Jurnal Penelitian IPTEK KOM EFEK MODERAS

Volume 14, No. 1, Juni 2012

EFEK MODERASI DARI USIA DAN JENIS KELAMIN
DALAM PENERIMAAN E-KTP
DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA
Mita Indriani
Calon Peneliti
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI) Yogyakarta
Jl. Imogiri Barat Km. 5, Yogyakarta
Email: m.indriani@gmail.com
P. Isap Santosa, Sri Suning Kusumawardani
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta
Email: insap@mti.ugm.ac.id, suning@mti.ugm.ac.id
Naskah diterima: 9 April 2012 dan disetujui: 26 April 2012
Abstrak
E-KTP merupakan solusi pemerintah untuk memberantas KTP ganda yang
beredar di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerimaan e-KTP di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dan faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan tersebut dengan model Unified
Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang sudah

dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan e-KTP di
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta cukup baik. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan e-KTP adalah performance expectancy,
facilitating conditions, dan perceive credibility, karena dapat menjelaskan
15,7% dari varian. Meskipun pengujian efek moderasi dilakukan pada
gender dan age, namun hanya gender yang terbukti signifikan. Walaupun
efek moderasi yang ditimbulkan cukup rendah, gender terbukti mampu
mempengaruhi hubungan facilitating conditions terhadap intention to use.
Dengan mempertimbangkan gender, nilai koefisien determinasi mengalami
sedikit peningkatan menjadi 18,9%.
Kata kunci: E-KTP, Regresi, Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology (UTAUT).

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

43

Volume 14, No. 1, Juni 2012

THE MODERATING EFFECTS OF AGE AND GENDER ON THE

ACCEPTANCE OF INDONESIAN SMART IDENTITY CARD
IN GONDOKUSUMAN SUBDISTRIC YOGYAKARTA
Abstract
Indonesian smart identity card (e-KTP) was issued by government to solve
multiple ownership of identity card (KTP). This research aimed to understand
the acceptance of e-KTP, to understand the factors determining e-KTP
acceptance, and also to understand the moderating effects of gender and age
on e-KTP acceptance in Gondokusuman Subdistric by using a modified
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). This research
verified that e-KTP acceptance in Gondokusuman Subdistrictis was good
enough. The main determinans of intention to use are performance
expectancy, facilitating conditions, and perceive credibility. Those
determinants can explain until 15,7% of variance. This research also verified
that between age and gender, only gender had significant moderating effect.
Although considered weak, but it could influence facilitating conditions
relation to intetion to use. By using gender, the model could explain until
18,9% of variance, slightly better than before.
Keywords:

Indonesian Smart Identity Card (e-KTP), regression, Unified

Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT).

PENDAHULUAN
Latar Belakang
KTP sebagai dokumen kependudukan memiliki satu permasalahan utama
dimana banyak ditemukan kasus KTP
ganda di masyarakat (gatra.com, 2007).
Untuk menghindari kepemilikan KTP
ganda, Kementrian Dalam Negeri mengusung program e-KTP. Program e-KTP ini
diperkirakan akan selesai pada 2012
(Ditjen Adminduk Kemendagri, 2011).
Dengan diimplementasikannya program
e-KTP, maka hanya ada satu e-KTP bagi
satu orang penduduk.
44

E-KTP merupakan KTP elektronik
yang memuat kode keamanan dan
rekaman elektronik sesuai dengan pasal
64 ayat (3) UU Nomor 23 Tahun 2006.

Pelaksanaan uji petik e-KTP sudah
dilaksanakan di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta pada November dan
Desember 2009 (Fahmi, 2010a). Pada
pelaksanaan uji petik tersebut, dari
sebanyak 26 ribu e-KTP diterbitkan oleh
Pemkot Yogyakarta (sinarharapan.co.id,
2009), ada sekitar 2000 e-KTP yang
belum diambil karena yang bersangkutan
belum menyelesaikan rekam sidik jari
dan tanda tangan (harianjoglosemar.com,
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

