Pengelola sumber daya alam dan lingkunga

MAKALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Tentang
PENGELOLAN EKOSISTEM AIR LAUT

Di Ajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Sumbe Daya Alam Dan
Lingkugan

Oleh:
Sisva Yetty/14136024

PRODI GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

1

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas
karunia yang dilimpahkan sebagai sumber dari segala solusi dan rahmat yang

dicurahkan sebagai peneguh hati dan penguat niat sampai akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan”.
Salawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai pelopor
kemajuan seluruh umat di muka bumi.
Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan mata
kuliah Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan . Penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman,
sehingga dengan bantuan dan kerja sama penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kesalahan,
selayaknya penulis hanya manusia yang tak terlepas dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar dapat lebih
sempurna dalam pembuatan makalah dimasa yang akan datang.

Padang, November 2016

Penulis

2


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………...
…..1
B. Rumusan
……….2
C. Tujuan

Masalah………………………………………………...
Masalah……………………………………………………...

…….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem Laut………………………...
…………………..…..3
B. Pembagian


Ekosistem

Air

Laut……………………………………………4
C. Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut………………………………………………9

D.
E.
F.
G.
H.

Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia……………………...10
Dampak Dari Kerusakan Ekosistem di Laut..............................................11
Cara Mangatasi Pecemaran Ekosiatem Air Laut…………………...…….12
Komonitas Di Dalam EkosistemAir Laut………………………………..13
Sumber CO2 di lautan……………………………………………….……14


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………
.16
B. Saran……………………………………………………………...………
16
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri
atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati
dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya
alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan
cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara
yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan

mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar
manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa
mendatang. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti
oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya
alam bersifat terbatas.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia
perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak
merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam
memikirkan

kelanjutan

berkelanjutan

bertujuan

sumber

daya


alam

SDM.
pada

untuk

Pembangunan
terwujudnya

mendukung

yang

keberadaan

kesejahteraan

manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya
pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan

makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah
kehidupan bisa terganggu.

4

Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet
bumi. Lautan menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi
hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian
besar daratan bumiIndonesia sebagai Negara kepulauan terletak di antara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi
yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di
beberapa tempat, terutama di kawasan barat menunjukkan bentuk yang
sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama
kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, tidak
teratur dan rumit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ekosisten Air Laut?
2. Bagaimana Pembagian Ekosistem Air Laut?
3. Apa saja Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut?
4. Apa Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia?

5. Apa Dampak Dari Kerusakan Ekosistem di Laut?
6. Bagaimna Cara Mangatasi Pecemaran Ekosiatem Air Laut?
7. Bagaimana Komonitas Di Dalam EkosistemAir Laut?
C. Tujuan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk Mengetahui Pengertian Ekosisten Air Laut.
Untuk Mengetahui Pembagian Ekosistem Air Laut.
Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut.
Untuk Mengetahui Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia.
Untuk Mengetahui Dampak Dari Kerusakan Ekosistem di Laut.
Untuk Mengetahui Cara Mangatasi Pecemaran Ekosiatem Air Laut.
Untuk Mengetahui Komonitas Di Dalam EkosistemAir Laut.


5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosisten Air Laut

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling
luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari
dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena
luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut
menjadi

perhatian

orang

banyak,

khususnya


yang

berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut
juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat
di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam,
ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem
pasang surut. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada
ekosistem air laut merupakanmedia internal dan eksternal
bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat
yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus
jugamerupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh
tumbuh-tumbuhan dan binatang- bianatang laut.
Dari seluruh komponen biotik yang ada, maka salah satu di antaranya
yang menarik untuk dikaji adalah meiofauna interstisial, yaitu suatu
kelompok fauna bentik yang berukuran antara 63–1000 μm (0.063–1 mm)
atau kelompok metazoa kecil yang berada di antara mikrofauna dan
makrofauna. Organisme ini hidup dalam ruang interstisial yaitu ruang di
antara partikel-partikel sedimen atau di sela-sela butiran sedimen (Higgins
& Thiel 1988; Funch et al. 2002; Linhart et al. 2002; Bartolomaeus &
Schmidt-Rhaesa 2006). Karena fauna ini hidupnya secara interstisial, maka

di dalam penelitian ini disebut sebagai meiofauna interstisial.

6

Meiofauna interstisial merupakan biota laut yang masih sedikit
dikenal oleh sebagian orang bila dibandingkan dengan biota laut lainnya,
seperti ikan, kepiting, penyu, siput, cumi-cumi dan udang. Hal ini
disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang sangat kecil dan posisinya yang
tersembunyi di dalam sedimen serta tidak memberikan manfaat langsung
bagi manusia (manfaat ekonomi). Umumnya meiofauna interstisial ini baru
dikenal oleh para ilmuwan yang menekuni bidang biologi dan ekologi laut.
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.
a. Memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi.
b. Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
c. Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang
lain.
d. Memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di
kedalaman laut.
e. Terdapat arus laut, yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin,
perbedaan densitas (massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan
gaya tektonik batuan bumi.
B. Pembagian Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai,
estuari, dan terumbu karang.
1. Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah
kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas
yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau
pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi
permukaan
mengandung

tanah

yang

garam

sangat
dan

luas

berasa

dan

umumnya

asin..

