hidupnya selalu
dengan sejarah India. Seperti halnya tentang kemerdekaan bangsa India

dan hubungannya dengan negara-negara tetangganya missal, Bangladesh
dan

Pakistan.

Dan

Saleem

kemungkinan

menyadari

bahwa

ketertarikannya pada persepsi India menurut imaginasinya itu akan
memberikan dampak bagi yang lainnya.
Effect dari penjajahan yang merepresentasikan karakter Saleem adalah
menjadikan Salem menjadi tokoh yang anti akan penjajahan dan
mengharapkan kehidupan baru atau era baru ditegakkan. Maka dari itu
dengan judul Midnight’s Children ia dapat mendeskripsikan sebuah impian
anak-anak India atau generasi India yang menginginkan perubahan yang
besar terjadi di India.

Daftar Pustaka
Rushdie, Salman. 1982. Midnight Children. Picador. Great Britain.
Peck, John & Coyle, Martin. 1993. Literary Term and Critism. Macmillan.
London
Booker, M.K. 1996. A Particical Introdustion to Literary Theory and Critism.
Longman. London.