2010). Selain itu, e-KTP juga ditolak oleh
pihak perbankan karena tidak adanya
tanda tangan pemilik kartu secara fisik
(harianjoglosemar.com, 2010; sinarharapan.co.id, 2009).
Permasalahan
Dari latarbelakang masalah di atas

dapat ditarik permasalahan: Bagaimana
penerimaan e-KTP di masyarakat Gondokusuman, Yogyakarta dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan e-KTP.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penerimaan e-KTP di
Kelurahan Gondokusuman Yogyakarta
dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan e-KTP tersebut karena
suksesnya implementasi TI bergantung
pada kemauan masyarakat untuk
memakainya (Wang dan Shih, 2009).
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari variabel
moderator jenis kelamin (gender) dan
usia (age) dalam penerimaan e-KTP oleh
masyarakat Gondokusuman.
LANDASAN TEORI
Dari berbagai model mengenai
penerimaan user terhadap teknologi yang

ada, model Technologi Acceptance Model
(TAM) adalah model yang paling sering
digunakan (Shin, 2009; Lee et al., 2010).
Meskipun sudah dilakukan penelitian
untuk validasi terhadap kemampuannya
memperkirakan
penggunaan
sistem
informasi (Davis, 1986; Davis et al., 1989;
Davis dan Venkatesh, 1996), TAM
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

memiliki keterbatasan seperti yang
dirangkum oleh Lee et al. (2003) dari 101
paper mengenai TAM selama 17 tahun.
Menurut Malhotra dan Galletta (1999),
TAM kurang lengkap karena tidak
mempertimbangkan satu faktor penting,
yaitu pengaruh sosial dalam pemakaian
dan pemanfaatan teknologi baru. TAM

juga tidak mempertimbangkan adanya
halangan yang mencegah individu untuk
menggunakan sistem tertentu yang
sebenarnya ingin dipakainya (Mathieson
et al., 2001). Oleh karena itu, TAM tidak
digunakan sebagai model pada penelitian
ini.
Pengembangan dari TAM adalah
Unified Theory of Acceptance and
Utilization of Technology (UTAUT).
UTAUT dibangun oleh Venkatesh, et.al
(2003) sebagai gabungan (unified) dari
delapan model penerimaan yang sudah
ada dan sudah terpublikasi, yaitu Theory
of Reason Action (TRA), Technology
Acceptance Model (TAM), Theory of
Planned Behaviour (TPB), Combined TAM
and TPB (C-TAM-TPB), Innovation
Diffusion Theory (IDT), Social Cognitive
Theory (SCT), Motivational Model (MM),

dan Model of PC Utilization (MPCU).
UTAUT secara empiris sudah diuji untuk
memastikan validitasnya. Model UTAUT
mampu menghitung hingga 70% dari
varian (adjusted R2) dalam usage
intention. Nilai varian (adjusted R2) dari
UTAUT lebih tinggi dari delapan model
sebelumnya yang bernilai antara 17%
hingga 53%. Menurut Min et al. (2008),
sejauh ini UTAUT merupakan teori
penggunaan teknologi TI yang paling
45

Volume 14, No. 1, Juni 2012

komprehensif.
Karenanya,
UTAUT
merupakan model yang lebih tepat
digunakan dibandingkan TAM.

Pada penelitian kali ini, model yang
digunakan adalah modifikasi UTAUT yang
dipakai oleh Loo et al. (2011) karena

Variabel moderator yang digunakan
adalah jenis kelamin (gender) dan usia
(age). Variabel age digunakan karena age
terbukti
signifikan
mempengaruhi
hubungan performance expectancy dan
social influence terhadap behavioral

Performance
Expectancy
Social Influence
Facilitating
Condition

Intention to Use


Perceived
Credibility
Anxiety

Gender

Age

Gambar 1 Model penelitian
penelitian Loo et al. (2011) serupa
dengan penelitian kali ini, yaitu mengenai
user acceptance penggunaan smart ID
card, dan juga karena model Loo et al.
(2011) telah teruji secara empiris.
Penelitian ini menambahkan variabel
moderator yang tidak diteliti dalam
model Loo et al. (2011) karena Sun dan
Zhang (2006) menekankan pentingnya
pengujian efek moderasi yang potensial

pada penerimaan pengguna terhadap
teknologi.
46

intention (Venkatesh et al., 2003; Wang
dan Shih, 2009) walaupun dalam
penelitian Chung et al. (2010) tidak
terbukti. Variabel gender digunakan
karena gender terbukti mempengaruhi
hubungan performance expectancy dan
social influence terhadap behavioral
intention (Venkatesh et al., 2003; Wang
dan Shih, 2009). Adapun variabel
experience dan voluntariness of use tidak
digunakan sebagai variabel moderator
karena e-KTP baru diterapkan pertama
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