Tetapi

7

bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan
yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah
daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi
dengan kondisi seperti itu adalah:
a) Banyak minum
b) air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
c) sedikit mengeluarkan urine
d) pengeluaran air terjadi secara osmosis
e) garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di
dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam
yang dapat kita manfaatkan..
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis
laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses
terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a. Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Laut

Ingresi,

terjadi

karena

dasar

laut

mengalami

penurunan. Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih
dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku
2.

dan Laut Sulawesi.
Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut
bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari
laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter.
Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan

dan Laut Arafura.
3.
Laut Regresi,

terjadi

karena

laut

mengalami

penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur
yang dibawa oleh sungai.
b. Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
1. Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua.
Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.

8

2.

Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua
benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di

wilayah Indonesia.
3.
Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah
benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan.
Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik

c. Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut
terdiri dari empat zona, yaitu :

1. Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis
surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada
saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut
mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di
daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai
kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya
wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan
Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti
Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki
kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
4. Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki
kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung
9

Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao
(10.830 meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat
luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan
ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.
Adapun wilayah perairan laut Indonesia antara lain :
1.

Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya
mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara
berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang
terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen
didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan
oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan
dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia,

Singapura dan India.
2. Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12
mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis
yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat
air laut surut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu
negara yang diukur sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis
dasar wilayah laut.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem
air laut dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.
a. Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari,
kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu
berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
b. Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200 – 2.000
meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk
fotosintesis.

10

c. Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya
matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.
2. Pantai
Ekosistem

pantai

letaknya

berbatasan

dengan

ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural
sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun
pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
a. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang
naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi
bagi kepiting dan burung pantai.
b. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan
pasang

rendah.

Daerah

ini

dihuni

oleh

ganggang,

porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan
c.

ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun

surut.

Daerah

ini

dihuni

oleh

beragam

invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas
tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke
arah darat dibedakan sebagai berikut :
a) Formasi pes caprae
Dinamakan

demikian

karena

yang

paling

banyak

tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes
caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna,
Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat

11

lagi

ditumbuhi

Crinum

asiaticum

(bakung),

Pandanus

tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk
di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan
Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur,
maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar
napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah
berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk
mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus,
Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak
terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan
ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang

menjadikan

estuari

sebagai

tempat

kawin

atau

bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga

12

merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air,
yaitu unggas air.
C. Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan
gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang merupakan
perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke
darat terdapat hutan pantai.
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
1. Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah
dingin cukup rendah.
2. Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3. Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan
4.

temperatur dan perputaran bumi.
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut
mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya
sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di
lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas
termoklin.

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki
karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu
adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya
ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum,
sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis,
sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
D. Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia

13

Laut merupakan bagian dari samudera.Lautan adalah laut yang sangat
luas.Laut merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang sangat banyak
dan menggenangi yang membagi daratan atas benua atau pulau.
Air merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk
hidup.Air memiliki peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan
negara Indonesia yang terletak atau dikelilingi lautan ini mendatangkan
manfaat yang besar bagi warga yang hidup atau tinggal di dalamnya.Di
dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan.
Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan
manusia,yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Laut sebagai sumber makanan
Untuk mengontrol iklim dunia
Laut sebagai tempat rekreasi dan Hiburan
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak,Angin,Pasang Surut
Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput Laut
Laut sebagai tempat barang tambang
Sebagai Objek Riset Penelitian
Laut sebagai Sumber Air Minum
Laut sebagai Jalur Transportasi

E. Dampak Dari Kerusakan Ekosistem di Laut

Kerusakan lingkungan yang ada di laut adalah keadaan lingkungan
laut yang menjadi rusak atau laut yang dalam keadaan tak seperti awalnya.
Fungsi laut tak dapat lagi diambil atau dirasakan. Contoh dari keadaan
lingkungan laut yang rusak ini adalah hilangnya terumbu karang dan hewan
laut lain yang ada di dalam laut. Dengan hal ini, keadaan di dalam laut tak
lagi menjadi hal yang indah dan menyenangkan untuk diamati oleh para
penyelam.
Penyebab kerusakan lingkungan yang ada di laut ini kebanyakan juga
dilakukan oleh tangan manusia. Misalnya seperti apa yang telah disebutkan
14

di atas seperti rusaknya terumbu karang yang ada di laut adalah disebabkan
oleh manusia yang ingin untuk mendapatkan keuntungan yang kebih dari
laut tanpa mau melihat kerugian yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
faktor yang menyebabkan kerusakan Ekosistem Laut.
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan
yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk
melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan
membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja
dapat membunuh terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan
pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena
meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari
pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui
air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke
laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal
akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara
tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di
pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari
aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada
kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan
karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.