kali dan e-KTP merupakan program dari
pemerintah sehingga pemilik e-KTP
berada dalam kondisi yang setara dalam
experience dan voluntariness of use.
Intention to use merupakan variabel
yang digunakan dengan mengadopsi
variabel behavioral intention dalam
Venkatesh et al. (2003). Pada penelitian
kali ini, intention to use didefinisikan
sebagai kemungkinan pemegang e-NID
menggunakan e-NID (Loo et al., 2009).
Performance expectancy merupakan
determinan
langsung
yang
mempengaruhi intention to use (Venkatesh et
al., 2003; Wang dan Shih, 2009; Loo et al.,
2011). Performance expectancy didefinisikan sebagai persepsi pemilik e-NID yang
akan membantu pemegang kartu tersebut
untuk memperoleh keuntungan dalam
kehidupan sehari-hari. (Loo et al., 2009).
H1

: Performance
expectancy
berpengaruh positif terhadap intention to use.

H1a : Gender memiliki efek moderasi
yang mempengaruhi hubungan
performance expectancy terhadap
intention to use.

H1b : Age memiliki efek moderasi yang
mempengaruhi hubungan performance expectancy terhadap
intention to use.

Efford expectancy tidak digunakan
dalam penelitian ini meskipun variabel
efford expectancy merupakan determinan
utama
dari
behavioral
intention
(Venkatesh et al., 2003) karena dianggap
tidak ada kesulitan dalam penggunaan eNID dimana pemegang kartu hanya perlu
memberikan kartu kepada pihak yang
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

berwenang saat dibutuhkan (Loo et al.,
2011).
Social influence merupakan determinan langsung yang mempengaruhi
intention to use (Venkatesh et al., 2003;
Wang dan Shih, 2009; Loo et al., 2011).
Social influence didefinisikan sebagai
tekanan sosial yang mempengaruhi
intention to use pada e-NID (Loo et al.,
2009).
H2 : Social influence
berpengaruh
positif terhadap intention to use.
H2a : Gender memiliki efek moderasi
yang mempengaruhi hubungan
social influence terhadap intention
to use.
H2b : Age memiliki efek moderasi yang
mempengaruhi hubungan social
influence terhadap intention to use.
Meskipun facilitating conditions
bukan merupakan determinan langsung
dari behavioral intention pada penelitian
Venkatesh et al. (2003), facilitating
conditions diajukan sebagai determinan
langsung pada penelitian ini karena
terbukti berpengaruh positif terhadap
intention to use (Loo et al., 2011).
Facilitating
conditions
didefinisikan
sebagai sebagai tingkatan dimana user
percaya bahwa infrastruktur teknis dan
organisasi ada untuk mendukung
penggunaan sistem (Venkatesh et al.,
2003).
H3

: Facilitating
conditions
berpengaruh
positif
terhadap
intention to use.

H3a : Gender memiliki efek moderasi
yang mempengaruhi hubungan

47

Volume 14, No. 1, Juni 2012

facilitating conditions
intention to use.

H3b : Age memiliki efek moderasi yang
mempengaruhi hubungan facilitating
conditions
terhadap
intention to use.

Perceived credibility bukan merupakan determinan pada model UTAUT yang
dikembangkan oleh Venkatesh et al.
(2003). Namun perceived credibility perlu
ditambahkan karena perceived credibility
telah terbukti secara empiris mempengaruhi user acceptance (Wang et al.,
2003).
Perceived
credibility
yang
didefinisikan oleh Wang et al. (2003)
meliputi keamanan dan privasi karena
kredibilitas penyedia layanan elektronik
untuk menjamin keamanan dan privasi
mempengaruhi pengguna untuk menggunakan layanan elektronis tersebut. Selain
itu, dalam penelitian e-NID yang
dilakukan oleh Hiltz et al. (2003)
diketahui adanya kekhawatiran mengenai
keamanan dan privasi dalam penggunaan
e-NID. Sehingga, perceived credibility
didefinisikan sebagai persepsi dari
pemegang e-NID bahwa e-NID tersebut
aman (sulit untuk dipalsukan) dan dapat
menghindari pelanggaran privasi (menghindari kebocoran informasi sensitif pada
pihak ketiga tanpa ijin) (Loo et al., 2009).
H4

: Perceived credibility berpengaruh
positif terhadap intention to use.