15

7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom
dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal
dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi
terumbu karang.
9. Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai
terumbu karang di sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan
kekeruhan yang menghambat difusi oksigen ke dalam polip atau hewan
karang.
10. Pengerukan di sekitar terum-bu karang Meningkatnya kekeruhan yang
meng-ganggu pertumbuhan karang.
11. Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun (misalnya
Kalium Sianida) Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan
biota avertebrata.
12. Penangkapan ikan dengan bahan peledak Mematikan ikan tanpa
dikriminasi, karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.
F. Cara Mangatasi Pecemaran Ekosiatem Air Laut

Selain kegiatan pemantaun lingkungan laut tersebut, ada beberapa
tindakan nyata yang dapat dilakukan agar pencemaran dan kerusakan
ekosistem laut dapat dicegah dan dihindari sedini mungkin:
a) Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan
b)

mencegah semua kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut.
Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik
penangkapan
pengurukan

biota,
dan

eksploitasi
pengerukan

sumberdaya
perairan,

pasir

dan

penanggulan

batu,
pantai,

pemanfaatan dan penataan ruang kawasan pesisir, konflik, dan
pembuangan limbah.

16

c)

Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung,
kepekaan dan kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan
sebagainya yang berwawasan lingkungan laut kepada pemuka

masyarakat.
d) Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan
ekosistem laut (karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota,
kualitas perairan dan sebagainya.
e) Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian,
pendidikan dan pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang
dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait lingkungan laut.
f. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat
berupa penerapan peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait
dengan pencemaran lingkungan laut.
G. Komonitas Di Dalam EkosistemAir Laut

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2. Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan
ditemukan di dalam ekosistem laut.
3. Zooplaokton
Terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau
sampah.Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal
merupakan daerah gelap sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak
berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang
ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam
merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.
H. Sumber CO2 di lautan

Karbon di alam selain dalam bentuk bahan organic, umumnya
dalam bentuk gas dan batuan karbonat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan.
17

Karbon melalui proses fotosintesis tumbuhan akan diubah menjadi senyawa
organic yang dapat dipergunakan oleh organisme lainnya. Unsur karbon
mempunyai kemampuan saling mengikat abtar sesamanya yang merupakan
dasar untuk terbentuknya keanekaragaman dan ukuran molekuler, sehingga
tanpa proses ini kehidupan tidak akan ada.
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian
besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa
karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting
dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam
mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau
lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer
dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer.
Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer
ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki

sifat

dua

arah,

mencapai

sebuah

kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai
pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini
mengontrol perubahan yang besar pada pH :
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan
siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk
menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk
menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena
terdapat banyak faktor yang mempengaruinya.
Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke
konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energi
foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen
memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis.
Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan
karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk
melangsungkan kehidupannya.
18

Tumbuhan hijau di permukaan bumi dan sistem karbonat di lautan
sangat efektif dalam mengikat CO 2 dari atmosfer. Akan tetapi, karena
adanya peningkatan dari pemakaian bahan bakar minyak bumi yang
disertai dengan penurunan kapasitas pemindahan dari tumbuhan hijau akan
melampaui kontrol Cybernatik sehingga lambat laun kandungan CO 2 di
atmosfer meningkat. Diperkirakan pada pertengahan abad mendatang
kandungan CO2 di atmosfer akan meningkat dua kali lipat dari yang ada
sekarang, sehingga keadaan iklim dunia akan menjadi semakin panas
dengan rata-rata kenaikan temperatur sebesar 1,5-4,5oC yang diikuti
dengan kenaikan permukaan air laut (karena pencairan es di daerah kutub)
dan perubahan pola curah hujan yang dapat mengganggu produksi
pertanian.
Siklus karbon sendiri memiliki arti yang luas. Dalam siklus karbon
cadangan di atmosfer adalah sangat kecil jumlahnya jika dibandingklan
dengan jumlah karbon yang ada didalam laut, minyak bumi dan cadangancadangan lain di dalam kerak bumi. Kehilangan karbon dalam aktifitas
pertanian (misalnya karena penambahan karbon ke atmosfer lebih banyak
dari pada yang disebabkan karena yang diikat oleh tanaman-tanaman tidak
dapat menggantikan karbon yang dilepaskan dari tanah, terutama yang
diakibatkan karena seringnya pengolahan tanah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan
ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan
dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ),
karena luasnya dan potensinya yang sangat besar. Ekosistem laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal. Laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya

19

sebagai sumber makanan, sebagai pengontrol iklim dunia, sebagai tempat
rekreasi/hiburan dan lain sebagainya. Namun saat ini laut semakin
tercemar oleh limbah-limbah kimia, untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan penanggulangan pencemaran laut dengan cara membuat alat
pengolah limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang
aman, dan daur ulang limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut kita
maka salah satu cara Penanggulangan Pencemaran Di Laut adalah dengan
upaya pencegahan.
B. Saran
Dalam pembuatan maakalah ini penulis masih banyak
kekurangan dan melakukan kesalahan .oleh karenaa itu
penulis minta kritik dan sarnnya yang membangun agar
tidak mengulangi kesalahan lagi , semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah I, Lestari ES. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungan. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
http://bernadtalip.blogspot.com/2011/10/kerusakan-laut-karena-ulah-ulahmanusia.html

20

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/penanggulangan-pencemaran-dilaut.html
Dahuri, H.R., Rais, J., Ginting, S.P., dan Sitepu, M.J.,
1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
http://ekosistemlaut.com

21