H4a : Gender memiliki efek moderasi
yang mempengaruhi hubungan
perceived credibility terhadap
intention to use.
H4b : Age memiliki efek moderasi yang
mempengaruhi hubungan per48

ceived
credibility
intention to use.

terhadap

terhadap

Meskipun anxiety tidak dimasukkan
dalam model UTAUT yang disusun oleh
Venkatesh et al. (2003), namun anxiety
terbukti menjadi determinan langsung
dari intention to use pada penggunaan eNID (Loo et al., 2011). Anxiety
didefinisikan emosi negatif yang timbul
ketika menggunakan e-NID (Loo et al.,
2009).
H5

: Anxiety berpengaruh positif terhadap intention to use.

H5a : Gender memiliki efek moderasi
yang mempengaruhi hubungan
anxiety terhadap intention to use.

H5b : Age memiliki efek moderasi yang
mempengaruhi hubungan anxiety
terhadap intention to use.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan UTAUT yang
sudah dimodifikasi untuk mengetahui
tingkat penerimaan masyarakat terhadap
e-KTP dan faktor yang mempengaruhi
penerimaan e-KTP di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Dengan mengetahui
penerimaan e-KTP dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
kontribusi bagi pelaksanaan e-KTP
selanjutnya baik untuk daerah Yogyakarta
maupun untuk daerah lain.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk
penelitian ini diperoleh dengan cara
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

menyebarkan 200 kuesioner kepada
pemegang e-KTP di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Menurut Roscoe
(Sugiyono, 2009, h.74), sampel minimal
untuk analisis multivariat adalah 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti.
Sehingga pengambilan 200 sampel sudah
mencukupi.
Kuisioner disebarkan di Kelurahan
Demangan dengan menggunakan teknik
simple random sampling karena menurut
data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Yogyakarta diketahui bahwa 99% pemegang e-KTP berada di Kelurahan
Demangan. Kuisioner terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian pertama yaitu
pertanyaan mengenai karakteristik responden dan bagian kedua yang
merupakan item pengukuran dari
variabel yang digunakan dalam model

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

penelitian seperti yang dapat dilihat pada
Tabel 1. Kuisioner bagian kedua menggunakan jawaban dengan skala likert
interval 1 sampai 5, yaitu sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N),
setuju (S), dan sangat setuju (SS).
Penyebaran kuesioner dilakukan
pada tanggal 14 Maret 2011 hingga 4
April 2011. Dari 200 kuesioner yang
disebarkan, ada 194 kuesioner yang
kembali. Dari 194 kuesioner yang
terkumpul tersebut ternyata sebanyak 10
kuesioner tidak digunakan karena
kuesioner tersebut tidak diisi dengan
lengkap sehingga hanya digunakan 184
kuesioner dengan hasil data karakteristik
responden seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.

49

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 1 Variabel dan Item Pengukurnya
Kode
PE
PE1
PE2
PE3
SI
SI1
SI3
Kode
FC
FC1
FC2
FC3
PC
PC1
PC2
PC3
PC4
ANX
ANX1
ANX2
ANX3
ITU
ITU1
ITU2
ITU3

50

Variabel dan Item Pengukurnya
Performance Expectancy
e-KTP memudahkan proses identifikasi.

Diadopsi dari

e-KPT mempercepat proses verifikasi identitas.
e-KTP meningkatkan kepercayaan akan validitas
(kebenaran) identitas saya.
Social Influence
Adanya pengaruh dari relasi/teman/tetangga/saudara
yang mendorong saya untuk menggunakan e-KTP.
Dorongan pemerintah mempengaruhi saya untuk
menggunakan e-KTP
Variabel dan Item Pengukurnya
Facilitating Conditions
Pembaca chip e-KTP sudah tersedia dalam jumlah yang
memadahi.
Scanner sidik jari sudah tersedia dalam jumlah yang
memadahi.
Pemerintah menyediakan pegawai/instansi khusus yang
membantu jika menghadapi kesulitan dalam menggunakan
e-KTP.
Perceive Credibility
e-KTP lebih aman.
e-KTP sulit untuk dipalsukan.
e-KTP mengurangi kemungkinan pencurian identitas.
e-KTP menghindari pelanggaran privasi (menghindari
kebocoran informasi sensitif pada pihak ketiga tanpa ijin).
Anxiety
Saya takut menggunakan e-KTP karena takut hilang
Saya takut menggunakan e-KTP karena tidak percaya
terhadap fitur keamanan yang ada pada e-KTP
Saya segan untuk menggunakan e-KTP karena takut
merusak e-KTP akibat penggunaan yang berlebihan
Intention to Use
Saya memiliki rencana untuk menggunakan e-KTP dalam
waktu dekat
Saya bermaksud untuk menggunakan e-KTP dalam waktu
dekat
Saya memperkirakan bahwa saya akan menggunakan eKTP dalam waktu dekat

Buatan sendiri

Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Buatan sendiri
Diadopsi dari
Buatan sendiri
Buatan sendiri
Venkatesh et al.
(2003)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)
Loo et al. (2009)

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 2 Karakteristik Responden
Karakteristik
Jenis kelamin
Pria
Wanita
Usia
17 25
26 35
36 50
> 50
Pendidikan
SD
SMP
SMU
Diploma
Sarjana
Pascasarjana
Pekerjaan
Pegawai negeri
Pegawai swasta
Profesional
Wiraswasta
Pelajar/mahasiswa
Lainnya
Hasil pengujian validitas dan
reliabilitas istrumen dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4. Dari hasil tersebut
diperoleh bahwa item pengukuran SI3
tidak digunakan, karena menurut Chin
(1998, h.321), instrumen yang valid
menunjukkan loading dari masing-masing
item pada konstruk yang hendak diukur
seharusnya lebih tinggi dari cross-loading
pada konstruk lainnya. Hasil pengujian
pada Tabel 3 menunjukkan item pengukuran lainnya telah memenuhi validitas
konstruk dimana menurut Homburg dan
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Jumlah

Prosentase

84
100

45,7
54,3

22
24
83
55

12,0
13,0
45,1
29,9

12
25
81
22
39
5

6,5
13,6
44,0
12,0
21,2
2,7

14
33
2
50
16
69

7,6
17,9
1,1
27,2
8,7
37,5

Giering (1996) nilai loading factor dari
masing-masing item harus lebih dari 0,4.
Hasil pengujian pada Tabel 4 menunjukkan semua item yang digunakan reliabel
dengan nilai alfa cronbach diatas 0.6 yang
merupakan batas penerimaan alfa (Tull
dan Hawkins, 1987, h. 186; DeVellis,
2003, h.95).

51

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 3. Analisis Faktor Uji Coba Instrumen
Item
Pengukur

2

3

PE1

.877

.079

.138

PE3

.870

.202

.133

PE2
SI1
SI2
SI3

FC1
FC2
FC3

PC1
PC2
PC3
PC4

.893
.022

.005
.473
.006
.094
.180

.137
.098
.120
.029

OK

.127
.051

.116

.914

.361

-.229

DROP

.791

.255

OK

.124

.882

.383

.083

.609

-.236

.082

.154

.809
.800

.076

-.092

.105

-.240

.050
.225

-.202

.115

.860

-.113

.070

.854

-.010

-.180

-.117

ITU2

.168

.031

.857

.142

.161

.848

.003

-.076

.121

-.004

-.003

-.093

.200

-.272

.276

.331

.095

ANX3

-.193

-.258

.077

-.048

.064

.030

.123

.251

-.143

ITU3

.034

.043

.813

.792

.093

-.061
.060

-.007

ITU1

OK

-.069

.199

.052

OK

.027

-.039

.633

.029

.071

.025

.099
.089

6

.032

-.058

.069

5

Keteranga
n

.132

.414
.099

4

.024

ANX1
ANX2

52

1

Komponen

.858
.836

-.072

.079

-.079
.197

-.045

.041
.036
.157

-.056
.100

OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 4. Alfa Cronbach Uji Coba Instrumen
Variabel

Item Pengukur

PE

PE1, PE2, PE3

.912

SI

SI1, SI2

.926

FC

FC1, FC2, FC3

.620

PC

PC1, PC2, PC3, PC4

.900

ANX

ANX1, ANX2, ANX3

.659

ITU

ITU1, ITU2, ITU3

.893

PEMBAHASAN

Dari hasil pengumpulan data,
diperoleh data statistik deskriptif dari
masing-masing variabel seperti yang
ditampilkan pada Tabel 5. Data tersebut
kemudian diolah dengan menggunakan
pengujian metode regresi dengan bantuan
SPSS. Hasil pengujian regresi tanpa
variabel moderator ditunjukkan oleh
Tabel 6.
Hasil pengujian VIF pada Tabel 6
menujukkan tidak adanya multikolinearitas dimana nilai VIF bernilai lurang
dari 10 (Stagliano, 2004, h.140). Dari hasil
regresi yang ditunjukkan oleh Tabel 6
tersebut diketahui bahwa intention to use
dipengaruhi oleh performance expectancy,
facilitating conditions, dan perceived
credibility. Hal ini membuktikan bahwa
hipotesis H1, H3, dan H4 diterima. Tabel 6

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

juga menunjukkan bahwa social influence
dan anxiety tidak signifikan mempengaruhi intention to use sehingga H2 dan
H5 ditolak. Tabel 6 juga menunjukkan
bahwa
performance
expectancy,
facilitating conditions, dan perceived
credibility mampu menjelaskan 15,7%
dari intention to use. Rendahnya nilai
koefisien
determinasi
menunjukkan
bahwa ada faktor lain diluar model
sebesar 84,3% yang mempengaruhi
masyarakat untuk menggunakan e-KTP,
seperti keterpaksaan untuk menggunakannya karena tidak ada pilihan lainnya
karena KTP, baik yang berupa e-KTP
maupun KTP biasa, merupakan identitas
diri utama yang wajib dimiliki dan
digunakan oleh setiap penduduk dan
WNI.

53

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 5 Data Statistik Deskriptif dari Variabel
Variabel
PE
SI
FC

PC

ANX

ITU

Item Pengukur Mean Std. Deviation
PE1
PE2
PE3
SI1
SI2
FC1
FC2
FC3
PC1
PC2
PC3
PC4
ANX1
ANX2
ANX3
ITU1
ITU2
ITU3

Intention to use mampu merefleksikan penerimaan masyarakat terhadap eKTP karena menurut Lin et al. (2004),
penerimaan suatu teknologi mengacu
pada kondisi psikologis individu dengan
mempertimbangkan kemauan dan kesediaan individu tersebut untuk menggunakannya. Dengan mengacu pada hasil
yang ditunjukkan oleh Tabel 5, dapat
diketahui bahwa responden memiliki
kemauan untuk menggunakan e-KTP.
Sehingga dapat dikatakan bahwa program
uji petik e-KTP di Kecamatan Gondo54

3.93
3.86
3.91
2.87
2.85
3.08
3.17
3.70
3.93
3.74
3.71
3.64
2.71
2.66
2.61
3.43
3.40
3.42

.751
.802
.730
1.000
.995
.855
.958
.832
.709
.780
.762
.749
.881
.885
.861
.779
.747
.786

kusuman diterima oleh masyarak,
walaupun tingkat penerimaannya hanya
biasa-biasa saja atau netral.
Performance expectancy, facilitating
conditions, dan perceived credibility
terbukti signifikan berpengaruh positif
terhadap intention to use. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Loo et al. (2011). Sehingga
dapat dikatakan bahwa manfaat penggunaan e-KTP, kesiapan infrastruktur dan
dukungan pemerintah, dan kelebihan eKTP di bidang keamanan dan privasi
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Volume 14, No. 1, Juni 2012

Tabel 6. Pengujian Regresi Model Utama
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model

B

Std.
Error

Cons-

4.810

1.365

PE

.142

.074

SI

.079

FC

t

Sig.

3.524

.001

.144

1.916

.080

.073

.154

.075

PC

.141

ANX

-.039

tant

Beta

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

.057

.838

1.193

.990

.323

.871

1.148

.161

2.056

.041

.773

1.294

.073

.170

1.924

.056

.609

1.643

.069

-.044

-.564

.573

.787

1.271

F = 6,650 (p